61, Bandung yang terdiri dari Pro 1, Pro 2 dan Pro 4 pada saat on-air (siaran) pada program-program yang disajikan. Dari penjelasan tersebut terlihat jelas bahwa tindakan komunikatif ini merupakan fungsi interaksi tunggal, bersifat linguistik (verbal) dan non verbal.Untuk melihat tindakan komunikatif dalam penelitian pola komunikasi penyiar maka peneliti akan melihat bagaimana pengelola media memilih lembaga penyiaran berdasarkan ciri-cirinya yang mampu meliput acara yang telah dibuat, dan apa yang harus dilakukan lembaga penyiaran selama siaran. Subyek dalam penelitian ini adalah pihak penyiar komunikasi yaitu pihak penyiar dari RRI Bandung kepada pendengar yang ditentukan oleh peneliti dengan kriteria acara unggulan dari Pro 1, Pro 2 dan Pro 4.
Berikut gambaran entitas dalam penelitian ini yaitu penyiar pada program unggulan di setiap segmen atau Pro di Radio Republik Indonesia Bandung. Pagi untuk memberikan informasi yang lebih akurat mengenai program Morning Harmony pada penelitian ini. Alasan penulis memilihnya sebagai topik adalah karena hanya ada satu penyiar dalam program Forum Mahasiswa ini yaitu beliau.
Akbar sendiri sudah cukup lama menjadi penyiar acara ini, lima tahun, dan belum ada yang menggantikannya. Dengan cara ini, beliau dapat memberikan data yang lebih akurat tentang program acara Forum Mahasiswa dalam penelitian ini. RRI Bandung, apa saja ciri-ciri lembaga penyiaran yang dapat meliput acara yang dibuat dan hal-hal apa saja yang harus dilakukan oleh lembaga penyiaran selama siaran.
Sejarah Singkat Radio Republik Indonesia Bandung
Menanggapi hal tersebut, diadakanlah pertemuan pada tanggal 29 Maret 1937 antara wakil-wakil penyelenggara Radio Siaran Timur yang dijalankan oleh orang-orang pribumi Indonesia di Bandung. Pada saat itu, tentara Jepang menginvasi Pulau Jawa, dan pemerintah Belanda menghancurkan semua peralatan penyiaran radio yang dimilikinya untuk mencegah Jepang menggunakannya. Kabar ini diterima dari siaran radio Inggris di London yang dipantau pada 14 Agustus 1945.
Berkat nasehat dan bimbingan tokoh politik Otto Iskandardinata yang saat itu menjadi pengisi acara dan sering berpidato di Bandung Hoso Kyok, beliau jugalah yang selalu mendorong militansi pemuda yang bekerja di bidang komunikasi, serta informasi. tentang kebijakan dalam dan luar negeri saat itu. Pada saat yang sama, terjadi peristiwa heroik di Bandung yang dilakukan oleh pejuang radio muda yang berhasil merebut dan merebut studio dan pemancar Radio Bandung Hoso Kyoku di Jl. Hingga akhirnya dunia mengetahui kemerdekaan Indonesia dari RRI Bandung yang terjadi pada tanggal 17 Agustus 1945, Jumat pukul 19.00 yang bertepatan dengan bulan Ramadhan.
Dunia dihebohkan dengan seruan kemerdekaan yang terdengar dari Radio Bandung: “Inilah kirim Bandung, Radio Republik Indonesia”, suara penuh percaya diri dan keberanian R.A Darya yang mengucapkan kalimat inilah yang mengawali siaran Radio Bandung. Ungkapan ini terinspirasi dari BBC London yang disesuaikan dengan kemungkinan bentuk negara Indonesia yang saat itu mengarah pada republik. Keputusan lainnya adalah keputusan stasiun radio di seluruh Indonesia harus disebut RRI, dan ia menetapkan tanggal 11 September 1945 sebagai Hari RRI.
Demonstrasi tersebut menjadikan fasilitas utama Gedung DPRD Jabar sekaligus Gedung Penyiaran RRI Bandung. Dengan diterapkannya undang-undang no. 32 Tahun 2002 tentang penyiaran, RRI saat ini berstatus Lembaga Penyiaran Publik. Status RRI sebagai Lembaga Penyiaran Publik telah dikukuhkan melalui Peraturan Pemerintah Nomor 11 dan 12 Tahun 2005 yang merupakan penjabaran lebih lanjut dari Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2002.
Fungsi RRI sebagai lembaga penyiaran publik tidak hanya sekedar memberikan informasi yang nyata, akurat dan terpercaya. Hiburan musik internasional juga dihadirkan dalam siaran RRI. Cakupan wilayah siaran RRI tidak hanya dalam negeri saja namun juga merambah luar negeri yang disajikan dalam Voice Of Indonesia (RRI Siaran Luar Negeri).
Karakteristik Radio Republik Indonesia Bandung
RRI juga menghadirkan tayangan dengan nilai seni dan budaya nasional yang dikemas dalam sajian menarik. Saat ini RRI mempunyai 60 stasiun penyiaran dan stasiun penyiaran khusus yang beroperasi di luar negeri. Penyiar di setiap Pro di Radio Republik Indonesia Bandung mempunyai ciri dan gaya berbicara yang berbeda-beda yang didasari oleh ciri khasnya masing-masing mulai dari penyiar itu sendiri dan juga perbedaan aturan yang diberikan oleh produser acara di setiap programnya.
Program acara di Radio Republik Indonesia Bandung sangat beragam, Sebagai lembaga penyiaran publik, radio ini mempunyai program acara yang dapat mengedukasi, menghibur dan berdialog tentang berbagai permasalahan yang terjadi. Tidak hanya program siaran, ada juga beberapa program drama atau dongeng yang disajikan kepada masyarakat, terkadang diproduksi oleh Radio Republik Indonesia Bandung.
Motto Radio Republik Indonesia Bandung
PRIMA
SUARA
- Visi dan Misi Radio Republik Indonesia Bandung
- Program Acara Unggulan Radio Republik Indonesia Bandung Radio Republik Indonesia Bandung memiliki beberapa program acara
- Wilayah Penelitian
- Sumber Data
- Teknik Pengumpulan Data
Menjadikan Radio Republik Indonesia lembaga penyiaran publik menjadi radio dengan jaringan terluas, membangun karakter nasional dan berkelas dunia. Menyelenggarakan program penyiaran yang berperspektif gender yang sejalan dengan budaya nasional dan memenuhi kebutuhan kelompok minoritas. Meningkatkan kualitas siaran luar negeri dengan program siaran yang mencerminkan politik negara dan citra positif bangsa.
Meningkatkan partisipasi masyarakat dalam proses penyelenggaraan penyiaran, mulai dari tahap perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi program siaran. Rekomendasi Program dari Radio Republik Indonesia BandungRadio Republik Indonesia Bandung mempunyai program yang beragam. Radio Republik Indonesia Bandung mempunyai beberapa program unggulan disetiap Kelebihannya. Harmony Morning merupakan program unggulan di Pro 1. Program ini merupakan jenis program majalah udara yang disiarkan oleh suatu lembaga penyiaran dalam satu hari.
RRI Bandung mempunyai tiga orang penyiar dalam program ini yaitu Dedi, Kiki dan Sulaeman, dan satu persatu penyiar mempunyai jadwal masing-masing setiap harinya yang dibagi tugas oleh produser program. Tujuan dari program acara ini adalah untuk memberikan inspirasi, pencerahan dan informasi edukasi kepada masyarakat. Forum Mahasiswa merupakan program unggulan yang diadakan pada Pro 2, sasaran pemirsanya adalah kalangan pendidikan mulai dari pelajar SMA hingga mahasiswa tingkat Universitas, dan disiarkan dalam satu hari oleh lembaga penyiaran.
Studenterforum merupakan program yang menyajikan dialog interaktif antar mahasiswa dalam menyikapi fenomena yang terjadi disekitarnya saat ini dan urusan pemerintahan, baik di bidang politik, budaya, sosial dan lainnya. Heuheuy Deudeuh merupakan salah satu program unggulan yang diadakan di Pro 4, target audiensnya adalah masyarakat umum. Acara acara ini merupakan sebuah acara hiburan dimana penonton dapat menikmati berbagai musik Sunda yang dipadukan dengan berbagai informasi yang diberikan kepada pendengarnya.
RRI Bandung memiliki enam penyiar dalam program ini yaitu Agus dan Wiedya, Wawan dan Rina serta Cahya dan Nia Yunia. Kedua penyiar tersebut memiliki jadwal masing-masing setiap harinya, yang mana produser program tersebut telah membaginya menjadi beberapa tugas. Didapatkan gambaran umum daerah penelitian ini adalah kantor Radio Republik Indonesia Bandung yang terletak di Jalan Diponegoro no.
Teknik pengumpulan data yang akan peneliti gunakan dalam meneliti pola komunikasi lembaga penyiaran Radio Republik Indonesia Bandung kepada pendengarnya adalah sebagai berikut.
Non Participant Observation
Dalam buku Pedoman Penyusunan Skripsi, Proposal Penelitian dan Karya Ilmiah di Fikom Unisba, menurut Suprayogo dan Tobroni, teknik pengumpulan data pada dasarnya dapat dilakukan melalui observasi partisipan, wawancara mendalam dan dokumentasi. Peneliti dapat melihat hal-hal yang dilewatkan atau tidak diamati oleh orang lain, terutama orang-orang di lingkungan tersebut, karena dianggap “normal” sehingga tidak akan diungkapkan dalam wawancara. Peneliti mungkin menemukan hal-hal yang tidak diungkapkan responden dalam wawancara karena sensitif atau ingin diliput karena dapat merusak nama lembaga.
Peneliti dapat mengatakan hal-hal di luar persepsi responden, sehingga peneliti memperoleh gambaran yang lebih utuh.
Wawancara terstruktur
Di lapangan, peneliti tidak hanya dapat melakukan observasi saja, namun juga memperoleh kesan-kesan pribadi, misalnya merasakan suasana dalam situasi sosial. Morgen di Pro 1, penyiar Forum Mahasiswa di Pro 2, dan penyiar Heuheuy Deudeuh di Pro 4. Tak hanya itu, peneliti juga mewawancarai pendengar yang sering mendengarkan program unggulan dari Pro 1, Pro 2 dan Pro 4.
Alat-alat yang membantu penulis dalam melakukan wawancara ini adalah tape recorder, pulpen, buku dan lain-lain yang membantu dalam melakukan wawancara.
Dokumen
Teknik Analisis Data
Pengumpulan data
Reduksi Data
Penarikan Kesimpulan/Verifikasi
Uji Keabsahan Data
- Triangulasi Sumber
- Triangulasi dengan Metode
Salah satu cara untuk menguji validitas penelitian kualitatif adalah jika terdapat kesamaan antara apa yang ditemukan peneliti dengan apa yang diungkapkan informan. Dalam penelitian kualitatif, temuan atau data dapat dinyatakan valid apabila tidak terdapat perbedaan antara apa yang dilaporkan peneliti dengan apa yang sebenarnya terjadi pada objek yang diteliti. Namun perlu diketahui bahwa kebenaran realitas data menurut penelitian kualitatif tidak bersifat tunggal, melainkan majemuk dan bergantung pada konstruksi manusia, yang terbentuk dalam diri seseorang sebagai hasil proses mental individu dari berbagai latar belakang.
Uji keabsahan data mengenai pola komunikasi lembaga penyiaran Radio Republik Indonesia Bandung akan disajikan sebagai berikut. Menurut Moloeng, triangulasi adalah teknik memeriksa keabsahan data dengan menggunakan sesuatu yang berbeda. Dengan penjelasan tersebut, peneliti menggunakan dua jenis triangulasi untuk menguji keabsahan data, yaitu triangulasi sumber dan triangulasi metode.
Dengan triangulasi sumber ini peneliti dapat membandingkan hasil yang diperoleh dalam penelitian dari apa yang peneliti lihat, kemudian dari informan yang satu dengan informan yang lain, sebagai uji keabsahan data. Triangulasi Sumber Patton berarti membandingkan dan memeriksa kembali tingkat keandalan informasi yang diperoleh melalui waktu dan instrumen yang berbeda dalam penelitian kualitatif (dalam Setiana, 2012: 63). Menurut Nasution, tujuan triangulasi adalah untuk memeriksa kebenaran data tertentu dengan cara membandingkannya dengan data yang diperoleh dari sumber lain, pada berbagai tahapan penelitian lapangan, pada waktu yang berbeda, dan seringkali menggunakan metode yang berbeda.
Prosedur ini memang sangat memakan waktu, namun selain meningkatkan validitas, juga menambah kedalaman temuan penelitian. Berdasarkan penjelasan tersebut, penulis melakukan dan membandingkan hasil data observasi dengan hasil wawancara kepada seluruh informan yaitu lembaga penyiaran; penulis membandingkan seluruh wawancara informan yaitu lembaga penyiaran dengan wawancara Produser Acara; Penulis juga membandingkan hasil wawancara seluruh informan dengan pendengar RRI Bandung. Triangulasi dengan metode ini bertujuan untuk memeriksa hasil penelitian dengan menggunakan beberapa teknik pengumpulan data yang peneliti gunakan dan beberapa sumber data dengan menggunakan metode yang sama, sebagai derajat kepercayaan terhadap penelitian ini.
Gambar Triangulasi Metode di RRI Bandung Sumber: Data Penulis