BAB IV
ANALISA DAN PEMBAHASAN
A. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN
Penelitian ini dilaksanakan di atas kapal KM. Tanto Bersinar yang mana merupakan kapal container dengan GT. 13235 ton. Kapal ini memiliki call sign yaitu YBSK2 dengan imo number 9202900. Jumlah awak kapal ada 22 orang termasuk Nahkoda, Kapal KM. Tanto Bersinar di bangun pada tahun 1998 yang mana memiliki dimensi panjang 132,06 meter dan lebar 29.79 meter dengan disertai dua crane di atas main deck. Kapal KM. Tanto Bersinar beroperasi di daerah perairan lokal dengan membawa muatan container dry dan container reefer. kapal ini dimiliki oleh perusahaan PT.
Tanto Intim Line yang berkantor pusat di kota Surabaya.
B. HASIL PENELITIAN 1. Penyajian Data
Adapun temuan tentang masalah blind sector di atas kapal berdasarkan observasi dan wawancara yang dilakukan Penulis saat penelitian, sehingga berkaitan dengan rumusan masalah yang dibahas.
Pelaksanaan mencari blind sector di atas kapal saat kapal berlayar dilakukan saat berjaga dengan perwira jaga. Kegiatan tersebut sebenarnya bukan menjadi kegiatan yang rutin dilaksanakan dan wajib dilaksanakan karena tidak begitu bersangkutan dengan keselamatan pelayaran hanya saja pada saat melakukan berlayar bisa saja menjadi kejadian yang berbahaya bahkan bisa mengakibatkan tubrukan. Hal
31
inilah yang menyebabkan Penulis mengatakan bahwa kejadian tubrukan di laut bisa saja terjadi akibat blind sector radar yang bisa saja terjadi dalam keadaan waktu tertentu dan harus dicari tahu sebab dan cara penangannya sehingga dapat meningkatkan keselamatan pelayaran.
Disini penulis menilai dan mengamati dengan alat navigasi modern RADAR(Radio Detection and Ranging) Pada MV.Tanto Bersinar yang dimiliki adalah Radar Furuno Serial JMA-9122-6xa.
Gambar 4.1 Radar MV.Tanto Bersinar
Sumber: File Tanto Bersinar: 2019
Melakukan pengamatan terhadap Blind Sector pada radar dilakukan observasi pada beberapa kesempatan untuk membandingkan hasil keakuratannya.
Oleh karena itu pengamatan yang dilakukan harus mengetahui pengaturan yang pas pada radar agar tampilan pada display radar sesuai yang diinginkan dan meminimalisir kesalahan pada saat melakukan pengamatan. Ciri-ciri radar yang terdapat blind sector pada sudut tertentu radar tersebut tidak dapat menampilkan hasil proyeksi dari luar kapal karena tertutup atau terhalang dari crane kapal ataupun muatan di dek.
Pada MV. Tanto Bersinar contoh sudut blind sector adalah sebagai berikut.
Gambar 4.2 Tabel sudut blind sector MV. Tanto Bersinar
Sumber: File Tanto Bersinar: 2019
Lingkaran merah merupakan tempat atau area yang tidak dapat terpindai oleh radar karena posisi dari muatan dan sudut dari radar yang tidak dapat menjangkau target yang berada dari posisi tersebut. Pada manual hand book dari radar jenis Furuno
sudut blind sector dapat terjadi karena pandangan yang terhalang oleh corong, tumpukan muatan atupun tiang,di jalur antena dapat mengurangi intensitas radiasi dari beam. Jika sudut subtended di antena lebih dari beberapa derajat mungkin sektor buta dihasilkan. Dalam sektor buta target kecil jarak dekat mungkin tidak terdeteksi saat target yang lebih besar pada rentang yang jauh lebih besar mungkin terdeteksi.
Gambar 4.3 sudut blind sector
Sumber: Slide Share: 2017
Oleh karena itu pada penelitian kali ini penulis akan meneliti Blind Sector pada saat berjaga dengan mualim I, II, dan III.
a. Pada tanggal 11 November 2019, pada saat berjaga dengan mualim III jam 20.00-24.00 di selat Malaka kapal berlayar dari Surabaya menuju Belawan terlihat ada sosok benda di radar atau titik yang tertampilkan di radar tersebut maka perwira jaga
pada saat itu menganalisa proyeksi dari benda yang berada diluar tersebut dengan cara melihatnya dengan binocular dengan perkiraan sosok tersebut adalah sosok lampu dari bendera nelayan.
Gambar 4.4 Proyeksi dari sosok benda di luar kapal
Sumber: File Tanto Bersinar: 2019
Pada lingkaran putih terdapat nelayan yang tidak dapat terlihat pada radar tidak jelas dan melemah sedangkan gain clutter sudah pada angka 58 cukup besar untuk setingan 0 – 100, pada luar kapal nampak nelayan yang mendekat tapi tidak terlihat di radar.
Gambar 4.5 Lampu dari perahu nelayan
Sumber: File Tanto Bersinar: 2019
Dan pada saat kapal mendekati benda tersebut dengan haluan tetap pada jarak sekitar 3 cable sampai 4 cable ( 1 cable = 185.2 meter) benda yang tampilannya lemah terus memudar,mualim jaga memerintahkan juru mudi jaga pada saat itu untuk menyorotnya dengan ALDIS, untuk melihat respon dari benda tersebut, akan tetapi tidak ada merespon balik dengan menyorot lampu atau senter kearah kapal KM. Tanto Bersinar, saat sosok benda dilihat secara langsung keluar anjungan ternyata benda tersebut adalah nelayan dan langsung perwira jaga mengambil tindakan dengan membelokkan kapal ke kanan sebesar 15֯ kanan untuk meghindari nelayan tersebut.
b. Pada tanggal 28 Januari 2020, saat berjaga dengan mualim II pada pukul 12.00 – 16.00, kapal perjalanan dari Surabaya ke Belawan berlayar di Laut Jawa kapal sedang melewati kelompok nelayan
tepat di arah haluan atau garis trek dari kapal M.V Tanto Bersinar, kelompok nelayan tersebut mencari ikan secara berkelompok dengan Panjang melintang di sampai dengan 2 mil laut ke kanan haluan kapal dan 1.5 mil laut ke kiri haluan kapal, perwira jaga memutuskan untuk memotong melewati sela – sela kelompok nelayan tersebut, mualim II yang saat itu berjaga dengan kadet deck junior memerintahkan kadet tersebut untuk memegang manual kemudi, mualim II berjaga di depan radar unutuk memastikan target yang berada diradar bisa dilewati dengan aman. Akan tetapi ada satu target yang kurang jelas di kiri haluan kapal M.V Tanto Bersinar pada saat kapal bermanuver kurang terlihat jelas pada layar radar saat mendekati jarak 3 cable, akhirnya mualim II memutuskan melihat keluar anjungan di wings kiri untuk melihat sosok yang di luar tersebut, lalu setelah tau posisi benda atau sosok yang di luar tersebut adalah perahu nelayan, mualim II memerintahkan pada kadet II untuk membawa kemudi tidak kiri.
c. Pada tanggal 01 juni 2020, saat bermanuver dengan mualim I hendak lepas dari tempat labuh di Johor Anchorage area pada pukul 17.00 LT, kapal M.V Tanto Bersinar melakukan tes mesin yang pada waktu itu telegraph di pegang oeh mualim II sedangkan mualim III standby dengan bosun, kelasi, beserta kadet dek junior di haluan untuk melanjutkan perintah jika heave up anchor dan mengawasi kapal saat manouver dari haluan apabila ada nelayan melintas ataupun jaring nelayan yang nanti ditakutkan menyangkut
pada bulbous kapal saat bermanuver keluar dari tempat labuh.
Mualim I berada di anjungan untuk membantu peran Kapten dalam bermanuver, saat tes mesin maju ternyata di sisi belakang buritan kapal M.V Tanto Bersinar ada nelayan yang menjaring ikan berjalan pelan melewati buritan kapal, perahu nelayan tersebut terombang ambing di buritan kapal, pada saat hendak melaukan tes mesin mualim I melihat radar tidak terlihat benda atau sosok yang mecurigakan di dekat atau sekitar kapal, akan tetapi saat sudah tes mesin baru mualim I keluar anjungan untuk melihat buritan dan ternyata benar di belakang buritan ada perahu nelayan yang sudah terombang ambing akibat tes mesin maju dari MV. Tanto Bersinar, seketika itu mualim I memerintahkan mualim II sementara menunda tes mesin mundur, dan memerintahkan kadet dek senior yang berada di anjungan untuk ke buritan menghalau nelayan tersebut agar menjauhi buritan kapal segera, setelah nelayan tersebut menjauh baru dilaksanakan tes mesin mundur.
2. Analisis Data
Mengingat cara atau pola pikir mualim berbeda ataupun beraneka ragam, dalam peneitian ini penulis berpendapat bahwa penanganan untuk pecegahan tubrukan saat berlayar, khusunya pada masalah blind sector radar saat kapal berlayar masih terdapat sedikit kelalaian dan terlalu berani dalam mengambil tindakan saat membawa kapal. Ada beberapa faktor yang penulis temukan dalam permasalahan ini:
a. Kurangnya perhatian pada sekitar area kapal.
Berdasarkan kejadian yang telah di alami saat berjaga dengan mualim jaga, mualim jaga kurang mengamati sekitar dan kurang memperhatikan radar yang menyala dan tidak memperhatikan sisi kiri haluan, karena tidak mengamati radar dengan baik dan kurang melakukan pengamatan dengan baik antisipasi terhadap area sekitar kapal menjadi berkurang , selain itu pandangan pada kiri terhalang oleh dua crane kapal yang menghalangi pandangan untuk melihat ke sekitar area kapal.
b. Kurangnya antisipasi sebelum melakukan tindakan saat berjaga di anjungan.
Kurangnya antisipasi mualim kapal dalam melakukan tindakan dengan berani membuat keputusan yang membahayakan dapat menambah resiko tuburukan di laut saat kapal berlayar.
Sebelum terjadi kejadian tubrukan mualim jaga menganggap remeh, sehingga ini akan menjadi kebiasaan buruk mualim jaga untuk terus mengambil keputusan yang berani dan kurang antisipasi.
c. Kurangnya tanggungjawab mualim kapal dalam melakukan tes blind sector pada radar.
Kurangnya tanggungjawab mualim kapal dalam melakukan tes pada radar saat melakukan tugas penjagaan, sehingga tidak mengetahui sektor yang tidak dapat dideteksi oleh radar.
C. PEMBAHASAN
Dari Analisa data tersebut, maka penulis perlu membahas dengan lebih lanjut mengenai penanganan blind sector radar pada saat berlayar.
Maka mualim jaga harus mengerti mengenai blind sector untuk selanjutnya dapat diterapkan dengan baik di atas kapal.
Dengan mengacu pada radar operasi manual yang mengatur tentang cara pengoperasian radar yang baik dan benar dari semua kapal yang berlayar. Maka perhatian pada area sekitar kapal oleh perwira jaga dan antisipasi perwira jaga dalam melakukan tindakan dan membuat keputusan yang membahayakan perlu ditingkatkan.
Penyebab dari blind sector di kapal adalah karena adanya area yang tidak dapat dipindai oleh radar , sektor buta dan bayangan dapat terjadi ketika pancaran dari transmitter radar terhalang oleh penghalang di atas kapal , contohnya seperti cerobong , crane kapal , dan suprastukutur atau bangunan kapal yang lain. Akibatnya blind sector dapat menghalangi radar dalam menerima pancaran kembali gelombang transmitter yang terpantul dari benda tersebut.
Gambar 4.6 blind sector sekitar kapal
Sumber: File Tanto Bersinar: 2019
Gambar hitam yang berada di sekitaran kapal merupakan area yang tidak bisa terdeteksi oleh radar, dalam kata lain jika ada benda atau perahu nelayan berada di area tersebut tidak bisa tertampil di layar radar. Unit antena umumnya dipasang di atas ruang kemudi, di tiang radar, atau pada platform yang sesuai. unit antena dipasamg di posisi yang lebih tinggi untuk mengizinkan visibilitas target maksimum. Garis pandang dari unit antena ke haluan kapal harus mengenai permukaan kapal laut tidak lebih dari 500 m atau dua kali panjang kapal, tergantung nilainya yang lebih kecil, untuk semua kondisi beban dan keseimbangan.
Gambar 4.7 Jarak Blind Sector
Sumber: FCC ID.io: 2017
Pengaruhnya terhadap kapal saat berlayar area yang tidak dapat terdeteksi tersebut jika ada benda ataupun perahu nelayan yang melintas ataupun berada di area tersebut tidak dapat terdeteksi sehingga perlu adanya penanganan pada sector yang tidak dapat dipindai oleh radar agar tidak terjadi tubrukan dengan kapal ataupun perahu nelayan. Penanganan yang dilakukan pada kapal adalah dengan memasang unit antena sehingga semua sektor buta yang disebabkan oleh benda tiang dan suprastuktur seperti crane kapal, cerobong, maupun muatan di atas dek dapat tetap terjaga, seminimal mungkin. Tidak boleh ada sektor buta di busur cakrawala dari depan ke 22,5
° belakang balok ke kedua sisi (lihat gambar 1 di bawah).
Gambar 4.8 Tabel Blind Sector
Sumber: Slide Share: 2017
Juga, sektor buta individu lebih dari 5 °, atau busur total dari kedua sektor buta lebih dari 20°, tidak boleh terjadi di busur yang tersisa (Gambar 2). Perhatikan bahwa dua sektor buta dipisahkan oleh 3° atau kurang dianggap sebagai satu sektor.
Selain itu cara mengantisipasi bahaya yang disebabkan oleh blind sector adalah dengan mengamati area yang tidak bisa dipindai radar dengan binocular ataupun dengan pengamatan mata dan menempatkan abk yaitu juru mudi yang berjaga membantu mualim jaga pada jam tersebut, dapat juga dengan menghidupkan radar yang kedua dengan sektor buta yang berbeda atau tidak sama sekali.Bisa juga dengan merubah haluan secara teratur akan tetapi hal ini tentunya memiliki efek yang negatif terhadap
navigasi yang aman, selain itu juga mualim jaga perlu menambah pengamatan keliling saat berlayar.
Berikut adalah tindakan atau peran yang dilakukan mualim jaga dalam hal penanganan blind sector.
Tgl Nama Jabatan
Tindakan yang dilakukan
Mengatur settingan Gain, Sea Clutter
Melakukan pengamatan
keliling
Melakukan tes pada radar saat menemukan
sektor buta
Membaca manual book radar
tentang sektor
buta 01 Juni
2020
Andang Fahrudin
Chief
Officer √ √ − −
28 Januari 2020
M. Windi Harjulianto
Putra
Second
Officer √ √ − √
11 November
2020
Muhtar Third
Officer √ √ − −
Keterangan : √ : melakukan
− : tidak melakukan
Di atas kapal Tanto Bersinar peran mualim jaga untuk menangani blind sector sudah dilaksanakan dengan baik, hanya saja ada beberapa faktor yang menyebabkan penanganan blind sector tidak maksimal dikarenakan kurangnya perhatian perwira jaga pada sekitar area kapal dan kurangnya antisipasi sebelum melakukan tindakan saat berjaga di anjungan.
BAB V PENUTUP
A. SIMPULAN
Berdasarkan pengujian dan analisa data di bab sebelumnya maka dapat ditarik kesimpulan bahwa penanganan blind sector pada radar telah dilakukan dengan baik oleh mualim jaga yang bertugas dapat dilihat dari mualim I, II, III, yang menambah pengamatan keliling pada saat jaga anjungan. Hanya saja ada beberapa faktor yang menyebabkan penanganan blind sector tidak maksimal karena kurangnya perhatian perwira jaga pada sekitar area kapal dan kurangnya antisipasi sebelum melakukan tindakan saat berjaga di anjungan seperti terlambat dalam mengambil tindakan untuk menghindari perahu nelayan.
B. SARAN
Dari pembahasan sehubungan dengan masalah penelitian tentang penanganan blind sector oleh perwira jaga saat kapal berlayar maka penulis mencoba untuk mengajukan beberapa saran yang diharapkan dapat bermanfaat bagi pihak-pihak yang bersangkutan guna sebagai usaha peningkatan kinerja anak buah kapal, yaitu:
1. Meningkatkan kinerja dalam pengawasan penjagaan saat kapal berlayar terutama pada sektor yang tidak dapat di deteksi oleh radar.
2. Hendaknya Mualim jaga melakukan tes pada radar terkait dengan blind sector.
45