• Tidak ada hasil yang ditemukan

PDF BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN HIPOTESIS 2.1 ... - Unisba

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "PDF BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN HIPOTESIS 2.1 ... - Unisba"

Copied!
31
0
0

Teks penuh

Gaya kepemimpinan merupakan suatu norma perilaku yang digunakan seorang pemimpin dalam mempengaruhi perilaku bawahannya. Gaya kepemimpinan mempunyai tiga pola dasar, yaitu: (1) Gaya kepemimpinan berdasarkan kepentingan pelaksanaan tugas. Sedangkan para ahli manajemen modern berpendapat bahwa gaya kepemimpinan yang tepat adalah yang dapat menggabungkan tiga variabel.

Seorang pemimpin yang efektif harus menggunakan gaya kepemimpinan yang berbeda dalam situasi yang berbeda, jadi jangan mengandalkan satu pendekatan untuk semua situasi. Sedangkan pendapat lain mengatakan bahwa gaya kepemimpinan adalah pola perilaku (perkataan dan tindakan) seorang pemimpin yang dirasakan oleh orang lain (Hersey, 1995:29). Gaya kepemimpinan merupakan suatu norma perilaku yang digunakan seseorang ketika orang tersebut berusaha mempengaruhi perilaku orang lain sesuai keinginannya.

Gaya kepemimpinan adalah metode yang digunakan seorang pemimpin untuk mempengaruhi perilaku orang lain. Gaya kepemimpinan merupakan suatu standar perilaku yang digunakan oleh seorang pemimpin ketika berusaha mempengaruhi perilaku orang lain atau bawahannya.

Tabel 2.1   Tipe Kepemimpinan
Tabel 2.1 Tipe Kepemimpinan

Pengertian Good University Governance

Manajemen Perguruan Tinggi yang Baik merupakan suatu konsep yang menerapkan prinsip-prinsip pengelolaan yang baik seperti transparansi, akuntabilitas, tanggung jawab, independensi dan keadilan yang harus diterapkan oleh setiap perguruan tinggi untuk mewujudkan perguruan tinggi yang berkualitas. Pengertian Manajemen Perguruan Tinggi yang Baik menurut Muhi (2013) dalam Sri Agustina (2013:11) adalah: Manajemen perguruan tinggi yang baik adalah penerapan konsep dasar manajemen yang baik dalam sistem dan proses manajemen di perguruan tinggi melalui berbagai penyesuaian yang dilakukan berdasarkan pada nilai-nilai yang harus dijaga dalam penyelenggaraan pendidikan tinggi pada khususnya dan pendidikan pada umumnya. Pengelolaan perguruan tinggi yang baik diperlukan untuk mewujudkan pengelolaan yang transparan, akuntabel dan sesuai dengan peraturan yang berlaku di perguruan tinggi.

Penyelenggaraan pengelolaan perguruan tinggi yang baik harus didukung oleh tiga pilar yang saling berkaitan, yaitu negara dan aparaturnya sebagai regulator, dunia usaha (perguruan tinggi) sebagai pelaku pasar, dan masyarakat sebagai pengguna produk atau jasa pendidikan di perguruan tinggi. Menurut Bank Moneter Dunia sebagaimana dikutip Efendi (2009:2), tata kelola yang baik pada sebuah perguruan tinggi merupakan turunan teoritis dari tata kelola perusahaan yang baik, sedangkan definisi tata kelola perusahaan yang baik adalah seperangkat undang-undang, peraturan dan aturan yang harus dipenuhi, yang dapat membantu kinerja sumber daya perusahaan untuk beroperasi secara efisien guna menciptakan nilai ekonomi jangka panjang yang berkelanjutan bagi pemegang saham dan masyarakat secara keseluruhan. Menurut Dikti, pengertian manajemen perguruan tinggi yang baik dalam Soaib (2009) adalah perilaku, cara atau cara yang digunakan suatu perguruan tinggi untuk memanfaatkan semaksimal mungkin seluruh potensi dan unsur yang dimilikinya (Dikti-Depdiknas, 2004).

Manajemen universitas sebagian besar bertujuan untuk membimbing universitas dalam mencapai visi dan tujuannya sebagai lembaga profesionalisme, beasiswa, penelitian dan pengembangan pengetahuan. Manajemen universitas harus memenuhi tuntutan berbagai pemangku kepentingan, terutama mahasiswa, akademisi, industri, dan pemerintah. Selain mencakup seluruh proses dan elemen tersebut, tata kelola universitas juga mempunyai tujuan utama untuk terus meningkatkan mutu perguruan tinggi guna mencapai visi dan misi yang telah ditetapkan.

Hal ini dapat diartikan tata kelola universitas sebagai serangkaian proses, adat istiadat, kebijakan dan peraturan yang menentukan bagaimana suatu universitas diatur dan dikendalikan. Wawasan tersebut dapat dijelaskan bahwa tata kelola universitas yang baik adalah cara universitas dan sistem pendidikan tinggi menetapkan tujuan, melaksanakan dan mengelola institusinya, baik kinerja fisik, keuangan, sumber daya manusia, akademik, dan kemahasiswaan. Berdasarkan definisi di atas, dapat disimpulkan bahwa tata kelola universitas yang baik adalah suatu sistem hubungan antar manajemen yang didasarkan pada peraturan perundang-undangan, dan peraturan universitas sehingga dapat berfungsi secara efektif dan efisien dan bersifat nirlaba.

Secara sederhana, manajemen perguruan tinggi yang baik dapat kita lihat sebagai penerapan prinsip-prinsip dasar konsep “good governance” pada perguruan tinggi, yang dilakukan dengan cara mengimplementasi.

Prinsip-prinsip Good University Governance

Stakeholder di perguruan tinggi terdiri dari pemerintah, rektor, tenaga akademik, pemerintah pusat, mahasiswa dan pihak lain yang terkait dengan universitas. Otonomi akademik; berkaitan dengan penyusunan desain kurikulum, pemberian/pencabutan program diploma, penetapan struktur akademik, penetapan jumlah mahasiswa dan aturan kehadiran, evaluasi program, evaluasi hasil pembelajaran dan penggunaan metodologi pengajaran. Otonomi keuangan; berkaitan dengan kemampuan Universitas dalam menetapkan biaya kuliah, mengakumulasi cadangan dan surplus, kekayaan tetap dari Negara, meminjam uang, menginvestasikan uang dalam aset finansial atau fisik, kemampuan Universitas untuk memiliki dan menjual tanah bangunan yang ditempatinya serta memberikan wawasan.

Otonomi staf; mengenai tata cara rekrutmen, penempatan staf akademik senior, status pegawai (permanen/tidak tetap) dan tata cara penetapan tingkat gaji, insentif dan beban kerja, kebijakan kepegawaian, kebijakan pengembangan karir, kinerja manajemen, dan lain-lain. Otonomi organisasi; kemampuan menentukan struktur dan badan pengatur untuk menentukan manajemen universitas dan menentukan model manajemen. Akuntabilitas ke atas: menunjukkan hubungan tradisional berupa tanggung jawab bawahan kepada atasan, termasuk akuntabilitas, secara prosedural.

Akuntabilitas top-down: berfokus pada akuntabilitas manajer kepada bawahan dalam pengambilan keputusan atau akuntabilitas rekan sejawat di pendidikan tinggi. Akuntabilitas ke dalam: sebagai organisasi yang didominasi oleh para profesional, menitikberatkan pada tindakan para staf pengajar dalam melaksanakan berbagai standar profesi dan etika yang disebut akuntabilitas profesional. Sutedi (2011:11) menyatakan ada beberapa prinsip mendasar yang perlu diperhatikan dalam tata kelola perusahaan, yaitu prinsip transparansi, prinsip akuntabilitas, pemerataan dan kontinuitas.

Prinsip tata kelola perusahaan menjelaskan bahwa perusahaan harus dapat menjelaskan fungsi, struktur, sistem dan tanggung jawab badan-badan perusahaan agar perusahaan dapat dikelola. Independensi adalah keadaan dimana perusahaan dikelola secara profesional tanpa benturan kepentingan dan pengaruh/tekanan dari pihak manapun, tidak sesuai dengan peraturan yang berlaku dan prinsip-prinsip korporasi yang sehat. Tanggung jawab, kepatuhan pengelolaan perusahaan terhadap peraturan perundang-undangan yang berlaku serta prinsip-prinsip perusahaan yang sehat.

Kesaksamaan, keadilan dan kesaksamaan dalam mematuhi hak pihak berkepentingan yang timbul daripada perjanjian dan undang-undang serta peraturan yang terpakai.

Manfaat Good University Governance

Berdasarkan hal di atas dapat disimpulkan bahwa tata kelola universitas yang baik mempunyai manfaat dalam meningkatkan kinerja organisasi, meningkatkan nilai organisasi, meningkatkan kepercayaan investor dan meningkatkan kepuasan pemegang saham.

Kualitas Laporan Keuangan

  • Pengertian Kualitas Laporan Keuangan
  • Unsur-Unsur dan Komponen Laporan Keuangan
  • Tujuan Laporan Keuangan
  • Karakteristik Kualitas Laporan Keuangan

Berdasarkan uraian di atas, dapat kita simpulkan bahwa tata kelola universitas yang baik mempunyai manfaat dalam meningkatkan kinerja organisasi, meningkatkan nilai organisasi, meningkatkan kepercayaan investor, dan meningkatkan kepuasan pemegang saham. pengertian laporan keuangan menurut Kieso, dkk. 2007:5), yaitu proses pencatatan, yaitu ikhtisar transaksi keuangan yang terjadi pada tahun buku yang bersangkutan, yang berguna bagi pengguna laporan akuntansi pada saat mengambil keputusan. Kualitas laporan akuntansi dapat dilihat dari dua aspek, yaitu dari kualitas pelaporan keuangan, yang berkaitan dengan berfungsinya pasar modal, yang diwujudkan dalam bentuk penghargaan. Menurut Warren (2005:24), jenis-jenis laporan keuangan suatu perusahaan terdiri atas: laporan laba rugi, laporan ekuitas, neraca, laporan arus kas.

Laporan laba rugi digunakan untuk melaporkan pendapatan dan beban selama suatu periode waktu berdasarkan konsep perbandingan atau pencocokan, laporan ekuitas digunakan untuk melaporkan perubahan ekuitas selama suatu periode waktu, neraca adalah daftar harta, liabilitas dan ekuitas pada tanggal tertentu, Laporan arus kas merupakan ikhtisar penerimaan dan pengeluaran kas selama periode waktu tertentu, yang terdiri dari tiga bagian yaitu operasi, investasi, dan pendanaan. Paragraf 1 05 (IAI, 2007:2) adalah untuk memberikan informasi mengenai posisi keuangan perusahaan, kinerja dan arus kas, yang berguna bagi sebagian besar kelompok. Karakteristik kualitas laporan akuntansi merupakan ukuran normatif yang harus diwujudkan dalam informasi akuntansi agar dapat memenuhi tujuannya.

Karakteristik laporan keuangan merupakan prasyarat normatif yang diperlukan agar laporan keuangan dapat memenuhi kualitas yang diharapkan. Ciri-ciri tersebut dapat dijelaskan dengan fakta bahwa informasi dalam laporan keuangan harus mudah dipahami oleh penggunanya. Namun, informasi kompleks yang seharusnya dimasukkan dalam laporan keuangan tidak dapat dikecualikan begitu saja atas dasar bahwa informasi tersebut sulit dipahami oleh pengguna tertentu.

Penelitian Terdahulu

Kerangka Pemikiran

Pengaruh Gaya Kepemimpinan Terhadap Kualitas laporan keuangan Gaya kepemimpinan merupakan norma perilaku yang digunakan

Penelitian yang dilakukan oleh Goleman (2004:8) menyatakan bahwa gaya kepemimpinan seorang manajer dapat mempengaruhi produktivitas karyawan (kinerja karyawan), Hasil penelitian ini sejalan dengan temuan Alberto dkk. 2005:10) menyatakan bahwa kepemimpinan berpengaruh positif kuat terhadap kinerja auditor dan kualitas laporan keuangan. Hasil penelitian ini didukung oleh hasil penelitian yang dilakukan oleh Trisnaningsih (2007:8) dan Wibowo (2009:9) yang membuktikan bahwa gaya kepemimpinan berpengaruh positif signifikan terhadap kualitas laporan keuangan. Semakin terampil seorang pemimpin dalam mengelola/mempengaruhi bawahannya, maka bawahannya akan semakin termotivasi dan bersemangat dalam bekerja, sehingga kualitas kerja (kinerja) bawahannya pun akan semakin baik.

Gaya manajemen juga dapat mempengaruhi kinerja auditor. Gaya kepemimpinan) adalah cara pemimpin mempengaruhi orang lain atau bawahan sedemikian rupa sehingga orang tersebut siap memenuhi keinginan pemimpin untuk mencapai tujuan organisasi, meskipun secara pribadi dia mungkin tidak menyukainya. Hal ini menunjukkan bahwa gaya kepemimpinan pemimpin mempunyai pengaruh yang kuat terhadap kinerja bawahannya, selain itu untuk mencapai kinerja yang baik perlu adanya jaminan pembelajaran pada bawahannya.

Pengaruh Good University Governance Terhadap Kualitas Laporan Keuangan Wijatno (2009:370) menyatakan bahwa secara sederhana Good University

Pernyataan di atas sejalan dengan Azwar Anwar (2013) dalam Irma Suryani (2015:30) yang menyatakan bahwa penerapan konsep good university governance dalam perspektif akuntansi dan keuangan harus mengarah pada kesesuaian antara standar akuntansi (keuangan), sehingga laporan keuangan yang dihasilkan berkualitas baik. Kualitas pelaporan keuangan dapat digambarkan dengan pernyataan/opini wajar tanpa pengecualian (WTP), karena pernyataan WTP dapat memberikan gambaran kepada masyarakat bahwa proses akuntansi keuangan telah sesuai dengan prinsip dan standar akuntansi yang berlaku umum (Sukrisno Agoes: 2012:30 ). Indikator peranan gaya kepemimpinan ada 4, yaitu gaya direktif, gaya konsultatif, gaya partisipatif, gaya delegasi. Bawahan pemimpin diharapkan dapat berkonsultasi dengan baik, dan pemimpin memberikan kepemimpinan dan arahan untuk mencapai suatu tujuan. Gaya kepemimpinan merupakan suatu standar perilaku yang digunakan seorang manajer dalam mempengaruhi perilaku bawahannya.

Jadi, jika kepemimpinan terjadi pada suatu organisasi formal tertentu, dimana manajer harus mengembangkan karyawan, membangun iklim motivasi, menjalankan fungsi manajerial guna menghasilkan kinerja yang tinggi dan meningkatkan kinerja perusahaan, maka manajer harus menyesuaikan gaya kepemimpinannya (Siagian, 2002: 4 ). Peran gaya kepemimpinan dan penerapan prinsip-prinsip tata kelola universitas yang baik diharapkan dapat meningkatkan kualitas laporan keuangan suatu institusi, sehingga diharapkan dapat memperoleh penilaian laporan keuangan yang baik/adil. tanpa terkecuali. Hubungan antara gaya kepemimpinan, tata kelola universitas yang baik dan kualitas laporan keuangan dapat dijelaskan dengan adanya hubungan pengaruh atau korelasi.

Penerapan tata kelola perguruan tinggi yang baik dapat dilakukan dengan gaya kepemimpinan yang baik pada perguruan tinggi, sehingga diharapkan dapat meningkatkan kualitas laporan keuangan yang berguna bagi pengguna laporan keuangan perguruan tinggi.

Gambar

Tabel 2.1   Tipe Kepemimpinan
Tabel 2.3  Gaya Dasar Kepemimpinan  Gaya Dasar
Tabel 2.6  Penelitian Terdahulu
Gambar 2.7  Kerangka Pemikiran  2.4  Hipotesis

Referensi

Dokumen terkait

geografis dan segmentasi demografis. Target pasar toko mebel samsuri adalah pasar sasaran jangka pendek, pasar sasaran primer dan sasaran sekunder. Dan posisi pasar toko

Berdasarkan hasil temuan BPK terkait pemeriksaan LKPD, pemerintahan kabupaten Humbang Hasundutan meraih opini Wajar Tanpa Pengecualian (WTP).. Ini menandakan pada saat pelaporan