BAB I
PENDAHULUAN
1. LATAR BELAKANG
Rumah Sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan, dan gawat darurat (Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 3 Tahun 2020 Tentang Klasifikasi Dan Perizinan Rumah Sakit, 2020). Adapun pelayanan kesehatan yang diberikan rumah sakit meliputi pelayanan medik, pelayanan keperawatan, pelayanan penunjang medik, pelayanan rehabilitasi dan rumah sakit juga sebagai tempat penelitian dan pengembangan ilmu kesehatan.
Dalam menjalankan fungsinya rumah sakit didukung tenaga kesehatan yang kompeten dibidangnya seperti tenaga medis dan penunjang medis, tenaga keperawatan, tenaga kefarmasian, tenaga management rumah sakit dan tenaga non kesehatan lainnya. Semua tenaga kesehatan tersebut bertanggungjawab untuk memberikan pelayanan yang berkualitas dan bekerja secara profesional dengan memperhatikan etika profesi, menghormati hak pasien serta mengutamakan keselamatan pasien.
Dari semua tenaga kesehatan yang ada di rumah sakit tenaga keperawatan adalah tenaga mayoritas dimana seorang Perawat adalah seseorang yang telah lulus pendidikan tinggi Keperawatan, baik di dalam maupun di Iuar negeri yang diakui oleh Pemerintah sesuai dengan ketentuan
(Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 38 Tahun 2014 Tentang Keperawatan, 2014). Perawat tersebut bertanggungjawab untuk memberikan pelayanan keperawatan berupa asuhan keperawatan secara profesional selama 24 jam secara berkelanjutan dengan pendekatan proses keperawatan.
Proses keperawatan itu sendiri merupakan suatu metode pemecahan masalah untuk membantu perawat dalam mengatur dan memberikan asuhan keperawatan kepada pasien. Tahapan dari proses keperawatan tersebut mulai dari melakukan pengkajian, menetapkan diagnosa, merencanakan tindakan yang akan dilakukan terkait dengan penetapan diagnosa, melakukan implementasi dari apa yang direncanakan dan tahapan terakhir adalah melakukan evaluasi terhadap kelima tahapan yang sudah dilakukan apakah sudah sesuai dengan yang ditetapkan. Semua tahapan dari proses keperawatan tersebut harus didokumentasikan pada berkas rekam medis medis pasien sebagai bukti pelaksanaaan kegiatan tindakan dari asuhan keperawatan yang sudah dilakukan oleh seorang perawat.
Pelaksanaan dari proses keperawatan tersebut menggambarkan kegiatan perawat dalam memberikan asuhan keperawatan kepada pasien sebagai beban kerja selama 24 jam sesuai dengan pembagian shift yang diatur diruang rawat inap yaitu shift pagi, shift sore dan shift malam. Dalam tugas memberikan pelayanan kepada pasien di ruang rawat inap ada tiga klasifikasi pasien yang diberikan asuhan keperawatan oleh perawat, yaitu ; pasien dengan perawatan mandiri, pasien dengan perawatan intermediate dan perawatan total. Dari tiga klasifikasi pasien tersebut ada tiga jenis bentuk pelayanan yang diberikan yaitu ;
perawatan langsung yang berhubungan dengan pemenuhan kebutuhan fisik, psikologis, social dan spiritual pasien, perawatan tidak langsung meliputi kegiatan membuat rencana perawatan, memasang/menyiapkan alat, konsultasi dengan anggota tim, menulis dan membaca catatan Kesehatan dan melaporkan kondisi pasien, serta kegiatan Pendidikan Kesehatan meliputi aktifitas pengobatan serta tindaklanjut pengobatan.
Secara umum beban kerja adalah sejumlah tugas atau kegiatan yang harus diselesaikan oleh seseorang dalam jangka waktu tertentu, dimana jika seseorang tidak dapat menyelesaikan dan menyesuaikan diri terhadap sejumlah tugas yang diberikan maka hal tersebut menjadi suatu beban kerja. Menurut Marquish dan Huston (2010) dalam (Alhasanah, 2016) beban kerja perawat adalah seluruh kegiatan atau aktivitas yang dilakukan oleh seorang perawat selama bertugas di suatu unit pelayanan keperawatan. Berdasarkan definisi tersebut maka perawat bertanggungjawab untuk memberikan asuhan keperawatan dengan pendekatan proses keperawatan menjadi sebuah kegiatan atau aktifitas yang harus dilaksanakan dan diselesaikan selama bertugas dalam satu shift di sebuah unit keperawatan. Dampak dari beban kerja yang dapat diselesaikan dengan baik akan memberikan kepuasan terhadap hasil yang dicapai dan menjadi tantangan selama proses pelaksanaannya. Sedangkan beban kerja yang tinggi dapat berdampak kelelahan perawat dimana seorang perawat yang mengalami kelelahan akan menunjukan hilangnya simpati dan respon terhadap klien dan kemunduran dalam penampilan kerja. Atas dasar hal tersebut perlu diperhatikan faktor - faktir yang dapat mempengaruhi beban kerja
perawat seperti ; jumlah pasien yang dirawat, tingkat ketergantungan pasien, rata – rata hari perawatan, bentuk pelayanannya apakah langsung, tidak langsung atau Pendidikan Kesehatan dan rata-rata waktunya, frekuensi Tindakan perawatan yang dibutuhkan pasien (Nursalam, 2017). Untuk mengetahui beban kerja personel ada tiga cara yang dapat digunakan, yaitu dengan teknik work sampling melihat beban kerja personel pada suatu unit, tekniktime and motion studymengamati dan mengikuti dengan cermat kegiatan yang dilakukan personel yang kita amati dan teknik daily log yaitu mencatat sendiri kegiatan yang dilakukan dan waktu yang digunakan.
Berdasarkan tiga jurnal mengenai tiga teknik pengukuran beban kerja perawat di ruang rawat inap didapatkan hasil sebagai berikut ; Pada jurnal pertama mengenai Analisis Beban Kerja Perawat di Ruang Rawat Inap Rumah Sakit Gigi dan Mulut Universitas Padjajaran tahun 2018 milik (Cucu et al., 2019) yang melakukan penelitian dengan metode penelitian deskriptif, yaitu mengobservasi kegiatan perawat pelaksana dengan work sampling untuk mengumpulkan informasi mengenai beban kerja perawat di ruang rawat inap dan mendapatkan hasil kegiatan produktif perawat paling tinggi adalah pada shift pagi, sebesar 81,66% dengan persentase rata-rata untuk seluruh kegiatan perawat produktif selama 24 jam yaitu sebesar 69,38% artinya lebih kecil dari waktu kerja yang optimum. Kesimpulan bahwa beban kerja perawat di Ruang Rawat Inap RSGM UNPAD dalam 24 jam berada pada kategori ringan, perawat harus meningkatkan kegiatan produktif dengan melaksanakan tugas pokok dan fungsinya.
Pada jurnal kedua mengenai Beban Kerja Obyektif Tenaga Perawat di Pelayanan Rawat Inap Rumah Sakit (Romadhoni & Pudjirahardjo, 2016), dilakukan penelitian deskriptif kuantitatif menggunakan pendekatan time and motion studydengan hasil beban kerja obyektif di Instalasi Rawat Inap secara keseluruhan menunjukkan beban kerja obyektif dengan kategori berat, dengan rincian shift pagi dan shift sore memiliki beban kerja berat, dan shift malam memiliki beban kerja sedang.
Pada jurnal ketiga mengenai shift kerja dan beban kerja berpengaruh terhadap terjadinya kelelahan kerja perawat di ruang rawat inap (Rusdi &
Warsito, 2013) dilakukan penelitian dengan metode survey analitik dengan desain crossecsional dimana beban kerjanya diukur dengan daily log dan didapatkan hasil untuk beban kerjanya adalah Sebanyak 50 % lebih perawat yang bekerja secara shift mempunyai beban kerja berat, yaitu Shift kerja (shift kerja pagi, sore, malam) dan beban kerja perawat (beban kerja pagi, sore, malam) berhubungan dengan terjadinya kelelahan kerja perawat di Ruang Rawat Rumah Sakit.
Berdasarkan uraian diatas maka penulis tertarik melakukan penelitian mengenai “Gambaran Beban Kerja Perawat di Ruang Rawat Inap Rumah Sakit ”.
B. IDENTIFIKASI MASALAH
Berdasarkan uraian latar belakang diatas maka dapat diidentifikasi masalah yang bisa dilakukan penelitian adalah : “Bagaimana Gambaran Beban Kerja Perawat Di Ruang Rawat Inap Rumah Sakit ?”
C. TUJUAN PENULISAN C.1 Tujuan Umum
Mendeskripsikan gambaran beban kerja perawat di ruang rawat inap di rumah sakit.
C.2 Tujuan Khusus
• Mengidentifikasi beban kerja perawat di ruang rawat inap rumah sakit pada shift pagi, shift sore dan shift malam dengan metode Time and Motion Study, work samplingdandaily log.
• Mengidentifikasi metode pengukuran beban kerja yang paling efektif
D. MANFAAT PENULISAN PENELITIAN
Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi pihak-pihak terkait sebagai berikut :
1. Perawat
Hasil penelitian ini diharapkan bisa menjadi motivasi bagi para perawat diruang rawat inap rumah sakit untuk tetap semangat bekerja dan meningkatkan kompetensinya
2. Rumah Sakit
Sebagai informasi untuk pertimbangan dalam mengidentifikasi beban kerja dalam melakukan evaluasi beban kerja tenaga perawat dalam penyusunan kebutuhan tenaga keperawatan.
3. Penulis Selanjutnya
Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai referensi tambahan atau sebagai data awal dalam melakukan penulisan selanjutnya yang berkaitan dengan beban kerja perawat.
E. RUANG LINGKUP 1. Ruang Lingkup Waktu
Penelitian akan dilakukan pada bulan Agustus 2020 2. Ruang Lingkup Materi Penelitian
Ruang lingkup materi penelitian ini adalah Manajemen Keperawatan yaitu tentang Beban Kerja Perawat