• Tidak ada hasil yang ditemukan

PDF Border Moulding - Unud

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2024

Membagikan "PDF Border Moulding - Unud"

Copied!
26
0
0

Teks penuh

(1)

i BORDER MOULDING

Oleh:

Drg. I G A Dyah ambarawati, M.Biomed

PROGRAM STUDI SARJANA KEDOKTERAN GIGI DAN PROFESI DOKTER GIGI

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS UDAYANA DENPASAR

2018

(2)

ii Halaman Judul

BORDER MOULDING

Oleh:

Drg. I G A Dyah ambarawati, M.Biomed

PROGRAM STUDI SARJANA KEDOKTERAN GIGI DAN PROFESI DOKTER GIGI

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS UDAYANA DENPASAR

2018

(3)

iii KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat-Nya sehingga tulisan ini dapat kami selesaikan dengan baik. Tulisan ini berjudul

“Border Moulding”.

Kami mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan ini. Harapan kami semoga Tulisan ini dapat memberikan banyak manfaat baik kepada pembaca maupun kepada penulis.

Kami menyadari kami masih memiliki keterbatasan dalam pengetahuan dan pengalaman dalam penyusunan Tulisan ini, maka dari itu kami yakin masih banyak kekurangan dalam Tulisan ini, oleh karena itu kami sangat mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari para pembaca untuk kesempurnaan Tulisan kami.

Denpasar, November 2018

Penulis

(4)

iii DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

KATA PENGANTAR ... ii

DAFTAR ISI………...……...iii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Rumusan Masalah ... 2

1.3 Tujuan ... 2

1.4 Manfaat ... 2

BAB II PEMBAHASAN ... 4

2.1 Gigi Tiruan Lengkap ... 4

2.2 Individual Tray ... 8

2.3 Border Moulding ... 9

BAB III KESIMPULAN DAN SARAN ... 20

3.1 Kesimpulan ... 20

3.2 Saran ... 20

DAFTAR PUSTAKA ... 21

(5)

1 BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Kehilangan gigi merupakan kondisi rongga mulut yang telah mengalami kehilangan satu atau lebih gigi pada rahang atas atau bawah. Hal ini dapat terjadi akibat penyakit periodontal, trauma dan atrisi yang berat. Kehilangan gigi juga disebabkan oleh faktor-faktor lain, seperti usia, jenis kelamin, status sosial ekonomi, kebiasaan buruk seperti merokok, dan penyakit sistemik seperti Osteoporosis (Khalifa, Patrick, Neamant, Manar, 2012). Di Indonesia berdasarkan Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) diketahui prevalensi kehilangan gigi pada kelompok usia 55-64 tahun sebesar 5,9% dan pada usia ≥ 65 tahun sebesar 17,6%

(Depkes, 2008). Efek dari kehilangan gigi ini yaitu rasa malu terhadap lingkungan sosial, kesulitan untuk mengunyah makanan, dan kesulitan untuk berkomunikasi secara jelas.

Pada saat ini, terdapat banyak solusi untuk mengatasi permasalahan kehilangan gigi ini. Salah satunya adalah pemasangan gigi tiruan. Gigi tiruan merupakan suatu alat yang berfungsi untuk menggantikan sebagian atau seluruh gigi asli yang hilang dan digunakan pada rahang atas maupun rahang bawah. Gigi tiruan dapat membuat seseorang merasa nyaman pada saat memakan makanan tertentu dan dapat mengurangi rasa malu akibat kehilangan gigi. Hal ini yang menyebabkan penggunaan gigi tiruan merupakan hal yang sangat penting.

Tahapan awal yang dilakukan dalam perawatan prostodonti adalah pencetakan rahang yang bertujuan untuk membuat suatu model replika dari jaringan keras dan jaringan lunak rongga mulut. Tujuan dilakukannya hal tersebut adalah untuk keperluan diagnosis dan perawatan. Model studi digunakan oleh dokter gigi untuk mempelajari keadaan rongga mulut pasien dan model kerja digunakan dokter gigi atau laboran sebagai media pembuatan gigi tiruan.

Pembuatan cetakan akhir mempunyai kaitan erat dengan teknik border molding. Border molding harus dilakukan dengan cermat agar didapatkan model kerja yang sesuai. Tahap ini merupakan langkah penting dalam pembuatan gigi tiruan lengkap. Retensi gigi tiruan yang baik ditunjang oleh faktor-faktor, seperti

(6)

2 faktor biologis, fisik dan mekanik. Hasil yang akurat dapat menunjang keberhasilan dari beberapa faktor-faktor tersebut.

Keeratan hubungan antara pembuatan cetakan akhir dan teknik border molding merupakan hal yang penting untuk dibahas karena saling saling berkaitan satu sama lain. Untuk itu, pada student project ini kami akan membahas mengenai sendok cetak individu dan border moulding yang terdapat dalam beberapa tinjauan literatur.

1.2. Rumusan Masalah

1.2.1. Bagaimana proses pembuatan gigi tiruan lengkap secara umum?

1.2.2. Bagaimana proses pembuatan sendok cetak individu?

1.2.3. Bagaimana tahapan kerja border molding?

1.3. Tujuan

1.3.1. Untuk mengetahui proses pembuatan gigi tiruan lengkap secara umum.

1.3.2. Untuk mengetahui proses pembuatan sendok cetak individual yang baik dan benar.

1.3.3. Untuk mengetahui bahan, teknik dan tahapan border moulding yang baik dan benar.

1.4. Manfaat

1.4.1. Melalui student project ini diharapkan dapat menambah wawasan dalam bidang Prostodonsia.

1.4.2. Melalui student project ini diharapkan dapat menambah wawasan dalam mengetahui bahan dan teknik yang tepat untuk border moulding.

1.4.3. Student project ini diharapkan dapat menjadi informasi dalam menghasilkan model kerja yang kuat dan akurat sehingga menghasilkan gigitiruan yang dapat beradaptasi dengan baik.

(7)

3 1.4.4. Melalui student project ini diharapkan dapat memberi sumbangan bagi

pengembangan ilmu pengetahuan maupun menjadi bahan ajar yang berguna pada bidang Prostodonsia.

1.4.5. Melalui student project ini diharapkan dapat meningkatkan kemampuan peneliti dalam menulis, memberikan informasi dan data untuk melakukan penelitian lebih lanjut.

(8)

4 BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Gigi Tiruan Lengkap

Gigi Tiruan Lengkap Prosthodontik atau gigi tiruan penuh prosthetiks didefinisikan sebagai "Penggantian gigi alami di lengkungan dan bagian yang terkait dengan pengganti buatan". Ini juga dapat didefinisikan sebagai "Ilmu restorasi dari mulut edentulous". Gigi tiruan lengkap didefinisikan sebagai

"Sebuah prostesis gigi yang menggantikan seluruh gigi dan struktur terkait rahang atas dan rahang bawah". Ini dapat diklasifikasikan sebagai gigi tiruan lengkap yang dapat dilepas dan memperbaiki gigi tiruan lengkap. Gigi tiruan lengkap umumnya dibuat untuk pasien geriatrik. Beberapa pasien muda yang lahir dengan gigi cacat congenital pada gigi edentulous memerlukan gigi tiruan lengkap.

Penting bagi dokter gigi untuk mengevaluasi pasien sebelum perawatan (Veeraiyan, Ramalingam & Bhat, 2003).

Sebuah gigi tiruan lengkap berfungsi untuk mengembalikan aestetik, pengunyahan dan ucapan. Estetika pada gigi tiruan lengkap harus mengembalikan kontur wajah yang hilang, dimensi vertikal, dll. Mastikasi pada gigi tiruan lengkap harus memiliki oklusi seimbang yang tepat untuk meningkatkan stabilitas gigi tiruan. Fonetik merupakan salah satu fungsi yang paling penting dari gigi tiruan adalah mengembalikan kemampuan bicara pasien (Veeraiyan, Ramalingam &

Bhat, 2003).

Gigi tiruan lengkap memiliki permukaan impression yang didefinisikan sebagai, "Bagian dari permukaan gigi tiruan yang memiliki kontur yang ditentukan oleh impression". Permukaan ini mengacu pada permukaan gigi tiruan yang akan bersentuhan dengan jaringan (tempat basal seat dan struktur pembatas) ketika gigi tiruan diletakkan dimulut. Permukaan ini merupakan replika negatif dari permukaan jaringan pasien. Itu harus bebas dari void dan nodul untuk menghindari cedera pada jaringan (Veeraiyan, Ramalingam & Bhat, 2003).

Permukaan yang dipoles ini didefinisikan sebagai, “Bagian dari permukaan gigi tiruan yang meluas ke arah oklusal dari perbatasan gigitiruan dan termasuk permukaan palatum. Ini adalah bagian dari basis gigi tiruan yang

(9)

5 biasanya dipoles, dan itu termasuk permukaan bukal dan lingual gigi”. Permukaan ini mengacu pada permukaan eksternal dari lingual, bukal, labial flanges dan permukaan palatal eksternal dari gigi tiruan. Permukaan ini harus dipoles dengan baik dan halus untuk menghindari pengumpulan sisa makanan (Rangarajan &

Padmanabhan, 2017).

2.1.1 Bagian-bagian dari Gigi Tiruan Lengkap a) Base gigi tiruan.

Bagian dari gigi tiruan yang bertumpu pada mukosa mulut dan yang melekat pada gigi. Biasanya terbuat dari resin akrilik. Dalam beberapa kasus, basis gigi tiruan logam disiapkan. Basis gigi tiruan membentuk fondasi gigi tiruan. Ini membantu untuk mendistribusikan dan mengirimkan semua gaya yang bekerja pada gigi tiruan ke jaringan basal. Ini memiliki pengaruh maksimal pada kesehatan jaringan mulut.

Ini adalah bagian dari gigi tiruan, yang bertanggung jawab untuk retensi dan dukungan.

b) Denture flange.

Perpanjangan vertikal pada tubuh dari gigi tiruan menjadi salah satu ruang depan rongga mulut. Juga, pada gigi tiruan mandibula, ekstensi vertikal pada dasarnya sepanjang sisi lingual dari sulkus alveololingual. Ini memiliki dua permukaan, yaitu, permukaan kursi basal internal dan permukaan labial atau lingual eksternal. Fungsi flange meliputi, menyediakan seal perifer dan stabilitas horizontal ke gigi tiruan. Flens diberi nama berdasarkan vestibulum yang diperluas.

c) Border gigi tiruan.

Margin basis gigi tiruan di persimpangan permukaan yang dipoles dan permukaan impression. Ini bertanggung jawab untuk perifer seal. Batas gigi tiruan harus tanpa tepi tajam dan nodul untuk menghindari cedera jaringan lunak. Perbatasan gigi tiruan yang terlalu lebar dapat menyebabkan perubahan jaringan hiperplastik seperti epulis fissuratum. Di sisi lain, border tidak boleh terlalu panjang karena periferal seal mungkin hilang.

(10)

6 d) Gigi tiruan.

Ini adalah bagian paling penting dari gigi tiruan lengkap dari sudut pandang pasien. Fungsi gigi tiruan adalah estetika, pengunyahan dan ucapan. Mereka biasanya terbuat dari resin akrilik atau porselen

2.1.2 Tahapan – tahapan pembuatan gigi tiruan lengkap 1. Diagnosis dan perencanaan perawatan. Diagnosa:

e) Evaluasi pasien (fisik, psikologis dan sosio-ekonomi)

f) Pengambilan riwayat (nama, usia, jenis kelamin, alamat, pekerjaan, agama, riwayat medis masa lalu, riwayat gigi masa lalu, riwayat penyakit saat ini, dll.

g) Pemeriksaan klinis umum (CNS, CVS, RS, GIT) h) Pemeriksaan klinis lokal

- Ekstra-oral (TMJ, mulut terbuka, bibir, dll)

- Intra-oral (sisa alveolar ridge, mukosa, palatal, dll).

i) Pemeriksaan radiologis

- Pemeriksaan gigi tiruan sebelumnya, pemeriksaan catatan pra- perawatan.

- Membuat kesan diagnostik dengan alginat. (bahan kesan kaku dihindari sebagai undercuts mungkin ada).

2. Menuangkan cetakan diagnostik menggunakan Dental Plaster.

a) Melakukan survei terhadap cetakan diagnostik menggunakan surveyor.

b) Mengidentifikasi keberadaan suatu undercut c) Mengukur kedalaman undercut.

d) Menentukan jumlah preparasi mulut yang diperlukan.

e) Menentukan jalur insersi.

3. Rencana perawatan:

a) Memilih jenis prosthesis. (Desain dan material) b) Menerapkan pertimbangan desain.

4. Operasi pra-prostetik (eksisi tori, frenektomi, frenotomi, alveoloplasty, vestibuloplasty, prosedur augmentasi ridge, pengangkatan undercuts, dll.)

(11)

7 5. Membuat primary impression menggunakan impression compound (bahan

pilihan) dan refining hasil impression.

6. Mencetak primary cast dengan menggunakan Dental plaster.

7. Membuat secondary impression.

a) Border molding menggunakan green stick compound.

b) Merekam seal palatal posterior

c) Menghilangkan sisa green stick compound.

d) Memotong spacer lilin di tray khusus.

e) Menyediakan lubang-lubang bantuan di daerah-daerah di mana bantuan tambahan diperlukan

f) Membuat secondary impression menggunakan zinc oxide eugenol.

8. Pencetakan untuk master cast

a) Memoles secondary impression menggunakan Beading / pemodelan lilin.

b) Menuangkan cor induk menggunakan dental stone.

9. Fabrikasi basis gigi tiruan sementara menggunakan shellac atau akrilik.

a) Fabrikasi oklusal rims menggunakan pemodelan lilin.

10. Merekam relasi rahang sementara a) Hubungan rahang vertikal

b) Hubungan rahang Centric atau Horizontal 11. Hubungan orientasi menggunakan face-bow 12. Transfer busur wajah dan Artikulasi

13. Memasang tracers ke oklusal rims

14. Melakukan lengkung gothic tracing untuk menentukan hubungan sentris yang benar

15. Remounting mandibula cor sesuai dengan hubungan sentris benar

16. Rekaman sementara dan lateral antar oklusal dibuat dalam hubungan eksentrik

17. Artikulator diprogram sesuai dengan catatan antar-oklusal 18. Pengaturan gigi anterior

19. Try-in anterior

20. Susunan gigi posterior pada oklusi seimbang.

(12)

8 21. Try-in verifikasi

22. Wax-up

23. Processing gigi tiruan 24. Finishing gigi tiruan 25. Insersi

a) Periksa kecocokan dan fungsi yang tepat.

b) Berikan instruksi yang tepat

c) Ingat kembali setelah 24 jam untuk memeriksa perubahan segera.

d) Perbaiki perbedaan oklusal jika ada.

e) Panggilan untuk ditinjau setelah seminggu.

f) Ingat setiap 3 hingga 6 bulan untuk ditinjau.

2.2 Individual Tray

Dalam pembuatan gigi tiruan yang retentif, stabil dan terdukung dengan baik diperlukan cetakan yang akurat (Ompusungu & Sarah, 2018). Untuk mendapatkan hasil cetakan yang akurat, pencetakan dilakukan menggunakan sendok cetak individu (individual tray). Sendok cetak individu merupakan sendok cetak perorangan yang dibuat dari hasil cetakan model studi dengan ukuran dan bentuk yang sesuai dengan rahang pasien, sehingga hanya dapat digunakan pada pasien itu sendiri dalam pembuatan model kerja untuk mendapatkan hasil cetakan yang akurat. Sendok cetak individu dapat digunakan pada kasus rahang tak bergigi (edentulous) maupun pada kasus rahang tak bergigi sebagian (partial edentulous) dalam pembuatan gigi tiruan (Kinra, dkk, 2012).

Sendok cetak individu dibuat dari bahan resin akrilik self-cured atau resin akrilik light cured. Resin akrilik self-cured terdiri dari polimer (powder) dan monomer (liquid) yang dalam penggunaannya perlu dilakukan pencampuran dengan rasio polimer dan monomer yaitu 3 banding 1, kemudian disesuaikan bentuknya dengan model studi dan akan mengalami polimerisasi secara kimiawi.

Pegangan sendok cetak dapat dibuat sesuai keinginan dengan menggunakan bahan tambahan. Apabila menggunakan resin akrilik light cured, diperlukan selembar resin yang akan disesuaikan pada model studi yang telah dimodifikasi dengan relief dan block out wax. Pegangan dibuat dari sisa bahan dan selanjutnya

(13)

9 dilakukan polimerisasi(Rahn, Ivanhoe & Plummer, 2009). Sendok cetak individu juga dapat dibuat dari bahan shellac base plate dengan cara dipanaskan dan dibentuk mengikuti batas anatomis pada model studi untuk keperluan pencetakan rahang atas dan bawah(Zarb, Bolender, 2004 & Macentee, 1999).

Tahap pertama yang harus dilakukan dalam pembuatan sendok cetak adalah pemasangan spacer malam pada model studi. Desain ketebalan spacer malam dalam pembuatan sendok cetak individu pada kasus rahang tak bergigi yaitu 1 mm sedangkan pada kasus tak bergigi sebagian memiliki ketebalan 2-3 mm. Pada spacer malam dibuat 4 celah dengan lebar 2 mm di daerah cusp molar yang membentang dari ridge palatal sampai lipatan mucobuccal yang berfungsi sebagai stopper pada kasus rahang tak bergigi dan penempatan 3 atau 4 stopper pada cusp gigi non fungsional untuk kasus rahang tak bergigi sebagian (Kinra, dkk, 2012). Resin akrilik kemudian diletakkan di atas spacer malam yang sebelumnya telah diaplikasikan bahan separasi. Resin akrilik akan mengalami polimerisasi secara kimiawi jika menggunakan resin akrilik self cured (Rahn, Ivanhoe & Plummer, 2009). Finishing dapat dilakukan setelah tahap polimerisasi (Kinra, dkk, 2012).

Dalam pembuatan sendok cetak individu perlu diperhatikan perluasannya.

Pada kasus rahang tak bergigi sebagian, sendok cetak individu harus memiliki perluasan yang adekuat yaitu sekitar 3-5 mm dari margin gingiva dan sekitar 3 mm dari bagian luar gigi paling distal. Pembuatan pegangan sendok cetak dibuat dengan panjang 25 mm dari batas tepi labial sendok cetak individu dan lebar 12 mm(Kinra, dkk, 2012).

2.3 Border Moulding

Border moulding merupakan teknik pembentukan daerah bagian tepi bahan cetak pada jaringan lunak yang berdekatan dengan bagian tepi untuk mendapatkan kontur dari vestibulm. Border moulding dilakukan dengan teknik manipulasi fungsional atau manual.

Tujuan dari border moulding adalah untuk mendapatkan batas dari mukosa bergerak dan tidak bergerak baik pada rahang atas dan rahang bawah penderita dan mempertahankan peripherial seal selama berfungsi. Border

(14)

10 moulding juga digunakan untuk menentukan perpanjangan protesa dengan cara memperpanjang bagian tepi custom tray untuk membentuk daerah tepi dengan menggunakan bahan tertentu. Tepi sendok cetak pada umunya dibuat 2 – 3 mm lebih rendah dibandingkan tepi hasil cetakan akhir/ final impression, dimana hal ini berguna untuk menyediakan tempat pelekatan bahan border moulding.

Salah satu faktor penting untuk mendapatkan retensi gigi tiruan lengkap yang baik adalah adanya border seal yang baik. Adanya border seal merupakan faktor biologis yang melibatkan kontak batas gigi tiruan dengan jaringan lunak mulut di sekitarnya.

Custom tray yang telah kita buat harus mampu mencetak jaringan di dalam rongga mulut secara detail karena akan mempengaruhi retensi dari full denture.

Selain itu kerapatan antara tepi denture dengan jaringan juga perlu diperhatikan karena akan mempengaruhi retensi dan kestabilannya, dimana hal ini amat penting untuk keberhasilan pemakaian full denture. Pasien sering mengeluhkan denture yang dipakainya longgar atau tidak pas, terutama pada rahang bawah karena kontak antara mukosa dan denture tidak baik, sehingga retensinya tidak maksimal. Untuk mendapatkan hubungan yang rapat antara tepi denture dengan jaringan di sekitarnya, harus dilakukan pencetakan secara mukofungsional dengan melakukan border moulding. Pencetakan secara mukofungsional ini dilakukan pada tepi custom tray yang telah dibuat sebelumnya untuk mendapatkan peripheral seal (Madhav & Prabhudesai, 2012).

Sebelum melakukan border moulding, custom tray diletakkan di dalam mulut dan periksa hal-hal berikut (Rahn, Ivanhoe & Plummer, 2009):

a. Tepi dari sendok cetak harus lebih pendek 2 mm dari sulkus dan harus memberikan jarak ruang frenulum yang adekuat.

b. Perpanjangan posterior pada maksila harus menutupi hamular notch dan diperpanjang sampai vibrating line.

c. Sendok cetak pada mandibula harus menutupi daerah retromolar pad.

d. Lakukan trimming pada custom tray jika dibutuhkan.

e. Spacer malam dibuang setelah melakukan border moulding secara perlahan. Bahan border moulding tidak boleh sampai terlepas.

(15)

11 f. Modeling compound harus dipanaskan dan diletakkan pada tepi sendok cetak secara bertahap regio per regio dan didinginkan sedikit demi sedikit sebelum dimasukkan ke mulut.

Border molding merupakan cara untuk menutupi seluruh permukaan tepi pendukung gigi tiruan dan untuk memperoleh peripheral seal yang baik.

Peripheral seal merupakan suatu kontak yang rapat antara tepi basis gigi tiruan dengan jaringan lunak/mukosa pendukung gigi tiruan, termasuk posterior palatal seal, perluasan tepi sayap bukal, lingual dan labial. Dimana periperal seal sangat dibutuhkan untuk memperoleh retensi gigi tiruan yang baik. Salah satu fungsi dari border molding adalah untuk mencetak batas antara mukosa bergerak dan tidak bergerak dalam rongga mulut, dimana hal ini juga akan mempengaruhi retensi atau ketahanan dari gigi tiruan di dalam rongga mulut pasien. Sehingga akan didapatkan gigi tiruan yang sesuai dengan keadaan rongga mulut pasien (Levin, 2001).

2.3.1 Bahan-bahan Border Moulding

Bahan border moulding yang digunakan sebaiknya bersifat halus dan memiliki viskositas rendah yang akan berubah bentuk menjadi semi-rigid setelah mengalami proses polimerisasi. Material border moulding nantinya diharapkan dapat meluas sekitar 3-4 mm atau setidaknya menjangkau semua jaringan yang berfungsi (Rangarajan & Padmanabhan, 2017).

Bahan-bahan yang dapat digunakan pada tahapan border moulding yaitu sebagai berikut:

2.3.1.1 Greenstick compound

Greenstick compound adalah low fusing impression compound tipe 1. Bahan ini terbuat dari unsur dasar yaitu, resin, filler dan lubricants.

Greenstick compound merupakan material thermoplastic dimana akan melunak ketika dipanaskan dan mengeras ketika didinginkan dan tidak memiliki reaksi kimia yang terlibat pada saat setting. Bahan ini dapat digunakan kembali dan dapat dimanipulasi ketika dipanaskan dan memiliki sifat biokompatibilitas yang baik (tidak toxic dan tidak mengiritasi jaringan rongga mulut), ekonomis (Jone & Jain, 2018).

(16)

12 Greenstick compound merupakan bahan yang paling ideal untuk digunakan karena memiliki beberapa keuntungan antara lain setting cepat, dapat digunakan kembali apabila dilakukan pengulangan prosedur border moulding, karena kekakuannya dapat digunakan untuk memperpanjang sendok cetak yang terlalu pendek sekitar 3-4 mm, umumnya bahan cukup kental untuk mempertahankan bentuknya bila dalam keadaan lunak sehingga memberikan lebar yang ideal (2-3 mm) pada tepi sendok cetak, tidak menyebabkan perubahan dimensi yang signifikan setelah pengerasan serta menghasilkan detail jaringan secara halus. Bahan ini juga memiliki kelemahan yaitu dapat menyebabkan distorsi ketika dikeluarkan dari daerah undercut, dapat mengiritasi mukosa palatal dan dapat terjadi overextention pada daerah peripheral, menekan jaringan (mukokompresi) (Rahn, Ivanhoe & Plummer, 2009).

Gambar 1. Greenstick Compound

2.3.1.2 Putty type silicone

Disebut juga dengan polyvinyl siloxane (PVS). Keuntungan dari bahan ini adalah memiliki stabilitas dimensi yang baik, waktu settingnya cepat, keakuratan dalam pencetakan sangat tinggi, memiliki bau yang tidak menggangu atau sedap, deformation recovery dari pvs sangat baik, mudah untuk dimanipulasi, tidak menyebabkan staining pada pakaian bila bahan tersebut tidak sengaja jatuh, elastisitasnya baik dan tidak mengalami distorsi karena bahan ini memiliki nilai regangan dan tarikan yang rendah (Anusavice, 2004).

(17)

13 Bahan ini juga memiliki kekurangan yaitu, harganya mahal, sulit untuk melewati daerah dengan undercut karena kekakuannya yang tinggi, sifatnya hidrofobik. Bahan ini bersifat hidrofobik yang menjadikannya sesuai untuk mencetak bentuk detail yang kering. Jika permukaan detail yang hendak dicetak terdapat air, hasil yang didapat tidak akurat. Namun sekarang ini telah diperkenalkan bahan cetak polyvinylsiloxane yang mempunyai sifat hidrofobik yang agak rendah (O’Brien, 2002).

Putty type silicone ini bersifat hidrofilik yang dapat menjadi keuntungan karena control kelembaban tidak penting selama proses pencetakan. Bahan ini memiliki akurasi yang sangat baik, waktu penyimpanan yang lama, stabilitas dimensi yang naik, waktu setting yang singkat dan bahan ini sedikit lebih mahal dibandingkan yang lain (Jone &

Jain, 2018).

Gambar 2. Putty type silicone

2.3.1.3 Mouth Temperature Waxes

Bahan cetak wax biasa digunakan untuk menghasilkan cetakan yang memerlukan tekanan (mucocompressive) dalam pembuatan gigitiruan. Berbentuk seperti lembaran dan tersedia secara komersial sebagai lowa wax. Bahan ini juga dapat digunakan untuk memperbaiki kesalahan cetakan yang disebabkan karena ukuran sendok cetak yang terlalu kecil sehingga wax dapat ditambahkan pada bagian ujung sendok cetak yang disesuaikan dengan rahang pasien. Untuk mencetak daerah dengan sedikit undercut pada rahang tidak bergigi. Memiliki flow yang

(18)

14 tinggi pada suhu tubuh dan bersifat rigid pada suhu ruang untuk mencegah terjadinya perubahan bentuk dan detail dari cetakan. (Jone & Jain, 2018).

Gambar 3. Mouth Temperature Waxes

2.3.2 Teknik Border Moulding

Terdapat dua teknik dalam melakukan border moulding, yaitu:

2.3.2.1. Incremental / sectional border moulding

Pada teknik ini bagian luar dari custom tray disempurnakan secara terpisah, sesuai dengan anatomi landmark pada daerah tersebut. Material yang digunakan pada metode ini adalah greenstick compound.

Tahapan Sectional Border Moulding Rahang Atas dapat dilakukan dengan cara mengikuti bagian dan urutan sebagai berikut:

a) Labial flange:

- Pasif: bibir diangkat lalu ditarik ke arah luar dan ke bawah, lalu baru ditekan ke gingiva.

- Aktif: pasien diinstruksikan untuk mengerutkan bibir dan menghisap jari dokter.

Gambar 4. Sendok cetak individu yang telah dibentuk bagian labial flange

(19)

15 b) Bukal flange:

- Pasif: pipi diangkat lalu ditarik ke arah luar, ke bawah, dan ke dalam lalu digerakkan mundur dan maju.

- Aktif: pasien diinstruksikan untuk mengerutkan bibir dan tersenyum.

Gambar 5. Sendok cetak individu dengan daerah frenulum bukal pada pembentukan bukal flange.

c) Daerah distobukal:

- Pasif: pipi ditarik ke arah luar, ke bawah, dan ke dalam.

- Aktif: pasien diinstruksikan untuk membuka mulut dengan lebar, tutup dan gerakkan mandibula dari sisi ke sisi. Membuka mulut dengan lebar menggambarkan kedalaman dan lebar dari distobukal flange seperti yang diatur oleh otot, sementara mandibula bergerak dari sisi ke sisi, disediakan untuk pergerakan dari prosesus koronoid.

Gambar 6. Sendok cetak individu dengan daerah distobukal pada pembentukan bukal flange

(20)

16 d) Daerah posterior palatal:

- Aktif: pasien diinstruksikan untuk mengatakan “AH”

dengan singkat.

Gambar 7. Sendok cetak individu dengan pembentukan pada daerah posterior seal.

Tahapan Border Moulding Rahang Bawah dapat dilakukan dengan cara, yaitu

a) Labial flange:

- Pasif: bibir sedikit terangkat ke arah luar, ke bawah, dan ke dalam.

Gambar 8. Pembentukan daerah labial flange.

b) Bukal flange:

- Pasif: pipi diangkat ke arah luar, ke atas, dan ke dalam dan digerakkan mundur dan maju.

- Aktif: pasien diinstruksikan untuk mengerutkan bibir dan tersenyum.

(21)

17 Gambar 9. Pembentukan daerah bukal flange.

c) Bukal flange (daerah distobukal):

- Pasif: pipi ditarik ke bukal untuk memastikan agar tidak terjebak pada sendok cetak lalu digerakkan ke atas dan ke dalam.

- Aktif & pasif: masseteric notch dicatat dengan cara interview dengan pasien, sementara dokter gigi menekan sendok cetak ke bawah.

Gambar 10. Pembentukan daerah distobukal.

d) Anterior lingual flange:

- Aktif: pasien diinstruksikan untuk menjulurkan lidah dan mendorong lidah kearah palatal anterior. Panjang dan ketebalan masing-masing tepi dari area tersebut dapat bertambah.

Gambar 11. Pembentukan bagian anterior dari lingual flange.

(22)

18 e) Middle portion dari lingual flange:

- Aktif: pasien diinstruksikan untuk menjulurkan lidah dan menjilat bibir bagian atas dari sisi ke sisi.

Gambar 12. Pembentukan bagian tengan dari lingual flange.

f) Distolingual flange:

- Aktif: pasien diinstruksikan untuk menjulurkan lidah kemudian letakkan lidah pada bagian distal palatal pada kanan dan kiri vestibulum distal.

Gambar 13. Pembentukan bagian distolingual dari lingual flange.

Keuntungan dengan menggunakan incremental border moulding adalah hasil cetakan dapat diperbaiki pada setiap tahapan sebelum dilanjutkan ke tahapan berikutnya dan apabila terjadi kesalahan, dapat diperbaiki dengan cara memanaskan dan mencetak kembali. Terdapat juga kekurangan dari teknik ini yaitu, pada saat dilakukan pencetakan berulang kali dapat mengubah orientasi tray sehingga dapat terjadi kesalahan pada hasil cetakan (Yarapatineni, dkk, 2013).

2.3.2.2. Single-step/simultaneous border moulding

Pada metode ini seluruh pinggiran custom tray dihaluskan pada setiap tahapan kerja. Material border moulding diletakkan disekeliling tepi

(23)

19 dengan teknik single step dan dicetak dengan teknik sectional secara bersamaan. Putty dan heavy body elastomer ideal untuk metode ini.

Greenstick compound tidak dianjurkan karena material tersebut tidak memungkinkan untuk menghaluskannya melalui keseluruhan panjang tepi (Rangarajan & Padmanabhan, 2017).

Metode ini memiliki beberapa keuntungan, yaitu, border moulding dapat dilakukan hanya dengan satu kali pencetakan sehingga dapat menghemat waktu dari operator dan dapat menghindari terjadinya kesalahan pada proses border moulding. Namun kekurangan dari metode ini adalah jika terjadi kesalahan pada proses pencetakan, hasil cetakan tersebut tidak dapat diperbaiki dan harus dilakukan pencetakan kembali (Yarapatineni, dkk, 2013).

(24)

20 BAB III

KESIMPULAN DAN SARAN

3.1 KESIMPULAN

Pembuatan gigi tiruan merupakan hal yang sangat penting yang dapat menggantikan sebagian atau seluruh gigi asli yang hilang dan dapat digunakan pada rahang atas maupun bawah.

Tahapan awal yang harus diperhatikan adalah pencetakan rahang karena bertujuan untuk membuat suatu model replika dari jaringan keras dan jaringan lunak rongga mulut. Tujuan dilakukannya hal tersebut adalah untuk keperluan diagnosis dan perawatan. Untuk menyesuaikan sendok cetak individu dengan keadaan rongga mulut kita perlu dilakukannya border moulding.

Keeratan hubungan antara pembuatan cetakan rahang dan teknik border molding merupakan hal yang penting untuk dibahas karena saling saling berkaitan satu sama lain.Untuk menyesuaikan sendok cetak individu dengan keadaan rongga mulut kita perlu dilakukannya border moulding. Border moulding penting untuk menentukan perpanjangan protesa dengan menggunakan fungsi jaringan atau manipulasi jaringan secara manual untuk membentuk daerah tepi dari bahan cetak. Selain itu perlu dilakukan border moulding pada tepi sendok cetak individu untuk mendapatkan peripheral seal agar gigi tiruan lengkap yang dibuat memiliki retensi yang baik ketika digunakan.

3.2 SARAN

Untuk kedepannya agar lebih banyak lagi penelitian-penelitian yang membahas mengenai sendok cetak individu, border moulding dan hubungannya dengan teknik border moulding

(25)

21 DAFTAR PUSTAKA

Al-Judy HJ. 2015. Comparison Of The Effect Of Sectional Border moulding Using Different Molding And Final Impression Material On The Retention Of Maxillary Complete Denture Bases. IOSR Journal of Dental and Medical Sciences. Vol. 14.

Alqattan WA, Alalawi HA, Khan ZA. 2016. Impression Techniques and Materials for Complete Denture Construction. Dental Health: Current Research.

Jone, A., Jain, A. R. 2018. Clinical demonstration of border molding using various materials: A review. Journal of Pharmacy Research Vol. 12.

Kinra, M., Kalra, A., Nagpal, A., Kapoor, V. 2012. Custom Impression Trays in Prosthodontics – Clinical Guidelines. Indian Journal of Dental Science Vol.

4.

Levin, B. L. 2001. Impression for Complete Dentures. Chicago: Quintessence.

Macentee MI. 1999. the Complete Denture: Clinical Pathway, Quintessence, USA.

Madhav VNV., Prabhudesai. 2012. Elastomeric Impression Technique for Complete Denture Impressions. Journal of International Dental and Medical Research. Vol. 5.

O’brien, W. J. 2002. Dental Material and Their Selections. 3rded. Michigan:

Quintessence.

Ompusungu, S. (2018). Sendok Cetak Individual Resin Kuring Sinar Tampak Pada Pembuatan Gigitiruan Cekat.

Prashanti E, dkk. 2010. Flexible Dentures: a flexible option to treat edentulous patients. Journal of Nepal Dental Association 1(11).

(26)

22 Rahn AO, Ivanhoe JR, Plummer KD. 2009. Textbook of Complete Denture. 6th

ed. Shelton, Connecticut: People’s Medical Publishing House. p. 97-119.

Rangarajan V, Padmanabhan TV. 2017. Textbook of Prostodontic. 2nd ed. India:

Elsevier. p. 65-75.

Veeraiyan, DN., Ramalingam, K., Bhat, V. 2003. Textbook of Prosthodontics.

New Delhi: Jaypee.

Yarapatineni, R., dkk. 2013. Comparative evaluation of border molding, using two different techniques in maxillary edentulous arches - An in vivo study.

Jourmal of International Oral Health. 5 (6), 82-87.

Zarb & Bolender CL. 2004. Prosthodontic Treatment for Edentulous Patient:

Complete Denture and Implant Supported Prostheses 12th ed., Mosby, USA.

Gambar

Gambar 1. Greenstick Compound
Gambar 2. Putty type silicone
Gambar  4.  Sendok  cetak  individu  yang  telah  dibentuk  bagian labial flange
Gambar 3. Mouth Temperature Waxes
+4

Referensi

Dokumen terkait

Spesimen uji komposisi kimia dibuat dari sisa logam cair yang digunakan untuk penuangan di cetakan dituang dalam cetakan baja berbentuk segiempat dengan ukuran 2cm

Pembelajaran perancangan adi Busana lebih mengarah pada perancangan busana yang dibuat dengan sistem Houte Counture untuk perorangan sesuai dengan

1) Material besi cor kelabu dengan media cetak pasir CO2 dibuat di CV.Kembar Jaya, Batur, Ceper, Klaten yang akan dipakai untuk pembuatan cetakan permanen.

Cetakan dibuat hanya untuk menguji tungku, jenis cetakan yang digunakan adalah permanent mold casting atau menggunakan material logam. Pembuatanya dilakukan dengan

Pada penelitian ini subyek yang digunakan adalah resin komposit Nanofiller sintetis (Z350, 3M ESPE) yang di cetak pada cetakan yang terbuat dari bahan akrilik dengan

d) Diaduk pada kertas khusus dengan spatula. e) Adonan diambil diremat-remat dengan tangan selama 30 detik. f) Dibuat gulungan batang dan diletakkan pada sendok cetak

Lubang tanam yang dibuat pada lokasi pekerjaan hanya dibuat dengan ukuran 2 (dua) hingga 3 (tiga) kali ukuran bola akar. Walaupun ukuran tersebut merupakan ukuran lubang tanam

Pasien dapat dipulangkan dengan memperhatikan hal-hal sebagai berikut: - Agonis beta-2 yang diperlukan tidak lebih dari setiap 4 jam - Pasien, kalau sebelumya rawat jalan, mampu