• Tidak ada hasil yang ditemukan

pdf buku ajar metodologi penelitian kesehatan compress

N/A
N/A
nazwa kamil

Academic year: 2025

Membagikan "pdf buku ajar metodologi penelitian kesehatan compress"

Copied!
20
0
0

Teks penuh

(1)
(2)

B

Buk uku A u Ajjaarr M

Met eto od do ollo og gi P i Pene enellit itian K ian Kes eseh ehaattaan n

HENNY SYAPITRI HENNY SYAPITRI

AMILA AMILA

JUNERIS ARITONANG JUNERIS ARITONANG

Penerbit:

Penerbit:

AHLIMEDIA PRESS

AHLIMEDIA PRESS

(3)

BUKU AJAR BUKU AJAR

METODOLOGI PENELITIAN KESEHATAN METODOLOGI PENELITIAN KESEHATAN

Penulis:

Penulis:

Henny Syapitri Henny Syapitri Amila

Amila

Juneris Aritonang Juneris Aritonang Editor

Editor::

Aurora Hawa Nadana Aurora Hawa Nadana Penyunting:

Penyunting:

Masyrifatul Khairiyyah Masyrifatul Khairiyyah Desain Cover:

Desain Cover:

Aditya Rendy T.

Aditya Rendy T.

Penerbit:

Penerbit:

Ahlime

Ahlimedia Pressdia Press (Angg(Anggota IKAPI: 264/Jota IKAPI: 264/JTI/20TI/2020)20) Jl. Ki Ageng Gribig, Gang Kaserin MU No. 36 Jl. Ki Ageng Gribig, Gang Kaserin MU No. 36 Kota Malang 65138

Kota Malang 65138 Tel

Telp:p: +62+628528523273277777774747 Telp

Telp PenuliPenulis:s: +6285+6285211116211116011011 www.ahlimediapress.com

www.ahlimediapress.com ISBN:

ISBN: 978-978-623-623-63516351-76-5-76-5 Ce

Cetatakakan n PePertrtamama,a, NoNovevembmberer 20202121   

Hak cipta oleh Penulis dan Dilindungi Undang-Undang Republik Hak cipta oleh Penulis dan Dilindungi Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2002 Tentang

Indonesia Nomor 19 Tahun 2002 Tentang Hak Cipta, Pasal 72.Hak Cipta, Pasal 72.

Dilarang keras menerjemahkan, memfotokopi, atau Dilarang keras menerjemahkan, memfotokopi, atau memperbanyak sebagian atau seluruh isi buku ini memperbanyak sebagian atau seluruh isi buku ini tanpa izin tertulis dari Penerbit.

tanpa izin tertulis dari Penerbit.

(4)

KATA PENGANTAR KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah Swt.

Segala puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah Swt.

atas rahmat dan karunia-Nya sehingga buku ini dapat diselesaikan atas rahmat dan karunia-Nya sehingga buku ini dapat diselesaikan dengan baik. Buku

dengan baik. Buku Metodologi Penelitian KesehatanMetodologi Penelitian Kesehatan  ini disusun  ini disusun sebagai bahan ajar bagi mahasiswa. Oleh sebab itu, buku ini ditulis sebagai bahan ajar bagi mahasiswa. Oleh sebab itu, buku ini ditulis secara ringkas dan padat, tetapi dapat memenuhi kebutuhan secara ringkas dan padat, tetapi dapat memenuhi kebutuhan mahasiswa untuk memahami proses penelitian.

mahasiswa untuk memahami proses penelitian.

Buku ini diharapkan dapat digunakan secara praktis oleh Buku ini diharapkan dapat digunakan secara praktis oleh mahasiswa untuk dapat melakukan penelitian. Buku ajar ini memuat mahasiswa untuk dapat melakukan penelitian. Buku ajar ini memuat informasi tentang metode, prosedur, dan teknik yang dapat informasi tentang metode, prosedur, dan teknik yang dapat diterapkan dalam penelitian. Penyajian bagian alir dan contoh- diterapkan dalam penelitian. Penyajian bagian alir dan contoh- contoh penerapan dalam buku ini membantu untuk menjelaskan contoh penerapan dalam buku ini membantu untuk menjelaskan konsep yang rumit menjadi lebih mudah dimengerti oleh mahasiswa konsep yang rumit menjadi lebih mudah dimengerti oleh mahasiswa sebagai peneliti pemula. Urutan penulisan yang disesuaikan dengan sebagai peneliti pemula. Urutan penulisan yang disesuaikan dengan langkah-langkah dalam proses penelitian juga memudahkan langkah-langkah dalam proses penelitian juga memudahkan mahasiswa untuk mempelajari buku ini.

mahasiswa untuk mempelajari buku ini.

Penulis menyadari bahwa buku ini jauh dari sempurna.

Penulis menyadari bahwa buku ini jauh dari sempurna.

Sebagai manusia yang memiliki keterbatasan, kami memohon Sebagai manusia yang memiliki keterbatasan, kami memohon masukan dan saran yang bersifat membangun sebagai upaya masukan dan saran yang bersifat membangun sebagai upaya menyempurnakan buku ini. Maka dari itu, kami meminta dukungan, menyempurnakan buku ini. Maka dari itu, kami meminta dukungan, kritik, dan saran dari para pembaca untuk perbaikan buku ini di kritik, dan saran dari para pembaca untuk perbaikan buku ini di masa yang akan datang.

masa yang akan datang.

Medan, September 2021 Medan, September 2021 Penulis

Penulis

  

(5)

DAFTAR ISI DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR

KATA PENGANTAR ... iii ... iii DAFTAR ISI

DAFTAR ISI ... iv ... iv BAB I:

BAB I: KONSEP DASAR PENELITIAN ... 1KONSEP DASAR PENELITIAN ... 1 Topik 1.

Topik 1. ILMU DAN ILMU DAN PENELITIAN PENELITIAN ... 2... 2   A.

A.  Ilmu Ilmu dan dan Filsafat Filsafat ...... 2... 2 B.

B.   Ilmu Pengetahuan daIlmu Pengetahuan dan Penelitian n Penelitian ... ... 33 C.

C.  Metode Metode Ilmiah Ilmiah ...... ... 1010 Topik 2. PERKEMBANGAN PENELITIAN DI BIDANG

Topik 2. PERKEMBANGAN PENELITIAN DI BIDANG

KESEHATAN ... 22 KESEHATAN ... 22   A.

A.  Batasan Batasan Penelitian Penelitian Kesehatan Kesehatan ...... 22... 22 B.

B.   Tujuan Tujuan Penelitian Penelitian Kesehatan Kesehatan ...... 23... 23 C.

C.  Manfaat Manfaat Penelitian Penelitian Kesehatan Kesehatan ...... 24... 24 Latihan

Latihan ... ... 2727   Glosorium

Glosorium ... ... 2828 Referensi

Referensi ... ... 2929 BAB

BAB II: II: PERUMUSAN MASALAH PERUMUSAN MASALAH PENELITIAN PENELITIAN ... 30... 30 Topik 1.

Topik 1. Masalah Penelitian Masalah Penelitian ... 32... 32 A.

A.  Rumusan Masalah ... 32Rumusan Masalah ... 32   B.

B.   Judul Penelitian ... 39Judul Penelitian ... 39 C.

C.  Penulisan Penulisan Latar Latar Belakang Belakang ...... 41... 41 Topik

Topik 2. 2. Tujuan Penelitian Tujuan Penelitian ... 47... 47 A.

A.  Tujuan Tujuan ...... ... 4747   B.

B.   Manfaat Manfaat ...... ... 5050 Latihan

Latihan ... ... 5353 Glosorium

Glosorium ... ... 5656 Referensi

Referensi ... ... 5757 BAB III:

BAB III: TINJAUAN PUSTAKA ... 58TINJAUAN PUSTAKA ... 58 Topik 1.

Topik 1. Landasan Teori ... 60Landasan Teori ... 60 A.

A.  Deskripsi Deskripsi Teori Teori ...... 60... 60 B.

B.   Langkah-langkah Membuat Langkah-langkah Membuat Tinjauan Pustaka ... 62Tinjauan Pustaka ... 62 Topik 2.

Topik 2. Penulisan Referensi Penulisan Referensi ... 69... 69 A.

A.  Sumber Referensi ... 69Sumber Referensi ... 69   B.

B.   Cara Penulisan Cara Penulisan Referensi Referensi ...... 71... 71   Topik 3. Plagiarisme

Topik 3. Plagiarisme ... 79... 79 A.

A.  Definisi Definisi Plagiarisme Plagiarisme ...... 79... 79  

(6)

B.

B.  Jenis Jenis Plagiarisme Plagiarisme ...... 80... 80

C. C.  Pencegahan dan Pencegahan dan Penanggulangan Penanggulangan Plagiarisme Plagiarisme ... ... 8282   Latihan ... 85

Latihan ... 85

Glosorium ... 88

Glosorium ... 88

Referensi... 89

Referensi... 89

BAB IV: KERANGKA PENELITIAN, VARIABEL, HIPOTESIS, BAB IV: KERANGKA PENELITIAN, VARIABEL, HIPOTESIS, DAN DAN DEFINISI DEFINISI OPERASIONAL OPERASIONAL ... ... 9191 Topik Topik 1. 1. Kerangka Kerangka Peenelitian ... Peenelitian ... 9393 A. A.  Kerangka Kerangka Teori Teori ...... 93... 93  

B. B.  Kerangka Kerangka Konsep Konsep ...... 96... 96  

Topik Topik 2. 2. Variabel Variabel Penelitian Penelitian ... ... 9898 Topik Topik 3. 3. Definisi Definisi Operasional Operasional ... ... 9999 Topik Topik 4. 4. Hipotesis Hipotesis Penelitian Penelitian ... ... 107107 Latihan ... 110

Latihan ... 110

Glosorium ... 111

Glosorium ... 111

Referensi... 112

Referensi... 112

BAB BAB V: V: RANCANGAN ATAU RANCANGAN ATAU DESAIN DESAIN PENELITIAN PENELITIAN ... ... 113113 Topik Topik 1. 1. Penelitian Penelitian Kuantitatif Kuantitatif ... ... 115115 A. A.  Desain Desain Penelitian Penelitian Observasional Observasional ... 116... 116  

B. B.  Desain Penelitian Desain Penelitian Eksperimen... Eksperimen... 123123   Topik Topik 2. 2. Penelitian Penelitian Kualitatif Kualitatif ... ... 130130 Topik 3. Topik 3. Perbedaan Penelitian Perbedaan Penelitian Kuantitatif & Kuantitatif & Kualitatif ... Kualitatif ... 135135 Latihan ... 137

Latihan ... 137

Glosorium ... 140

Glosorium ... 140

Referensi... 141

Referensi... 141

BAB BAB VI: VI: POPULASI POPULASI DAN DAN SAMPEL SAMPEL ... ... 142142 Topik Topik 1. 1. Populasi Populasi dan dan Sampel Sampel ... ... 143143 A. A.  Populasi Populasi ...... ... 143143   B. B.  Sampel Sampel ...... ... 145145   C. C.  Perbedaan Populasi dan Perbedaan Populasi dan Sampel Sampel ... ... 146146   Topik Topik 2. 2. Teknik Teknik Sampling Sampling ... ... 147147 A. A.  Probability Probability Sampling Sampling ...... 147... 147  

B. B.  Non Probability Sampling Non Probability Sampling ...... ... 149149   Topik Topik 3. 3. Besaran Besaran Sampel Sampel ... ... 151151 Latihan ... 161

Latihan ... 161

Glosorium ... 162

Glosorium ... 162

Referensi... 163

Referensi... 163

(7)

BAB

BAB VII: VII: PENGUMPULAN DATA PENGUMPULAN DATA ... 164... 164 Topik 1.

Topik 1. Metode Pengumpulan Data ... 165Metode Pengumpulan Data ... 165 Topik 2. Pengembangan Alat

Topik 2. Pengembangan Alat Ukur ... 169Ukur ... 169 A.

A.  Instrumen Penelitian ... 169Instrumen Penelitian ... 169   B.

B.   Penyusunan Instrumen Penelitian Penyusunan Instrumen Penelitian ... 175... 175   C.

C.  Bentuk Skala Pengukuran ...Bentuk Skala Pengukuran ... 177... 177   Topik 3. Etika

Topik 3. Etika Penelitian Penelitian ... ... 179179 A.

A.  Prinsip Etika Penelitian ...Prinsip Etika Penelitian ... 179... 179   B.

B.   Kesalahan dalam Penelitian ...Kesalahan dalam Penelitian ... 18... 1800   C.

C.  Informed Concent ...Informed Concent ... 180... 180   Latihan

Latihan ... ... 183183 Glosarium

Glosarium ... ... 184184 Referensi

Referensi ... ... 185185 BAB

BAB VIII: PENGOLAHAN VIII: PENGOLAHAN DAN DATA DAN DATA ... 187... 187 Topik 1. A

Topik 1. Analisis Data nalisis Data Kuantitatif Kuantitatif ... ... 188188 A.

A.  Pengolahan Data ...Pengolahan Data ... 18... 1888   B.

B.   Tahap Pengolahan Data Tahap Pengolahan Data ...... ... 190190   C.

C.  Analisis Statistik ...Analisis Statistik ... 195... 195   Topik 2.

Topik 2. Analisis DAnalisis Data Kualitatif ata Kualitatif ... ... 201201 A.

A.  Proses AnaliProses Analisis Data Kualitatif sis Data Kualitatif ... ... 201201   B.

B.   Jenis Analisis Data Jenis Analisis Data Kualitatif ... 203Kualitatif ... 203   Latihan

Latihan ... ... 206206 Glosorium

Glosorium ... 2... 20707 Referensi

Referensi ... ... 208208 INDEX ... 209 INDEX ... 209 BIOGRAFI

BIOGRAFI PENULIS PENULIS ... ... 212212

(8)

BAB 1 BAB 1

KONSEP DASAR PENELITIAN KONSEP DASAR PENELITIAN

PENDAHULUAN PENDAHULUAN

Manusia pada dasarnya selalu ingin tahu yang benar.

Manusia pada dasarnya selalu ingin tahu yang benar.

Pengetahuan pada dasarnya terdiri dari sejumlah fakta dan teori Pengetahuan pada dasarnya terdiri dari sejumlah fakta dan teori yang memungkinkan seseorang untuk dapat memecahkan yang memungkinkan seseorang untuk dapat memecahkan masalah yang dihadapinya. Manusia selalu berfikir dan selalu masalah yang dihadapinya. Manusia selalu berfikir dan selalu ingin mencoba mengaitkan antara fakta atau fenomena dengan ingin mencoba mengaitkan antara fakta atau fenomena dengan teori yang diketahuinya. Makin banyak teorinya yang dimiliki teori yang diketahuinya. Makin banyak teorinya yang dimiliki manusia dengan banyaknya membaca, dan makin banyak fakta manusia dengan banyaknya membaca, dan makin banyak fakta yang diperolehnya akan makin tinggi pula pengetahuannya dan yang diperolehnya akan makin tinggi pula pengetahuannya dan makin besar pula rasa ingin tahunya.

makin besar pula rasa ingin tahunya.

Penelitian yang telah teruji mempunyai peranan penting Penelitian yang telah teruji mempunyai peranan penting dalam membantu manusia untuk memecahkan masalah dan dalam membantu manusia untuk memecahkan masalah dan memperoleh pengetahuan baru. Tanpa adanya penelitian, maka memperoleh pengetahuan baru. Tanpa adanya penelitian, maka pengetahuan akan terhenti, tidak valid, dan akhirnya mengalami pengetahuan akan terhenti, tidak valid, dan akhirnya mengalami kemunduran. Dalam melakukan sebuah penelitian seorang kemunduran. Dalam melakukan sebuah penelitian seorang peneliti harus menggunakan metode yang dapat dimengerti peneliti harus menggunakan metode yang dapat dimengerti serta dapat diikuti atau dapat diulang oleh peneliti lainnya serta dapat diikuti atau dapat diulang oleh peneliti lainnya sehingga menghasilkan pengetahuan yang dapat sehingga menghasilkan pengetahuan yang dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah.

dipertanggungjawabkan secara ilmiah.

Setelah mempelajari bab ini mahasiswa diharapkan Setelah mempelajari bab ini mahasiswa diharapkan mampu untuk menjelaskan konsep dasar penelitian di bidang mampu untuk menjelaskan konsep dasar penelitian di bidang kesehatan. Selain itu secara khusus mahasiswa mampu kesehatan. Selain itu secara khusus mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan tentang:

memahami dan menjelaskan tentang:

1.

1.   Ilmu Pengetahuan dan PenelitianIlmu Pengetahuan dan Penelitian

2.

2.   Tahapan dalam Metode IlmiahTahapan dalam Metode Ilmiah

3.

3.   Batasan Penelitian KesehatanBatasan Penelitian Kesehatan  

4.

4.   Tujuan Penelitian KesehatanTujuan Penelitian Kesehatan

5.

5.   Manfaat Penelitian KesehatanManfaat Penelitian Kesehatan  

(9)

Topik 1.

Topik 1.

ILMU DAN PENELITIAN ILMU DAN PENELITIAN  A.

 A.  ILMU DAN FILSAFATILMU DAN FILSAFAT

Perkembangan ilmu pengetahuan tidak terlepas dari Perkembangan ilmu pengetahuan tidak terlepas dari pemahaman tentang filsafat ilmu. Dalam sejarah perkembangan pemahaman tentang filsafat ilmu. Dalam sejarah perkembangan ilmu pengetahuan, sebelum munculnya ilmu telah berkembang ilmu pengetahuan, sebelum munculnya ilmu telah berkembang filsafat terlebih dahulu. Filsafat berasal dari kata filo dan sofia filsafat terlebih dahulu. Filsafat berasal dari kata filo dan sofia (bahasa yun

(bahasa yunani). ani). Filo artinya Filo artinya cinta atau cinta atau menyenangi menyenangi dan dan sofiasofia artinya bijaksana. Pada zaman sebelum ilmu berkembang, dalam artinya bijaksana. Pada zaman sebelum ilmu berkembang, dalam mencari kebenaran mereka mendasarkan kepada pemikiran dan mencari kebenaran mereka mendasarkan kepada pemikiran dan logika, bahkan berspekulasi. Hasil pemikiran mereka ini logika, bahkan berspekulasi. Hasil pemikiran mereka ini kemudian menjadi tantangan bagi para ilmuwan selanjutnya, di kemudian menjadi tantangan bagi para ilmuwan selanjutnya, di mana dalam menemukan kebenaran lebih mementingkan mana dalam menemukan kebenaran lebih mementingkan penemuan-penemuan empiris, bukan hanya hasil pemikiran atau penemuan-penemuan empiris, bukan hanya hasil pemikiran atau logika semata. Filsafat ilmu dijadikan sebagai landasan dalam logika semata. Filsafat ilmu dijadikan sebagai landasan dalam perkembangan ilmu pengetahuan, sehingga tidak menyimpang perkembangan ilmu pengetahuan, sehingga tidak menyimpang dari kaidah disiplin ilmu pengetahuan.

dari kaidah disiplin ilmu pengetahuan.Filsafat Filsafat Ilmu Ilmu Pengetahuan Pengetahuan berusaha berusaha memperolehmemperoleh pemahaman tentang ilmu pengetahuan secara jelas, benar dan pemahaman tentang ilmu pengetahuan secara jelas, benar dan lengkap, serta mendasar untuk dapat menemukan kerangka lengkap, serta mendasar untuk dapat menemukan kerangka pokok serta unsur-unsur hakiki yang kiranya menjadi ciri khas pokok serta unsur-unsur hakiki yang kiranya menjadi ciri khas dari ilmu pengetahuan yang sebenarnya. Filsafat ilmu dari ilmu pengetahuan yang sebenarnya. Filsafat ilmu merupakan telaah kefilsafatan yang ingin menjawab pertanyaan merupakan telaah kefilsafatan yang ingin menjawab pertanyaan mengenai hakekat ilmu yang ditinjau dari tiga aspek yaitu:

mengenai hakekat ilmu yang ditinjau dari tiga aspek yaitu:

1.

1.   Aspek Ontolo Aspek Ontologigi

Ontologi diartikan sebagai sutu studi yang membahas Ontologi diartikan sebagai sutu studi yang membahas sesuatu yang ada. Ontologi menjawab pertanyaan tentang apa sesuatu yang ada. Ontologi menjawab pertanyaan tentang apa yang ingin diketahui atau objek yang menjadi pusat studi dari yang ingin diketahui atau objek yang menjadi pusat studi dari suatu disiplin ilmu. Hal ini berarti tiap ilmu harus mempunyai suatu disiplin ilmu. Hal ini berarti tiap ilmu harus mempunyai objek telaahan yang jelas. Dikarenakan diversifikasi ilmu terjadi objek telaahan yang jelas. Dikarenakan diversifikasi ilmu terjadi atas dasar spesifikasi objek telaahannya, maka tiap disiplin ilmu atas dasar spesifikasi objek telaahannya, maka tiap disiplin ilmu mempunyai landasan ontologi yang berbeda.

mempunyai landasan ontologi yang berbeda.

Ontologi dalam ilmu keperawatan menunjukkan objek Ontologi dalam ilmu keperawatan menunjukkan objek yang menjadi pusat telaah ilmu keperawatan, seperti yang menjadi pusat telaah ilmu keperawatan, seperti penyimpangan dan tidak terpenuhinya kebutuhan dasar penyimpangan dan tidak terpenuhinya kebutuhan dasar manusia (biopsikososial dan spiritual).

manusia (biopsikososial dan spiritual).

(10)

2.

2.   Aspek  Aspek EpistemologiEpistemologi

Epistemologi merupakan sudut pandang tentang Epistemologi merupakan sudut pandang tentang bagaimana metode atau proses prosedur yang digunakan untuk bagaimana metode atau proses prosedur yang digunakan untuk mendapatkan pengetahuan. Epistemologi menjadi dasar pijakan mendapatkan pengetahuan. Epistemologi menjadi dasar pijakan dalam memberikan legitimasi suatu ilmu pengetahuan untuk dalam memberikan legitimasi suatu ilmu pengetahuan untuk diakui sebagai disiplin ilmu dan menentukan keabsahan disiplin diakui sebagai disiplin ilmu dan menentukan keabsahan disiplin ilmu tertentu (Ihsan, 2010). Berdasarkan hal ini, maka ilmu tertentu (Ihsan, 2010). Berdasarkan hal ini, maka epistemology berperan penting dalam meberikan kerangka epistemology berperan penting dalam meberikan kerangka acuan dalam pengembangan ilmu pengetahuan.

acuan dalam pengembangan ilmu pengetahuan.

Landasan epistemologi ilmu menyangkut cara berfikir Landasan epistemologi ilmu menyangkut cara berfikir keilmuan berkenaan dengan kriteria tertentu agar sampai pada keilmuan berkenaan dengan kriteria tertentu agar sampai pada kebenaran

kebenaran ilmiah. ilmiah. Aplikasi Aplikasi epistemologi epistemologi dalam dalam ilmuilmu keperawatan tergambar dari pengembangan struktur ilmu keperawatan tergambar dari pengembangan struktur ilmu keperawatan mulai dari falsafah keperawatan, paradigm, model keperawatan mulai dari falsafah keperawatan, paradigm, model konseptual keperawatan dan teori

konseptual keperawatan dan teori middle rangemiddle range keperawatan. keperawatan.

3.

3.  

 Aspek Aksiologi

 Aspek AksiologiLandasan Landasan aksiologi aksiologi dalam dalam pengembangan pengembangan ilmuilmu pengetahuan merupakan sudut pandang tentang tujuan dan nilai pengetahuan merupakan sudut pandang tentang tujuan dan nilai suatu pengetahuan yang bersifat normatif dalam pemberian suatu pengetahuan yang bersifat normatif dalam pemberian makna terhadap kebenaran atau kenyataan. Landasan ini makna terhadap kebenaran atau kenyataan. Landasan ini dijadikan strategi untuk mengantisipasi perkembangan dijadikan strategi untuk mengantisipasi perkembangan kehidupan manusia yang negatif, sehingga ilmu pengetahuan kehidupan manusia yang negatif, sehingga ilmu pengetahuan dan teknologi tetap berjalan pada jalur kemanusiaan.

dan teknologi tetap berjalan pada jalur kemanusiaan.

Aksiologi dalam ilmu keperawatan memberikan batasan Aksiologi dalam ilmu keperawatan memberikan batasan pengembangan ilmu keperawatan, sehingga tetap berjalan dalam pengembangan ilmu keperawatan, sehingga tetap berjalan dalam kodrat manusia dan meningkatkan kemashalatan umat manusia.

kodrat manusia dan meningkatkan kemashalatan umat manusia.

B.

B.  ILMU PENGETAHUAN DAN PENELITIANILMU PENGETAHUAN DAN PENELITIAN

Ilmu pengetahuan adalah suatu pengetahuan yang sifatnya Ilmu pengetahuan adalah suatu pengetahuan yang sifatnya umum atau menyeluruh, memiliki metode yang logis dan terurai umum atau menyeluruh, memiliki metode yang logis dan terurai secara sistematis. Sedangkan penelitian adalah suatu kegiatan secara sistematis. Sedangkan penelitian adalah suatu kegiatan penyelidikan yang dilakukan secara terencana, penuh kehati- penyelidikan yang dilakukan secara terencana, penuh kehati- hatian dan teratur terhadap suatu objek atau subyek tertentu hatian dan teratur terhadap suatu objek atau subyek tertentu untuk memperoleh bukti, jawaban atau pengetahuan. Pada untuk memperoleh bukti, jawaban atau pengetahuan. Pada dasarnya ilmu pengetahuan tidak dapat dipisahkan dengan dasarnya ilmu pengetahuan tidak dapat dipisahkan dengan penelitian. Secara umum penelitian bertujuan untuk penelitian. Secara umum penelitian bertujuan untuk

(11)

mengembangkan khasanah ilmu dengan memperoleh mengembangkan khasanah ilmu dengan memperoleh pengetahuan secara fakta baru, sehingga dapat disusun teori, pengetahuan secara fakta baru, sehingga dapat disusun teori, konsep, hokum, kaidah atau metodologi yang baru. Dari sini pula konsep, hokum, kaidah atau metodologi yang baru. Dari sini pula dapat diperoleh masalah baru yang kelak harus dipecahkan dapat diperoleh masalah baru yang kelak harus dipecahkan dengan penelitian.

dengan penelitian.

Ilmu (

Ilmu (sciencescience) dan penelitian () dan penelitian (researchresearch) tidak dapat) tidak dapat dipisahkan. Ilmu tidak akan berkembang tanpa penelitian, dipisahkan. Ilmu tidak akan berkembang tanpa penelitian, sebaliknya penelitian tidak aka ada apabila tidak berada di sebaliknya penelitian tidak aka ada apabila tidak berada di dalam kerangka ilmu tersebut. Secara umum dapat dikatakan dalam kerangka ilmu tersebut. Secara umum dapat dikatakan bahwa ilmu merupakan filosofi, sedang penelitian merupakan bahwa ilmu merupakan filosofi, sedang penelitian merupakan tindakan (

tindakan (actionaction) yang berguna untuk membangun serta) yang berguna untuk membangun serta mengembangkan ilmu pengetahuan. Ilmu pengetahuan mengembangkan ilmu pengetahuan. Ilmu pengetahuan merupakan akumulasi pengetahuan yang diperoleh dengan merupakan akumulasi pengetahuan yang diperoleh dengan metode ilmiah, dengan menggunakan teori-teori yang ada yang metode ilmiah, dengan menggunakan teori-teori yang ada yang terus berkembang.

terus berkembang.

Penelitian yang baik didasari dengan ilmu pengetahuan, Penelitian yang baik didasari dengan ilmu pengetahuan, begitu pula sebaliknya. Dengan penelitian maka ilmu begitu pula sebaliknya. Dengan penelitian maka ilmu pengetahuan dapat dikembangkan. Ilmu pengetahuan akan pengetahuan dapat dikembangkan. Ilmu pengetahuan akan selalu berkembang karena manusia memiliki kemampuan untuk selalu berkembang karena manusia memiliki kemampuan untuk berfikir dan memiliki rasa ingin tahu yang tinggi. Tetapi, berfikir dan memiliki rasa ingin tahu yang tinggi. Tetapi, keingintahuan yang kompleks memerlukan suatu cara yang keingintahuan yang kompleks memerlukan suatu cara yang sistematis sehingga diperoleh suatu pengetahuan. Kegiatan sistematis sehingga diperoleh suatu pengetahuan. Kegiatan penyelidikan secara sistematis tersebut yang dinamakan penyelidikan secara sistematis tersebut yang dinamakan penelitian.

penelitian.

Ilmu memiliki fungsi yang sangat berharga bagi kehidupan Ilmu memiliki fungsi yang sangat berharga bagi kehidupan manusia. Setidaknya ada dua jenis fungsi dari ilmu (Lapau, manusia. Setidaknya ada dua jenis fungsi dari ilmu (Lapau, 2012), yaitu:

2012), yaitu:

1.

1.   Menghasilkan Menghasilkan penemuan, penemuan, mempelopori mempelopori fakta, fakta, dandan mengembangkan pengetahuan untuk memperbaiki mengembangkan pengetahuan untuk memperbaiki benda/barang. Misalnya: pengembangan dalam bidang benda/barang. Misalnya: pengembangan dalam bidang promosi kesehatan dengan memperbaiki cara atau teknik promosi kesehatan dengan memperbaiki cara atau teknik penyuluhan kesehatan kepada masyarakat.

penyuluhan kesehatan kepada masyarakat.

2.

2.   Menemukan hukum-hukum yang umum mengenai kejadianMenemukan hukum-hukum yang umum mengenai kejadian atau benda-benda yang menjadi masalah manusia dan atau benda-benda yang menjadi masalah manusia dan memprediksi tentang hal-hal yang belum diketahui.

memprediksi tentang hal-hal yang belum diketahui.

Misalnya: peneliti berusaha memahami dan menemukan Misalnya: peneliti berusaha memahami dan menemukan penyebab Diabetes Melitus pada kelompok masyarakat penyebab Diabetes Melitus pada kelompok masyarakat

(12)

pedesaan, dan dari hasil penelitiannya dapat diprediksi pedesaan, dan dari hasil penelitiannya dapat diprediksi kejadian DM jika masyarakat tidak berusaha mengurangi kejadian DM jika masyarakat tidak berusaha mengurangi konsumsi makanan/minuman dengan kadar glukosa yang konsumsi makanan/minuman dengan kadar glukosa yang tinggi.

tinggi.

Menurut Almack (1930), hubungan ilmu pengetahuan dan Menurut Almack (1930), hubungan ilmu pengetahuan dan penelitian ini sebagai hasil dan proses di mana penelitian penelitian ini sebagai hasil dan proses di mana penelitian sebagai prosesnya dan ilmu pengetahuan sebagai hasilnya.

sebagai prosesnya dan ilmu pengetahuan sebagai hasilnya.

Namun Whitney (1960) berpendapat lain bahwa ilmu dan Namun Whitney (1960) berpendapat lain bahwa ilmu dan penelitian adalah sama-sama suatu proses, sedangkan hasil penelitian adalah sama-sama suatu proses, sedangkan hasil proses tersebut adalah kebenaran. Pendapat Whitney ini proses tersebut adalah kebenaran. Pendapat Whitney ini beralasan karena memang ilmu itu tidak statis, tetapi beralasan karena memang ilmu itu tidak statis, tetapi berkembang dan dalam perkembangan ilmu selalui melalui berkembang dan dalam perkembangan ilmu selalui melalui suatu

suatu proses proses dan dan proses proses ini ini adalah adalah penelitian. penelitian. DalamDalam melaksanakan suatu penelitian sebaiknya dilakukan dengan cara melaksanakan suatu penelitian sebaiknya dilakukan dengan cara ilmiah yaitu cara yang benar berdasarkan fakta serta empiris, ilmiah yaitu cara yang benar berdasarkan fakta serta empiris, objektif dan logis.

objektif dan logis.Menurut Brink (2009), cara manusia memperolehMenurut Brink (2009), cara manusia memperoleh pengetahuan terdiri dari tujuh metode, yaitu:

pengetahuan terdiri dari tujuh metode, yaitu:

1.

1.   TraditionTradition, yaitu dengan menggunakan tradisi atau cara, yaitu dengan menggunakan tradisi atau cara turun-temurun yang diyakini kebenarannya. Kelemahan turun-temurun yang diyakini kebenarannya. Kelemahan metode ini adalah banyak tradisi yang belum teruji metode ini adalah banyak tradisi yang belum teruji validitasnya, menimbulkan stagnansi dalam menciptakan validitasnya, menimbulkan stagnansi dalam menciptakan inovasi, kurang fleksibel, dan sering tradisi yang baik inovasi, kurang fleksibel, dan sering tradisi yang baik akhirnya hilang tanpa dilakukan pengujian. Namun metode akhirnya hilang tanpa dilakukan pengujian. Namun metode ini ada kelebihannya yaitu peneliti tidak membutuhkan ini ada kelebihannya yaitu peneliti tidak membutuhkan pemahaman yang baru terhadap suatu tradisi, dan tradisi pemahaman yang baru terhadap suatu tradisi, dan tradisi menyediakan komunikasi yang baik terhadap subyek menyediakan komunikasi yang baik terhadap subyek penelitian.

penelitian.

2.

2.    Authority  Authority , yaitu dengan menggunakan pengetahuan yang, yaitu dengan menggunakan pengetahuan yang diperoleh dari orang yang memiliki otoritas yakni para ahli, diperoleh dari orang yang memiliki otoritas yakni para ahli, praktisi, dan pemimpin yang berpengaruh kuat terhadap praktisi, dan pemimpin yang berpengaruh kuat terhadap opini dan perilaku seseorang.

opini dan perilaku seseorang.

3.

3.   Logical reasoningLogical reasoning, yaitu dengan menggunakan pemikiran-, yaitu dengan menggunakan pemikiran- pemikiran yang logis/masuk akal atau akal sehat. Metode pemikiran yang logis/masuk akal atau akal sehat. Metode yang digunakan bisa dengan cara induktif atau deduktif.

yang digunakan bisa dengan cara induktif atau deduktif.

Penalaran induktif adalah membuat

Penalaran induktif adalah membuat

(13)

generalisasi/kesimpulan dari observasi

generalisasi/kesimpulan dari observasi yang spesifik (“dariyang spesifik (“dari khusus ke umum”). Penalaran deduktif adalah khusus ke umum”). Penalaran deduktif adalah mengembankan observasi spesifik dari prinsip-prinsip yang mengembankan observasi spesifik dari prinsip-prinsip yang bersifat umum (“dari umum ke khusus”);

bersifat umum (“dari umum ke khusus”);

4.

4.   ExperienceExperience, yaitu dengan menggunakan pengalaman yang, yaitu dengan menggunakan pengalaman yang diperoleh seseorang;

diperoleh seseorang;

5.

5.   Trial and error Trial and error , yaitu dengan menggunakan cara coba-coba., yaitu dengan menggunakan cara coba-coba.

Cara ini sama dengan melakukan percobaan secara informal;

Cara ini sama dengan melakukan percobaan secara informal;

6.

6.   IntuitionIntuition, yaitu dengan menggunakan perasaan hati; dan, yaitu dengan menggunakan perasaan hati; dan

7.

7.   BorrowingBorrowing, yaitu dengan melakukan menggunakan atau, yaitu dengan melakukan menggunakan atau menyesuaikan metode dari disiplin ilmu lain. Ilmu kesehatan menyesuaikan metode dari disiplin ilmu lain. Ilmu kesehatan banyak menggunakan metode yang dikembangkan oleh banyak menggunakan metode yang dikembangkan oleh disiplin ilmu lain seperti ilmu medis, sosiologi, biologi, disiplin ilmu lain seperti ilmu medis, sosiologi, biologi, bahkan ilmu mekanis.

bahkan ilmu mekanis.

Menurut Notoatmodjo (2014) membagi ke dalam 2 bagian Menurut Notoatmodjo (2014) membagi ke dalam 2 bagian besar cara untuk memperoleh pengetahuan yaitu cara besar cara untuk memperoleh pengetahuan yaitu cara tradisional dan cara modern (ilmiah).

tradisional dan cara modern (ilmiah).

1.

1.  Cara Tradisional atau NonilmiahCara Tradisional atau Nonilmiah

Cara penemuan pengetahuan pada periode ini antara lain Cara penemuan pengetahuan pada periode ini antara lain meliputi:

meliputi:

a.

a.   Cara Coba Salah (Trial and Error)Cara Coba Salah (Trial and Error)

Cara ini dilakukan dengan menggunakan kemampuan Cara ini dilakukan dengan menggunakan kemampuan dalam memecahkan masalah dan apabila kemungkinan dalam memecahkan masalah dan apabila kemungkinan tersebut tidak berhasil, dicoba kemungkinan yang lain, tersebut tidak berhasil, dicoba kemungkinan yang lain, dan apabila kemungkinan tidak berhasil pula dicoba dan apabila kemungkinan tidak berhasil pula dicoba kemungkinan yang lain pula sampai masalah tersebut kemungkinan yang lain pula sampai masalah tersebut dapat terpecahkan. Itulah sebabnya cara ini disebut coba dapat terpecahkan. Itulah sebabnya cara ini disebut coba –– salah ( salah (trial and error trial and error ).).

Contoh: Ditemukannya kina sebagai obat malaria.

Contoh: Ditemukannya kina sebagai obat malaria.

“Seorang pasien malaria, ia mencoba berbagai

“Seorang pasien malaria, ia mencoba berbagai kemungkinan untuk menyembuhkan penyakit tersebut kemungkinan untuk menyembuhkan penyakit tersebut tetapi selalu gagal. Pada suatu hari ketika sedang tetapi selalu gagal. Pada suatu hari ketika sedang mengembara di hutan ia kehausan dan minum air parit mengembara di hutan ia kehausan dan minum air parit yang begitu jernih, tetapi rasanya pahit sekali. Anehnya yang begitu jernih, tetapi rasanya pahit sekali. Anehnya sejak minum air ini malarianya tidak kambuh lagi.

sejak minum air ini malarianya tidak kambuh lagi.

Akhirnya ia melakukan penyelidikan ke sepanjang parit Akhirnya ia melakukan penyelidikan ke sepanjang parit tersebut dan ditemukan pohon kina yang tumbang tersebut dan ditemukan pohon kina yang tumbang

(14)

terendam dalam parit. Akhirnya ia berkesimpulan bahwa terendam dalam parit. Akhirnya ia berkesimpulan bahwa kulit kayu kina dapat dijadikan obat malaria.

kulit kayu kina dapat dijadikan obat malaria.

b.

b.   Cara Kekuasaan (Otoriter)Cara Kekuasaan (Otoriter)

Sumber pengetahuan ini dapat berupa pemimpin Sumber pengetahuan ini dapat berupa pemimpin masyarakat baik formal maupun informal, ahli agama, masyarakat baik formal maupun informal, ahli agama, pemegang pemerintahan, ahli ilmu pengetahuan dan pemegang pemerintahan, ahli ilmu pengetahuan dan sebagainya. Dengan kata lain pengetahuan tersebut sebagainya. Dengan kata lain pengetahuan tersebut diperoleh berdasarkan pada otoritas atau kekuasaan.

diperoleh berdasarkan pada otoritas atau kekuasaan.

Kebiasaan ini biasanya diwariskan turun temurun dari Kebiasaan ini biasanya diwariskan turun temurun dari generasi kegenerasi berikutnya.

generasi kegenerasi berikutnya.

Contoh: Adanya upacara selapanan dan turun tanah pada Contoh: Adanya upacara selapanan dan turun tanah pada bayi, mengapa ibu yang sedang menyusui harus minum bayi, mengapa ibu yang sedang menyusui harus minum jamu, mengaapa anak tidak boleh makan telur dan jamu, mengaapa anak tidak boleh makan telur dan sebagainya.

sebagainya.

c.

c.   Berdasarkan Pengalaman PribadiBerdasarkan Pengalaman Pribadi

Cara ini dengan mengulang kembali pengalaman yang Cara ini dengan mengulang kembali pengalaman yang diperoleh dalam memecahkan permasalahan yang diperoleh dalam memecahkan permasalahan yang dihadapi pada masa yang lalu. Apabila dengan cara yang dihadapi pada masa yang lalu. Apabila dengan cara yang digunakan tersebut orang dapat memecahkan masalah digunakan tersebut orang dapat memecahkan masalah yang dihadapi, maka untuk memecahkan masalah lain yang dihadapi, maka untuk memecahkan masalah lain yang sama, orang dapat pula menggunakan cara tersebut.

yang sama, orang dapat pula menggunakan cara tersebut.

Tetapi bila ia gagal, ia tidak akan mengulangi cara itu dan Tetapi bila ia gagal, ia tidak akan mengulangi cara itu dan berusaha untuk mencari cara yang lain, sehingga ia dapat berusaha untuk mencari cara yang lain, sehingga ia dapat berhasil memecahkannya.

berhasil memecahkannya.

d.

d.   Contoh: Seorang di desa yang menderita demam dapatContoh: Seorang di desa yang menderita demam dapat sembuh karena minum air daun papaya, akan mengulangi sembuh karena minum air daun papaya, akan mengulangi lagi cara itu pada waktu ia menderita demam, bahkan lagi cara itu pada waktu ia menderita demam, bahkan mungkin ia akan menyebarluaskan pengetahuannya mungkin ia akan menyebarluaskan pengetahuannya kepada para tetangganya

kepada para tetangganya Melalui jalan PikiranMelalui jalan Pikiran

Yaitu dengan cara menggunakan penalaran dalam Yaitu dengan cara menggunakan penalaran dalam memroleh kebenaran pengetahuan. Penalaran dengan memroleh kebenaran pengetahuan. Penalaran dengan menggunakan jalan pikiran ada dua yaitu dengan cara menggunakan jalan pikiran ada dua yaitu dengan cara induksi dan deduksi.

induksi dan deduksi.

   Penalaran induktif, yaitu penalaran yang berdasarPenalaran induktif, yaitu penalaran yang berdasar atas cara berfikir untuk menarik kesimpulan umum atas cara berfikir untuk menarik kesimpulan umum dari sesuatu yang bersifat khusus atau individual.

dari sesuatu yang bersifat khusus atau individual.

Contoh:

Contoh: “Ada fakta kambing yang punya mata, sapi“Ada fakta kambing yang punya mata, sapi

(15)

punya mata, gajah punya mata, maka dapat ditarik punya mata, gajah punya mata, maka dapat ditarik kesimpulan bersifat umum bahwa semua binatang kesimpulan bersifat umum bahwa semua binatang punya mata”.

punya mata”.  

   Penalaran deduktif, yaitu penalaran yang berdasarPenalaran deduktif, yaitu penalaran yang berdasar atas cara berfikir yang menarik kesimpulan yang atas cara berfikir yang menarik kesimpulan yang khusus dari sesuatu yang bersifat umum. Contoh ; khusus dari sesuatu yang bersifat umum. Contoh ;

“Binatang menyusui berkaki empat dapat ditarik

“Binatang menyusui berkaki empat dapat ditarik kesimpulan sapi termasuk binatang menyusui”.

kesimpulan sapi termasuk binatang menyusui”.  

2.

2.  Cara Modern atau Cara IlmiahCara Modern atau Cara Ilmiah

Cara baru atau modern dalam memperoleh pengetahuan Cara baru atau modern dalam memperoleh pengetahuan disebut metode penelitian ilmiah atau lebih popular disebut disebut metode penelitian ilmiah atau lebih popular disebut metodologi penelitian. Metode ilmiah adalah upaya metodologi penelitian. Metode ilmiah adalah upaya memecahkan masalah melalui berfikir rasional dan berfikir memecahkan masalah melalui berfikir rasional dan berfikir empiris dan merupakan prosedur untuk mendapatkan ilmu.

empiris dan merupakan prosedur untuk mendapatkan ilmu.

Metode ilmiah pada dasarnya menggabungkan berfikir Metode ilmiah pada dasarnya menggabungkan berfikir rasional dengan berfikir empiris, artinya pernyataan yang rasional dengan berfikir empiris, artinya pernyataan yang dirumuskan disatu pihak dapat diterima oleh akal sehat dan dirumuskan disatu pihak dapat diterima oleh akal sehat dan dipihak lain dapat dibuktikan melalui data dan fakta secara dipihak lain dapat dibuktikan melalui data dan fakta secara empiris. Kebenaran atau pengetahuan yang diperoleh betul- empiris. Kebenaran atau pengetahuan yang diperoleh betul- betul dapat dipertanggungjawabkan karena telah melalui betul dapat dipertanggungjawabkan karena telah melalui serangkaian proses yang ilmiah.

serangkaian proses yang ilmiah.

Peneliti dalam melaksanakan penelitiannya harus Peneliti dalam melaksanakan penelitiannya harus menjunjung tinggi etika dan moral dan mengedepankan menjunjung tinggi etika dan moral dan mengedepankan kejujuran. Hasil penelitian harus dilaporkan apa adanya, tidak kejujuran. Hasil penelitian harus dilaporkan apa adanya, tidak boleh memutarbalikkan fakta penelitian agar sesuai keinginan boleh memutarbalikkan fakta penelitian agar sesuai keinginan atau merekayasa hasil uji statistik sesuai dengan keinginan atau merekayasa hasil uji statistik sesuai dengan keinginan atau kepentingan tertentu. Selain menjunjung etika dan atau kepentingan tertentu. Selain menjunjung etika dan moral, seorang peneliti harus memahami landasan ilmu, yaitu moral, seorang peneliti harus memahami landasan ilmu, yaitu pondasi atau dasar tempat berpijaknya keilmuan. Selain pondasi atau dasar tempat berpijaknya keilmuan. Selain menjunjung etika dan moral, seorang peneliti harus menjunjung etika dan moral, seorang peneliti harus memahami landasan ilmu, yaitu pondasi atau dasar tempat memahami landasan ilmu, yaitu pondasi atau dasar tempat berpijaknya keilmuan.

berpijaknya keilmuan.

Menurut Notoatmodjo (2014) bahwa pengetahuan adalah Menurut Notoatmodjo (2014) bahwa pengetahuan adalah hasil tahu seseorang terhadap objek melalui indera yang hasil tahu seseorang terhadap objek melalui indera yang dimilikinya. Pengetahuan tiap orang akan berbeda-beda dimilikinya. Pengetahuan tiap orang akan berbeda-beda tergantung dari bagaimana penginderaannya masing-masing tergantung dari bagaimana penginderaannya masing-masing

(16)

terhadap objek atau sesuatu. Secara garis besar terdapat 6 terhadap objek atau sesuatu. Secara garis besar terdapat 6 tingkatan pengetahuan (Notoatmodjo, 2014), yaitu:

tingkatan pengetahuan (Notoatmodjo, 2014), yaitu:

a.

a.   Tahu (Tahu (know)know)  Pengetahuan yang dimiliki baru sebatas  Pengetahuan yang dimiliki baru sebatas berupa mengingat kembali apa yang telah dipelajari berupa mengingat kembali apa yang telah dipelajari sebelumnya, sehingga tingkatan pengetahuan pada tahap sebelumnya, sehingga tingkatan pengetahuan pada tahap ini merupakan tingkatan yang paling

ini merupakan tingkatan yang paling rendah. Kemampuanrendah. Kemampuan pengetahuan pada tingkatan ini adalah seperti pengetahuan pada tingkatan ini adalah seperti menguraikan, menyebutkan, mendefinisikan, menguraikan, menyebutkan, mendefinisikan, menyatakan. Contoh tahapan ini antara lain:

menyatakan. Contoh tahapan ini antara lain:

menyebutkan definisi pengetahuan, menyebutkan definisi menyebutkan definisi pengetahuan, menyebutkan definisi rekam medis, atau menguraikan tanda dan gejala suatu rekam medis, atau menguraikan tanda dan gejala suatu penyakit.

penyakit.

b.

b.   Memahami (Memahami (comprehensioncomprehension) Pengetahuan yang dimiliki) Pengetahuan yang dimiliki pada tahap ini dapat diartikan sebagai suatu kemampuan pada tahap ini dapat diartikan sebagai suatu kemampuan menjelaskan tentang objek atau sesuatu dengan benar.

menjelaskan tentang objek atau sesuatu dengan benar.

Seseorang yang telah faham tentang pelajaran atau materi Seseorang yang telah faham tentang pelajaran atau materi yang telah diberikan dapat menjelaskan, menyimpulkan, yang telah diberikan dapat menjelaskan, menyimpulkan, dan menginterpretasikan objek atau sesuatu yang telah dan menginterpretasikan objek atau sesuatu yang telah dipelajarinya tersebut. Contohnya dapat menjelaskan dipelajarinya tersebut. Contohnya dapat menjelaskan tentang pentingnya dokumen rekam medis.

tentang pentingnya dokumen rekam medis.

c.

c.   Aplikasi (Aplikasi (applicationapplication) Pengetahuan yang dimiliki pada) Pengetahuan yang dimiliki pada tahap ini yaitu dapat mengaplikasikan atau menerapkan tahap ini yaitu dapat mengaplikasikan atau menerapkan materi yang telah dipelajarinya pada situasi kondisi nyata materi yang telah dipelajarinya pada situasi kondisi nyata atau sebenarnya. Misalnya melakukan assembling atau sebenarnya. Misalnya melakukan assembling (merakit) dokumen rekam medis atau melakukan (merakit) dokumen rekam medis atau melakukan kegiatan pelayanan pendaftaran.

kegiatan pelayanan pendaftaran.

d.

d.   Analisis (Analisis (analysisanalysis) Kemampuan menjabarkan materi atau) Kemampuan menjabarkan materi atau suatu objek ke dalam komponen-komponen yang ada suatu objek ke dalam komponen-komponen yang ada kaitannya satu sama lain. Kemampuan analisis yang kaitannya satu sama lain. Kemampuan analisis yang dimiliki seperti dapat menggambarkan (membuat bagan), dimiliki seperti dapat menggambarkan (membuat bagan), memisahkan dan mengelompokkan, membedakan atau memisahkan dan mengelompokkan, membedakan atau membandingkan. Contoh tahap ini adalah menganalisis membandingkan. Contoh tahap ini adalah menganalisis dan membandingkan kelengkapan dokumen rekam medis dan membandingkan kelengkapan dokumen rekam medis menurut metode Huffman dan metode Hatta.

menurut metode Huffman dan metode Hatta.

e.

e.   Sintesis (Sintesis (synthesissynthesis) Pengetahuan yang dimiliki adalah) Pengetahuan yang dimiliki adalah kemampuan seseorang dalam mengaitkan berbagai kemampuan seseorang dalam mengaitkan berbagai elemen atau unsur pengetahuan yang ada menjadi suatu elemen atau unsur pengetahuan yang ada menjadi suatu

(17)

pola baru yang lebih menyeluruh. Kemampuan sintesisini pola baru yang lebih menyeluruh. Kemampuan sintesisini seperti menyusun, merencanakan, mengkategorikan, seperti menyusun, merencanakan, mengkategorikan, mendesain, dan menciptakan. Contohnya membuat mendesain, dan menciptakan. Contohnya membuat desain form rekam medis dan menyusun alur rawat jalan desain form rekam medis dan menyusun alur rawat jalan atau rawat inap

atau rawat inap

f.f.   Evaluasi (Evaluasi (evalutionevalution) Pengetahuan yang dimiliki pada) Pengetahuan yang dimiliki pada tahap ini berupa kemampuan untuk melakukan justifikasi tahap ini berupa kemampuan untuk melakukan justifikasi atau penilaian terhadap suatu materi atau objek. Evaluasi atau penilaian terhadap suatu materi atau objek. Evaluasi dapat digambarkan sebagai proses merencanakan, dapat digambarkan sebagai proses merencanakan, memperoleh, dan menyediakan informasi yang sangat memperoleh, dan menyediakan informasi yang sangat diperlukan untuk membuat alternatif keputusan.

diperlukan untuk membuat alternatif keputusan.

Tahapan pengetahuan tersebut menggambarkan Tahapan pengetahuan tersebut menggambarkan tingkatan pengetahuan yang dimiliki seseorang setelah tingkatan pengetahuan yang dimiliki seseorang setelah melalui berbagai proses seperti mencari, bertanya, melalui berbagai proses seperti mencari, bertanya, mempelajari atau berdasarkan pengalaman.

mempelajari atau berdasarkan pengalaman.

C.

C.  METODE ILMIAHMETODE ILMIAH

Dalam menghadapi masalah, seseorang harus mengambil Dalam menghadapi masalah, seseorang harus mengambil keputusan untuk menyelesaikan masalah tersebut. Kondisi ini keputusan untuk menyelesaikan masalah tersebut. Kondisi ini disebut dengan

disebut dengan Inquiry Inquiry   yang merupakan dasar dari suatu  yang merupakan dasar dari suatu penelitian. Pada dasarnya dalam melakukan penelitian, penelitian. Pada dasarnya dalam melakukan penelitian, seseorang sedang melakukan

seseorang sedang melakukan inquiryinquiry mengenai suatu fenomenamengenai suatu fenomena untuk menghasilkan jawaban, atau orang tersebut sedang untuk menghasilkan jawaban, atau orang tersebut sedang mempraktikkan

mempraktikkan reflective thinkingreflective thinking  untuk menjelaskan satu  untuk menjelaskan satu masalah. Dengan demikian ada beberapa istilah yang berdekatan masalah. Dengan demikian ada beberapa istilah yang berdekatan dengan

dengan inquiry inquiry , yaitu: metode ilmiah (, yaitu: metode ilmiah (scientific method scientific method ),), penyelesaian masalah (

penyelesaian masalah ( problem  problem solvingsolving), metode induktif,), metode induktif, dan/atau berfikir secara konseptual (Lapau, 2012).

dan/atau berfikir secara konseptual (Lapau, 2012).

Metode penelitian sebagai suatu cara untuk memperoleh Metode penelitian sebagai suatu cara untuk memperoleh kebenaran ilmu pengetahuan atau pemecahan masalah, pada kebenaran ilmu pengetahuan atau pemecahan masalah, pada dasarnya menggunakan metode ilmiah. Metode ilmiah adalah dasarnya menggunakan metode ilmiah. Metode ilmiah adalah salah satu metode untuk mendapatkan pengetahuan. Metode ini salah satu metode untuk mendapatkan pengetahuan. Metode ini menghasilkan pengetahuan ilmiah yang kita kenal sebagai ilmu menghasilkan pengetahuan ilmiah yang kita kenal sebagai ilmu pengetahuan.

pengetahuan.

(18)

1.

1.  Proses Metode IlmiahProses Metode Ilmiah

Proses metode ilmiah atau

Proses metode ilmiah atau reflective thinkingreflective thinking  dimulai dari  dimulai dari tahap/fase tidak menentu (

tahap/fase tidak menentu (confusion phaseconfusion phase) menuju situasi yang) menuju situasi yang ditandai adanya kepuasan seseorang dan tidak adanya ditandai adanya kepuasan seseorang dan tidak adanya kebingungan. Dengan demikian, metode ilmiah diakhiri ketika kebingungan. Dengan demikian, metode ilmiah diakhiri ketika seseorang sudah tidak “bingung” dengan fenomena yang dialami.

seseorang sudah tidak “bingung” dengan fenomena yang dialami.

Proses metode ilmiah tersebut secara rinci terdiri dari fase-fase Proses metode ilmiah tersebut secara rinci terdiri dari fase-fase sebagai berikut.

sebagai berikut.

a.

a.  Fase Timbulnya Kemungkinan atau SaranFase Timbulnya Kemungkinan atau Saran  

Saat seseorang mengalami masalah maka timbulah Saat seseorang mengalami masalah maka timbulah dalam fikiran orang tersebut kemungkinan-kemungkinan atau dalam fikiran orang tersebut kemungkinan-kemungkinan atau terdapat saran-saran yang irasional dari orang lain, untuk terdapat saran-saran yang irasional dari orang lain, untuk menyelesaikan masalah atau bisa jadi malah merugikan. Pada menyelesaikan masalah atau bisa jadi malah merugikan. Pada prinsipnya pada fase ini manusia berusaha menghasilkan prinsipnya pada fase ini manusia berusaha menghasilkan kemungkinan-kemungkinan apa saja agar masalahnya cepat kemungkinan-kemungkinan apa saja agar masalahnya cepat diselesaikan dengan akal sehat.

diselesaikan dengan akal sehat.

Misalnya: seorang pimpinan Rumah Sakit melihat Misalnya: seorang pimpinan Rumah Sakit melihat fenomena klaim BPJS Kesehatan sering terlambat hingga fenomena klaim BPJS Kesehatan sering terlambat hingga berpuluh-puluh hari sehingga mempengaruhi aliran kas berpuluh-puluh hari sehingga mempengaruhi aliran kas operasional. Pada tahap ini pimpinan RS tersebut akan operasional. Pada tahap ini pimpinan RS tersebut akan berfikir mencari-cari kemungkinan cara untuk menyelesaikan berfikir mencari-cari kemungkinan cara untuk menyelesaikan masalah tersebut seperti memberikan pelatihan kepada SDM masalah tersebut seperti memberikan pelatihan kepada SDM penginput data, memperbaiki sistem informasi, dan penginput data, memperbaiki sistem informasi, dan sebagainya. Namun bisa pula terjadi masukan-masukan dari sebagainya. Namun bisa pula terjadi masukan-masukan dari pihak luar yang tidak disadari akan merugikan RS tersebut, pihak luar yang tidak disadari akan merugikan RS tersebut, seperti misalnya menghentikan sementara pelayanan BPJS seperti misalnya menghentikan sementara pelayanan BPJS Kesehatan.

Kesehatan.

b.

b.  Fase IntelektualisasiFase Intelektualisasi

Pada fase ini seseorang sudah mulai pemikiran yang Pada fase ini seseorang sudah mulai pemikiran yang lebih sistematis dan rasional dibanding fase pertama. Orang lebih sistematis dan rasional dibanding fase pertama. Orang mulai mengenali dan mempelajari berbagai aspek, sehingga mulai mengenali dan mempelajari berbagai aspek, sehingga mulai dapat ditentukan lokasi dan definisi masalah yang mulai dapat ditentukan lokasi dan definisi masalah yang dihadapi. Misalnya pada kasus klaim BPJS Kesehatan di atas, dihadapi. Misalnya pada kasus klaim BPJS Kesehatan di atas, pimpinan RS bersama dengan divisi Litbang mulai melakukan pimpinan RS bersama dengan divisi Litbang mulai melakukan investigasi masalah di lapangan untuk melihat akar masalah investigasi masalah di lapangan untuk melihat akar masalah secara sistematik dan rasional. Secara sistematik berarti ia secara sistematik dan rasional. Secara sistematik berarti ia menelusuri permasalah dimulai sejak penerimaan berkas- menelusuri permasalah dimulai sejak penerimaan berkas-

(19)

berkas klaim dari bagian pelayanan medik hingga dilakukan berkas klaim dari bagian pelayanan medik hingga dilakukan pengiriman dokumen klaim kantor BPJS Kesehatan. Secara pengiriman dokumen klaim kantor BPJS Kesehatan. Secara rasional berarti ia mengesampingkan penilaian-penilaian rasional berarti ia mengesampingkan penilaian-penilaian yang sifatnya subyektif seperti masalah sentimen pribadi, yang sifatnya subyektif seperti masalah sentimen pribadi, kondisi emosional sesaat pada petugas dan sebagainya.

kondisi emosional sesaat pada petugas dan sebagainya.

c.

c.   Fase Perumusan HipotesisFase Perumusan Hipotesis

Pada fase ini mulai ditentukan hipotesa yang mungkin Pada fase ini mulai ditentukan hipotesa yang mungkin berguna untuk menyelesaikan masalah, yang bisa berasal dari berguna untuk menyelesaikan masalah, yang bisa berasal dari kemungkinan atau saran yang dihasilkan pada fase pertama kemungkinan atau saran yang dihasilkan pada fase pertama dan/atau kedua. Hipotesa inilah yang akan menjadi model dan/atau kedua. Hipotesa inilah yang akan menjadi model penelitian untuk penyelesaian masalah. Misalnya: pada kasus penelitian untuk penyelesaian masalah. Misalnya: pada kasus di atas pimpinan RS dan divisi Litbang memperoleh di atas pimpinan RS dan divisi Litbang memperoleh kemungkinan perbaikan antara lain meningkatkan kecepatan kemungkinan perbaikan antara lain meningkatkan kecepatan input data pada petugas, mempersingkat tahap penyerahan input data pada petugas, mempersingkat tahap penyerahan berkas klaim dari unit pelayanan medis, dan memperbaiki berkas klaim dari unit pelayanan medis, dan memperbaiki koordinasi dengan pihak BPJS Kesehatan.

koordinasi dengan pihak BPJS Kesehatan.

d.

d.  

Fase Pengujian Hipotesis Melalui Argumentasi

Fase Pengujian Hipotesis Melalui ArgumentasiPada fase ini seseorang mulai menghubung-hubungkanPada fase ini seseorang mulai menghubung-hubungkan semua pendapat, informasi dan data yang diperoleh untuk semua pendapat, informasi dan data yang diperoleh untuk mendapatkan implikasi yang logis dari seluruh hipotesa. Di mendapatkan implikasi yang logis dari seluruh hipotesa. Di samping itu mulai dipikirkan implikasi apa yang akan terjadi samping itu mulai dipikirkan implikasi apa yang akan terjadi jika hipotesa atau cara penyelesaian diterapkan. Misalnya:

jika hipotesa atau cara penyelesaian diterapkan. Misalnya:

pada kasus di atas pihak RS mulai melakukan pengujian pada kasus di atas pihak RS mulai melakukan pengujian (secara statistik atau logika) mengenai cara kemungkinan (secara statistik atau logika) mengenai cara kemungkinan perbaikan agar klaim BPJS Kesehatan dapat cepat cair. Untuk perbaikan agar klaim BPJS Kesehatan dapat cepat cair. Untuk kecepatan klaim BPJS Kesehatan, pihak RS mulai melakukan kecepatan klaim BPJS Kesehatan, pihak RS mulai melakukan pengumpulan data rata-rata kecepatan pemasukan data klaim pengumpulan data rata-rata kecepatan pemasukan data klaim oleh tiap petugas, rata-rata kecepatan penyerahan berkas oleh tiap petugas, rata-rata kecepatan penyerahan berkas klaim dari unit pelayanan medis, dan melakukan wawancara klaim dari unit pelayanan medis, dan melakukan wawancara terstruktur dengan pihak BPJS Kesehatan mengenai penyebab terstruktur dengan pihak BPJS Kesehatan mengenai penyebab lamanya klaim. Dari hasil pengumpulan data inilah, pihak RS lamanya klaim. Dari hasil pengumpulan data inilah, pihak RS mulai mempertimbangkan implikasi apa yang terjadi jika mulai mempertimbangkan implikasi apa yang terjadi jika seluruh cara dijalankan.

seluruh cara dijalankan.

e.

e.  Fase Pembuktian HipotesisFase Pembuktian Hipotesis

Pada fase ini, verifikasi dan penolakan terhadap Pada fase ini, verifikasi dan penolakan terhadap hipotesa telah dilakukan dan keputusan sudah dibuat. Bila hipotesa telah dilakukan dan keputusan sudah dibuat. Bila hipotesa terbukti, maka bisa dipertimbangkan untuk hipotesa terbukti, maka bisa dipertimbangkan untuk

(20)

digunakan pada penyelesaian masalah lainnya yang hampir digunakan pada penyelesaian masalah lainnya yang hampir mirip (disebut melakukan Generalisasi). Misalnya: pada kasus mirip (disebut melakukan Generalisasi). Misalnya: pada kasus di atas, seluruh cara perbaikan yang diusulkan setelah diuji di atas, seluruh cara perbaikan yang diusulkan setelah diuji ternyata dinyatakan terbukti signifikan. Pihak RS berdasarkan ternyata dinyatakan terbukti signifikan. Pihak RS berdasarkan hal tersebut dapat menjalankan cara penyelesaian bukan hal tersebut dapat menjalankan cara penyelesaian bukan hanya untuk mempercepat klaim BPJS Kesehatan tetapi hanya untuk mempercepat klaim BPJS Kesehatan tetapi kemungkinan bisa untuk menyelesaikan masalah-masalah kemungkinan bisa untuk menyelesaikan masalah-masalah yang hampir mirip di RS tersebut seperti keterlambatan yang hampir mirip di RS tersebut seperti keterlambatan penagihan klaim asuransi kesehatan komersial, penagihan klaim asuransi kesehatan komersial, keterlambatan klaim penagihan biaya pelayanan kesehatan keterlambatan klaim penagihan biaya pelayanan kesehatan dengan korporasi-korporasi atau klien, dan sebagainya.

dengan korporasi-korporasi atau klien, dan sebagainya.

2.

2.  Kriteria Metode IlmiahKriteria Metode Ilmiah a.

a.  Berdasarkan FaktaBerdasarkan Fakta

Informasi-informasi atau keterangan-keterangan yang Informasi-informasi atau keterangan-keterangan yang akan diperoleh penelitian, baik yang akan dikumpulkan akan diperoleh penelitian, baik yang akan dikumpulkan maupun dianalisis hendaknya berdasarkan fakta-fakta atau maupun dianalisis hendaknya berdasarkan fakta-fakta atau kenyataan, buka berdasarkan pemikiran-pemikiran sendiri.

kenyataan, buka berdasarkan pemikiran-pemikiran sendiri.

b.

b.  Bebas dari PrasangkaBebas dari Prasangka

Penggunaan fakta atau data metode ilmiah hendaknya Penggunaan fakta atau data metode ilmiah hendaknya berdasarkan bukti yang lengkap dan objektif, bebas dari berdasarkan bukti yang lengkap dan objektif, bebas dari pertimbangan-pertimbangan subjektif. Oleh karena itu pertimbangan-pertimbangan subjektif. Oleh karena itu metode ilmiah ini harus bersifat bebas dari prasangka- metode ilmiah ini harus bersifat bebas dari prasangka- prasangka atau dugaan-dugaan.

prasangka atau dugaan-dugaan.

c.

c.   Menggunakan Prinsip AnalisisMenggunakan Prinsip Analisis

Fakta atau data yang diperoleh melalui penggunaan Fakta atau data yang diperoleh melalui penggunaan metode ilmiah tidak hanya apa adanya. Fakta serta metode ilmiah tidak hanya apa adanya. Fakta serta kejadian-kejadian tersebut harus dicari sebab akibatnya kejadian-kejadian tersebut harus dicari sebab akibatnya atau alasan-alasannya dengan menggunakan prinsip atau alasan-alasannya dengan menggunakan prinsip analisis. Berfikir secara analitis dapat dilakukan dengan analisis. Berfikir secara analitis dapat dilakukan dengan cara: 1. Proses deduktif logis, yaitu menentukan beberapa cara: 1. Proses deduktif logis, yaitu menentukan beberapa keputusan dari satu dasar pemikiran tertentu; dan 2.

keputusan dari satu dasar pemikiran tertentu; dan 2.

Proses induktif, yaitu menyusun data atau fakta menjadi Proses induktif, yaitu menyusun data atau fakta menjadi satu kesimpulan teori tertentu. Hal ini berbeda dengan satu kesimpulan teori tertentu. Hal ini berbeda dengan pemikiran akal sehat yang tidak dilakukan secara pemikiran akal sehat yang tidak dilakukan secara sistematis dengan langkah-langkah yang terukur dan nyata.

sistematis dengan langkah-langkah yang terukur dan nyata.

Referensi

Dokumen terkait

Metode penelitian yaitu cara mengumpulkan dan mengolah data yang dikembangkan untuk memperoleh pengetahuan atau jawaban yang dikembangkan untuk memperoleh pengetahuan atau jawaban

Surakhmad, (1990) mengemukakan bahwa metode penelitian ilmiah yang dimaksud adalah suatu cara mencari kesimpulan kebenaran dengan kegiatan yang sistematik dan

Metode penelitian merupakan suatu cara atau jalan untuk memperoleh kembali pemecahan terhadap segala permasalahan. Metode penelitian yang digunakan adalah pendekatan

Observasi merupakan metode yang digunakan oleh peneliti untuk memperoleh data secara langsung dengan cara mengmati tentang objek yang terkait dengan penelitian

Penulis memperoleh ide dengan cara mengembangkan masalah – masalah penelitian yang sudah ada sebelumnya yaitu melakukan penelitian dalam pembuatan sponge cake dengan

Cara kerja untuk memahami obyek penelitian Ilmu yang mempelajari cara untuk memahami obyek penelitian Ilmu yang mempelajari cara untuk memahami obyek penelitian METODOLOGI

Berdasarkan masalah-masalah yang telah dirumuskan, maka penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan pengetahuan dan memperoleh data yang fakta atau tepat (benar, valid, sahih) serta

Penelitian dilakukan untuk mencari suatu masalah yang belum pasti kebenaran nya, dengan sebuah ilmu pengetahuan dapat ditemukan dari inti