Susunan Dewan Redaksi Jurnal Chemistry Laboratory
Pelindung
Drs. I Dewa Agung K. Sudarsana, MM
Penasehat M. Fairuz Abadi, M.Si Agus Nurcholis, SH, M.Mkes Adreng Pamungkas, SPd., MM
Ir. Made Sudiari, MM Silvia Ni Nyoman Sintari, S.Kep., Ns
Ni Wayan Mulati
Penanggungjawab Made Nursari, SKM., MARS
Ketua Penyunting Drs. Didik Setiawan, M.Si
Sekretaris
Ni Luh Nova Dilisca Dwi Putri, S.Si. M.Si
Penyunting Pelaksana Shinta Devita Astiti, SKM., M.Epid
Nyoman Sudarma, S.Si | Ida Ayu Manik Parta Sutema S.Farm, Apt
Asisten Penyunting
Sri Idayani, SKM
Nur Vita Purwaningsih, S.S.T | Didik Prasetya, A.Md. AK
Sekretariat
Anak Agung Ayu Eka Cahyani, A.Md. AK | I Made Adi Surya Dananjaya, A.Md. AK
Desain
Shinta Devita Astiti, SKM., M.Epid
Alamat Redaksi : Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Wira Medika PPNI Bali Jl. Kecak No. 9A Gatot Subroto Timur Denpasar-Bali 80239 Tlp. /Fax. : (0361) 427-699
e-mail : [email protected]
website : www.stikeswiramedika.ac.idDAFTAR ISI
1. ANALISIS KADAR RHODAMIN B PADA LIPSTIK YANG DIJUAL DI WILAYAH KOTA DENPASAR DENGAN METODE KLT – DENSITOMETRI
Ni Kadek Erni Hendrayanti, M. Fairuz Abadi, Ida Ayu Manik Partha Sutema ... 1-4 2. ANALISIS PESTISIDA ORGANOPHOSPHAT PADA AIR DANAU BERATAN DESA CANDIKUNING
KECAMATAN BATURITI KABUPATEN TABANAN DENGAN KROMATOGRAFI GAS-SPEKTROSKOPI MASSA
I.B Made Umbara Surya Dharma, Ida Ayu Manik Partha Sutema, I Made Oka Adi Parwata ... 5-10 3. APLIKASI METODE SPEKTROFOTOMETRI UV-VIS DALAM PENENTUAN KADAR KARBON
MONOKSIDA PADA SAMPEL DARAH TUKANG PARKIR DI PASAR KRENENG
Ni Kadek Dian Dwi Nova Yanti, Didik Setiawan, I.A Manik Partha Sutema ... 11-15 4. APLIKASI TEKNOLOGI MP-AES (MICROWAVE PLASMA ATOMIC EMISSION SPECTROSCOPY)
PADA ANALISIS KADAR MERKURI (HG) DALAM KRIM PEMUTIH WAJAH
Ni Kadek Suartini, M. Fairuz Abadi, Ida Ayu Manik Partha Sutema ... 16-19 5. APLIKASI MP-AES 400 UNTUK PEMERIKSAAN KADAR TIMBAL (PB) PADA POLISI LALU LINTAS
Ni Luh Putu Ekayani, M. Fairuz Abadi, Ida Ayu Manik Partha Sutema ... 20-22 6. APLIKASI MOHR PADA PENENTUAN KLORIDA PADA AIR SUMUR BOR DAN AIR PDAM DI
TABANAN
Ni Wayan Opiari Damayanthi, I Made Oka Adi Parwata, M. Fairuz Abadi ... 23-26 7. IDENTIFIKASI RHODAMIN B PADA SAOS PEDAGANG BAKSO DENGAN METODE KROMATOGRAFI
LAPIS TIPIS (KLT)
Anak Agung Ari Pratiwi, Ni Luh Nova Dilisca Dwi Putri, Made Sudiari ... 27-32 8. PENENTUAN KADAR SUKROSA PADA NIRA KELAPA DAN NIRA AREN DENGAN MENGGUNAKAN
METODE LUFF SCHOORL
I Komang Diatmika Ari Pradnyana, I Made Oka Adi Parwata, Nyoman Sudarma ... 33-37 9. PENERAPAN METODE TITRASI ASAM BASA DALAM PENENTUAN KADAR AMONIA
Ni Luh Yonik Yovirianti, Didik Setiawan, Nyoman Sudarma... 38-40 10. PENGARUH SUHU DAN LAMA PENYIMPANAN TERHADAP KADAR VITAMIN C PADA MINUMAN
PERASAN JERUK SIAM
Desak Made Ermayanti, Ni Luh Nova Dilisca Dwi Putri, Made Sudiari ... 41-45 11. UJI JUMLAH FECAL COLIFORM PADA MINUMAN ES DALUMAN DI PASAR BADUNG
Ni Made Tami Astiti, M. Fairuz Abadi, Adreng Pamungkas... 46-49 12. PENGARUH PENAMBAHAN SERBUK WORTEL TERHADAP PENURUNAN BILANGAN PEROKSIDA
PADA MINYAK GORING JELANTAH
Ni Putu Apsari Wijayanti, I Made Oka Adi Parwata, Ni Luh Nova Dilisca D.P ... 50-53 13. PENENTUAN KADAR KLORIDA AIR SUMUR GALI DI BANJAR CELUK DESA CELUK GIANYAR
SECARA ARGENTOMETRI
Kadek Pande Novi Astrini, Didik Setiawan, Nyoman Sudarma ... 54-59 14. IDENTIFIKASI KANDUNGAN PEMULIH KLORIN PADA BERAS NON LOKAL DI PASAR BADUNG
Ni Made Mirariani , I Made Oka Adi P, I.A.Manik Partha Sutema ... 60-64 15. UJI KADAR ZAT ORGANIC DENGAN METODE PERMANGANOMETRI PADA AIR PELINDUNG DAN
TIDAK TERLINDUNG DI KECAMATAN ABIANSEMAL BADUNG BALI
I Putu Aditya Setiawan, M. Fairuz Abadi, Fathol Hadi ... 65-68
PENENTUAN KADAR SUKROSA PADA NIRA KELAPA DAN NIRA AREN DENGAN MENGGUNAKAN METODE LUFF SCHOORL
Determination of Sucrose in The Coconut Sap and Sugar Palm Sap Using Luff Schoorl Method
I Komang Diatmika Ari Pradnyana1, I Made Oka Adi Parwata2, Nyoman Sudarma1
1STIKes Wira Medika PPNI Bali
2Universitas Udayana
ABSTRAK
Sukrosa adalah karbohidrat yang merupakan disakarida dan terdiri dari 2 komponen monosakarida yaitu D-glukosa dan D-fruktosa.Kandungan sukrosa yang tinggi pada nira menyebabkan kualitas gula lebih baik dibanding kandungan sukrosa yang rendah. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui kadar sukrosa pada nira kelapa dan nira aren yang dijual dipasaran. Penentuan kadar sukrosa dilakukan dengan metode Luff Schoorl. Metode Luff Schoorl merupakan salah satu metode yang digunakan untuk pengukuran karbohidrat (sukrosa) dengan menggunakan prinsip iodometri, yaitu proses titrasi terhadap iodium (I2) bebas dalam larutan. Hasil penentuan kadar sukrosa pada nira kelapa sebesar 10.0702 % dan 8.1184 % pada nira aren. Hasil ini menunjukan bahwa kadar sukrosa pada nira aren dan nira kelapa berada dibawah nilai kadar sukrosa yang ditetapkan oleh SNI, yaitu kadar sukrosa pada nira kelapa adalah sebesar 12,30 % - 17,40 % dan kadar sukrosa pada nira aren adalah sebesar 13,90 % - 14,90 %.
Kata Kunci : Sukrosa, Nira kelapa, Nira aren, Luff Schoorl.
ABSTRACT
Sucrose is a disaccharide carbohydrate and consists two components of monosaccharide that is D-glucose and D- fructose. High sucrose content in the sap causes better quality of the sugar than the low sucrose content. The purpose of this research was to determine levels of sucrose in the coconut sap and sugar pal m sap which sold in the market.
Determination levels of sucrose used Luff Schoorl method. Luff Schoorl method is one of the methods used for measurement of carbohydrate (sucrose) which using iodometric principle, that is the process of free solution in iodine titration (I2). The results determination of sucrose in the coconut sap is 10.0702 % and 8.1184 % on sugar palm sap.
These results indicate that the levels sucrose in sugar palm sap and coconut sap concentration is below the value set by the ISO, the sucrose content of the coconut sap is 12.30 % - 17.40 % and sucrose content in sugar palm sap is 13.90 % - 14.90%.
Keywords : Sucrose, coconut sap, sugar palm sap, Luff Schoorl.
--- Alamat korespondensi : Program Studi Analis Kesehatan STIKes Wira Medika PPNI Bali
Jl. Kecak No. 9A Gatot Subroto Timur, Denpasar-Bali 80239
PENDAHULUAN
Nira adalah cairan yang keluar dari bunga kelapa atau pohon penghasil nira lain seperti kelapa, aren, siwalan dan lontar yang disadap.Nira diperoleh dengan menyadap mayang yang belum membuka. Satu buah mayang dapat disadap selama 10-35 hari. Hasil yang diperoleh adalah 0,5-1 liter nira setiap mayang (Suhardiyono, 1988). Pada umumnya masyarakat memanfaatkan nira aren dan nira kelapa untuk pembuatan gula merah dan gula semut, selain itu dapat digunakan sebagai minuman segar baik dari niranya langsung maupun nira yang dibuat sirup, diolah menjadi
alkohol, asam cuka dan nata de coco (Suwardjono, 2001).
Penerapan teknologi pengolahan nira untuk menghasilkan gula kelapadangulaaren sesuai Standar Nasional Indonesia (SNI), harus memiliki syarat antara lain tidak menggunakan bahan kimia sintetis, pH Nira 6-8, warna jernih, aroma khas nira dan tidak tercampur dengan air, memilikikadarsukrosa yang tinggi, untukniraarensebesar 13,90 % - 14,90 % dannirakelapasebesar 12,30 % - 17, 40 % (Anonymous dalam Widiantoko, 2011)
Nira aren dan nira kelapa mempunyai beberapa perbedaan dari segi warna, aroma, rasa maupun kadar kotorannya. Nira aren terasa lebih manis, lebih jernih dan lebih segar serta aromanya lebih menyengat daripada nira kelapa,
1. 2,4 2,4
2. 4,8 2,4
3. 7,2 2,5
4. 9,7 2,5
Chemistry Laboratory Juli Vol.1 No.1 2014
namun jumlah padatan terlarut nira kelapa lebih tinggi daripada nira aren (Dyanti, 2002). Banyak keunggulan gula aren dibandingkan dengan gula kelapa, diantaranya adalah kadar sukrosa gula aren lebih tinggi dan kadar gula pereduksinya lebih rendah (10,31% dan 11,72%) sehingga hasil
gulanya menjadi lebih keras dan kering (Rachman, 2009).
Pengolahan gula kelapa dan gula aren banyak dilakukan oleh sebagian besar masyarakat. Dengan mengetahui kadar sukrosa nira kelapa dengan nira aren lebih memudahkan para pembuat gula untuk memilih nira yang lebih baik apakah dari nira kelapa ataukah nira aren
HASIL
5. 12,2 2,5
6. 14,7 2,5
Hasil pemeriksaan kadar sukrosa pada nira sebagai bahan baku pembuatan gula.
Metode Luff Schoorl didasarkan pada reaksi antara monosakarida dengan larutan cupper. Monosakarida akan mereduksikan CuO dalam larutan Luff menjadi Cu2O. Kelebihan CuO akan direduksikan dengan KI berlebih, sehingga dilepaskan I2. I2 yang dibebaskan tersebut dititrasi dengan larutan Na2S2O3.Berdasar latar belakang tersebut peneliti tertarik untuk mengetahuikadar sukrosa pada nira kelapa dan nira aren dengan metode Luff Schoorl yang ditetapkan dalam SNI 01-2891-1992. (Winarno, 2007).
BAHAN DAN METODE
Bahan yang digunakan dalam penelitian ini antara lain: Nira kelapa dan nira aren; Larutan Luff Schoorl p.a; Larutan Na2S2O3 (Na-thiosulfat) 0,1 N p.a; Larutan H2SO4 20% p.a; Indikator amylum 1
% p.a; Larutan KI 20 % p.a; Larutan HCl 4 N p.a;
Larutan NaOH 50% p.a; Indikator PP dan aquades. Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Teknologi Pertanian Universitas Udayana dan Laboratorium Stikes Wira Medika. Penelitian dilaksanakan pada tanggal 15 Februari sampai 5 Juni 2013.
Populasi penelitian adalah nira pohon kelapa dan aren yang terdapat di Daerah Darmasaba Denpasar. Sampel penelitian adalah nira yang diambil secara acak pada pohon kelapa dan aren yang terdapat di Daerah Darmasaba Denpasar.
Tabel 1. Konversi :
kelapa dan nira aren dengan menggunakan metode Luff Schoorl adalah sebagai berikut, yakni hasil nira aren sebesar 11.1035% untuk total gula;
2.3265% gula reduksi; dan 8.1184% sukrosa.
Sedangkan untuk nira kelapa sebesar 11.7945%
untuk total gula; 1.1943% gula reduksi; dan 10.0702% sukrosa.
PEMBAHASAN
Nira adalah cairan yang keluar dari bunga kelapa atau pohon penghasil nira lain seperti kelapa, aren, siwalan dan lontar yang disadap.
Komposisi nira yang berlainan dan umumnya terdiri dari air, sukrosa, gula reduksi, bahan organik lain, dan bahan anorganik. Air dalam nira merupakan bagian yang terbesar yaitu antara 75 – 90 %. Sukrosa merupakan bagian zat padat yang terbesar berkisar antara 12,30 – 17,40 %.
Nira dalam keadaan segar mempunyai rasa manis, berbau harum, dan tidak berwarna (Meylani, dkk, 2011). Rasa manis yang dihasilkan merupakan akibat dari kandungan sukrosa dan gula pereduksi. Kadar sukrosa merupakan kandungan utama yang sangat menentukan untuk baik atau tidaknya gula olahan dari nira, baik nira kelapa maupun nira aren. Sehingga dengan mengetahui antara kadar sukrosa nira kelapa dengan nira aren lebih memudahkan para pembuat gula untuk memilih nira yang lebih baik apakah dari nira kelapa ataukah nira aren sebagai bahan baku pembuatan gula.
Penentukan kadar sukrosa pada nira kelapa dan nira aren digunakan metode Luff Schoorl. Metode ini didasarkan pada reaksi antara mL 0,1 N
Na-thiosulfat
Glukosa, Fruktosa, Gula Invert mg C6H12O6
monosakarida dengan larutan cupper.
Monosakarida akan mereduksikan CuO dalam larutan Luff menjadi Cu2O. Kelebihan CuO akan direduksikan dengan KI berlebih, sehingga dilepaskan I2. I2 yang dibebaskan tersebut dititrasi dengan larutan Na2S2O3. Pada dasarnya prinsip
I Komang Diatmika Ari Pradnyana, dkk : Penentuan Kadar Sukrosa Pada Nira ...
metode analisa yang digunakan adalah Iodometri karena menganalisis I2 yang bebas untuk dijadikan dasar penetapan kadar. Dimana proses iodometri adalah proses titrasi terhadap iodium (I2) bebas dalam larutan. Apabila terdapat zat oksidator kuat (misal H2SO4) dalam larutannya yang bersifat netral atau sedikit asam penambahan ion iodida berlebih akan membuat zat oksidator tersebut tereduksi dan membebaskan I2 yang setara jumlahnya dengan dengan banyaknya oksidator (Winarno 2007). I2
bebas ini selanjutnya akan dititrasi dengan larutan standar Na2S2O3sehinga I2 akan membentuk kompleks iod-amilum yang tidak larut dalam air.
Oleh karena itu, jika dalam suatu titrasi membutuhkan indikator amilum, maka penambahan amilum sebelum titik ekivalen.
Titrasi dihentikan bila telah terjadi perubahan warna dari biru tua menjadi bening.
Reaksi yang terjadi dalam penentuan gula cara Luff Schoorl dapat dituliskan sebagai berikut:
R – COH + 2CuO Cu2O + R-COOH H2SO4 + CuO CuSO4 + H2O CuSO4 + 2 KI Cu2I2
I2 + Na2S2O3 Na2S4O6 + NaI (Sudarmadji, 1989)
Metode Luff Schoorl ini baik digunakan untuk menentukan kadar karbohidrat yang berukuran sedang. Dalam penelitian M.Verhaart dinyatakan bahwa metode Luff Schoorl merupakan metode terbaik untuk mengukur kadar karbohidrat dengan tingkat kesalahan sebesar 10%.
Penetapan kadar sukrosa dengan Metode Luff Schoorl diawali dengan menganalisa total gula pada sampel nira aren dan nira kelapa. Mula – mula 10 mL sampel ditambahkan dengan akuades dan HCl 4 N lalu dipanaskan dengan waterbath pada suhu 70o C selama 10 menit.
Penambahan HCl berfungsi untuk hidrolisis polisakarida menjadi monosakarida dengan bantuan panas pada proses pemanasan.
Kemudian sampel ditambahkan 3 tetes indikator PP yang berfungsi sebagai indikator asam dan basa serta penambahan NaOH 50 % untuk menetralisasi larutan dari asam ke netral. Sampel diencerkan dan diambil filtratnya, kemudian ditambahkan larutan Luff schoorl. Dipanaskan diatas pemanas sampai muncul endapan merah bata, endapan merah ini muncul karena larutan Luff schoorl mereduksi ion cupri Cu2+ menjadi cupri Cu+.
Setelah itu ditambahkan 10 mL H2SO4 20%
dan 5 mL KI 20% lalu dititrasi dengan Na-
thiosulfat 0,1 N sampai warna kuning pucat, dimana saat penambahan KI 20% terjadi reaksi I dengan Na-thiosulfat ( titrasi ). Dan penambahan H2SO4 berfungsi untuk melarutkan endapan Cu2O pada sampel. Kemudian ditambahkan 3 tetes Amilum 1% dan titrasi dilanjutkan dengan Na- thiosulfat 0,1 N sampai warna biru hilang.
Proses selanjutnya adalah analisa gula reduksi. Analisis gula reduksi sama dengan analisis total gula, tetapi yang membedakan adalah tidak adanya penambahan larutan HCl, NaOH, dan indikator PP. Pada proses titrasi dibutuhkan blanko yang berfungsi sebagai kontrol.
Proses pembuatan blanko sama dengan proses analisis gula reduksi tetapi tanpa menggunakan sampel.Data yang diperoleh dihitung dengan rumus (3.1) dan dikonversikan dengan Tabel 3.1 dan perhitungan dilanjutkan dengan menggunakan rumus (3.2). Kemudian untuk menentukan kadar sukrosa digunakan persamaan (3.3).
Berdasarkan hasil penelitian di atas bahwa kadar sukrosa pada nira kelapa lebih tinggi dibandingkan dengan kadar sukrosa pada nira aren yakni 10.0702 % kadar sukrosa pada nira kelapa dan 8.1184 % kadar sukrosa pada nira aren. Hasil ini menunjukan bahwa kadar sukrosa pada nira aren dan nira kelapa berada dibawah nilai kadar sukrosa yang ditetapkan oleh SNI, yaitu kadar sukrosa pada nira kelapa adalah sebesar 12,30 % - 17,40 % dan kadar sukrosa pada nira aren adalah sebesar 13,90 % - 14,90 %.
Penurunan kadar sukrosa pada nira kelapa dan nira aren yang dianalisis dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor yakni : Jenis pohon, Umur pohon, Iklim / cuaca, Lingkungan biotik dan abiotik, Daerah tumbuhnya tanaman, dan Penanganan sebelum pengolahan (penyadapan dan penyimpanan).
Pada pengambilan sampel nira baik nira kelapa maupun nira aren, jenis dan umur pohon yang diambil sampelnya dipilih secara acak.
Penyadapan dilakukan pada saat musim hujan sehingga sampel nira yang diteliti memiliki kadar dibawah normal. Penyadapan dilakukan pada waktu sore hari dan diambil keesokan harinya pada waktu pagi hari. Dan untuk penyimpanan sampel nira digunakan botol aqua 1,5 liter yang tutup masing-masing botol diberi lubang kecil guna menghindari letupan saat dibuka akibat fermentasi dari nira itu sendiri.
Chemistry Laboratory Juli Vol.1 No.1 2014
SIMPULAN DAN SARAN Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan yaitu penentuan kadar sukrosa pada nira kelapa dan nira aren dengan menggunakan metode Luff Schoorl didapatkan bahwa kadar sukrosa pada nira kelapa adalah 10,07 % dan kadar sukrosa pada nira aren adalah 8,12 %.
Saran
Bagi peneliti selanjutnya yang melakukan penelitian serupa, untuk melakukan penelitian serupa dengan menggunakan metode Anthrone sulfat yang memiliki reaksi lebih spesifik guna mendapatkan hasil yang lebih akurat dan mempunyai faktor – faktor kesalahan yang lebih kecil.
KEPUSTAKAAN
Baharuddin, Muin M, Bandoso H, 2007, Pemanfaatn Nira Aren (Arenga pinnata merr) Sebagai Bahan Pembuatan Gula Putih Kristal, Jurnal, Universitas Hasanudin Indonesia.
Diakses tanggal 15 mei 2013, <
http://journal.unhas.ac.id/index.php/perennial/a rticle/download/45/30 >
Burhanuddin R, 2005, Prosfek Pengembangan Usaha Koperasi Dalam Produksi Gula Aren, Makalah. Diakses tanggal 22 mei 2013,
<http://media.unpad.ac.id/thesis/240210/2007/
240210070010_k_2381.pdf>, dan
<http://arenindonesia.wordpress.com/makalah -aren/burhanuddin-r/>
Firmansyah MW, 1992, Mempelajari Pengaruh Penambahan Bahan Pengawet Terhadap Umur Simpan Nira Siwalan (Borassus flaberifera Linn) Serta Mutu Gula Merah, Gula Semut, Dan Sirup Yang Dihasilkan, Jurnal, Fakultas Teknologi Pertanian Institut Pertanian Bogor. Diakses tanggal 1 juni 2013, http://repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123 456789/30944/F92MWF_abstract.pdf
Manikharda, 2011, Perbandingan Metode Dan Verifikasi Analisis Total Karbohidrat Dengan Metode Luff Schoorl Dan Anthrone Sulfat, Jurnal, Institut Pertanian Bogor. Diakses
tanggal 3 Mei 2013,
<http://fateta.ipb.ac.id/index.php/View- document/22-MANIKHARDA-F24061217.pdf>
Marsigit W, 2005, Penggunaan Bahan Tambahan Pada Nira Dan Mutu Gula Aren Yang Dihasilkan Dibeberapa Sentra Produksi Di Bengkulu, Jurnal, Program Studi TIP Fakultas Pertanian Universitas Bengkulu. Diakses
tanggal 5 juni 2013,
http://jipiunib.tripod.com/LP/2005/42.pdf Mukhlisin I, 2013, Laporan Praktikum
Pengetahuan Bahan Pangan, Acara IV Nira, Jurnal, Universitas Jendral Sudirman.Diakses tanggal 20 mei 2013,
<http://imammukhlisin271.wordpress.com/201 3/06/11/laporan-nira/>
Muharani, 2011, Perkembangan Bakteri Probiotik Dan Nilai Organoleptik Minuman Fermentasi Dari Media Nira Aren (Arenga pinnata Merr), Nira Tebu (Saccarum officinarum L), Dan Air Kelapa (Cocos nucifera L), Fakultas Matematika Dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Andalas Padang. Diakses tanggal
6 Mei 2013,
http://repository.unand.ac.id/17343/1/skripsi_m uharani.pdf
Nugraha, IDGA 2011, ‘Analisis Kadar Kadmium (Cd) pada Beberapa Mata Air di Kecamatan Kerambitan’, Karya Tulis Ilmiah, Analis Kesehatan, STIKes Wira Medika Bali. Dilihat tanggal 9 Mei 2013
Pontoh, 2007, Analisis Kompenen Kimia Dalam Gula Dan Nira Aren, Laporan Pada Yayasan Masamarang, Sulawesi Utara, Tomohon.
Diakses tanggal 3 Juli 2013, http://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/chempro g/article/download/2068/1641
Rachman B, 2009, Karakteristik Petani Dan Pemasaran Gula Aren Di Banten, Bogor, Pusat Analisis Sosial Ekonomi Dan Kebijakan Pertanian. Diakses tanggal 28 Juni 2013, http://pse.litbang.deptan.go.id/ind/pdffiles/FAE 27-1e.pdf
Resmiyati S, 2009, Penetapan Kadar Sukrosa Pada Nira Kelapa di Desa Depok, Kecamatan Mirit, Kabupaten Kebumen, Jurnal, Universitas Muhammadiyah, dilihat 22 Desember 2012.
Diakses tanggal 23 mei 2013, http://digilib.unimus.ac.id/files/disk1/105/jtptuni mus-gdl-sriresmiya-5250-1-bab1.pdf
I Komang Diatmika Ari Pradnyana, dkk : Penentuan Kadar Sukrosa Pada Nira ...
Santoso B, Hieronymus, 1993, Pembuatan Gula Kelapa, Komisius, Yogyakarta,Diakses tanggal
12 mei 2013,
<ttp://www.lordbroken.wordpress.com/2011/0 4/03/pembuatan-gula-kelapa/>
Septorini R, 2008, Perbedaan Kadar Sukrosa Pada Onggok Ynag Dihidrolisis Dengan Asam Klorida, Asam Sulfat, Dan Asam Oksalat, Jurnal, Universitas Muhammadiyah. Diakses
tanggal 23 Juni 2013,
<http://id.scribd.com/doc/137714306/Analisa- Kualitatif-Dan-Kuantitatif-Karbohidrat-Fix>
SNI, 2011, Gula Kristal – Bagian 1 : Mentah (Raw Sugar) Amandemen 1, Diakses tanggal 9 Juni 3013,
http://mastanjatim.or.id/images/mastan/sni_waj ib.pdf
Sudarmadji S, Suhardi BH, 1984, Prosedur Analisis Untuk Bahan Makanan Dan Pertanian, Edisi Ke-3, Hal 31-32, Yogyakarta ; Liberty. Dilihat tanggal 5 Desember 2012 Suwardjono, 2001, Pengaruh Penggunaan Bahan
Pengawet Alam Terhadap Kualitas Nira Kelapa Yang Digunakan Untuk Pembuatan Gula Kelapa Di Daerah Istimewa Yogyakarta, Skripsi, Yogyakarta, Universitas Terbuka.
Diakses tanggal 10 juni 2013, http://www.pustaka.ut.ac.id/pdfpenelitian/7009 6.pdf
Widiantoko, RK, 2011, Proses Pembuatan Gula Kelapa, Diakses tanggal 17 Februari 2013,
<ttp://[email protected].>