• Tidak ada hasil yang ditemukan

PDF Hibah Unggulan Program Studi

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2025

Membagikan "PDF Hibah Unggulan Program Studi"

Copied!
33
0
0

Teks penuh

(1)

i

LAPORAN KEMAJUAN

HIBAH UNGGULAN PROGRAM STUDI

PENINGKATAN PRODUKSI PANGAN PADA LAHAN SAWAH DENGAN PENERAPAN PEMUPUKAN HARA SPESIFIK LOKASI (PHSL) MELALUI EVALUASI STATUS UNSUR HARA TANAH

Tahun ke 1 dari rencana 1 tahun

Ketua Tim Peneliti:

Ir. I Nyoman Sunarta, MP. NIDN. 0031085402

POGRAM STUDI AGROEKOTEKNOLOGI FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS UDAYANA JUNI 2015

Bidang Unggulan : Ketahanan Pangan Kode/Nama Bidang : 151/ Ilmu Tanah

(2)

ii

HALAMAN PENGESAHAN

Judul Penelitian :

Peningkatan Produksi Pangan pada Lahan Sawah dengan Penerapan Pemupukan Hara Spesifik Lokasi (PHSL) Melalui Evaluasi Status Unsur Hara Tanah.

Peneliti / Pelaksana :

Nama Lengkap : Ir. I Nyoman Sunarta, MP

NIDN : 0031085402

Jabatan Fungsional : Lektor Kepala / IV/b Program Studi : Agroekoteknologi.

Nomor HP : 085737362090

Alamat surel (e-mail) : [email protected] Anggota (1) :

Nama Lengkap : Prof. Dr. Ir. I Nyoman Merit, M Agr.

NIDN :

0014044704

Perguruan Tinggi : Universitas Udayana Anggota(2) :

Nama Lengkap : Ir. Ni Made Trigunasih, MP.

NIDN : 0004125905

Perguruan Tinggi Awnggota (3) Nama Lengkap NIDN

: : : :

Universitas Udayana Ir. Tatiek Kusmawati,MSi 0012035403

Institusi Mitra(jika ada) : Nama Institusi Mitra : -

Alamat : -

Penanggung Jawab : -

Tahun Pelaksanaan : Tahun ke1 dari rencana 1 tahun Biaya Tahun

Berjalan : Rp 24.750.000,- Biaya Keseluruhan : Rp 24.750.000,-

Denpasar, 24 Juli 2015 Ketua Peneliti,

( Ir. I Nyoman Sunarta,MP ) NIP/NIK:195408311981031003

(3)

iii RINGKASAN

Pada dekade terakhir ini menunjukkan luas lahan pertanian termasuk lahan sawah menyusut setiap tahunnya akibat alih fungsi lahan, air irigasi semakin terbatas akibat konflik kepentingan, sedangkan kebutuhan akan bahan pangan (beras) semakin meningkat akibat perkembangan penduduk dan pola hidup masyarakat. Usaha untuk pemanfaatan kemajuan teknologi pemupukan (terutama pupuk anorganik) dan perbaikan bibit (varietas unggul) telah dilaksanakan namun belum mampu mencapai produksi sesuai yang diharapkan. Keadaan ini ditengarai akibat dosis pupuk yang ada belum sesuai dengan lokasi dan kedaan kesuburan tanah lokasi tersebut. Faktor lain yang sering terjadi di lapangan adalah belum tepatnya waktu pemupukan yang dilakukan di tingkat petani. Berdasarkan kenyataan tersebut perlu dilakukan penelitian tentang penerapan PHSL berdasarkan evaluasi unsur hara tanah, sehingga diperoleh unsur hara yang menjadi pembatas untuk mencapai produksi pangan (beras) sesuai yang diharapkan, sehingga dapat memenuhi kebutuhan masyarakat.

Mengembalikan moto bahwa Tabanan sebagai “Lumbung Berasnya Bali”, sangat perlu mendapat perhatian. Disamping hal tersebut tujuan jangka panjang penelitian ini adalah untuk mengamankan kelestarian kebutuhan bahan pangan terutama beras seiring dengan laju peningkatan jumlah penduduk, menyempitnya luas lahan pertanian dan semakin langkanya sumberdaya air. Untuk itu target khusus yang ingin dicapat adalah terjadinya peningkatan produksi bahan pangan di Indonesia.

Penelitian ini dilaksanakan di lapangan dengan metode survei dan di laboratorium untuk menganalisis unsur hara tanah yang menjadi pembatas yang dipakai sebagai dasar penerapan PHSL di lapangan sehingga memperoleh peningkatan produksi pangan (beras). Rancangan percobaan lapangan yang digunakan adalah RAK sederhana dengan perlakuan sesuai dengan unsur hara pembatas. Ukuran keberhasilan penelitian ini adalah tingginya produksi bahan pangan (beras) sebagai pengaruh dari pemberian unsur hara pembatas yang ditemukan.

(4)

iv PRAKATA

Rasa syukur dipanjatkan sehingga pelaksanaan penelitian ini telah dapat dilaksanakan dengan baik. Peningkatan Produksi Pangan pada Lahan Sawah dengan judul: Penerapan Pemupukan Hara Spesifik Lokasi (PHSL) Melalui Evaluasi Status Unsur Hara Tanah dilaksanakan dalam beberapa kegiatan yaitu: dimulai dengan pengambilan contoh tanah di seluruh subak untuk dianalisis di Laboratorium kandungan unsur haranya. Kegiatan selanjutnya plaksanaan penelitian di lapangan sesuai dengan perlakuan.

Sudah tentu selama pelaksanaan penelitian ini dapat terlaksana dengan adanya bantuan dari berbagai pihak. Pada kesempatan ini kami tim pelaksana mengucapkan banyak terima kasih kepada:

1. Kelian subak/Pekaseh subak Megati atas kerjasama yang baik.

2. Seluruh anggota/kerama subak Megati atas semangat partisipasi dan ijin melaksanakan penelitian di subak Megati.

3. Pekak Mona sebagai petani dimana tempat penelitian, karena telah menyediakan sawah nya untuk tempat penelitian.

Namun demikian selama pelaksanaan penelitian ini tidak luput dari kekurangan, dan pada kesempatan ini kami mohon maaf apabila ada hal-hal yang tidak berkenan selama pelaksanaan penelitian ini. Semoga penelitian ini ada manfaatnya tarutama bagi kerama/anggota subak Megati untuk dapat dipakai sebagai acuan meningatkan produksi padi.

Denpasar, 24 Juli 2015 Yang menyusum/a.n tim penelitian Ir. I Nyoman Sunarta, MP

(5)

v DAFTAR ISI

BAB Halaman

HALAMAN PENGESAHAN………. iii

RINGKASAN ………. . iv

PRAKATA ………. v

DAFTAR ISI ………. vi

DAFTAR TABEL ……….. vii

DAFTAR GAMBAR ……… viii

DAFTAR LAMPIRAN ………. ix

BAB I. PENDAHULUAN ……… 1

BAB II. TINJAUAN PUATAKA ……… 3

BAB III. TUJUAN DAN MANFAAT …………..………... 5

BAB IV. METODE PENELITIAN …..………. 6

BAB V. HASIL YANG DICAPAI ………... 8

BABVI. RENCANA TAHAPAN BERIKUTNYA ………. 10

BAB VII. KESIMPULAN DAN SARAN ……….…. 11

DAFTAR PUSTAKA ……….. 12

LAMPIRAN ……… 13

(6)

vi

DAFTAR TABEL

Judul Halaman Tabel 1. Hasil Aanalisis Tanah di Subak Megati Kaja ……… 9

(7)

1

BAB I. PENDAHULUAN

Ketahanan pangan terutama beras di Indonesia memiliki peranan yang paling penting dalam komsumsi pangan rumah tangga dan akan mempengaruhi keamanan nasional. Pengadaan beras dalam jumlah yang sesuai kebutuhan merupakan upaya sangat penting dalam rangka membangun ketahanan pangan nasional.

Fakta menunjukkan bahwa jumlah penduduk Indonesia terus bertambah dan fakta lainnya menunjukkan semakin menyempitnya luas lahan pertanian produktif (khususnya di Pulau Jawa dan Bali) akibat kemajuan dibidang non pertanian. Menurut BPS Propinsi Bali (2012) luas lahan sawah di Bali tahun 1996 seluas 88.830 ha, kemudian tahun 2008 mengalami penurunan yang cukup signifikan menjadi 80.997 ha. Kendala yang akan dihadapi dimasa mendatang adalah persaingan penggunaan sumber daya air antara pertanian dan non pertanian. Untuk mengantisipasi lonjakan penduduk dan berkurangnya luas lahan pertanian, diperlukan lonjakan produksi bahan pangan terutama beras.

Kenyataan saat ini menunjukkan bahwa produktivitas bahan pangan beras mengalami beberapa periode kemandegan, padahal teknologi kimiawi (pupuk, obat-obatan) dan teknologis biologis (bibit unggul) yang digunakan telah setara dengan teknologi yang digunakan oleh Negara-negara maju di Asia. Masalahnya karena penerapan teknologi tersebut belum berdasarkan unsur hara yang menjadi pembatas pada lokasi bersangkutan serta sangat perlu pemberian hara tanaman yang spesifik pada lokasi tersebut. Misalnya di Kabupaten Tabanan Bali yang memiliki predikat “Lumbung Berasnya Bali” menurut Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura Tabanan (2012) sawah di Kabupaten Tabanan hanya dapat menghasilkan 5,98 ton gabah kering per ha, padahal secara genetis produksi padi unggul dapat menghasilkan 8 s.d 10 ton/ha. Ini berarti perlunya diketahui penerapan teknologi dimana sampai saat ini masih terdapat kendala untuk mengembalikan predikat tersebut, yang salah satunya adalah pemberian pupuk yang spesifik sesuai lokasi.

Mempertimbangkan hal tersebut di atas maka perlu dilakukan penelitian/kajian, apakah penyebab produksi pangan (beras) tidak maksimum. Salah satunya adalah dengan mengetahui kandungan unsur hara di dalam tanah unsur hara (makro maupun mikro). Mengingat tanaman yang mengalami defisiensi unsur hara tertentu dapat menyebabkan gangguan pertumbuhan

(8)

2

tanaman dan rendahnya produksi. Keadaan ini dapat disebabkan jenis unsur hara ditempat tanaman tumbuh tersebut terdapat defisiensi unsur hara tertentu. Harapan produksi yang meningkat ini dapat menambah pendapatan petani, sehingga proses alih fungsi lahan sawah dapat ditekan, secara tidak langsung hal ini dapat mempertahankan keberadaan Subak sebagai warisan Budaya Dunia.

(9)

3

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA

Kemajuan pembangunan di berbagai sektor yang berkepentingan dengan ruang berdampak terhadap makin terbatasnya lahan potensial untuk pengembangan produksi pertanian, karena alih fungsi lahan pertanian produktif kepenggunaan lahan non pertanian. Menurut data Pusat Penelitian dan Pengembangan Tanah dan Agroklimat (2005; dalam Djanudin, 2008) alih fungsi lahan sawah di Pulau Jawa pada tahun1999 – 2002 mencapai 167.150 ha, dan di luar Jawa mencapai 396.009 ha. Menurut data terkini, laju konversi lahan pertanian subur ke non pertanian mencapai tidak kurang dari 110.00 ha/tahun, bahkan ada yang memperkirakan 145.000 ha/tahun (Sinar Tani, 2007).

Laju alih fungsi lahan di Bali terutama dipengaruhi oleh strategi pembangunan wilayah dengan meningkatkan pengembangan sektor pariwisata. Pembangunan infrastruktur, sarana dan prasarana pariwisata dilakukan pada tanah-tanah pertanian yang strategis, subur dan berpengairan terjamin atau pada kawasan-kawasan penyangga yang memiliki pemandangan yang bagus (nice view) yang menurut investor dapat memberikan kepuasan bagi wisatawan. Data BPS tahun 1997 s.d 2007 konversi lahan sawah di Bali jumlahnya 5.601 ha atau 560,1 ha/tahun. Hasil studi JICA (2006; dalam Rai 2010) bahkan menunjukkan angka jauh lebih tinggi yaitu mencapai 1.000 ha/tahun.

Konversi dan alih fungsi lahan pertanian produktif akan selalu terjadi selama belum ada peraturan perundang-undangan yang mampu mengatasinya. Untuk melindungi ekstensinya lahan pertanian pangan abadi (LPPA), penggunaan lahan khususnya untuk pengembangan pertanian harus dilakukan berdasarkan kesesuaian lahan dan potensinya. Menurut Sofyan Ritung dkk.

(2007) Konsep Evaluasi Lahan adalah suatu proses penilaian sumberdaya lahan untuk tujuan tertentu dengan suatu pendekatan atau cara yang sudah teruji. Hasil evaluasi lahan akan memberikan informasi dan/atau arahan penggunaan lahan sesuai dengan keperluan. Sedangkan konsep Kesesuaian Lahan adalah tingkat kecocokan sebidang lahan untuk penggunaan tertentu.

Kesesuaian lahan tersebut dapat dinilai untuk kondisi saat ini (kesesuaian lahan aktual) atau setelah diadakan perbaikan (keseuaian lahan potensial). Selanjutnya Sitorus (1995; dalam Samrumi, 2009) menyatakan evaluasi lahan berfungsi untuk memberikan pengertian tentang hubungan-hubungan antara kondisi lahan dan penggunaannya serta memberikan kepada

(10)

4

perencana berbagai perbandingan dan alternatif pilihan penggunaan yang dapat diharapkan berhasil.

Hasil penelitian Alit (2008) menunjukkan bahwa saat petani masih bertani secara konvensional, petani hanya mendapatkan padi sekitar 6 ton/ha. Namun dengan penggunaaan pupuk organik dan teknik SRI hasilnya meningkat menjadi sekitar 8 ton/ha, bahkan beberapa petani ada yang mendapatkan hasil lebih dari 10 ton/ha. Praktek pertanian organik tidak hanya dalam peningkatan hasil, juga memberikan tempat untuk ekosistem yang sebelumnya sudah hilang.

(11)

5

BAB III. TUJUAN DAN MANFAAT PENELITIAN 3.1. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah pertama untuk mengethaui kondisi status kandungan unsur hara tanah. Kedua untuk mengetahui dosis dan jenis pupuk yang tempat untuk memperoleh produksi padi di subak Megati Kaja khususnya dan untuk subak Megati umumnya.

3.2. Manfaat Penelitian

Manfaat penelitian ini adalah dapat digunakan untuk rekomendasi pemupukan hara spesifik lokasi pada padi sawah di subak Megati, disamping hal tersebut juga dapat dipakai sebagai bahan informasi teknologi khususnya bagi anggota subak Megati dalam hal pengelolaan padi sawah.

(12)

6

BAB IV. METODOLOGI PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini akan dilaksanakan di Desa Megati, Kecamatan Selemadeg Timur Kabupaten Tabanan. Penelitian dilakukan pada bulan April sampai Oktober 2015.

4.2 Bahan dan Alat

Bahan yang digunakan pada penelitian tahap 1 adalah Peta Rupabumi skala 1 : 50.000 diterbitkan oleh BAKOSURTANAL, Peta lereng skala 1 : 100.000 dan Peta Jenis Tanah skala 1 : 100.000 yang dikeluarkan oleh Badan Pertanahan Nasional (1997). Zat kimia yang dipakai dalam penelitian ini adalah reagensia untuk bahan organik, N-Total Tanah, P-tersedia, K- tersedia, KTK, KB dsb.

Alat yang digunakan pada penelitian ini adalah Abney level untuk mengukur kemiringan lereng, GPS untuk menentukan koordinat dan ketinggian tempat, bor tanah untuk mengukur kedalaman tanah, pisau lapang untuk pengamatan bentuk struktur tanah dan pengambilan sampel tanah, buku munssell soil colour chart untuk mengamati warna tanah, ring sampel untuk mengambil sampel tanah dan untuk analisis permeabiltas, kantong plastik untuk tempat sampel tanah, alat tulis menulis untuk mencacat hasil pengamatan dan pengukuran di lapangan.

4.3. Metode Penelitian

Penelitian ini menggunakan metode survei untuk pengambilan contoh tanah dan percobaan lapang menggunakan rancangan faktorial dengan rancangan dasar Acak Kelompok (RAK). Perlakuan yang diberikan pada penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Kd0 P0 (kontrol) 5. Kd1 P1

2. Kd0 P1 6. Kd1 P2

3. Kd0 P2 7. Kd1 P3 4. Kd0 P3

Keterangan : Kd0 (tanpa peupuk kandang), Kd1 ( dengan pupuk kandang 5 ton/ ha); P0 (tanpa pupuk buatan), P1 (100 kg urea, 25 kg SP36,dan 25 kg KCl per ha), P2 (150 kg urea, 50 kg SP36 dan 50 kg KCl per ha); P3 (200 kg urea, 75 kg SP36 dan 75 kg KCl per ha). Ditambah 1 perlakuan yang diambil berdasarkan rekomendasi PHSL dari IRRI yang didonloud melalui web.

http://webapps/irri/nm/co/id,. Perlakuan tersebut diulang 3 kali sehingga diperoleh sebanyak 22 petak perlakuan.

(13)

7

Untuk mengetahui respon tanaman terhadap perlekuan yang diberikan, diamati beberapa parameter seperti: tinggi tanaman maksimum, jumlah anakan produktif, dan komponen produksi yang lainnya serta berat gabah kering panen dan kering oven. Selanjutnya dianalisis statistika untuk mengetahui perbedaan hasil dari pengaruh perlakuan.

(14)

8

BAB V. HASIL YANG DICAPAI

Untuk evaluasi kesuburan tanah dengan pengambilan contoh tanah di seluruh wilayah subak Angkah pada tanggal 30 April 2015. Setelah dianalisis di laboratorium tanah Fakultas Pertanian Unud. diperoleh hasil sebagai berikut: kemasaman tanah (pH) 6,4 – 7,0 (agak masam – netral), kandungan nitrogen hampir semua sangat rendah (87 %) dan hanya 13

% sedang, (N total) tanah sebagian besar rendah (80 %) dan 20 % sedang, kandungan Fosfat tersedia kandungan Kalium tersedia 100 % sangat rendah, kandungan organic tanah 74,43 % sedang dan sisanya rendah, sedangkan kandungan Ca dan Mg adalah tinggi (dapat dilihat pada Tabel 1.

Pembuatan petakan dan penanaman dilakukan pada tanggal 29 Mei 2015.

Pemupukan dilakukan 3 tahap yaitu: pertama pada saat tanam, kedua pada umur 20 hari setelah tanam dan yang ke tiga menjelang pada masa premordia. Sesuai dengan perameter yang diamati pada masa vegetative yaitu tinggi tanaman maksimum, maka pada tanggal 23 Juli 2015 dilakukan pengamatan. Data tinggi tanaman maksimum (pada akhir pase premordia) rata-rata dapat dilihat pada lampiran 3.

Tabel 1. Hasil Analisis Tanah di Subak Megati Kaja.

No. pH (1:2,5) H2O

DHL(m mhos/cm

Organik (%)

N total (%)

P tersedia

(ppm)

K tersedia

(ppm)

Ca ppm Mg ppm

1 2 3 4 5 6 7 8 9

1 6,5 (am) 0,02 SR 1,33 (R) 0,18 (R) 0,27(SR) 71,07 (SR)

11,0 T 5,69 T 2 6,6 (n) 0,06 SR 2,25 (S) 0,18 (R) 15,83(S) 2,47

(SR)

11,08 T 5,06 T 3 6,8 (n) 0,20 SR 2,22 (S) 0,16 (R) 0,27(SR) 1,48

(SR)

12,9 T 6,53 T 4 6,5 (am) 0,03SR 2,95 (S) 0,17 (R) 0,25(SR) 2,44

(SR)

9,93 S 5,1 T 5 6,8 (n) 0,02 SR 2,76 (S) 0,21(S) 0,26(SR) 2,27

(SR)

11,0 T 6,74 T 6 6,9 (n) 0,06SR 1,28 (R) 0,18 (R) 0,26(SR) 22,16

(SR)

11,08 T 5,22 T 7 6,7 (n) 0,20SR 2,91 (S) 0,20 (R) 0,25(SR) 2,18(SR 12,9 T 5,69 T

(15)

9

1 2 3 4 5 6 7 8 9

8 7,0 (n) 0,03 SR 2,85 (S) 0,21 (S) 0,28 (SR) 2,56 (SR)

13,02 T 5,06 T 9 6,7 (n) 0,02SR 1,13 (R) 0,20 (R) 0,26 (SR) 2,32

(SR)

9,03 S 6,53 T 10 6,5 (am) 0,0 SR 2,74 (S) 0,18 (R) 0,25 (SR) 2,43

(SR)

12,9 T 5,1 T 11 6,4 (am) 0,20 SR 2,25 (S) 0,18 (R) 0,27(SR) 1,48

(SR)

9,93 S 6,74 T 12 6,9 (n) 0,03SR 1,22 (R) 0,16 (R) 15,83(S) 2,44

(SR)

11,0 T 5,22 T 13 6,65 (n) 0,02SR 2,95 (S) 0,17 (R) 0,27(SR) 2,27

(SR)

11,08 T 6,79 T 14 6,5 (am) 0,06SR 2,76 (S) 0,21(S) 0,25(SR) 22,16

(SR)

12,9 T 6,33 T 15 6,8(n) 0,20SR 2,28 (S) 0,18 (R) 0,26(SR) 2,18

(SR)

13,02 T 5,21 T

Keterangan: am (agak masam); n (netral); T (tinggi); S (sedang); R (rendah); SR (sangat rendah)

(16)

10

BAB VI. RENCANA TAHAPAN BERIKUTNYA.

Kegiatan selanjutnya adalah akan diamati parameter komponen hasil seperti: jumlah anakan produktif, jumlah bulir per malai, berat gabah kering panen dan kering open per ha, berat 100 biji pada saat panen, yang diperkirakan 4 -5 minggu lagi. Hasil pengamatan selanjutnya dianalisis statistika dengan analisis varian, apabila hasil analisisnya signifikan, maka dilanutkan dengan uji BNT (taraf 5 %).

(17)

11

BAB VII. KESIMPULAN DAN SARAN

Dari pelaksanaan penelitian yang diawali dengan analisis tanah dan penanaman maka dapat disimpulkan sebagi berikut:

1. Hasil analisis tanah pada lahan subak Megati menunjukkan kemasaman tanah (pH) 6,4 – 7,0 (agak masam – netral), kandungan nitrogen hampir semua sangat rendah (87 %) dan hanya 13 % sedang, (N total) tanah sebagian besar rendah (80 %) dan 20 % sedang, kandungan Fosfat tersedia kandungan Kalium tersedia 100 % sangat rendah, kandungan nsure tanah 74,43 % sedang dan sisanya rendah, sedangkan kandungan Ca dan Mg adalah tinggi

2. Berdasarkan hasil analisis tanah tersebut di atas, perlu penambahan pupuk nsure , nsure N, P dan K untuk penanaman padi sawah di subak Megati.

Saran- saran

1. Ada Pengamatan secara umum di subak Megati pertumbuhan tanaman padi sangat bagus, namun ada keterbatasan air irigasi. Oleh karenanya sangat perlu mendapatkan perhatian pemerintah untuk pengadaan air irigasi.

2. Perlu dilakukan disemenasi tentang PHSL ini khususnya di subak Megati, karena sampai saat ini petani masih menggunakan kebiasaan pengelolaan tanaman padi yang terdahulu.

(18)

12

DAFTAR PUSTAKA

Alit Artha Wiguna. 2008. Mengorganikan Lumbung Padi Bali. WWW Bale bengong Dot Net/Sosok/2008.

Anonnimus, (?). Pemupukan Hara Spesifik Lokasi (PHSL) Padi Sawah, Nutrient Manager for Rice (NM Rice) version 1.11 http://webapps.irri.org/nm/id

Badan Pusat Statistik (BPS) Propinsi Bali. 2012. Petani sawah tradisional Bali. . Diakses 3 Pebruari 2013

Coward Jr, E.W. l980. Irrigation in Asia, in Irrigation and Agricultural Development in Asia (Ed : E.W. Coward, Jr), Cornell University, Ithaca.

Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura Tabanan. http://www.tabanankab.go.id/profil- dinas/dinas-pertanian, diakses tanggal 3 Pebruari 2013

Irawan, Bambang. (2005) Konversi Lahan Sawah, Potensi pola Pemanfaatannya, dan Faktor Determinan. Puslitbang Sosek Pertanian IPB Bogor 2005.

Kasryno. 2000. Sumber Daya Manusia dan Pengelolaan Lahan pertanian di Indonesia. FAE, Vol.

18 No. 1 dan 2. Pusat penelitian Sosial Ekonomi Pertanian, Badan Litbang Pertanian.

Sutawan, N. 2005. Subak menghadapi tantangan globalisasi, dalam Revitalisasi subak dalam memasuki era globalisasi (ed:Pitana dan Setiawan), Andi, Yogyakarta.

Windia, W dan R.K. Dewi. 2007. Analisis Bisnis Yang Berlandaskan Tri Hita Karana, Penerbit UNUD, Denpasar.

(19)

13 LAMPIRAN – LAMPIRAN

Lampiran 1. Logbook Catatan Harian (Logbook)

No Tanggal Kegiatan

1. 28-4-2015 Penjajagan ke lapangan dan berkordinasi dengan Pekaseh dan petani (Pekak Mona).

Pada saat pertemuan dengan petani dengan panggilan Pekak Mona, bliau setuju lahan sawahnya dipakai untuk penelitian karena tertarik mengetahui kondisi tanah sawahnya.

2. 30-4-2015 Pengambilan sampel tanah secara langsung di lapangan sebanyak 8 sampel untuk dianalisa di laboratorium. Dilanjutkan besoknya.

3. 1-5-2015 Pengambilan sampel tanah secara langsung di lapangan sebanyak 7 sampel untuk dianalisa di laboratorium.

4. 2-5-2015 Pengolahan tanah sesuai apa yang dilakukan oleh petani.

5. 29-5-2015 Penanaman dan pembuatan plot percobaan 6. 19-6-2015 Penyiangan dan pemupukan yang ke dua.

7. 17-7-2015 Pemupukan yang ke tiga

8. 23-7-2015 Pengamatan tinggi tanaman maksimum dengan cara mengukur dari permukaan tanah sampai daun tertinggi dari rumpun tanaman yang diamati.

9. 9-8- 2015 Peninjauan ke lapangan untuk mengamati kondisi tanaman.

10. 13-8- 2015 Peninjauan ke lapangan untuk mengamati kondisi tanaman dan untuk memastikan saat panen.

11. 25-8-2015 Panen, yang dilanjutkan dengan pengamatan jumlah anakan produktif, berat kering panen.

12. 4-9-2015 Mengeringkan sampel gabah untuk memproleh berat kering oven.

(20)

14 Lampiran 2. Hasil Analisa Tanah di Subak Megati Kaja.

No. pH (1:2,5) H2O

DHL(m mhos/cm

Organik (%)

N total (%)

P tersedia

(ppm)

K tersedia

(ppm)

Ca ppm Mg ppm 1 6,5 (am) 0,02 SR 1,33 (R) 0,18 (R) 0,27(SR) 71,07

(SR)

11,0 T 5,69 T 2 6,6 (n) 0,06 SR 2,25 (S) 0,18 (R) 15,83(S) 2,47

(SR)

11,08 T 5,06 T 3 6,8 (n) 0,20 SR 2,22 (S) 0,16 (R) 0,27(SR) 1,48

(SR)

12,9 T 6,53 T 4 6,5 (am) 0,03SR 2,95 (S) 0,17 (R) 0,25(SR) 2,44

(SR)

9,93 S 5,1 T 5 6,8 (n) 0,02 SR 2,76 (S) 0,21(S) 0,26(SR) 2,27

(SR)

11,0 T 6,74 T 6 6,9 (n) 0,06SR 1,28 (R) 0,18 (R) 0,26(SR) 22,16

(SR)

11,08 T 5,22 T 7 6,7 (n) 0,20SR 2,91 (S) 0,20 (R) 0,25(SR) 2,18

(SR)

12,9 T 5,69 T 8 7,0 (n) 0,03 SR 2,85 (S) 0,21 (S) 0,28 (SR) 2,56

(SR)

13,02 T 5,06 T 9 6,7 (n) 0,02SR 1,13 (R) 0,20 (R) 0,26 (SR) 2,32

(SR)

9,03 S 6,53 T 10 6,5 (am) 0,0 SR 2,74 (S) 0,18 (R) 0,25 (SR) 2,43

(SR)

12,9 T 5,1 T 11 6,4 (am) 0,20 SR 2,25 (S) 0,18 (R) 0,27(SR) 1,48

(SR)

9,93 S 6,74 T 12 6,9 (n) 0,03SR 1,22 (R) 0,16 (R) 15,83(S) 2,44

(SR)

11,0 T 5,22 T 13 6,65 (n) 0,02SR 2,95 (S) 0,17 (R) 0,27(SR) 2,27

(SR)

11,08 T 6,79 T 14 6,5 (am) 0,06SR 2,76 (S) 0,21(S) 0,25(SR) 22,16

(SR)

12,9 T 6,33 T 15 6,8(n) 0,20SR 2,28 (S) 0,18 (R) 0,26(SR) 2,18

(SR)

13,02 T 5,21 T

Keterangan: am (agak masam); n (netral); T (tinggi); S (sedang); R (rendah); SR (sangat rendah)

(21)

15 Lampiran 3. Foto-foto Kegiatan

Foto pengambilan sampel tanah

Foto saat pengolahan tanah oleh petani.

(22)

16 Foto Pengamatan Tanaman

Foto Pengukuran tinggi tanaman maksimum

(23)

17 Lampiran 4.

Hasil Pengamatan Tinggi Tanaman Maksimum Tinggi tanaman max, (cm)

perlakua

n sampel1 smp 2 smp3 jumlah rata-rata

Kd0 P0 101 100 112 341 104,33

Kdo P1 116 106 117 339 113

Kd 0 P2 106 118 117 341 113,67

Kd0 P3 115 117 116 348 116

Kd1 P1 97 113 106 316 105,33

Kd1 P2 104 125 116 345 115

Kd1 P3 111 118 116 345 115

Kdo P1 111 101 116 328 109,33

Kd 0 P2 110 115 115 340 113,33

Kd0 P3 127 112 113 352 117,33

Kd1 P1 110 128 115 353 117,67

Kd1 P2 115 111 110 236 112

Kd1 P3 114 121 107 342 114

Kdo P1 114 111 109 334 111,33

Kd 0 P2 122 115 128 365 121,67

Kd0 P3 110 107 111 328 109,33

Kd1 P1 118 115 109 342 114

Kd1 P2 116 133 123 372 124

Kd1 P3 114 111 115 340 113,33

PHSL 101 128 112 341 113,67

(24)

18 Lampiran 5. Laporan Keuangan

(25)

19

(26)

20

(27)

21

(28)

22

(29)

23

(30)

24

(31)

25

(32)

26

(33)

27

Gambar

Tabel  1. Hasil Analisis Tanah di Subak Megati Kaja.
Foto pengambilan sampel tanah
Foto saat pengolahan tanah oleh petani.
Foto Pengukuran tinggi tanaman maksimum

Referensi

Dokumen terkait

Salah satu faktor yang berpengaruh terhadap efisiensi pemanfaatan unsur hara nitrogen yang diberikan melalui pemupukan pada budidaya tanaman padi sawah adalah varietas padi

Manfaat hasil penelitian ini adalah untuk mengetahui kualitas beberapa pupuk kompos produksi Simantri yang sudah beredar dan diperdagangkan di daerah Bali, apakah

Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemupukan kompos jerami dan pupuk NPK berpengaruh nyata meningkatkan pertumbuhan padi sawah yang meliputi rata-rata tinggi

Hasil penelitian yang peroleh dapat disimpulkan bahwa komoditi padi sawah layak di usahatanikan di Subak Sembung, petani padi sawah di Subak Sembung tergolong efisien

01/ Kpts/ SR.130/ 1/ 2006 tanggal 3 Januari 2006 tentang Rekomendasi Pemupukan N, P, dan K pada Padi Sawah Spesifik Lokasi telah direkomendasikan pemupukan N, P, dan K untuk lahan

penelitian ini bertujuan untuk menentukan rekomendasi pemupukan padi sawah lahan pasang surut Desa Kumpai Batu Bawah, Desa Kumpai Batu Atas, dan Desa Tanjung Terantang,

Adapun tujuan khusus dari penelitian ini adalah: memperoleh isolat bakteri asam laktat dari minuman fungsional teh kombucha yang berpotensi sebagai isolat probiotik, dan mendapatkan

Parameter yang diamati pada penelitian ini meliputi analisis proksimat seperti kadar air, kadar abu, kadar protein, kadar lemak, kadar serat dan karbohidrat dilakukan terhadap bahan