LAPORAN AKHIR
HIBAH UNGGULAN PROGRAM STUDI
KAJIAN KUALITAS BEBERAPA PUPUK KOMPOS PRODUKSI SIMANTRI DI DAERAH BALI SESUAI DENGAN STANDAR
NASIONAL INDONESIA TAHUN 2004 (SNI 19-7030-2004)
Tahun ke 1 dari rencana 1 tahun
Ketua/Anggota Tim :
IR. A.A. NYOMAN SUPADMA, MP. (0028085704) IR. I MADE MEGA, MS. (0031126149)
DR. IR. MADE DANA (0001065804)
PROGRAM STUDI/JURUSAN AGROEKOTEKNOLOGI FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS UDAYANA SEPTEMBER, 2016
Dibiayai oleh DIPA PNBP Universitas Udayana sesuai dengan Surat Perjanjian Kerja (SPK) Nomor : 1257/UN.14.1.23/PL/2016, tanggal, 15 Juni 2016
RINGKASAN
Dewasa ini di daerah Bali telah beredar berbagai jenis pupuk kompos hasil rekayasa teknologi, namun pengujian kualitasnya sebagian besar belum dilakukan secara berkala. Pengguna perlu berhati-hati dalam memilih pupuk kompos walapun kandungan hara sudah tercantum pada label kemasannya.
Upaya perlindungan terhadap konsumen perlu dilaksanakan melalui uji kualitas pupuk kompos di laboratorium. Hal ini dilakukan untuk menghindari terjadinya pemalsuan serta menjamin kualitas pupuk kompos apakah sudah sesuai dengan SNI-2004. Diantara pupuk kompos yang beredar di Bali, adalah pupuk kompos produksi Gapoktan Simantri.
Tujuan penelitian ini yaitu untuk mengetahui kualitas sifat fisik dan kimia beberapa pupuk kompos Simantri yang beredar di 9 kabupaten dan kota di Bali, sesuai dengan kriteria kualitas kompos menurut SNI 19-7030-2004.
Standar kualitas kompos menurut SNI (2004) antara lain : kadar air (<50 %), pH (6,8 – 7,49), kadar N (>0,4 %), C (9,80 – 32 %), P2O5 (>0,10 %), K2O (>0,20 %), C/N rasio (10-20), bahan organik (27 – 58 %), berbau tanah, warna kehitaman, dan kadar air < 50 %.
Metode pengambilan contoh pupuk kompos untuk pengujian berasal dari pupuk kompos Simantri dan non Simantri yang beredar di pasaran di daerah Bali sebanyak 20 sampel kompos. Parameter penilaian meliputi : kadar air (Grafimetri), pH (Elektrode glas), kadar N (metode Kjeldhal), kadar P2O5
dan K2O (metode pengekstrak HCL 25 %), C-organik (metode Walkley and Black), Bahan organic, DHL (coductometer), C/N rasio, warna, dan bau kompos. Data yang diperoleh dari hasil analisis pupuk kompos di laboratorium dibandingkan dengan standar kualitas kompos menurut SNI 19-7030-2004.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa kadar N total semua kompos tergolong sangat tinggi (1,13 – 2,11 %) (sesuai SNI-2004), kadar P tergolong sangat tinggi (0,103 – 0,123 %) (sesuai SNI-2004), kadar K tergolong sangat tinggi (0,902 – 2,342 %) (sesuai SNI-2004), kadar C-organik sangat tinggi (14,08 – 25,48 %) (sesuai SNI-2004), C/N rasio (10,52 – 18,52) (sesuai SNI- 2004), kadar Bahan organic (24,87 – 43,93 %) (sesuai SNI-2004), pH berkisar (6,65 – 8,36) (beberapa tidak sesuai SNI-2004), DHL (2,31 – 8,46 mmhos/cm2)
(sebagian sangat tinggi)(kurang baik bagi pertumbuhan tanaman). Sifat fisik kompos yang diamati yaitu Kadar air (36,60 – 56,60 %) (beberapa tidak sesuai SNI-2004), suhu tidak panas, warna kehitaman dan berbau seperti tanah (sesuai standar SNI-2004).
Berdasarkan hasil penelitian tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa sebagian besar parameter kompos Simantri yang diamati sudah sesuai dengan setandar SNI-2004, kecuali beberapa parameter yang lain yaitu : pH kompos dan kadar air kompos tidak sesuai SNI-2004. Selain itu sebagian kompos Simantri mempunyai DHL yang tinggi sampai sangat tinggi. Untuk meningkatkan kualitas kompos agar sesuai dengan standar mutu SNI-2004, maka beberapa kompos perlu menurunkan pH, kadar air, dan DHL kompos.
Kata Kunci : kualitas kompos, Simantri, SNI-2004.
iii
PRAKATA
Puji syukur kami panjatkan kehadapan Tuhan Yang Esa atas segala rahmat Nya sehingga penyusunan laporan kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini dapat terselesaikan dengan baik. Kegiatan ini berjudul : Kajian Kualitas Beberapa Pupuk Kompos Produksi Simantri di Daerah Bali Sesuai dengan Standar Nasional Indonesia Tahun 2004 (SNI 19-7030-2004), yang dibiayai dari Dana DIPA PNBP Universitas Udayana Tahun 2016, dengan Surat Pelaksanaan Kegiatan penelitian Nomor : 1257/UN14.1.23/PL/2016, tanggal 21 Juni 2016. Banyak pihak yang telah membantu kami dalam pelaksanaan kegiatan ini, untuk itu pada kesempatan yang baik ini kami mengucapkan terimakasih kepada yang terhormat :
1.Bapak Rektor dan Ketua Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat Universitas Udayana beserta staf, atas segala bantuan dan fasilitas yang telah diberikan.
2.Dekan Fakultas Pertanian Universitas Udayana atas segala fasilitas yang telah diberikan.
3.Kepala Kelompok Simantri se Bali atas kerjasamanya.
4. Kepala Lab. Tanah dan Lingkungan beserta staf atas segala bantuannya.
5.Semua pihak yang telah membantu kami, sehingga kegiatan ini dapat berjalan dengan
baik.
Laporan ini merupakan laporan kemajuan pelaksanaan kegiatan penelitian kualitas kompos produksi Simantri di daerah Bali, yang baru dapat terlaksana sekitar 50 % dari seluruh kegiatan. Kegiatan selanjutnya terus kami laksanakan antara lain analisis sifat fisik dan kimia kompos Simantri di Laboratorium Tanah, sampai laporan akhir pembuatan artikel ilmiah, serta diseminasi hasil penelitian.
Denpasar, 14 Nopember 2016 Ketua Peneliti
iv
DAFTAR ISI
HALAMAN PENGESAHAN... i
RINGKASAN... iii
PRAKATA... iv
DAFTAR ISI... v
DAFTAR TABEL... vi
DAFTAR GAMBAR... vii
DAFTAR LAMPIRAN... viii
BAB 1. PENDAHULUAN... 1
BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA... 3
2.1 Pupuk Organik... 3
2.2 Pupuk Kompos... 4
BAB 3. TUJUAN DAN MANFAAT PENELITIAN... 6
3.1 Tujuan Penelitian... 6
3.2 Manfaat Penelitian... 6
BAB 4. METODE PENELITIAN... 7
4.1 bahan dan Alat... 7
4.2 Metode Penelitian... 7
4.3 Analisis Statistik... 8
BAB 5. HASIL DAN PEMBAHASAN... 10
BAB 6. RENCANA TAHAPAN BERIKUTNYA... 17
BAB 7. KESIMPULAN DAN SARAN... 18
7.1 Kesimpulan... 18
7.2 Saran... 18
DAFTAR PUSTAKA... 19
LAMPIRAN... 21
Lampiran 1. Data Hasil Analisis pupuk Kompos... 21
Lampiran 2. Laporan Penggunaan Anggaran... 23
Lampiran 3. Loogbook Kegiatan... 26
Lampiran 4. Personalia Penelitian... 27
v
DAFTAR TABEL
No. Judul Tabel Halaman
5.1 Kandungan Hara Beberapa Pupuk Kompos Simantri………. 10 5.2 Kandungan sifat fisik beberapa kompos Simantri……… 12
vi
DAFTAR GAMBAR
No. Judul Gambar
Halaman
4.1 Bagan Alir Penelitian………. 9
5.1 Foto Pupuk Kompos Simantri……….. 16
vii
BAB 1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
Keberhasilan produksi pertanian melalui kegiatan intensifikasi tidak terlepas dari kontribusi dan peranan sarana produksi, antara lain pupuk yang merupakan faktor penentu produksi. Selama ini untuk mendukung pembangunan sektor pertanian, khususnya subsektor tanaman pangan dan hortikultura, pemerintah menyediakan dana untuk subsidi pupuk buatan (Urea, SP-36, ZA dan KCl) (Suriadikarta dkk., 2006).
Namun belakangan ini pupuk organik (pupuk kompos) mulai banyak digunakan di lahan pertanian untuk meningkatkan kesuburan tanah (Sugito dkk., 2005 dan Syekhfani, 2005), oleh karena itu perlu adanya pengawasan atau pengaturan persyaratan kualitas pupuk organik (Simanungkalit dkk., 2006). Apabila kompos diproduksi dan diedarkan secara luas untuk dijual secara komersial, maka diperlukan pengawasan atau suatu regulasi agar kompos yang diperjualbelikan tersebut memenuhi persyaratan standar kualitas yang baik. Negara-negara di Asia, termasuk Indonesia masing-masing mempunyai peraturan pengawasan yang berbeda-beda terhadap standar mutu kompos.
Di pasaran saat ini telah beredar berbagai jenis pupuk kompos baru hasil rekayasa teknologi, termasuk pupuk kompos produksi Simantri di Bali, namun pengujian kualitasnya belum dilakukan secara khusus. Oleh karena itu, pengguna perlu berhati-hati dalam memilih jenis kompos maupun pupuk organik yang akan digunakan agar dapat meningkatkan hasil dan memperbaiki kualitas tanah. Beberapa pupuk produksi Simantri telah mencantumkan kandungannya pada lebel kemasan, namun belum tentu kandungan haranya telah memenuhi standar kualitas SNI-2004.
Menurut Tantri dkk. (2016) bahwa hasil pengujian dari 10 jenis pupuk kompos yang diperdagangkan di Denpasar, ternyata hanya 2 jenis kompos yang kualitasnya sudah sesuai dengan standar SNI-2004, yaitu kompos Bio-Extrim Trubus dan kompos Putri Liman Simantri 096 Blahbatuh Gianyar. Dengan demikian perlindungan terhadap petani perlu dilaksanakan melalui pengujian kualitas pupuk kompos prodiuksi Simantri yang telah diperdagangkan di daerah Bali secara rutin, melalui uji laboratorium. Hal ini dilakukan untuk menghindari terjadinya pemalsuan pupuk
serta menjamin kualitas pupuk agar sesuai dengan Standar Nasional Indonesia tahun 2004 (SNI-2004). Menurut Isroi dan Yuliarti (2009) bahwa kompos yang baik adalah kompos yang siap untuk diaplikasikan dan tidak berbahaya bagi tanaman, manusia, dan lingkungan.
Saat ini kompos yang beredar (baik yang sudah maupun belum terdaftar) jenisnya sangat banyak, oleh karena itu perlu adanya uji kuliatas pupuk kompos termasuk kompos produksi Simantri di Bali. Jaminan terhadap kepastian kualitas pupuk kompos untuk meningkatkan produksi tanaman perlu dilakukan secara terus menerus, karena selain untuk melindungi konsumen juga untuk menggalang kepercayaan terhadap produsen pupuk kompos.
Untuk itu maka dilakukan kajian terhadap kualitas pupuk kompos produksi Simantri yang sudah banyak diperdagangkan di daerah Bali, apakah kualitas fisik maupun kimia kompos tersebut telah memenuhi kriteria menurut SNI 19-7030-2004.
BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pupuk Organik
Menurut Permentan No.2/Pert/Hk.060/2/2006, tentang pupuk organik dan pembenah tanah, dikemukakan bahwa pupuk organik adalah pupuk yang sebagian besar atau seluruhnya terdiri atas bahan organik yang berasal dari tanaman dan atau hewan yang telah melalui proses rekayasa, dapat berbentuk padat atau cair yang digunakan mensuplai bahan organik untuk memperbaiki sifat fisik, kimia, dan biologi tanah. Definisi tersebut menunjukkan bahwa pupuk organik lebih ditujukan kepada kandungan C-organik atau bahan organik dari pada kadar haranya, nilai C- organik itulah yang menjadi pembeda dengan pupuk anorganik (Simanungkalit dkk., 2006).
Pupuk organik dapat dibuat dari berbagai jenis bahan, antara lain sisa panen (jerami, brangkasan, tongkol jagung, bagas tebu, sabut kelapa), serbuk gergaji, kotoran hewan,limbah media jamur, limbah pasar, limbah rumah tangga dan limbah pabrik, serta pupuk hijau. Karena bahan dasar pembuatan pupuk organik bervariasi, maka kualitas pupuk yang dihasilkan juga beragam sesuai dengan kualitas bahan bakunya. Pemakaian pupuk organik terus meningkat dari tahun ke tahun sehingga perlu ada regulasi atau peraturan mengenai persyaratan yang harus dipenuhi oleh pupuk organik agar memberikan manfaat maksimal bagi pertumbuhan tanaman dan tetap menjaga kelestarian lingkungan (http://www.pustaka-deptan.go.id, 2010).
Pupuk kandang merupakan salah satu pupuk organic yang bersumber dari produk buangan dari binatang peliharaan yang dapat digunakan untuk menambah hara, memperbaiki sifat fisik, dan biologi tanah. Apabila dalam memelihara ternak tersebut diberi alas seperti sekam pada ayam, jerami pada sapi, kerbau dan kuda, maka alas tersebut akan dicampur menjadi satu kesatuan dan disebut sebagai pupuk kandang. Petani di beberapa daerah memisahkan antara pupuk kandang padat dan cair (Hartatik dan Widowati, 2010). Jenis pupuk kandang berdasarkan jenis ternak atau hewan yang menghasilkan kotoran antara lain : pupuk kandang sapi, pupuk kandang kuda, pupuk kandang kambing atau domba, pupuk kandang babi, dan pupuk kandang unggas (Hasibuan, 2006).
Menurut Hasibuan (2006) kelemahani pupuk organik antar lain : kandungan haranya relative rendah, sulit memperoleh dalam jumlah banyak, harus melalui proses dekomposisi, pengangkutan dan aplikasinya memerlukan biaya yang lebih tinggi karena jumlahnya banyak. Pupuk organik terdiri dari : pupuk kandang, pupuk hijau, kompos, tepung tulang dan tepung darah.
Untuk memaksimalkan penggunaan pupuk kandang sapi harus dilakukan pengomposan dengan rasio C/N di bawah 20. Adapun komposisi unsur hara yang terkandung dalam pupuk organik yang berasal dari kompos ternak sapi yaitu : N (0,7 – 1,3 %), P2O5 (1,5 – 2,0 %), K2O (0,5 – 0,8 %), C organik (10,0 – 11,0 %), MgO (0,5 – 0,7 %), dan C/N ratio (14,0 – 18,0 %) (Hartatik dan Widowati, 2010).
Syarat dan tata cara pendaftaran pupuk organik telah dituangkan dalam SK Mentan No. 2, tahun 2006. Berdasarkan persyaratan pendaftaran pupuk organik, dan pembenah tanah selain diperlukan pengujian mutu pupuk, juga diperlukan uji keefektifan yang dapat dilakukan di laboratorium, atau rumah kaca, dan atau di lapangan, selama 2–3 musim tanam.
2.2 Pupuk Kompos
Kompos merupakan bahan organik yang telah mengalami dekomposisi atau penguraian (pengomposan) sehingga berubah bentuk, berwarna kehitam-hitaman, tidak berbau, dan suhunya dingin. Menurut Indriani (2011), kompos merupakan hasil fermentasi atau dekomposisi dari bahan-bahan organik seperti sisa tanaman, kotoran hewan atau limbah organik lainnya. Kompos yang digunakan sebagai pupuk disebut pula pupuk organik karena penyusunannya terdiri dari bahan-bahan organik.
Sedangkan proses pengomposan adalah proses dimana bahan organik mengalami penguraian secara biologis, khususnya oleh mikroba-mikroba yang memanfaatkan bahan organik sebagai sumber energi.
Membuat kompos adalah mengatur dan mengontrol proses alami tersebut agar kompos dapat terbentuk lebih cepat. Proses ini meliputi membuat campuran bahan yang seimbang, pemberian air yang cukup, pengaturan aerasi, dan penambahan aktivator pengomposan. Secara alami bahan-bahan organik akan mengalami penguraian di alam dengan bantuan mikroba maupun biota tanah lainnya. Namun proses pengomposan yang terjadi secara alami berlangsung lama dan lambat. Untuk mempercepat proses pengomposan ini telah banyak
dikembangkan teknologi pengomposan. Pada prinsipnya pengembangan teknologi pengomposan didasarkan pada proses penguraian bahan organik yang terjadi secara alami. Proses perombakan bahan organik terjadi secara biofisiko-kimia, melibatkan aktivitas biologi mikroba dan mesofauna. Secara alami proses peruraian tersebut bisa dalam keadaan aerob dengan O2, maupun anaerob tanpa O2 (Sugihharto, 2011, dan Utomo, 2010). Untuk mengetahui tingkat kematangan kompos dapat dilihat dari C/N rasionya. Apabila kompos mempunyai C/N rasio mendekati atau sama dengan C/N rasio tanah (10 – 20), maka kompos tersebut berarti sudah matang dan dapat segera digunakan untuk memupuk tanaman. Teknologi pengomposan saat ini menjadi sangat penting artinya terutama untuk mengatasi permasalahan limbah organik, seperti untuk mengatasi masalah sampah di kota-kota besar, limbah organik industri, serta limbah pertanian (Murbandono, 2009).
Indonesia telah memiliki standar kualitas kompos, yaitu SNI 19-7030-2004 dan Peraturan Menteri Pertanian No. 02/Pert/HK.060/2/2006. Di dalam standar ini termuat batas-batas maksimum atau minimum sifat-sifat fisik atau kimiawi kompos, termasuk di dalamnya batas maksimum kandungan logam berat. Standar kualitas kompos menurut SNI (2004) antara lain : Kadar air (<50 %), pH (6,8 – 7,49), kadar N (>0,4 %), C (9,80 – 32 %), P2O5 (>0,10 %), K2O (>0,20 %), C/N rasio (10-20), bahan organik (27 – 58 %), Ca (<25,5%), Mg (<0,6%), Fe (<2%), Al (<2,2 %), dan Mn (0,1%). Menurut Tantri dkk. (2016) bahwa hasil pengujian dari 10 jenis pupuk kompos yang diperdagangkan di Denpasar, ternyata hanya 2 jenis kompos yang kualitasnya sudah sesuai dengan standar SNI-2004, yaitu kompos Bio-Extrim Trubus dan kompos Putri Liman Simantri 096 Blahbatuh Gianyar.
Untuk memastikan apakah seluruh kriteria kualitas kompos ini terpenuhi maka diperlukan analisis laboratorium. Pemenuhan atas standar tersebut adalah penting, terutama untuk kompos yang akan dijual ke pasaran. Standar itu menjadi salah satu jaminan bahwa kompos yang akan dijual benar-benar merupakan kompos yang siap diaplikasikan dan tidak berbahaya bagi tanaman, manusia, maupun lingkungan dan telah memenuhi standar kualitas yang ditetapkan (Isroi dan Yuliarti, 2009).
BAB 3. TUJUAN DAN MANFAAT PENELITIAN
3.1 Tujuan Penelitian
Adapun yang menjadi tujuan dari pada penelitian ini antara lain :
1. Untuk mengetahui kualitas fisik dan kimia pupuk kompos produksi Simantri yang telah beredar dan diperdagangkan di daerah Bali.
2. Untuk mengetahui pupuk kompos produksi Simantri yang beredar dan diperdagangkan di daerah Bali, terhadap pemenuhan persyaratan kualitas kompos sesuai Standar Nasional Indonesia tahun 2004 (SNI-2004).
3. Hasil penelitian ini nantinya juga untuk dapat dipublikasikan pada jurnal nasional terakriditasi.
3.2 Manfaat Penelitian
Manfaat hasil penelitian ini adalah untuk mengetahui kualitas beberapa pupuk kompos produksi Simantri yang sudah beredar dan diperdagangkan di daerah Bali, apakah telah memenuhi standar kualitas yang dipersyaratkan sesuai SNI-2004.
Selain itu juga akan dapat menemukan pupuk kompos produksi Simantri yang terbaik, yang telah memenuhi standar kualitas kompos sesuai SNI-2004 secara penuh ataupun memenuhi persyaratan sebagian. Hasil penemuan dari penelitian ini akan dapat disarankan kepada pemerintah daerah Bali untuk bahan acuan dalam pembinaan kepada Gapoktan (Gabungan Kelompok Tani) Simantri di daerah Bali guna dapat secara bertahap meningkatkan mutu kompos produksi Simantri agar nanti semuanya sesuai dengan.standar mutu kompos SNI-2004.
BAB 4. METODE PENELITIAN
Penelitian ini di laksanakan mulai bulan Juli sampai Oktober 2016 mulai dari persiapan, pengambilan sampel pupuk kompos Simantri dan produk kompos lain yang beredar di Bali, kemudian dilakukan analisis kadar unsur hara di Laboratorium Ilmu Tanah dan Lingkungan, Fakultas Pertanian Universitas Udayana.
4.1 Bahan dan Alat
Bahan yang digunakan pada penelitian ini adalah jenis sampel pupuk kompos produk Simantri dan kompos lain yang diperdagangkan di Bali. masing- masing diambil 1-3 sampel. sehingga jumlahnya menjadi 20 sampel kompos Simantri dan non Simantri. Bahan yang lainnya seperti aquadest, zat-zat kimia untuk analisis di laboratorium.
Alat yang digunakan pada penelitian ini yaitu alat tulis, label, timbangan biasa, timbangan elektrik, saringan, alat hitung, oven, tabung reaksi, pipet, pH meter, mesin pengocok, beaker glass, alat titrasi, labu kjedhal, alat destruksi, spektrofotometer, dan flamefotometer.
4.2 Metode Penelitian
Pada tahap awal dilakukan pengambilan sampel pupuk kompos produksi Simantri dan non Simantri yang telah diperdagangkan atau dipasarkan di daerah Bali, untuk pengujian/analisis di Laboratorium. Penentuan sampel dapat dilakukan dengan menggunakan metode random sampling, yaitu diambil secara acak di masing-masing kabupaten dan kota di Bali sebanyak 1 – 3 sampel, sehingga jumlah sampel kompos Simantri menjadi 20 sampel. Lokasi pengambilan contoh pupuk dapat dilakukan di produsen, agen, toko, dan kios sarana pertanian pada tingkat desa, kecamatan, dan kota/ kabupaten di daerah Bali. Jumlah pengambilan sampel di masing-masing kabupeten kota sebagai berikut : Kabupaten Tabanan, Jembrana, Gianyar, Badung, Bangli, Klungkung, Karangasem, dan Buleleng.
Semua sampel pupuk kompos diambil masing- masing 5 kg untuk dianalisis di laboratorium Tanah Fakultas Pertanian Universitas Udayana, dan Laboratorium Analitik Universitas Udayana. Parameter yang diamati untuk mengetahui kualitas fisik dan kimia pupuk kompos, adalah sebagai berikut :
a. Reaksi Pupuk (pH) H2O 1:2,5 (pH meter);
b. Kadar Garam / Daya Hantar Listrik (DHL) H2O 1:2,5 (Konduktometer);
c. Kadar C-organik (metode Walkley and Black);
d. Kadar N-total (metode Kjeldhal);
e. P total (metode ekstrak HCl 25 %) (Spektrofotometer);
f. K total (metode ekstrak HCl 25 %) (Flamefotometer);
g. C/N rasio;
h. Kadar air kompos (Gravimetri) i. Warna kompos
j. Bau kompos
2.3 Analisis Statistika
Data yang diperoleh dari hasil analisis pupuk kompos di Laboratorium dibandingkan secara deskriptif dengan standar mutu kualitas kompos menurut SNI 19-7030-2004; dan disajikan dalam bentuk table.
Gambar 4.1. Bagan Alir Pelaksanaan Penelitian KOMPOS PRODUK
SIMANTRI DI 9
KABUPATEN/KOTA DI BALI
PENGAMBILAN SAMPEL KOMPOS SIMANTRI DI 9 KABUPATEN/KOTA DI
BALI
PREPARASI KOMPOS
ANALISIS SIFAT FISIK DAN KIMIA KOMPOS SIMANTRI DI LAB. TANAH FAK.
PERTANIAN DAN LAB. ANALITIK UNUD
HASIL ANALISIS LAB.
SIFAT FISIK DAN KIMIA KOMPOS SIMANTRI KRITERIA KUALITAS
KOMPOS SESUAI DENGAN SNI-2004
KOMPOS SIMANTRI YANG TELAH
MEMENUHI KRITERIA KUALITAS
KOMPOS SNI-2004
KOMPOS SIMANTRI YANG BELUM MEMENUHI KRITERIA
KUALITAS KOMPOS SNI-2004
SARAN KEPADA PEMERINTAH
SARAN KEPADA PRODUSEN DAN KONSUMEN KOMPOS
PERBAIKAN KUALITAS KOMPOS SIMANTRI DI DAERAH BALI
BAB 5. HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil analisis laboratorium sifat kimia dan fisika kompos Simantri dan non Simantri disajikan pada Tabel 5.1 dan Tabel 5.2.
Tabel 5.1
Kandungan hara N, P, K, C-organik dan C/N rasio pupuk kompos Simantri dan non Simantri
No Jenis Kompos N-
total (%)
P2O5 (%)
K2O (%)
C- organik
(%)
C/N rasio 1 Simatri Tegalinggah,
Tabanan
1,66 0,103 0,902 23,97 14,44 2 Simatri Budakeling,
Karangasem
1,36 0,106 2,133 17,68 13,0 3 Simantri Selanbawak
Tabanan
1,59 0,109 2,089 23,72 14,91 4 Simantri Pejeng Klod
Gianyar
1,75 0,123 2,132 25,48 14,56 5 Simantri Sidemen
Karangasem
1,0 0.110 0,987 14,08 14,08 6 Simantri Dangin Tukadaya
Jembrana
1,09 0,115 0,484 20.19 18,56 7 Simantri Yehembang
Jembrana
1,53 0,107 0,920 20,80 13,59 8 Simantri Duda Selat
Karangasem
2,11 0,110 2,342 22,20 10,57 9 Simantri Guang Gianyar 1,38 0,117 0,848 23,64 17,13 10 Simantri Tegalalang Gianyar 1,39 0,110 1,149 20,23 15,09 11 Simantri Kukuh Marga
Tabanan
1,39 0,111 1,615 20,67 14,87 12 Simantri Kelating,Tabanan 1.13 0.361 0.580 19.87 17.58 13 Simantri Desa Abuan
Kintamani Bangli
1,37 0,112 1,293 19,88 14,52 14 Agung Super Desa
Singapadu –Gianyar
1.15 0.403 0.324 18,27 15.88 15 Bintang Tani Marga -
Tabanan
1.14 0.328 0.961 18.56 16.28 16 Simantri Desa Pikat Dawan
Klungkung
1,36 0,156 2,143 17,23 12,67 17 Simantri Sangeh Badung 1,35 0,242 1,231 17,65 13,07 18 Simantri 096 Putri Liman
Blahbatuh - Gianyar
1.28 0.410 0.769 18.07 14.12
19 Simantri Desa Takmung Klungkung
1,36 0,226 1,347 17,25 12,68 20 Simantri Desa Lokapaksa
Buleleng
1,33 0,281 1,733 18,11 13,62 21 Petrokimia Gresik 1.27 0.882 2.473 16.92 13,32 22 Standar SNI-2004 > 0.40 > 0.10 > 0.20 > 9,8-32 10-20
Berdasarkan Tabel 5.1 dan Tabel 5.2 tersebut nampak bahwa beberapa sifat kimia kompos Simantri dan non Simantri telah memenuhi persyaratan SNI-2004. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kadar N total semua kompos tergolong sangat tinggi (0,86 – 2,11 %) (sesuai SNI-2004), kadar P tergolong sangat tinggi (0,103 – 0,123 %) (sesuai SNI-2004), kadar K tergolong sangat tinggi (0,902 – 2,342 %) (sesuai SNI- 2004), kadar C-organik sangat tinggi (14,08 – 25,48 %) (sesuai SNI-2004), C/N rasio (10,57 – 18,56) (sesuai SNI-2004), kadar Bahan organic (24,87 – 43,93 %) (sesuai SNI-2004), pH berkisar (6,65 – 8,36) (beberapa tidak sesuai SNI-2004), DHL (2,31 – 8,46 mmhos/cm2) (beberapa sangat tinggi), Kadar air (36,60 – 56,60
%) (beberapa tidak sesuai SNI-2004), warna kehitaman, suhu tidak panas dan berbau seperti tanah (sesuai standar SNI-2004).
Kadar N-total , kadar P dan K total kompos, semuanya telah memenuhi persyaratan SNI-2004, kadar C-organik dan kadar bahan organic kompos juga semuanya telah memenuhi persyaratan mutu kompos SNI-2004. Untuk mengetahui tingkat kematangan kompos dilihat dari C/N rasio kompos, dan semua kompos pada Tabel 5.1 telah memenuhi persyaratan SNI-2004. Sedangkan pada Tabel 5.2 nampak bahwa beberapa kompos Simantri belum memenuhi persyaratan SNI-2004, karena pH lebih rendah dari persyarayan SNI- 2004 antara lain kompos Simantri Kukuh Marga Tabanan (pH 6,73), dan kompos Simantri Guang Gianyar (pH 6,65), kemungkinan disebabkan karena kompos yang dihasilkan telah menghasilkan asam- asam organic seperti asam humat, fulvat, dan humin sehingga menyebabkan pH turun, namun masil tergolong netral.. Sedangkan pupuk kompos Simantri Tegalinggah dan Selanbawak Tabanan, demikian pula kompos Simantri Pejeng Klod Gianyar, Kompos Simantri Sidemen Karangasem, Duda Selat Karangasem, serta kompos Simantri Yehembang Jemberana pH nya melebihi persyaratan SNI- 2004. Hal ini kemungkinan karena kelebihan dalam penambahan bahan Dolomit
yang digunakan dalam proses pengomposan, yang mana Dolomit banyak mengandung basa-basa seperti Ca dan Mg sehingga dapat meningkatkan pH kompos. Untuk persyaratan warna, suhu, dan bau kompos, hampir semua kompos baik kompos Simantri maupun kompos non Simantri telah memenuhi persyaratan warna kehitaman, tidak panas, berbau seperti tanah, kecuali pupuk kompos Simantri Yehembang Jembrana tekstur dan baunya masih seperti kotoram kambing karena bahannya sebagian besar kotoran kambing. Mengenai persyaratan kadar air kompos, hanya kompos Simantri Tegalinggah Tabanan yang melebihi persyaratan SNI-2004 yaitu kadar airnya mencapai 56,60 % (Tabel 5.2), hal ini kemungkinan disebabkan kompos yang dihasilkan kurang dideder (dianginkan) sehingga masih mengandung kadar air yang melebihi persyaratan SNI-2004.
Tabel 5.2
Kandungan bahan organic, pH, DHL, warna dan bau kompos Simantri
No Jenis Kompos Bahan organic
(%)
pH DHL
(mmho s)
Kadar Air (%)
Warna/
Bau 1 Simatri Tegalinggah,
Tabanan*)
41,33 7,89 ts
8,46 56,60 ts
Kehitaman/
tanah 2 Simatri Budakeling,
Karangasem*)
30,48 7,88 ts
3,61 33,47 Kehitaman/
tanah 3 Simantri Selanbawak
Tabanan*)
40,89 7,85 ts
3,42 44,17 Kehitaman/
tanah 4 Simantri Pejeng Klod
Gianyar*)
43,93 8,36 ts
2,41 43,10 Kehitaman/
tanah 5 Simantri Sidemen
Karangasem*)
24,27 ts
7,68 ts
2,55 31,16 Kehitaman/
tanah 6 Simantri Dangin
Tukadaya Jembrana
34,81 7,10 2,83 40,67 Kehitaman/
tanah 7 Simantri Yehembang
Jembrana*)
25,86 8,36 ts
6,65 38,62 Kotoran kambing 8 Simantri Duda Selat
Karangasem*)
38,27 7,86 ts
3,71 42,60 Kehitaman/
tanah 9 Simantri Guang
Gianyar*)
40,75 6,65 ts
2,31 54,81 ts
Kehitaman/
tanah 10 Simantri Tegalalang
Gianyar
35,05 7,28 5,38 45,80 Kehitaman/
tanah 11 Simantri Kukuh Marga
Tabanan*)
35,63 6,73 ts
3,64 37,79 Kehitaman/
tanah 12 Simantri
Kelating,Tabanan
34,26 7,24 3,65 26.24 Kehitaman/
tanah
13 Simantri Desa Abuan Kintamani Bangli
34,27 7,41 3,12 30,76 Kehitaman/
tanah 14 Agung Super Desa
Singapadu –Gianyar
31,50 7,12 2,10 24,67 Kehitaman/
tanah 15 Bintang Tani Marga -
Tabanan
32,0 7,20 3,23 25,21 Kehitaman/
tanah 16 Simantri Desa Pikat
Dawan Klungkung
29,71 6,98 2,76 22,47 Kehitaman/
tanah 17 Simantri Sangeh
Badung
30,43 7,31 3,84 23,86 Kehitaman/
tanah 18 Simantri 096 Putri
Liman Blahbatuh - Gianyar
31,15 7,08 3,12 20,43 Kehitaman/
tanah 19 Simantri Desa
Takmung Klungkung
29,74 7,23 3,02 21,23 Kehitaman/
tanah 20 Simantri Desa
Lokapaksa Buleleng
31,22 7,41 3,77 27,35 Kehitaman/
tanah 21 Petrokimia Gresik 29,17 7,35 6,78 12,65 Kehitaman/
tanah 22 Standar SNI-2004 27 – 58 6,8 - 7,49 - <50 % Kehitaman/
Bau tanah Keterangan : ts = tidak sesuai dengan SNI-2004.
*) = Jenis pupuk kompos yang tidak sesuai dengan SNI-2004.
Menururt Anon. (2014) bahwa bahan baku pupuk kompos sangat mempengaruhi kualitas pupuk kompos, dan salah satu bahan baku pupuk kompos yang baik yaitu kotoran sapi dan kambing sebesar 90 %, bahan organik (tepung darah dan isi romen kambing, arang sekam, sekam alas kandang ayam, abu, daun- daunan , dedak), dan dolomite serta mikroba 10 % (mikroba pengikat N dan pengurai P). Kandungan nitrogen pupuk kompos yang diteliti semuanya sangat tinggi, hal ini disebabkan karena bahan baku pada pupuk kompos Simantri tersebut mengandung hamper 90 % kotoran sapi atau kambing, selain itu semua pupuk kompos termasuk sudah matang (terdekomposisi sempurna) dilihat dari C/N kompos
< 20, kompos berwarna kehitaman dan telah berbau seperti tanah (Golueke dalam Harada 1990 dan Outerbridge 1991). Murbandono (2009) menyatakan bahwa kompos yang baik adalah kompos yang memiliki C/N rasio 10 – 12, sedangkan Novizan (2005) menyatakan bahwa kompos yang baik adalah yang mengandung C/N rasio 12 – 15. Rasio C/N akan mempengaruhi ketersediaan unsur hara, jika C/N rasio tinggi maka kandungan unsur hara sedikit tersedia untuk tanaman, sebaliknya
jika C/N rasio rendah maka ketersediaan unsur hara tinggi dan sangat tersedia bagi tanaman.
Kandungan unsur hara phosfor (P) tidak begitu bervariasi yaitu semua tergolong sangat tinggi, demikian pula kandungan K total semua sangat tinggi.
Berdasarkan nilai kadar P dan K dari pupuk kompos Simantri yang dihasilkan semuanya sudah memenuhi syarat SNI-2004 yaitu >0,10 % (untuk P) dan > 0,20 % (untuk K). Menurut Stofella dan Khan (2001) bahwa unsur P sangat diperlukan oleh mikroorganisme perombak untuk membangun selnya seperti protoplasma dan inti sel. Perombakan bahan organik dan proses asimilasi fosfor terjadi karena adanya enzim fosfatase yang dihasilkan oleh sebagian mikroorganisme. Apabila jumlah mikroorganisme dalam pengomposan kurang maka proses perombakan bahan organik dan proses asimilasi fosfor oleh mikroorganisme juga kurang, sehingga fosfor kurang termanfaatkan, sebaliknya jika jumlah mikroorganisme dalam komposan cukup maka proses perombakan bahan organik berjalan sempurna.
Demikian juga halnya dengan kandungan K dalam bahan kompos, Sutedjo (1996) menyatakan bahwa kalium digunakan oleh mikroorganisme dalam bahan komposan sebagai katalisator, dengan kehadiran bakteri dan aktivitasnya, sangat berpengaruh terhadap peningkatan kandungan kalium. Kalium diikat dan disimpan dalam sel oleh bakteri dan jamur, jika dekomposisi kembali maka kalium akan menjadi tersedia kembali bagi tanaman.
Berdasarkan hasil analisis kandungan C-organik kompos, kandungan C- organik pupuk kompos Simantri berkisar dari tinggi sampai sangat tinggi. Total C- organik dalam pupuk dipengaruhi oleh kualitas bahan kompos dan aktifitas mikroorganisme yang terlibat dalam penguraian bahan organic. Kandungan bahan organik dari hasil pupuk kompos Simantri semuanya telah sesuai dengan persyaratan SNI-2004.
Beberapa sifat fisik pupuk kompos yang di analisis ternyata satu jenis pupuk kompos Simantri tidak memenuhi syarat mutu kompos SNI-2004 yaitu pupuk Simantri Tegallinggah Tabanan, yakni mempunyai kadar air tinggi yaitu 56,60%
lebih tinggi dari >50%. Tingginya kadar air kompos akan berakibat bahan semakin padat, karena dapat melumerkan sumber makanan yang dibutuhkan mikroba dan memblokir oksigen untuk masuk ke dalam kompos, (Isroi dan Yuliarti, 2009). Hal
tersebut dapat menyebabkan suasana menjadi anaerob, sehingga mikroba yang ada dalam kompos akan banyak yang mati. Sedangkan sifat fisik yang lain pupuk kompos Simantri yaitu warna, bau dan suhu semua sudah memenuhi SNI-2004 yaitu suhu normal, warna dari coklat sampai kehitaman, dan berbau tanah. Indikator tersebut sudah menunjukkan kematangan kompos. (Isroi dan Yuliarti, 2009).
Gambar 5.1. Foto beberapa pupuk kompos Simantri
BAB 6. RENCANA TAHAPAN BERIKUTNYA
Rencana kegiatan selanjutnya adalah : melanjutkan penelitian mengenai sifat-sifat kimia kompos Simantri yang lain terutama kandungan Ca, Mg, Fe, Mn, KTK dan KB kompos, Dengan demikian maka akan dapat diketahui secara lengkap mengenai sifat fisik dan sifat kimia pupuk kompos Simantri, apakas sudah betul- betul sesuai dengan persyaratan standar mutu kompos SNI-2004.
BAB 7. KESIMPULAN DAN SARAN
4.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian ini dapat diambil beberapa kesimpulan yaitu : 1. Sebagian besar kualitas pupuk kompos produksi Simantri mempunyai
kualitas yang baik yaitu mengandung kadar N, P, K, C-organik yang sangat tinggi, dan C/N rasio yang rendah.
2. Sebagian besar (57,14 %) pupuk kompos produksi Simantri telah memenuhi sebagian persyaratan kualitas pupuk kompos SNI-2004, dan hanya 42,86 % belum memenuhi syarat kualitas SNI-2004 yakni pH dan kadar air kompos.
3. Pupuk kompos Simantri yang belum sesuai dengan standar mutu SNI-2004 adalah kompos Simantri Tegalinggah (pH dan kadar air), kompos Simantri Guang Gianyar dan Kukuh Marga Tabanan (pH lebih rendah), kompos Simantri Budakeling, Sidemen, Duda Selat Karangasem, Pejeng Klod Gianyar, Selanbawak Tabanan, dan Yehembang Jembrana (pH lebih tinggi SNI-2004).
4.2 Saran
1. Untuk kompos Simantri Tegallinggal perlu dilakukan penurunan kadar air kompos sebelum dikemas atau dijual dengan jalan mengangin-anginkan lebih lama sebelum dikemas.
2. Untuk kompos Simantri Guang Gianyar serta Kukuh Marga Tabaman perlu menambahkan Dolomit secukupnya dalam proses pengomposan, sedangkan yang lainnya perlu mengurangi dosis penggunaan Dolomit atau kapur dalam proses pengomposan.
DAFTAR PUSTAKA
Badan Standarisasi Nasional (BSN). 2004. Spesifikasi Kompos dari Sampah Organik Domestik.
Hartatik, W. dan L.R. Widowati, 2010. Pupuk Kandang.
http://www.balittanah.litbang.deptan.go.id/Diakses tanggal 31 Januari 2015.
Harada Y. 1990. Composting and Application of Animal Waste. ASPAC. Food and Fertilizer Technology Center. Extension Bulletin No 311 : 20 – 31.
Hasibuan, B.E., 2006. Ilmu Tanah. Universitas Sumatera Utara, Medan.
Indriani, Y.H., 2011, Membuat Kompos Secara Kilat, Penerbit Peneba Swadaya Isroi, M., 2008, Makalah “Kompos”, Balai Penelitian Bioteknologi Perkebunan
Indonesia, Bogor./Diakses tanggal 20 Januari 2015.
Isroi dan N. Yuliarti. 2009. Kompos. Penerbit ANDI, Yogyakarta.
Murbandono, L. 2009. Membuat Kompos. Penebar Swadaya, Jakarta.
Novizan, 2005. Petunjuk Pemupukan Yang Efektif. Agromedia Pustaka, Jakarta.
Outerbridge,T.B. 1991. Limbah Padat di Indonesia. Yayasan Obor Indonesia.
Jakarta.
Simanungkalit, R.D.M., Suriadikarta, D.A., Saraswati, R., Setyorini, D dan W.
Hartatik., 2006. Pupuk Organik dan Pupuk Hayati. Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Sumberdaya Lahan Pertanian. Bogor.
http://balittanah.litbang.deptan.go.id/ Diakses tanggal 4 Februari 2015.
Suriadikarta, A.D., D.Setyorini & W. Hartatik.2006. Petunjuk Teknis Uji Mutu dan Efektivitas Alternatif Anorganik & Baku Mutu Pupuk Organik. Balai Penelitian Tanah, Puslitbangtanah Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian. Bogor.
Sugihharto,2011, Prinsip Proses Pengomposan,
http://id.shvoong.com/exactsciences/-agriculture/2129585-prinsip proses pengomposan/#ixzz1ozAaJLWA/Diakses tanggal 13 Februari 2015.
Sugito, Y. 2005. Sistem Pertanian Berkelanjutan di Indonesia, Potensi dan Kendalanya. Bagpro PKSDM Ditjen Dikti Depdiknas kerjasama dengan Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya, Malang.
Sutedjo, M.M.,A.G. Kartasapoetra, dan Rd. S. Sastroatmodjo. 1996. Mikrobiologi Tanah. PT. Rhineka Cipta Pemupukan Cetakan ke 6 Penerbit PT Rineka Cipta. Jakarta. Hal 56-57
Stofella, P.J & Brian A. Khan, 2001. Compost Utilization in Holticultural Croping Systems. Lewis Publishers. USA
Syekhfani. 2005. Peranan Bahan Organik Dalam Mempertahankan Kesuburan Tanah. Bagpro PKSDM Ditjen Dikti Depdiknas kerjasama dengan Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya, Malang.
Tan, Kim H. Dasar-Dasar Kimia Tanah. Gajah Mada University Press. Yogyakarta.
295 h.
Tantri, T.P.T.N, Supadma, A.A.N., D.W.M. Arthagama. 2016. Uji Kualitas Beberapa Pupuk Kompos yang Beredar di Kota Denpasar. E-J.
Agroekoteknologi Tropika. Vol.5, No. 1. Hal. 52-62.
Utomo, B. 2010. Pemanfatan Beberapa Bioaktivator Terhadap Peningkatan Laju Dekomposisi Tanah Gambut dan Pertumbuhan Gmelina arborea Roxb.
Jurnal Penelitian Kehutanan Vol. 7 No.1 ; 33-38.
LAMPIRAN-LAMPIRAN
Lampiran 1a. Data Hasil Analisis Kompos Simantri di Laboratorium Tanah
o Jenis Kompos N-
total (%)
P2O5 (%)
K2O (%)
C- organik
(%)
C/N rasio 1 Simatri Tegalinggah,
Tabanan
1,66 0,103 0,902 23,97 14,44 2 Simatri Budakeling,
Karangasem
1,36 0,106 2,133 17,68 13,0 3 Simantri Selanbawak
Tabanan
1,59 0,109 2,089 23,72 14,91 4 Simantri Pejeng Klod
Gianyar
1,75 0,123 2,132 25,48 14,56 5 Simantri Sidemen
Karangasem
1,0 0.110 0,987 14,08 14,08 6 Simantri Dangin Tukadaya
Jembrana
1,09 0,115 0,484 20.19 18,56 7 Simantri Yehembang
Jembrana
1,53 0,107 0,920 20,80 13,59 8 Simantri Duda Selat
Karangasem
2,11 0,110 2,342 22,20 10,57 9 Simantri Guang Gianyar 1,38 0,117 0,848 23,64 17,13 10 Simantri Tegalalang Gianyar 1,39 0,110 1,149 20,23 15,09 11 Simantri Kukuh Marga
Tabanan
1,39 0,111 1,615 20,67 14,87 12 Simantri Kelating,Tabanan 1.13 0.361 0.580 19.87 17.58 13 Simantri Desa Abuan
Kintamani Bangli
1,37 0,112 1,293 19,88 14,52 14 Agung Super Desa
Singapadu –Gianyar
1.15 0.403 0.324 18,27 15.88 15 Bintang Tani Marga -
Tabanan
1.14 0.328 0.961 18.56 16.28 16 Simantri Desa Pikat Dawan
Klungkung
1,36 0,156 2,143 17,23 12,67 17 Simantri Sangeh Badung 1,35 0,242 1,231 17,65 13,07 18 Simantri 096 Putri Liman
Blahbatuh - Gianyar
1.28 0.410 0.769 18.07 14.12 19 Simantri Desa Takmung
Klungkung
1,36 0,226 1,347 17,25 12,68 20 Simantri Desa Lokapaksa
Buleleng
1,33 0,281 1,733 18,11 13,62 21 Petrokimia Gresik 1.27 0.882 2.473 16.92 13,32 22 Standar SNI-2004 > 0.40 > 0.10 > 0.20 > 9,8-32 10-20
Lampiran 1b. hasil Analisis Sifat Fisik dan Kimia Kompos Simantri
No Jenis Kompos Bahan
organic(%)
pH DHL
(mmhos)
Kadar Air(%)
Warna/
Bau 1 Simatri Tegalinggah,
Tabanan*)
41,33 7,89 ts
8,46 56,60 ts
Kehitaman/
tanah 2 Simatri Budakeling,
Karangasem*)
30,48 7,88 ts
3,61 33,47 Kehitaman/
tanah 3 Simantri Selanbawak
Tabanan*)
40,89 7,85 ts
3,42 44,17 Kehitaman/
tanah 4 Simantri Pejeng Klod
Gianyar*)
43,93 8,36 ts
2,41 43,10 Kehitaman/
tanah 5 Simantri Sidemen
Karangasem*)
24,27 ts 7,68 ts
2,55 31,16 Kehitaman/
tanah 6 Simantri Dangin
Tukadaya Jembrana
34,81 7,10 2,83 40,67 Kehitaman/
tanah 7 Simantri Yehembang
Jembrana*)
25,86 8,36 ts
6,65 38,62 Kotoran kambing 8 Simantri Duda Selat
Karangasem*)
38,27 7,86 ts
3,71 42,60 Kehitaman/
tanah 9 Simantri Guang
Gianyar*)
40,75 6,65 ts
2,31 54,81 ts
Kehitaman/
tanah 10 Simantri Tegalalang
Gianyar
35,05 7,28 5,38 45,80 Kehitaman/
tanah 11 Simantri Kukuh
Marga Tabanan*)
35,63 6,73 ts
3,64 37,79 Kehitaman/
tanah 12 Simantri
Kelating,Tabanan
34,26 7,24 3,65 26.24 Kehitaman/
tanah 13 Simantri Desa Abuan
Kintamani Bangli
34,27 7,41 3,12 30,76 Kehitaman/
tanah 14 Agung Super Desa
Singapadu –Gianyar
31,50 7,12 2,10 24,67 Kehitaman/
tanah 15 Bintang Tani Marga -
Tabanan
32,0 7,20 3,23 25,21 Kehitaman/
tanah 16 Simantri Desa Pikat
Dawan Klungkung
29,71 6,98 2,76 22,47 Kehitaman/
tanah 17 Simantri Sangeh
Badung
30,43 7,31 3,84 23,86 Kehitaman/
tanah 18 Simantri 096 Putri
Liman Blahbatuh - Gianyar
31,15 7,08 3,12 20,43 Kehitaman/
tanah 19 Simantri Desa
Takmung Klungkung
29,74 7,23 3,02 21,23 Kehitaman/
tanah 20 Simantri Desa
Lokapaksa Buleleng
31,22 7,41 3,77 27,35 Kehitaman/
tanah 21 Petrokimia Gresik 29,17 7,35 6,78 12,65 Kehitaman/
tanah 22 Standar SNI-2004 27 – 58 6,8 -
7,49
- <50 % Kehitaman/
Bau tanah Keterangan : ts = tidak sesuai dengan SNI-2004.
*) = Jenis pupuk kompos yang tidak sesuai dengan SNI-2004.
Lampiran 2. Penggunaan Anggaran Penelitian
1. Honor
Honor Honor/jam
(Rp)
Waktu Jam/ming
gu
Minggu Honor per tahun Tahun 1
Ketua 9.375 8 16 1.200.000
Anggota 1 8.594 8 16 1.100.000
Sub Total 2.300.000 2. Peralatan Penunjang
Material Justifikasi
Pemakaian
Kuantitas Harga Satuan (Rp)
Harga Peralatan Penunjang (Rp) Plastik kantong 2 kg Tempat
kompos
2 bungkus
15.000 30.000 Alat Tulis (spidol, kertas
label, pulpen, kertas,dll)
Mencatat 1 set 170.000 170.000
Ayakan Ngayak
kompos
1 bh 50.000 50.000 Sub Total 250.000 3. Bahan Habis Pakai
Material Justifikasi
pemakaian
Kuantitas Harga satuan (Rp)
Biaya per tahun (Rp) Pupuk kompos Simantri Dianalisis 30 sak 25.000 750.000 Biaya analisis lab. Sifat
fisik dan kimia kompos
Sifat Fisik dan Kimia
kompos
30 sampel 300.000 9.000.000
Sub Total 9.750.000 4. Perjalanan
Material Justifikasi
pemakaian
Kuantitas Harga satuan (Rp)
Harga satuan (Rp) Sewa kendaraan untuk ke
lapangan di 9 kabupaten, kota
Pengambilan sampel kompos Simantri
9 kali 450.000 4.050.000
Sub Total 4.050.000 5. Lain-lain
Material Justifikasi
pemakaian
Kuantitas Harga satuan (Rp)
Harga satuan (Rp)
Biaya Konsumsi Snek dan makan
5 kali 100.000 500.000 Biaya seminar Senatek seminar 1kali 1.300.000 1.300.000 Biaya pembuatan laporan penyususnan 1 laporan 1.000.000 1.000.000 Penggandaan dan
penjilidan laporan akhir
Penggandaan, penjilidan
5 bh 20.000 100.000 Publikasi Ilmiah Jurnal
terakreditasi
1 bh 2.000.000 2.000.000
Pajak PPH 15 % 1 keg 3.750.000 3.750.000
Sub Total 8.650.000
Total Biaya 25.000.000
Lampiran 3. Loogbook Kegiatan Penelitian
CATATAN HARIAN (LOOGBOOK) KEGIATAN PENELITIAN
NO TANGGAL JENIS KEGIATAN KETERANGAN
1 9 Juli 2016 Perencanaan lokasi pengambilan sampel Kompos Simantri di 9 kabupaten/kota di Bali
Mencari data kelompok Simantri yang
memproduksi Kompos dan sudah
diperdangkan di DISTAN Bali.
2 10 Agst 2016 Pengambilan Sampel Kompos Simantri di Kabupaten Tabanan.
Kelompok tani Kerambitan, Penebel.
Selemadeg, Baturiti.
3 14 Agst 2016 Pengambilan Sampel Kompos di Kabupaten Jemberana.
Di 4 lokasi Kelompok Simantri.
4 24 Agst 2016 Pengambilan Sampel Kompos di Kabupaten Buleleng
Di 4 lokasi Kelompok Tani
5 30 Agst 2016 Pengambilan Sampel Kompos di Kabupaten Badung, Denpasar, Gianyar
Di 8 lokasi Kelompok Tani
6 31 Agst 2016 Pengambilan Sampel Kompos di Kabupaten Bungli, Klungkung.
Di 6 lokasi Kelompok Tani
7 2 Sept 2016 Pengambilan Sampel Kompos di Kabupaten Karangasem.
Di 3 lokasi Kelompok Tani
8 3 Sept 2016 Preparasi kompos di Lab. Tanah Mengering anginkan dan pengayaan.
9 15 Sept -12 Oktober 2016
Analisis sifat kimia dan fisik kompos.
Kadar hara.N,P,K, KTK,KB, pH, DHL, dan kadar air, warna, bau. Telah selesai dikerjakan sekitar 20 % 10 13 Okt 2016 Pembuatan laporan Kemajuan,
laporan Akhir, Artikel
Denpasar
Lampiran 5. Personalia Penelitian
No. Nama NIDN Status Peneliti
1 Ir. A.A. Nyoman Supadma,MP. 0028085704 Ketua Peneliti 2 Ir. I Made Mega,MS. 0031126149 Anggota Peneliti1.
3 Dr. Ir. Made Dana 0001065804 Anggota Peneliti 2
Lampiran 4. Dukungan Sarana dan Prasarana Penelitian Laboratorium :
Laboratorium Tanah dan Laboratorium Mikrobioteknologi Fakultas Pertanian Universitas Udayana di Denpasar.
1. Peralatan Utama :
Peralatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah :
Alat-alat Laboratorium : Spectrofotometer, Flamefotometer, Kjeldahl set, Conductometer, pH meter, timbangan electrik, oven, gelas ukur, gelas ukur tekstur, erlenmeyer, alat titrasi, dll. Alat-alat tersebut digunakan dalam analisis sifat kimia dan fisik kompos di Laboratorium Tanah Fakultas Pertanian Universitas Udayana.