PELATIHAN KETERAMPILAN TIE-DYE (TIE-DYE) UNTUK MENINGKATKAN KREATIVITAS WIRAUSAHA SISWA SMK USWATUN. Community Activity Program (CAP) ini bertujuan untuk memberikan pelatihan, pendampingan, pembinaan dan penguatan pengetahuan dan keterampilan batik tie dye mulai dari bahan tenun, desain hingga hasil produk batik tenun ikat dapat dipasarkan. Metode kegiatan PKM yang dilaksanakan dengan pendekatan Kerja Kelompok Kecil tipe Active-Learning melalui pelatihan, penyuluhan dan praktek pembuatan batik tie dye antara tim PKM UHAMKA, siswa dan guru.
Acara PKM yang bertemakan batik ikat celup ini mendapat respon dan antusiasme yang sangat baik dari para peserta. Dengan adanya pengetahuan baru mengenai batik ikat celup ini, kami berharap dapat membantu para pelajar dalam meningkatkan diversifikasi produk batik. Selain itu, kemudahan proses produksi dan biaya produksi batik tulis yang terjangkau dapat mendukung tumbuhnya minat dan kreativitas seluruh pelajar terhadap batik tulis tersebut.
HAMKA mampu menyelesaikan laporan pengabdian masyarakat bertajuk, “Pelatihan Keterampilan Seni Tenun Renda Untuk Meningkatkan Kreativitas Wirausaha Siswa SMK Uswatun Hasanah Jakarta.”
PENDAHULUAN
Analisis Situasi
Motif batik jumputan ini terbentuk dari ikatan yang tidak terkena pewarna sehingga membentuk motif khas batik tulis ikat. Disebut tie-dye karena dibuat dengan cara diikat seperti ini kemudian dicelupkan ke dalam larutan pewarna hingga membentuk motif. Membuat batik tulis dengan motif dan corak yang bagus memerlukan kreativitas yang inovatif.
Proses tie-dye melibatkan pembuatan dekorasi dengan sistem celup-celup atau yang biasa disebut teknik resist dyeing. Disebut tie-dye karena dibuat dengan cara diikat sedemikian rupa kemudian dicelupkan ke dalam larutan pewarna hingga membentuk suatu motif (Puspita Setyawati, 2004). Dari perbedaan pendapat mengenai batik ikat celup di atas maka dapat disimpulkan bahwa batik ikat celup atau jumputan adalah suatu proses membatik yang menggunakan teknik merajut beberapa helai kain yang kemudian diikat menjadi satu dengan tujuan untuk menciptakan motif pada saat pencelupan. proses. , saat membuat motif batik.
Umumnya batik tie dye merupakan teknik pembuatan desain motif pada kain.
Permasalahan Mitra
Hal ini disebabkan tidak semua mahasiswa mengetahui tujuan pembelajaran Kewirausahaan dan Pengembangan Diri dalam kreativitas sesuai kompetensinya. Kepala sekolah harus mampu mengelola unit layanan khusus sekolah dalam hal ini UP untuk menunjang kegiatan pengajaran dan usaha sekolah. Selain itu, selama ini sebagian besar guru hanya bermental menjadi pegawai tanpa ada inisiatif diri untuk mengembangkan kompetensinya.
Permasalahan pembiayaan pendidikan vokasi dapat diatasi jika kepala sekolah memiliki dan benar-benar menerapkan kompetensi kewirausahaan. 13 Tahun 2007 tentang Standar Kepala Sekolah/Madrasah, kompetensi yang harus dimiliki kepala sekolah yaitu: kompetensi kepribadian, manajerial, kewirausahaan, pengawasan, dan sosial. Berdasarkan fenomena permasalahan di atas, maka solusi yang ditawarkan Tim PKM UHAMKA adalah dengan memberikan pelatihan (instruksi) pelatihan teknologi keterampilan kerajinan warna, berdasarkan teori dan kompetensi yang telah dipelajari siswa di sekolah.
Pelatihan teknik tie dyeing dari Wardhani dan Panggabean (2005), teknik ini membentuk pola dengan cara menumpang tindih bagian-bagian yang tidak ingin diwarnai akibat pewarnaan.
TUJUAN DAN SASARAN
Tujuan Kegiatan PKM
Sasaran Kegiatan PKM
METODE PELAKSANAAN YANG TELAH DILAKUKAN
- Desain Kerja Kegiatan (Frame Work) PKM
- Metode Kegiatan (Activity Method)
- Peserta Kegiatan (Participants)
- Rencana Kegiatan
Penyuluhan yang dilakukan tim PKM adalah memberikan wawasan tentang batik tie dye, model dan proses pembuatan batik tie dye. Sedangkan praktik yang dilakukan memberikan contoh cara membuat pola batik, proses pemilihan warna, proses pewarnaan dan pengeringan kain batik. Peserta kegiatan PKM terdiri dari 12 kelas Jakarta.
Acara ini didukung oleh Kepala Sekolah SMK Uswatun Hasanah Jakarta, Ny. Sri Endang, S.P., M.Pd. Uswatun Hasanah, Jakarta karena SMK ini merupakan salah satu sekolah swasta terbaik yang ada di Jl. Rencana kegiatan yang dilaksanakan oleh Tim PKM UHAMKA di SMK Uswatun Hasanah Jakarta adalah selama 3 bulan yaitu pada bulan April 2021 sampai dengan Juli 2021.
Tim Dosen dan Siswa UHAMKA, Siswa Kelas XII dan Guru Kewirausahaan Produktif SMK Uswatun Hasanah Jakarta Dinamika dan Penutupan Kelompok Stimulus Otak.
KELUARAN YANG DICAPAI (OUTPUT)
Kondisi Mitra
Hasil Penilaian Keterampilan Membatik Tie Dye Tidak ada aspek yang diamati Kriteria Hasil Pengamatan. Hasil pengolahan data menunjukkan bahwa persentase aspek internal individu terhadap tingkat pemahaman peserta tercapai dengan persentase sebesar 85% dengan kategori sangat baik. Pada aspek eksternal individu menunjukkan bahwa materi pelatihan mencapai persentase 100% dengan kategori sangat baik.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa setelah peserta pelatihan mengikuti pelatihan teknik membatik tie dye pada kaos oblong siswa SMK Uswatun Hasanah Jakarta, mereka sangat setuju bahwa peserta pelatihan merasa puas selama pelatihan dan ingin mengembangkan kemampuannya. teknik dasar membatik tie dye untuk mendapatkan hasil yang lebih menarik dan inovatif. Mengenai keinginan membuka usaha atau bekerja di industri tekstil, setelah anda menguasai keterampilan maka materi yang diberikan dapat memudahkan peserta pelatihan untuk memahami dan pelatih. penjelasannya dapat dipahami. Pada pernyataan mengenai pelatihan teknik membatik tie dye pada kaos dapat mengembangkan imajinasi dan kemampuan kreatif serta mengenai fasilitas pelatihan yang sesuai. Berdasarkan data respon peserta pelatihan juga terlihat bahwa kegiatan pelatihan teknik membatik tie dye pada barang sudah sesuai dengan kebutuhan siswa SMK Uswatun Hasanah Jakarta dalam mencapai tujuan.
Pada pernyataan pada tabel 4.2 mengenai pemahaman tata cara pembuatan teknik membatik tie dye pada kaos, persentase yang dicapai sebesar 65% dengan kategori baik. Keterampilan siswa tersebut harus dikembangkan lebih lanjut agar mampu bersaing dengan siswa normal lainnya agar mampu bersaing di masa depan. Untuk menghasilkan kreativitas yang jauh lebih baik dibandingkan siswa normal, maka harus ada pelatihan untuk meningkatkan keterampilan.
Jadi dapat disimpulkan bahwa untuk mendapatkan hasil tie dye yang lebih baik maka anda harus mempunyai kebiasaan dalam mengaplikasikan teknik tie dye agar hasil dasinya bagus dan rapi. Hal ini sesuai dengan penjelasan (Sastrohadiwiryo, 2005) bahwa instrumen peningkatan keahlian atau keterampilan tenaga kerja nyatanya tidak hanya sebatas pendidikan dan pelatihan saja. Kebiasaan melakukan tugas dan aktivitas serupa merupakan sarana positif untuk meningkatkan keahlian atau keterampilan tenaga kerja.
Dalam pembelajaran keterampilan, siswa tidak hanya mengembangkan keterampilan psikomotoriknya saja, namun juga keterampilan afektif dan kognitifnya.
Luaran yang di capai pada program kegiatan PKM
Siswa SMK bersedia dan mampu mengembangkan produk kreatif berbasis teknik batik tie dye. Rencana pengembangan UPS dengan memberikan nilai tambah pada hasil produksi dengan menggunakan batik tie dye. Siswa, guru, dan sekolah dapat menjadi basis dalam mengembangkan usaha kreatif batik tulis.
Tercapainya outcome bagi pemungut cukai (kegiatan pengabdian masyarakat kelas, 2) kesesuaian kegiatan pengabdian masyarakat (siswa) dengan kebutuhan lapangan, dan 3) manfaat kegiatan pengabdian masyarakat. Tim PKM memberikan teori mengenai sejarah perkembangan batik jumputan di Indonesia, beberapa teknik pembuatan batik jumputan, alat dan bahan yang dibutuhkan untuk membuat batik jumputan, serta proses pembuatan batik tie dye. Jika ingin warna yang berbeda pada batik, setelah mengaplikasikan warna pertama tutupi kain dengan plastik dan karet agar warnanya tidak bercampur dengan warna kedua.
Status Capaian Luaran Kegiatan PKM
FAKTOR YANG MENGHAMBAT/KENDALA, FAKTOR YANG
Faktor kendala dalam kegiatan PKM
Faktor Pendukung Kegiatan PKM
Tindak Lanjut Program Kegiatan PKM
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
Saran
The purpose of this community activity program is to provide mentoring and practice tie-dye batik making skills to encourage the entrepreneurial spirit of students. This community activities program for SMK students has a positive effect on the growing motivation to generate ideas, creativity and entrepreneurship in tie-dye batik. The tie-dye batik technique can be done with a brush as a tool with the term colet technique and with a spray (Witjoro et al., 2019).
The guidance provided provides insight, models and the process of making tie-dye batik. The tie-dye batik dyeing technique is part of the techniques that exist in batik making. This phase aims to gather the relevant information needed to create videos on different tie-dye techniques and tie-dye batik coloring techniques.
The consultation conducted by the PKM Team was to provide an overview of tie-dye batik, patterns and the process of making tie-dye batik. Students recognize the types of tie batik skills that can be accomplished psychomotorically by themselves (Samadhi, 2009). The students started to explain everything about tie dye batik even cognitively although abstractly it was not very good.
It requires several repetitions of the material on tie-dye batik so that students can explain briefly but communicatively to others. The statement of tie-dye batik training on t-shirts can develop imaginative and creative abilities and suitable training facilities. In Table 3, regarding the understanding of the procedure for making tie-dye batik techniques on t-shirts, the percentage is 65% in good category.
Based on the results of this community activity program, 25 students from Uswatun Hasanah Vocational School, Jakarta were able to make tie-dye batik with the Small Group Work Type Active Learning method. In the first meeting, the average value of 25 students was 65% of binding batik activities performed well. The value continues to increase until the average value reaches 67% tie-dye batik activities are performed well.
Tie-dye batik is a batik that has a characteristic in the manufacturing process and the resulting motif. The variety of tie-dye batik patterns depends on the origin of the region that produces it. Tie-dye batik can not only be applied to a piece of fabric, but can also be applied to clothing.
Absensi Peserta Kegiatan PKM 2021