PENELITIAN PENGEMBANGAN IPTEK (PPI) Judul Penelitian
Formulasi Krim Kulit Ekstrak Buah Naga Merah (Hylocereus costaricensis) sebagai Antioksidan.
Jenis Penelitian : Penelitian Pengembangan IPTEK.
Ketua Peneliti : Kori Yati.
Link Profil simakip : http://simakip.uhamka.ac.id/pengguna/show/750
Contoh link: http://simakip.uhamka.ac.id/pengguna/show/978 Fakultas : Farmasi dan Sains
Anggota Peneliti : Fitria Nugrahaeni.
Link Profil simakip : http://simakip.uhamka.ac.id/pengguna/show/1198
Contoh link: http://simakip.uhamka.ac.id/pengguna/show/978
Anggota Peneliti :-Click or tap here to enter text.
Nama Mahasiswa : Sukmara NIM: 1904019018
Waktu Penelitian : 6 Bulan Luaran Penelitian
Luaran Wajib :Jurnal Sinta 2.
Status Luaran Wajib : Submit.
Luaran Tambahan :Presentasi dalam Seminar Nasional.
Status Luaran Tambahan:accepted.
Mengetahui, Jakarta, 30 November 2021.
Ketua Program Studi Ketua Peneliti
Dr. apt. Rini Prastiwi, M. Si.. apt. Kori Yati, M. Farm.
NIDN. 0628097801. NIDN. 0324067802.
Menyetujui,
Dekan FFS. Ketua Lemlitbang UHAMKA
Dr. apt. Hadi Sunaryo, M. Si.
Prof. Dr. Suswandari, M.Pd
NIDN. 0325067201. NIDN. 0020116601
RINGKASAN
Kulit buah naga merah mempunyai aktivitas sebagai antiksidan. Untuk meningkatkan pemanfaatannya, kulit buah naga merah dibuat menjadi ekstrak dan di formulasikan ke dalam sediaan krim yang dapat digunakan sebagai kosmetika.
Ektrak diformulasikan dalam bentuk sediian krim dengan menggunakan Gliseril Monostearat (GMS) sebagai bahan emulgator. GMC merupakan surfaktan non- ionik yang banyak digunakan dalam dunia industri sebagai emollient, solubilizing
agent, stabilizer dan emulsifier. Bahan ini efektif digunakan sebagai stabilizer,pelarut untuk komponen polar dan non polar yang dapat membentuk emulsi air dalam minyak (a/m) atau minyak dalam air (m/a). GMS juga dapat digunakan sebagai agen pendispersi bagi bahan pewarna (pigmen) dalam minyak atau bahan padat dalam lemak atau bisa juga digunakan sebagai pelarut fosfolipid seperti lesitin.
Penelitian dimulai dari pemesanan ektrak kuliat buah naga merah di Balittro.
Ekstrak yang diperoleh diuji karaterisktik dan penapisan fitokimianya. Kemudian ekstrak diformulasi dalam bentuk sediaan krim. Sediian yang di diperoleh akan diuji secara fisika meliputi organoleptis, homogenitas, pH, tipe emulsi, data sebat, daya lekat, dan viskositas. Dilanjutkan dengan pengujian aktivtas antioksidan, uji kesukaan/hedonik, dan uji iritasi. Uji hedonik dan iritasi akan dilakukan pada 20 orang sukarelawan yang akan menggunakan sediaan dalam beberapa jam.
Pengujian ini dilakukan setelah memperoleh ijin etik dari Komite Etik penelitian UHAMKA. Data yang diperoleh akan dianalisa untuk menentukan apakah sedian memenuhi persyaratan fisik dan farmasetika sebelum digunakan sebagai kosmetika bagi masyarakat.
Hasil penelitian akan di publikasikan pada jurnal nasional Sinta 2 dan dipresentasikan pada seminar nasional dalam bentuk prosiding.
Kata Kunci : Ekstrak Kulit Buah Naga, Krim, Gliseril Monostearat, Antioksidan.
Latar Belakang
Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi tidak menggeser peran obat tradisional dalam pengobatan. Indonesia kaya dengan tanaman yang dapat bermanfaat sebagai
Ringkasan penelitian tidak lebih dari 500 kata yang berisi latar belakang penelitian, tujuan dan tahapan metode penelitian, luaran yang ditargetkan,
Kata Kunci Maksimal 5 Kata
Latar belakang penelitian tidak lebih dari 500 kata yang berisi latar belakang dan
permasalahan yang akan diteliti, tujuan khusus, dan urgensi penelitian. Pada bagian ini
perlu dijelaskan uraian tentang spesifikasi khusus terkait dengan skema.
tanaman obat. Salah satu tanaman obat yang dapat digunakan adalah tanaman buah naga1. Berbagai penelitian telah menyebutkan komposisi dan keuntungan dari Kulit buah naga super merah (Hylocoreus costaricensis) yang mengandung vitamin C, vitamin E, vitamin A, alkaloid, terpenoid, flavonoid, tiamin, niasin, piridosin, kobalamin, fenolik, karoten, dan fitoalbumin 2. Menurut Wu (2006), keunggulan dari kulit buah naga yaitu kaya dengan polifenol dan merupakan sumber antioksidan. Menurut Ramadhan N., Riki N. tentang uji aktivitas antioksidan ekstrak etanol kulit buah naga super merah (Hylocereus costaricensis) terdapat aktivitas antioksidan pada ekstrak kulit buah naga super merah, pada konsentrasi 1% yaitu sebesar 36,75% 3. Dengan demikian ekstrak kuliat buah naga berpotensi untuk dibuat menjadi sediaan kosmetik perawatan kulit, salah satunya krim.
Sediaan krim lebih efisien karena stabilitas yang memiliki kemampuan penyebaran, oklusivitas, daya penetrasi dan efektivitas biaya yang murah. Dalam sediaan krim, emulgator atau zat pengemulsi merupakan agen penting yang berperan dalam kestabilan sediaan krim baik secara fisika maupun secara kimia. Zat pengemulsi yang digunakan dapat tunggal, campuran, atau kombinasi dengan zat tambahan lain 4. Gliseril monostearat (GMS) adalah surfaktan non-ionik yang banyak digunakan dalam dunia industri sebagai emollient, solubilizing agent, stabilizer dan emulsifier. Bahan ini efektif digunakan sebagai stabilizer, pelarut untuk komponen polar dan non polar yang dapat membentuk emulsi air dalam minyak (a/m) atau minyak dalam air (m/a). GMS juga dapat digunakan sebagai agen pendispersi bagi bahan pewarna (pigmen) dalam minyak atau bahan padat dalam lemak atau bisa juga digunakan sebagai pelarut fosfolipid seperti lesitin5.
Untuk mengetahui aktivitas antioksidan pada sediaan krim, maka sediaan akan diuji aktivitasnya dengan salah satu metode yang biasa dipakai untuk mengetahui kemampuan maksimal senyawa antioksidan yaitu metode DPPH (2,2-difenil-1- pikrilhidrazil) . DPPH ialah zat radikal bebas yang baik dalam larutan metanol atau larutan etanol dan berwarna ungu tua. Mekanisme yang terbentuk ialah senyawa DPPH mengalami reduksi oleh antioksidan, sehingga terjadi pemudaran warna dari larutan DPPH. Pemudaran warna akan menimbulkan turunnya nilai absorbansi sinar tampak dari spektofotometer 6.
Disamping itu sediaan yang baik secara fisik dan farmasetika juga harus memenuhi uji hedonik dan iritasi. Uji hedonik dan iritasi akan dilakukan pada 20 orang sukarelawan yang akan menggunakan sediaan dalam beberapa jam. Pengujian ini dilakukan setelah memperoleh ijin etik dari Komite Etik penelitian 7.
Berdasarkan pemaparan diatas, maka kulit buah naga merah akan dibuat ekstrak dan kemuadian diformulasi dalam bentuk sediaan krim. Sediaan yang terbantuk diharapkan
memenuhi persyaratan fisika kimia serta uji kesukaan dan iritasi sehingga nantinya dapat dimanfaatkan oleh masyarakat sebagai antioksidan kosmetika.
Urgensi Penelitian
Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki iklim tropis yang memiliki potensi yang menghasilkan tanaman, diantaranya tanaman yang bermanfaat untuk pengobatan. Pada dunia kesehatan kulit buah naga dapat dijadikan obat herbal yang berkhasiat sebagai antioksidan alami. Hal tersebut didukung dari penelitian Menurut penelitian sebelumnya tentang uji aktivitas antioksidan rkstrak etanol kulit buah naga super merah (Hylocereus costaricensis) menyatakan ekstrak etanol kulit buah naga super merah (Hylocerus costarinces) 8. Penelitian tersebut membuktikan bahwa kulit buah naga super merah (Hylocerus costarinces) memiliki aktivitas antioksidan dan diharapkan limbah kulit buah naga super merah (Hylocereus costaricensis) memiliki senyawa antioksidan yang lebih besar dibandingkan kualitas buah naga merah. Penelitian ini didukung karena kurangnya pemanfaatan limbah kulit buah naga. Pemanfaatan ekstrak etanol 70% kulit buah naga super merah (Hylocereus costaricensis) sebagai komponen dalam sediaan krim lebih baik daripada minyak mineral karena lebih mudah bercampur dengan lemak kulit, lebih mampu menembus sel – sel stratum korneum, dan memiliki daya adhesi yang lebih kuat 9.
Berdasarkan uraian diatas, perlu dilakukan formulasi krim dari ekstrak kulit buah naga super merah (Hylocereus costaricensis). Sediaan krim dipilih karena memiliki beberapa keuntungan diantaranya lebih mudah diaplikasikan, lebih nyaman digunakan pada wajah, tidak lengket, dan mudah dicuci dengan air dibandingkan dengan sediaan salep, gel maupun pasta 10. Dalam sediaan krim membutuhkan emulgator yang baik. Salah satu emulgator yang diambil dalam penelitian ini adalah gliseril monostearat (GMS).
Alasan digunakannya gliserol monostearat (GMS) Menurut Kartiningsih, dkk bahwa gliserol monostearat (GMS) merupakan emulgator dalam sediaan krim yang terbaik secara fisika maupun kimia dibandingkan dengan emulgator lainnya seperti span dan tween 11.
Untuk membuktikan sediaan krim ekstrak etanol 70% kulit buah naga super merah (Hylocereus costaricensis) apakah masih berfungsi sebagai antioksidan atau tidak, maka perlu dilakukan uji aktivitas antioksidan. Salah satu metode yang biasa dipakai untuk mengetahui kemampuan maksimal senyawa antioksidan yang terdapat pada sediaan krim ekstrak etanol 70% kulit buah naga super merah (Hylocereus costaricensis) adalah metode 1,1 - difenil-2-pricyl hydrazyl (DPPH). DPPH adalah zat radikal bebas yang baik dalam larutan methanol atau larutan etanol dan berwarna ungu tua. Mekanisme yang terbentuk ialah senyawa DPPH mengalami reduksi oleh antioksidan, sehingga terjadi pemudaran
warna dari larutan DPPH. Pemudaran warna akan menimbulkan turunnya nilai absorbansi sinar tampak dari spektofotometer 12. Setelah dilakukan uji evaluasi fisik dan uji aktivitas antioksidan dengan DPPH dan didapatkan nilai IC50, uji kesukaan/hedonik dan uji iritasi, data yang diperoleh akan dianalis untuk dapat ditarik kesimpulan.
TINJAUAN PUSTAKA
1. Klasifikasi Tanaman Buah Naga Super Merah
Gambar 1. Hylocereus costaricenses
Kerajaan : Plantae
Devisi : Spermatophyta Subdivisi : Angiospermae Kelas : Dicotyledonae Ordo : Cactales Familia : Cactaceae Subfamilia : Hylocereanea Genus : Hylocereus
Spesies : Hylocereus undatus (Berdaging putih) Hylocereus costaricensis (Berdaging super merah).
Tinjauan pustaka tidak lebih dari 1000 kata dengan mengemukakan state of the art dan peta
jalan (road map) dalam bidang yang diteliti. Bagan dan road map dibuat dalam bentuk
JPG/PNG yang kemudian disisipkan dalam isian ini. Sumber pustaka/referensi primer yang
relevan dan dengan mengutamakan hasil penelitian pada jurnal ilmiah dan/atau paten yang
terkini. Disarankan penggunaan sumber pustaka 10 tahun terakhir
2. Tanaman Buah Naga Super Merah dan Kandungannya
Buah naga termasuk dalam buah yang memiliki penampilan yang menarik dan rasanya asam manis menyegarkan dan memiliki banyak manfaat untuk kesehatan. Menurut padreno menyatakan bahwa buah naga memiliki potensi untuk menangkap radikal bebas karena didalamnya terdapat senyawa betasianin sebesar 186,90 mg/100g berat kering.Seringkali masyarakat hanya mengkonsumsi buahnya saja, dan membuang kulitnya sedangkan menurut penelitian sebelumnya aktivitas antioksidan sebesar 53, 71% terdapat dalam kulit buah naga merah tersebut. Kulit buah naga merah juga menggandung zat warna alami antosianin 12 13. Antosianin merupakan zat warna yang berperan memberikan warna merah berpotensi menjadi pewarna alami untuk pangan dan dapat dijadikan alternatif pengganti pewarna sintesis yang lebih aman bagi kesehatan. Antioksidan dan jumlah total senyawa fenol kulit buah naga lebih tinggi bila dibandingan dengan buah naga 14. Kandungan nutrisi daging buah dan kulit buah dari buah naga disajikan dalam Tabel 1.
Tabel 1. Kandungan Nutrisi Daging dan Kulit dari Buah Naga
Komponen
Kadar Nutrisi pada Daging Buah
Karbohidrat 11,5 mg
Serat 0,71 mg
Kalsium 8,6 mg
Fosfor 9,4 mg
Betakaroten 0,005 mg
Vitamin B1 0,28 mg
Vitamin B2 0,043 mg
Vitamin C 9,4 mg
Niasin 1,297- 1300
Fenol 561,76mg/ 100g
Komponen
Nutrisi pada KulitFenol 1.049,18 mg/ 100g
Flavonoid 1.310,10 mg/ 100g
Antosianin 186,90 mg/ 100g
Buah naga memiliki kandungan zat bioaktif yang bermanfaat bagi tubuh diantaranya adalah antioksidan (dalam asam askorbat,betakaroten, dan antosianin), dalam buah naga juga mengandung serat pangan dalam bentuk pectin. Dalam buah naga tersebut terkandung beberapa mineral seperti kalsium, phosphor, besi dan lain-lain. Vitamin yang terdapat diadalam buah naga anatara lain vitamin B1, vitamin B2, vitamin B3 dan vitamin C 15
3. Gliseril Monostearat (GMS)
Gliseril monostearat (GMS) adalah surfaktan non-ionik yang banyak digunakan dalam dunia industri sebagai emollient, solubilizing agent, stabilizer dan emulsifier. Bahan ini efektif digunakan sebagai stabilizer, pelarut untuk komponen polar dan non- polar yang dapat membentuk emulsi air dalam minyak (A/M) atau minyak dalam air (M/A). GMS juga dapat digunakan sebagai agen pendispersi bagi bahan pewarna (pigmen) dalam minyak atau bahan padat dalam lemak, atau bisa juga digunakan sebagai pelarut fosfolipid seperti lesitin .
Formulasi suatu dispersi menggunakan gliseril monostearat (GMS) harus mempertimbangkan terbentuknya kristal. Struktur α merupakan kristal yang tidak stabil, mudah terdispersi dan berbusa sehingga berguna sebagai agen pengemulsi atau pelindung.
Kristal yang lebih stabil berupa struktur β berguna sebagai pembentuk wax .
Gliseril Monostearat (GMS) dikenal dengan nama kimia octadecanoic acid atau bisa juga disebut monoester dengan 1,2,3- propanetriol oktadekanoat. Rumus molekulnya adalah C21H42O4. Secara umum GMS memiliki titik leleh (melting point) 50 oC - 60oC (Taylor, 2009). Namun titik leleh ini bisa saja berbeda tergantung kemurniannya, semakin murni GMS makin tinggi pula titik lelehnya. Selain pada titik leleh, kemurnian GMS juga berpengaruh terhadap pola difraksinya. Pola difraksi yang dimaksud adalah terbentuknya kristal kembali setelah GMS meleleh. GMS dengan kemurnian tinggi biasanya banyak mengandung kristal β yaitu kristal yang lebih stabil dan tidak mudah berubah karena perubahan suhu. Sedangkan GMS yang banyak mengandung kristal α cenderung tidak stabil (mudah meleleh dan memadat), mengakibatkan pertumbuhan agregrat mikrokristalin mudah terjadi. Hal serupa juga terjadi ketika GMS dikombinasikan dengan komponen lain atau disimpan dalam waktu yang cukup lama. GMS akan membentuk ester ketika dicampurkan dengan komponen lemak atau minyak yang mengandung asam stearat.
Pencampuran GMS dengan komponen lain bisa menghambat atau bahkan mempercepat pertumbuhan agregat mikrokristalin tergantung kecocokan GMS dengan komponen tersebut. Penyimpanan dapat mempengaruhi pola difraksi GMS, semakin lama disimpan pola difraksi makin tinggi, baik pada GMS dalam bentuk asli maupun GMS dalam suatu dispersi. Karakteristik dasar dari GMS ini dapat mempengaruhi kualitas suatu dispersi 16.
Pada peneltian Bernatoniene et al. penggunaan emulgator tunggal trietanolamin stearat yang terbentuk dari reaksi antara asam stearat dan trietanolamin menunjukkan hasil yang tidak stabil sehingga ditambahkan gliseril monostearat sebagai co – emulsifier 16 17. Derajat keasaman gliseril monostearat sangat berpengaruh terhadap sediaan yang dihasilkan dimana pada derajat keasaman yang rendah menghasilkan sediaan krim dengan
konsistensi yang lunak dan menunjukkan cairan sesaat setelah pembuatan sedangkan krim yang mengandung gliseril monostearat dengan derajat keasaman yang tinggi dapat menghasilkan sediaan dengan konsistensi yang cukup baik.
4. Antioksidan
Secara kimia senyawa antioksidan adalah senyawa pemberi elektron (elektron donor). Secara biologis, pengertian antioksidan adalah senyawa yang menangkal atau meredam dampak negatif oksidan. Antioksidan bekerja dengan cara memdonorkan satu elektronnya kepada senyawa yang bersifat oksidan sehingga aktivitas senyawa oksidan tersebut dapat dihambat 3, 14, 17. Antioksidan dibutuhkan oleh tubuh untuk melindungi tubuh dari serangan radikal bebas. Antioksidan adalah suatu senyawa atau komponen kimia yang dalam kadar atau jumlah tertentu mampu menghambat atau memeperlambat kerusakan akibat oksidasi. Senyawa antioksidan merupakan suatu inhibitor yang digunakan untuk menghambat autooksidasi. Efek antioksidan senyawa fenolik dikarenakan sifat oksidasi yang berperan dalam menetralisasi radikal bebas.
Roadmap Penelitian
METODE PENELITIAN
Penelitian terdahulu(2016-2018)
Penelitian yang akan dilakukan (2019- 2020)
Penelitian tindak lanjut (2021-dst)
Tahap Hilir (tahap lanjut)
Tahap Pengemb angan
Tahap inisisasi
Metode atau cara untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan ditulis tidak melebihi 600 kata. Bagian ini dilengkapi dengan diagram alir penelitian yang menggambarkan apa yang sudah dilaksanakan dan yang akan dikerjakan selama waktu yang diusulkan. Format diagram alir dapat berupa file JPG/PNG. Bagan penelitian harus dibuat secara utuh dengan penahapan yang jelas, mulai dari awal bagaimana proses dan luarannya, dan indikator capaian yang ditargetkan. Di bagian ini harus juga mengisi tugas masing-masing anggota pengusul sesuai tahapan penelitian yang diusulkan.
Formulasi gel menggunakan berbagai gelling agent
Evaluasi sifat fisik sediaan gel
Formulasi gel Ekstrak Buah Naga Merah menggunakan GMS sebagai gelling agent
Uji aktivitas gel Ekstrak Buah Naga Merah sebagai antioksidan
Uji hedonik sediaan
Uji stabilitas kimia sediaan gel
Uji aktivitas antioksidan sediaan
Uji aktivitas
Diagram Alir Penelitian
1. Determinasi Tanaman
Bahan yang digunakan pada pengujian formulasi krim Ekstrak kulit buah naga super merah (Hylocereus costarincensis) diperoleh dari Pusat Penelitian Konservasi Tumbuhan Dan Kebun Raya- LIPI dan dideterminasi dilakukan di Pusat Penelitian Biologi LIPI, Cibinong Bogor. Ekstrak dibuat di Unit Konservasi Budidaya Biofarmaka Pusat Studi Biofarmaka tropika LPPM IPB, Bogor.
2.
Pemeriksaan Karakteristik EkstrakUji yang dilakukan dengan cara organoleptis, seperti warna dan pemeriksaan zat aktif seperti flavonoid, saponin, alkaloid, dan tannin secara kualitatif pada maserat terakhir.
Kemudian ditentukan kadar air dan kadar abu ekstrak.
3. Formulasi Krim Ekstrak Etanol 70% Kulit Buah Naga Super Merah (Hylocereus costaricensis)
Sediaan krim ekstrak etanol 70% kulit buah naga super merah (Hylocereus
costaricensis) dibuat dalam 3 formula yakni F1, F2, dan F3. Ketiga formuladibedakan dalam perbandingan ekstrak kulit buah naga super merah (Hylocereus
costaricensis). Formula sediaan krim ekstrak kulit buah naga super merah(Hylocereus costaricensis) dapat dilihat pada Tabel 2.
Tabel 3. Formula Sediaan Krim Ekstrak Kulit Buah Naga Super Merah
Bahan Fungsi FI
(%)b/v
F2 (%)b/v
F3 (%)b/v
Ekstrak Kulit Buah
Naga Super Merah Zat aktif 1 1 1
Asam stearat Basis krim 13 13 13
Setil alkohol Basis krim 5 5 5
Parafin liquid Emolient 5 5 5
Vaselin album Emolient 10 10 10
Propilenglikol Humektan 10 10 10
Methyl paraben Pengawet 0,2 0,2 0,2
Gliseril Monostearat Emulgator 8 10 12
Aquadest Pelarut ad 100 ml ad 100 ml ad 100 ml
4. Pembuatan Sediaan Krim
a. Ditimbang bahan-bahan yang digunakan.
b. Fase Minyak (Setil alkohol + Asam stearat + Parafin liquid + Gliseril monostearat + Vaselin putih) dilebur dalam cawan uap di atas waterbath pada suhu 70ºC ad cair (M1).
c. Fase Air (Propilenglikol + Methyl paraben) dilarutkan dalam air panas pada suhu 70º C (M2).
d. Fase minyak (M1) dicampurkan dengan fase air (M2) pada mortir panas,
dengan penggerusan terus menerus sampai homogen. Setelah diperoleh basis
krim, ekstrak kulit buah naga super merah (Hylocereus costaricensis) ditambahkan sedikit demi sedikit dan digerus ad homogen sampai terbentuk sediaan krim ekstrak kulit buah naga super merah.
e. Lakukan evaluasi pada sediaan krim ekstrak kulit buah naga super merah (Hylocereus costaricensis).
5. Evaluasi Sediaan Krim a. Pengamatan Organoleptis
Pengamatan organoleptis dilakukan secara visual, komponen yang di evaluasi meliputi bau, warna, dan tekstur sediaan krim ektrak kulit buah naga super merah (Hylocerus costaricensi) (Anonim 1973).
b. Uji Homogenitas
Uji homogenitas sediaan krim ekstrak kulit buah naga super merah (Hylocereus costraicensis) sebanyak 1 g kemudian dioleskan pada sekeping kaca atau bahan transparan lain yang cocok harus menunjukkan susunan yang homogen. Sediaan yang homogen ditandai dengan tidak terdapatnya gumpalan pada hasil pengolesan, struktur yang rata dan memiliki warna yang seragam dari titik awal pengolesan sampai titik akhir pengolesan, bagian atas, tengah dan bawah dari wadah sediaan krim (Depkes,1979).
c. Pengukuran pH
Pengukuran pH dilakuakan untuk menegathui sediaan yang dibuat sesuai dengan pH kulit atau tidak, alat yang digunakan adalah pH meter dengan cara menyalakan pH meter kemudian eletroda pH dicelupkan ke dalam sediaan krim. Diamkan beberapa saat hingga pada layer pH meter menunjukan angka yang stabil (Shanti, 2011).
d. Penentuan Tipe Emulsi Metode Warna
Beberapa tetes larutan bahan pewarna dalam air (metilen biru) dicampurkan kedalam contoh emulsi. Pengamatan dilakukan menggunakan mikroskop, jika seluruh emulsi berwarna seragam, maka emulsi yang diuji berjenis O/W (Voight, 1994).
e. Pengukuran Daya Sebar
Pengukuran daya sebar dilakukan untuk menjamin pemerataan krim saat diaplikasikan pada kulit. Krim ditimbang sebanyak 0,5 gram dan diletakkan diatas cawan petri yang sudah ditempel milimeter blok, dan diberikan pemberat 50 gram setiap 1 menit ditambah 50 gram dan sampai 150 gram diatasnya, kemudian diukur diameter yang terbentuk setelah 1 menit. Daya sebar 5-7 cm menandakan konsistensi sediaan semisolid yang nyaman digunakan (Garg et al. 2002).
f. Pengukuran Daya Lekat
Ditimbang sebanyak 1 gram krim ekstrak etanol 70% kulit buah naga super merah diletakkan diatas gelas objek, kemudian gelas objek lain diletakan diatas krim tersebut.
Ditekan dengan beban 1 kg selama 5 menit. Dipasang gelas objek lain pada alat tes. Dilepas beban seberat 80g, dicatat waktunya hingga kedua gelas objek terlepas (Dwi dkk., 2018).
g. Pengukuran Viskositas
Penentuan viskositas sediaan krim dilakukan dengan menggunakan alat Viskometer Brookfield (Haake) digital . Sediaan krim sebanyak 450 gram disimpan dalan beaker glass 500 ml. Power alat ditekan dan alat akan mengkalibrasi terlebih dahulu kemudian dipilih spindle yang cocok dengan kecepatan 2 rpm (Elya, et al., 2013). Krim F1, F2, dan F3 menggunakan spindel nomor 6 dengan mengetahui adanya perubahan kekentalan pada tiap formula krim serta dilihat pembacaan hasil viskositas dalam Cp.
Pengukuran dilakukan pada krim yang baru dibuat dan krim telah disimpan. Ketetapan viskositas yang baik menurut SNI 16 – 43 – 1996 adalah 2000 – 50.000 cPs.
h.
Uji HedonikPengujian organoleptik meliputi aroma, warna, tekstur dan rasa dikulit dilakukan oleh 20 orang panelis. Penilaian tersebut dilakukan dengan menggunakan lembar penilaian berupa skor.
i.
Uji IritasiUji iritasi terhadap dua puluh orang sukarelawan dengan cara sediaan krim dioleskan di kulit punggung tangan membentuk lingkaran, lalu biarkan selama 24 jam, diamati setiap 4 jam sekali apakah terjadi iritasi kulit atau tidak.
6.Pengujian Aktivitas Antioksidan Krim Ekstrak Etanol 70% Kulit Buah Naga Super Merah (Hylocereus costaricensis)
a. Pembuatan Larutan Uji Krim Ekstrak 70% Kulit Buah Naga Super Merah (Hylocereus costaricensis)
Ditimbang lebih kurang 50 mg krim, lalu dilarutkan dalam 50 ml etanol pro analisis (Konsentrasi 1000 ppm), larutan ini merupakan larutan induk. Kemudian dibuat beberapa seri konsentrasi (650; 1250; 2500; 3500 dan 5000 ppm). Dari beberapa konsentrasi tadi kemudian dipipet sebanyak 2 mL kedalam tabung reaksi, didalam masing masing tabung reaksi ditambahkan larutan DPPH (0,1mM) dengan rasio 1:1 kemudian inkubasi 30 menit pada 30C selanjutnya diukur menggunakan spektrofotometer UV – Vis.
b. Pengukuran Serapan
Kontrol basis, larutan uji dan kontrol positif dengan beberapa konsentrasi diinkubasi pada suhu ruang selama 30 menit, selanjutnya diukur serapannya pada panjang gelombang maksimum 516 nm menggunakan spektrofotometer UV – VIS. Sebagai kontrol positif digunakan vitamin C.
c. Penentuan Persen Inhibisi, Nilai IC
50Persentase inhibisi adalah persentasi yang menunjukkan aktivitas radikal tersebut.
Persentasi inhibisi terhadap radikal DPPH dari masing – masing konsentrasi larutan sampel dapat dihitung dengan rumus:
………..(4)
Setelah didapatkan persentase inhibisi dari masing masing konsentrasi, konsentrasi sampel dan persen inhibisi yang didapat diplotkan masing masing pada suhu x dan y dalam persamaan regresi linier y = a ± bx. Persamaan tersebut digunakan untuk menentukan nilai IC50 dari masing – masing sampel (Marinova. G & Batchvarov. V, 2011).
Nilai IC50 adalah konsentrasi sampel yang didapat meredam radikal DPPH sebanyak 50% konsentrasi awal. Nilai IC50 didapatkan dari nilai X setelah mengganti nilai Y dengan 50 (Murni, 2012).
Untuk analisis pemeriksaan uji DPPH, hasil IC50 ditentukan dengan cara analisis linier dengan rumus :
IC
50= ... (5)
Jadwal Penelitian
No Nama Kegiatan Bulan ke-
1 2 3 4 5 6
1 Telaah pustaka X X X X X X
2 Pembuatan Proposal X
3 Penyiapan alat dan bahan X
4 Penelitian; pembuatan sediaan X X X
5 Penelitian; tahap evaluasi hasil X X X
6 Pengolahan data X X
7 Publikasi ilmiah X X
8 Pembuatan laporan X
Jadwal penelitian disusun dengan mengisi langsung tabel berikut dengan memperbolehkan
penambahan baris sesuai banyaknya kegiatan.
DAFTAR PUSTAKA
1. Ainaro, E.P., Amilia, G., Sani, E.P. (2015). Formulasi Sediaan Masker Gel Pell- Off Mengandung Lender Bekicot (Achatina Fulica Bowdich) Sebagai Pelembab Kulit. Fakultas MIPA Unisba ISSN 2460-6472.
2. Fajriah,S.,Darmawan,A.,Sundowo, A.,& Artanti, N. (2007). Isolasi Senyawa Antioksidan dari Ekstrak Etil Asetat Daun Benalu (Dendrophthoe Pantandra L. Miq) yang Tumbuh pada Inang Lobi-lobi. Jurnal Kimia Indonesia.
3. Hamid A.A., Aiyelaagbe O.O., Usman L.A., 2010. (2010). Antioxidants: Its medicinal and pharmacological applications. African Journal of Pure and Applied Chemistry, Vol. 4(8), 142–151.
4. Hariningsih, Y. (2017). Optimasi Formula Lipstik Ekstrak Etanol Kayu Scang (Caesalpinia sappan L.) Dengan Kombinasi Lanolin, Beeswax Dan Parafin Wax. Universitas Setia Budi Surakarta.
5. Herawati Novita. (2013). Formulasi Ekstrak Kulit Buah Naga Merah (Hylocereus polyrhizus), Rosella dan Buah Salam pada Pembuatan Minuman Alami. Jurnal Argoteknologi, 6(1), 407–450.
6. Jaafar, Ali, R., Nazri, M., dan Khairuddin, W. (2009). Proximate Analysis of Dragon Fruit (Hylecereus polyhizus). American Journal of Applied Sciences, 6, 1341–1346.
7. Juwita, A. P., Yamlean P., Edy H. J. (2013) Formulasi Krim Ekstrak Etanol Daun Lamun (Syringodium isoetifolium). Skripsi, Universitas Sam Ratulangi
8. Kemenkes Kesehatan RI. 2014. Farmakope Indonesia. Edisi V. Jakarta:
Direktorat Jendral Badan Pengawas Obat dan Makanan.
9. Mishra, A. K., Mishra. A., Chattopadhyay, P. (2010). Formulation and In- Vitro Evaluation of Antioxidant Activity of o/w Sunscreen Krim Coantaining Herbal Oil as Dispersed Phase. International Journal of Bimodical Research, 5, 201 – 208.
10. Molyneux, P. (2004). The Use Of The Stable Free radical Diphenylpicrylhydrazzzyl (DPPH) For Estimating Antioxydant Activity.
Songklanakarin J. Sci. Technol.
11. Mukhriani. (2014). Ekstraksi, Pemisahan Senyawa, dan Identifikasi Senyawa Aktif. Jurnal Kesehatan, 7(2), 361–167.
12. Nurliyana R., Z.I. Syed., S.K. Mustapha., M.R. Aisyah., R. K. K. (2010).
Antioxidant Study of Pulps and Peels of Dragon Fruits: A Comparative Study. International Food Research Journal, 17, 367 – 375.
13. Ramadhan N., Riki N., B. (2018). Uji Aktivitas Antioksidan Ekstrak Etanol Kulit Buah Naga Super Merah (Hylocereus costaricensis). Jurnal Pharmascience., 5(1), 14–21.
Daftar pustaka disusun dan ditulis berdasarkan sistem nomor sesuai dengan urutan
pengutipan. Hanya pustaka yang disitasi pada usulan penelitian yang dicantumkan dalam
Daftar Pustaka. Daftar Pustaka ditulis dengan menggunakan APA Style
14. Sharon, N., Anam, S., Y. (2013). Formulasi Krim Ekstrak Etanol Bawang Hutan (Eleutherine palmifolia L. Merr). Jurnal of Natural Science, 2(3), 111-122.
15. Swastika, A. Mufrod & Puwanto. (2013). Aktivitas Antioksidan Krim Ekstak Sari Tomat (Solanum lycopersicum L.), Trad Med Journal, 18(3), 132 -140 .
16. Wu, L. C., Hsu, H. W., Chen, Y., Chiu, C. C., and Ho, Y. I. (2006).
Antioxidant and Antiproliferative Activities of Red Pitaya. Journal Food Chemistry, 95, 319–327.
17. Zuhra, C. F., Tarigan, J., & Sihotang, H. (2008). Aktivitas Antioksidan Senyawa Flavonoid dari Daun Katuk (Sauropus androgynous (L) Merr).
Jurnal Biologi Sumatera, 3(1), 7–10.
No Jenis Pengeluaran Kuantitas Biaya yang diusulkan
Jumlah 1 Pembelian alat dan bahan
penelitian
1 Rp. 7.000.000 Rp. 7.000.000,- 2 Evaluasi sediaan; Sewa alat 1 Rp. 4.000.000 Rp. 4.000.000,-
3 Biaya publikasi 1 Rp. 2.000.000 Rp. 2.000.000,-
4 Honor laboran 2 Rp. 500.000 Rp. 1.000.000,-
5 Pembuatan proposal dan laporan 2 Rp. 500.000 Rp. 1.000.000,-
Total Rp. 15.000.000,-
Lampiran Format Susunan Organisasi Tim Pengusul dan Pembagian Tugas
No Nama / NIDN Instansi Asal
Bidang Ilmu
Alokasi Waktu (jam/minggu)
Uraian Tugas
1
Kori Yati/0324067802 FFS / Farmasetika
10 - Bertanggung jawab atas jalannya penelitian
- Bertanggung jawab dalam pembuatan dan evaluasi sediaan
2
Fitri
Nugraheani/0329049003
FFS /
Farmasetika
10 - Bertanggung jawab atas pengolahan data
- Bertanggung jawab dengan publikasi
3
Sukmara/
1904019018FFS / Farmasetika
15 - Menyiapkan alat dan bahan penelitian - Membantu proses
pembuatan dan evaluasi - Membantu analisa data,
mempersiapkan data
publikasi dan laporan
SURAT PERNYATAAN PENELITI
Yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama lengkap : apt. Kori Yati, M.Farm
NIDN : 0324067802
Fakultas/Program Studi : Farmasi dan Sains / Farmasi Jabatan Fungsional : Lektor
Menyatakan bahwa proposal penelitian telah diseminarkan di Program Studi pada tanggal bukti terlampir. Penelitian dengan judul Formulasi Krim Ekstrak Kuliat Buah Naga Merah (Hylocereus costaricensis) yang diusulkan dengan menggunakan Dana Penelitian Universitas Muhammadiyah Prof DR HAMKA pada Batch 1 tahun 2021-2022 merupakan karya tulis yang bebas dari plagiarism.
Demikian surat pemyataan ini ditulis untuk dipergunakan sebagaimana mestinya.
Jakarta, 30 November 2021 Mengetahui
Ketua Program Studi Ketua Peneliti
(Dr. apt. Rini Prastiwi, M. Si.) (apt. Kori Yati, M.Farm)
NIDN : 0628097801 NIDN : 0324067802
1 Ni Putu Ermi Hikmawanti, M.Farm.
apt. Agustin Yumita, M.Si.
Identifikasi Kandungan Asam Klorogenat Batang
Pluchea Indica L. PDK RUANG A
Moderator : Dr.apt. Rini Prastiwi, M.Si.
2 Dra. Fitriani, M. Si.
Wahyu Hidayati, S.
Si., M. Biomed.
Pengunaan Restriction Fragment Length Polymerase Dalam Pendeteksian Cemaran Babi Pada Marshmallow Candy
PPI
3 Dr. apt. Hariyanti, M.Si.
apt. Ari Widayanti, M.Farm.
Analisis Karakteristik Gelatin Dari Limbah Sisik Ikan Kakap Putih (Lates Calcarifer) Berdasarkan Metode Ekstraksi Autoklaf Dan Microwave
PPI
4 Dra. Sri Nevi Gantini, M.Si.
Dr. apt. Hariyanti, M.Si.
Analisis Korelasi Jenis Ikan Laut Di Indonesia Dalam Pemanfaatan Limbah Sisik Ikan Sebagai Bahan Baku Gelatin Halal
PDK
5 Apt. Fahjar Prisiska, M.Farm.
Apt. Kriana Efendi, M.Farm.
Formulasi Tablet Dari Enzim Papain Buah Pepaya PPI
1 Dr. apt. Supandi, M.Si.
apt. Sofia
Fatmawati, M.Si.
Autentikasi Halal: Aplikasi Spektroskopi FTIR Kombinasi Pca Untuk Analisis Gelatin Babi Pada Permen Gummy
PPI RUANG B Moderator :
Apt. Elly Wardani, M.Si 2 apt. Sofia
Fatmawati, M.Si.
Dr. apt. Supandi, M.Si.
Autentifikasi Halal Pada Ham Yang Beredar Di Pasar Baru Bekasi Menggunakan Spektrofotometer FTIR Dikombinasi Kemometrik
PDK
3 Rizky Arcinthya Rachmania, M.Si.
apt. Yeni, S.Farm., M.Si.
Studi In Silico Senyawa-Senyawa Golongan Flavonoid Daun Ketumbar (Coriandrum Sativum Lam.) Terhadap Reseptor Angiotensin Converting Enzyme Sebagai Antihipertensi
PPI
4 Dra. apt. Hurip Budi Riyanti, M.Si.
Dra. apt. Mirawati Siregar, M.Si
Identifikasi Pewarna Kuning Metanil Pada Agar- Agar Dan Rhodamin B Pada Kue Apem Dijual Di Pasar Tradisional Menggunakan Metode Spektrofotometeri Uv-Vis
PKDM
5 Dr.apt. Rini Prastiwi, M.Si
Ema Dewanti, M.Si
Aktifitas Antihipertensi dan Antioksidan Ekstrak Sterculia macropphylla dan Ekstrak Sterculia comosa
PPI
1 apt. Tuti Wiyati,
M.Sc. Evaluasi Tingkat Pengetahuan Sikap Dan Perilaku Masyarakat Terhadap Kehalalan Obat Di Jakarta Timur
PDK RUANG C Moderator :
Apt. Kriana
M.Sc. Selama Masa Pandemi Covid- 19 3 apt. Nurhasnah,
M.Farm.
apt. Daniek Viviandhari, M.Sc.
Identifikasi Potentially Inppropriate Medications (Pim’s) Menggunakan Kriteria Beers Dan Stopp Di Rs Bengkulu Dan Palembang
PDK
4 apt. Nora Wulandari, M.Farm.
apt. Maifitrianti, M.Farm.
Analisis Korelasi Kepatuhan Minum Obat, Kualitas Hidup Dan Kontrol Gula Darah Pasien Diabetes Melitus Tipe 2 Di Puskesmas Jakarta
PPI
5 apt. Zainul Islam, M.Farm.
apt. Septianita Hastuti, M.Farm.
Analisis Efektivitas Biaya Penggunaan Antibiotik Cefiksim Tablet Dan Ceftriakson Injeksi Pada Pasien Pneumonia Dewasa Rawat Inap Di Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Bekasi
PPI
1 Dr.apt. Fith Khaira Nursal, M.Si.
apt. Nining, M.Si
Tinjauan Formulasi Dan Validasi Metode Penetapan Kadar Suspensi Poliherbal Bawang Putih, Jahe Merah, Dan Lemon
PPI RUANG C Moderator : Drs.apt. Inding Gusmayadi, M.Si.
2 apt. Nining, M.Si.
Anisa Amalia, M.Farm.
Pengembangan Formula Oral Thin Film Salbutamol Sulfat Berbasis Pektin Sebagai Polimer Alami
PDK
3 Tahyatul Bariroh, M.Biomed.
Rindita, M.Si.
Ekstraksi, Identifikasi, Dan Uji Aktivitas Antibakteri Minyak Atsiri Bunga Kamboja Putih Terhadap Beberapa Mikrobiota Penyebab Penyakit Kulit
PDK
4 Apt. Kori Yati, M.Farm Apt. Fitria
Nugraheni, M.Farm
Formulasi Krim Ekstrak Buah Naga Super Merah (Hylocereus costaricensis (F.A.C. Weber) Britton
& Rose) sebagai antioksidan.
5 apt. Elly Wardani, M.Farm.
Maharadingga, M.Si.
Uji Aktivitas Antihiperlipidemia dan Antihiperglikemia Kombinasi Ekstrak Daun Pepaya (Carica papaya L.) dan Batang Bratawali (Tinospora cordifolia) Pada Tikus Putih Kondisi Hiperlipidemia dan Hiperglikemia
PPI