• Tidak ada hasil yang ditemukan

PDF Mitigasi Dan Adaptasi Bencana Banjir Di Kecamatan Pallangga ... - Unibos

N/A
N/A
Nguyễn Gia Hào

Academic year: 2023

Membagikan "PDF Mitigasi Dan Adaptasi Bencana Banjir Di Kecamatan Pallangga ... - Unibos"

Copied!
108
0
0

Teks penuh

Mitigasi dan Adaptasi Bencana Banjir di Kecamatan Pallangga Kabupaten Gowa berupaya memetakan tingkat kerawanan bencana banjir serta upaya mitigasi dan adaptasi yang tepat berdasarkan tingkat kerawanan bencana banjir di Kecamatan Pallangga. Hasil dari penelitian ini adalah Kecamatan Pallangga diklasifikasikan menjadi tiga tingkat kerawanan banjir, yaitu kerawanan tinggi, kerawanan sedang dan kerawanan rendah, serta arahan mitigasi dan adaptasi bencana banjir yang dihasilkan dengan mempertimbangkan faktor kerawanan banjir yang berpengaruh di Kecamatan Pallangga. Oleh karena itu perlu dilakukan mitigasi dan adaptasi terhadap bencana banjir agar jika terjadi banjir di Kecamatan Pallangga maka dampak kerugian yang terjadi baik yang bersifat tangible maupun intangible dapat diminimalisir.

Mitigasi dan adaptasi masyarakat ditinjau berdasarkan wilayah yang sangat rawan bencana banjir di Kecamatan Pallangga.

PENDAHULUAN

Rumusan Masalah

Tujuan Penelitian

Manfaat Penelitian

Lingkup Penelitian

Sistematika Penulisan

KAJIAN TEORI DAN KERANGKA KONSEPTUAL

  • Bencana
  • Banjir
  • Kerentanan
  • Karakteristik Sosial Masyarakat
  • Mitigasi dan Adaptasi Bencana

Penelitian Terdahulu

Tingkat kerawanan banjir di wilayah Rasane Timur diklasifikasikan menjadi dua yaitu wilayah risiko sedang dan risiko rendah. 23 Kajian sebelumnya tentang kerawanan suatu wilayah terhadap banjir sudah cukup banyak dilakukan. Evaluasi Rencana Geografis Risiko Bencana Banjir di Kecamatan Pallangga Kabupaten Gowa oleh Arni Putri (2019). Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis dan menentukan tingkat risiko bencana banjir di Kecamatan Pallangga dan mengevaluasi kebijakan penataan ruang untuk aspek risiko bencana banjir.

Dalam menentukan tingkat kerawanan banjir, salah satunya dengan menghitung skor indeks kerawanan banjir dengan parameter kerawanan fisik, kerawanan sosial, kerawanan ekonomi dan kerawanan lingkungan.

Kerangka Konseptual

METODE PENELITIAN

Apabila daerah ini dilalui oleh sungai dengan Daerah Aliran Sungai (DAS) yang cukup besar juga berpotensi terjadinya bencana banjir yang cukup besar, karena debit banjir yang cukup besar yang dapat terbawa oleh sungai.11 Bencana banjir akan terjadi lebih besar lagi jika di daerah hulu terjadi hujan yang cukup deras dan di daerah tersebut terjadi hujan lokal yang disertai dengan pasang surut. Menurut Badan Koordinasi Nasional Penanggulangan Bencana dan Penanganan Pengungsi (BAKORNAS PB) tahun 2002 dalam Arah Kebijakan Mitigasi Bencana Perkotaan di Indonesia, derajat kerentanan penting untuk diketahui sebagai salah satu faktor yang mempengaruhi terjadinya bencana. , karena suatu bencana hanya akan terjadi jika “bahaya” terjadi pada “keadaan rapuh”, yang tingkat kerawanannya dapat dilihat dari kerawanan fisik, sosial dan ekonomi penduduk dan lingkungan. 1) Kerentanan fisik. Dalam hal ini digunakan untuk menggambarkan derajat kerawanan bencana banjir yang menjadi dasar penentuan arah mitigasi dan adaptasi di lokasi penelitian.

Metode dan langkah penentuan tingkat kerawanan banjir geospasial ditentukan berdasarkan aspek fisik, sosial ekonomi dan lingkungan.

Tabel 2.1. Penelitian Terdahulu
Tabel 2.1. Penelitian Terdahulu

Lokasi dan Jadwal Penelitian

Penelitian deskriptif dimaksudkan untuk menggambarkan suatu keadaan atau wilayah populasi tertentu yang sedang terjadi secara sistematis dan akurat. 2002). Menurut Sugiyono (2012), metode deskriptif adalah metode yang digunakan untuk menggambarkan dan menganalisis suatu hasil penelitian, tetapi tidak digunakan untuk menarik kesimpulan yang lebih luas. 26 terdampak banjir terparah di Kabupaten Gowa dengan ketinggian 1-3 meter dan termasuk dalam 10 kecamatan rawan banjir di Kabupaten Gowa berdasarkan data bencana BPBD Kabupaten Gowa.

Untuk mendapatkan data yang dibutuhkan berdasarkan latar belakang masalah yang diajukan, survei dilakukan selama 3 (tiga) bulan, mulai Januari hingga Maret 2020 di Kecamatan Pallangga Kabupaten Gowa.

Sampel Data Penelitian

Informan penelitian yang dipilih adalah masyarakat yang berada di daerah rawan banjir tinggi di Kecamatan Pallanga.

Variabel Penelitian

Instrumen Penelitian

Jenis dan Sumber Data

Data sekunder adalah data yang diperoleh dari media cetak dan dokumen resmi, serta data yang diperoleh dari instansi pemerintah dan swasta yang ada kaitannya dengan penelitian yang dilakukan. Data kependudukan dari Badan Pusat Statistik Kabupaten Gowa (gowakab.bps.go.id) dan Kantor Kecamatan Pallangga. Data kependudukan terdiri dari: Penduduk menurut Kelurahan/Desa yaitu menurut jenis kelamin, menurut umur, menurut orang miskin dan orang cacat.

Teknik Pengumpulan Data

Survei dilakukan langsung di lapangan untuk mengetahui karakteristik masyarakat dan pola adaptasi masyarakat terhadap bencana banjir. Wawancara adalah proses memperoleh informasi untuk kepentingan penelitian melalui tanya jawab tatap muka antara pewawancara dan informan. Mengumpulkan informasi dengan mengajukan pertanyaan secara lisan untuk dijawab secara lisan bila pertanyaan tersebut berkaitan dengan penelitian.

Pemilihan informan untuk wawancara dilakukan pada masyarakat yang berada di tempat-tempat yang sangat rawan banjir yaitu masyarakat di desa Pangkabinanga, desa Jenetallasa, desa Bontoala dan desa Taeng yang menjadi korban banjir, memiliki rumah yang dekat dengan sungai dan masyarakat yang memilih meninggikan rumah koten untuk mencegah banjir. Ketika banjir semakin parah dan tidak memungkinkan untuk tinggal, keluarga segera mengevakuasi seluruh anggota keluarga yang sangat rentan. Persiapkan barang-barang berharga terutama pakaian dan kebutuhan pribadi lainnya sebelum bencana banjir.

Berpartisipasi aktif dalam pertemuan kesiapsiagaan dan perencanaan pengurangan risiko bencana lingkungan. Apakah Anda berpartisipasi dalam kegiatan kerja sama lingkungan yang saling menguntungkan untuk mengurangi risiko bencana? Terlibat aktif dalam pembangunan sarana mitigasi struktural dalam rangka pengurangan risiko bencana di lingkungan.

Penjajakan kelembagaan dilakukan dengan melakukan kunjungan untuk mendapatkan data dari instansi terkait dengan data yang dibutuhkan, sedangkan dinas yang dimaksud meliputi satuan kerja yang terkait dengan penataan ruang wilayah. Studi literatur adalah studi pustaka dalam bidang penataan ruang dan bencana banjir Studi literatur dilakukan melalui referensi, media internet dan dokumen-dokumen yang berkaitan dengan penelitian ini.

Teknik Analisis Data

Defenisi Operasional

Sebanyak 14 desa/kelurahan di Kecamatan Pallangga terletak di dataran rendah dengan ketinggian 0 sampai 40 meter dpl dan 2 desa/kelurahan terletak di dataran menengah dengan ketinggian 41 sampai 80 meter dpl. 48 Gambar 4.3 Peta Curah Hujan di Kecamatan Pallangga Kabupaten Gowa Jarak dari sungai juga merupakan indikator kerentanan fisik. Peta penyangga klasifikasi jarak sungai di Kabupaten Pallangga ditunjukkan pada Gambar 4.4 di bawah ini.

Kecamatan dengan kepadatan bangunan tertinggi berada di Kecamatan Jenetallas sebesar 20 unit/ha Data kepadatan bangunan untuk Kecamatan Pallangga dapat dilihat pada tabel 4.12. Kepadatan penduduk tertinggi di Kecamatan Palangga sebanyak 164 jiwa/ha yaitu di Desa Jenetallasa dengan hitungan tiga dan terendah di Desa Parangbanoa dengan hitungan satu. Desa Jenetallas merupakan desa dengan kepadatan penduduk dan kepadatan bangunan tertinggi diantara desa/kelurahan di Kecamatan Palangga dengan kepadatan penduduk 164 jiwa/ha dan kepadatan bangunan 20 unit/ha.

Berdasarkan hasil penilaian kerentanan yang telah dilakukan, diketahui bahwa Kecamatan Pallangga memiliki tiga tingkat kerawanan terhadap banjir. Dari hasil klasifikasi tingkat kerawanan banjir di Kecamatan Pallangga diketahui terdiri dari parameter kerawanan fisik, kerawanan sosial ekonomi dan kerawanan lingkungan. Banjir di Kecamatan Pallangga Kabupaten Gowa menimbulkan dampak yang cukup besar bagi masyarakat dan daerah.

Berdasarkan kondisi tersebut, arahan mitigasi dan adaptasi yang dihasilkan memperhitungkan faktor-faktor kerawanan banjir yang mempengaruhi Kecamatan Pallanga. Arni Putri A.U, 2019, Kajian Rencana Tata Ruang Risiko Bencana Banjir di Kecamatan Pallanga Kabupaten Gowa.

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

  • Letak Geografis dan Administrasi
  • Kondisi Fisik Wilayah
  • Kondisi Demografi

Hasil Penelitian

Kerentanan Fisik

Menurut Rachmat dan Pamungkas, variabel jarak dari sungai, kondisi topografi dan curah hujan diperkirakan berdampak signifikan terhadap kerawanan banjir.

Kerentanan Sosial Ekonomi

Kerentanan Lingkungan

Analisis ini digunakan untuk menentukan zona kerawanan banjir di Kecamatan Pallangga Kabupaten Gowa dengan cara overlay peta; semoga bisa memberikan gambaran yang jelas. Jarak dari sungai yang dimaksud dalam penelitian ini adalah kedekatan bangunan/permukiman yang ada di desa/kelurahan kecamatan Pallangga dengan sungai yang diperoleh zona penyangga sesuai dengan parameter indikator yang telah ditentukan. Jarak antara kecamatan Pallangga dengan ibu kota kabupaten yang terletak di Sungguminas, kecamatan Somba Opu merupakan kecamatan terdekat dengan jarak 2,45 km.

Jumlah penduduk adalah jumlah penduduk yang tinggal atau berdomisili di wilayah Kecamatan Pallangga dan terdaftar secara sah berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku di daerah tersebut. Selain dalam bentuk peta, hasil klasifikasi topografi juga dapat dilihat pada tabel 4.3 berikut ini. Jarak dari sungai per Kelurahan/Desa secara rinci juga dapat dilihat pada Tabel 4.5 di bawah ini.

Analisis Kerentanan Banjir

Hal ini sesuai dengan kriteria kinerja yaitu kepadatan penduduk > 25 orang/ha dan pangsa penduduk perempuan > 40%. Data kepadatan bangunan diklasifikasikan menjadi tiga kelas yaitu tinggi, sedang dan rendah dengan skor 1, skor 2 dan skor 3. Desa Jenetallasa memiliki kepadatan bangunan sedang dengan skor 2, sedangkan Desa/Desa Kelurahan lainnya menunjukkan kepadatan bangunan yang rendah. kepadatan dengan skor skor satu.

Tabel 4.14. Identifikasi Skor Kriteria Kerentanan fisik
Tabel 4.14. Identifikasi Skor Kriteria Kerentanan fisik

Adaptasi Masyarakat

Kepadatan penduduk dan permukiman atau rumah yang telah dibangun menjadi faktor utama yang mempengaruhi tingginya kerawanan banjir di Desa Jenetallasa. Masyarakat yang menghuni perumahan di Desa Jenetallas sebagian besar bukan penduduk asli dan termasuk golongan menengah ke atas dengan pendapatan rata-rata per bulan Rp. Kelas menengah dan atas berpenghasilan rata-rata Rp. Kecamatan Pangkabinanga merupakan flashpoint terparah yang terjadi pada awal tahun 2019. Masyarakat yang tinggal di bantaran sungai memiliki tingkat pendapatan menengah ke bawah dengan pendapatan rata-rata per bulan Rp.

Mirip dengan Kecamatan Pangkabinang, Desa Bontoala dan Taeng secara administratif berbatasan dengan Sungai Jeneberang dan merupakan wilayah yang sangat rawan banjir. Masyarakat di desa Bontoala dan Taeng bermata pencaharian sebagai PNS, petani dan wiraswasta atau pedagang. Kegiatan masyarakat di desa Bontoala dan Taeng sangat bervariasi antara lain melakukan kegiatan industri di rumah, berjualan di warung, membuka warung makan, kios pulsa dan toko perkakas.

76 Berdasarkan hasil wawancara dengan berbagai responden, tingkat pendapatan masyarakat di Desa Bontoala dan Desa Taeng menunjukkan bahwa mereka memiliki pendapatan. Dia; Rp 1.500.000 per bulan bagi yang berprofesi sebagai petani dan pedagang. Di Desa Taeng banyak dibangun perumahan baru dengan mengubah bentuk lahan dari lahan pertanian atau perkebunan yaitu dataran rendah yang berbatasan dengan bantaran Sungai Jeneberang menjadi kawasan pemukiman sehingga setiap hujan musim selalu datang dikelilingi oleh banjir. Salah satunya warga komplek perumahan Cakra Hidayat Regency di Desa Taeng yang merasa dirugikan oleh pihak pengembang perumahan yang menjanjikan rumahnya anti banjir.

Bentuk adaptasi kegiatan yang dilakukan oleh masyarakat di desa Bontoala dan Taeng untuk meminimalisir kerugian adalah dengan memasang penyangga di bawah barang elektronik dengan menggunakan bahan kayu, besi, semen dan batu bata. Masyarakat yang tinggal di BTN Aura Permai Desa Bontoala sering bergotong royong melakukan kerja bakti memperbaiki saluran drainase untuk menghindari masalah banjir.

Upaya Mitigasi dan Adaptasi

PENUTUP

Saran

Darajat Nurzakiah, 2017, Kajian Tingkat Kerentanan Wilayah Pesisir Akibat Perubahan Iklim di Kecamatan Marisokota Makassar, Disertasi Universitas Hasanuddin Makassar. Dwiati Wismarini, Muji, 2015, Penentuan Tingkat Keamanan Banjir Geospasial, Jurnal Dinamis Teknologi Informasi Volume 20, Semarang. Heriz Muhammad Dandy, 2016, Implementasi Tata Ruang Kabupaten Pringsewu Dalam Mengatasi Resiko Banjir Berdasarkan Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Pringsewu.

Gambar

Tabel 2.1. Penelitian Terdahulu
Tabel 3.1   Variabel Penelitian  No  Rumusan
Tabel 3.3 Parameter Kerentanan Fisik
Tabel 3.4. Parameter Kerentanan Sosial ekonomi
+7

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian ini dilakukan di Kelurahan Nusukan Kecamatan Banjarsari Kota Surakarta dengan Judul “ Mitigasi Bencana Banjir Di Kelurahan Nusukan Kecamatan Banjarsari

Tujuan penilitian ini adalah mengkaji dan mendiskripsikan 1) Bentuk – bentuk mitigasi struktural bencana banjir di Desa Ngrombo, Kecamatan Baki, Kabupaten Sukoharjo.

Ngrombo Kecamatan Baki Kabupaten Sukoharjo. Proses mitigasi non-struktural bencana Banjir di daerah penelitian tersebut. Kesiapan Organisasi Masyarakat tentang mitigasi bencana

Tujuan penilitian ini adalah mengkaji dan mendiskripsikan 1) Bentuk – bentuk mitigasi struktural bencana banjir di Desa Ngrombo, Kecamatan Baki, Kabupaten Sukoharjo.

Berdasarkan Peraturan Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) No 4 Tahun 2008 telah membagi mitigasi bencana terdiri atas mitigasi struktural serta

Kedua, skripsi karya Devi Rianitasari yang berjudul Partisipasi Masyarakat Dalam Mitigasi Penanggulangan Bencana Di Desa Tangguh Bencana Sindumartani Ngemplak Sleman

Penulis mengetahui upaya dalam mengatasi hambatan pada pelaksanaan Mitigasi bencana banjir oleh Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Nabire diantaranya dengan meningkatkan

OUTLINE • Pendahuluan, definisi • Peran Teknologi dalam Penanggulangan Bencana • Mitigasi Bencana berbasis Teknologi • Contoh-contoh Pemanfaatan Teknologi dalam Mananjemen dan