• Tidak ada hasil yang ditemukan

H. Teknik Analisis Data

I. Defenisi Operasional

Definisi operasional adalah suatu definisi yang memberikan penjelasan atas suatu variabel dalam bentuk yang dapat diukur. Untuk menghindari perbedaan penafsiran istilah dalam penelitian ini, maka penulis memberikan penjelasan dari istilah-istilah yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu:

1. Mitigasi adalah adalah serangkaian upaya untuk mengurangi risiko bencana, baik melalui pembangunan fisik maupun penyadaran dan peningkatan kemampuan menghadapi ancaman bencana (Undang-undang

40 nomor 24 Tahun 2007). Dalam penelitian ini mitigasi yang dimaksud adalah yang dilakukan masyarakat berdasarkan tingkat kerentanan terhadap banjir untuk mengurangi risiko bencana banjir.

2. Kerentanan yang dimaksud pada penelitian ini yakni tingkat kemungkinan suatu daerah geografis mengalami kerusakan/ gangguan akibat dampak dari bencana yang dipengaruhi oleh faktor-faktor fisik, sosial ekonomi dan lingkungan.

3. Kerentanan fisik yang dimaksud pada penelitian ini yakni tingkat kemungkinan suatu daerah geografis mengalami kerusakan/gangguan akibat dampak dari bencana yang dipengaruhi oleh faktor-faktor yang terjadi yakni topografi, curah hujan dan jarak dari sungai.

4. Kerentanan sosial ekoniomi yang dimaksud pada penelitian ini yakni tingkat kemungkinan suatu daerah geografis mengalami kerusakan/gangguan akibat dampak dari bencana yang dipengaruhi oleh faktor-faktor yang terjadi yakni kepadatan penduduk persentase penduduk miskin, rasio jenis kelamin, rasio orang cacat dan rasio kelompok umur..

5. Kerentanan lingkungan yang dimaksud pada penelitian ini yakni tingkat kemungkinan suatu daerah geografis mengalami kerusakan/gangguan akibat dampak dari bencana yang dipengaruhi oleh faktor-faktor yang terjadi yakni kepadatan bangunan.

6. Elevasi lahan yang dimaksud dalam penelitian ini yakni ketinggian tempat yang diperoleh dari data DEM.

41 7. Curah hujan yang dimaksud yakni intensitas curah hujan dalam satuan

waktu yang dinyatakan dalam mm/tahun.

8. Jarak dari sungai yang dimaksud dalam penelitian ini yakni dekatnya jarak bangunan /permukiman pada suatu Keluarahan/Desa di Kecamatan Pallangga dengan sungai yang diperoleh dengan buffer sesuai dengan parameter indikator yang telah ditentukan.

9. Kepadatan penduduk yang dimaksud yakni jumlah penduduk pada Desa/Keluarahan per luas wilayah dalam satuan Ha.

10. Persentase penduduk miskin yang dimaksud yakni perbandingan jumlah penduduk miskin dengan jumlah penduduk Desa/Kelurahan yang dinyatakan dalam persen.

11. Rasio jenis kelamin adalah Persentase penduduk wanita yakni perbandingan jumlah penduduk wanita dengan jumlah penduduk Desa/Kelurahan yang dinyatakan dalam persen.

12. Rasio orang cacat yakni perbandingan jumlah penduduk cacat dengan jumlah penduduk Desa/Kelurahan yang dinyatakan dalam persen.

13. Rasio kelompok umur yakni perbandingan jumlah penduduk usia rentan yaitu balita dan orang tua dengan jumlah penduduk Desa/Kelurahan yang dinyatakan dalam persen.

14. Kepadatan bangunan yang dimaksud dalam penelitian ini yakni perbandingan jumlah unit bangunan dan luas wilayah Desa/Kelurahan dalam satuan Ha.

42 BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian

Gambaran umum lokasi penelitian mendeskripsikan keadaan umum wilayah penelitan, adapun isi dari bagian ini mencakup letak geografis administrasi, kondisi fisik wilayah dan kondisi demografi.

1. Letak Geografis dan Administrasi

Kecamatan Pallangga merupakan salah satu kecamatan di Kabupaten Gowa dengan letak geografis berada pada 5º11’26.3’’ - 5º17’50.4’’ Lintang Selatan dan 119º25’33.9’’ - 119º31’17’’ Bujur Timur. Kecamatan Pallangga secara administratif berbatasan langsung dengan:

Sebelah utara : Kota Makassar dan Kecamatan Sumba Opu

Sebelah timur : Kecamatan Sumba Opu dan Kecamatan Bontomarannu Sebelah selatan : Kecamatan Bajeng

Sebelah barat : Kecamatan Bajeng dan Kecamatan Bontomarannu

Jarak Kecamatan Pallangga dari Ibukota Kabupaten yang terletak di Kota Sungguminasa Kecamatan Somba Opu merupakan kecamatan yang paling terdekat dengan jarak 2,45 km. Sama halnya dengan ibu Kota Provinsi, Kecamatan Pallangga berbatasan langsung dengan Kota Makassar.

Luas wilayah Kecamatan Pallangga adalah 5.277,18 Ha. Kecamatan Pallangga terdiri atas 4 kelurahan dan 12 desa. Adapun kelurahan dan desa di Kecamatan Pallangga dapat dilihat pada tabel 4.1

43 Tabel 4.1 Luas Kelurahan/Desa di Kecamatan Pallangga Tahun 2019 No Kelurahan/Desa Luas (𝐇𝐚) Persentase (%)

1 Desa Jenetallasa 122,57 2,32%

2 Kelurahan Tetebatu 298,93 5,66%

3 Desa Pallangga 391,86 7,43%

4 Desa Bungaejaya 328,71 6,23%

5 Desa Panakukang 117,39 2,22%

6 Desa Julukanaya 295,99 5,61%

7 Desa Julubori 455,21 8,63%

8 Desa Julupamai 387,38 7,34%

9 Desa Bontoramba 802,67 15,21%

10 Desa Kampili 542,95 10,29%

11 Desa Toddotoa 243,65 4,62%

12 Kelurahan Parangbanoa 455,57 8,63%

13 Kelurahan Pangkabinanga 191,45 3,63%

14 Desa Bontoala 250,39 4,74%

15 Desa Mangalli 151,71 2,87%

16 Desa Taeng 240,75 4,56%

Jumlah 5.277,18 100,00%

Sumber : BPS, Kecamatan Pallangga dalam Angka 2020

Gambar 4.1 Peta Administrasi Kecamatan Pallangga Kab. Gowa 2. Kondisi Fisik Wilayah

44 Kondisi fisik wilayah termasuk kondisi topografi merupakan variabel kerentanan bencana banjir yang berpengaruh dan mengakibatkan kerentanan wilayah semakin meningkat. Menurut Prasetyo (2009:19), faktor – faktor yang mempengaruhi daerah rawan banjir adalah daerah dengan topografi yang relatif datar. Data topografi didapatkan dari extraksi data DEM sehingga didapatkan topografi.

Ketinggian di Kecamatan Pallangga terdiri atas dua yaitu rendah dan sedang. 14 Desa/Kelurahan di Kecamatan pallangga berada pada dataran rendah 0 – 40 mdpl dan 2 desa/kelurahan berada pada ketinggian sedang 41 – 80 mdpl.

3. Kondisi Demografi

Aspek demografi atau kependudukan suatu wilayah merupakan faktor pertimbangan yang sangat penting dalam menciptakan kesejahteraan suatu wilayah. Jumlah penduduk merupakan jumlah manusia yang bertempat tinggal atau berdomisili di Kecamatan Pallangga dan tercatat secara sah berdasarkan peraturan yang berlaku di daerah tersebut. Jumlah penduduk di Kecamatan Pallangga meningkat tiap tahunnya. Adapun Jumlah penduduk Kecamatan Pallangga dapat dilihat pada table 4.2.

Tabel 4.2 Jumlah Penduduk Kecamatan Pallangga Tahun 2019

No Kelurahan/Desa Jumlah Penduduk Luas (𝐇𝐚)

1 Desa Jenetallasa 20.141 122,57

2 Kelurahan Tetebatu 7.264 298,93

3 Desa Pallangga 6.387 391,86

4 Desa Bungaejaya 3.826 328,71

5 Desa Panakukang 6.365 117,39

6 Desa Julukanaya 5.759 295,99

7 Desa Julubori 6.436 455,21

8 Desa Julupamai 3.586 387,38

9 Desa Bontoramba 5.668 802,67

45

10 Desa Kampili 5.405 542,95

11 Desa Toddotoa 4.002 243,65

12 Kelurahan Parangbanoa 3.362 455,57

13 Kelurahan Pangkabinanga 7.173 191,45

14 Desa Bontoala 23.249 250,39

15 Desa Mangalli 12.368 151,71

16 Desa Taeng 8.965 240,75

Jumlah 129.956 5.277,18

Sumber: BPS, Kecamatan Pallangga Dalam Angka 2020 B. Hasil Penelitian

1. Kerentanan Fisik

Parameter kerentanan fisik terdiri dari data topografi, curah hujan dan jarak dari sungai. Data topografi yang dimaksud adalah data informasi ketinggian tempat berdasarkan data DEM file (Digital Elevation Model) yang digunakan untuk menyimpan dan memindahkan informasi permukaan bumi. Data DEM yang digunakan yaitu tahun 2018 didownload atau didapatkan dari situs DEMNAS BIG: http://tides.big.go.id/DEMNAS/. Resolusi spasial DEMNAS adalah 0.27- arcsecond dengan menggunakan datum vertical EGM2008, adapun peta topografi hasil dari ekstraksi data DEM bisa dilihat pada gambar 4.2 di bawah ini.

46 Gambar 4.2 Peta Topografi Kecamatan Pallangga Kabupaten Gowa

Selain dalam bentuk peta, hasil topografi yang sudah terklasifikasi dapat juga dilihat dalam bentuk tabel 4.3 berikut ini.

Tabel 4.3 Data Elevasi Lahan di Kecamatan Pallangga No Kelurahan/Desa Elevasi Lahan

(mdpl)

1 Desa Jenetallasa 0 – 40 mdpl

2 Kelurahan Tetebatu 0 – 40 mdpl

3 Desa Pallangga 0 – 40 mdpl

4 Desa Bungaejaya 0 – 40 mdpl

5 Desa Panakukang 0 – 40 mdpl

6 Desa Julukanaya 0 – 40 mdpl

7 Desa Julubori 0 – 40 mdpl

8 Desa Julupamai 41 – 80 mdpl

9 Desa Bontoramba 41 – 80 mdpl

10 Desa Kampili 0 – 40 mdpl

11 Desa Toddotoa 0 – 40 mdpl

12 Kelurahan Parangbanoa 0 – 40 mdpl 13 Kelurahan Pangkabinanga 0 – 40 mdpl

14 Desa Bontoala 0 – 40 mdpl

15 Desa Mangalli 0 – 40 mdpl

16 Desa Taeng 0 – 40 mdpl

Sumber: hasil analisis, 2020

47 Data curah hujan merupakan data yang harus dimiliki karena curah hujan disetiap lokasi berbeda-beda. Selain itu, hujan juga sangat berpengaruh terhadap banjir.

Daerah yang mempunyai curah hujan yang tinggi maka daerah tersebut akan lebih berpengaruh terhadap kejadian banjir. Berdasarkan data BMKG curah hujan didapat dari 12 stasiun dengan data curah hujan tahunan berbeda-beda. Data curah hujan di Kecamatan Pallangga dapat dilihat pada tabel 4.4.

Tabel 4.4 Curah Hujan di Kecamatan Pallangga Tahun 2018

No Nama Stasiun Jumlah rata-rata curah hujan tiap tahun

1 Stasiun Geofisika Gowa 2.901

2 Bontonompo / Barembeng 2.653

3 Kipp Limbung / Bpp. Limbung 2.769

4 Bb. Garing 1.412

5 Ex SmpkBpp. Malakaji 2.209

6 Ex Smpk Bb. Malino/Bpp.

Tinggi Moncong

2.306

7 Tinggimoncong/ Bbi Kentang 630

8 Bbi Horti / Bonto - Bonto 3.001

9 Disperta Gowa 1.925

10 Molonro / Bungaya 2.200

11 Bpp. Bulluballea 1.198

12 Paranglompoa / Paladingan 1.216

Sumber: BMKG Tahun 2019

48 Gambar 4.3 Peta Curah Hujan Kecamatan Pallangga Kabupaten Gowa Parameter jarak dari sungai juga merupakan indikator parameter Kerentanan fisik. Jarak dari sungai dihasilkan berdasarkan hasil buffering berdasarkan klasifikasi jarak yang telah ditentukan. Peta buffering klasifikasi jarak sungai di Kecamatan Pallangga dapat dilihat pada gambar 4.4 di bawah ini.

49 Gambar 4.4 Peta buffering Jarak Sungai di Kecamatan Pallangga

Jarak dari sungai per Kelurahan/Desa secara detail bisa dilihat juga dalam bentuk tabel 4.5 di bawah ini.

Tabel 4.5 Jarak dari Aliran Sungai di Kecamatan Pallangga

No Kelurahan/Desa Jarak daril Aliran Sungai

1 Desa Jenetallasa < 100 m

2 Kelurahan Tetebatu < 100 m

3 Desa Pallangga 100 – 300 m

4 Desa Bungaejaya 100 – 300 m

5 Desa Panakukang 100 – 300 m

6 Desa Julukanaya < 100 m

7 Desa Julubori 100 – 300 m

8 Desa Julupamai >300 m

9 Desa Bontoramba < 100 m

10 Desa Kampili < 100 m

11 Desa Toddotoa >300 m

12 Kelurahan Parangbanoa < 100 m 13 Kelurahan Pangkabinanga < 100 m

14 Desa Bontoala < 100 m

15 Desa Mangalli 100 – 300 m

16 Desa Taeng < 100 m

Sumber: Hasil analisis, 2020

2. Kerentanan Sosial Ekonomi

Beberapa data yang sebagai parameter dalam indikator kerentanan sosial ekonomi adalah kepadatan penduduk, penduduk menurut jenis kelamin,

50 penduduk menurut kelompok umur, penduduk cacat dan penduduk miskin yang diperoleh per Kelurahan/Desa.

Kepadatan penduduk yaitu perbandingan jumlah penduduk dengan luas lahan berdasarkan satuan luas tertentu. Data kepadatan penduduk ini dapat dilihat pada tabel 4.6 di bawah ini.

Tabel 4.6 Kepadatan Penduduk di Kecamatan Pallangga Tahun 2019 No Kelurahan/Desa Jumlah

Penduduk

Luas (𝐇𝐚) Kepadatan Penduduk (Jiwa/Ha)

1 Desa Jenetallasa 20.141 122,57 164

2 Kelurahan Tetebatu 7.264 298,93 24

3 Desa Pallangga 6.387 391,86 16

4 Desa Bungaejaya 3.826 328,71 12

5 Desa Panakukang 6.365 117,39 54

6 Desa Julukanaya 5.759 295,99 19

7 Desa Julubori 6.436 455,21 14

8 Desa Julupamai 3.586 387,38 9

9 Desa Bontoramba 5.668 802,67 7

10 Desa Kampili 5.405 542,95 10

11 Desa Toddotoa 4.002 243,65 16

12 Kelurahan Parangbanoa 3.362 455,57 7

13 Kelurahan Pangkabinanga 7.173 191,45 37

14 Desa Bontoala 23.249 250,39 93

15 Desa Mangalli 12.368 151,71 82

16 Desa Taeng 8.965 240,75 164

Jumlah 129.956 5.277,18 Sumber: Hasil analisis, 2020

Rasio jenis kelamin merupakan perbandingan antara banyaknya penduduk laki- laki dengan banyaknya penduduk perempuan pada suatu daerah dalam waktu tertentu. Adapun penduduk menurut jenis kelamin di Kecamatan Pallangga dapat dilihat pada Tabel 4.7 berikut ini.

Tabel 4.7 Jumlah Penduduk Menurut Jenis Kelamin Tahun 2019

51 No Kelurahan/

Desa

Jenis Kelamin Rasio

Jenis Kelamin Laki-

laki

(%) Perempuan (%)

1 Desa Jenetallasa 10.049 15,62% 10.092 15,38% 100

2 Kel.Tetebatu 3.667 5,70% 3.597 5,48% 102

3 Desa Pallangga 3.132 4,87% 3.255 4,96% 96

4 Desa Bungaejaya 1.886 2,93% 1.940 2,96% 97

5 Desa Panakukang 3.107 4,83% 3.258 4,96% 95

6 Desa Julukanaya 2.841 4,42% 2.918 4,45% 97

7 Desa Julubori 3.162 4,92% 3.274 4,99% 97

8 Desa Julupamai 1.726 2,68% 1.860 2,83% 93

9 Desa Bontoramba 2.796 4,35% 2.872 4,38% 97

10 Desa Kampili 2.605 4,05% 2.800 4,27% 93

11 Desa Toddotoa 1.967 3,06% 2.035 3,10% 97

12 Kel.Parangbanoa 1.616 2,51% 1.746 2,66% 93

13 Kel. Pangkabinanga 3.567 5,54% 3.606 5,49% 99 14 Desa Bontoala 11.550 17,95% 11.699 17,83% 99

15 Desa Mangalli 6.119 9,51% 6.250 9,52% 98

16 Desa Taeng 4.541 7,06% 4.424 6,74% 103

Jumlah 64.331 100% 65.626 100% 98

Sumber: BPS, Kecamatan Pallangga Dalam Angka 2020

Penduduk menurut kelompok umur adalah jumlah penduduk yang dikelompokkan berdasarkan kelompok umur tertentu. Adapun penduduk menurut kelompok umur di Kecamatan Pallangga dapat dilihat pada tabel 4.8.

Tabel 4.8 Jumlah Penduduk Menurut Kelompok Umur Tahun 2019

No Kelompok Umur

Jenis Kelamin

Jumlah Laki-Laki Perempuan

1 0-4 6.617 6.177 12.794

2 5-9 6.565 6.474 13.039

3 10-14 6.176 5.907 12.083

4 15-19 6.045 5.624 11.669

5 20-24 5.578 5.313 10.891

6 25-29 4.806 5.326 10.132

7 30-34 4.708 5.170 9.878

8 35-39 4.846 5.165 10.011

52

9 40-44 4.756 5.006 9.762

10 45-49 4.269 4.384 8.653

11 50-54 3.429 3.202 6.631

12 55-59 2.472 2.555 5.027

13 60-64 1.525 1.781 3.306

14 65-69 1.174 1.389 2.563

15 70-75 712 1.075 1.787

16 75+ 653 1.078 1.731

Jumlah 64.331 65.626 129.957

Sumber: BPS, Kecamatan Pallangga Dalam Angka 2020

Untuk kelompok usia rentan dibagi atas usia balita dan usia tua. Usia balita yaitu dibawah 5 tahun dan untuk usia tua di atas 60 tahun. Berikut tabel 4.9 yang menjelaskan usia rentan di setiap kelurah dan desa di Kecamatan Pallangga.

Tabel 4.9 Jumlah Penduduk Menurut Kelompok Usia Rentan Tahun 2019

No Kelurah/Desa Balita Usia Tua Jumlah Persentase (%)

1 Jenetallasa 1.914 1.255 3.169 15,50

2 Tetebatu 690 453 1.143 5,59

3 Pallangga 607 398 1.005 4,91

4 Bungaejaya 364 238 602 2,94

5 Panakkukang 605 397 1.002 4,90

6 Julukanaya 547 359 906 4,43

7 Julubori 612 401 1.013 4,95

8 Julupamai 341 223 564 2,76

9 Bontoramba 539 353 892 4,36

10 Kampili 514 337 850 4,16

11 Toddotoa 380 249 630 3,08

12 Parangbanoa 319 209 529 2,59

13 Pangkabinanga 682 447 1.129 5,52

14 Bontoala 2.210 1.449 3.658 17,89

15 Mangalli 1.176 771 1.947 9,52

16 Taeng 852 559 1.411 6,90

Jumlah 12.351 8.099 20.450 100,00

Sumber: BPS, Kecamatan Pallangga Dalam Angka 2020

53 Penduduk miskin merupakan salah satu dari kelompok rentan terhadap suatu bencana. Data Penduduk miskin di kecamatan Pallangga dapat dilihat pada tabel 4.10.

Tabel 4.10 Jumlah Penduduk Miskin Kecamatan Pallangga Tahun 2019

No Kelurah/Desa Penduduk Miskin (RT) Persentase (%)

1 Jenetallasa 356 8,06%

2 Tetebatu 234 5,30%

3 Pallangga 372 8,42%

4 Bungaejaya 149 3,37%

5 Panakkukang 350 7,92%

6 Julukanaya 348 7,88%

7 Julubori 345 7,81%

8 Julupamai 163 3,69%

9 Bontoramba 286 6,47%

10 Kampili 288 6,52%

11 Toddotoa 173 3,92%

12 Parangbanoa 180 4,08%

13 Pangkabinanga 283 6,41%

14 Bontoala 404 9,15%

15 Mangalli 92 2,08%

16 Taeng 394 8,92%

Jumlah 4.417 100,00

Sumber: Kantor Camat Pallangga, 2020

Dari tabel di atas jumlah kepala rumah tangga yang masuk ke dalam penduduk miskin tertinggi terdapat di Desa Bontoala sebanyak 404 kepala rumah tangga dan terendah terdapat di Kelurahan Mangalli sebanyak 92 kepala rumah tangga.

Penduduk cacat merupakan salah satu dari kelompok rentan terhadap suatu bencana. Data Penduduk cacat di kecamatan Pallangga dapat dilihat pada tabel 4.11 di bawah ini.

Tabel 4.11 Jumlah Penduduk Cacat Kecamatan Pallangga Tahun 2019

54

No Kelurah/Desa Penduduk Cacat

(disabilitas)

1 Desa Jenetallasa 19

2 Kelurahan Tetebatu 2

3 Desa Pallangga 3

4 Desa Bungaejaya 8

5 Desa Panakukang 6

6 Desa Julukanaya 5

7 Desa Julubori 7

8 Desa Julupamai 8

9 Desa Bontoramba 4

10 Desa Kampili 3

11 Desa Toddotoa 6

12 Kelurahan Parangbanoa 3

13 Kelurahan Pangkabinanga 10

14 Desa Bontoala 6

15 Desa Mangalli 11

16 Desa Taeng 6

Jumlah 107

Sumber: Kantor Camat Pallangga, 2020 3. Kerentanan Lingkungan

Parameter kerentanan lingkungan yaitu berdasarkan kepadatan bangunan.

Kepadatan bangunan merupakan perbandingan jumlah bangunan di suatu wilayah dengan luas wilayah tersebut. Perhitungan jumlah bangunan diketahui berdarkan hasil digitasi on screen kenampakan objek bangunan pada peta citra. Kepadatan bangunan di Kecamatan Pallangga terdiri dari 1 – 21 unit/ha. Kelurahan dengan kepadatan bangunan tertinggi terdapat di Kelurahan Jenetallasa sebesar 20 unit/ha, Data kepadatan bangunan Kecamatan Pallangga dapat dilihat pada tabel 4.12.

Tabel 4.12 Kepadatan Bangunan di Kecamatan Pallangga No Kelurahan/Desa Luas (ha) Jumlah

Bangunan

Kepadatan Bangunan/Ha 1 Desa Jenetallasa 122,57 2516 21 2 Kelurahan Tetebatu 298,93 1434 5

55 3 Desa Pallangga 391,86 1108 3 4 Desa Bungaejaya 328,71 400 1 5 Desa Panakukang 117,39 342 3 6 Desa Julukanaya 295,99 820 3

7 Desa Julubori 455,21 1339 3

8 Desa Julupamai 387,38 669 2

9 Desa Bontoramba 802,67 1332 2

10 Desa Kampili 542,95 1161 2

11 Desa Toddotoa 243,65 678 3

12 Kelurahan Parangbanoa 455,57 698 2 13 Kelurahan Pangkabinanga 191,45 1013 5

14 Desa Bontoala 250,39 3777 15

15 Desa Mangalli 151,71 2193 14

16 Desa Taeng 240,75 1653 7

Sumber : Hasil Olah Data, 2020

C. Analisis Kerentanan Banjir

Penentuan tingkat kerentanan berdasarkan jumlah skor dari seluruh indikator yang dikalikan dengan bobot. Hasil nilai kerentanan diklasifikasikan menjadi tiga kelas banjir (rentan tinggi, rentan sedang dan rentan rendah) dengan menggunakan klasifikasi aritmatik. Pembuatan nilai interval kelas kerentanan banjir bertujuan untuk membedakan kelas kerentanan banjir antara yang satu dengan yang lain.

Hasil skoring dari setiap kerentanan memiliki peluang nilai terbesar adalah 300 sedangkan nilai terkecil 100 dengan interval 66. berdasarkan pembagian tersebut maka dapat disimpulkan klasifikasi tingkat rentan banjir dalam setiap indikator kerentanan dapat dilihat pada tabel 4.13 dibawah ini.

Tabel 4.13. Klasifikasi Tingkat Kerentanan No Kelas Kerentanan Kelas

1. Rendah 100 – 166

56

2. Sedang 167 – 233

3. Tinggi 234 – 300

1. Kerentanan Fisik

Indikator kerentanan fisik memiliki skor berdasarkan hasil data sesuai parameter yang telah ditentukan. Adapun identifikasi skor kriteria Kerentanan fisik dapat dilihat pada tabel 4.14 di bawah ini.

Tabel 4.14. Identifikasi Skor Kriteria Kerentanan fisik

No Kel urah/Desa Indikator Hasil Data Skor

1 Jenetallasa Curah Hujan 2500 – 3000 mm 3

Elevasi Lahan 0 – 40 mdpl 3

Jarak dari Aliran Sungai < 100 m 3

2 Tetebatu Curah Hujan 3000 – 3500 mm 3

Elevasi Lahan 0 – 40 mdpl 3

Jarak dari Aliran Sungai < 100 m 3

3 Pallangga Curah Hujan 3000 – 3500 mm 3

Elevasi Lahan 0 – 40 mdpl 3

Jarak dari Aliran Sungai 100 – 300 m 2

4 Bungaejaya Curah Hujan 3000 – 3500 mm 3

Elevasi Lahan 0 – 40 mdpl 3

Jarak dari Aliran Sungai 100 – 300 m 2

5 Panakkukang Curah Hujan 3000 – 3500 mm 3

Elevasi Lahan 0 – 40 mdpl 3

Jarak dari Aliran Sungai 100 – 300 m 2

6 Julukanaya Curah Hujan 3000 – 3500 mm 3

Elevasi Lahan 0 – 40 mdpl 3

Jarak dari Aliran Sungai < 100 m 3

7 Julubori Curah Hujan 3000 – 3500 mm 3

Elevasi Lahan 0 – 40 mdpl 3

Jarak dari Aliran Sungai 100 – 300 m 2

8 Julupamai Curah Hujan 3000 – 3500 mm 3

Elevasi Lahan 41 – 80 mdpl 2

Jarak dari Aliran Sungai >300 m 1

9 Bontoramba Curah Hujan 3000 – 3500 mm 3

Elevasi Lahan 41 – 80 mdpl 2

Jarak dari Aliran Sungai < 100 m 3

10 Kampili Curah Hujan 3000 – 3500 mm 3

Elevasi Lahan 0 – 40 mdpl 3

57 Jarak dari Aliran Sungai <100 3

11 Toddotoa Curah Hujan 3000 – 3500 mm 3

Elevasi Lahan 0 – 40 mdpl 3

Jarak dari Aliran Sungai >300 m 1

12 Parangbanoa Curah Hujan 3000 – 3500 mm 3

Elevasi Lahan 0 – 40 mdpl 3

Jarak dari Aliran Sungai < 100 m 3

13 Pangkabinanga Curah Hujan 3000 – 3500 mm 3

Elevasi Lahan 0 – 40 mdpl 3

Jarak dari Aliran Sungai < 100 m 3

14 Bontoala Curah Hujan 3000 – 3500 mm 3

Elevasi Lahan 0 – 40 mdpl 3

Jarak dari Aliran Sungai < 100 m 3

15 Mangalli Curah Hujan 3000 – 3500 mm 3

Elevasi Lahan 0 – 40 mdpl 3

Jarak dari Aliran Sungai 100 – 300 m 2

16 Taeng Curah Hujan 3000 – 3500 mm 3

Elevasi Lahan 0 – 40 mdpl 3

Jarak dari Aliran Sungai < 100 m 3 Sumber: Hasil Analisis, 2020

penentuan skor nilai masing-masing indikator yaitu skor dikalikan dengan bobot sehingga dihasilkan nilai dari setiap parameter. Selanjutnya penjumlahan seluruh nilai indikator untuk menentukan klasifikasi tingkat kerentanan. Analisis pembobotan Indikator Kerentanan Fisik dapat dilihat pada tabel 4.15 di bawah ini.

Tabel 4.15. Analisis Pembobotan Indikator Kerentanan fisik No Kelurah/Desa Indikator Bobot Skor Nilai

(bobot x Skor)

Kelas Kerentanan

Fisik

1 Jenetallasa Curah Hujan 30 3 90 300

(tinggi)

Elevasi Lahan 30 3 90

JAS 40 3 120

2 Tetebatu Curah Hujan 30 3 90 300

(tinggi)

Elevasi Lahan 30 3 90

JAS 40 3 120

3 Pallangga Curah Hujan 30 3 90 260

(tinggi)

Elevasi Lahan 30 3 90

JAS 40 2 80

4 Bungaejaya Curah Hujan 30 3 90 260

(tinggi)

Elevasi Lahan 30 3 90

58

JAS 40 2 80

5 Panakkukang Curah Hujan 30 3 90 260

(tinggi)

Elevasi Lahan 30 3 90

JAS 40 2 80

6 Julukanaya Curah Hujan 30 3 90 300

(tinggi)

Elevasi Lahan 30 3 90

JAS 40 3 120

7 Julubori Curah Hujan 30 3 90 260

(tinggi)

Elevasi Lahan 30 3 90

JAS 40 2 80

8 Julupamai Curah Hujan 30 3 90 190

(sedang)

Elevasi Lahan 30 2 60

JAS 40 1 40

9 Bontoramba Curah Hujan 30 3 90 270

(tinggi)

Elevasi Lahan 30 2 60

JAS 40 3 120

10 Kampili Curah Hujan 30 3 90 300

(tinggi)

Elevasi Lahan 30 3 90

JAS 40 3 120

11 Toddotoa Curah Hujan 30 3 90 220

(sedang)

Elevasi Lahan 30 3 90

JAS 40 1 40

12 Parangbanoa Curah Hujan 30 3 90 300

(tinggi)

Elevasi Lahan 30 3 90

JAS 40 3 120

13 Pangkabinanga Curah Hujan 30 3 90 300

(tinggi)

Elevasi Lahan 30 3 90

JAS 40 3 120

14 Bontoala Curah Hujan 30 3 90 300

(tinggi)

Elevasi Lahan 30 3 90

JAS 40 3 120

15 Mangalli Curah Hujan 30 3 90 260

(tinggi)

Elevasi Lahan 30 3 90

JAS 40 2 80

16 Taeng Curah Hujan 30 3 90 300

(tinggi)

Elevasi Lahan 30 3 90

JAS 40 3 120

Sumber: Hasil Analisis, 2020

59

60 Gambar. 4.5 Peta Tingkat Kerentanan Fisik Kecamatan Pallangga

61 2. Kerentanan Sosial Ekonomi

Kerentanan sosial ekonomi menggambarkan tingkat kerapuhan masyarakat dalam mengahadapi bahaya. Penentuan kerentanan sosial ekonomi menggunakan 5 (lima) indikator penilaian yakni kepadatan penduduk, penduduk miskin, penduduk wanita, penduduk usia rentan, dan penduduk cacat. Identifikasi skor kriteria kerentanan Sosial Ekonomi dapat dilihat pada tabel 4.16 di bawah ini.

Tabel 4.16. Identifikasi Skor Kriteria Kerentanan Sosial Ekonomi

No Kelurah/Desa Indikator Hasil Data Skor

1 Jenetallasa Kepadatan Penduduk 164 jiwa/ha 3

Penduduk Miskin 9,06% 1

Penduduk Wanita 50% 3

Penduduk usia rentan 15,73% 1

Penduduk cacat 19 1

2 Tetebatu Kepadatan Penduduk 24 jiwa/ha 2

Penduduk Miskin 15,52% 1

Penduduk Wanita 50% 3

Penduduk usia rentan 15,74% 1

Penduduk cacat 2 1

3 Pallangga Kepadatan Penduduk 16 jiwa/ha 2

Penduduk Miskin 28,70% 2

Penduduk Wanita 51% 3

Penduduk usia rentan 15,74% 1

Penduduk cacat 3 1

4 Bungaejaya Kepadatan Penduduk 12 jiwa/ha 2

Penduduk Miskin 19,58% 1

Penduduk Wanita 51% 3

Penduduk usia rentan 15,73% 1

Penduduk cacat 8 1

5 Panakkukang Kepadatan Penduduk 54 jiwa/ha 3

Penduduk Miskin 28,64% 2

Penduduk Wanita 51% 3

Penduduk usia rentan 15,74% 1

Penduduk cacat 6 1

6 Julukanaya Kepadatan Penduduk 19 jiwa/ha 2

Penduduk Miskin 29,22% 2

Penduduk Wanita 51% 3

Penduduk usia rentan 15,73% 1

Penduduk cacat 5 1

62

7 Julubori Kepadatan Penduduk 14 jiwa/ha 2

Penduduk Miskin 25,52% 2

Penduduk Wanita 51% 3

Penduduk usia rentan 15,74% 1

Penduduk cacat 7 1

8 Julupamai Kepadatan Penduduk 9 jiwa/ha 1

Penduduk Miskin 21,28% 2

Penduduk Wanita 52% 3

Penduduk usia rentan 15,73% 1

Penduduk cacat 8 1

9 Bontoramba Kepadatan Penduduk 7 jiwa/ha 1

Penduduk Miskin 24,80% 2

Penduduk Wanita 51% 3

Penduduk usia rentan 15,74% 1

Penduduk cacat 4 1

10 Kampili Kepadatan Penduduk 10 jiwa/ha 2

Penduduk Miskin 25,71% 2

Penduduk Wanita 52% 3

Penduduk usia rentan 15,74% 1

Penduduk cacat 3 1

11 Toddotoa Kepadatan Penduduk 16 jiwa/ha 2

Penduduk Miskin 21% 2

Penduduk Wanita 51% 3

Penduduk usia rentan 15,72% 1

Penduduk cacat 6 1

12 Parangbanoa Kepadatan Penduduk 7 jiwa/ha 1

Penduduk Miskin 25,75% 2

Penduduk Wanita 52% 3

Penduduk usia rentan 15,70% 1

Penduduk cacat 3 1

13 Pangkabinanga Kepadatan Penduduk 37 jiwa/ha 3

Penduduk Miskin 20,37% 2

Penduduk Wanita 50% 3

Penduduk usia rentan 15,74% 1

Penduduk cacat 10 1

14 Bontoala Kepadatan Penduduk 93 jiwa/ha 3

Penduduk Miskin 8,85% 1

Penduduk Wanita 50% 3

Penduduk usia rentan 15,74% 1

Penduduk cacat 6 1

15 Mangalli Kepadatan Penduduk 82 jiwa/ha 3

Penduduk Miskin 3,87% 1

Penduduk Wanita 51% 3

Penduduk usia rentan 15,74% 1

Penduduk cacat 11 1

16 Taeng Kepadatan Penduduk 37 jiwa/ha 3

Penduduk Miskin 7,49% 1

63

Penduduk Wanita 49% 3

Penduduk usia rentan 15,74% 1

Penduduk cacat 6 1

Sumber: Hasil Analisis, 2020

Kepadatan penduduk di Kecamatan Pallangga tertinggi sebesar 164 jiwa/ha yaitu di Desa Jenetallasa dengan skor tiga dan terendah di Kelurahan Parangbanoa dengan skor satu. Persentase penduduk wanita sebesar 49 - 52 % termasuk kelas kerentanan tinggi dengan skor tiga. Hal tersebut sesuai dengan tolak ukur yakni kepadatan penduduk >25 jiwa/ha serta persentase penduduk wanita >40%

termasuk kelas kerentanan tinggi. Sedangkan indikator persentase penduduk usia rentan dan persentase penduduk cacat termasuk kelas rentan rendah dengan skor satu disebabkan berdasarkan tolak ukur persentase indikator tersebut berada

<20%.

Tabel 4.17. Analisis Pembobotan Kerentanan Sosial Ekonomi No Kelurah/Desa Indikator Bobot Skor Nilai

(Bobot x Skor)

Kelas Kerentanan

Sosial Ekonomi

1 Jenetallasa Kepadatan Penduduk 60 3 180 240

(tinggi)

Penduduk Miskin 10 1 10

Penduduk Wanita 10 3 30

Penduduk usia rentan 10 1 10

Penduduk cacat 10 1 10

2 Tetebatu Kepadatan Penduduk 60 2 120 180

(sedang)

Penduduk Miskin 10 1 10

Penduduk Wanita 10 3 30

Penduduk usia rentan 10 1 10

Penduduk cacat 10 1 10

3 Pallangga Kepadatan Penduduk 60 2 120 190

(sedang)

Penduduk Miskin 10 2 20

Penduduk Wanita 10 3 30

Penduduk usia rentan 10 1 10

Penduduk cacat 10 1 10

4 Bungaejaya Kepadatan Penduduk 60 2 120 180

(sedang)

Penduduk Miskin 10 1 10

Penduduk Wanita 10 3 30

Penduduk usia rentan 10 1 10

64

Penduduk cacat 10 1 10

5 Panakkukang Kepadatan Penduduk 60 3 180 250

(tinggi)

Penduduk Miskin 10 2 20

Penduduk Wanita 10 3 30

Penduduk usia rentan 10 1 10

Penduduk cacat 10 1 10

6 Julukanaya Kepadatan Penduduk 60 2 120 200

(sedang)

Penduduk Miskin 10 2 20

Penduduk Wanita 10 3 30

Penduduk usia rentan 10 1 10

Penduduk cacat 10 1 10

7 Julubori Kepadatan Penduduk 60 2 120 190

(sedang)

Penduduk Miskin 10 2 20

Penduduk Wanita 10 3 30

Penduduk usia rentan 10 1 10

Penduduk cacat 10 1 10

8 Julupamai Kepadatan Penduduk 60 1 60 130

(rendah)

Penduduk Miskin 10 2 20

Penduduk Wanita 10 3 30

Penduduk usia rentan 10 1 10

Penduduk cacat 10 1 10

9 Bontoramba Kepadatan Penduduk 60 1 60 130

(rendah)

Penduduk Miskin 10 2 20

Penduduk Wanita 10 3 30

Penduduk usia rentan 10 1 10

Penduduk cacat 10 1 10

10 Kampili Kepadatan Penduduk 60 2 120 190

(sedang)

Penduduk Miskin 10 2 20

Penduduk Wanita 10 3 30

Penduduk usia rentan 10 1 10

Penduduk cacat 10 1 10

11 Toddotoa Kepadatan Penduduk 60 2 120 190

(sedang)

Penduduk Miskin 10 2 20

Penduduk Wanita 10 3 30

Penduduk usia rentan 10 1 10

Penduduk cacat 10 1 10

12 Parangbanoa Kepadatan Penduduk 60 1 60 130

(rendah)

Penduduk Miskin 10 2 20

Penduduk Wanita 10 3 30

Penduduk usia rentan 10 1 10

Penduduk cacat 10 1 10

13 Pangkabinanga Kepadatan Penduduk 60 3 180 250 (tinggi)

Penduduk Miskin 10 2 20

Penduduk Wanita 10 3 30

Penduduk usia rentan 10 1 10

Penduduk cacat 10 1 10

14 Bontoala Kepadatan Penduduk 60 3 180 240

65

Penduduk Miskin 10 1 10 (tinggi)

Penduduk Wanita 10 3 30

Penduduk usia rentan 10 1 10

Penduduk cacat 10 1 10

15 Mangalli Kepadatan Penduduk 60 3 180 240

(tinggi)

Penduduk Miskin 10 1 10

Penduduk Wanita 10 3 30

Penduduk usia rentan 10 1 10

Penduduk cacat 10 1 10

16 Taeng Kepadatan Penduduk 60 3 180 250

(tinggi)

Penduduk Miskin 10 1 10

Penduduk Wanita 10 3 30

Penduduk usia rentan 10 2 20

Penduduk cacat 10 1 10

Sumber: Hasil Analisis, 2020

Berdarkan hasil dari pembobotan indikator kerentanan sosial ekonomi pada tabel 4.13 dihasilkan bahwa Desa Jenetallassa, Desa Panakkukang, Kelurahan Pangkabinanga, Desa Bontoala, Kelurahan Mangalli dan Desa Taeng menunjukkan kelas rentan tinggi dengan nilai klasifikasi 234 – 300. Kelurahan Tetebatu, Desa Pallangga, Desa Bungae Jaya, Desa Julukanaya, Desa Julubori, Desa Kampili dan Desa Toddotoa menunjukkan rentan sedang dengan nilai hasil pembobotan 167 – 233. Sedangkan Desa Julupamai, Desa Bontoramba dan Kelurahan Parangbanoa menunjukkan kelas rentan rendah dengan hasil hasil klasifikasi 100 – 166.

Dokumen terkait