• Tidak ada hasil yang ditemukan

PDF Oleh : KARTIKA NIM: 15.3200.027 PROGRAM STUDI BIMBINGAN ... - IAIN Pare

N/A
N/A
Nguyễn Gia Hào

Academic year: 2023

Membagikan "PDF Oleh : KARTIKA NIM: 15.3200.027 PROGRAM STUDI BIMBINGAN ... - IAIN Pare"

Copied!
112
0
0

Teks penuh

PENDAHULUAN

Rumusan Masalah

Tujuan Penelitian

Kegunaan Penelitian

43Kiky Rezky Amaliah M.S, Pengaruh Pola Asuh Terhadap Disiplin Diri Anak (Studi Kasus Pada Keluarga Pemecah Batu Kecamatan Bacukiki) (Parepare: Perguruan Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Parepare), p.1. Ho : βo = 0 Tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara pola asuh dengan pembentukan kepribadian anak.

TINJAUAN PUSTAKA

Teori Pola Asuh

Orang tua adalah orang yang bersedia berkorban untuk anak-anak mereka, tidak peduli apa yang mereka dapatkan sebagai balasannya. 8Erna Lestari, Rizqie Auliana, Hubungan antara pola asuh dengan prestasi belajar siswa konsentrasi Patisserie di SMK Negeri Sewon Bantul, Jurnal Hubungan Parenting, (Yogyakarta: Universitas Negeri Yogyakarta, 2009), p.2.

Macam-Macam Pola Asuh

Kebebasan bertindak atas nama sendiri dibatasi, anak jarang diajak berkomunikasi dan diajak ngobrol, bercerita, bertukar pikiran dengan orang tua. Pola permisif yaitu membiarkan anak bertindak sesuai dengan keinginannya, orang tua tidak memberikan hukuman dan kontrol.

Faktor-Faktor yang mempengaruhi Pola Asuh Orang Tua

Sehingga orang tua yang sangat terlatih dalam melakukan berbagai upaya pendidikan anak usia dini akan muncul sikap yang lebih tenang, tegas dan sabar. Untuk mencapai rasa aman pada anak usia dini, agama memegang peranan yang sangat penting, maka secara tidak langsung orang tua diharapkan memiliki pengetahuan agama yang mendalam.

Peran Keluarga Dalam Pengasuhan Anak

Dibawah ini adalah sembilan macam peran orang tua dalam mendidik anaknya yang juga mempengaruhi kepribadian anak yaitu sebagai berikut. Dengan mencontohkan keteladanan Nabi Muhammad sebagai teladan yang terbaik, sudah seharusnya orang tua menjadi teladan yang terbaik bagi anak-anaknya.

Karakteristik Anak Usia Dini

Teori Kepribadian

Bentuk-bentuk Kepribadian anak

Tabel 4.24 menunjukkan bahwa orang tua mengatakan anaknya sering memukul teman sebayanya, hal ini terlihat dari persentase sangat setuju (0%), setuju (10%), tidak setuju (41%), sedangkan sangat tidak setuju (49%). Tabel 4.25 menunjukkan bahwa orang tua mengatakan anaknya sering membentak, hal ini terlihat dari persentase yang sangat setuju (0%), setuju (0%), tidak setuju (43%), sedangkan sangat tidak setuju (57%). Dari Tabel 4.26 terlihat bahwa orang tua menunjukkan bahwa anaknya tidak mendengarkan nasehatnya, hal ini terlihat dari persentase sangat setuju (0%), setuju (0%), tidak setuju (66%), sedangkan sangat tidak setuju (34%).

Berdasarkan Tabel 4.27 terlihat bahwa orang tua mengatakan anaknya sering bertengkar dengan saudaranya, hal ini terlihat dari persentase sangat setuju (0%), setuju (8%), tidak setuju (66%), sedangkan sangat tidak setuju (26%). Tabel 4.28 menunjukkan bahwa orang tua mengatakan anaknya sering mengajak saya ngobrol, hal ini terlihat dari persentase sangat setuju (30%), setuju (70%), tidak setuju (0%), sedangkan sangat tidak setuju (0%). Berdasarkan Tabel 4.30 terlihat bahwa orang tua mengatakan bahwa anaknya selalu mendengarkannya, hal ini terlihat dari persentase sangat setuju (41%), setuju (59%), tidak setuju (0%), sedangkan sangat tidak setuju (0%).

Berdasarkan tabel 4.32 terlihat bahwa orang tua menyatakan anaknya mampu bersaing di sekolahnya, hal ini terlihat dari persentase sangat setuju (33%), setuju (58%), tidak setuju (9%), sedangkan sangat tidak setuju (0%).

Faktor yang mempengaruhi Kepribadian Anak

Metode pembentukan Kepribadian Anak

Jika orang tua sebagai pendidik berperilaku jujur, dapat dipercaya, berakhlak mulia, berani dan menjauhkan diri dari perbuatan yang dilarang agama, maka anak akan tumbuh dalam kejujuran, terbentuk akhlak yang mulia, menjadi anak yang pemberani dan mampu menjauhkan diri dari perbuatan yang dilarang oleh agama. Ketika pendidik memimpin dengan memberi contoh, anak-anak akan melihat dan bertindak sebagai contoh. Habituasi adalah suatu keadaan dimana seseorang menggunakan perilaku yang belum pernah atau jarang dilakukan untuk sering dilakukan, sehingga akhirnya menjadi habituasi.

Kebiasaan baik seperti beribadah kepada Allah yang selalu dilakukan dalam keluarga akan membuat anak tumbuh menjadi rajin sholat, membaca dan berpuasa. Anak akan melihat bahwa orang tua adalah sosok yang ideal bagi mereka.41 Jadi, orang tua adalah sosok yang ideal bagi mereka. Contoh latihan yang dapat digunakan dalam pembentukan karakter anak antara lain latihan membaca, menulis, berhitung, latihan fisik, latihan keterampilan lainnya.

Motivasi mempunyai pengaruh yang sangat baik dan positif terhadap perkembangan psikologi manusia, khususnya perkembangan pendidikan anak.42 Orang tua sebagai pendidik pertama dan utama bagi anaknya sudah selayaknya memotivasi anak untuk mengembangkan segala potensi yang dimilikinya.

Tinjauan Hasil Penelitian Relevan

2.2.2 “Pengaruh Pola Asuh Terhadap Prestasi Belajar Anak Mata Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan” (Oleh: Prayekti Kusumasari, Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Semarang). Jenis penelitian ini digunakan untuk mengetahui pengaruh variabel satu yaitu orang tua orang tua terhadap variabel lainnya yaitu prestasi belajar anak pada mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan (PKN) di sekolah. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat pengaruh yang positif dan signifikan antara pola asuh yang digunakan orang tua terhadap anak, hal ini terlihat dari hasil yang diperoleh anak pada mata pelajaran PKN.

Sementara penelitian saat ini membahas dampak pola asuh terhadap pembentukan kepribadian anak, jenis penelitian ini bersifat kuantitatif dengan pendekatan asosiasi longgar. 2.2.3 “Gaya Asuh Orang Tua Dalam Pembentukan Akhlak Anak Usia 6-11 Tahun di Kompleks Sekretariat Negara Republik Indonesia” (Oleh: Dinno Irensa, NIM Jurusan: Bimbingan dan Penyuluhan Islam Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi). Hasil dari penelitian ini adalah bahwa pola asuh demokratis cenderung membentuk moral anak usia 6-11 tahun, walaupun hanya beberapa orang tua di komplek sekretariat negara yang menerapkan pola asuh demokratis, namun kebanyakan dari mereka mengetahui pentingnya pola asuh yang tepat untuk membentuk akhlak pada anak.

Sementara itu, penelitian terkini membahas bagaimana pola asuh yang baik membentuk kepribadian anak yang lebih baik.

Kerangka Pikir

Hipotesis Penelitian

Definisi Operasional Variabel

Tabel 4.21 menunjukkan bahwa orang tua menunjukkan bahwa anaknya tidak suka bergaul dengan banyak orang, hal ini ditunjukkan dengan persentase sangat setuju (0%), setuju (55%), tidak setuju (45%) dan sangat tidak setuju (0%). Tabel 4.23 menunjukkan bahwa orang tua menunjukkan bahwa anaknya cepat marah jika keinginannya tidak terpenuhi. Tabel 4.29 menunjukkan bahwa orang tua menunjukkan bahwa anaknya menceritakan segala hal tentang kegiatannya, hal ini ditunjukkan dengan persentase sangat setuju (34%), setuju (53%), tidak setuju (13%) dan sangat tidak setuju (0%).

Berdasarkan Tabel 4.31 terlihat bahwa orang tua menyatakan bahwa anaknya sudah mampu berbicara di depan umum yang dapat dilihat dari persentase sangat setuju (22%), setuju (65%), tidak setuju (13%) dan tidak setuju sama sekali (0%). Berdasarkan Tabel 4.33 terlihat bahwa orang tua menyatakan bahwa anaknya suka bercanda dan bermain dengan saudaranya, yang terlihat pada persentase sangat setuju (43%), setuju (57%), tidak setuju (0%), sedangkan sangat tidak setuju (0%). Berdasarkan Tabel 4.34 terlihat bahwa orang tua menyatakan bahwa anaknya dapat bergaul dengan teman sebayanya yang terlihat pada persentase sangat setuju (47%), setuju (53%), tidak setuju (0%), dan sangat tidak setuju (0%).

Dari Tabel 4.35 terlihat bahwa orang tua menunjukkan bahwa anaknya mampu menghargai orang yang lebih tua darinya, hal ini terlihat dari total persentase yang menyatakan sangat setuju (57%), setuju (43%), tidak setuju (0%), sedangkan sangat tidak setuju (0%).

METODE PENELITIAN

Lokasi dan Waktu Penelitian

Populasi dan Sampel

Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data

Kuesioner adalah teknik pengumpulan informasi yang memungkinkan analis mempelajari sikap, keyakinan, perilaku, dan karakteristik beberapa orang kunci dalam suatu organisasi yang mungkin terpengaruh oleh sistem yang diusulkan atau sistem yang ada.

Teknik Analisis Data

Responden dalam penelitian ini adalah orang tua di Dusun Leppagang Selatan sebanyak 76 orang. Tabel 4.22 menunjukkan bahwa orang tua menyatakan bahwa anaknya tidak percaya diri berbicara di depan umum yang ditunjukkan dengan persentase sangat setuju (0%), setuju (28%), tidak setuju (56%) dan tidak setuju sama sekali (16%). Jika thitung > ttabel, maka Ho ditolak yang berarti ada pengaruh antara pola asuh dengan pembentukan kepribadian anak.

Hal ini terlihat dari banyaknya responden yang menjawab tidak setuju jika apa yang dilakukan anak harus sesuai dengan keinginan orang tuanya. Hal ini memberikan gambaran tentang orang tua di Dusun Leppangang Selatan Kecamatan Patampanua Kabupaten Pinrang yang merupakan pola asuh demokratis karena pada saat masyarakat Hal ini menggambarkan bahwa orang tua di Dusun Leppangang Selatan memiliki pola asuh yang demokratis, karena jika anak melakukan kesalahan disarankan untuk melakukan konseling.

Orang tua yang menerapkan pola asuh yang benar pada anaknya nantinya akan mempengaruhi pembentukan kepribadian anak.

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Pengumpulan Data

Berdasarkan tabel di atas terlihat bahwa jumlah kuesioner yang kembali adalah 76 kuesioner dan jumlah kuesioner yang tidak dikembalikan adalah 0 sehingga terdapat 76 kuesioner yang harus diolah.

Deskripsi Hasil Penelitian

Analisis Data

  • Uji Hipotesis

Karena nilai koefisien b = 0,351 (positif), maka model regresinya positif atau searah, artinya semakin tinggi nilai variabel pola asuh ayah/ibu (X), maka semakin tinggi pula nilai variabel pembentuk kepribadian anak (Y). Pengujian hipotesis atau pengujian efek berfungsi untuk mengetahui apakah koefisien regresi tersebut signifikan atau tidak. Pengujian hipotesis secara parsial bertujuan untuk mengetahui apakah terdapat pengaruh secara parsial variabel independen terhadap variabel dependen.

Berdasarkan tabel output di atas diketahui nilai signifikan (Sig) sebesar 0,001 yang lebih kecil dari < 0,05 taraf signifikansi. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa Ho ditolak dan H1 diterima yang artinya ada pengaruh yang signifikan antara pola asuh terhadap pembentukan kepribadian anak yang nilainya signifikan. Hasil analisis regresi data penelitian di atas menunjukkan bahwa hipotesis yang diajukan diterima dimana pola asuh memiliki pengaruh positif.

Pembahasan Hasil Penelitian

Hal ini menunjukkan semakin banyak responden yang menjawab tidak setuju jika anak melakukan kesalahan maka orang tua langsung memukul. Hal ini menggambarkan bahwa orang tua di Dusun Leppangang Selatan memiliki pola asuh demogratis karena jika anak diberikan kehendak bebas cenderung egois dan agresif. Hal ini menggambarkan bahwa orang tua di Dusun Leppangang Selatan memiliki pola asuh demokratis karena jika kesehatan anak tidak dijaga maka anak menganggap dirinya tidak diperhatikan dan disayangi.

Hal ini menggambarkan bahwa orang tua di kelurahan Leppangang Selatan memiliki pola asuh bebas demo karena jika orang tua cuek terhadap aktivitas anaknya maka anak cenderung minder akibat kurangnya perhatian orang tua. Dari penelitian tersebut, penulis melihat bahwa tumbuh kembang kepribadian seorang anak sangat dipengaruhi oleh cara orang tua dalam mengasuhnya. Artinya, jika thitung > ttabel maka Ho ditolak yang berarti ada pengaruh antara pola asuh dengan pembentukan kepribadian anak.

Pembentukan kepribadian anak nantinya akan dipengaruhi oleh orang tua yang menggunakan gaya pendidikan yang tepat bagi anaknya, dan anak yang tidak diberikan gaya pendidikan yang baik atau sesuai akan mempengaruhi. Jadi, semakin baik pola asuh yang digunakan orang tua, maka semakin baik pula kepribadian anak yang terbentuk. Berdasarkan analisis yang diuraikan dalam tesis ini mengenai pengaruh pola asuh orang tua terhadap pembentukan kepribadian anak di Dusun Leppagang Kecamatan Patamanua Kabupaten Pinrang dapat disusun.

PENUTUP

Gambar

Tabel  Judul Tabel  Halaman
Tabel 4.1 Jumlah Kuesioner
4.3.2.1  Tabel Item Pernyataan
Tabel 4.6 : Anak harus pulang tepat waktu dan hanya boleh bermain di rumah  saja
+7

Referensi

Dokumen terkait

24198 dated 3 July 2017, which indicate that High Pathogenic Avian Influenza HPAI outbreaks have occurred in West- Vlaanderen, Belgium, South Africa and Togo, it is deemed necessary for