• Tidak ada hasil yang ditemukan

PDF Pendidikan Non Formal dan Informal Dalam Bingkai Pendidikan ... - UNJ

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "PDF Pendidikan Non Formal dan Informal Dalam Bingkai Pendidikan ... - UNJ"

Copied!
49
0
0

Teks penuh

KONSEP DAN IMPLEMENTASI PENDIDIKAN

Pendahuluan

Acuan Empirik Pelaksanaan Sistem Belajar Sepanjang

Artikulasi dan Transfer Pada Konteks Pendidikan

Perbedaan PSH di Negara Ekonomi Maju dan Negara

Kecenderungan Manajemen PSH

Kesimpulan

Daftar Pustaka

HAKIKAT PENDIDIKAN NON FORMAL, INFORMAL DALAM

Pengantar

Derajat efektifitas proses belajar sepanjang hayat tergantung pada perlakuan terhadap peserta didik dan lingkungannya. Pada saat yang hampir bersamaan, UNESCO mulai mensosialisasikan istilah pendidikan seumur hidup dan masyarakat pembelajar.

Konsepsi Pendidikan

Pendidikan sebagai proses pertumbuhan dan perkembangan tidak dijelaskan sebagai media kelangsungan hidup dan peningkatan kehidupan dan kehidupan sosial sejak lahir hingga akhir hayat. Pendidikan nonformal yang berlangsung sedemikian rupa sehingga pendidikan berlangsung dalam keluarga, mempunyai peranan yang besar sebagai sarana pendidikan sepanjang hayat, sepanjang hidup seseorang atau sekelompok orang. Di sini hakikat pendidikan adalah seumur hidup yang diwujudkan melalui pembelajaran sepanjang hayat.

Pendidikan seumur hidup telah dan terus dijalani oleh seseorang atau sekelompok orang, sesuai dengan ketersediaan (supply) faktor internal dan identifikasi kebutuhan (needs) serta penyediaan perlengkapan (means). Kedudukan pendidikan formal, nonformal, dan informal berada dalam kerangka perwujudan pendidikan dan pembelajaran sepanjang hayat. Dengan demikian, pendidikan ekstrakurikuler melalui kerangka Lifelong Education telah memberikan arahan dan membantu proses “kematangan” belajar warga negara, dengan tujuan untuk meningkatkan kualitas hidup dan penghidupannya.

Pendidikan Sepanjang Hayat

Pendidikan seumur hidup (1) Pemahaman. anak usia sekolah, remaja, dewasa) yang karena berbagai faktor kurang beruntung dalam memperoleh kesempatan pendidikan formal, perlu memperoleh layanan pendidikan melalui jalur pendidikan nonformal, terutama melalui pendidikan kesetaraan. Konsep pembelajaran sepanjang hayat memandang pendidikan sebagai suatu sistem menyeluruh yang memuat prinsip-prinsip pengorganisasian bagi pengembangan pendidikan. Oleh karena itu, untuk dapat bertahan dan menguasai nasib hidup sendiri, maka peran pendidikan atau pembelajaran sepanjang hayat sangat diperlukan bagi setiap orang.

Keempat pilar tersebut pertama-tama mempelajari ilmu, yaitu belajar mengetahui instrumen-instrumen ilmu. Pembelajaran berbasis kerja berkaitan dengan bagaimana pendidikan dapat disesuaikan dengan pekerjaan di masa depan, dimana pembelajaran berbasis kerja tidak lagi sekadar berarti mempersiapkan seseorang untuk tugas-tugas praktis. Selain itu, ia juga mampu menilai dan menumbuhkan rasa tanggung jawab, dimana pendidikan tidak boleh meremehkan satu aspek pun dari potensi manusia, ingatan, penalaran, rasa estetika, kepercayaan diri, kemampuan fisik dan keterampilan komunikasi.

Prinsip-prinsip Pendidikan Non Formal

Pembelajaran yang harus dilakukan harus dilihat dalam konteks pengalaman dalam berbagai kegiatan sosial atau nasional, atau bersifat formal yang melibatkan kursus dan program yang bergantian antara belajar dan bekerja. Belajar menjadi seseorang berarti belajar mengembangkan kepribadian yang lebih baik dan mampu bertindak secara mandiri. Pendidikan mempunyai tujuan yang sesuai dengan tingkat kebutuhan belajarnya dan pengembangan kepuasan diri setiap orang yang akan melaksanakan kegiatan belajar.

Memperoleh pendidikan merupakan prasyarat bagi perkembangan kehidupan manusia, baik untuk memotivasi diri sendiri maupun untuk meningkatkan kemampuan diri, agar masyarakat senantiasa melaksanakan kegiatan belajar untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Pembelajaran seumur hidup merupakan suatu proses yang berkesinambungan bagi setiap orang dengan meningkatkan dan menyesuaikan pengetahuan dan keterampilannya, serta penilaian dan kemampuan atas tindakannya. Pengetahuan, keterampilan kerja, pemahaman bagaimana hidup bersama orang lain, dan keterampilan hidup merupakan empat aspek yang sangat berkaitan erat dalam satu realitas yang sama.

Karakteristik dan Fungsi Pendidikan Sepanjang Hayat 32

Definisi lain mengacu pada mis. untuk: partisipasi masyarakat dalam pendidikan, pengambilan keputusan di sekolah, pendidikan yang diselenggarakan oleh sekolah/yayasan swasta, pendidikan dan pelatihan yang diselenggarakan oleh balai pelatihan milik swasta, berbagai kegiatan pendidikan luar sekolah yang disediakan pemerintah untuk masyarakat sipil, kegiatan pembelajaran lokal pusat pendidikan luar sekolah yang diselenggarakan oleh masyarakat setempat, masyarakat setempat atau lembaga swasta. Co-management diartikan sebagai pembagian tanggung jawab dan wewenang antara pemerintah dan pengguna sumber daya alam setempat (masyarakat) dalam pengelolaan sumber daya alam seperti perikanan, terumbu karang, mangrove dan sebagainya (Pomeroy dan Williams, 1994). Dalam Co-Management, masyarakat dan pemerintah saling terhubung sehingga terbuka peluang interaksi dalam bentuk audiensi atau penilaian awal, jika pemerintah misalnya harus menetapkan aturan pengelolaan sumber daya alam di suatu daerah.

Dalam konsep Co-Management, masyarakat lokal bersama pemerintah dan pemangku kepentingan lainnya merupakan mitra penting dalam pengelolaan sumber daya alam di suatu wilayah. Pendidikan ekstrakurikuler menekankan pembelajaran fungsional sesuai dengan kebutuhan hidup peserta didik. Dalam pendidikan ekstrakurikuler dan pembelajaran mandiri, siswa mengambil inisiatif dan mengontrol kegiatan belajarnya.

Kesimpulan

Daftar Pustaka

Banyak sekali kebutuhan belajar manusia yang hanya dapat didekati dan diselesaikan melalui pendidikan di luar sekolah. Banyak permasalahan dan kebutuhan belajar individu dan masyarakat yang hanya dapat diatasi dengan teknologi pendidikan (rekayasa) di luar sekolah. Keberadaan pendidikan nonformal atau pendidikan nonformal dalam sistem pendidikan nasional telah mempengaruhi perkembangan pendidikan di Indonesia.

Pendidikan ekstrakurikuler juga bertujuan untuk memenuhi kebutuhan belajar masyarakat yang tidak dapat dipenuhi melalui pendidikan sekolah. Di sisi lain, keberadaan satuan pendidikan nonformal belum bisa dimanfaatkan secara maksimal oleh masyarakat. Pada tahun 1983, Direktorat Pendidikan Masyarakat berada di bawah naungan Direktorat Jenderal Pendidikan Pemuda dan Olahraga Luar Ruang (DIKLUSEPORA).

Buku ini hanya membahas tentang satuan pendidikan nonformal yang terdiri atas lembaga kursus, lembaga pelatihan, kelompok belajar, pusat kegiatan belajar masyarakat dan majelis taklim serta satuan pendidikan sejenis (Pasal 26 ayat 4). Pengelompokan ini dimaksudkan untuk menggambarkan luasnya cakupan satuan pendidikan ekstrakurikuler, khususnya yang berkaitan dengan mata kuliah. Instansi lain yang menyelenggarakan satuan pendidikan ekstrakurikuler selain Dinas Pendidikan antara lain Kementerian Pertanian yang.

Jenis dan jumlah satuan pendidikan di luar sekolah yang diselenggarakan oleh masyarakat cukup banyak, baik lembaga swasta maupun perseorangan.

ORIENTASIPENYELENGGARAAN PENDIDIKAN

Perluasan Medan Garap Pendidikan Non Formal

Pendidikan Non Formal di Era Global

Dalam rangka menambah, melengkapi dan memutakhirkan pengetahuan dan keterampilan tersebut, maka peranan pendidikan nonformal dan informal sangatlah penting dan sangat strategis. Pesatnya perkembangan program pendidikan nonformal di masyarakat dengan semakin meningkatnya kebutuhan masyarakat terhadap layanan program pendidikan nonformal merupakan konsekuensi yang tidak bisa dihindari dari pesatnya pergerakan pembangunan, modernisasi, industrialisasi dan teknologi informasi yang berlangsung. di Indonesia selama ini. Pesatnya kebutuhan praktik dan pembelajaran pendidikan non-formal merupakan konsekuensi yang tidak bisa dihindari dari pesatnya pergerakan pembangunan, modernisasi, industrialisasi dan teknologi informasi yang terjadi di Indonesia.

Arah tersebut memerlukan kontribusi dari berbagai bidang profesi dan keilmuan, termasuk pendidikan pada umumnya dan pendidikan nonformal pada khususnya. Kebutuhan ini memerlukan intervensi pendidikan dan terutama menjadi wilayah kerja seluruh lembaga pendidikan nonformal yang tersebar di lembaga-lembaga publik dan non-pemerintah. Program pembelajaran yang bersifat “on top and next to school” (program pendidikan lanjutan dan sesudah sekolah yang bersifat non-gelar, komplementer, dan susulan) hanya dapat diselenggarakan oleh lembaga pendidikan sekolah melalui program pendidikan nonformal.

Manusia sebagai Partisipan Belajar

20 Tahun 2003, pendidikan nasional terdiri dari dua jalur, yaitu jalur pendidikan sekolah dan jalur pendidikan luar sekolah. Konsep pendidikan ekstrakurikuler muncul atas dasar pengamatan dan pengalaman langsung dan/atau tidak langsung. Sebagai suatu sistem, produk pendidikan nonformal dipengaruhi oleh masukan, lingkungan dan proses pendidikan itu sendiri.

Satuan pendidikan nonformal yang bersangkutan adalah lembaga kursus, lembaga pelatihan, kelompok belajar, pusat kegiatan belajar masyarakat dan jemaah taklim serta satuan pendidikan sejenis. Oleh karena itu, didirikanlah satuan pendidikan yang serupa dengan satuan pendidikan nonformal: majelis taklim (UU No. 20 Tahun 2003 pasal 26 ayat 4). 73 Tahun 1991 tentang pendidikan luar sekolah adalah prasekolah (Kelompok Bermain, Tempat Penitipan Anak), pusat pelatihan dan konseling, kepanduan, pertapaan pencak silat, sanggar seni, sanggar/teater, lembaga komunikasi pendidikan melalui media massa (cetak dan elektronik) dan jamaah taklim. (dalam UU No. 20 Tahun 2003 sebagai satuan pendidikan luar sekolah).

Pendidikan di luar sekolah adalah gerakan bimbingan, konseling dan kursus-kursus yang berkaitan dengan kesehatan dan gizi. Kurang optimalnya keberhasilan satuan pendidikan nonformal dalam meningkatkan mutu hidup masyarakat dipengaruhi oleh banyak faktor, faktor-faktor tersebut saling mempengaruhi.

Perluasan Medan Garap Pendidikan Non Formal

Butuh Penataan dan Fasilitas Terarah

Kesimpulan

  • Daftar Pustaka

Apalagi pendidikan nonformal mempunyai makna, sistem, prinsip dan paradigma tersendiri yang relatif berbeda dengan pendidikan sekolah. Dimana dengan satuan pendidikan ekstrakurikuler masyarakat dapat memilih satuan belajar yang diinginkan sesuai dengan minat, kebutuhan dan harapan masa depannya. Kualitas hidup ini memberikan gambaran bahwa satuan pendidikan ekstrakurikuler patut dikritisi keberadaannya, pelaksanaannya dan faktor-faktor lain yang berkaitan dengan peningkatan kualitas hidup dan kehidupan masyarakat.

Dalam konteks ini, sebagai ujung tombak penyelenggaraan pendidikan ekstrakurikuler, SKB menyelenggarakan berbagai kursus keterampilan yang dibutuhkan masyarakat. 73 Tahun 1991 tentang PLS memberikan batasan bahwa mata kuliah adalah satuan pendidikan ekstrakurikuler yang terdiri dari sekelompok anggota masyarakat yang memberikan pengetahuan, keterampilan, dan sikap mental tertentu kepada peserta didik setempat. Untuk itu, untuk mengatasi kelemahan tersebut perlu dilakukan peningkatan kompetensi aparatur dan pembelian tenaga profesional pada pendidikan nonformal.

PROGRAM-PROGRAM PENDIDIKAN NONFORMAL 65

Penyelenggaraan Satuan Pendidikan Non Formal

Pengembangan satuan pendidikan nonformal sejak lahir hingga saat ini dilakukan oleh lembaga pemerintah dan masyarakat. Pemerintah melalui departemen dan nondepartemen menyelenggarakan pendidikan ekstrakurikuler baik untuk menyediakan tenaga baru yang dibutuhkan lembaga tersebut, untuk meningkatkan kapasitas staf yang ada di lembaga tersebut, maupun untuk melayani masyarakat. Kejar yang termasuk dalam kelompok ini adalah Kejar Setara Sekolah Dasar Paket A, Kejar Paket Setara SMP, dan Kejar Setara SMA Paket C dimana pesertanya diprioritaskan kepada masyarakat yang tidak mampu dan masyarakat yang mampu karena suatu hal tidak dapat bersekolah.

Penyelenggaraan program kejar Paket A dan Paket B serta Paket C juga dikaitkan dengan pembinaan dan pengembangan keterampilan fungsional siswa yang berkaitan dengan penghidupan. Dalam perkembangannya Kejar Paket A dan Kejar Paket B berperan dalam pelaksanaan wajib belajar dasar 9 tahun yaitu untuk memenuhi kebutuhan pendidikan peserta didik. Menurut informasi Direktorat Pendidikan Umum (Sudjana), di seluruh Indonesia pada tahun 1989 terdapat lebih dari 17.500 jenis, 400 jenis program pendidikan luar sekolah yang disebut Pendidikan Luar Sekolah Oleh Masyarakat (DIKLUSMAS).

Hambatan dan Cara Mengatasi

Oleh karena itu, perlu adanya koordinasi yang mendesak antar penyelenggara program satuan pendidikan luar sekolah untuk meningkatkan efektivitas dan efisiensi pelaksanaan program serta pemanfaatan sumber daya dan fasilitas agar lebih fokus sehingga program mencapai hasil yang optimal. Sampai saat ini pelaksanaan kegiatan pembelajaran dan pengelolaan program PLS sebagian besar dilakukan oleh tenaga yang tidak mempunyai latar belakang pendidikan di luar sekolah. Lemahnya motivasi ini dipengaruhi oleh kesan umum bahwa pendidikan ekstrakurikuler tidak menekankan ijazah, pendekatan yang dilakukan oleh para pendidik kurang tepat, calon PLS dianggap memiliki status lebih rendah dari lulusan, dan kurangnya tindak lanjut setelah program berakhir.

Hal ini disebabkan karena masih terbatasnya tenaga profesional di bidang pendidikan ekstrakurikuler, luasnya bidang pendidikan ekstrakurikuler, semakin kompleksnya permasalahan dalam PLS dan lain-lain. Kebijakan pendidikan saat ini masih terfokus pada penyelenggaraan pendidikan sekolah dan kurang memberikan perhatian terhadap pengembangan dan pengembangan pendidikan ekstrakurikuler, sehingga sebagian besar masyarakat belum mempunyai peran yang optimal dalam kemajuan pendidikan ekstrakurikuler yang berkualitas dan bermakna di Slovenia. upaya untuk meningkatkan kualitas hidup. Kurangnya efisiensi dalam pengelolaan sumber daya yang tersedia atau disediakan untuk meningkatkan kualitas hidup siswa dalam program pendidikan ekstrakurikuler individu (efisiensi internal) maupun dalam pemanfaatan sumber daya dalam program PLS (efisiensi eksternal).

Kesimpulan

Berbagai lembaga pendidikan dengan jenis dan satuan pendidikan yang berbeda-beda – di luar sekolah, tenaga profesional, biaya pendidikan, sebagian besar berlokasi di kota-kota besar, sehingga di pedesaan fasilitas-fasilitas tersebut sulit ditemukan.

Daftar Pustaka

Referensi

Garis besar

Dokumen terkait

III-38 ON ECONOMIC GROWTH Habiburrahman1* 1Management Study Program Economics and Business Faculty, Bandar Lampung University *Corresponding email: habiburahman@ubl.ac.id