PROPOSAL PENGEMBANGAN MAKANAN FORMULA DAN PROPOSAL PENGEMBANGAN MAKANAN FORMULA DAN
KULINER KULINER
KEK PADA IBU HAMIL KEK PADA IBU HAMIL
“KUE
“KUE
ONDE-ONDE MERONA ONDE-ONDE MERONA
””Anggota Kelompok 4 : Anggota Kelompok 4 : 1.
1. Diana Ningsih (P0713114057) Diana Ningsih (P0713114057) 2.
2. Nur Putri Muhti (P07131114070) Nur Putri Muhti (P07131114070) 3.
3. Parehanun (P07131114072) Parehanun (P07131114072) 4.
4. Umara’ Nur RahmiUmara’ Nur Rahmi (P07131114083) (P07131114083)
KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTRIAN
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTRIAN KESEHATAN KESEHATAN MATARAM
MATARAM
JURUSAN D IV GIZI JURUSAN D IV GIZI
TAHUN 2016/2017
TAHUN 2016/2017
BAB I BAB I
PENDAHULUAN PENDAHULUAN A.
A. Latar BelakangLatar Belakang
Masalah gizi masih merupakan masalah kesehatan masyarakat yang utama di negara Masalah gizi masih merupakan masalah kesehatan masyarakat yang utama di negara berkembang termasuk Indonesia. Masalah gizi menjadi penyebab kematian ibu dan anak berkembang termasuk Indonesia. Masalah gizi menjadi penyebab kematian ibu dan anak secara tidak langsung yang sebenarnya masih dapat dicegah. Rendahnya asupan gizi dan secara tidak langsung yang sebenarnya masih dapat dicegah. Rendahnya asupan gizi dan status gizi ibu hamil selama kehamilan dapat mengakibatkan berbagai dampak tidak baik bagi status gizi ibu hamil selama kehamilan dapat mengakibatkan berbagai dampak tidak baik bagi ibu dan bayi. Salah satunya adalah bayi lahir dengan berat badan lahir rendah (BBLR), yaitu ibu dan bayi. Salah satunya adalah bayi lahir dengan berat badan lahir rendah (BBLR), yaitu berat badan lahir di
berat badan lahir di bawah 2500 gram. Bayi bawah 2500 gram. Bayi yang terlahir BBLR memiliki peluang meninggal 35yang terlahir BBLR memiliki peluang meninggal 35 kali lebih tinggi dibandingkan dengan berat badan lahir di atas 2500 gram (Pantiawati,2010).
kali lebih tinggi dibandingkan dengan berat badan lahir di atas 2500 gram (Pantiawati,2010).
Penurunan kejadian BBLR dapat dicapai melalui pengawasan pada ibu hamil dengan Penurunan kejadian BBLR dapat dicapai melalui pengawasan pada ibu hamil dengan menemukan dan memperbaiki faktor yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan menemukan dan memperbaiki faktor yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan janin dan neo
janin dan neonatus (UNICEFnatus (UNICEF,2002).,2002).
Berdasarkan hasil Riskesdas 2013 persentasi angka kejadian BBLR di Indonesia Berdasarkan hasil Riskesdas 2013 persentasi angka kejadian BBLR di Indonesia tahun 2013 (10,2% ) lebih rendah dari tahun 2010
tahun 2013 (10,2% ) lebih rendah dari tahun 2010 (11,1%), dan NTB memasuki peringkat ke 8(11,1%), dan NTB memasuki peringkat ke 8 dari 34 Provinsi dengan persentasi angka kejadian BBLR tahun 2013 (11,5 %) lebih rendah dari 34 Provinsi dengan persentasi angka kejadian BBLR tahun 2013 (11,5 %) lebih rendah dari tahun 2010 (15,0 %).
dari tahun 2010 (15,0 %).
Memasuki tahun 2015 kemarin, di NTB khususnya wilayah Kabupaten Lombok Barat, Memasuki tahun 2015 kemarin, di NTB khususnya wilayah Kabupaten Lombok Barat, berdasarkan data Dinas Kesehatan Lombok Barat jumlah kasus kematian bayi mengalami berdasarkan data Dinas Kesehatan Lombok Barat jumlah kasus kematian bayi mengalami penurunan dari tahun sebelumnya 60 kasus menjadi 42 kasus. Namun, tak dapat dipungkiri penurunan dari tahun sebelumnya 60 kasus menjadi 42 kasus. Namun, tak dapat dipungkiri penyebab kematian neonatal terbanyak ini dominan disebabkan oleh BBLR yakni 12 kasus penyebab kematian neonatal terbanyak ini dominan disebabkan oleh BBLR yakni 12 kasus sedangkan pada usia bayi penyebab terbanyak lain
sedangkan pada usia bayi penyebab terbanyak lain – – lain yaitu 4 kasus. lain yaitu 4 kasus.
BBLR merupakan cermin dari perawatan ibu pada waktu hamil jika tidak BBLR merupakan cermin dari perawatan ibu pada waktu hamil jika tidak pemperhatikan makanan atau gizi dari ibu yang sedangan hamil maka kemungkinan akan pemperhatikan makanan atau gizi dari ibu yang sedangan hamil maka kemungkinan akan terjadi bayi lahir dengan berat badan rendah. Pada tahun 2015 jumlah BBLR 529 kasus, terjadi bayi lahir dengan berat badan rendah. Pada tahun 2015 jumlah BBLR 529 kasus, sedangkan jika di bandingkan dengan tanun 2014 jumlah BBLR 566 kasus maka terjadi sedikit sedangkan jika di bandingkan dengan tanun 2014 jumlah BBLR 566 kasus maka terjadi sedikit peningkatan sebanyak 3 kasus. Hal ini dipengaruhi oleh masih banyak ibu hamil yang peningkatan sebanyak 3 kasus. Hal ini dipengaruhi oleh masih banyak ibu hamil yang mengalami KEK dan Anemia. Ibu yang mengalami Kurang Energi Kronis (KEK) akan mengalami KEK dan Anemia. Ibu yang mengalami Kurang Energi Kronis (KEK) akan melahirkan bayi dengan Berat Badan Lahir Rendah (BBL
melahirkan bayi dengan Berat Badan Lahir Rendah (BBLR).R).
Kurang Energi Kronis (KEK) adalah keadaaan dimana seseorang menderita Kurang Energi Kronis (KEK) adalah keadaaan dimana seseorang menderita kekurangan makanan yang berlangsung dalam jangka waktu yang lama atau menahun yang kekurangan makanan yang berlangsung dalam jangka waktu yang lama atau menahun yang mengakibatkan timbulnya gangguan kesehatan dengan tanda
mengakibatkan timbulnya gangguan kesehatan dengan tanda –
– tanda atau gejala antara lain tanda atau gejala antara lain
badan lemah dan muka pucat (James et al, 1988 dalam Podja dan Kelly, 2000; Depkes, 1995).
badan lemah dan muka pucat (James et al, 1988 dalam Podja dan Kelly, 2000; Depkes, 1995).
Resiko KEK bisa diketahui dengan cara melakukan pengukuran lingkar lengan atas (LILA) Resiko KEK bisa diketahui dengan cara melakukan pengukuran lingkar lengan atas (LILA) dengan ambang batas (
dengan ambang batas (cut cut off point off point ) kurang dari 23,5 cm (Depkes, 2013).) kurang dari 23,5 cm (Depkes, 2013).
Ibu hamil yang menderita KEK (Kurang Energi Kalori) mempunyai resiko kematian ibu Ibu hamil yang menderita KEK (Kurang Energi Kalori) mempunyai resiko kematian ibu mendadak pada masa perinatal atau resiko
mendadak pada masa perinatal atau resiko melahirkan bayi dengan berat lahir rendah (BBLR).melahirkan bayi dengan berat lahir rendah (BBLR).
Pada keadaan ini banyak ibu yang meninggal karena perdarahan,sehingga akan meningkatkan Pada keadaan ini banyak ibu yang meninggal karena perdarahan,sehingga akan meningkatkan angka kematian ibu dan anak
angka kematian ibu dan anak (Chinue,2009)(Chinue,2009)..
Prevalensi KEK di
Prevalensi KEK di Negara Berkembang seperti Banglades, India, Indonesia, Myanmar,Negara Berkembang seperti Banglades, India, Indonesia, Myanmar, Nepal, Srilanka dan Thailand adalah 15-47% yaitu dengan BMI <18,5. Adapun negara yang Nepal, Srilanka dan Thailand adalah 15-47% yaitu dengan BMI <18,5. Adapun negara yang mengalami prevalensi yang tertinggi adalah Banglades yaitu 47%, sedangkan Indonesia mengalami prevalensi yang tertinggi adalah Banglades yaitu 47%, sedangkan Indonesia menjadi urutan ke empat terbesar setelah India dengan prevalensi 35,5% dan yang paling menjadi urutan ke empat terbesar setelah India dengan prevalensi 35,5% dan yang paling rendah adalah Thailand dengan prevalensi 15-25%. (Sigit, 2009).
rendah adalah Thailand dengan prevalensi 15-25%. (Sigit, 2009).
Menurut WHO (2007), angka kejadian KEK pada ibu hamil di Indonesia masih Menurut WHO (2007), angka kejadian KEK pada ibu hamil di Indonesia masih tergolong tinggi yaitu sebesar 35,5%. Hasil Riskesdas (2013) menunjukkan prevalensi risiko tergolong tinggi yaitu sebesar 35,5%. Hasil Riskesdas (2013) menunjukkan prevalensi risiko KEK pada Wanita Usia Subur (WUS) di Indonesia sebesar 20,8% dan prevalensi KEK pada ibu KEK pada Wanita Usia Subur (WUS) di Indonesia sebesar 20,8% dan prevalensi KEK pada ibu hamil di Propinsi NTB di atas angka nasional yaitu sebesar 26,7%.
hamil di Propinsi NTB di atas angka nasional yaitu sebesar 26,7%.
Berdasarkan data Riskesdas tahun 2013, proporsi wanita usia subur resiko KEK usia Berdasarkan data Riskesdas tahun 2013, proporsi wanita usia subur resiko KEK usia 15-19 tahun yang hamil sebanyak 38,5% dan yang tidak hamil sebanyak 46,6%. Pada usia 20 15-19 tahun yang hamil sebanyak 38,5% dan yang tidak hamil sebanyak 46,6%. Pada usia 20-- 24 tahun adalah sebanyak 30,1% yang hamil dan yang tidak hamil sebanyak 30,6%. Selain itu, 24 tahun adalah sebanyak 30,1% yang hamil dan yang tidak hamil sebanyak 30,6%. Selain itu, pada usia 25-29 tahun adalah sebanyak 20,9% yang hamil dan 19,3% yang tidak hamil. Serta pada usia 25-29 tahun adalah sebanyak 20,9% yang hamil dan 19,3% yang tidak hamil. Serta pada usia 30-34 tahun adalah sebanyak 21,4% yang hamil dan 13,6% yang tidak hamil. Hal ini pada usia 30-34 tahun adalah sebanyak 21,4% yang hamil dan 13,6% yang tidak hamil. Hal ini menunjukkan proporsi WUS (Wanita Usia Subur) risiko KEK mengalami peningkatan dalam menunjukkan proporsi WUS (Wanita Usia Subur) risiko KEK mengalami peningkatan dalam kurun waktu selama 7 tahun. Enam belas provinsi dengan prevalensi risiko KEK diatas kurun waktu selama 7 tahun. Enam belas provinsi dengan prevalensi risiko KEK diatas nasional, yaitu Kalimantan Tengah, Jawa Timur, Banten, Kalimantan Selatan, Aceh, DI nasional, yaitu Kalimantan Tengah, Jawa Timur, Banten, Kalimantan Selatan, Aceh, DI Yogyakarta, Nusa Tenggara Barat, Sulawesi Selatan, Sulawesi Tengah, Maluku Utara, Yogyakarta, Nusa Tenggara Barat, Sulawesi Selatan, Sulawesi Tengah, Maluku Utara, Sulawesi Tenggara, Sulawesi Barat, Papua Barat, Maluku, Papua dan
Sulawesi Tenggara, Sulawesi Barat, Papua Barat, Maluku, Papua dan Nusa Tenggara Timur.Nusa Tenggara Timur.
Untuk mengatasi masalah KEK pada ibu hamil diperlukan asupan makanan Untuk mengatasi masalah KEK pada ibu hamil diperlukan asupan makanan yang kaya
yang kaya akan kandungan akan kandungan zat gizi agar resiko zat gizi agar resiko (BBLR) berkurang. (BBLR) berkurang. Oleh sebab itu,Oleh sebab itu, dalam rancangan proposal pengembangan formula makanan ini, kami mencoba dalam rancangan proposal pengembangan formula makanan ini, kami mencoba membuat suatu produk makanan yang diangkat dari jajanan tradisional Onde-onde membuat suatu produk makanan yang diangkat dari jajanan tradisional Onde-onde dengan memodifikasi bahan dasar yang bernilai gizi sedang menjadi Onde-onde yang dengan memodifikasi bahan dasar yang bernilai gizi sedang menjadi Onde-onde yang bernilai padat zat gizi.
bernilai padat zat gizi.
Onde-onde merupakan salah satu jajanan tradisional yang berasal Onde-onde merupakan salah satu jajanan tradisional yang berasal dari...namun distribusi pemasarannya sudah menyebar di seluruh wilayah dari...namun distribusi pemasarannya sudah menyebar di seluruh wilayah
Indonesia termasuk di Provinsi NTB Kabupaten Lombok Barat. Disamping harganya Indonesia termasuk di Provinsi NTB Kabupaten Lombok Barat. Disamping harganya yang terjangkau murah, minat pembelian jajanan tradisional ini cukup tinggi juga yang terjangkau murah, minat pembelian jajanan tradisional ini cukup tinggi juga dikarnakan kualitas rasa beragam yang disesuaikan dengan isi di dalam kue.
dikarnakan kualitas rasa beragam yang disesuaikan dengan isi di dalam kue.
Jika pada umumnya bahan baku atau bahan dasar pembuatan kue Onde-onde Jika pada umumnya bahan baku atau bahan dasar pembuatan kue Onde-onde adalah Tepung beras putih, Tepung beras ketan putih dan biji wijen sebagai kulit luar adalah Tepung beras putih, Tepung beras ketan putih dan biji wijen sebagai kulit luar dan kacang ijo sebagai bahan isi, maka disini kami akan mencoba memodifikasi dan kacang ijo sebagai bahan isi, maka disini kami akan mencoba memodifikasi bahan dasar
bahan dasar tersebut tersebut yang awalnya yang awalnya menggunakan tepung menggunakan tepung beras beras putih menjputih menjadi adi tepungtepung beras merah, dan
beras merah, dan penambahan abon ikan tongkpenambahan abon ikan tongkol pada isi Onde-onde.ol pada isi Onde-onde.
Beras merah memiliki k
Beras merah memiliki kandungan zat gandungan zat gizi yang bernilai izi yang bernilai tinggi, seperti tinggi, seperti untukuntuk per
per 100 100 gramnya gramnya mengandung....mengandung... ... Selain Selain itu, itu, untuk untuk kahasiat kahasiat daridari penggunaan
penggunaan beras beras merah merah ini ini memiliki memiliki dampak dampak yang yang baik baik bagi bagi ibu ibu hamilhamil diantaranya...
diantaranya...
Ikan tongkol, Ikan tongkol,
B.
B. Tujuan Tujuan PengembaPengembanganngan 1.
1. Tujuan umumTujuan umum
Untuk mengurangi angka kematian dan stunting pada bayi yang terlahir Untuk mengurangi angka kematian dan stunting pada bayi yang terlahir dengan berat badan lahir rendah.
dengan berat badan lahir rendah.
2.
2. Tujuan khususTujuan khusus
Untuk memberikan asupan yang tepat pada ibu hamil agar tidak KEK.Untuk memberikan asupan yang tepat pada ibu hamil agar tidak KEK.
Agar ibu sehat, anak yang terlahir juga sehat dengan Berat Badan LahirAgar ibu sehat, anak yang terlahir juga sehat dengan Berat Badan Lahir Normal.
Normal.
C.
C. Manfaat PengembanganManfaat Pengembangan
Untuk memberikan produk makanan yang kaya akan kandungan zat
Untuk memberikan produk makanan yang kaya akan kandungan zat gizi dari berbagaigizi dari berbagai jenis bahan, terutama bahan pangan lokal.
jenis bahan, terutama bahan pangan lokal.
D.
D. Produk Yang DikembangkanProduk Yang Dikembangkan Jajan tradisional “kue semprit ”. Bahan
Jajan tradisional “kue semprit ”. Bahan-bahan rencana pengembangan produk.-bahan rencana pengembangan produk.
1.
1. Tepung mocaf : sebagai sumber energiTepung mocaf : sebagai sumber energi 2.
2. Tepung kacang hijau : sebagai sumber proteinTepung kacang hijau : sebagai sumber protein 3.
3. Vanili, garam, gula : sebagai penambah rasaVanili, garam, gula : sebagai penambah rasa
E.
E. Sasaran Yang DitujuSasaran Yang Dituju
Untuk ibu yang sedang hamil pada umumnya dan untuk ibu hamil yang mengalami Untuk ibu yang sedang hamil pada umumnya dan untuk ibu hamil yang mengalami KEK.
KEK.
BAB II. METODE PENGEMBANGAN BAB II. METODE PENGEMBANGAN A.
A. Jenis dan Desain PengembanganJenis dan Desain Pengembangan 1.
1. Jenis PengembanganJenis Pengembangan
Jenis pengembangan menggunakan metode eksperimental.
Jenis pengembangan menggunakan metode eksperimental.
2.
2. Desain PengembanganDesain Pengembangan
Desain pengembangan menggunakan uji Pretest-Posttest Design Whit Control Desain pengembangan menggunakan uji Pretest-Posttest Design Whit Control B.
B. Resep Dasar dan Resep PengembanganResep Dasar dan Resep Pengembangan 1.
1. Resep DasarResep Dasar Bahan : Bahan :
350 gr Tepung terigu protein sedang350 gr Tepung terigu protein sedang
100 gr tepung maizena100 gr tepung maizena
200 gr mentega200 gr mentega
200 gr gula pasir halus200 gr gula pasir halus
4 kuning telur4 kuning telur
2 putih telur2 putih telur
50 gr buah kering50 gr buah kering
1 sdt vanilli bubuk1 sdt vanilli bubuk
½ sdt garam½ sdt garam
Margarine untuk olesanMargarine untuk olesan Cara Membuat :
Cara Membuat : 1.
1. Kocok mentega dengan ½ bagian gula bubuk hingga mengembangan.Kocok mentega dengan ½ bagian gula bubuk hingga mengembangan.
Masukkan kuning telur satu persatu sambil terus dikocok hingga Masukkan kuning telur satu persatu sambil terus dikocok hingga tercampur rata.
tercampur rata.
2.
2. Masukkan terpung terigu, garam, vanilli bubuk dan tepung maizenaMasukkan terpung terigu, garam, vanilli bubuk dan tepung maizena aduk perlahan dengan sendok kayu hingga rata.
aduk perlahan dengan sendok kayu hingga rata.
3.
3. Kocok putih telur dengan sisa gula bubuk hingga mengembang danKocok putih telur dengan sisa gula bubuk hingga mengembang dan kaku. Masukkan kedalam adonan tepung sedikit demi sedikit hingga kaku. Masukkan kedalam adonan tepung sedikit demi sedikit hingga tercampur rata.
tercampur rata.
4.
4. Masukkan adonan kedalam plastik segi tiga yang telah diberi mataMasukkan adonan kedalam plastik segi tiga yang telah diberi mata spuit bentuk bintang. Semprotkan adonan bentuk bunga diatas loyang spuit bentuk bintang. Semprotkan adonan bentuk bunga diatas loyang datar yang telah di oleskan margarine. Hias bagian atas dengan buah datar yang telah di oleskan margarine. Hias bagian atas dengan buah kering (sukade).
kering (sukade).
5.
5. Panggang dengan suhu 160Panggang dengan suhu 160oo selama 25 menit hingga matang danselama 25 menit hingga matang dan kering. Angat dan biarkan dingin. Simpan dalam toples yang kedan kering. Angat dan biarkan dingin. Simpan dalam toples yang kedan udara.
udara.
2.
2. Resep pengembanganResep pengembangan
Menggunakan perbandingan tepung terigu dengan tepung kacang ijo. 1:1, 1:2 Menggunakan perbandingan tepung terigu dengan tepung kacang ijo. 1:1, 1:2 dan 1:3.
dan 1:3.
Bahan : Bahan :
100 gr Tepung mocaf100 gr Tepung mocaf
100/200/300gr tepung kacang hijau100/200/300gr tepung kacang hijau
100 gr tepung maizena100 gr tepung maizena
200 gr mentega200 gr mentega
200 gr gula pasir halus200 gr gula pasir halus
4 kuning telur4 kuning telur
2 putih telur2 putih telur
50 gr buah kering50 gr buah kering
1 sdt vanilli bubuk1 sdt vanilli bubuk
½ sdt garam½ sdt garam
Margarine untuk olesanMargarine untuk olesan Cara Membuat :
Cara Membuat : 1.
1. Kocok mentega dengan ½ bagian gula bubuk hingga mengembangan.Kocok mentega dengan ½ bagian gula bubuk hingga mengembangan.
Masukkan kuning telur satu persatu sambil terus dikocok hingga Masukkan kuning telur satu persatu sambil terus dikocok hingga tercampur rata.
tercampur rata.
2.
2. Masukkan terpung Mocaf, tepung kacang ijo, garam, vanilli bubuk danMasukkan terpung Mocaf, tepung kacang ijo, garam, vanilli bubuk dan tepung maizena aduk perlahan dengan sendok kayu hingga rata
tepung maizena aduk perlahan dengan sendok kayu hingga rata..
3.
3. Kocok putih telur dengan sisa gula bubuk hingga mengembang danKocok putih telur dengan sisa gula bubuk hingga mengembang dan kaku. Masukkan kedalam adonan tepung sedikit demi sedikit hingga kaku. Masukkan kedalam adonan tepung sedikit demi sedikit hingga tercampur rata.
tercampur rata.
4.
4. Masukkan adonan kedalam plastik segi tiga yang telah diberi mataMasukkan adonan kedalam plastik segi tiga yang telah diberi mata spuit bentuk bintang. Semprotkan adonan bentuk bunga diatas loyang spuit bentuk bintang. Semprotkan adonan bentuk bunga diatas loyang datar yang telah di oleskan margarine. Hias bagian atas dengan buah datar yang telah di oleskan margarine. Hias bagian atas dengan buah kering (sukade).
kering (sukade).
5.
5. Panggang dengan suhu 160Panggang dengan suhu 160oo selama 25 menit hingga matang danselama 25 menit hingga matang dan kering. Angat dan biarkan dingin. Simpan dalam toples yang kedan kering. Angat dan biarkan dingin. Simpan dalam toples yang kedan udara.
udara.
C.
C. Tempat dan Waktu PengembanganTempat dan Waktu Pengembangan 1.
1. Tempat PengembanganTempat Pengembangan
Tempat penelitian di Laboratorium Teknologi Pangan Jurusan Gizi Poltekes Tempat penelitian di Laboratorium Teknologi Pangan Jurusan Gizi Poltekes Kemenkes Mataram (untuk uji organoleptik).
Kemenkes Mataram (untuk uji organoleptik).
2.
2. Waktu PengembanganWaktu Pengembangan Waktu penelitian
Waktu penelitian ini dilaksanakan ini dilaksanakan pada tanggal pada tanggal 5 April 5 April sampai sampai 6 Mei 6 Mei 2017.2017.
D.
D. Variabel PengembanganVariabel Pengembangan 1.
1. Variabel Bebas :Variabel Bebas :
Variabel bebas Dalam penelitian ini adalah menggunakan penambahan Variabel bebas Dalam penelitian ini adalah menggunakan penambahan kombinasi tepung mocaf dan tepung kacang hijau.
kombinasi tepung mocaf dan tepung kacang hijau.
2.
2. Variabel Terikat:Variabel Terikat:
Variabel terikat dalam penelitian ini adalah mutu dan nilai gizi kue semprit.
Variabel terikat dalam penelitian ini adalah mutu dan nilai gizi kue semprit.
E.
E. Alat dan BahanAlat dan Bahan
1.
1. Alat : Oven, loyang, cetakan, waskom, mixer, kompor, sendok, timbanganAlat : Oven, loyang, cetakan, waskom, mixer, kompor, sendok, timbangan digital
digital
Bahan : Menggunakan perbandingan tepung terigu dengan tepung kacang ijo.
Bahan : Menggunakan perbandingan tepung terigu dengan tepung kacang ijo.
1:1, 1:2 dan 1:3.
1:1, 1:2 dan 1:3.
100 gr Tepung mocaf100 gr Tepung mocaf
100/200/300gr tepung kacang hijau100/200/300gr tepung kacang hijau
100 gr tepung maizena100 gr tepung maizena
200 gr mentega200 gr mentega
200 gr gula pasir halus200 gr gula pasir halus
4 kuning telur4 kuning telur
2 putih telur2 putih telur
50 gr buah kering50 gr buah kering
1 sdt vanilli bubuk1 sdt vanilli bubuk
½ sdt garam½ sdt garam Margarine untuk olesan Margarine untuk olesan F.
F. MetodeMetode 1.
1. Metode Penelitian :Metode Penelitian :
Metode penelitian yang di gunakan adalah eksperimental pretest-posttest Metode penelitian yang di gunakan adalah eksperimental pretest-posttest control group design. Dalam design ini terdapat dua kelompok (kelompok control group design. Dalam design ini terdapat dua kelompok (kelompok eksperimen dan kelompok kontrol) yang dipilih secara acak atau random, eksperimen dan kelompok kontrol) yang dipilih secara acak atau random, kemudian di beri pretest untuk mengetahui keadaan awal lalu di lihat adakah kemudian di beri pretest untuk mengetahui keadaan awal lalu di lihat adakah perbedaan
perbedaan antara antara kelompok kelompok eksperimen eksperimen dan dan kelompok kelompok kontrol kontrol sesudshsesudsh perlakuan (posttest).
perlakuan (posttest).
2.
2. Metode AnalisisMetode Analisis
Dilakukan secara deskriptif dan statistik inferensia.
Dilakukan secara deskriptif dan statistik inferensia.
3.
3. Instrumen Analisis DataInstrumen Analisis Data
Instrumen analisis data menggunakan software microsoft excel 2007 dan Instrumen analisis data menggunakan software microsoft excel 2007 dan SPSS 16.0 for windows.
SPSS 16.0 for windows.
4.
4. Rencana Penyajian HasilRencana Penyajian Hasil
Rencana penyajian hasil disajikan dalam mika dengan porsi satu mika berisi Rencana penyajian hasil disajikan dalam mika dengan porsi satu mika berisi lima keping
lima keping kue semprit modifikasi kue semprit modifikasi (kue semprit mo(kue semprit moi-moi)i-moi)