• Tidak ada hasil yang ditemukan

PDF Putriana Sijabat - REPOSITORY UNIVERSITAS MEDAN AREA: Home

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "PDF Putriana Sijabat - REPOSITORY UNIVERSITAS MEDAN AREA: Home"

Copied!
88
0
0

Teks penuh

Judul skripsi ini adalah: Kajian Pendapatan Petani dengan Menggunakan Varietas Ciherang dan Mekongga di Desa Tebing Tinggi. Rata-rata pendapatan usahatani dalam satu musim tanam petani pengguna varietas Ciherang di desa tersebut.

PENDAHULUAN

Tujuan Penelitian

Untuk mengetahui berapa pendapatan petani menggunakan varietas Ciherang dan Mekongga di desa Tebing Tinggi. Untuk mengetahui kelayakan usahatani yang dilakukan petani menggunakan varietas Ciherang dan varietas Mekongga di desa Tebing Tinggi.

Manfaat Penelitian

Kerangka Pemikiran

  • Benih Padi Varietas Ciherang
  • Padi Varietas Mekongga

Hal ini sesuai dengan kondisi pertumbuhan tanaman padi yang hanya dapat hidup di daerah beriklim panas. Tanah yang baik untuk persawahan adalah tanah yang mampu memberikan kondisi tumbuh bagi tanaman padi.

Gambar 1. Kerangka Pemikiran Penelitian 1.6 Hipotesis Penelitian
Gambar 1. Kerangka Pemikiran Penelitian 1.6 Hipotesis Penelitian

Faktor Produksi Usahatani .1 Luas Lahan.1 Luas Lahan

  • Tenaga Kerja
  • Benih Unggul
  • Pupuk
  • Pestisida
  • Penerimaan Usahatani .1 Harga Jual.1 Harga Jual
  • Biaya Usahatani
  • Jumlah Produksi Usahatani

Di bidang pertanian, sebagian besar tenaga kerja berasal dari keluarga petani sendiri, yang terdiri dari ayah sebagai kepala keluarga, istri petani dan anak-anaknya. Tenaga kerja dipisahkan antara penggunaan tenaga kerja pada pertanian skala kecil dan persoalan tenaga kerja pada usaha tani yang berbentuk perusahaan (perkebunan, dll). Jumlah tenaga kerja yang dibutuhkan harus disesuaikan dengan kebutuhan sampai tingkat tertentu agar jumlahnya optimal.

Penyediaan tenaga kerja memerlukan sejumlah tenaga kerja yang mempunyai spesialisasi pekerjaan tertentu dan tersedia dalam jumlah terbatas. Pekerja laki-laki mengkhususkan diri pada bidang pekerjaan tertentu, seperti mengolah tanah, dan pekerja perempuan melakukan penanaman. Mereka yang berada di bawah usia dewasa akan menerima upah yang juga lebih rendah dibandingkan pekerja dewasa.

Tenaga kerja non manusia seperti mesin dan hewan ternak turut menentukan besar kecilnya upah tenaga kerja. Biaya yang dikeluarkan adalah biaya yang dikeluarkan untuk membayar upah pekerja di luar keluarga, biaya pembelian sarana produksi seperti benih, pupuk, obat-obatan dan lain-lain.

Analisis Pendapatan Petani

Penelitian yang dilakukan oleh Hijratulaili (2009:71) berjudul “Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pendapatan Petani pada Usahatani Padi Sawah di Desa Balai Gadang Kecamatan Koto Tangah”. Ditemukan adanya pengaruh yang signifikan antara harga produksi, jumlah produksi dan biaya usaha terhadap tingkat pendapatan petani padi sawah di Desa Balai Gadang Kecamatan Koto Tangah. Dalam jurnal Cristopher D Nababan (2009) berjudul Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pendapatan Petani Jagung di Kecamatan Tiga Binanga Kabupaten Karo.

Ditemukan adanya pengaruh yang signifikan antara luas lahan terhadap pendapatan petani di Kecamatan Tiga Binanga Kabupaten Karo Kota Medan. Pendapatan pertanian bersih (net farming income) merupakan selisih antara pendapatan kotor dengan total pengeluaran pertanian (Soekartiwi, 1995). Secara matematis hal ini dapat dilihat sebagai berikut. TR = Total pendapatan budidaya padi sawah (Rp/Ha) TC = Total biaya budidaya padi sawah (Rp/Ha).

Pendapatan usahatani yang diperoleh petani dapat dibedakan menjadi dua kelompok, yaitu: Pertama, pendapatan usahatani bruto atau hasil kotor diartikan sebagai jumlah nilai produksi usahatani dalam jangka waktu tertentu, baik dijual maupun tidak dijual (untuk dikonsumsi). untuk benih, untuk pakan ternak, untuk pembayaran dan untuk tabungan).

Kelayakan Usahatani

Uji Mann- Whitney

Penelitian Terdahulu

Nilai R/C rasio total biaya pada usahatani padi inbrida lebih besar dari satu yaitu 1,21. Dalam penelitian Cucu Kodir Jaelani (2015) yang berjudul “Perbedaan Pendapatan Usahatani Padi (Oryza Sativa L) Kultivar Padi Hitam Lokal Cibeusi dan Padi Ciherang di Desa Cibeusi Kecamatan Ciater Kabupaten Subang”. Sedangkan faktor yang menentukan petani memilih usahatani padi Ciherang adalah petani memerlukannya untuk memenuhi kebutuhan pangan keluarga.

Pendapatan budidaya padi varietas Situ Bagendit sebesar Rp ha/MT lebih besar dibandingkan pendapatan budidaya padi varietas IR 64 sebesar Rp ha/MT. Efisiensi budidaya padi Situ Bagendit sebesar 2,70 lebih efisien dibandingkan dengan efisiensi budidaya padi IR 64 sebesar 2,32. Hasil penelitiannya menunjukkan rata-rata produksi padi sawah varietas Ciliwung sebesar 3.078,80 kg GKG/ha, sedangkan rata-rata produksi padi sawah varietas Cigeulis sebesar 3.921,68 kg GKG/ha.

Pendapatan rata-rata budidaya padi sawah varietas Ciliwung sebesar Rp ha, dan pendapatan rata-rata budidaya padi sawah varietas Cigelis sebesar Rp ha di Desa Tatakalai, Kecamatan Tinangkung Utara, Kabupaten Banggai Kepulauan. Perbandingan rata-rata produksi padi sawah varietas Ciliwung dengan rata-rata produksi padi sawah.

Bentuk Penelitian

  • Sampel

Desa ini dipilih dengan alasan bahwa dalam kurun waktu 5 tahun terakhir tahun 2012-2016, Desa Tebing Tinggi dari data daftar petani penerima bantuan langsung benih unggul Sekolah Lapang Pola Tanam Terpadu mengalami perubahan dalam penggunaan varietas, yaitu dari petani yang menanam padi varietas unggul jenis Ciherang beralih menggunakan varietas Mekongga. Berdasarkan studi pendahuluan yang dilakukan pada bulan Juli 2018, populasi penelitian ini adalah seluruh petani yang melakukan budidaya padi sawah yang berjumlah 302 petani. Berdasarkan data ketua dan kantor Kepala Desa Tebing Tinggi, Kecamatan Tanjung Beringin, Kabupaten Serdang Bedagai, jumlah kelompok tani yang tergabung adalah 14 kelompok tani dengan luas lahan 816 ha.

Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini berasal dari berbagai sumber tergantung pada masalah yang diteliti dan tujuan penelitian. Adapun ciri-ciri khusus yang sesuai dengan tujuan penelitian, sehingga dapat menjawab permasalahan penelitian ini, berdasarkan kriteria responden yaitu petani yang mempunyai luas lahan lebih dari 0,5 Ha dan tergabung dalam suatu kelompok. kelompok tani. Dalam populasi tersebut terdapat 160 petani pengguna varietas ciherang dan 142 petani pengguna varietas mekongga, sehingga seluruh populasi petani pengguna varietas ciherang dan banyaknya petani pengguna varietas mekongga diambil sampelnya sebesar 20% dari populasi. sebagai sampel.

Jadi jumlah sampel petani yang menggunakan varietas Ciherang sebanyak 40 sampel dan 40 sampel petani yang menggunakan varietas Mekongga. Oleh karena itu, sampel penelitian ini berjumlah 80 sampel petani pengguna varietas Ciherang dan varietas Mekongga.

Tabel 6. Nama Kelompok Tani Dengan Jumlah Luas Lahan Dan Jumlah Anggota Di Desa Tebing Tinggi.
Tabel 6. Nama Kelompok Tani Dengan Jumlah Luas Lahan Dan Jumlah Anggota Di Desa Tebing Tinggi.

Metode Pengumpulan Data

Data primer merupakan sumber data yang memberikan data secara langsung kepada pengumpul data, dan data sekunder merupakan sumber yang tidak memberikan data secara langsung kepada pengumpul data, misalnya melalui orang lain, melalui dokumen atau lembaga statistik lainnya. Kuesioner merupakan daftar pertanyaan mengenai variabel-variabel yang diteliti dalam penelitian ini, yang akan diisi oleh responden. Wawancara merupakan suatu cara pengumpulan data atau informasi dengan mengadakan tanya jawab dan bertemu langsung dengan otoritas perusahaan mengenai permasalahan yang sedang diselidiki.

Metode Analisis Data

  • Analisis Pendapatan
  • Kelayakan Usahatani
  • Uji Mann- Whitney

I = Pendapatan budidaya padi sawah varietas Ciherang dan Mekongga (Rp/Ha) TR = Total pendapatan budidaya padi sawah varietas Ciherang dan Mekongga. Jika nilai R/C < 1, maka usahatani merugi (tambahan biaya lebih besar dari tambahan pendapatan), maka usahatani tidak layak secara finansial, artinya Ho diterima dan Ha ditolak. Uji Mann-Whitney digunakan untuk menguji signifikansi hipotesis komparatif dua varietas yaitu varietas Ciherang dan varietas Mekongga.

R1= Jumlah populasi petani yang menggunakan varietas ciherang R2= Jumlah populasi petani yang menggunakan varietas mekongga n1= jumlah sampel petani yang menggunakan varietas ciherang n2= jumlah sampel petani yang menggunakan varietas mekongga a. H0 : Tidak terdapat perbedaan pendapatan petani yang menggunakan varietas Ciherang dan petani yang menggunakan varietas Mekongga. H1: Terdapat perbedaan pendapatan antara petani pengguna varietas ciherang dengan petani varietas mekongga di Desa Tebing Tinggi.

H0 : Tidak terdapat perbedaan produksi padi sawah antara petani pengguna varietas Ciherang dan petani varietas Mekongga. H1 : Terdapat perbedaan produksi padi sawah antara petani yang menggunakan varietas ciherang dengan petani yang menggunakan varietas mekongga di desa Tebing Tinggi.

Defenisi Operasional

  • Analisis Pendapatan Petani Yang Menggunakan Varietas Ciherang
  • Analisis Pendapatan Petani Yang Menggunakan Varietas Mekongga

Hal ini menunjukkan besarnya biaya tetap yang harus dikeluarkan petani pengguna varietas Ciherang sebesar Rp. Penerimaan, produksi dan harga rata-rata satu musim tanam petani pengguna varietas Ciherang di desa Tebing Tinggi tahun 2019. Pendapatan rata-rata pertanian satu musim tanam petani pengguna varietas Ciherang desa Tebing Tinggi tahun 2019.

Jenis dan rata-rata besarnya biaya variabel petani pengguna varietas Mekongga dalam satu musim tanam di Desa Tebing Tinggi Tahun 2019. Jadi, total biaya usahatani petani pengguna varietas Mekongga dapat dilihat dari total biaya tetap sebesar Rp. Terlihat total biaya pertanian yang harus ditanggung oleh petani pengguna varietas Mekongga di Desa Tebing Tinggi yaitu Rp.

Penerimaan, produksi dan harga rata-rata dalam satu musim tanam bagi petani pengguna varietas Mekongga di desa Tebing Tinggi, 2019. Rata-rata pendapatan usahatani dalam satu musim tanam petani pengguna varietas Mekongga di desa Tebing Tinggi, 2019.

Tabel  8.  Jenis  Dan  Jumlah  Rata-Rata  Biaya  Tetap  Petani  Yang  Menggunakan Varietas Ciherang ,2019
Tabel 8. Jenis Dan Jumlah Rata-Rata Biaya Tetap Petani Yang Menggunakan Varietas Ciherang ,2019

Analisis Kelayakan

  • Net Revenue Cost Ratio (Net R/C)
  • Uji Perbedaan Rata-Rata Pendapatan
  • Uji Perbedaan Rata-Rata Produksi

Pada Tabel 18 terlihat hasil perhitungan selisih rata-rata pendapatan petani yang menggunakan varietas Ciherang dan Mekongga mempunyai nilai signifikansi (Asymp.Sig. 2-tailed) dengan menggunakan uji Mann-Whitney U sebesar 0,554. Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa data pendapatan petani pengguna varietas Ciherang dan Mekongga berdistribusi normal. Berdasarkan gambar di atas terlihat bahwa pendapatan petani pengguna varietas Ciherang dan Mekongga berdistribusi normal karena sebaran data kedua varietas tersebut lebih berada di tengah-tengah dan sebaran datanya lebih berada disekitar mean sehingga datanya normal. .

Tabel 19 menunjukkan bahwa hasil penghitungan selisih rata-rata produksi petani pengguna varietas Ciherang dan Mekongga mempunyai nilai signifikansi (Asymp.Sig. 2-tailed) menggunakan uji Mann-Whitney U sebesar 0,236. Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa data produksi petani yang menggunakan varietas Ciherang dan Mekongga berdistribusi normal. Berdasarkan gambar di atas terlihat bahwa rata-rata produksi petani pengguna varietas Ciherang dan Mekongga berdistribusi normal karena sebaran data kedua varietas tersebut lebih berada di tengah-tengah dan sebaran datanya lebih berada disekitar mean, sehingga datanya adalah normal.

Tabel  18. Hasil  Analisis  Uji  Mann  Whitney    Pendapatan  Petani  Yang Menggunakan Varietas Ciherang Dan Mekongga.
Tabel 18. Hasil Analisis Uji Mann Whitney Pendapatan Petani Yang Menggunakan Varietas Ciherang Dan Mekongga.

Pembahasan

  • Pembahasan Analisis Pendapatan Biaya Tetap
  • Biaya Variabel
  • Total Biaya
  • Penerimaan Hasil Produksi
  • Pendapatan Petani
  • Pembahasan Analisis Kelayakan .1 Net Revenue Cost Ratio (Net R/C)
  • Pembahasan Uji Mann-Whitney .1 Uji Perbedaan Rata-Rata Pendapatan
    • Uji Perbedaan Rata-Rata Produksi

Biaya minyak yang dikeluarkan petani pengguna varietas Ciherang rata-rata biaya tetapnya sebesar Rp. Jenis pestisida yang digunakan petani pengguna varietas Ciherang dan petani pengguna varietas Mekongga sama. Apalagi rata-rata biaya pestisida bagi petani pengguna varietas Ciherang adalah Rp.

Sedangkan rata-rata biaya pestisida yang dikeluarkan petani pengguna varietas Mekongga adalah Rp. Selanjutnya rata-rata biaya pupuk yang ditanggung petani pengguna varietas Ciherang adalah Rp. Dengan demikian, tidak terdapat perbedaan pendapatan petani yang menggunakan varietas Ciherang dan petani yang menggunakan varietas Mekongga.

4,723/Kg, serta penerimaan petani yang menggunakan varietas Ciherang dan petani yang menggunakan varietas Mekongga. Jadi tidak ada perbedaan produksi petani yang menggunakan varietas Ciherang dan petani yang menggunakan varietas Mekongga.

Gambar

Tabel  1.  Luas  Panen,Produksi  Dan  Rata-Rata  Produksi  Padi  Sawah  Kabupaten Serdang Bedagai 2012-2016.
Tabel  2.  Data  Produksi  Padi  Sawah  Pada  5 Kecamatan  Di  Kabupaten  Serdang Bedagai Dari Tahun 2012-2016.
Tabel  3.  Luas  Panen,  Produksi  Dan  Rata-Rata  Produksi  Padi  Sawah  Kecamatan Tanjung Beringin 2012-2016.
Tabel  4.  Data  Kepemilikan  Lahan  Sawah  Dan  Jumlah  Anggota  Kelompok  Tani Kecamatan Tanjung Beringin
+7

Referensi

Dokumen terkait

Hasil penerimaan usahatani diperoleh dari perhitungan jumlah produksi dikali dengan harga jual per Kg Buncis yaitu Rp 8.000,00 Hasil penerimaan usahatani tersebut sudah