• Tidak ada hasil yang ditemukan

PDF repo.unhi.ac.id

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "PDF repo.unhi.ac.id"

Copied!
159
0
0

Teks penuh

Tes adalah prosedur sistematis yang digunakan untuk mengukur perilaku atau karakteristik seseorang (Popham, 1980). Lebih lanjut Gronlund (1985) mendefinisikan tes sebagai instrumen atau prosedur yang sistematis untuk mengukur sampel perilaku.

Pengukuran dan penilaian berfungsi sebagai pemantauan terhadap kinerja komponen-komponen tersebut untuk mencapai tujuan akhir proses belajar mengajar. Dalam kehidupan profesional seorang guru sekolah dasar, pengukuran dan penilaian akan tercermin pada langkah-langkah utama yang disebutkan di atas (persiapan, pelaksanaan kegiatan belajar mengajar dan evaluasi hasil belajar dan bimbingan).

BABII

PRINSIP DAN ALAT EVALUASI

Prinsip dan Prosedur Penilaian

Pendahuluan

Mengingat fungsi penilaian hasil pembelajaran adalah untuk mengukur tercapai atau tidaknya tujuan pengajaran, maka perlu dilakukan upaya penguatan tujuan pengajaran agar dapat memberikan arahan bagi penyusunan perangkat penilaian. Tujuan pendidikan yang spesifik harus dirumuskan secara operasional, artinya dapat diukur dengan alat evaluasi yang umum digunakan.

Hasil Belajar Sebagai Objek Penilaian

Klasifikasi hasil belajar menurut Benjamin Bloom digunakan dalam perumusan tujuan pendidikan, baik kurikuler maupun tujuan pembelajaran, dalam sistem pendidikan nasional, yang secara umum terbagi menjadi tiga bidang, yaitu bidang kognitif, bidang afektif, dan bidang psikomotorik. Ranah kognitif mengacu pada hasil belajar intelektual yang terdiri dari enam aspek, yaitu pengetahuan atau ingatan, pemahaman, penerapan, analisis, sintesis, dan evaluasi.

Tes Sebagai Alat Penilaian Hasil Belajar

Syarat-Syarat Tes

Dengan demikian, alat ukur suatu benda sesungguhnya adalah alat yang dapat mengidentifikasi apa yang diukur. Beberapa syarat yang harus dipenuhi suatu alat ukur yang baik adalah sebagai berikut: (1) harus efisien, ekonomis (hemat), (2) harus terstandar, (3) harus mempunyai norma, (4) harus sesuai standar. obyektif, (5) valid dan (6) reliabel.

BABIII

PENGADMINISTRASIAN TES HASIL BELAJAR

Langkah Penyusunan Tes

  • Langkah-langkah penyiapan perangkat tes 1). Menetapkan tujuan tes
  • Format-format Perencanaan 1). Format spesifikasi butir soal
  • Petunjuk Tes
  • Waktu Tes

Sesuai dengan tingkat esensial mata pelajaran atau sub mata pelajaran, bobot materi soal ditentukan. Untuk tes esai, jumlah waktu yang diberikan memperhitungkan jumlah soal sulit dan mudah.

Tabel 3.3. Format Penulisan Soal
Tabel 3.3. Format Penulisan Soal

Penyajian Tes

Penyajian Tes

Hal ini diperlukan agar peserta dapat mempersiapkan diri dengan sebaik-baiknya, baik mental maupun fisik, serta segala alat/bahan yang diperlukan untuk melaksanakan tes. Luas ruang tunggu harus disesuaikan dengan jumlah peserta tes sehingga menyulitkan anak untuk bekerja sama terutama dalam tes objektif. Disiplin dan pengendalian terhadap peraturan/perintah yang ditetapkan sehubungan dengan pelaksanaan ujian.

Untuk hal-hal yang berkaitan dengan pengawasan selain kedisiplinan peserta didik, diperlukan fasilitas bagi pengawas, misalnya: identifikasi pengawas, agar pengawas tidak menjadi orang lain, atau mencegah orang lain mengganggu jalannya ujian.

Pemeriksaan Jawaban Tes

Kisaran skor yang digunakan setiap butir soal adalah 10, skor keseluruhan tes adalah 100. Lembar kunci jawaban merupakan salah satu lembar jawaban yang tidak terpakai dimana huruf jawaban yang benar untuk setiap soal dihilangkan sehingga terdapat kesenjangan dalam jawaban. . Dengan meletakkan lembar kunci jawaban di atas lembar jawaban peserta, maka dapat dihitung jumlah jawaban yang benar, kemudian dihitung jumlah soal yang belum terjawab.

Nilai tes matchmaking ditentukan oleh banyaknya jawaban yang benar (berpasangan), jadi : Sc = Banyaknya jawaban yang benar.

BAB IV

PENGOLAHAN DATA HASIL PENILAIAN

Data Hasil Penilaian

Batas Kelulusan

  • Batas Lulus Aktual
  • Batas lulus idelal
  • Batas lulus purposif

Unsur-unsur yang diperlukan untuk menetapkan batas kelulusan sebenarnya adalah nilai rata-rata aktual dan simpangan batu aktual. Batas kelulusan ideal hampir sama dengan batas kelulusan sebenarnya, yaitu penentuan batas kelulusan menggunakan nilai mean dan simpangan baku ideal. Rata-rata dan simpangan baku dalam batas kelulusan ideal dapat dengan mudah dihitung dengan aturan berikut: Rata-rata ideal adalah setengah dari skor maksimum.

Cutoff yang disengaja mengacu pada estimasi acuan standar, sehingga tidak perlu menghitung nilai mean dan standar deviasi.

Kecenderungan Memusat dan Keragaman

  • Ukuran kecenderungan memusat

Notasi simpangan bakunya adalah s, sedangkan notasi variansinya adalah s2. varians adalah penyimpangan nilai dari mean. Ada cara untuk menghitung simpangan baku untuk data yang tidak dikelompokkan dan untuk data yang dikelompokkan. Nilai mean dan standar deviasi diperlukan untuk mengolah data uji dan untuk analisis lebih lanjut.

Oleh karena itu diperlukan pemahaman dan keterampilan dalam menghitung nilai mean dan standar deviasi.

Tabel 4.4. Distribusi skor  Kelompok Skor
Tabel 4.4. Distribusi skor Kelompok Skor

Tranformasi Data Penilaian

Skor Baku (skor z dan skor T)

Dengan membandingkan z-score di atas, dapat disimpulkan bahwa Iwan lebih unggul dalam matematika dibandingkan bahasa Inggris. Sekitar 34 persen subjek dalam kurva berdistribusi normal terletak di antara rata-rata dan satu standar deviasi di atas rata-rata. Antara satu dan dua standar deviasi mean, kedua sisi (kiri dan kanan) mengandung sekitar 14 persen.

Melalui kurva normal kita dapat menghitung persentase subjek di bawah dan di atas setiap skor z dengan melihat tabel kurva normal.

Tabel A distribusi normal menunjukkan bahwa 0,125 z  adalah 0,394, artinya 39,44 persen dari subjek terletak di  antara nilai z dari rata-rata sebaran skor tersebut
Tabel A distribusi normal menunjukkan bahwa 0,125 z adalah 0,394, artinya 39,44 persen dari subjek terletak di antara nilai z dari rata-rata sebaran skor tersebut

Konversi Nilai

  • Konversi tanpa menggunakan nilai rata-rata dan simpangan baku
  • Konversi nilai dengan menggunakan nilai rata-rata dan simpangan baku

Nilai mean dan deviasi standar dapat dicari dengan menggunakan rumus yang telah dijelaskan di atas. Nilai mean dan standar deviasi di atas dihitung berdasarkan skor yang diperoleh siswa apa adanya. Kriteria konversi nilai di atas juga berlaku pada batas keberhasilan ideal yang menggunakan nilai rata-rata dan simpangan baku ideal.

Jika Anda menggunakan batas transisi ideal, Anda dapat mencari mean dan deviasi standar ideal dari contoh di atas.

Tabel 4.6. Kriteria nilai konversi  Persentase
Tabel 4.6. Kriteria nilai konversi Persentase

Pengolahan Data Hasil Non Tes

  • Pengolahan data hasil wawancara dan kuesioner Dari data hasil wawancara dan atau kuesioner
  • Pengolahan data hasil observasi
  • Pengolahan data skala penilaian atau skala sikap Data hasil skala, baik skala penilaian maupun

Secara umum data hasil non tes dimaksudkan untuk menggambarkan hasil pengukuran sehingga dapat dilihat kecenderungan jawaban responden dengan menggunakan alat ukur. Pengolahan data hasil wawancara dan angket Dari data hasil wawancara dan/atau angket Dari data hasil wawancara dan/atau angket, umumnya dicari frekuensi jawaban responden untuk setiap alternatif dari setiap pertanyaan. Pengolahan data skala penilaian atau skala sikap Data hasil skala, baik skala penilaian maupun data hasil skala, baik skala penilaian maupun skala sikap berupa data skor atau interval, pengolahannya hampir sama sebagai pengolahan data observasi dengan menggunakan skor atau nilai dalam observasi.

Selain itu, data hasil skala penilaian dan skala sikap sebenarnya sama dengan data hasil tes, yaitu memperoleh data interval berupa total skor setiap siswa.

Tabel 4.10. Frekuensi jawaban siswa tentang masalah  kemampuan guru mengajar (n=40)
Tabel 4.10. Frekuensi jawaban siswa tentang masalah kemampuan guru mengajar (n=40)

BABV

MENGANALISIS TES

Menganalisis Tes

Analisis Tingkat Kesukaran

Misalnya, dari 60 soal pilihan ganda, 18 soal mudah, 24 soal sedang, dan 18 soal sulit. Fakta termasuk dalam kategori mudah, konsep dan prinsip termasuk dalam kategori sedang, dan generalisasi (inferensi) termasuk dalam kategori sulit. Misalnya soal nomor 5 termasuk dalam kategori mudah, soal nomor 7 termasuk dalam kategori sedang, dan soal nomor 9 termasuk dalam kategori sulit.

Dari hasil sebaran skor pemeringkatan di atas, siswa yang termasuk dalam kategori tinggi diambil 27% dari 28 orang yaitu 8 orang.

Analisis Daya Pembeda

Cara yang biasa dilakukan dalam analisis kekuatan diskriminatif adalah dengan menggunakan tabel atau kriteria dari Rose dan Stanley seperti pada analisis tingkat kesukaran soal. Dari kesimpulan di atas, hanya soal no dan 14 yang memenuhi daya diskriminatif, sedangkan soal bernomor lainnya tidak mempunyai daya diskriminatif. Soal yang tidak mempunyai daya pembeda dianggap terlalu mudah atau terlalu sulit sehingga perlu dikoreksi atau diganti dengan soal lain.

Tes yang terstandar, selain memenuhi validitas dan reliabilitas, juga memenuhi tingkat kesulitan dan diskriminasi.

Validitas dan Reliabilitas Tes

Analisis Validitas

Sedangkan validitas teman sejawat dilakukan dengan mengkorelasikan tes yang dilakukan guru dengan tes yang terstandar pada bidang studi yang sama dan pada jenjang yang sama. Sedangkan hasil tes Ebta pada bidang studi yang sama diberi notasi Y, dan data siswa yang sama adalah sebagai berikut. Dengan demikian koefisien korelasinya sebesar 0,96, indeks korelasinya tinggi, sehingga uji X yang dilakukan guru mempunyai validitas kesetaraan.

Artinya tes yang diambil mempunyai validitas yang sama dengan tes sejenis yang dianggap standar.

Tabel 5.1. Distribusi Skor
Tabel 5.1. Distribusi Skor

Analisis Reliabilitas

Analisis reliabilitas suatu tes dan/atau alat ukur lainnya, termasuk nontes, pada hakikatnya menguji keteguhan soal tes bila diberikan secara berulang-ulang kepada mata pelajaran yang sama. Analisis reliabilitas suatu tes dan atau alat ukur lainnya biasanya menggunakan teknik korelasi seperti dalam analisis validitas. Data pada tabel 5.4 menyajikan data hasil analisis tes hasil belajar yang terdiri dari 20 soal dan jumlah peserta tes sebanyak 16 orang.

Analisis validitas bertujuan untuk menguji keabsahan alat ukur atau soal-soal dalam penilaian terhadap apa yang hendak diukur atau untuk menguji ketepatan soal tes sebagai alat ukur.

Tabel 5.4. Data hasil tes
Tabel 5.4. Data hasil tes

PELAPORAN DAN PEMANFAATAN HASIL PENILAIAN

Pelaporan Hasil Penilaian

Pelaporan Data Hasil Penilaian

Data hasil penilaian yang dilakukan dan tersedia bagi guru harus dilaporkan sehingga dapat digunakan untuk tujuan pendidikan. Dalam laporan data, hasil penilaian tidak hanya mengenai kinerja atau hasil belajar saja, tetapi juga mengenai kemajuan dan perkembangan belajar siswa di sekolah, seperti motivasi belajar, kedisiplinan, kesulitan belajar atau sikap siswa terhadap mata. Data hasil penilaian terkait aktivitas belajar siswa disajikan tersendiri dalam bentuk perilaku atau kejadian tertentu yang dianggap paling menonjol dan ada hubungannya dengan keberhasilan belajar siswa di sekolah.

Hal lain yang berkaitan dengan laporan data penilaian yang dibuat oleh guru adalah dokumentasi data hasil penilaian.

Pemanfaatan data hasil penilaian

  • Manfaat data penilaian hasil belajar formatif
  • Manfaat data penilaian hasil belajar sumatif

Data hasil penilaian formatif dapat diperoleh guru secara langsung pada akhir proses belajar mengajar berupa skor hasil post-test. Data hasil penilaian formatif, termasuk catatan kelemahan siswa, hendaknya dicatat dan didokumentasikan agar perkembangan kemajuan belajar siswa dari waktu ke waktu mudah terlihat. Data ini juga dapat dijadikan bahan pertimbangan penyelesaian laporan mahasiswa pada akhir triwulan atau semester selain hasil penilaian sumatif.

Apabila sekolah telah mempunyai guru pembimbing, maka data dan informasi tentang kelemahan siswa yang diperoleh dari mempelajari hasil penilaian dapat dialihkan kepada guru pembimbing agar dapat dijadikan bahan dalam upayanya membimbing siswa tersebut.

Berdasarkan informasi dan materi tes sumatif, dapat diketahui upaya pengembangan pendidikan di sekolah dan pengembangan guru dalam proses belajar mengajar. Dengan demikian, penggunaan data hasil penilaian sumatif sangat berguna tidak hanya bagi guru, tetapi juga bagi kepala sekolah dan guru BK untuk meningkatkan pembangunan pendidikan di sekolah baik dari segi perencanaan, pelaksanaan atau administrasi, maupun dalam penilaian, pengawasan atau pemantauan. proses dan hasil pendidikan. Idealnya, kepala sekolah melakukan penilaian sendiri terhadap proses belajar mengajar dengan mempersiapkan alat penilaian terlebih dahulu, seperti angket, panduan observasi atau skala minat yang telah dibakukan.

Dengan alat penilaian tersebut dapat digunakan sewaktu-waktu untuk menilai kemampuan guru dan siswa dalam proses belajar mengajar.

Manfaat hasil penilian bagi penelitian pendidikan

Mengingat kelebihan-kelebihan di atas, maka data hasil penilaian, baik penilaian proses maupun penilaian hasil pembelajaran, harus didokumentasikan secara rapi dan teratur sehingga siap digunakan untuk berbagai keperluan bila diperlukan. Untuk itu, setiap guru bidang studi atau mata pelajaran harus secara berkala memberikan laporan hasil penilaian kepada berbagai pihak yaitu kepala sekolah, wali kelas, guru pembimbing, dan juga kepada sesama guru lainnya. Laporan dan penggunaan data hasil penilaian meliputi data penilaian proses belajar mengajar dan penilaian hasil belajar siswa.

Data laporan hasil evaluasi hendaknya didokumentasikan secara berkala agar dapat digunakan sewaktu-waktu bila diperlukan.

DAFTAR PUSTAKA

Gambar

Tabel 3.3. Format Penulisan Soal
Tabel 4.4. Distribusi skor  Kelompok Skor
Tabel A distribusi normal menunjukkan bahwa 0,125 z  adalah 0,394, artinya 39,44 persen dari subjek terletak di  antara nilai z dari rata-rata sebaran skor tersebut
Tabel 4.6. Kriteria nilai konversi  Persentase
+7

Referensi

Dokumen terkait