• Tidak ada hasil yang ditemukan

artikel ilmiah - Jurnal Ilmiah Mahasiswa STKIP PGRI Sumbar

N/A
N/A
Nguyễn Gia Hào

Academic year: 2023

Membagikan "artikel ilmiah - Jurnal Ilmiah Mahasiswa STKIP PGRI Sumbar"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

HUBUNGAN KEMAMPUAN MEMBACA CERPEN DENGAN KETERAMPILAN MENULIS CERPEN SISWA KELAS X SMA NEGERI 1 GUNUNG TULEH

KABUPATEN PASAMAN BARAT

ARTIKEL ILMIAH

ISNAINI NPM 11080181

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

(STKIP) PGRI SUMATERA BARAT PADANG

2015

(2)
(3)
(4)

RELATIONS THE ABILITY TO READ SHORT STORY WITH WRITING SKILLS SHORT STORY CLASS X SMA NEGERI 1 MOUNT TULEH

WEST PASAMAN By

, ,

1) Students STKIP PGRI West Sumatra

2) 3) Study Program Lecturer Indonesian Language and Literature STKIP PGRI West Sumatera

ABSTRACT

This research is motivated by the difficulties students ideas and arranging words in writing, the students do not have time to read books of fiction short stories in school, students are lazy to read, the lack of availability of reading materials in the home. This study aims to look at the relationship with the ability to read the short story short story writing skills class X SMA Negeri 1 Mount Tuleh Pasaman Barat. This type of research is quantitative descriptive method. The study population was class X SMA Negeri 1 Mount Tuleh West Pasaman enrolled in the academic year 2015/2016, a total of 210 students spread of 6 classes. Peneitian sample is 30 students with a sampling technique that uses proportional random sampling technique. Based on data processing and discussion, the result of research that follows sebaga. First, the ability to read the short story class X SMA Negeri 1 Mount Tuleh West Pasaman more than enough (LDC) with an average value of 73.21 in the range 66-75%. Second, short story writing skills class X SMA Negeri 1 Mount Tuleh West Pasaman classified as good (B) with an average value of 84.19 range 76-85%.

Third, there is a significant correlation between the ability to read short stories with a short story writing skills class X SMA Negeri 1 Mount Tuleh because t is greater than t table (2.73> 1.70).

Keywords: reading short story, Writing short story

(5)

HUBUNGAN KEMAMPUAN MEMBACA CERPEN DENGAN KETERAMPILAN MENULIS CERPEN SISWA KELAS X SMA NEGERI 1 GUNUNG TULEH

KABUPATEN PASAMAN BARAT Oleh

, ,

1) Mahasiswa STKIP PGRI Sumatra Barat

2) 3) Dosen Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia STKIP PGRI Sumatera Barat

ABSTRAK

Penelitian ini dilatarbelakangi oleh siswa kesulitan menuangkan ide dan merangkai kata dalam menulis, siswa tidak memiliki waktu luang membaca buku-buku karangan fiksi cerpen di sekolah, siswa malas untuk membaca, kurangnya ketersediaan bahan bacaan di rumah. Penelitian ini bertujuan untuk melihat hubungan kemampuan membaca cerpen dengan keterampilan menulis cerpen siswa kelas X SMA Negeri 1 Gunung Tuleh Kabupaten Pasaman Barat. Jenis penelitian ini adalah kuantitatif dengan menggunakan metode deskriptif. Populasi penelitian ini adalah siswa kelas X SMA Negeri 1 Gunung Tuleh Kabupaten Pasaman Barat yang terdaftar pada tahun ajaran 2015/2016, sebanyak 210 siswa yang tersebar dari 6 kelas. Sampel peneitian ini adalah 30 orang siswa dengan teknik pengambilan sampel yaitu menggunakan teknik proportional random sampling. Berdasarkan pengolahan data dan pembahasan, diperoleh hasil penelitian yaitu sebagai berikut. Pertama, kemampuan membaca cerpen siswa kelas X SMA Negeri 1 Gunung Tuleh Kabupaten Pasaman Barat lebih dari cukup (LDC) dengan nilai rata-rata 73,21 berada pada rentang 66-75%. Kedua, keterampilan menulis cerpen siswa kelas X SMA Negeri 1 Gunung Tuleh Kabupaten Pasaman Barat tergolong baik (B) dengan nilai rata-rata 84,19 rentangan 76- 85%. Ketiga, terdapat hubungan yang signifikan antara kemampuan membaca cerpen dengan keterampilan menulis cerpen siswa kelas X SMA Negeri 1 Gunung Tuleh karena t hitung lebih besar daripada t tabel (2,73> 1,70).

Kata kunci: membaca cerpen, menulis cerpen

(6)

PENDAHULUAN

Keterampilan membaca dengan keterampilan menulis saling berhubungan satu sama lain dan saling melengkapi. Keterampilan membaca diperlukan untuk menambah wawasan dan pengetahuan siswa. Sementara keterampilan menulis diperlukan dalam mengungkapkan gagasan- gagasan serta ide pikiran dalam bentuk tulisan yang diperoleh melalui membaca. Berdasarkan kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) pembelajaran bahasa Indonesia di Sekolah Menengah Atas (SMA) kelas X, siswa dituntut untuk terampil menulis cerpen. Hal ini tergambar dalam Standar Kompetensi (SK) ke-16. Mengungkapkan pengalaman diri sendiri dan orang lain ke dalam cerpen. Lebih rincinya terdapat dalam Kompetensi Dasar (KD) ke-16.1. Menulis karangan berdasarkan kehidupan diri sendiri dalam cerpen (pelaku, peristiwa, dan latar) (Depdiknas, 2006:74).

Berdasarkan hasil wawancara secara informal dengan salah seorang guru bidang studi Bahasa Indonesia yang mengajar di kelas X yaitu Ibu Dewi Astuti, S.Pd. Diperoleh informasi sebagai berikut ini. Pertama, siswa mengalami hambatan dalam mengembangkan keterampilan menulis cerpen siswa. Kedua, tidak adanya waktu yang dimiliki siswa untuk membaca buku-buku karangan fiksi berbentuk cerpen di sekolah. Ketiga, siswa malas untuk membaca. Keempat, kurangnya ketersediaan bahan bacaan di rumah yang disebabkan dalam keluarga tidak terbiasa membaca. Berdasarkan permasalah tersebut rumusan masalah penelitian ini adalah sebagai berikut. Pertama, bagaimanakah kemampuan membaca cerpen siswa kelas X SMA Negeri 1 Gunung Tuleh? Kedua, bagaimanakah keterampilan menulis cerpen siswa kelas X SMA Negeri 1 Gunung Tuleh? Ketiga, apakah terdapat hubungan yang signifikan antara kemampuan membaca cerpen dan keterampilan menulis cerpen siswa kelas X SMA Negeri 1 Gunung Tuleh?

Tujuan penelitian ini yaitu sebagai berikut ini. Pertama, mendeskripsikan kemampuan membaca cerpen siswa kelas X SMA Negeri 1 Gunung Tuleh. Kedua, mendeskripsikan keterampilan menulis cerpen siswa kelas X SMA Negeri 1 Gunung Tuleh. Ketiga, mendeskripsikan hubungan kemampuan membaca cerpen siswa dengan keterampilan menulis cerpen Siswa Kelas X SMA Negeri 1 Gunung Tuleh. Berdasarkan uraian di atas perlu dilakukan penelitian mengenai hubungan kemampuan membaca cerpen dengan keterampilan menulis cerpen siswa kelas X SMA Negeri 1 Gunung Tuleh.

Agustina (2008:3) mengemukakan membaca merupakan proses yang kompleks dan rumit, serta mengindikasikan bahwa kemampuan membaca itu adalah kemampuan yang spesifik.

Semi (2009:2) mengemukakan bahwa menulis pada hakikatnya adalah pemindahan pikiran dan perasaan ke dalam bentuk lambang-lambang bahasa. Menurut Suyitno (2009:44) cerpen adalah penceritaan yang memuat kepada satu peristiwa pokok yang pada dasarnya menuntut adanya perwatakan yang jelas pada tokoh cerita. Soal panjang pendek ukuran fisiknya tidak menjadi ukuran yang mutlak. Tarigan (2008:4) mengatakan bahawa hubungan antara menulis dengan membaca pada dasarnya adalah hubungan penulis dengan pembaca. Tugas penulis adalah mengatur atau menggerakkan suatu proses yang mengakibatkan suatu perubahan tertentu dalam bayangan atau kesan pembaca.

METODOLOGI PENELITIAN

Jenis penelitian ini adalah kuantitatif dengan metode deskriptif. Populasi dalam penelitian ini adalah adalah seluruh siswa kelas X SMA Negeri 1 Gunung Tuleh Tahun Ajaran 2015/2016 yang berjumlah 6 kelas. Teknik penarikan sampel yang digunakan adalah (Proportional random sampling) yaitu penarikan sampel berdasarkan proporsi jumlah siswa per kelas. Sampel dalam penelitian ini adalah 30 orang. Variabel dalam penelitian ini ada dua yaitu kemampuan membaca cerpen sebagai variabel bebas (X) dan keterampilan menulis cerpen sebagai variabel terikat (Y).

Instrumen penelitian ini ada dua, instrumen pertama adalah tes objektif. Digunakan untuk mengumpulkan data kemampuan membaca cerpen siswa. Instrumen yang kedua adalah tes unjuk kerja untuk mengumpulkan data keterampilan menulis cerpen siswa. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut. Pertama, peneliti menjelaskan kepada siswa tentang cerpen. Kedua, siswa diminta untuk membaca cerpen yang telah ditentukan.

(7)

Ketiga, siswa diminta untuk menjawab soal yang diberikan dan menyilangi salah satu alternatif jawaban yang dianggab benar pada lembar jawaban. Keempat, mengumpulkan hasil tes objektif siswa untuk diberikan penilaian. Kelima, siswa ditugaskan untuk menulis cerpen berdasarkan kehidupan diri sendiri, waktu yang diberikan 80 menit, lembar jawaban siswa dikumpulkan kemudian dianalisis berdasarkan indikator. Data yang diperoleh dideskripsikan secara kuantitatif.

Untuk penganalisisan data dilakukan dengan langkah-langkah berikut. Pertama, melakukan penyekoran terhadap tes membaca cerpen. Kedua, mencatat skor menulis cerpen berdasarkan indikator yang telah ditetapkan. Ketiga, mengubah skor membaca dan menulis menjadi nilai dengan menggunakan rumus. Keempat, menafsirkan kemampuan membaca dan menulis cerpen berdasarkan rata-rata hitung dengan menggunakan rumus. Kelima, mengelompokkan kemampuan membaca dan menulis berdasarkan konversi skala 10. Keenam, membuat histogram kemampuan membaca dan menulis cerpen. Ketujuh, mengkorelasikan kedua variabel dengan menggunakan rumus korelasi product moment. Kedelapan, pengujian hipotetis dengan menggunakan rumus uji t. Kesembilan, membahas hasil analisis. Kesepuluh, menyimpulkan hasil pembahasan berdasarkan t hitung dengan t tabel. Hipotesis diterima apabila t hitung lebih besar dari t tabel, sebaliknya hispotesis ditolak apabila t hitung lebih kecil dari t tabel. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Berdasarkan hasil analisis data diketahui bahwa kemampuan membaca cerpen siswa kelas X SMA Negeri 1 Gunung Tuleh Kabupaten Pasaman Barat berada pada kategori lebih dari cukup diperoleh nilai rata-rata 73,21 dengan rentangan 66-75% dikelompokkan menjadi 5 kategori. Siswa yang memperoleh nilai baik sekali 5 orang (17%). Nilai baik sebanyak 11 orang (37%). Siswa yang memperoleh nilai lebih dari cukup 8 orang (27%). Siswa yang memperoleh nilai cukup sebanyak 5 orang (16%). Kemudian siswa yang memperoleh nilai hampir cukup 1 orang (3%). Kemudian keterampilan menulis cerpen siswa kelas X SMA Negeri 1 Gunung Tuleh Kabupaten Pasaman Barat berdasarkan hasil analisi berada pada kategori baik dengan nilai rata- rata 84,21 berada pada rentangan 76-85% dikelompokkan menjadi 6 kategori. Siswa yang memperoleh nilai sempurna 2 orang berada pada rentangan 96-00%. Memperoleh nilai baik sebanyak 7 orang berada pada rentangan 76-85%. Siswa yang memperoleh nilai lebih dari cukup 7 orang berada pada rentang 66-75%. Memperoleh nilai cukup sebanyak 4 orang berada pada rentang 56-65% dan siswa yang memperoleh nilai hampir cukup 1 orang berada pada rentangan 46-55%.

Penguasaan siswa yang paling rendah dari kelima indikator yang diajukan dalam penelitian ini adalah indikator penokohan berada pada kualifikasi lebih dari cukup. Bertolak dari nilai rata-rata tersebut dapat dikatakan bahwa siswa kurang mampu memahami penokohan.

Sedangkan keteramapilan menulis dari kelima indikator kemampuan menulis cerpen yang diteliti aspek yang paling dikuasai siswa adalah indikator latar dengan kualifikasi baik. Berdasarkan nilai kualifikasi tersebut dapat dikatakan bahwa secara umum sudah dapat memahami latar dengan baik.

Penguasaan siswa yang paling rendah dalam penelitian ini adalah indikator penokohan berada pada kualifikasi lebih dari cukup. Berdasarkan kualifikasitersebut dapat dikatakan bahwa siswa sudah bisa memahami latar dalam sebuah cerpen dengan baik.

Dari hasil pengajian hipotesis dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara kemampuan membaca cerpen dengan keterampilan menulis cerpen siswa kelas X SMA Negeri 1 Gunung Tuleh Kabupaten Pasaman Barat. Kemampuan membaca cerpen berpengaruh terhadap menulis cerpen. Oleh sebab itu dalam penelitian ini ditolak sedangkan diterima karena berdasarkan hasil pengujian hipotesis lebih kecil daripada (1,70<

2,73). Hal ini menunjukkan bahwa ditolak dan diterima dengan derajat kebebasanya n-2 (30-2= 28) pada taraf signifikan 95%.

(8)

KESIMPULAN

Berdasarkan deskripsi data, analisi data dan pembahasan mengenai hubungan membaca cerpen dengan keterampilan menulis cerpen siswa kelas X SMA Negeri 1 Gunung Tuleh dapat disimpulkan tiga hal berikut ini. Pertama, hasil penelitian menunjukkan bahwa rata-rata kemampuaan membaca cerpen kelas X SMA Negeri 1 Gunung Tuleh Kabupaten Pasaman Barat berada pada kualifikasi lebih dari cukup (LDC) (73,21) rentangan 66-75%. Kedua, rata-rata keterampilan menulis cerpen siswa kelas X SMA Negeri 1 Gunung Tuleh Kabupaten Pasaman Barat berada pada kualifikasi baik (B) (84,19) pada rentangan76-85%. Ketiga, berdasarkan hasil penelitian ditemukan nilai > , maka disimpulkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara kemampuan membaca cerpen dengan keterampilan menulis cerpen siswa kelas X SMA Negeri 1 Gunung Tuleh Kabupaten Pasaman Barat. Dengan demikian hipotesis dapat diterima. Dengan uji t, hasil penghitungan diperoleh nilai t hitung 2,73 sedangkan t tabel sebesar 1,70.

SARAN

Berdasarkan simpulan disarankan tiga hal berikut ini. Pertama, kepada siswa SMA Negeri 1 Gunung Tuleh diharapkan agar lebih memperdalam pengetahuan khusunya yang berhubungan dengan membaca cerpen, dan memperbanyak latihan menulis di rumah. Kedua, bagi guru, khususnya guru bidang studi Bahasa Indonesia di SMA Negeri 1 Gunung Tuleh Kabupaten Pasaman Barat agar dapat memberikan bimbingan yang lebih intensif kepada siswa untuk memotivasi siswa dalam membaca cerpen sehingga siswa mudah dalam menulis cerpen pada nantinya. Ketiga, bagi peneliti lain agar lebih kreatif, lebih rajin membaca dan menulis untuk meneliti yang lebih lanjut dari aspek yang berbeda pada nantinya.

KEPUSTAKAAN

Agustina. 2008.Pembelajaran Keterampilan Membaca.” Buku Ajar. Padang: PBSS UNP.

Departemen Pendidikan Nasional. 2006. Standar Isi Untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah Mata Pelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia.

Semi, M Atar. 2009. Menulis Efektif. Padang: UNP Press.

Suyitno. 2009. Apresiasi Puisi dan Prosa. Surakarta: LPP UNS dan UNS Press.

Tarigan, Hendri Guntur. 2008. Membaca sebagai Suatu keterampilan berbahasa. Bandung:

Angkasa.

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan batasan masalah di atas maka dapat dirumuskan“Bagaimanakah profil prestasi belajar mahasiswa Bimbingan dan Konseling yang sudah menikah dengan belum menikah Studi kajian

1 PENDAHULUAN Pondok Pesantren Modern Diniyyah Pasia1 yang pada awalnya bernama Madrasah Diniyyah merupakan lembaga pendidikan Islam yang diselenggarakan oleh suatu badan hukum yang