• Tidak ada hasil yang ditemukan

Untitled - Jurnal Ilmiah Mahasiswa STKIP PGRI Sumbar

N/A
N/A
Nguyễn Gia Hào

Academic year: 2023

Membagikan "Untitled - Jurnal Ilmiah Mahasiswa STKIP PGRI Sumbar"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

1

(2)

1

PENDAHULUAN

Pondok Pesantren Modern Diniyyah Pasia1 yang pada awalnya bernama Madrasah Diniyyah merupakan lembaga pendidikan Islam yang diselenggarakan oleh suatu badan hukum yang berbentuk Yayasan Pengembangan Diniyyah yang didirikan pada tanggal 16 November 1991 pada awalnya berdirinya bertujuan pengembangan ilmu pengetahuan, namun dalam perjalanannya mengalami perkembangan seperti termuat dalam Visi dan Misinya. Berawal dari pertemuan akbar di gedung Madrasah Diniyyah pada tanggal 18 September 1991, pertemuaan tersebut dihadiri alumni, pecinta Madrasah Diniyyah serta pemuka-pemuka masyarakat Kecamatan Ampek Angkek Candung musyawarah tersebut menghasilkan kesepakatan bahwa untuk menyelenggarakan pendidikan selanjutnya dibentuk Yayasan dengan ketua Drs. H. Muctihar Muchtar.

Dalam pertemuan selanjutnya disepakati pula nama Yayasan yang diusulkan oleh H. Mansur Yasin, yaitu Yayasan pengembangan Diniyyah. Menurut Drs. H. Nawazir Muchtar, Lc. yang merupakan pimpinan pondok pesanren modern Diniyyah Pasia adalah suatu lembaga pendidikan dimana pimpinannya sebagai figur sentral yang menetapkan kebijakan baik kedalam maupun keluar. Dan kebijakan-kebijakan itu berdasarkan pokok- pokok pengurus Yayasan dan masyarakat.”2

Pondok Pesantren Modern Diniyyah Pasia sebagai salah satu lembaga pendidikan Islam yang mengalami perkembangan sesuai dengan perkembangan zaman, terutama sekali adanya dampak kemajuan ilmu pengetahuaan

1 Selanjutnya disingkat dengan PPMD Pasia

2 Wawancara dengan Nawazir Muctar Selaku Pimpinan Pondok Pesantren Modern Diniyyah Pasia. 26 Juni 2015. Pasia

dan teknologi. Pondok Pesantren Modern Diniyyah Pasia bukan lagi sebagai Pondok Pesantren traditional (klasik), akan tetapi merupakan lembaga pendidikan Islam yang tumbuh berkembang menjadi Madrasah dari masyarakat untuk masyarakat.

Perjalanan Pondok Pesantren Modern Diniyyah Pasia mulai dari tahun berdirinya 1991-2014 telah banyak prestasi yang diukirnya, mulai dari prestasi akademik maupun dari non akademik. Prestasi ini diraih oleh santri Pondok Pesantren Modern Dinyyah Pasia melalui beberapa tingkat, baik tingkat sekolah, Kabupaten/Kota, Provinsi, dan sampai pada tingkat Nasional. Prestasi akademik seperti diterima di beberapa perguruan tinggi favorit dalam dan luar negeri seperti Mesir, Libya, Qatar dan Malaysia.

Prestasi yang telah diraih seperti diatas oleh para santri Pondok pesantren Modern Diniyyah Pasia tersebut menjadi catatan bahwasanya santri yang berada di Pondok Pesantren Modern Diniyyah Pasia ini mampu bersaing dengan siswa-siswi yang berada di sekolah SLTA lainnya, baik dalam bidang pendidikan maupun dalam bidang eksrakurikuler. Semuanya tidak terlepas dari kerja keras semua Ustadz/Ustadzah, Majelis Guru, Karyawan dan masyarakat luas yang telah mempercayakan anak-anak mereka kepada instansi Pondok Pesantren Modern Diniyyah Pasia.

Prestasi yang dicapai tersebut menjadikan citra yang baik bagi Diniyyah terutama dari segi bahasa dan tahfiz santri.

Dari sejak berdirinya Pondok Pesantren Modern Diniyyah Pasia 1991-2014 santri Pondok Pesantren Modern Diniyyah diwajibkan berbahasa Arab dan Inggris setiap hari, baik sesama mereka maupun dengan Ustadz/Ustadzah yang ada di dilingkungan kampus, sehingga tak heran kalau semua guru yang berasal dari luar dan tamu yang berkunjung ke Pondok Pesanrtren Modern Diniyyah menjadi kagum dengan anak-anak

(3)

2

tersebut dalam keaaktifannya dalam berbahasa, walaupun itu masih belum tersusun rapi sesuai dengan yang semestinya.

Adapun tujuan yang hendak dicapai dalam penulisan skripsi ini adalah:

a. Mendeskripsikan latar belakang berdirinya Pondok Pesantren Modern Dinyyah Pasia tahun 1991

b. Mendeskripsikan perkembangan Pesantren Modern Diniyyah Pasia tahun 1991-2014.

Penulisan ini dimulai dari tahun 1991 dijadikan batasan awal karena pada tahun inilah cikal bakal Pondok Pesantren Modern Diniyyah mulai didirikan yang sebelumnya bernama Madrasah Diniyyah Pasia, dan pada tahun tersebut juga didirikan Yayasan Pengembangan Diniyyah Pasia.

Tahun 2014 Seiring dengan perkembangan dunia pendidikan Islam di Sumatera Barat dianggap sebagai tahun yang memperlihatkan keberhasilan Pesantren dalam memajukan sistem pendidikan di Pondok Pesanren Modern Diniyyah.

Tulisan atau penelitian mengenai pondok pesantren ini memang sudah ada.

Karya ilmiah yang dianggap relevan dengan penelitian ini adalah:

Muhammad Isa dalam bukunya “50 Tahun Madrasah Diniyyah” menyinggung sepak terjang Madrasah Diniyyah diawal- awal kemerdekaan sampai tahun 1978, selanjutnya terdapat dalam buku „85 Tahun Pondok Pesantren Modern Dinniyyah Pasia‟

yang ditulis oleh Nasrhan Nazir menyinggung tentang sejarah berdirinya Pondok Pesantren Modern Dinniyyah Pasia (PPMD Pasia)3 dan kegiatan-kegiatan madrasah.

3 Selanjutnya di singkat dengan PPMD Pasia

Wahyuni “Perkembangan Pondok Pesantren Al-Mujahidin Kecamatan Koto Solok Kabupaten Dhamasraya Tahun 1990- 2005”. Dalam Skripsi Wahyuni menulis tentang latar belakang berdirinya Pondok Pesantren Al-Mujahidin, perkembangan Pondok pesantren Al-Mujahidin tahun 1990- 2005.4 Selanjutnya tulisan Syefrida Yenti (2009) “Perkembangan Pondok pesantren Bustanul Huda Malus Kecamatan Sangir, Kabupaten Solok Selatan Tahun 1986-2008 ”.

Dalam Skripsi ini Syefrida Yenti menulis tentang latar belakang berdirinya pondok pesantren Bustanul Huda Makus Tahun 1986, perkembangan pendidikan Pondok Pesantren Bustanul Huda Malus Tahun 1986-2008

Deliana Yuniarta (2012) menulis tentang “perkembangan Pondok Pesantren Darul Hikmah Di Kecamatan Koto Baru Tahun 1990-2011‟‟. Dalam Skripsi Deliana Yuniarta menulis tentang perkembangan pendidikan Pondok Pesantren Darul Hikmah sejak tahun 1990-2011, respon masyarakat terhadap keberadaan Pondok Pesantren Darul Hikmah.5 Lebih lanjut tulisan Afriza Susanti (2013) “Perkembangan Pondok Pesantren Madrasah Tarbiyah Islamiyah Batang Kabung Koto Tangah Kota Padang 1955-2014‟‟.

Dalam Skripsi Afriza Susanti menulis tentang sejarah berdirinya Pondok Pesantren Madrasah Tarbiyah Islamiyah Batang Kabung Koto Tangah Padang, perkembangan Pondok Pesantren Madrasah Islamiyah Batang Kabung Koto. Tangah Padang Tahun 1955-2011.6

4 Wahyuni, “Perkembangan Pondok Pesantren AL-Mujahidin Kecamatan Koto Salak Kab.

Dhamasraya Tahun 1990-2005”, (Skripsi : STKIP PGRI Sumbar, 2012)

5 Deliana Yuniarta, “Perkembangan Pondok Pesantren Darul Hikmah Di Kecamatan Koto Baru Tahun 1990-2011, (Skripsi : STKIP PGRI Sumbar, 2012)

6 Asfriza Susanti, “Perkembangan Pondok Pesantren Madrasah Tarbiyah Islamiyah Batang

(4)

3

METODE PENELITIAN

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode sejarah. Metode sejarah adalah proses menguji dan menganalisis secara kritis rekaman dan peninggalan masa lampau dengan empat tahap yaitu: Heuristik, Kritik Sumber, Interpretasi, dan Historiografi.

Pertama,heuristicyaitumengumpulkan data atau sumber baik data primer maupun data sekunder yang dianggap relevan dan berhubungan dengan Zainutir.

Langkah kedua dari metode sejarah yang harus dilakukan setelah pengumpulan sumber adalah kritik sumber. Proses ini dilakukan untuk mendapatkan kebenaran dari sumber-sumber yang telah ada, sehingga melahirkan suatu fakta. Kritik ini dilakukan melalui dua cara yaitu kritik eksternal dan kritik internal. Kritik eksternal ditujukan untuk melihat atau meneliti kertasnya, tintanya, gaya tulisannya, bahasanya, kalimatnya, ungkapan kata-katanya, huruf dan semua penampilan luarnya.7 Kritik internal dilakukan untuk menguji kesahihan isi informasi sejarah yang terkandung di dalamnya.

Langkah ketiga setelah dilakukan kritik adalah interpretasi yaitu fakta yang diperoleh kemudian dianalisis dan diinterpretasikan dengan cara menghubungkan dan membandingkan fakta-fakta yang diteliti terhadap fakta yang disajikan. Dalam proses interpretasi penelitian ini didukung oleh wawasan teoritis sebagaimana terdapat dalam kerangka analisis. Ditahap interpretasi ini, seorang penulis atau sejarawan yang baik harus bisa subjektif dalam menentukan permasalahan.

Kabung Koto Tangah Kota Padang 1955- 2011”, (Skripsi : STKIP PGRI Sumbar, 2013)

7 Kuntowijoyo. 1995. Pengantar Ilmu Sejarah. Yogyakarta: Yayasan Benteng Budaya. Hlm: 99

Langkah keempat, historiografi yaitu penulisan dalam bentuk karya tulis ilmiah setelah diperoleh data dan fakta yang benar- benar akurat dan valid, barulah ditulis dalam bentuk skripsi.8

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Masa Perintisan Diniyyah Pasia Zaman Penjajahan

Diniyyah Pasia zaman penjajahan ini terbagi kepada dua fase; Zaman Belanda, dimana Madrasah Diniyyah lahir pada masa ini sampai tahun 1943, dan berikutnya zaman Jepang yang masuk setelah Belanda hengkang selama tiga setengah tahun sampai diproklamirkannya kemerdekaan Republik Indonesia tanggal 17 Agustus 1945.

Pada permulaan berdirinya dulu keadaan lingkungan sosial-politik tanah air waktu itu, tidak memberi kesempatan luas bagi rakyat untuk menyekolahkan anaknya, karena pemerintah kolonial Belanda tidak memberi fasilitas pendidikan bagi rakyat banyak. Keadaan masyarakat yang tertekan dan haus akan pendidikan itulah yang menjadi pendorong bagi orang- Perintisan orang yang sadar waktu itu, dalam mendirikan sekolah agama, sebagai pengganti atau menutupi ketiadaan fasilitas belajar yang memadai bagi anak dan generasi muda pada umumnya, kendatipun jalannya tersendat- sendat karena banyaknya rintangan dan halangan yang dibuat dengan sengaja oleh penjajah Belanda terhadap pendidikan bangsa.

1. Lahirnya IMURDI

Memasuki zaman Jepang 1942, situasi pada saat itu tambah sulit dengan

8 Mestika Zed. 1999. Metodologi Sejarah.

Padang. Jurusan Sejarah FIS UNP. Hlm: 37-38

(5)

4

diterapkannya sistem kerja paksa (Romusa) untuk kepentingan penjajah, maka para pengurus coba mengambil inisiatif dengan dibentuknya Ikatan Murid-Mirid Diniyyah yang disingkat dengan “IMURDI”, sebagai strategi agar murid-murid Madrasah Diniyyah memiliki cukup alasan untuk tidak dilibatkan dalam keharusan romusa tersebut. Di samping tujuan lain IMURDI dibentuk untuk memberikan kesempatam kepada murid-murid Madrasah Diniyyah mendapatkan pengalaman berorganisasi9 Gedung yang dimiliki Madrasah Diniyyah saat itu, kini gedung kampus I, merupakan gedung yang cukup terpandang, bangunannya megah dan berrelief dinding yang bagus bila dibanding madrasah- madrasah lainnya.10

2.Ditutupnya Diniyyah dan Awal Lahirnya BEMURDI

Pada tahun 1943, adalah tahun kelam dalam perjalanan Madrasah Diniyyah, di tengah himpitan ekonomi dan situasi politik yang sedang memuncak, Madrasah Diniyyah dihadapkan kepada kondisi keuangan yang kritis, tak seberapa uang yang masuk dari iuran siswa, sekalipun diberikan kelongggaran dibolehkannya iuran diganti dengan beras atau bahan makanan lainnya, tapi itu tidak cukup membantu. Honor-honor guru tidak terbayar kecuali hanya sedikit yang bisa diberikan.

Oleh sebab itu, dan dengan persetujuan pengurus, kegiatan pembelajaran ditutup (dihentikan sementara) sampai kondisi memungkinkan lagi. Tapi itu tidak berlangsung lama, hanya dalam tempo sepuluh

9Wawancara dengan Asrif Syarir. Sekretaris

1Yayasan Pengembangan Diniyyah 25 Juni 2015.

Pasia

10 Wawancara dengann Nasran Nazir. Direktur.

25 Juni 2015. Pasia

hari, kegiatan belajar mengajar kembali berjalan, ini berkat inisiatif para pecinta Diniyyah dan para pemuda yang pernah menjadi murid di Diniyyah mengadakan rapat untuk mencari solusi atas masalah yang dihadapi Diniyyah. Maka pada bulan Juli-nya, dalam rapat yang banyak dihadiri peserta disepakati satu kesepakatan tentang upaya penyelamatan Madrasah Diniyyah dari keterpurukan. Dalam rapat itu dicetuskan putusan mengadakan satu organisasai bekas murid-murid Madrasah Diniyyah yang disingkat dengan BEMURDI. Diantara putusannya adalah memilih pengurus inti dan juga mengangkat pengurus tingkat jorong di wilayah-wilayah sekitar sebagai fasilitator dalam penggalanagan dana untuk Madrasah Diniyyah.

Dukungan dan bantuan baik berupa moril maupun materil dari BEMURDI dan para dermawan dari kaum muslimin dapatlah meringankan beban pengurus dalam belanja rutin dan biaya operasional lainnya serta dana pembangunan Madrasah Diniyyah. Hal ini secara berangsur-angsur berlanjut dan berkembang terus.11

3.PembubaranBEMURDIdanPembentukan Ikatan Alumni

Pada tahun 1970-an, terasa bahwa organisasi yang mewadahi para lulusan Madrasah Diniyyah, Bemurdi, telah terlalu kecil lapangan dan bidangnya, perlu adanya perluasan ruang cakupan dan peremajaan organisasi ini, mengingat semakin banyak dan menyebarnya anggota Bemurdi, sehingga telah berada hampir di seluruh pelosok tanah air.

Maka timbullah keinginan sesuai zamannya untuk mengadakan reuni bekas murid-murid Madrasah Diniyyah Pasia.

11 Wawancara dengan Asrif Syarir. Sekretaris 1Yayasan Pengembangan Diniyyah 25 Juni 2015.

Pasia

(6)

5 Lahirnya Madrasah Diniyyah di Pasia Ampek Angkek

Sebagai pembangun dan sponsor berdirinya Madrasah Diniyyah ini adalah salah seorang anak didik dan asuhan dari Syekh Muhammad Cangking, yaitu Haji Muhammad Isa, yang dibantu oleh kawan-kawan beliau yang lain dan selalu aktif untuk mewujudkan cita-cita luhur nan mulia, yaitu pendidikan dalan upaya mencerdasakan kehidupan anak bangsa sebagai salah satu perjuangan untuk melepaskan diri dari cengkeraman kolonialisme saat itu.

Secara singkat sejarah berdirinya Pondok Pesantren Modern Diniyyah Pasia dan kegiatan-kegiatan penting lainnya yang pernah dilakukan selama berdirinya dapat penulis uraikan sebagai berikut :

Pada 11 Oktober 1928, untuk menampung siswa yang belajar di PPMD Pasia dilakukanlah Pembangunan gedung tahap pertama dengan kapasitas 7 lokal sekaligus awal berdirinya Madrasah Diniyyah di Pasia yang disponsori oleh Haji Muhammad Isa beserta sahabat beliau seperti ; H.

Sulaiman Dt. Tumanggung, J. Tuanku Tunaro dan Saleh Mangkuto Sutan. Tahun 1936 untuk pertama kalinya Madrasah Diniyyah mewisuda tamatan angkatan pertama sebanyak

± 21 orang (13 putra dan 9 putri).

Pada bulan Desember 1945, Gedung Madrasah Diniyyah mendapatkan kesempatan untuk dipakai untuk Kongres Pemuda Se- Sumatera. Lebih kurang setahun kemudian setelah Kongres Pemuda Se-Sumatera tepatnya minggu kedua bulan Juli 1946, Diniyyah Pasia kembali mendapatkan penghargaan yaitu mendapatkan Kunjungan dari Bapak Wakil Presiden Drs. H. Moh. Hatta dalam rangka memberikan uraian sekitar Hari Kemerdekaan Republik Indonesia yang telah diproklamirkan tanggal 17 Agustus 1945 di Jakarta. Beliau juga menyempatkan diri untuk melaksanakan Shalat Jum‟at di Masjid Pasia.

Selanjutnya setelah kunjungan dari Wakil Presiden RI pada tahun 1951, Diniyyah Pasia kembali mendapatkan kunjungan dari anggota DPRS-RI, yaitu Bapak Sabilal Rasyad.

Setelah mendapatkan kunjungan dari berbagai pejabat pemerintahan pada masanya, Diniyyah pun mulai dikenal oleh masyarakat umum sehingga ditahun berikutnya jumlah santri yang bersekolah di Diniyyahpun semakin bertambah, untuk menampung jumlah siswa tersebut maka tahun 1953, dilakukanlah pembangunan gedung tambahan dengan kapasitas 7 lokal (tingkat satu: 5 lokal dan tingkat dua: 2 lokal). Selanjutnya untuk menampung kreativitas siwanya tahun 1963, Madrasah Diniyyah telah memiliki Band yang bernama “IMURDY”. Band ini banyak membawakan lagu-lagu padang pasir (lagu Arab). Dalam berbagai kesempatan, Band ini sering mendapat undangan tampil ditengah masyarakat. Ditahun berikutnya 1970 dan 1971, Diniyyah Pasia mendapatkan kunjungan dari ulama Mesir, yaitu Syekh Ahmad Badawy dan Syekh M. Mun‟im, yang bertujuan untuk bersilaturahmi dengan pimpinan Diniyyah waktu itu, dan dilanjutkan oleh Direktris Direktorat Perguruan Tinggi Departemen Agama, Dr. Zakiah Darajat pada 31 Maret 1974.

Perkembangan selanjutnya, 11 Oktober 1978 Perguruan Madrasah Diniyah merayakan hari ulang tahunnya yang ke-50, dan dilanjutkan dengan ertemuan Akbar yang dihadiri oleh alumni, pecinta madrasah Diniyyah serta pemuka masyarakat Kecamatan Ampek Angkek Canduang 18 September 1991. Pertemuan tersebut menghasilkan kesepakatan membentuk Yayasan yang diberi nama “Yayasan Pengembangan Diniyyah”

diketuai oleh Drs. H. Muchtiar Muchtar.

Semenjak itu “Madrasah Diniyyah” berubah menjadi sebuah Yayasan yang diselengarakan oleh suatu Badan Hukum bernama “Yayasan Pengembangan Diniyyah”. Perkembangan selanjutnya, Yayasan Pengembangan Diniyyah

(7)

6

mendirikan Pondok Pesantren Modern Diniyyah Pasia (PPMD) 1 Juli 1992. Untuk mendapatkan legalitas dari pemerintahan maka pada 9 September 2011, Yayasan mendapatkan pengesahan dari Mentri Hukum dan HAM-RI. Dan ditahun selanjutnya 2013, Madrasah Aliyah mendapatkan akreditasi A dan tingkat Madrasah Tsanawiyah terakreditasi B.12

Berdirinya Yayasan Pengembangan Diniyyah Pasia

Sebagai pemrakarsa, Drs. H.

Muchtiar Muchtar pada bulan Juli 1986, mengadakan pertemuan dengan Bapak St.

Tumanggung, untuk mendiskusikan masa depan Madrasah Diniyyah. Menurut beliau, Diniyyah dalam perkembangannya sekarang mengalami pasang surut, maka harus ada pembaharuan dan pembenahan manajemen Diniyyah secara menyeluruh, kalau menginginkan Diniyyah berkembang stabil dan kompetitif. Termotivasi dari pendapat tersebut, diadakanlah pertemuan pada tanggal 18 September 1991, yang dihadiri oleh para alumni dan pecinta Diniyyah, serta pemuka masyarakat se-Kecamatan Ampek Angkek.

Hasil dari pertemuan tersebut adalah disepakatinya pembentukan Yayasan Pengembangan Diniyyah (YPD), sebagai suatu badan hukum yang bertindak sebagai badan penyelenggara dari lembaga pendidikan yang diberi nama Pondok Pesantren Modern Diniyyah Pasia (PPMD), dan ditunjuk sebagai ketuanya, Drs. H. Muchtiar Muchtar.13

12 Sumber pribadi yang penulis gabungkan dari berbagai sumber buku, Jurnal dan Skripsi.

13 Nashran Nazir, dkk, “85 tahun Madrasah Diniyyah Pasia ampek angkek”. (Pondok Pesantren Diniyyah Pasia Ampek Angkek Kab. Agam, 2013), hlm. 37.

Tujuan utama dari pembentukan YPD adalah sebagai upaya peningkatan dan pengembangan pendidikan di Perguruan Madrasah Diniyyah, sesuai dengan kemajuan zaman dan dinamika yang berkembang yang menuntut adanya perubahan dalam penyelenggaraan pendidikan agar dapat dihasilkan lulusan yang lebih berkualitas.14 Berbeda dengan sebelumnya, pola pendidikan di PPMD mewajibkan santri dan santriwatinya tinggal di asrama dengan pembinaan selama 24 jam. Konsekuensinya, YPD harus menyediakan gedung asrama santri, di samping menyesuaikan kurikulum Pesantren dengan program Departemen Agama baik tingkat Madrasah Tsanawiyah maupun Aliyah.

Peranan Pondok Pesantren Modern Diniyyah Pasia

Sejak pertama kali didirikan yaitu 11 Oktober 1928, Diniyyah Pasia langsung berperan, baik dalam bidang pendidikan maupun dalam bidang lainnya, bahkan semenjak terbentuk yayasan, maka kepengurusan pesantren lebih menjadi terkoordinasi dengan baik yang menjadikan peranan Pondok Pesantren Modern Diniyyah Pasia bagi masyarakat semakin nyata sampai sekarang. Dari tahun ke tahun Pondok Pesantren Modern Diniyyah Pasia berusaha mengembangkan agama islam. Telah banyak hal yang dilakukan oleh Pondok Pesantren Modern Diniyyah Pasia dibidang sosial ekonomi seperti gotong royong bersama, beasiswa kurang ampu, koperasi Santri dan lain sebagainya, dibidang pendidikan Pondok

14 Sebagaimana dikutip dari Deded Sulaiman, Manajemen Pendidikan Pesantren Modern Dalam Membentuk Karakter Anak Studi Kasus Pada Pondok Pesantren Modern Diniyyah Pasia Kabupaten Agam. (Tesis : STAIN Batusangkar, 2013), hlm. 89.

(8)

7

Pesantren Modern Diniyyah Pasia mendirikan sekolah tingkat MTs dan Aliyah.15

Semua itu menunjukkan bahwasanya dari tahun ketahun Pondok Pesantren Modern Diniyyah Pasia terus berusaha untuk berperan bagi masyarakat, khusunya masyarakat di Kabupaten Agam, bahkan diluar Kabupaten maupun Provinsi sekalipun. Untuk lebih jelasnya mengenai peran Pondok Pesantren Modern Diniyyah Pasia bagi masyarakat akan diuraikn sebagai berikut.

Peranan Pondok Pesantren Modern Diniyyah Pasia dalam bidang dakwah dan keagamaan

Sebagai organisasi keagamaan, Pondok Pesantren Modern Diniyyah Pasia mempunya tanggung jawab yang besar dalam menunjang keberhasilan pembangunan dalam bidang agama, Pondok Pesantren Modern Diniyyah Pasia memegang peran penting dalam pembinaan kehidupan keagamaan masyarakat.

Peranan tersebut tampak dalam kegiatan dakwah serta dalam kegiatan lainnya yang menyangkut masalah keagamaan.

KESIMPULAN

Berdasarkan pembahasan tentang sejarah dan perkembangan Pesantren Pondok Pesantren Modern Diniyyah Pasia selanjutnya disingkat dengan PPMD Pasia adalah sebuah lembaga pendidikan Islam yang terletak di kenagarian Pasia, Kecamatan Ampek Angkek, kabupaten Agam, propinsi Sumatera Barat.

PPMD pada awalnya bernama Madrasah Diniyyah Pasia yang didirikan pada tanggal 11 oktober 1928. PPMD Pasia saat ini termasuk salah satu lembaga pendidikan Islam

15Wawancara dengan Drs. H. Nawazir

Muchtar, Lc. Pimpinan Pondok, 55 thn. Tgl 25 Juni 2015. Pasia.

terkemuka di Sumatera Barat, hal ini tampak dari tingginya minat masyarakat untuk menyekolahkan anak-anak mereka di PPMD Pasia, prestasi akademis yang dicapai, dan kunjungan – kunjungan pejabat pemerintah setingkat mentri, serta kunjungan tamu dari Negara jiran Malaysia.

Santri – santri PPMD Pasia pada tahun ajaran 2013-2014 berjumlah lebih kurang 634 orang yang datang dari berbagai daerah di Sumatera Barat, Riau, Jambi, Bengkulu, dan Sumatera selatan. Tidak kurang dari 250 orang calon santri mengikuti ujian masuk setiap tahunnya, akan tetapi tidak semua bisa diterima karena keterbatasan sarana prasarana pendukung. Tenaga pendidik dan kependidikan PPMD Pasia berjumlah 72 orang, 20 orang dari mereka berdomisili di rumah-rumah dinas yang tersedia di dalam kampus. Guru-guru yang berdomisili di dalam kampus berfungsi sebagai pembimbing santri di asrama dan sebagai pengasuh santri di dalam berorganisasi. Sebagian guru – guru yang berdomisili di kampus merupakan alumni dari Pondok Modern Gontor dan sebagian lainnya adalah alumni dari PPMD Pasia.

Kurikulum PPMD Pasia adalah perpaduan dari kurikulum Pondok Modern Gontor dan kurikulum madrasah tsanawiyah dan madrasah aliyah. Pengajaran bahasa Arab dan bahasa Inggris mendapat perhatian penuh dan dilaksanakan sebagaimana di Pondok Modern Gontor. Latihan berpidato dalam bahasa Arab, bahasa Inggris, dan bahasa Indonesia dilaksanan setiap hari kamis dan sabtu. Semua santri dan santriwati bertempat tinggal di dalam kampus masing-masing yang terpisah cukup jauh. Sarana prasarana pendukung proses pendidikan di PPMD Pasia sudah cukup memadai. Kampus PPMD terdiri dari kampus putra dan kampus putri. Setiap kampus memiliki asrama tiga lantai yang mampu menampung 250 orang santri, masjid, ruang makan, ruang belajar yang cukup repsentatif, dan laboratorium IPA ,

(9)

8

laboratorium bahasa, dan laboratorium komputer. Pemimpin PPMD Pasia sekarang adalah Drs. H. Nawazir Muchtar, Lc. Beliau adalah alumni Pondok Modern Gontor, IAIN Syarif Hidayatullah, dan international call colloge Tripoli, Libia.

DAFTAR PUSTAKA A. Arsip

Laporan Bulanan Madrasah ke Pondok

Laporan Tahunan Madrasah kepada pimpinan pondok Pesantren Modern Diniyyah Pasia Tahun 2012 dan 2013

Buku Santri Pondok Pesantren Modern Diniyyah Pasia

Dokumentasi dan laporan bidang Puslitabang Pondok Pesantren Modern Diniyyah Pasia Profil Pondok Pesantren Modern Diniyyah

Pasia 2012/2013

Gambar struktur, muatan kurikulum dan laporan penerimaan santri dan Guru baru 2012/2013.

Gambar dan foto perpustakaan Pondok Pesantren Modern Diniyyah Pasia

B. Buku

Abdul Halim Soebahar. 2001. Modernisasi Pesantren Studi Transformasi Kepemimpinan Kiai dan Sistem Pendidikan Pesantren. Jakarta : P.T Hidakarya Agung.

Azyumardi Azra. 2000. Pendidikan Islam:

Tradisi dan Modernisasi Menuju Milenium Baru, Jakarta: Kalimah.

Abu Ivan, dkk. 1975, Pedoman Penyelengaraan Perpustakaan Pesantern. Jakarta

Depdikbud. 1995, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka, edisi ke-2

Departemen Agama RI. 2003, Pondok Pesantren dan Madrasah Diniyah Pertumbuhan dan Perkembangannya.

Jakarta: Direktorat Jenderal Kelembagaan Agama Islam.

HM. Amin Haedari. dkk, 2004. Masa Depan Pesantren dalam Tantangan Modernitas dan Tantangan Komplesitas Global, Jakarta: Ird Press

Hasan Muarif Ambari. 1998. Menemukan Peradaban Islam, Jakarta : Logos.

Harun Nasution. 1992, Pembaharuan dalam Islam : sejarah pemikiran dan gerakan, Jakarta: Bulan Bintang, cet ke-9.

Muhammad Isa, dkk. 1978. “50 Tahun Madrasah Diniyyah”. Pasir

Muhaimin dan Abdul Mijib. 1993, Pemikiran dan Pendidikan Islam : Kajian Filosofis dan Kerangka dasar Operasionalisasinya. Bandung:

Trigenda Karya.

Mestika Zed. 2003, Metodelogi Penelitian Sejarah, Padang: Fakultas Ilmu-ilmu Sosial UNP.

(10)

9

Mahmud, dkk. 1999, Kiat Sukses Pesantern

Mandir, Proyek Peningkatan Bantuan kepada Pondok Pesantrern. Jakarta.

M. Dian Nafi, dkk. 2007, Praksis Pembelajaran Pesantren, Jogjakarta:

Instite For Trining and Development (ITD) Amhers MA, Forum Pesantren Yayasan Salasih.

Nawazir Muchtar, Lc. 2009, Peranan Kapontren dalam Pemberdayaan Ekonomi Ummat. Majalah Diniyyah, terbitan perdana. Pasia.

Nashran Nazir, dkk. 2013, 85 tahun Madrasah Diniyyah Pasia ampek angkek. Pondok Pesantren Diniyyah Pasia Ampek Angkek Kab. Agam.

Soeparlan Soeryopratondo, dkk. 1976,

Kapitan Selekta Pondok Pesantren”.

PT Paryu Barkah Jakarta.

Widia Fithri, dkk. 2014. Pesantren Dan Gairah Keislaman Kelas Menengah.

Yasmadi, 2005. Modernisasi Pesantren (Kritik Nurcholish Madjid Terhadap Pendidikan Islam Tradisional), Jakarta: Quantum Teaching

Zaenal Arifin, dkk. 2008, 80 tahun perguruan diniyyah pasia, catatan perjalanan panjang di tiga zaman. Payakumbuh:

Pondok Pesantren Modern Diniyyah Pasia Ampek Angkek Kab. Agam.

C. Skripsi

Asfrizal Susanti. 2013, “Perkembangan Pondok Pesantren Madrasah Tarbiyah Islamiyah Batang Kabung Koto Tangah Kota Padang 1955-

2011” Skripsi : STKIP PGRI Sumbar.

Deded Sulaiman. 2013, Manajemen Pendidikan Pesantren Modern Dalam Membentuk Karakter Anak Studi Kasus Pada Pondok Pesantren Modern Diniyyah Pasia Kabupaten Agam. Tesis : STAIN Batusangkar.

Deliana Yuniarta. 2012, “Perkembangan Pondok Pesantren Darul Hikmah Di Kecamatan Koto Baru Tahun 1990- 2011, Skripsi : STKIP PGRI Sumbar

Syefrida Yenti. 2009, “Perkembangan Pondok Pesantren Bustanul Huda Malus Kec.

Sangir, Kab. Solok Selatan Tahun 1986-2008” Skripsi : STKIP PGRI Sumbar.

Wahyuni, 2012, “Perkembangan Pondok Pesantren AL-Mujahidin Kecamatan Koto Salak Kab. Dhamasraya Tahun 1990-2005”, Skripsi : STKIP PGRI Sumbar.

Yulfendri. 2014, Peranan Pondok Pesantren Sumatera Thawalib Parabek dalam mengembangkan agama Islam.

Skripsi : STKIP PGRI Sumbar.

Doni Satria Fery. 2000, Jejak Pembaharuan Islam Di Minang Kabau. Skripsi.

UIN Jakarta.

D.Internet

http://diniyyahpasia.tripod.com http://Canduangmediacentre.com Wikipedia bahasa Indonesia,

ensiklopedia bebas

http://gambaran umum kecamatan

ampek angkek.com

Referensi

Dokumen terkait

Sesuai dengan jenis data yang dikumpulkan dalam penelitian deskriftif maka digunakan analisa deskriftif, dengan rumus formula persentase % yang dikemukakan oleh Arikunto : 2006 yaitu :

Tahap keempat yaitu Historiografi merupakan penulisan sejarah berdasarkan data yang diperoleh menjadi skripsi yang dapat disajikan.12 Pembahasan Perkembangan pariwisata di Kabupaten

Pendidikan Anak Petani Sawit Pendidikan yang dimaksud dalam penelitian ini adalah pendidikan formal tertinggi yang dicapai seseorang dengan mendapat tanda kelulusan ijazah untuk

Pemeriksaan keabsahan data yang diperoleh dilakukan dengan beberapa cara yang diajukan pada hasil pengumpulan data pada masyarakat penambang, yang antara lain :Perpanjangan

Banjir yang melanda di Kenagarian Kampung Tengah Tapan mengakibatkan prasarana sekolah, kesehatan, pemerintahan yang ada di Kenagarian Kampung Tengah Tapan tergolong Rusak dengan

Kelima, penelitian ini membuktikan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan antara letak yang strategis, faktor ekonomi, tanah ulayat dan usaha pemerintah mengurangi resiko banjir secara

Perumahan Kualitas rumah tempat tinggal menunjukkan tingkat kesejahteraan suatu rumah tangga, dimana kualitas tersebut ditentukan fisik rumah yang dapat terlihat dari fasilitas yang

Berhubungan dengan teori yang diungkapkan oleh Suherland dalam proposisinya yang menyatakan bahwa bagian utama dari belajar tentang perilaku menyimpang terjadi didalam kelompok-