• Tidak ada hasil yang ditemukan

Untitled - Jurnal Ilmiah Mahasiswa STKIP PGRI Sumbar

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "Untitled - Jurnal Ilmiah Mahasiswa STKIP PGRI Sumbar"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

1

(2)

2

(3)

1

The Reason of Teenagers Consuming Liquor on the Night of A Wedding Party at Jorong Muara Tais Nagari Muara Tais Kecamatan Mapat Tunggul Kabupaten Pasaman

Ripo 1 Aziwarti, M.Hum 2 Inoki Ulma Tiara, M.Pd 3 Program Studi Pendidikan Sosiologi

STKIP PGRI Sumatera Barat ABSTRACT

The backgrond of this research was the tendency of teenagers in consuming liguor. It was done by them on the evening of wedding party, and they did it in group. Liguor was consume by them at midnight on the hidden place around the party. The purpose of this research was to describe the reason of teenagers consuming liguor on the night of wedding party at Jorong Muara Tais Nagari Muara Tais Kecamatan Mapat Tunggul Kabupaten Pasaman Timur. The theory which was used is differential association from Edwin suherland. The methodology of this research was descriptive with gualitative approach. The informan was taken by using snowball sampling technigue. There were 19 persons as informan. The data was collected by using indeep-interview and document. The data was analized by using model of Miles and Hutaberman which consist of four steps: data collection, data reduction, data presentation and making inferences. Based on the result of the research, it was found the reason of teenager consuming liguor on the night of welding party at Jorong Muara Tais Nagari Muara Tais Kecamatan Mapat Tunggu Kabupaten Pasaman Timur was because it is their habbit or culture, tenageres habbit consuming liguor at Jorong Muara Tais gove big impact to the teenagers who used to consume liguor on the night of a wedding party the factor of their friend consuming it, also becomes the most influencing factors or reason of the teenagers consuming liguor.

Keyword: Teenagers, Liquor and Wedding Party.

1. Mahasiswa Program Studi Pendidikan Sosiologi STKIP PGRI Sumatera Barat Angkatan 2011 2. Pembimbing I dan Dosen STKIP PGRI Sumatera Barat

3. Pembimbing II dan Dosen STKIP PGRI Sumatera Barat

(4)

2

PENDAHULUAN

Minuman keras adalah jenis minuman yang dapat memabukkan, apabila dikonsumsi secara berlebihan akan menyebabkan hilangnya kesadaran. Adapun jenis dari merek minuman keras sangat beragam, diantaranya yaitu bir, wiski, gin, vodka, martini, brem, arak, saguer, tuak, johni walker (topi miring), black and white (kam-put = kambing putih), manson dan lain-lain (Joewana, 2001:21).

Di Minangkabau atau kebiasaan mengkonsumsi minuman keras bukan merupakan fenomena baru tetapi sudah ada sejak dahulu. Fenomena ini terlihat baru karena jarang dibahas secara kesejarahan.

Namun kebiasaan mengkonsumsi minuman keras ini tidak diketahui secara pasti kapan berkembangnya. Tetapi minuman keras sudah dikenal sebelum tahun 1803 ini ditandai dengan pecahnya perang Padri.

perang Padri dimulai dengan munculnya pertentangan sekelompok ulama yang dijuluki sebagai kaum Padri terhadap kaum adat di kawasan kerajaan Pagaruyuang dan sekitarnya. Ini disebabkan karena banyaknya masyarakat Minangkabau yang meninggalkan ajaran-ajaran Islam dan melakukan kebiasaan-kebiasaan buruk.

Kebiasaan yang dimaksud seperti perjudian, mabuk-mabukan, penggunaan mandat, dan perbuatan-perbuatan lain, yang merusak moral masyarakat (Sjarifoedin, 2011:416)

Adapun tujuan dari perang Padri ini yaitu untuk memperbaharui atau memurnikan kembali agama Islam yang sebelumnya sudah dicampur adukkan dengan kebiasaan-kebiasaan adat yang bertentangan dengan ajaran Islam itu sendiri.

Meskipun perperangan ini tidak dimenangkan oleh kaum ulama namun para ulama sudah berhasil untuk menerapkan konsep Islam kepada kaum adat. Ini ditandai dengan dilakukannya kompromi antara ulama dengan kaum adat yang dikenal dengan nama “Palakat Puncak Pato” di bukit Marapalam, Kabupaten Tanah Datar yang mewujudkan konsensus bersama yaitu “Adat Basandi Syarak, Syarak Basandi Kitabullah”

yang artinya adat Minangkabau berlandaskan kepada agama Islam, sedangkan agama Islam berlandaskan kepada AL-Quran.

Begitu juga halnya dengan Pasaman yang merupakan bagian dari

Sumatera Barat sebagai salah satu daerah kekuasaan kaum Padri. Ini ditandai dengan diangkatnya Imam Bonjol sebagai pemimpin kaum Padri di daerah Pasaman, sehingga seluruh daerah Pasaman dapat dikuasainya.

Daerah ini begitu setia untuk menjalankan syari’at Islam secara penuh, sesuai dengan misi yang diembani oleh gerakan Padri (Sjarifoedin, 2011:440).

Salah satunya Jorong Muara Tais yang merupakan bagian dari Pasaman yang mana anggota masyarakatnya masih menjunjung tinggi syari’at Islam sampai sekarang. Hal ini terlihat dari kebiasaan masyarakat yang selalu menjalankan ajaran- ajaran agama Islam itu sendiri, seperti solat berjamaah di mesjid, melakukan ceramah agama setiap malam jum’at, dan selalu memperingati hari besar Islam. Walaupun nilai-nilai agama Islam dijunjung tinggi oleh masyarakat, namun masih ada para remaja yang melanggar ajaran Islam tersebut.

Pelanggaran yang dilakukan oleh remaja ini yaitu seperti perilaku mengkonsumsi minuman keras.

Berdasarkan latar belakang masalah diatas maka rumusan masalah penelitian ini adalah apa penyebab remaja mengkonsumsi minuman keras dimalam pesta perkawinan di Jorong Muara Tais Nagari Muara Tais Kecamatan Mapat Tunggul Kabupaten Pasaman Timur?

Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori Asosiasi Diferensial. Menurut Edwin Suherland (dalam Henslin, 2007:152) istilah Asosiasi Diferensial untuk mengidentifikasikan bahwa sebagian besar dari kita belajar untuk menyimpang dari atau konform terhadap norma masyarakat melalui kelompok- kelompok berbeda dimana kita bergaul.

Menurut Edwin Suherland (dalam Narwoko dan Bagong, 2011:113) Teori Asosiasi Diferensial mempunyai sembilan proposisi yaitu:

1. Perilaku menyimpang adalah hasil dari proses belajar atau yang dipelajari.

2. Perilaku menyimpang dipelajari oleh seseorang dalam interaksinya dengan orang lain dan melibatkan proses komunikasi yang intens.

(5)

3

3. Bagian utama dari belajar tentang perilaku menyimpang terjadi didalam kelompok- kelompok personal yang intim atau akrab.

4. Hal-hal yang dipelajari didalam proses terbentuknya perilaku menyimpang adalah:

(a) teknis-teknis menyimpang yang kadang-kadang sangat rumit, tetapi kadang-kadang cukup sederhana; (b) petunjuk- petunjuk khusus tentang motif, dorongan, rasionalisasi, dan sikap-sikap berprilaku menyimpang.

5. Petunjuk-petunjuk khusus tentang motif dan dorongan untuk berperilaku menyimpang itu dipelajari dari defenisi- defenisi tentang norma-norma yang baik atau tidak baik.

6. Seseorang menjadi menyimpang karena ia

menganggap lebih

menguntungkan untuk melanggar norma-norma dari pada tidak.

7. Terbentuknya asosiasi diferensial itu bervariasi tergantung dari frekuensi, durasi, prioritas dan intensitas.

8. Proses mempelajari penyimpangan perilaku melalui kelompok yang memiliki pola- pola menyimpang atau sebaliknya, melibatkan semua mekanisme yang berlaku didalam setiap proses belajar.

9. Meskipun perilaku menyimpang merupakan salah satu ekspresi dari kebutuhan dari nilai-nilai masyarakat umum, tetapi penyimpangan perilaku tersebut tidak dapat dijelaskan melalui kebutuhan dan nilai umum tersebut.

Jadi dapat disimpulkan bahwa penyimpangan adalah suatu sikap atau tindakan yang dipelajari dari norma-norma yang menyimpang yang ada dalam lingkungan tempat kita berada didalam suatu masyarakat. Begitu juga halnya dengan perilaku mengkonsumsi minuman keras yang dilakukan oleh remaja di Jorong Muara

Tais, para remaja ini mengkonsumsi minuman keras karena mereka bergaul dengan orang-orang yang telah mengkonsumsi minuman keras sebelumnya, hingga akhirnya mereka terpengaruh dan ikut-ikutan mengkonsumsi minuman keras tersebut.

METODE PENELITIAN

Penelitian ini dilakukan di Jorong Muara Tais Nagari Muara Tais Kecamatan Mapat Tunggul Kabupaten Pasaman Timur.

Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini yaitu pendekatan kualitatif dengan tipe penelitian deskriptif untuk menggambarkan masalah yang diteliti.

Pengambilan informan digunakan dengan cara Snowball Sampling yang berjumlah 19 orang. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan sekunder. Metode pengumpulan data berupa observasi (partisipan), wawancara mendalam dan dokumen. Unit analisis yaitu kelompok dengan analisis data dengan model analisis data interaktif (Miles dan Huberman 1992:

20).

HASIL DAN PEMBAHASAN

1. Penyebab Remaja Mengkonsumsi Minuman Keras dimalam Pesta Perkawinan di Jorong Muara Tais 1.1. Faktor Kebiasaan Masyarakat

Masyarakat merupakan salah satu unit sosialisasi bagi remaja yang juga berpengaruh terhadap perkembangan remaja karena masyarakat merupakan tempat dimana remaja mengalami proses belajar dan berinteraksi dalam berperilaku baik maupun yang buruk, dimana ketika remaja berinteraksi dengan orang-orang yang sering melakukan perilaku menyimpang akan membuat mereka mudah terpengaruh untuk melakukan penyimpangan.

Dengan demikian dapat dipahami bahwa mayarakat merupakan salah satu proses belajar yang sangat berpengaruh terhadap perkembangan remaja. Jika seseorang berada di lingkungan dan masyarakat yang baik, maka orang tersebut akan mendapatkan pengaruh yang baik, dan sebaliknya apabila seseorang berada di lingkungan dan masyarakat yang kurang baik maka perilakunya akan kurang baik pula. Proses belajar yang dilakukan berdasarkan faktor kebiasaan masyarakat ini

(6)

4

berkaitan dengan pernyataan yang diungkapkan oleh Suherland dalam teorinya Asosiasi Diferensial yang menjelaskan ada sembilan proposisi, dimana dalam proposisi tersebut terdapat ungkapan bahwa motif dan dorongan untuk berperilaku menyimpang itu dipelajari dari defenisi-defenisi tentang norma-norma yang baik atau tidak baik.

1.2. Faktor Teman Sebaya

Teman adalah perilaku kerja sama dan saling mendukung antara dua orang atau lebih yang biasanya orang-orang atau manusia-manusia dan kelompok yang berpengaruh. Dalam pembentukan kepribadian remaja teman sebaya memiliki peran penting melalui sosialisasi, dimana teman sebaya juga merupakan agen sosialisasi yang sangat berpengaruh terhadap perkembangan remaja setelah keluarga. Remaja akan lebih mudah menerima pelajara apabila teman sebaya yang menyampaikannya.

Pada usia remaja, kelompok sebaya itu berkembang menjadi kelompok persahabatan yang lebih luas. Perkembangan itu antara lain disebabkan oleh remaja yang bertambah luas ruang lingkup pergaulannya, baik di sekolah maupun di luar sekolah.

Akan tetapi, perlu diwaspadai pengaruh yang akan muncul ketika remaja mulai bergaul dengan sebayanya, karena pada tahap ini, tingkat kerawanan terhadap hal-hal yang cenderung ke arah negatif sangat tinggi. Mudah sekali, si remaja terpengaruh apabila basis sosialisasi keluarga yang pernah dialami sangat lemah. Sehingga, dengan kata lain, sebelum anak mulai masuk ke dalam lingkungan sebayanya, sosialisasi primer yang berlangsung dalam keluarga hendaknya diperkuat secara nyata.

Terlebih bagi seseorang yang memiliki mental dan keperibadian cukup lemah, akan mudah terjerumus. Hal ini disebabkan sebagai syarat kemudahan untuk dapat diterima oleh anggota kelompok.

Kelompok atau genk mempunyai kebiasaan berperilaku yang sama antar sesama anggota. Jadi tidak aneh bila kebiasaan berkumpul ini juga mengarahkan perilaku yang sama untuk berperilaku menyimpang.

Berhubungan dengan teori yang diungkapkan oleh Suherland dalam proposisinya yang menyatakan bahwa bagian utama dari belajar tentang perilaku

menyimpang terjadi didalam kelompok- kelompok personal yang intim atau akrab maka teman sebaya merupakan kelompok yang dapat akrab dengan remaja, sehingga perilaku menyimpang yang berasal dari teman sebaya juga mudah dipelajari dan diserap oleh remaja.

1.2.1 Ingin Terlihat Gaya

Minuman keras dapat membuat orang yang mengkonsumsinya lebih merasa keren, berani, percaya diri, dan santai. Efek keren yang terlihat oleh orang lain tersebut dapat menjadi tren pada kalangan tertentu, sehingga orang yang mengkonsumsi minuman keras akan disebut gaul oleh anggotanya. Jelas bagi orang yang ingin disebut gaul oleh golongan dan kelompok itu dia harun mengkonsumsi minuman keras.

Hal seperti ini lah yang menjadi salah satu pendorong bagi remaja di Jorong Muara Tais untuk mengkonsumsi minuman keras dimalam pesta perkawinan, karena apabila mereka mengkonsumsi minuman keras dimalam pesta tersebut maka mereka akan dianggap gaul oleh teman-teman atau anggota kelompoknya.

1.2.2 Menghilangkan Rasa Bosan

Setiap manusia pasti akan merasakah bosan dalam hidup karena banyak pemasalahan yang dihadapinya. Tak terkecuali remaja yang mudah merasa bosan pada dirinya yang tidak pernah berubah, karena remaja merasa dirinya selalu seperti itu sehingga dia merasa bosan dengan keadaan dirinya sendiri. Untuk menghilangkan rasa bosan dan kejenuhan ini sehingga para remaja membutuhka hiburan.

Salah satu cara yang dilakukan remaja untuk menghibur dirinya yaitu dengan cara mengkonsumsi minuman keras.

Berdasar kedua manfaat tersebut menjadikan remaja bersikap tidak rasional dengan tetap dan bertahan untuk melakukan perilaku menyimpang dengan mengkonsumsi minuman keras, hal ini disebabkan karena remaja tersebut beranggapan bahwa lebih menguntungkan untuk melanggar norma-norma dari pada tidak dengan ikut melakukan perilaku menyimpang yang dianggap dapat meningkatkan gengsi pada diri mereka dan dapat dijadikan sebagai hiburan.

(7)

5

Menurut Edwin Suherlan Asosiasi Diferensial untuk mengidentifikasi kan bahwa sebagian besar dari kita belajar untuk menyimpang dari atau konform terhadap norma masyarakat melalui kelompok- kelompok berbeda dimana kita bergaul. Jadi dapat disimpulkan bahwa perilaku menyimpang adalah suatu sikap dan tindakan yang dipelajari. Merujuk pada hasil penelitian yang diperoleh bahwa proses belajar yang dilakukan oleh remaja untuk mengkonsumsi minuman keras di pelajari dari kebiasaan masyarakat dan teman sebaya. Karena proses belajar remaja terhadap kebiasaan masyarakat dan teman sebaya tidak berjalan sempurna yang disebabkan karena kebiasaan masyarakat dan teman sebaya yang lebih mendukung remaja untuk mempelajari hal-hal yang melanggar norma dibandingkan dengan hal- hal yang mematuhi norma yang berlaku dalam masyarakat pada umumnya.

KESIMPULAN

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan dan telah diuraikan pada pembahasan, maka dapat disimpulkan bahwa faktor penyebab remaja mengkonsumsi minuman keras dimalam pesta perkawinan di Jorong Muara Tais Nagari Muara Tais Kecamatan Mapat Tunggul Kabupaten Pasaman Timur sebagai berikut: 1. Faktor kebiasaan masyarakat.Masyarakat merupakan salah satu unit sosialisasi bagi remaja yang sangat berpengaruh terhadap perkembangan remaja karena masyarakat merupakan tempat dimana remaja mengalami proses belajar dalam berinteraksi dan berperilaku baik maupun yang buruk, dimana ketika remaja berinteraksi dengan orang-orang yang sering melakukan perilaku menyimpang akan membuat mereka mudah terpengaruh untuk melakukan penyimpangan. 2. Faktor Teman Sebaya. Teman adalah perilaku kerja sama dan saling mendukung antara dua orang atau lebih yang biasanya orang-orang atau manusia-manusia dan kelompok yang berpengaruh. Dalam pembentukan kepribadian remaja teman sebaya memiliki peran penting dalam sosialisasi, dimana teman sebaya juga merupakan agen sosialisasi yang sangat berpengaruh terhadap

perkembangan remaja setelah keluarga. Remaja akan lebih mudah menerima pelajara apabila teman sebaya yang menyampaikannya.

DAFTAR PUSTAKA

Hennslin, M. James. 2007. Sosiologi dengan Pendekatan Membumi Edisi ke 6.

Jakarta: Erlangga.

Miles B. Mathew dan A. Humberman Michael. 1992. Analisis Data Kualitatif. Jakarta: Universitas Indonesia.

Narwoko, Dwi dan Bagong Suryanto. 2011 Sosiologi Teks pengantar dan Terapan.

Jakarta: Kencana Pernada Media Persada.

Satyo, Joewana dkk, 2001. Narkoba, Yokyakarta : Media Persindo.

Amir Sjarifoedin, 2011. Minangkabau, Jakarta : Gria Media Prima.

Referensi

Dokumen terkait

3 FAKTOR-FAKTOR TERJADINYA ILLEGAL LOGGINGDI NAGARI PULASAN KECAMATAN TANJUNG GADANG KABUPATEN SIJUNJUNG Oleh: Dwi Novembria Kartika*Bakaruddin**Rika Despica** Mahasiswa

4.Terdapat pengaruh yang signifikan dan positif antara pengelolaan tanaman karet, ketersediaan lahandan permintaan karet secara bersama-sama terhadap motivasi masyarakat menanam karet