• Tidak ada hasil yang ditemukan

Untitled - Jurnal Ilmiah Mahasiswa STKIP PGRI Sumbar

N/A
N/A
Nguyễn Gia Hào

Academic year: 2023

Membagikan "Untitled - Jurnal Ilmiah Mahasiswa STKIP PGRI Sumbar"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)
(2)
(3)
(4)

Short story writing skills Students of class X SMA N 2 the shadow of the South Pesisir Regency with the techniques to write a diary

by

Loza Anggraini1, Asmawati2, Ninit Alfianika3

1) Student STKIP PGRI West Sumatra

2) dan 3) Professor of Education of language and literature of Indonesia STKIP PGRI West Sumatra

ABSTRACT

The research was distributed by four reasons, namely the following. First, students are less interested in writing. Second, students have less idea in writing. Third, the student's difficulty in developing a frame of wreath. Fourth, the lack of use of the learning techniques used by teachers. This study aims to describe the ability to write short stories grade X SMA N 2 the shadow of the South Pesisir Regency with the technique of writing a diary. This research type is quantitative descriptive method. The population in this research is the grade X SMA N 2 Shadows are registered on the 2014/2015 school year. The number of students is the 234 students scattered in seven classes. Sample withdrawal technique used was proportional random sampling. The sample in this study amounted to 32 people. Data collection is done by giving the test performance. The results showed that the ability to write short stories grade X SMA N 2 the shadow of the South Pesisir Regency with the technique of writing a diary is generally classified as either with average mastery 85 are on a stretch of 76-85.

Key : The ability to write short stories, techniques diary

(5)

Kemampuan Menulis Cerpen Siswa Kelas X SMA N 2 Bayang Kabupaten Pesisir Selatan dengan Teknik Menulis Buku Harian

oleh

Loza Anggraini1, Asmawati2, Ninit Alfianika2

3) Mahasiswa STKIP PGRI Sumatera Barat

4) Dosen Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia STKIP PGRI Sumatera Barat

ABSTRAK

Penelitian ini dilatarbelakangi oleh empat alasan, yaitu sebagai berikut. Pertama, siswa kurang berminat dalam menulis. Kedua, siswa kurang memiliki ide dalam menulis. Ketiga, siswa kesulitan dalam mengembangkan kerangka karangan. Keempat, kurangnya penggunaan teknik pembelajaran yang digunakan oleh guru. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan kemampuan menulis cerpen siswa kelas X SMA N 2 Bayang Kabupaten Pesisir Selatan dengan teknik menulis buku harian. Jenis penelitian ini adalah kuantitatif dengan metode deskriptif. Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas X SMA N 2 Bayang yang terdaftar pada tahun ajaran 2014/2015. Jumlah siswa tersebut adalah 234 siswa yang tersebar dalam tujuh kelas. Teknik penarikan sampel yang digunakan adalah proportional random sampling. Sampel dalam penelitian ini berjumlah 32 orang. Pengumpulan data dilakukan dengan memberikan tes unjuk kerja. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kemampuan menulis cerpen siswa kelas X SMA N 2 Bayang Kabupaten Pesisir Selatan dengan teknik menulis buku harian secara umum tergolong baik dengan rata-rata penguasaan 85 berada pada rentangan 76- 85%.

Kunci : Kemampuan menulis cerpen, teknik menulis buku harian

(6)

PENDAHULUAN

Menulis cerpen terdapat di dalam kurikulum 2006 pada kelas X semester II dengan standar kompetensi 16 mengungkapkan pengalaman diri sendiri dan orang lain ke dalam cerpen. Kompetensi Dasar 16.1 menulis karangan berdasarkan kehidupan diri sendiri dalam cerpen (pelaku, peristiwa, latar). Dengan terdapatnya menulis cerpen di dalam kurikulum, berarti menuntut siswa untuk mampu dalam menulis cerpen. Namun, kenyataannya di lapangan masih ditemukan siswa yang belum mampu menulis cerpen, khususnya siswa kelas X SMA N 2 Bayang Kabupaten Pesisir Selatan

Berdasarkan wawancara dengan beberapa orang siswa dan guru bahasa Indonesia di SMA N 2 Bayang kelas X, yaitu Ibu Ajani Wasiati, S.Pd., ditemukan bahwa kemampuan menulis cerpen siswa masih rendah, hal itu disebabkan oleh beberapa faktor, yaitu. Pertama, siswa kurang berminat dalam menulis, mereka lebih suka bercerita dan menganggap kegiatan menulis adalah kegiatan yang membosankan dan memakan waktu lama dalam menuangkan gagasan-gagasan, ide-ide, pikiran.

Kedua, siswa kurang memiliki ide dalam menulis. Ketiga, siswa kesulitan dalam mengembangkan kerangka karangan. Keempat, siswa juga mengungkapkan kurangnya penggunaan teknik pembelajaran yang digunakan oleh guru, sehingga siswa kesulitan dalam memunculkan ide-ide dalam menulis.

Berdasarkan permasalahan yang dialami siswa maka tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan kemampuan menulis cerpen siswa kelas X SMA N 2 Bayang Kabupaten Pesisir Selatan dengan teknik menulis buku harian.

Menurut Komalawati (2014: 3), menulis merupakan sarana mengembangkan pikiran-pikiran.

Priyatni (2010: 126), mengungkapkan bahwa cerpen adalah salah satu bentuk karya fiksi. Cerita pendek sesuai dengan namanya, memperlihatkan sifat yang serba pendek, baik peristiwa yang diungkapkan, isi cerita, jumlah pelaku dan jumlah kata yang digunakananya.

Unsur pembangun cerpen ada dua, yakni unsur intrinsik dan unsur ekstrinsik. Dalam penelitian ini penulis hanya mengkaji unsur-unsur intrinsik. Unsur-unsur intrinsik cerpen, yaitu tema, amanat, alur, penokohan, dan latar. Namun, unsur intrinsik yang berkaitan dengan indikator penilaian penulis, yaitu penokohan, alur, dan latar

Menurut Ramadhansyah (2010: 155), penokohan berkaitan dengan sifat tokoh, perwatakan, dan karakteristik tokoh cerita dan dengan pendapat Hasanuddin (1996: 76-84) mengungkapkan bahwa dalam hal penokohan di dalamnya termasuk hal-hal yang berkaitan dengan penamaan, keadaan fisik tokoh, keadaan sosial tokoh, dan karakter tokoh. Dari kedua pendapat diatas, penulis mengambil penokohan itu berkaitan dengan penamaan, fisik, dan karakter.

Menurut Aristoteles (dalam Nurgiyantoro, 1995: 141-146), Tahap-tahap alur, diantaranya tahap awal, tahap tengah, dan tahap penutup.

Muhardi dan Hasanuddin (1992: 30), latar dapat memperjelas suasana, tempat, dan waktu peristiwa itu berlaku.

Menurut Suyatno (2004: 94), teknik menulis buku harian adalah suatu teknik yang membuat agar siswa dapat menulis aktivitas yang mereka lakukan melalui pengalaman secara runtut. Siswa menuliskan aktivitas yang mereka lakukan dalam sehari ke dalam buku harian.

METODOLOGI PENELITIAN

Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan menggunakan metode deskriptif.

Populasi penelitian ini adalah siswa kelas X SMA N 2 Bayang yang terdaftar tahun ajaran 2014/2015.

Jumlah kelas X pada semester II ada tujuh kelas yang terdiri dari 234 siswa. Karena jumlah populasi penelitian lebih dari 100 orang, perlu dilakukan penarikan sampel. Sampel diambil dengan menggunakan teknik proportional random sampling (sampel imbangan), yaitu penarikan sampel berdasarkan porposi jumlah siswa per kelas. Menurut Arikunto (2006: 177), jumlah populasi yang kurang dari 100 diambil secara keseluruhan populasi sebagai objek penelitian. Untuk jumlah populasi yang melebihi 100, sampel dapat diambil 10-15% atau 20-25% dari populasi yang ada. Untuk itu pada penelitian ini diambil 15% dari 234 siswa sebagai sampel, yaitu 32 orang. Penelitian ini dilakukan pada hari Kamis, 28 Mei 2015 bertempat di SMA N 2 Bayang.

(7)

Data yang diperlukan dalam penelitian ini adalah skor tes kemampuan menulis cerpen siswa dengan teknik menulis buku harian. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes. Tes yang digunakan tes unjuk kerja, yaitu menulis cerpen dengan teknik menulis buku harian.

Pengumpulan data dilakukan dengan cara memberikan tes unjuk kerja, yang dilakukan dengan cara sebagai berikut. Pertama, guru membagikan instrumen penelitian. Kedua, guru menjelaskan instrumen penelitian dan siswa membaca instrumen penelitian. Ketiga, guru menugaskan siswa menulis cerpen berdasarkan instruksi yang ada pada instrumen penelitian. Keempat, mengumpulkan hasil tulisan siswa. Data yang terkumpul dianalisis melalui tahap-tahap berikut.

Pertama, adalah memeriksa hasil tulisan cerpen siswa berdasarkan indikator yang akan dinilai dan memberi skor hasil tes yang telah dikerjakan siswa dengan cara memberi skor 1 untuk dinilai terendah dan skor 3 untuk nilai tertinggi. Kedua, mengolah skor menjadi nilai. Menurut Abdurrahman dan Ellya Ratna, (2003: 264) untuk mengubah skor menjadi nilai dengan menggunakan rumus. Ketiga, mendistribusikan frekuensi kemampuan menulis cerpen siswa. Keempat, mencari nilai rata-rata kemampuan menulis cerpen. Kelima, mengelompokkan kemampuan menulis cerpen berdasarkan konversi skala 10. Keenam, membuat diagram. Ketujuh, menafsirkan kemampuan menulis cerpen siswa. Kedelapan, membuat kesimpulan hasil penelitian.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Berdasarkan hasil analisis data diperoleh skor kemampuan menulis cerpen dengan teknik menulis buku harian dengan memperhatikan penokohan, alur, dan latar memiliki skor tertinggi adalah 3 dan terendah adalah 1. Berdasarkan analisis data diperoleh skor untuk indikator 1 (penokohan) diperoleh, yaitu siswa yang memperoleh skor 3 berjumlah 18 orang (56,25%); (2) skor 2 berjumlah 11 orang (34,375%); dan (1) skor 1 berjumlah 3 orang (9,375%). Untuk aspek 2 (alur), yaitu (1) skor 3 berjumlah 22 orang (68,75%); (2) skor 2 berjumlah 7 orang (21,875%); skor 1 berjumlah 3 orang (9,375%). Untuk aspek 3 (latar), yaitu (1) skor 3 berjumlah 18 orang (56,25%); (2) skor 2 berjumlah 13 orang (40,625%); dan (1) skor 1 berjumlah 1 orang (3,125%). Pada indikator 1 (penokohan) diperoleh rata-rata hitung (M) sebesar 82. Indikator 2 (alur) diperoleh rata-rata hitung (M) sebesar 87.

Indikator 3 (latar) diperoleh rata-rata hitung sebesar 85.

Gambaran tentang kemampuan menulis cerpen siswa untuk keseluruhan aspek yang diteliti skor tertinggi yang diperoleh siswa adalah 9 dan skor terendah adalah 5. Secara lengkap pemerolehan skor kemampuan menulis cerpen siswa dengan teknik menulis buku harian, yaitu (1) skor 9 berjumlah 11 orang (34,375%); (2) skor 8 berjumlah 6 orang (18,75%); (3) skor 7 berjumlah 9 orang (28,125%);

(4) skor 6 berjumlah 3 orang (9,375%); (5) skor 5 berjumlah 3 orang (9,375%).

Kemampuan menulis cerpen siswa kelas X SMA N 2 Bayang Kabupaten Pesisir Selatan dengan teknik menulis buku harian akan digambarkan ke dalam diagram batang berikut ini.

Gambar 1 Diagram Batang Kemampuan Menulis Cerpen Siswa Kelas X SMA N 2 Bayang Kabupaten Pesisir Selatan dengan Teknik Menulis Buku Harian untuk Ketiga Aspek (Penokohan, Alur, dan Latar)

04 128 1620 2428 32

Cukup (56- 67%)

Lebih dari Cukup (66-

76%)

Baik (76-85%) Baik Sekali (86-95%)

Sempurna (96- 100%)

F re k u en si

Kualifikas

i

(8)

Pada aspek penokohan siswa lebih sering menggunakan unsur penamaan dan unsur fisik di dalam cerita. Pada aspek alur siswa sudah mampu menggunakan tahap awal, tahap tengah, dan tahap akhir dalam cerita. Pada aspek latar siswa sering menggunakan aspek latar waktu dan latar tempat. Jadi, dapat disimpulkan secara keseluruhan tingkat kemampuan menulis cerpen siswa baik. Kelebihan pembelajaran menulis cerepn dengan teknik menulis harian ini lebih terlihat pada aspek alur, sebab siswa sudah mampu dalam melanjutkan tahap-tahap alur. Kelemahan pembelajaran ini terlihat pada aspek penokohan, yaitu unsur karakter.

KESIMPULAN DAN SARAN

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan terhadap kemamuan menulis cerpen siswa kelas X SMA N 2 Bayang Kabupaten Pesisir Selatan dengan menggunakan teknik menulis buku harian dapat disimpulkan bahwa secara keseluruhan kemampuan menulis cerpen siswa kelas X SMA N 2 Bayang Kabupaten Pesisir Selatan dengan teknik menulis buku harian tergolong baik dengan rata-rata penguasaan 85 berada pada rentangan 76-85%. Berdasarkan simpulan hasil penelitian, peneliti menyarankan kepada beberapa pihak sebagai berikut. Pertama, bagi guru bahasa Indonesia dapat menerapkan teknik menulis buku harian ini dalam pembelajaran menulis cerpen karena dengan teknik ini siswa akan terbiasa dalam menulis sehingga akan mempermudah siswa dalam menulis, khususnya menulis cerpen. Kedua, bagi siswa SMA N 2 Bayang Kabupaten Pesisir Selatan terus selalu menulis cerpen agar hasil tulisannya semakin baik lagi. Ketiga, bagi peneliti lain agar dapat menerapkan metode, teknik dan media yang bervariasi lainnya agar dapat memotivasi ssiwa dalam menulis, khusunya menulis cerpen.

KEPUSTAKAAN

Abdurrahman dan Ellya Ratna. 2003. “Evaluasi Pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia (Buku Ajar)”. Padang: FBSS UNP.

Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta.

Dalman. 2014. Keterampilan Menulis. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

Komalawati, Desi. 2014. Yuk Menulis Esay. Tanggerang: TPC Publisher.

Muhardi dan Hasanuddin WS. 1992. Prosedur Analisis Fiksi. Padang: IKIP. Padang Press.

Nurgiyantoro, Burhan. 1995 Teori Pengkajian Fiksi. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.

Priyatni, Endah Tri. 2010. Membaca Sastra dengan Ancangan Literasi Kritis. Jakarta: Bumi Aksara.

Ramadhansyah. 2010. Paham dan Terampil Berbahasa dan Sastra Indonesia. Padang: Dian Aksara Press

Suyatno. 2004. Teknik Pembelajaran Bahasa dan Sastra. Surabaya: SIC.

Referensi

Dokumen terkait

Kedua, berdasarkan hasil dilapangan mengenai Persepsi Masyarakat Tentang tata laksana PERDA Larangan Membuang Sampah Sembarangan Di Kelurahan Rawang Kecamatan Padang Selatan bahwa