• Tidak ada hasil yang ditemukan

Untitled - Jurnal Ilmiah Mahasiswa STKIP PGRI Sumbar

N/A
N/A
Nguyễn Gia Hào

Academic year: 2023

Membagikan "Untitled - Jurnal Ilmiah Mahasiswa STKIP PGRI Sumbar"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

0

(2)

1

PUBLIC PERCEPTION OF THE IMPLEMENTATION OF PERDA PROHIBITION LITTERING RAWANG

VILLAGES AT SOUTHERN DISTRICT PADANG

By :

Dede Putra Iswandi*Ridwan Ahmad**Nila Afryansih**

Geography Education College Student STKIP PGRI Western Sumatera*

Geography EducationLecturers of STKIP PGRI Western Sumatera**

ABSTRACT

The purpose this research to know the depth of public perception about implementation of PERDA prohibition dispose of the ban littering at Rawang Village of South Padang.

This research used qualitative method by the informant are sociaty and village chref who had a different view about the implementation of ban littering in the Padang city. The source of data that collect by using observation, interviews, recording anf documentation of research. In the form of a photo shoot. Overall data compiled and nalyzed by using the techniques of data reduction, display data and verivication as well as the conclusion.

Based on the results of this research it can be show that: (1) Public perception about the implementation of the ban PERDA littering in Rawang village of Padang District South, that the society could agree at all with this PERDA, and also they wes already know and hear about this PERDA socialization. 2) Public perception about implementation of PERDA ban littering in Rawang village of Padang District South that people have understood and understand and very supportive one with PERDA this garbage. Most of public is a ware about of the content of PERDA and there are also not understood. 3) The public perception about punishment of PERDA this waste is very diverse there who agree and some disagree, the public strongly objected for thr punishment or penalties. The public demanded that penalties should be reduced or replaced as pick up trash that has banished and conduct mutual cooperation.

Keyword: Socialization, Regional regulation ( PERDA), and Punishment

(3)

2

PERSEPSI MASYARAKAT TENTANG PELAKSANAAN PERDA LARANGAN MEMBUANG SAMPAH SEMBARANGAN

DI KELURAHAN RAWANG KECAMATAN PADANG SELATAN

Oleh:

Dede Putra Iswandi*Ridwan Ahmad**Nila Afryansih**

Mahasiswa Pendidikan Geografi STKIP PGRI Sumatera Barat*

Dosen Pendidikan Geografi STKIP PGRI Sumatera Barat**

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui secara mendalam mengenai persepsi masyarakat tentang pelaksanaan PERDA larangan membuang sampah sembarangan Di Kelurahan Rawang Kecamatan Padang Selatan.

Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan informan adalah masyarakat dan Lurah Rawang yang memiliki tanggapan atau pandangan berbeda tentang pelaksanaan PERDA larangan membuang sampah sembarangan di Kota Padang. Data yang dikumpulkan dengan teknik observasi, wawancara, pencatatan dilapangan dan dokumentasi peneliti dalam bentuk pemotretan.

Data yang dirangkum secara keseluruhan dan di analisis dengan menggunakan teknik reduksi data, display data dan verivikasi serta penarikan kesimpulan.

Berdasarkan hasil penelitian dilapangan menunjukkan bahwa : (1) Persepsi masyarakat tentang pelaksanaan PERDA larangan membuang sampah sembarangan di Kelurahan Rawang Kecamatan Padang Selatan, bahwa masyarakat sangat setuju sekali dengan adanya PERDA ini, dan masyarakat sudah mengetahui dan mendengar mengenai sosialisasi PERDA ini. (2) Persepsi masyarakat tentang tata laksana PERDA larangan membuang sampah sembarangan di Kelurahan Rawang Kecamatan Padang Selatan bahwa masyarakat telah paham dan mengerti serta sangat mendukung sekali dengan adanya PERDA sampah ini. Sebagian masyarakat ada yang mengetahui isi dari PERDA sampah ini dan ada juga yang belum mengetahuinya. (3) Persepsi masyarakat tentang sanksi PERDA sampah ini sangat beragam ada yang setuju dan ada yang tidak setuju, masyarakat sangat keberatan dengan sanksi atau denda tersebut. Masyarakat meminta agar sanksi atau dendanya hendaknya dikurangi atau diganti seperti mengambil sampah yang telah dibuangnya dan melakukan gotong royong.

Keyword: Sosialisasi, Peraturan Daerah (PERDA) dan Sanksi.

(4)

3

PENDAHULUAN

Saat ini masalah sampah adalah sebuah isu penting yang memerlukan penanganan secara tepat.

Pertambahan penduduk dan perubahan pola konsumsi masyarakat menimbulkan bertambahnya volume, jenis dan karakteristik sampah yang semakin beragam. Dan penggunaan kemasan berupa kertas, plastik , kaleng dan bahan-bahan lainnya masih tinggi. Hal ini menyebabkan peningkatan jumlah timbunan sampah diperkotaan sebesar 2-4 persen pertahun. Namun hal itu tidak diikuti oleh sarana dan prasarana persampahan yang memadai sehingga sampah yang tidak tertangani menjadi salah satu sumber pencemaran lingkungan (Status Lingkungan Hidup Indonesia, 2004:180).

Pada dasarnya pola pembuangan sampah yang dilakukan dengan sistem TPA (Tempat Pembuangan Akhir) sudah tidak relevan lagi dengan lahan kota yang semakin sempit dan pertambahan penduduk yang sangat pesat, sebab bila hal ini terus dipertahankan akan membuat kota dikepung “lautan sampah” sebagai akibat kerusakan pola ini terhadap lahan dan volume sampah yang terus bertambah.

Kota Padang sebagai sentral pembangunan, perdagangan, pendidikan, kesehatan, dan budaya merupakan tempat berdomisilinya puluhan ribu penduduk. Fenomena ini memberikan implikasi kepada segala bidang kehidupan perkotaan dan salah satu diantaranya adalah implikasi kepada segala bidang kehidupan perkotaan dan salah satu diantaranya adalah implikasi terhadap produksi sampah (Lidya, 2011:2).

Berdasarkan observasi di lapangan, bahwa masih banyaknya sampah yang berserakan disembarang tempat di Kelurahan Rawang Kecamatan Padang Selatan. Dimana masih kurangnya keberadaan kontainer di Kelurahan Rawang, dari pengamatan di lapangan hanya terdapat 2-3 buah kontainer yang berada di Kelurahan Rawang tersebut.

Hal lain yang ditemukan di lapangan bahwa saat hujan turun dengan kurun waktu satu jam, daerah Rawang tersebut langsung banjir.

Dimana banjir tersebut diakibatkan karena selokan atau drainase yang berada di Rawang tersebut sudah tidak berfungsi dengan semestinya.

Banyaknya endapan lumpur dan sampah yang berada di dalam selokan atau drainase tersebut.

Tidak hanya banyaknya sampah yang bertumpuk didalam selokan itu saja yang memnyebabkan banjir, tetapi juga daerah Rawang itu sendiri dulunya rawa dan temasuk daerah dataran rendah, hal lainnya masih kurangnya kesadaran masyarakat setempat akan menjaga kebersihan lingkungan tempat tinggal mereka.

Dimana Pemko Padang telah mengeluarkan Perda tentang larangan membuang sampah sembarangan yang mana melalui Lurah sendiri spanduk Perda larangan membuang sampah sembarangan sudah dipasang di Kantor Lurah dan Kantor Camat Padang Selatan. Menurut Kepala Dinas dan Pertamanan (DPK) Kota Padang, jumlah bak sampah di Kota Padang minim. Jumlah bak sampah di Kota Padang pada tahun 2011 berjumlah 85 unit.

Jumlah tersebut belum mencukupi bagi masyarakat, paling tidak jatah bak sampah dimasing-masing Kelurahan kurang dari 2 bak sampah. Dari 114 Kelurahan yang ada di Kota Padang, bak sampah yang dibutuhkan berjumlah 128 unit. Pada tahun 2012 terdapat penambahan bak sampah 23 unit yang mana bak sampah tersebut dialokasikan untuk pengganti bak sampah yang tidak layak pakai.

Dalam kesempatan Perayaan pergantian Tahun baru Islam, Pemerintah Kota Padang melalui Walikota Padang Mahyeldi Ansharullah juga meluncurkan program Padang Bersih yang merupakan gerakan bersih lingkungan, bersih dari maksiat serta mewujudkan pemerintahan yang bersih. “Komitmen untuk mewujudkan Kota Padang yang bersih dilakukan dengan menegakkan Peraturan Daerah tentang larangan membuang sampah di sembarang tempat, yaitu Perda Nomor 21 Tahun 2012. Hingga akhir 2014 ini kita sosialisasikan sambil menyiapkan sarana- sarananya, secara efektif diterapkan mulai 1 Januari 2015 nanti,” kata Mahyeldi (seperti dikutip dari halaman Humas dan Protokol Kota Padang,http://www.infosumbar.net/berita/berita- sumbar/sambut-1-muharram-kota-padang- launching-padang-bersih/)

Dalam peluncuran gerakan Padang Bersih ini Walikota Padang juga menyerahkan sebuah Kontainer Sampah dan satu unit truk sampah kepada Lembaga Pemberdayaan Masyarakat.

Mahyeldi mengatakan fasilitas ini akan terus ditambah. Selain akan meningkatkan fasilitas penunjang kebersihan lingkungan, Mahyeldi juga mengharapkan kesadaran dan kerjasama dari semua masyarakat, Satpol PP Kota Padang, Polisi dan TNI untuk menjaga kebersihan lingkungan sehingga Padang Bersih benar-benar bisa terwujud.

Jika buang sampah sembarangan, bisa didenda dengan uang sebesar Lima Juta Rupiah (Rp 5.000.000) atau ditahan selama tiga bulan. Hal ini sesuai Perda No 21 tahun 2012 tentang Sampah.

Terkait itu, Pemko melalui Dinas Kebersihan dan Pertamanan (DKP) tengah melakukan sosialisasi.

Jika sembarangan, akan membahayakan kesehatan masyarakat. Bisa terkena penyakit demam berdarah dan cikungunya, (”ujar Asisten I Setdako Padang, Wedistar, saat memberikan sambutan terkait sosialisasi sampah di Kantor Camat Padang Barat”.).

Terkait Perda larangan buang sampah sembarangan tersebut, dijelaskan bahwa Pemko

(5)

4

masih melakukan sosialisasi kepada masyarakat.

Sedangkan menurut Kepala DKP Afrizal Khaidir, sosialisasi ini untuk mengingatkan kembali masyarakat sudah lupa atau tidak ingat tentang pengelolaan sampah di Kota Padang ini, dan kesadaran masyarakat untuk tidak membuang sampah sembarangan mulai mengendor untuk itu perlu dibangkitkan lagi. Menurut Kepala DKP untuk saat ini DKP membutuhkan 300 kontainer.

Dengan adanya kontainer sekitar 300 maka satu kelurahan bisa satu container. Terkait letak kontainer yang banyak memakan jalan, maka pihak DKP akan meminta kepada camat dan lurah untuk menunjuk titik tempat peletakan kontainer.

(dikutip,http://hariansinggalang.co.id/buang- sampah-sembarangan-didenda-rp5-juta/).

Berdasarkan masalah diatas, maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul

“Persepsi Masyarakat Tentang Pelaksanaan PERDA Larangan Membuang Sampah Sembarangan Di Kelurahan Rawang Kecamatan Padang Selatan”.

METODOLOGI PENELITIAN

Sesusai dengan pembahasan dan perumusan masalah maka jenis penelitian ini tergolong pada penelitian kualitatif. Penelitian kualitatif yaitu penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian misalnya perilaku, persepsi, motivasi, tindakan, dll, secara holistik, dan dengan cara deskripsi dalam bentuk kata-kata dan bahasa, pada suatu konteks khusus yang alamiah dan dengan memanfaatkan berbagai metode alamiah (Moleong, 2010:6).

Informan adalah orang yang dimanfaatkan untuk memberikan informasi tentang situasi dan kondisi latar penelitian (Moleong, 2008:132).

Informan penelitian dipilih berdasarkan dengan pertimbangan tertentu. Pertimbangan tersebut adalah informan merupakan orang yang dianggap paling tahu tentang masalah penelitian.

Pengambilan informan dalam penelitian ini dilakukan dengan teknik snowboll (bola salju) yaitu: Kepala Keluarga (KK) yang berdomisili di Kelurahan Rawang Kecamatan Padang Selatan dan Lurah Rawang .

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Berdasarkan hasil temuan dilapangan dan sesuai dengan tujuan penelitian, maka didapatkan hasil Persepsi Masyarakat Tentang pelaksanaan PERDA Larangan Membuang Sampah Sembarangan Di Kelurahan Rawang Kecamatan Padang Selatan sebagai berikut:

Pertama, bahwa masyarakat di Kelurahan Rawang Kecamatan Padang Selatan masyarakat sangat mendukung sekali dengan adanya PERDA

ini dan telah mengetahui dan mendengar tentang sosialisasi PERDA ini. Tetapi masih ada juga sebagian masyarakat yang belum tahu dengan isi dari PERDA tersebut, dan masyarakat juga merasa keberatan dengan sanksi atau teguran yang dikeluarkan oleh PEMKO Padang dimana masyarakat merasa terlalu berat sanksi atau teguran tersebut. Dan masyarakat menginginkan agar sanksi atau teguran tersebut hendaknya dikurangi atau diganti dengan cara lain seperti mengambil sampah yang telah mereka buang tersebut, melakukan gotong royong dan lain-lain.

Kedua, berdasarkan hasil dilapangan mengenai Persepsi Masyarakat Tentang tata laksana PERDA Larangan Membuang Sampah Sembarangan Di Kelurahan Rawang Kecamatan Padang Selatan bahwa masyarakat telah mengetahui atau paham dengan apa yang dimaksud dengan PERDA (Peraturan Daerah) tersebut

Menurut masyarakat Rawang pelaksanaan dari PERDA sampah ini telah dilakukan atau diterapkan oleh pihak-pihak terkait seperti Dinas Kebersihan, Lurah dan Camat Padang Selatan, seperti telah adanya himbauan dari pihak terkait, dan sudah adanya spanduk-spanduk, penambahan kontainer atau bak sampah ditempat umum.

Dari PERDA yang dibuat oleh PEMKO Padang masyarakat sangat setuju sekali dengan hal ini, karena dengan adanya PERDA ini akan menumbuhkan kesadaran dari masyarakat agar tidak membuang sampah sembarangan dan membuat Kota Padang menjadi bersih dan bisa kembali mendapatkan penghargaan Adipura yang pernah didapatkan Kota Padang.

Ketiga, menurut masyarakat sanksi atau teguran dari PERDA sampah ini sangat berat bagi masyarakat yang kurang mampu, dimana menurut masyarakat sanksi lima juta rupiah dan hukuman penjara minimal tiga bulan tersebut harus dikurangi atau diganti. Masyarakat meminta sanksi tersebut hendaknya diganti dengan menyuruh masyarakat yang ketahuan membuang sampah sembarangan itu untuk mengambil kembali sampah yang dibuangnya dan melakukan gotong royong serta menunjuk titik-titik di Kota Padang yang harus mereka bersihkan. Sanksi atau teguran dari PERDA ini memang sangat berat sekali terhadap masyarakat Kota Padang, dimana masyarakat Kota Padang pada umumnya bermata pencaharian atau memiliki perekomonian menengah kebawah, jadi menurut masyarakat hendaknya sanksi tersebut dikurangi atau diganti dengan yang sepantasnya atau sewajarnya.

KESIMPULAN DAN SARAN

KESIMPULAN

Setelah melakukan penelitian dan menganalisis masalah yang telah dituliskan pada bab-bab sebelumnya maka diambil kesimpulan

(6)

5

bahwa Persepsi Masyarakat Tentang Pelaksanaan PERDA Larangan Membuang Sampah Sembarangan Di Kelurahan Rawang Kecamatan Padang Selatan sebagai berikut:

1. Masyarakat di Kelurahan Rawang Kecamatan Padang Selatan sangat setuju sekali dengan adanya PERDA ini, dan masyarakat sudah mengetahui tentang PERDA larangan membuang sampah sembarangan di Kota Padang, dan telah mengetahui dan mendengar mengenai sosialisasi PERDA ini. Tetapi masih ada juga sebagian masyarakat yang belum tahu dengan isi dari PERDA tersebut.

2. Masyarakat sangat mendukung sekali dengan adanya PERDA sampah ini.

Menurut masyarakat Rawang pelaksanaan dari PERDA sampah ini telah dilakukan atau diterapkan oleh pihak-pihak terkait seperti Dinas Kebersihan, Lurah dan Camat Padang Selatan, seperti telah adanya himbauan dari pihak terkait, dan sudah adanya spanduk-spanduk. Sebagian masyarakat ada yang mengetahui isi dari PERDA dan ada juga yang belum mengetahuinya.

3. Berdasarkan persepsi masyarakat mengenai sanksi PERDA sampah ini sangat beragam ada yang setuju dan ada yang tidak setuju dengan sanksi atau denda yang dikeluarkan oleh PEMKO Padang. Mayarakat sangat keberatan dengan sanksi atau denda tersebut, masyarakat meminta agar sanksi atau dendanya hendaknya dikurangi atau diganti seperti mengambil sampah yang telah dibuangnya dan melakukan gotong royong.

SARAN

1. Diharapkan kepada masyarakat agar bisa menerapkan dan mengikuti PERDA yang telah dibuat oleh PEMKO Padang dan bisa menimbulkan rasa kesadaran agar tidak lagi membuang sampah sembarangan tempat.

2. Diharapkan kepada masyarakat Kota Padang untuk bisa mensosialisasikan atau memberitahuan kepada orang lain yang berkunjung di Kota Padang agar tidak lagi membuang sampah sembarangan dan ikut mensukseskan PERDA sampah ini.

3. Diharapkan kerjasama dari semua pihak untuk menjaga lingkungan Kota Padang menjadi lebih bersihlagi dan ikut serta mensukseskan kinerja PEMKO Padang.

DAFTAR PUSTAKA

Astuti, Lidya. 2011. Perilaku Masyarakat Dalam Mengelola Sampah Di Kota Tambilahan.

Dalam Skripsi Desi Wahyuni 2013.

Padang.

Moleong. 2010. Metodologi Penelitian Kualitatif.

PT Remaja Rosdakarya. Jakarta.

http://www.infosumbar.net/berita/berita-

sumbar/sambut-1-muharram-kota-padang- launching-padang-bersih/).Diakses tanggal 10 Februari 2015.

http://hariansinggalang.co.id/buang-sampah- sembarangan-didenda-rp5-juta/).Diakses tanggal 13 Februari 2015.

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan peraturan Depdagri No 12 tahun 2007 penskoran yang telah dilakukan terhadap masing-masing jorong tingkat pendidikan penduduk di nagari Padang Mentinggi kabupaten pasaman

Persepsi masyarakat tentang daya tarik objek wisata pantai di kota padang tergolong baik, karena banyaknya masyarakat yang memberi tanggapan dari pernyataan variabel daya tarik dengan

Hasil penelitian ini menunjukkan : 1 Dampak di kawasan pabrik terhadap kesehatan masyarakat di Kecamatan Lubuk Begalung Padang pada umumnya masyarakat menderita penyakit batuk dan

Kedua, Pembelajaran media picture and picture dilihat dari minat siswa dalam meningkatkan aktivitas belajar geografi IPS Terpadu dikelas VII.3 MTsN Lubuk Buaya Padang, diperoleh skor

PEMBAHASAN Berdasarkan hasil temuan dilapangan dan sesuai dengan tujuan penelitian maka didapatkan hasil tentang kondisi sosial ekonomi guru honorer di Kenagarian Koto Baru Kecamatan

Laras Inter Nusa akhirnya dapat menyelesaikan masalah konflik tanah plasma dengan melakukan perjanjian kepada masyarakat Padang Jirat yang diwakili oleh Ahmat Datuak Manti Manang yang

Temuan dilapangan disimpulkan bahwa dampak dari limbah pabrik tahu terhadap kualitas air yang dilihat dari suhu air di Daerah Aliran Sungai Batang Kuranji Kecamatan Nanggalo memenuhi

SMP Negeri 7 Padang merupakan salah satu sekolah yang menjalankan program pemerintah dengan melaksanakan program penerimaan siswa dengan dua jalur yaitu penerimaan calon siswa baru