• Tidak ada hasil yang ditemukan

pengaruh teknik reka cerita gambar

N/A
N/A
Nguyễn Gia Hào

Academic year: 2023

Membagikan "pengaruh teknik reka cerita gambar"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH TEKNIK REKA CERITA GAMBAR TERHADAP KETERAMPILAN MENULIS CERPEN

SISWA KELAS X

2

MAN SALIDO KABUPATEN PESISIR SELATAN

E-JURNAL ILMIAH

HESTI ALFALA TUNDA NIM 10080069

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN (STKIP)

PGRI SUMATERA BARAT

PADANG

2014

(2)
(3)
(4)

PENGARUH TEKNIK REKA CERITA GAMBAR TERHADAP KETERAMPILAN MENULIS CERPEN

SISWA KELAS X

2

MAN SALIDO KABUPATEN PESISIR SELATAN Oleh

Hesti Alfala Tunda1, Asmawati2, Putri Dian Afrinda3 1) Mahasiswa STKIP PGRI Sumatera Barat

2) dan 3) Dosen Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia STKIP PGRI Sumatera Barat

ABSTRAK

The issues discussed in this research is what will be the skills writes short stories graders X2 MAN Salido before uses the technique reka story a picture. This research aimed at described analyze distinction skill writes short stories graders X2 MAN Salido before and after pictures applied the techniques reka story. Type of this research is quantitative research with uses experimental methods. The population research a total of 252 people. This research result indicates that influence engineering reka backpictures against this short story writing skills graders X2 MAN Salido afterwards applied the techniques reka story backpictures higher than before images, techniques applied reka story the average value is posttest 75,333 and the average pretest is 63,033. Hypothesis tested by using test t, obtained thitung = 2,51the while ttabel = 2.00 on standard real 44.70, mean thitung > ttabel. Thus hypothesis research accepted. The application of engineering reka story picture against skill writes short stories influential significantly against skill writes short stories graders X2 MAN Salido.

Key Word: Pengaruh, Teknik reka cerita Gambar, Keterampilan menulis cerpen.

(5)

PENGARUH TEKNIK REKA CERITA GAMBAR TERHADAP KETERAMPILAN MENULIS CERPEN

SISWA KELAS X

2

MAN SALIDO KABUPATEN PESISIR SELATAN Oleh

Hesti Alfala Tunda1, Asmawati2, Putri Dian Afrinda3 1) Mahasiswa STKIP PGRI Sumatera Barat

2) dan 3) Dosen Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia STKIP PGRI Sumatera Barat

ABSTRAK

Masalah yang dibahas dalam penelitian ini adalah bagaimanakah keterampilan menulis cerpen siswa kelas X2 MAN Salido sebelum menggunakan teknik reka cerita gambar. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan menganalisis perbedaan keterampilan menulis cerpen siswa kelas X2 MAN Salido sebelum dan sesudah diterapkan teknik reka cerita gambar. Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan menggunakan metode eksperimen. Populasi penelitian berjumlah 252 orang. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pengaruh teknik reka cerita gambar terhadap keterampilan menulis cerpen siswa kelas X2 MAN Salido setelah diterapkan teknik reka cerita gambar lebih tinggi dari sebelum diterapkan teknik reka cerita gambar, dengan nilai rata- rata posttest adalah 75,333 dan nilai rata-rata pretest adalah 63,033. Hipotesis diuji dengan menggunakan uji t,diperoleh thitung= 2,51sedangkan ttabel = 2,00 pada taraf nyata 0,05, berarti thitung>ttabel. Dengan demikian hipotesis penelitian diterima. Penerapan teknik reka cerita gambar terhadap keterampilan menulis cerpen berpengaruh secara signifikan terhadap keterampilan menulis cerpen siswa kelas X2 MAN.

Kata kunci: Pengaruh, Teknik reka cerita Gambar, Keterampilan menulis cerpen.

(6)

A. PENDAHULUAN

Menulis merupakan salah satu keterampilan berbahasa yang digunakan untuk berkomunikasi secara tidak langsung. Keterampilan secara tertulis dapat diwujudkan dengan melakukan kegiatan menulis berbagai jenis tulisan, di antaranya menulis cerita pendek. Menulis cerita pendek merupakan salah satu keterampilan berbahasa yang dapat mengembangkan kemampuan berimajinasi dan bepikir siswa. Oleh karena itu, menulis cerita pendek sangat penting diajarkan kepada siswa. Pembelajaran menulis cerita pendek merupakan salah satu cara untuk mengungkapkan ide, perasaan, atau gagasan-gagasan yang ada dalam pikiran.

Menurut Semi (1988:34), cerita pendek adalah karya sastra yang memuat penceritaan secara memusat kepada satu peristiwa pokok, sedangkan peristiwa pokok itu barang tentu tidak selalu sendirian, ada peristiwa lain yang sifatnya mendukung peristiwa pokok. Cerita pendek menyuguhkan kebenaran yang diciptakan, didapatkan, digayakan, dan diperkokoh oleh kemampuan imajinasi pengarangnya.

Keterampilan menulis cerpen ditingkat Sekolah Menengah Atas (SMA)/Madrasah Aliyah (MA) diajarkan pada kelas X2 semester 2 yang terdapat dalam kurikulum 2006 yaitu (KTSP) yang diungkapkan dalam Standar Kompetensi (SK) 16. “Mengungkapkan pengalaman diri sendiri dan orang lain ke dalam cerpen”, dan Kompetensi Dasar (KD) yaitu; 16.1 “Menulis karangan berdasarkan pengalaman diri sendiri dalam cerpen (pelaku, peristiwa, latar)”.

Berdasarkan hasil wawancara dengan guru pengampu mata pelajaran Bahasa Indonesia dan siswa di kelas X2 MAN Salido tentang pembelajaran keterampilan menulis cerpen pada tanggal 23 November 2013, diidentifikasikan permasalahan pembelajaran keterampilan menulis cerpen. Identifikasi masalah tersebut berkaitan dengan unsur guru, siswa, materi, media, teknik pembelajaran, pemeberian latihan, pemberian contoh, dan pengevaluasian pembelajaran. Namun unsur PBM tersebut terkait dengan dua unsur utama yaitu guru dan siswa.

Pertama, dari unsur guru. Permasalahan yang berkaitan dengan unsur guru ada enam.

Keenam permasalahan tersebut adalah: (1) guru cenderung memberikan teori dari pada praktek, (2) kurang maksimalnya penggunaan media pembelajaran yang dapat membantu siswa dalam memahami pembelajaran yang diberikan sehingga siswa cepat bosan, karena media yang digunakan hanya seadanya, (3) metode dan teknik yang digunakan guru dalam belajar masih belum efektif dan bervariasi, (4) guru belum pernah menerapkan teknik reka cerita gambar, (5) nilai masih di bawah KKM, (6) kondisi belajar kurang efektif.

Kedua, dari unsur siswa. Permasalahan yang berkaitan dengan unsur siswa ada empat.

Keempat permasalahan tersebut adalah: (1) kurangnya minat siswa dalam menulis cerita pendek karena pembelajaran menulis dianggap sangat membosankan, (2) sedikitnya dunia khayal dan penggunaan kosakata yang dimiliki siswa dalam membuat cerita sehingga cerita pendek yang mereka hasilkan kurang menarik, karena mereka hanya membuat cerita yang sudah ada, (3) siswa cenderung berpendapat bahwa media pembelajaran yang digunakan guru kurang menarik,(4) siswa kesulitan dalam memahami alur, latar, dan penokohan sehinggakarangan yang mereka tulis terkesan asal-asalan, seperti alur yang tidak berkembang dengan baik, latar yang tidak terlukiskan dengan jelas.

Berdasarkan rumusan masalah tersebut, tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut.

Pertama, mendeskripsikan keterampilan menulis cerpen siswa kelas X2 MAN Salido sebelum menggunakan teknik reka cerita gambar. Kedua, mendeskripsikan keterampilan menulis cerpen siswa kelas X2 MAN Salido sesudah menggunakan teknik reka cerita gambar. Ketiga, menganalisispengaruh teknik reka cerita gambar terhadap keterampilan menulis cerpen siswa kelas X2 MAN Salido.Menurut Edgar Allan Poe (dalam Nurgiyantoro 1995:10) mengatakan bahwa cerpen adalah sebuah cerita yang selesai dibaca dalam sekali duduk, kira-kira berkisar antara setengah sampai dua jam suatu hal yang kiranya tak mungkin dilakukan untuk sebuah novel.

Sedangkan Menurut Ramadansyah (2012:131) cerpen adalah cerita rekaan yang mengungkapkan unsur-unsur karya sastra secara padat, ringkas, dan langsung menghadirkan konflik tokohnya.

Penulis yang baik menghidangkan sebagian kecil kehidupan manusia yang menarik, menonjol tentang manusia dan kemanusian sehingga karya itu berkesan bagi pembaca.

(7)

Emidar (2008:97) mengatakan bahwa teknik reka cerita gambar adalah sebuah gambar serial atau gambar berurutan yang terdiri atas tiga, atau maksimal 4 gambar yang membentuk rangkaian cerita

B. METODE PENELITIAN

Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan menggunakan metode eksperimen. Desain penelitian ini adalah one gruop pretest posttest design. Populasi penelitian ini adalah siswa kelas X2 MAN Salido yang terdaftarpadatahunajaran 2013/2014 yang berjumlah 252 orang siswa, yang tersebar dalam delapan kelas.Pada penelitian ini memiliki dua variabel.

Pertama, variabel bebas adalah variabel yang diperkirakan akan berpengaruh terhadap variabel lain. Pada penelitian ini yang menjadi variabel bebas adalah pembelajaran yang menggunakan teknik reka cerita gambar. Kedua, variabel terikat adalah kondisi yang diharapkan berubah setelah diberi perlakuan. Sebagai variabel terikat adalah keterampilan menulis cerpen siswa kelas X2 MAN Salido. Data dalam penelitian ini adalah skor tes akhir (pascates) keterampilan menulis cerpen siswa kelas X2 MAN Salido dengan menggunakan teknik reka cerita gambar. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes. Menurut Arikunto (2006:150) tes adalah serentetan pertanyaan atau latihan serta alat yang digunakan untuk mengukur keterampilan, pengetahuan, intelegensi, kemampuan atau bakat yang dimiliki oleh individu atau kelompok. Tes yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes unjuk kerja, yaitu tes keterampilan menulis cerita pendek. Tes ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh teknik reka cerita gambar terhadap keterampilan menulis cerpen siswa. Indikator yang akan dinilai yaitu: penokohan, alur, dan latar.

Setelah data terkumpul, selanjutnya menganalisis data penelitian dengan langkah-langkah berikut ini. Pertama, membaca hasil cerpen yang ditulis siswa. Kedua, memeriksa cerpen yang ditulis siswa berdasarkan indikator yang dinilai dan menceklis setiap aspek yang diteliti yaitu:

penokohan, alur, dan latar. Ketiga, memberikan skor terhadap tulisan cerpen siswa dengan aspek- aspek yang diteliti tercantum dalam format pengukuran. Keempat, mengubah skor menjadi nilai.

Menurut Abdurrahman dan Ellya Ratna (2003:264), untuk menghitung nilai yang diperoleh siswa dilakukan berdasarkan rumus persentase. Kelima, Nilai tersebut dimasukkan dalam format distribusi frekuensi keterampilan menulis cerpen. Keenam, menentukan keterampilan menulis cerita pendek siswa berdasarkan rata-rata hitung dan kriteria ketuntasan minimal (KKM). Ketujuh, Hasil perhitungan dengan rumus tersebut ditransformasikan ke skala yang digunakan yaitu skala 10.Kedelapan, hasil rata-rata hitung digambarkan dalam bentuk histogram. Kesembilan, melakukan uji normalitas dan homogenitas data. Tahap berikutnya menyimpulkan hasil penelitian dan merumuskan saran

.

C. HASIL DAN PEMBAHASAN

1. Keterampilan Menulis Cerpen Siswa Kelas X2 MAN Salido Kabupaten Pesisir sebelum Diterapkan Teknik Reka Cerita Gambar Selatan Secara Umum

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan,maka hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa tingkat penguasaan keterampilan menulis cerpen siswa kelas X2 MAN Salido Kabupaten Pesisir Selatan sebelum diterapkan teknik reka cerita gambar secara umum terdiri atas 7 klasifikasi.(1) Kualifikasi sempurna sebanyak 2 orang siswa (6,67%). (2) Kualifikasi baik sekali sebanyak 3 orang siswa (10%). (3) Kualifikasi baik sebanyak 5 orang siswa (16,67%). (4) Kualifikasi lebih dari cukup sebanyak 5 orang siswa (16,67%). (5) Kualifikasi cukup sebanyak 6 orang siswa (20%). (6) Kualifikasi urang sebanyak 6 orang siswa (16,67%). (7) Kualifikasi kurang sekali sebanyak 3 orang siswa (10%).

(8)

a. Keterampilan Menulis Cerpen Siswa Kelas X2 MAN Salido Kabupaten Pesisir Selatansebelum Diterapkan Teknik Reka Cerita Gambar untuk Indikator Penokohan

Berdasarkan hasil analisis data diketahui bahwa tingkat penguasaan keterampilan menulis cerpen siswa kelas X2 MAN Salido Kabupaten Pesisir Selatan sebelum diterapkan teknik reka cerita gambar untuk indikator penokohan tergolong lebih dari cukup (LdC) dengan rata-rata tingkat penguasaan73,43%beradapa darentangantingkatpenguasaan66-75% padaskala 10.

Keterampilan menulis cerpen siswa kelas X2 MAN Salido Kabupaten Pesisir Selatan sebelum diterapkan teknik reka cerita gambar untuk indikator penokohan terdiri atas 3 klasifikasi, yaitu sebagai berikut ini. Pertama, kualifikasi sempurna sebanyak 11 orang siswa (36,67%). Kedua, lebih dari cukup sebanyak 14 orang siswa (46,67%). Ketiga, kualifikasi kurang sekali sebanyak 5 orang siswa (16,67%). Berikut ini pembahasan untuk masing-masing kualifikasi. Pertama, Kualifikasi sempurna akan dibahas satu sampel saja. Sampel 07 memperoleh nilai 100 karena mampu menggambarkan watak tokoh secara langsung, tidak langsung, dan karakter tokoh. Kedua, Kualifikasi lebih dari cukup akan dibahas satu sampel saja. Sampel 11 memperoleh nilai 67 karena hanya menggambarkan watak tokoh secara tidak langsung dan karakter tokoh. Ketiga, Kualifikasi kurang sekali akan dibahas satu sampel saja. Sampel 28 memperoleh nilai 33 karena hanya menggambarkan satu watak tokoh secara tidak langsung. Hal ini sesuai dengan teori Nurgiyantoro (1995:195-211) mengemukakan dua teknik pelukisan tokoh dalam cerita sebagai berikut ini.

Pertama, teknik ekspositori atau teknik analisis, yaitu pelukisan tokoh cerita yang dilakukan dengan cara memberikan deskripsi, uraian, atau penjelasan secara langsung mengenai tokoh cerita.

Kedua, teknik dramatik yaitu penampilan tokoh cerita dengan cara tidak mendeskripsikan secara eksplisit sifat atau sikap serta tingkahlaku tokoh.

b. KeterampilanMenulis Cerpen Siswa Kelas X2 MAN Salido Kabupaten Pesisir Selatan Sebelum Diterapkan Teknik Reka Cerita Gambar untuk Indikator Alur

Berdasarkan hasil analisis data diketahui bahwa tingkat penguasaan keterampilan menulis cerpen siswa kelas X MAN Salido Kabupaten Pesisir Selatan sebelum Diterapkan teknik reka cerita gambar untuk indikator alur tergolong hampir cukup (HC), dengan rata-rata 48,8% yang terdapat pada rentangan tingkat penguasaan 46-55% pada skala 10. Keterampilan menulis cerpen siswa kelas X2 MAN Salido Kabupaten Pesisir Selatan sebelum diterapkan teknik reka cerita gambar untuk indikator alur terdiri atas 3 klasifikasi, yaitu sebagai berikut ini. Pertama, sempurna sebanyak 4 orang siswa (13,3%). Kedua, lebih dari cukup sebanyak 6 orang siswa (20%). Ketiga, kualifikasi kurang sekali sebanyak 20 orang siswa (66,7%). Berikut ini pembahasan untuk masing- masing kualifikasi. Pertama, Kualifikasi sempurna akan dibahas satu sampel saja. Sampel 25 memperoleh nilai 100 karena menggambarkan tahap awal cerita, tahap klimaks, dan tahap penyelesaian. Kedua, Kualifikasi lebih dari cukup akan dibahas satu sampel saja. Sampel 15 memperoleh nilai 67 karena menggambarkan tahap awal cerita dan tahap klimaks. Ketiga, Kualifikasi kurang sekali akan dibahas satu sampel saja. Sampel 30 memperoleh nilai 33 karena menggambarkan tahap awal cerita. Hal ini sesuai dengan teori Nurgiyantoro (1955:142-147), alur atau plot terdiri atas tiga tahap. Pertama, tahap awal atau yang disebut sebagai tahap perkenalan, yaitu berisi sejumlah informasi penting yang berkaitan dengan berbagai hal yang akan dikisahkan pada tahap-tahap berikutnya. Selain itu, tahap awal juga digunakan untuk perkenalan tokoh-tokoh cerita, mungkin berwujud deskripsi, fisik, bahkan mungkin juga telah disingung secara implisit perwatakanya, fungsi pokok tahap awal adalah untuk memberikan informasi dan penjelasan seperlunya, khususnya yang berkaitan dengan pelataran dan penokohan. Kedua, tahap tengah, yaitu tahap yang menampilkan pertentangan atau konflik yang sudah dimunculkan pada tahap sebelumnya, semakin meningkat, semakin menegangkan. Tahap tengah cerita merupakan bagian terpanjang dan terpenting dari karya fiksi yang bersangkutan karena pada bagian ini cerita disajikan. Tokoh memainkan peran peristiwa-peristiwa penting fungsional dikisahkan, konflik berkepanjangan, semakin meruncing, menegangkan, dan mencapai klimaks. Ketiga, tahap akhir, yaitu tahap peleraian yang menampilkan adegan tertentu sebagai akibat dari klimaks yang terdapat pada tahap tengah. Tahap akhir berisi kesudahan cerita atau menyaran pada akhir sebuah cerita.

(9)

c. KeterampilanMenulis Cerpen Siswa Kelas X2 MAN Salido Kabupaten Pesisir Selatan Sebelum Diterapkan Teknik Reka Cerita Gambar untuk Indikator Latar

Berdasarkan hasil analisis data diketahui bahwa tingkat penguasaan keterampilan menulis cerpen siswa kelas X MAN Salido Kabupaten Pesisir Selatan sebelum Diterapkan teknik reka cerita gambar untuk indikator latar tergolong lebih dari cukup (LdC), dengan rata-rata 66,7% yang terdapat pada rentangan tingkat penguasaan 66-75%padaskala 10.Keterampilan menulis cerpen siswa kelas X2 MAN Salido Kabupaten Pesisir Selatan sebelum diterapkan teknik reka cerita gambar untuk indikator latar terdiri atas 3 klasifikasi, yaitu sebagai berikut ini. Pertama, sempurna sebanyak 7 orang siswa (23,3%). Kedua, lebih dari cukup sebanyak 16 orang siswa (53,4%).

Ketiga, kualifikasi kurang sekali sebanyak 7 orang siswa (23,3%). Berikut ini pembahasan untuk masing-masing kualifikasi. Pertama, Kualifikasi sempurna akan dibahas satu sampel saja. Sampel 26 memperoleh nilai 100 karena menggambarkan lebih dari satu latar yaitu latar waktu, tempat, dan suasana. Kedua, Kualifikasi lebih dari cukup akan dibahas satu sampel saja. Sampel 10 memperoleh nilai 67 karena menggambarkan latar waktu dan tempat. Ketiga, Kualifikasi kurang sekali akan dibahas satu sampel saja. Sampel 03 memperoleh nilai 33 karena menggambarkan satu latar waktu saja. Latar merupakan pelukisan atau gambaran sederhana tentang waktu, tempat, dan suasana terjadinya suatu peristiwa yang dialami oleh tokoh dalam cerita.

2. Keterampilan Menulis Cerpen Siswa Kelas X2 MAN Salido Kabupaten Pesisir sebelum Diterapkan Teknik Reka Cerita Gambar Selatan Secara Umum

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan,maka hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa tingkat penguasaan keterampilan menulis cerpen siswa kelas X2 MAN Salido Kabupaten Pesisir Selatan sesudah diterapkan teknik reka cerita gambar secara umum terdiri atas 7 klasifikasi, yaitu sebagai berikut ini. Pertama, kualifikasi sempurna 5 orang siswa (16,67%). Kedua, baik sekali sebanyak 6 orang siswa (20%). Ketiga, baik sebanyak 7 orang siswa (23,33%). Keempat, lebih dari cukup sebanyak 5 orang siswa (16,67%). Kelima, cukup sebanyak 4 orang siswa (13,33%). Keenam, kurang sebanyak 2 orang siswa (6,67%). Ketujuh, kualifikasi kurang sekali sebanyak 1 siswa (3,33%).

a. Keterampilan Menulis Cerpen Siswa Kelas X2 MAN Salido Kabupaten Pesisir Selatan sesudah Diterapkan Teknik Reka Cerita Gambar untuk Indikator Penokohan

Berdasarkan hasil analisis data diketahui bahwa tingkat penguasaan keterampilan menulis cerpen siswa kelas X2 MAN Salido Kabupaten Pesisir Selatan sesudah diterapkan teknik reka cerita gambar untuk indikator penokohan tergolong baik (B) dengan rata-rata tingkat penguasaan 80,1% berada pada rentangan tingkat penguasaan 76-85% pada skala 10. Keterampilan menulis cerpen siswa kelas X2 MAN Salido Kabupaten Pesisir Selatan sesudah diterapkan teknik reka cerita gambar untuk indikator penokohan terdiri atas 3 klasifikasi, yaitu sebagai berikut. Pertama, kualifikasi sempurna sebanyak 17 orang siswa (56,67%). Kedua, lebih dari cukup sebanyak 9 orang siswa (30%). Ketiga, kualifikasi kurang sekali sebanyak 4 orang siswa (13,3%). Berikut ini pembahasan untuk masing-masing kualifikasi. Pertama, Kualifikasi sempurna akan dibahas satu sampel saja. Sampel 17 memperoleh nilai 100 karena menggambarkan watak tokoh secara langsung, tidak langsung, dan karakter tokoh. Kedua, Kualifikasi lebih dari cukup akan dibahas satu sampel saja. Sampel 29 memperoleh nilai 67 karena hanya menggambarkan watak tokoh secara langsung, dan karakter tokoh. Ketiga, kualifikasi kurang sekali akan dibahas satu sampel saja. Sampel 19 memperoleh nilai 33 karena kurang mampu menggambarkan tokoh-tokoh yang terlibat dalam cerita, hubungan antar tokoh, dan karakter masing-masing tokoh. Hal ini sesuai dengan teori Nurgiyantoro (1995:195-211) mengemukakan dua teknik pelukisan tokoh dalam cerita sebagai berikut ini. Pertama, teknik ekspositori atau teknik analisis, yaitu pelukisan tokoh cerita yang dilakukan dengan cara memberikan deskripsi, uraian, atau penjelasan secara langsung mengenai tokoh cerita. Kedua, teknik dramatik yaitu penampilan tokoh cerita dengan cara tidak mendeskripsikan secara eksplisit sifat atau sikap serta tingkahlaku tokoh.

(10)

b. Keterampilan Menulis Cerpen Siswa Kelas X2 MAN Salido Kabupaten Pesisir Selatan sesudah Diterapkan Teknik Reka Cerita Gambar untuk Indikator Alur

Berdasarkan hasil analisis data diketahui bahwa tingkat penguasaan keterampilan menulis cerpen siswa kelas X MAN Salido Kabupaten Pesisir Selatan sesudah Diterapkan teknik reka cerita gambar untuk indikator alur tergolong cukup (C), dengan rata-rata 62,2% yang terdapat pada rentangan tingkat penguasaan 56-65%padaskala 10. Keterampilan menulis cerpen siswa kelas X2 MAN Salido Kabupaten Pesisir Selatan sesudah diterapkan teknik reka cerita gambar untuk indikator alur terdiri atas 3 klasifikasi, yaitu sebagai berikut ini. Pertama, sempurna sebanyak 8 orang siswa (26,7%). Kedua, lebih dari cukup sebanyak 10 orang siswa (33,3%). Ketiga, kualifikasi kurang sekali sebanyak 12 orang siswa (40%). Berikut ini pembahasan untuk masing- masing kualifikasi. Pertama, Kualifikasi sempurna akan dibahas satu sampel saja. Sampel 07 memperoleh nilai 100 karena menggambarkan tahap awal cerita, tahap klimaks, dan tahap penyelesaian. Kedua, Kualifikasi lebih dari cukup akan dibahas dua sampel saja. Sampel 21 memperoleh nilai 67 karena menggambarkan tahap awal cerita, tahap klimaks. Kedua, Kualifikasi lebih dari cukup akan dibahas dua sampel saja. Sampel 21 memperoleh nilai 67 karena menggambarkan tahap awal cerita, tahap klimaks. Hal ini sesuai dengan teori Nurgiyantoro (1955:142-147), alur atau plot terdiri atas tiga tahap. Pertama, tahap awal atau yang disebut sebagai tahap perkenalan, yaitu berisi sejumlah informasi penting yang berkaitan dengan berbagai hal yang akan dikisahkan pada tahap-tahap berikutnya. Selain itu, tahap awal juga digunakan untuk perkenalan tokoh-tokoh cerita, mungkin berwujud deskripsi, fisik, bahkan mungkin juga telah disingung secara implisit perwatakanya, fungsi pokok tahap awal adalah untuk memberikan informasi dan penjelasan seperlunya, khususnya yang berkaitan dengan pelataran dan penokohan.

Kedua, tahap tengah, yaitu tahap yang menampilkan pertentangan atau konflik yang sudah dimunculkan pada tahap sebelumnya, semakin meningkat, semakin menegangkan. Tahap tengah cerita merupakan bagian terpanjang dan terpenting dari karya fiksi yang bersangkutan karena pada bagian ini cerita disajikan. Tokoh memainkan peran peristiwa-peristiwa penting fungsional dikisahkan, konflik berkepanjangan, semakin meruncing, menegangkan, dan mencapai klimaks.

Ketiga, tahap akhir, yaitu tahap peleraian yang menampilkan adegan tertentu sebagai akibat dari klimaks yang terdapat pada tahap tengah. Tahap akhir berisi kesudahan cerita atau menyaran pada akhir sebuah cerita.

c. Keterampilan Menulis Cerpen Siswa Kelas X2 MAN Salido Kabupaten Pesisir Selatan sesudah Diterapkan Teknik Reka Cerita Gambar untuk Indikator Latar

Berdasarkan hasil analisis data diketahui bahwa tingkat penguasaan keterampilan menulis cerpen siswa kelas X MAN Salido Kabupaten Pesisir Selatan sesudah Diterapkan teknik reka cerita gambar untuk indikator alur tergolong baik (B), dengan rata-rata 82,3% yang terdapat pada rentangan tingkat penguasaan 76-85%padaskala 10. Keterampilan menulis cerpen siswa kelas X2 MAN Salido Kabupaten Pesisir Selatan sesudah diterapkan teknik reka cerita gambar untuk indikator alur terdiri atas 3 klasifikasi, yaitu sebagai berikut ini. Pertama, sempurna sebanyak 17 orang siswa (56,7%). Kedua, lebih dari cukup sebanyak 11 orang siswa (36,67%). Ketiga, kualifikasi kurang sekali sebanyak 2 orang siswa (6,67%). Berikut ini pembahasan untuk masing- masing kualifikasi. Pertama, Kualifikasi sempurna akan dibahas satu sampel saja. Sampel 22 memperoleh nilai 100 karena menggambarkan lebih dari satu latar yaitu latar waktu, tempat, dan suasana. Kedua, Kualifikasi lebih dari cukup akan dibahas dua sampel saja. Sampel 11 memperoleh nilai 67 karena menggambarkan latar waktu dan latar tempat. Ketiga, Kualifikasi kurang sekali akan dibahas dua sampel saja. Sampel 13 memperoleh nilai 33 karena menggambarkan latar tempat. Latar merupakan pelukisan atau gambaran sederhana tentang waktu, tempat, dan suasana terjadinya suatu peristiwa yang diami oleh tokoh dalam cerita.

(11)

3. Pengaruh Teknik Reka Cerita Gambar Terhadap Keterampilan Menulis Cerpen Siswa Kelas X2 MAN Salido Kabupaten Pesisir Selatan

Berdasarkan hasil penelitian yang sudah dibahas dalam deskripsi data, analisis data, dan hasil rata-rata hitung (M), bahwa keterampilan menulis cerpen siswa kelas X2 MAN Salido Kabupaten Pesisir Selatan sebelum diterapkan teknik reka cerita gambar adalah; (1) untuk indikator “Penokohan” berada pada kualifikasi “Lebih dari Cukup”, dalam skala 10, karena berada pada rentangan 66-75% dengan nilai rata-rata 73,43, (2) indikator “Alur”berada pada kualifikasi “Hampir Cukup”, dalam skala 10, karena berada pada rentangan 46-55% dengan nilai rata-rata 48,8, sedangkan (3) indikator “Latar”berada pada kualifikasi “Lebih dari Cukup,” dalam skala 10, karena berada pada rentangan 66-75% dengan nilai rata-rata 66,7, sedangkan hasil penelitian yang sudah dibahas dalam deskripsi data, analisis data, dan hasil rata-rata hitung (M), bahwa keterampilan menulis cerpen siswa kelas X2 MAN Salido Kabupaten Pesisir Selatan sesudah Diterapkan teknik reka cerita gambar nilai rata-rata per indikator adalah; (1) untuk indikator “Penokohan” berada pada kualifikasi “Baik”, dalam skala 10, karena berada pada rentangan 76-85% dengan nilai rata-rata 81,1, (2) indikator “Alur”berada pada kualifikasi

“Cukup”, dalam skala 10, karena berada pada rentangan 56-65% dengan 62,2, sedangkan (3) indikator “Latar”berada pada kualifikasi “Baik” dalam skala 10, karena berada pada rentangan 76- 85% dengan nilai rata-rata 83,4.Berdasarkan hasil pengujian hipotesis dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh penerapan teknik reka cerita gambar terhadap keterampilan menulis cerpen siswa kelas X2 MAN Salido Kabupaten Pesisir Selatan pada taraf signifikan 0,05 dengan derajat kebebasan (dk) = 58. Berdasarkan hal tersebut, dapat dilihat dari hasil uji t, diperoleh thitung = 2,51 sedangkan ttabel = 2,00 berarti thitung > ttabel. Karena thitung berada di luar daerah penerimaan Ho yaitu < t < atau -2,00 < t < 2,00, maka Ho ditolak dan H1 diterima.

D. KESIMPULAN DAN SARAN

Berdasarkan analisis data keterampilan menulis cerpen siswa kelas X2 MAN Salido Kabupaten Pesisir sebelum dan sesudah diterapkan teknikreka cerita gambar, maka penelitian ini dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut ini. Pertama, keterampilan menulis cerpen siswa kelas X2 MAN Salido Kabupaten Pesisir sebelum diterapkan teknikreka cerita gambar secara umum berada pada kualifikasi “cukup” dengan pemerolehan nilai rata-rata 63,033. Rata-rata keterampilan menulis cerpen siswa kelas X2 MAN Salido Kabupaten Pesisir sebelum diterapkan teknikreka cerita gambar untuk indikator penokohan berada pada kualifikasi “lebih dari cukup” dengan pemerolehan nilai rata-rata 73,43. Rata-rata keterampilan menulis cerpen siswa kelas X2 MAN Salido Kabupaten Pesisir sebelum diterapkan teknikreka cerita gambar untuk indikator alur berada pada kualifikasi “hampir cukup” dengan pemerolehan nilai rata-rata 48,8. Rata-rata keterampilan menulis cerpen siswa kelas X2 MAN Salido Kabupaten Pesisir sebelum Diterapkan teknikreka cerita gambar untuk indikator latar berada pada kualifikasi “lebih dari cukup” dengan pemerolehan nilai rata-rata 66,7. Kedua, keterampilan menulis cerpen siswa kelas X2 MAN Salido Kabupaten Pesisir sesudah diterapkan teknikreka cerita gambar secara umum berada pada kualifikasi “lebih dari cukup” dengan pemerolehan nilai rata-rata 75,333. Rata-rata keterampilan menulis cerpen siswa kelas X2 MAN Salido Kabupaten Pesisir sesudah diterapkan teknikreka cerita gambar untuk indikator penokohan berada pada kualifikasi “baik” dengan pemerolehan nilai rata-rata 81,1. Rata- rata keterampilan menulis cerpen siswa kelas X2 MAN Salido Kabupaten Pesisir sesudah diterapkan teknikreka cerita gambar untuk indikator alur berada pada kualifikasi “cukup” dengan pemerolehan nilai rata-rata 62,2. Rata-rata keterampilan menulis cerpen siswa kelas X2 MAN Salido Kabupaten Pesisir sesudah diterapkan teknikreka cerita gambar untuk indikator latar berada pada kualifikasi “baik” dengan pemerolehan nilai rata-rata 83,4.

Pengaruh penerapan teknik reka cerita gambar terhadap keterampilan menulis cerpen siswa kelas X2 MAN Salido Kabupaten Pesisir Selatan pada taraf signifikan 0,05 dengan derajat kebebasan (dk) = 58. Berdasarkan hal tersebut, dapat dilihat dari hasil uji t, diperoleh thitung = 2,51 sedangkan ttabel = 2,00 berarti thitung > ttabel. Karena thitung berada di luar daerah penerimaan Ho yaitu < t < atau -2,00 < t < 2,00, maka Ho ditolak dan H1 diterima. Kesimpulan dari

(12)

penelitian ini adalah penerapan teknik reka cerita gambar terhadap keterampilan menulis cerpen berpengaruh secara signifikan terhadap keterampilan menulis cerpen siswa kelas X2 MAN Salido Kabupaten Pesisir Selatan.

Berdasarkan kesimpulan hasil penelitian, maka peneliti mengemukakan beberapa saran, yaitu (1) Guru bahasa dan sastra Indonesia di MAN Salido Kabupaten Pesisir Selatan dapat dijadikan sebagai salah satu bahan masukan dalam pembelajaran keterampilan menulis cerpen, (2) Siswa, bermanfaat untuk menambah pengetahuan dalam memahami unsur intrinsik cerpen.

Khususnya siswa kelas kelas X2 MAN Salido Kabupaten Pesisir Selatan, (3) Peneliti lain, sebagai bahan rujukan dan bandingan dalam melakukan penelitian selanjutnya tentang pembelajaran cerpen.

KEPUSTAKAAN

Abdurahman dan Elya Ratna. 2003. “Evaluasi Pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia”. (Buku Ajar). Padang: FBSS UNP.

Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta.

Emidar. 2008. “Teknik-teknik yang Fungsional dalam MemadukanPembelajaran Keterampilan Berbahasa LisanBahasa Indonesia di Tingkat SLTP”. (Bahan Ajar). Padang: Jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia FBSS UNP.

Nurgiyantoro, Burhan. 1995. Teori Pengkajian Fiksi. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.

Ramadansyah. 2012. Paham dan Terampil Berhasa dan Bersastra Indonesia. Bandung: Dian Aksara Press.

Semi, M, Atar. 1988. Anatomi Sastra. Padang: Angkasa Raya.

Referensi

Dokumen terkait

Adapaun tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut(1)Mendeskripsikan peningkatan keterampilan menulis cerpen dengan teknik meneruskan cerita melalui media audio visual

Penelitian pada siklus 1 menggunakan model SQ3R dengan berbantuan Reka Cerita Gambar yang dapat meningkatkan hasil belajar dan pemahaman membaca siswa peneliti

Adapunhal yang ingin diketahui oleh peneliti dalam penelitian ini, meliputi: (1) bagaimana kemampuan siswa menulis karangan persuasi sebelum diberi perlakuan menggunakan media

PENERAPAN TEKNIK SILANG CERITA KISAH QURANI DALAM MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS CERPEN (Penelitian Eksperimen Kuasi Pada Siswa Kelas X di Madrasah Aliyah Al-Inayah..

Berdasarkan hasil wawancara yang peneliti lakukan dengan guru kelas V di SD Negeri 2 Tugu Mulyo ditemukan bahwa keterampilan menulis narasi siswa masih sangat

satu metode yang berpusat pada siswa yaitu penerapan metode reka cerita gambar yang diterapkan pada pembelajaran berbicara pada siswa kelas 4A SD Negeri Kroyo

Pengaruh Penggunaan Teknik Mind Mapping Terhadap Keterampilan Menulis Resensi Novel Siswa Kelas XI SMA Negeri 1 Pancung Soal Kabupaten Pesisir Selatan Berdasarkan nilai

HASIL PENELITIAN Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan terhadap Keterampilan Menulis Karangan Narasi Ekspositoris Dengan Menggunakan Teknik Reka Cerita Gambar Siswa Kelas