SKILL EXPOSITORY ESSAY WRITING NARRATIVE TECHNIQUE USING REKA PICTURE STORY GRADE X SMAN 1 TARUSAN DISTRICT SOUTH COAST
By:
Gusnining Trimenik 1, Silvia Marni, M.Pd.2, Dina Ramadhanti, M.Pd.3 1) Students SKIP PGRI West Sumatra
2) 3) lecturer Study Program Language and Literature Indonesia (STKIP) PGRI Sumatera Barat
ABSTRACT
This research is motivated by the lack of variation in learning the techniques of narrative expository essay writing. One of the learning techniques that can be used to motivate students to write essays expository narrative is the story of their engineering drawings. Therefore, this study aimed to describe "narrative expository essay writing skills by using their engineering drawings story class X of SMAN 1 Tarusan South Coastal District. This type of research is quantitative descriptive method. The study population was class X of SMAN 1 Tarusan registered in the year 2014/2015 amounted to 336 students. The sample in this study amounted to 38 people. This research data is the narrative expository essay writing scores. The data source of this research is the narrative expository essay. The instrument used in this study is to test the performance. With the technique of sampling (simple random sampling), which is a simple random sample of size n from a limited population size N is a selected sample such that every possible sample of size n have the same probability to be selected. after data analysis are presented in tables and histograms.
Based on the research that has been conducted on Skills essay writing narrative expository class X SMA Negeri 1 Tarusan Kabupeten South Coast, it can be concluded that the skills of essay writing narrative expository generally located on the level of qualification is perfect (S) with the average value of 96.27 are at range 96-95%. Indicator 1 is the perfect qualification with an average value of 96.49% in the 96-100% range. Indicator 2 obtained average value of 92.1% in the 86-95% range with excellent qualifications. Indicator 3 obtained an average value of 100% in the 96-100% range with impeccable qualifications. At 4 indicators obtained average value of 96.49 are in the range of 96-100% perfect qualifications.
Keywords: Narrative Expository - Reka story Image Students SMAN 1 Tarusan
KETERAMPILAN MENULIS KARANGAN NARASI EKSPOSITORIS DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK REKA CERITA GAMBAR SISWA KELAS X SMAN 1
TARUSAN KABUPATEN PESISIR SELATAN Oleh
Gusnining Trimenik 1, Silvia Marni, M.Pd.2, Dina Ramadhanti, M.Pd.3 1) Mahasiswa SKIP PGRI Sumatera Barat
2) 3) Dosen Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia (STKIP) PGRI Sumatera Barat
ABSTRAK
Penelitian ini dilatarbelakangi oleh kurang bervariasinya teknik dalam pembelajaran menulis karangan narasi ekspositoris. Salah satu teknik pembelajaran yang dapat digunakan untuk memotivasi siswa menulis karangan narasi ekspositoris adalah teknik reka cerita gambar. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan “keterampilan menulis karangan narasi ekspositoris dengan menggunakan teknik reka cerita gambar siswa kelas X SMAN 1 Tarusan Kabupaten Pesisir Selatan. Jenis penelitian ini adalah kuantitatif dengan metode deskriptif.
Populasi penelitian ini adalah siswa kelas X SMAN 1 Tarusan yang terdaftar pada tahun 2014/2015 berjumlah 336 siswa. Sampel dalam penelitian ini berjumlah 38 orang. Data penelitian ini adalah skor menulis karangan narasi ekspositoris. Sumber data penelitian ini adalah karangan narasi ekspositoris. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes unjuk kerja. Dengan teknik penarikan sampel (simple random sampling), yaitu sebuah sampel acak sederhana berukuran n dari populasi terbatas berukuran N adalah sampel yang dipilih sedemikian rupa sehingga setiap kemungkinan sampel berukuran n memiliki probabilitas yang sama untuk dipilih.
setelah data dianalisis disajikan dalam bentuk tabel dan histogram. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan terhadap Keterampilan menulis karangan narasi ekspositoris siswa kelas X SMA Negeri 1 Tarusan Kabupeten Pesisir Selatan, dapat disimpulkan bahwa keterampilan menulis karangan narasi ekspositoris secara umum berada pada taraf kualifikasi sempurna (S) dengan nilai rata-rata 96.27 berada pada rentangan 96—95%. Indikator 1 berada pada kualifikasi sempurna dengan nilai rata-rata 96.49% berada pada rentangan 96—100%. Indikator 2 diperoleh nilai rata- rata 92.1 % berada pada rentangan 86—95% dengan kualifikasi baik sekali. Indikator 3 diperoleh nilai rata-rata 100% berada pada rentangan 96—100% dengan kualifikasi sempurna. Pada indikator 4 diperoleh nilai rata-rata 96.49 berada pada rentangan 96—100% kualifikasi sempurna.
Kata kunci: Narasi Ekspositoris - Reka cerita Gambar Siswa SMAN 1 Tarusan
A. PENDAHULUAN
Karangan narasi ekspositoris cenderung mengungkapkan suatu rangkaian peristiwa yang disajikan secara nyata. Karangan narasi ekspositoris juga menyampaikan informasi mengenai suatu kejadian. Narasi ekspositoris berhubungan dengan tindakan atau perbuatan yang dirangkai dalam suatu kejadian dan peristiwa yang kejadiannya berlangsung dalam suatu kesatuan waktu yang memberikan makna dalam sebuah peristiwa atau kejadian. Hal ini tertuang dalam kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP). Keterampilan menulis yang diajarkan di sekolah menengah atas (SMA) kelas X semester 1 standar kompetensi (SK) ke-4 yang berbunyi mengungkapkan informasi dalam bentuk karangan (narasi, deskripsi, dan eksposisi). Kompetensi Dasar (KD) 4.1 yaitu menulis gagasan dengan menggunakan pola urutan waktu dan tempat dalam bentuk karangan naratif. Tujuan pembelajaran yang diharapkan dari KD ini adalah siswa terampil menulis karangan narasi ekspositoris dengan memperhatikan pola urutan waktu dan tempat.
Berdasarkan hasil observasi dan wawancara yang dilakukan pada tanggal 29 Februari 2015 dengan beberapa siswa kelas X dan salah seorang guru bahasa dan sastra Indonesia Kelas X SMAN 1 Tarusan diperoleh informasi sebagai berikut. Berdasarkan wawancara dengan beberapa orang siswa. Pertama, Teknik untuk pembelajaran menulis kurang bervariasi khususnya menulis karangan narasi ekspositoris. Kedua, guru menyampaikan materi dengan cara konvensional yaitu dengan ceramah yang menyebabkan siswa pasif dan kurang berpartisipasi dalam proses pembelajaran. Berdasarkan wawancara dengan guru. Pertama, siswa pada umumnya kurang serius mengikuti pembelajaran menulis sebab siswa susah untuk memulainya. siswa tidak paham/mengerti dengan jenis karangan narasi. Kedua, siswa pada umumnya kurang termotivasi dalam mengikuti pelajaran menulis karangan narasi karena sering kekurangan ide dalam menulis karangan narasi. Hal yang tersulit dalam menulis adalah menentukan tema yang akan di tulis dan cara mengembangkan gagasan secara tersruktur sehingga menjadi sebuah narasi ekspositoris yang baik.
Menurut Keraf (2007:136) narasi ekspositoris adalah narasi yang bertujuan untuk menggugah pikiran para pembaca untuk mengetahui apa yang dikisahkan. Sasaran utamanya adalah rasio, yaitu perluasan pengetahuan para pembaca sesudah membaca kisah tersebut.
Selain itu, Nurudin (2007:72) menyatakan narasi ekspositoris memberi informasi pada pembaca agar pengetahuannya bertambah luas. Artinya, narasi ini menggugah pembaca agar mengetahui apa yang dikisahkan. Ia menyampaikan informasi mengenai berlangsungnya suatu peristiwa.
Hal utama yang membuat siswa sulit memahami pembelajaran menulis karangan narasi adalah teknik pembelajaran yang kurang bervariasi. Salah satu teknik yang dapat digunakan guru dalam proses pembelajaran adalah teknik reka cerita gambar. Teknik reka cerita gambar merupakan suatu teknik pengajaran yang menyajikan secara dramatik dengan menggunakan gambar visual untuk mendapatkan informasi dan mengembangkan ide. Penggunaan teknik pembelajaran yang menarik dan mudah digunakan akan memperlancar proses pembelajaran dan dapat mendorong minat siswa dalam belajar menulis. Teknik pembelajaran reka cerita gambar dapat menarik perhatian siswa dalam pembelajaran dan dapat merangsang daya pikir serta daya nalar siswa untuk menganalisa gambar yang ada.
Menurut Tarigan (1986:209) reka cerita gambar dalam pembelajaran menulis merupakan melihat gambar dan menerka apa di tampilkan oleh gambar. Gambar yang kelihatan diam sebenarnya banyak berkata bagi mereka yang peka dan memiliki imajinasi.
Berdasarkan hal-hal di atas, maka penelitian ini perlu dilaksanakan sebagai sarana untuk mengetahui kemampuan siswa dalam menulis karangan narasi ekspositoris melalui penelitian yang berjudul ”Keterampilan Menulis Karangan Narasi Ekspositoris dengan Menggunakan Teknik Reka Cerita Gambar siswa kelas X SMAN 1 Tarusan Kabupaten Pesisir Selatan”.
B. METODE PENELITIAN
Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan menggunakan metode deskriptif.
Populasi dalam penelitian ini adalah Siswa Kelas X SMAN 1 Tarusan yang terdaftar pada tahun 2014/2015. Jumlah siswa kelas X tersebut adalah 336 siswa yang tersebar dalam sembilan kelas.
Karena keterbatasan peneliti, tidak mungkin semua populasi diteliti. Oleh karena, itu peneliti membatasi pada bagian populasi yang disebut sampel. Sampel yaitu sebagian dari seluruh individu yang menjadi populasi penelitian.
Pengambilan sampel ini dilakukan dengan teknik penarikan sampel acak sederhana (simple random sampling). Sebuah sampel acak sederhana berukuran n dari populasi terbatas berukuran N adalah sampel yang dipilih sedemikian rupa sehingga setiap kemungkinan sampel berukuran n memiliki probabilitas yang sama untuk dipilih (Supranto:2001:88).
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes. Menurut Arikunto (2006:150), tes adalah serentetan latihan atau alat lain yang digunakan untuk mengukur keterampilan, pengetahuan, intelegensi, kemampuan atau bakat yang dimiliki individu atau kelompok. Tes yang diberikan adalah tes unjuk kerja. Tes unjuk kerja yang dimaksud yaitu menulis karangan narasi ekspositoris dengan menggunakan teknik reka cerita gambar siswa kelas X SMAN 1 Tarusan Kabupaten Pesisir Selatan”.
Teknik analis data dengan menggunakan langkah-langkah sebagai berikut. Pertama, mengoreksi dan memberikan skor sesuai aspek yang diteliti. Kedua, mengubah skor mentah menjadi nilai. Ketiga, mendeskripsikan bagaimana tingkat keterampilan menulis karangan narasi ekspositoris dengan menggunakan teknik reka cerita gambar siswa kelas X SMAN 1 Tarusan Kabupaten Pesisir Selatan sesuai dengan indikator yang diteliti, yaitu memperluas pengetahuan, didasarkan pada penalaran untuk mencapai kesepakatan rasional, menyampaikan suatu informasi mengenai suatu kejadian secara kronologis, menggunakan bahasa yang informatif. Keempat, mengkualifikasikan bagaimana keterampilan menulis karangan narasi ekspositoris dengan menggunakan teknik reka cerita gambar siswa kelas X SMAN 1 Tarusan Kabupaten Pesisir Selatan, patokan perhitungan menggunakan skala 10. Kelima, membahas hasil analisis data.
Keenam, menuliskan gambar histogram, Ketujuh, menyimpulkan hasil deskripsi data.
Pengumpulan data dilakukan dengan cara memberikan tes unjuk kerja. Siswa ditugasi menulis karangan narasi ekspositoris dengan langkah-langkah sebagai berikut. Pertama, guru melaksanakan pembelajaran menulis karangan narasi ekspositoris dengan menggunakan teknik reka cerita gambar. Kedua, guru memberikan contoh gambar kepada siswa, siswa mengamati gambar dan menerka-nerka cerita apa yang ada di dalam gambar. Gambar yang diberikan guru sebagai contoh adalah gambar pertandingan sepak bola. Ketiga, dalam pengambilan data, guru memberikan tiga buah gambar kepada siswa. Gambar gerakan bersih sekolah, gambar kegiatan pramuka, dan gambar penyuluhan narkoba. Lalu siswa diminta menulis karangan narasi ekspositoris berdasarkan salah satu gambar yang paling dipahami siswa diantara ketiga gambar yang telah diberikan guru. Guru memberikan tiga buah gambar untuk menghindari terjadinya kesamaan pada tulisan siswa. Keempat, lembaran kerja siswa dikumpulkan dan diperiksa sesuai dengan aspek yang diteliti.
C. HASIL PENELITIAN
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan terhadap Keterampilan Menulis Karangan Narasi Ekspositoris Dengan Menggunakan Teknik Reka Cerita Gambar Siswa Kelas X SMA Negeri 1 Tarusan Kabupeten Pesisir Selatan, dapat disimpulkan bahwa keterampilan menulis karangan narasi ekspositoris secara umum berada pada taraf kualifikasi sempurna (S) dengan nilai rata-rata 96.27 berada pada rentangan 96—95%. Berdasarkan hasil yang diperoleh berdasarkan indikator, maka dapat diambil kesimpulan nilai rata-rata siswa pada indikator 1 atau keterampilan siswa dalam memperluas pengetahuan diperoleh mean (M) 96.49% berada pada rentangan 96—
100% berada pada kualifikasi sempurna. Pada indikator 2 atau keterampilan dalam penalaran untuk mencapai kesepakatan rasional memperoleh mean (M) sebesar 92.1 % berada pada rentangan 86—95% berada pada kualifikasi baik sekali. Pada indikator 3 atau keterampilan siswa dalam menyampaikan informasi mengenai suatu kejadian memperoleh mean (M) sebesar 100%
berada pada rentangan 96—100% berada pada kualifikasi sempurna. Pada indikator 4 atau keterampilan dalam menggunakan bahasa ke informatif dengan titik berat penggunaan kata-kata denotatif memperoleh mean (M) sebesar 96.49 berada pada rentangan 96—100% berada pada kualifikasi sempurna.
D. PEMBAHASAN
Tes yang diberikan adalah tes unjuk kerja yaitu menulis karangan narasi ekspositoris dengan menggunakan teknik reka cerita gambar. Gambar disediakan oleh guru, siswa hanya diminta menulis karangan narasi ekspositoris. Tes dilakukan dengan cara sebagai berikut.
Pertama, guru melaksanakan pembelajaran menulis karangan narasi ekspositoris dengan menggunakan teknik reka cerita gambar. Kedua, guru memberikan contoh gambar kepada siswa, siswa mengamati gambar dan menerka-nerka cerita apa yang ada di dalam gambar. Gambar yang diberikan guru sebagai contoh adalah gambar pertandingan sepak bola. Ketiga, dalam pengambilan data, guru memberikan tiga buah gambar kepada siswa. Gambar gerakan bersih sekolah, gambar kegiatan pramuka, dan gambar penyuluhan narkoba. Lalu siswa diminta menulis karangan narasi ekspositoris berdasarkan salah satu gambar yang paling dipahami siswa diantara ketiga gambar yang telah diberikan guru. Guru memberikan tiga buah gambar untuk menghindari terjadinya kesamaan pada tulisan siswa. Keempat, lembaran kerja siswa dikumpulkan dan diperiksa sesuai dengan aspek yang diteliti. Perolehan skor secara lengkap untuk ke 4 indikator ini, yaitu (a) Siswa yang memperoleh skor 12 berjumlah 28 siswa dengan perolehan persentase 73.69%. (b) Siswa yang memperoleh skor 11 berjumlah 4 siswa dengan perolehan persentase 10.53%. (c) Siswa yang memperoleh skor 10 berjumlah 5 siswa dengan perolehan persentase 13.15%. (d) Siswa yang memperoleh skor 9 berjumlah 1 siswa dengan perolehan persentase 2.64%.
Contoh tulisan siswa dalam menulis karangan narasi ekspositoris dengan menggunakan teknik reka cerita gambar siswa kelas X SMA Negeri 1 Tarusan Kabupaten Pesisir Selatan indikator memperluas pengetahuan.
Sampel 01”
Gerakan Bersih Sekolah (GBS)
1). Sebelum bersih-bersih di mulai, terlebih dahulu kami berkumpul di lapangan. 2). Di awali dengan menanam bunga dan menambahkan pupuk ke bunga tersebut. 3). Bau yang sangat menyengat itu kini telah hilang. 4). Kami memotong rumput yang panjang dan menjadikan rumput yang sama datar. 5). Kami jadikan sampah-sampah itu bertumpuk- tumpuk setinggi mungkin. 6). Jika masih ada sampah lagi maka kami langsung mengambilnya dan memasukan ke tempat sampah.
Berdasarkan keterampilan menulis karangan narasi ekspositoris siswa kelas X SMA Negeri 1 Tarusan Kabupaten Pesisir Selatan di atas, dapat dilihat bahwa keterampilan siswa dalam menulis karangan narasi ekspositoris siswa kelas X SMA Negeri 1 Tarusan Kabupaten Pesisir Selatan berada pada kualifikasi sempurna. Nilai rata-rata siswa pada indikator 1 atau keterampilan siswa dalam memperluas pengetahuan nilai 100 yaitu 34 siswa, dan nilai 66.67 sebanyak 4 siswa.
dapat disimpulkan diperoleh mean (M) 96.49 berada pada rentangan 96—100%.
Histogram Frekuensi Keterampilan Menulis Karangan Narasi Ekspositoris dengan menggunakan Teknik Reka Cerita Gambar Siswa Kelas X SMA Negeri 1 Tarusan Kabupaten Pesisir Selatan Indikator Memperluas Pengetahuan
E. PENUTUP
Kesimpulan dan Saran
Hasil penelitian tentang keterampilan menulis karangan narasi ekspositoris dengan menggunakan teknik reka cerita gambar siswa kelas X SMA Negeri 1 Tarusan Kabupeten Pesisir Selatan yang terdaftar pada tahun 2015/2016, maka dapat diambil kesimpulan hasil belajar bahasa dan sastra indonesia siswa dengan menggunakan teknik reka cerita lebih meningkat.
Berdasarkan deskripsi hasil penelitian dan pembahasan yang telah dilakukan, penulis mengemukakan saran-saran sebagai berikut. Pertama, bagi siswa Kelas X SMA N 1 Tarusan Kabupaten Pesisir Selatan sebagai motivasi agar terampil menulis karangan narasi khususnya narasi ekspositoris. Kedua, Bagi guru Bahasa dan Sastra Indonesia agar menempatkan teknik-teknik yang tepat dalam memberikan pelajaran. Ketiga, Peneliti sendiri, hasil penelitian ini hendaknya dapat dijadikan pedoman dan penunjang apabila peneliti telah menjadi seorang pendidik nantinya. Keempat, Peneliti lain, sebagai bahan perbandingan dalam melakukan penelitian lanjutan.
F. DAFTAR PUSTAKA
Abdurrahman dan Ellya Ratna. 2003. Evaluasi Pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia (Buku Ajar). Padang: FBSS UNP.
Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penulisan. Jakarta: Rineka Cipta.
Keraf, Gorys. 2007. Argumentasi dan Narasi. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
Semi, M. Atar. 2003. Munulis Efektif. Padang: Angkasa Raya Padang.
Supranto, J. 2001. Statistik Teori dan Aplikasi. Jakarta: Erlangga.
Tarigan, Hendry Guntur. 1986. Menulis Teknik Pengajaran Keterampilan Berbahasa. Bandung:
Angkasa.
Nurudin. 2007. Dasar-Dasar Penulisan. Malang: Universitas Muhammadiyah: Malang Press.
Tarigan, Hendry Guntur. 2008. Menulis sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung:
Angkasa.