ABSTRAK
PENINGKATAN AKTIVITAS BELAJAR SISWA DAN KETERAMPILAN MENULIS KARANGAN NARASI DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA
GAMBAR PADA SISWA KELAS IV DI SD NEGERI 2 JATIAGUNG TAHUN PELAJARAN 2013/2014
Oleh Sri Sukamti
Penelitian ini dilatarbelakangi oleh rendahnya aktivitas belajar siswa dan keterampilan menulis karangan narasi kelas IV di SD Negeri 2 Jatiagung Tahun Pelajaran 2013/2014 pada mata pelajaran Bahasa Indonesia. Tujuan penelitian ini adalah meningkatkan aktivitas belajar siswa dan keterampilan menulis karangan narasi menggunakan media gambar.
Metode yang digunakan adalah penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan dalam dua siklus, masing-masing siklus terdiri dari empat tahapan yaitu: perencanaan, pelaksanaan, observasi dan refleksi. Teknik pengumpulan data diperoleh melalui observasi dan tes.Teknik analisis data melalui analisis kualitatif dan kuantitatif.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa melalui media gambar dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa dan keterampilan menulis karangan narasi. Hal ini dapat dilihat dari perolehan nilai rata-rata aktivitas belajar siswa pada siklus I (63,23) dengan kategori cukup aktif meningkat sebesar 24,02% pada siklus II menjadi (87,25) dengan kategori sangat aktif. Selain dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa, media gambar juga dapat meningkatkan keterampilan menulis karangan narasi, yang ditandai dengan peningkatan rata-rata nilai. Pada siklus I memperoleh 65,88 meningkat sebesar 15,88 pada siklus II menjadi 81,76.
RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Pringsewu pada tanggal 15 Maret 1962 sebagai anak kedua dari delapan bersaudara dari pasangan Ibu Sri Sarminah dan Bapak Atmorejo
Penulis menyelesaikan pendidikan formal di SD Negeri 2 Pringsewu selesai tahun 1974. Kemudian melanjutkan ke SMP Negeri 1 Pringsewu selesai tahun 1977. Kemudian melanjutkan ke SPG Negeri Pringsewu selesai tahun 1981. Di tahun 1983 penulis di angkat menjadi PNS di SD Negeri 2 Jatiagung sampai sekarang.
MOTO
Belum beriman seseorang manusia, sebelum ia dapat mencintai saudaranya
sebagaimana ia ia mencintai dirinya sendiri
PERSEMBAHAN
DAFTAR ISI
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Aktivitas Belajar ... 6
2.3.1. Pengertian Narasi... 13
2.3.2. Ciri-ciri Narasi ... 14
BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Rancangan Penelitian ... 22
3.3. Prosedur Penelitian ... 23
3.4. Teknik Pengumpulan Data ... 25
3.5. Instrumen Penelitian ... 26
3.6. Teknik Analisis Data ... 27
3.7. Indikator Ketercapaian ... 28
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil Penelitian ... 29
4.1.1. Profil SD Negeri 2 Jatiagung ... 29
4.1.2. Deskripsi Awal ... 30
4.1.3. Penelitian Siklus I ... 30
4.1.4. Penelitian Siklus II ... 44
4.2. Pembahasan... 57
4.2.1. Peningkatan Aktivitas Belajar Siswa ... 57
4.2.2. Peningkatan Kinerja Guru ... 59
4.2.3. Peningkatan Keterampilan Menulis Narasi ... 60
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan ... 63
5.2. Saran ... 64
DAFTAR PUSTAKA……… . 66
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
1.1Nilai Hasil Tes Keterampilan Menulis Karangan Narasi ... 2
3.1.Rubrik Penilaian Aktivitas Siswa... 26
3.2.Rubrik Penilaian Kinerja Guru ... 26
3.3.Rubrik Penilaian Keterampilan Menulis ... 27
4.1.Persentase Aktivitas Belajar Siswa Siklus I Pertemuan Pertama ... 36
4.2.Persentase Aktivitas Belajar Siswa Siklus I Pertemuan Kedua ... 37
4.3.Hasil Observasi Kinerja Guru pada Siklus I Pertemuan Pertama ... 39
4.4.Hasil Observasi Kinerja Guru pada Siklus I Pertemuan Kedua... 40
4.5.Hasil Belajar Tentang Keterampilan Menulis Karangan Narasi Siklus I 42
4.6.Persentase Aktivitas Belajar Siswa Siklus II Pertemuan Pertama ... 48
4.7.Persentase Aktivitas Belajar Siswa Siklus II Pertemuan Kedua ... 50
4.8.Hasil Observasi Kinerja Guru pada Siklus II Pertemuan Pertama ... 52
4.9.Hasil Observasi Kinerja Guru pada Siklus II Pertemuan Kedua ... 54
4.10. Hasil Belajar Tentang Keterampilan Menulis Karangan Narasi Siklus II ... 56
4.11. Rekapitulasi Aktivitas Belajar Siswa Selama Pelaksanaan Penelitian ... 58
4.12. Rekapitulasi Kinerja Guru Selama Pelaksanaan Penelitian... 59
DAFTAR GAMBAR
Grafik Halaman
3.1 Alur Penelitian Tindakan Kelas ... 24
4.1 Rekapitulasi Persentase Aktivitas Belajar Siswa ... 58
4.2 Rekapitulasi Persentase Kinerja Guru ... 60
4.3 Rekapitulasi Ketuntasan Belajar Siswa ... 61
1
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Bahasa merupakan salah satu unsur yang sagat penting dalam
kehidupan manusia. Karena dengan bahasa manusia dapat saling
berkomunikasi antar manusia yang satu dengan yang lain. Bahasa Indonesia
yang kita pakai sekarang ini adalah sebagai bahasa resmi.
Dalam kedudukannya bahasa Indonesia sebagai bahasa negara berfungsi sebagai : (a) bahasa resmi kenegaraan, (b) bahasa pengantar dalam dunia pendidikan, (c) alat perhubungan pada tingkat nasional untuk kepentingan perencanaan dan pelaksanaan pembangunan nasional serta kepentingan pemerintah, dan (d) alat pengembangan kebudayaan dan ilmu pengetahuan dan tekhnologi. Wiyanto, (2003: 25)
Sebagai konsekuensinya bahasa Indonesia harus diajarkan di
sekolah-sekolah formal. Pada dasarnya pengajaran bahasa Indonesia di sekolah-sekolah
bertujuan agar siswa dapat menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan
benar. Di samping itu juga pembelajaran bahasa Indonesia memiliki aspek
keterampilan berbahasa yang meliputi aspek menyimak, berbicara, membaca
dan menulis.
Berdasarkan aspek-aspek keterampilan bahasa, menulis merupakan
salah satu dari empat aspek keterampilan bahasa yang sangat penting dimiliki
dan dikuasi oleh seseorang, bahkan keberhasilan seseorang dalam meniti karir
2
itulah sudah seharusnya di sekolah-sekolah membekali peserta didiknya
dengan memperbanyak latihan-latihan keterampilan menulis. Bahasa sendiri
mempunyai bentuk dasar berupa ucapan atau tulisan. Jadi jelas bahwa belajar
bahasa pada hakikatnya adalah belajar berkomunikasi dan berkomunikasi itu
dapat melalui tulisan sehingga disebut dengan bahasa tulis.
Berdasarkan hasil pengamatan pelaksanaan pembelajaran di kelas IV
SD Negeri 2 Jatiagung dalam pembelajaran Bahasa Indonesia masih sangat
rendah, siswa belum mampu menggunakan huruf kapital, tanda titik dan
tanda koma dengan baik dan benar dalam menulis karangan narasi. Selain itu
guru dalam menyampaikan materi pelajaran masih menggunakan metode
ceramah. Hal ini menyebabkan siswa kurang tertarik dan merasa jenuh dalam
mengikuti pelajaran bahasa Indonesia, khususnya menulis karangan narasi.
Hal ini dapat dilihat dari hasil perolehan kemampuan menulis karangan
narasi pada mata pelajaran bahasa Indonesia yang mengajar di kelas IV
semester ganjil di SD Negeri 2 Jatiagung tahun pelajaran 2013/2014 pada
tabel di bawah ini:
Tabel 1.I Nilai Hasil Tes Keterampilan Menulis Karangan Narasi
No Interval Nilai Jumlah
Siswa
Sumber : Buku Nilai Kelas IV SD Negeri 2 Jatiagung
Berdasarkan dari tabel 1.1 maka dapat dikatakan bahwa dari 17 orang
3
dalam menulis karangan narasi masih rendah, terbukti siswa yang belum
tuntas mencapai 11 orang atau sekitar 64,70%.
Bertolak dari permasalahan di atas, peningkatan kemampuan siswa
dalam menulis karangan narasi dapat diupayakan oleh guru dengan
menggunakan media gambar. Media gambar merupakan lambang dari hasil
peniruan-peniruan benda, pemandangan, curahan pikiran, atau ide-ide yang
divisualisasikan ke dalam bentuk dua dimensi. Waskito (2007: 13).
Media gambar digunakan untuk memudahkan atau membantu siswa
dalam mengembangkan daya imajinasi untuk menjalin hubungan antara
kejadian satu dengan kejadian lain yang saling berhubungan, sehingga siswa
dapat merangkai sebagai sebuah cerita. Di samping itu, penggunaan media
gambar dapat menimbulkan daya tarik bagi siswa, dengan demikian siswa
akan menjadi lebih senang belajar dan pada akhirnya dapat memberikan hasil
belajar yang baik.
Berdasarkan latar belakang permasalahan di atas, perlu kiranya
dilakukan perbaikan kualitas pembelajaran melalui penelitian tindakan kelas
dengan menggunakan media gambar untuk meningkatkan aktivitas belajar
siswa dan keterampilan menulis karangan narasi siswa kelas IV SD Negeri 2
Jatiagung Tahun Pelajaran 2014.
1.2 Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas,
indentifikasi masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
a. Rendahnya aktivitas belajar siswa pada saat proses pembelajaran Bahasa
4
b. Rendahnya keterampilan siswa dalam menulis karangan narasi.
c. Kegiatan pembelajaran masih banyak didominaasi oleh guru, sehingga
siswa kurang tertarik dan merasa jenuh
d. Rendahnya hasil belajar siswa dalam menulis karangan narasi, terbukti
dari 17 orang siswa hanya 6 orang siswa yang telah tuntas
1.3 Rumusan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah di atas, maka rumusan masalah dalam
penelitian ini adalah sebagai berikut:
“Bagaimanakah meningkatkan aktivitas belajar siswa dan keterampilan
menulis karangan narasi melalui media gambar pada siswa kelas IV SD
Negeri 2 Jatiagung tahun pelajaran 2013/2014?”
1.4 Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah di atas, tujuan penelitian ini adalah:
”Meningkatkan aktivitas belajar siswa dan keterampilan menulis
karangan narasi dengan menggunakan media gambar pada siswa kelas IV SD
Negeri 2 Jatiagung tahun pelajaran 2013/2014.
1.5 Manfaat Penelitian
a. Bagi Siswa
Dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa dan keterampilan menulis
karangan narasi siswa, khususnya di kelas IV SD Negeri 2 Jatiagung
sehingga akan membuat siswa lebih tertarik dalam mengikuti
5
b. Bagi Guru
Pada pembelajaran menulis, guru dapat memanfaatkan media gambar
untuk meningkatkan aktivitas dan keterampilan menulis karangan narasi
sekaligus sebagai bahan masukan guru untuk meningkatkan mutu
pembelajaran di kelasnya sehingga dapat menjadi guru yang professional.
c. Bagi Sekolah
Merupakan bahan masukan bagi sekolah dalam upaya meningkatkan
aktivitas belajar siswa dan keterampilan menulis karangan narasi.
d. Bagi Peneliti
Memotivasi untuk lebih kreatif dan inovatif sehingga dapat
6
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1.Aktivitas Belajar
Aktivitas belajar pada hakikatnya merupakan suatu proses yang aktif
yang melibatkan panca indra atau fisik dan psikis kita.
Gagne dan Berliner (2009: 13) berpendapat bahwa aktivitas belajar
adalah kondisi jiwa dan raga seseorang yang aktif dalam menerima
informasi/materi, dan melakukan pengolahan dan transformasi.
Sedangkan menurut Sardiman (2011: 95) bahwa aktivitas belajar adalah
kegiatan yang bersifat fisik atau mental dalam usaha memenuhi kebutuhan
yang telah direncanakan
Menurut Dierich dalam Hamalik (2004: 2) jenis-jenis aktivitas dibagi
dalam delapan kelompok sebagai berikut :
(a)visual activities, yang termasuk di dalamnya misalnya membaca, memperhatikan gambar, mengamati logaritma penyelesaian soal, demonstrasi, percobaan pekerjaan orang lain, (b) oral activities, seperti menyatakan, merumuskan, membuat pertanyaan, memberi saran, mengeluarkan pendapat, mengadakan wawancara, diskusi interupsi,(c)
7
Berdasarkan uraian di atas, aktivitas belajar dapat didefinisikan sebagai
serangkaian kegiatan fisik maupun mental yang dilakukan secara sadar oleh
seseorang dan mengakibatkan adanya perubahan dalam dirinya baik yang
tampak maupun yang tidak tampak diamati.
2.2.Menulis
2.2.1.Pengertian Menulis
Menulis merupakan kegiatan yang dilakukan seseorang untuk
menghasilkan sebuah tulisan.
Menurut Burhan (2001: 296) “menulis adalah suatu bentuk
sistem komunikasi lambang visual dengan mengungkapkan gagasan
melaui media bahasa”.
Sedangkan menurut Suhendar (1994 :32) memberikan pengertian bahwa menulis merupakan suatu proses perubahan bentuk pikiran, angan-angan, perasaan dan sebagainya menjadi wujud lambang, tanda dan tulisan. Melalui menulis kita dapat menuangkan apa yang kita rasakan, dan apa yang kita inginkan. Selain itu menulis juga dapat dijadikan sebagai sarana untuk menyimpan kenangan mengenai sesuatu dalam bentuk tulisan.
Hal itu senada dengan apa yang dikatakan Mirriam (2005: 19)
bahwa menulis dapat juga diartikan sebagai keterampilan berbahasa
yang memberi kita tempat untuk menyimpan dan menikmati kenangan,
pengetahuan, pemikiran, keinginan, perasaan dan tujuan.
Berdasarkan pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa menulis
adalah suatu alat komunikasi yang berfungsi menuangkan pikiran dan
perasaan yang teratur melalui lambang-lambang grafik sehingga dapat
dipahami orang lain. Melalui menulis kita dapat mengekspresikan diri
8
2.2.2.Tujuan Menulis
Tujuan menulis adalah respons yang diharapkan penulis dapat
diterima oleh pembaca. Oleh karena itu, sebelum membuat tulisan,
seorang penulis harus menentukan terlebih dahulu tujuan apa yang
hendak ia capai dalam tulisannya.
Menurut Abdurrahman dan Waluyo (2000: 223) menyatakan bahwa “tujuan menulis siswa di sekolah dasar untuk menyalin, mencatat, dan mengerjakan sebagian besar tugas-tugas yang diberikan di sekolah dengan harapan melatih keterampilan berbahasa dengan baik”
Sedangkan menurut Hugo ditulis oleh Tarigan (1994: 24) adalah
tujuan menulis adalah sebagai berikut:
a. Assignment Purpose (Tujuan Penugasan)
Penulisan dilakukan karena ditugaskan, bukan karena kemauan sendiri.
b. Altruistik Purpose (Tujuan Altruistik)
Penulis bertujuan untuk menyenangkan dan menolong para pembaca untuk memahami, menghargai perasaan dan penalarannya dengan karyanya tersebut.
c. Persuasive Purpose (Tujuan Persuasif)
Penulisan yang bertujuan untuk meyakinkan para pembaca terhadap gagasan yang diuraikan.
d. Informational Purpose (Tujuan Informasional/Penerapan)
Penulisan yang bertujuan memberikan informasi atau penerangan kepada pembaca.
e. Self- Ekspresive Purpose (Tujuan Pernyataan Diri)
Penulisan yang bertujuan untuk memperkenalkan atau menyatakan diri sang pengarang kepada pembaca.
f. Creative Purpose (Tujuan Kreatif)
Penulisan yang bertujuan mencapai nilai-nilai artistik atau nilai-nilai kesenian.
g. Problem-Solving Purpose (Tujuan Pemecahan Masalah)
9
Menurut Syafie’ie (1988: 51-52), tujuan menulis dapat
diklasifikasikan sebagai berikut:
a. Mengubah keyakinan pembaca;
b. Menanamkan pemahaman sesuatu terhadap pembaca; c. Merangsang proses berpikir pembaca;
d. Menyenangkan atau menghibur pembaca; e. Memberitahu pembaca; dan
f. Memotivasi pembaca.
Menurut pendapat di atas, penulis menyimpulkan bahwa tujuan
menulis yaitu menginformasikan segala sesuatu, baik itu fakta, data
maupun peristiwa termasuk pendapat dan pandangan terhadap fakta,
data dan peristiwa agar khalayak pembaca memperoleh pengetahuan
dan pemahaman baru tentang berbagai hal yang dapat maupun yang
terjadi di muka bumi ini.
2.2.3.Manfaat Menulis
Menulis banyak sekali manfaatnya, seperti menurut pendapat
para ahli di bawah ini:
Menurut Sabarti dkk, (1990: 2) manfaat menulis ada delapan,
diantaraya:
a. Mengetahui kemampuan dan potensi diri serta pengetahuan kita tentang topik yang dipilihnya. Dengan mengembangkan topik itu kita terpaksa berpikir, menggali pengetahuan dan pengalaman yang tersimpan dibawah sadar.
b. Dengan mengembangkan berbagai gagasan kita terpaksa bernalar, menghubung-hubungkan serta membandingkan fakta-fakta yang mungkin tidak pernah kita lakukan kalau kita tidak menulis.
10
d. Menulis berarti mengorganisasi gagasan secara sistematik serta mengungkapkan secara tersurat. Dengan demikian, permasalahan yang pemula masih samar menjadi lebih jelas.
e. Melalui tulisan kita dapat menjadi peninjau dan penilai gagasan kita secara objektif.
f. Lebih mudah memecahkan masalah dengan menganalisisnya secara tersurat dalam konteks yang lebih konkret.
g. Dengan menulis kita aktif berpikir sehingga kita dapat menjadi penemu sekaligus pemecah masalah, bukan sekedar penyadap informasi.
h. Kegiatan menulis yang terencana akan membiasakan kita berpikir dan berbahasa secara tertib.
Menurut Bernard (2002: 21-22) mengemukakan enam manfaat
kegiatan menulis, yaitu:
a. Suatu sarana untuk pengungkapan diri (a tool for self-expression), yaitu suatu sarana untuk mengungkapkan perasaan seseorang.
b. Suatu sarana untuk pemahaman (a tool for understanding), yaitu sewaktu mengarang seseorang merenungkan gagasannya dan menyempurnakan penangkapannya terhadap sesuatu hal sehingga akhirnya ia dapat memperoleh pemahaman yang baru atau yang lebih mendalam tentang hal yang ditulisnya itu.
c. Suatu sarana untuk membantu mengembangkan kepuasan pribadi, kebanggaan, dan suatu perasaan harga diri (a tool to help developing personal satisfaction, pride, and feeling of self-worth), artinya rasa bangga, puas, dan harga diri dapat membangkitkan kepercayaan terhadap kemampuan sendiri untuk menciptakan karya-karya tulis lainnya.
d. Suatu sarana untuk meningkatkan kesadaran dan penerapan terhadap lingkungan sekeliling seseorang (a tool for increasing awareness and perception of one’s environment), maksudnya dengan sering mengarang seseorang meninggikan kesiagaan inderawinya dan mengembangkan daya serapnya pada tingkat kejasmaniahan, tingkat perasaan maupun tingkat kerohaniahan.
e. Suatu sarana untuk keterlibatan secara bersemangat dan bukannya penerimaan yang pasrah (a tool for active involvement, not passive
acceptance), artinya dengan mengarang, seseorang dapat
mengemukakan gagasan, menciptakan suatu, dan secara aktif melibatkan diri dengan ciptaannya.
11
Sedangkan manfaat menulis menurut Horiston dalam Darmadi
(1996: 3-4) yaitu:
a. Kegiatan menulis adalah sarana untuk menemukan sesuatu, dalam artian dapat mengangkat ide dan informasi yang ada di alam bawah sadar pemikiran kita.
b. Kegiatan menulis dapat memunculkan ide baru.
c. Kegiatan menulis dapat melatih kemampuan mengorganisasi dan menjernihkan berbagai konsep atau ide yang kita milki.
d. Kegiatan menulis dapat melatih sikap objektif yang ada pada diri seseorang.
e. Kegiatan menulis dapat membantu diri kita untuk berlatih memecahkan beberapa masalah sekaligus.
f. Kegiatan menulis dalam sebuah bidang ilmu akan memungkinkan kita untuk menjadi aktif dan tidak hanya menjadi penerima informasi.
Berdasarkan pendapat-pendapat di atas penulis menyimpulkan
bahwa manfaat menulis antara lain: (a) dapat memperluas dan
meningkatkan kosa kata yang belum diketahui karena banyak
membaca. (b) dapat melancarkan tulis menulis baik kalimat, paragraf
maupun wacana. (c) dapat mengembangkan suatu gaya penulisan
sendiri. (d) secara material dapat memperoleh honorium sebagai profesi
sampingan. (e) Secara non material dapat memberikan kepuasan batin.
(f) dapat popularitas dimana-mana karena sebuah tulisannya.
2.2.4.Fungsi Menulis
Menulis mempunyai banyak funsgsi bagi kehidupan manusia.
Melalui menulis, seseorang dapat mengungkapkan gagasan, pikiran,
dan perasaanyadengan baik, terbuka dan total. Jadi pada prinsipnya
12
Mirriam (2005: 25) juga mengemukakan beberapa fungsi
menulis adalah sebagai berikut.
a. Menulis membantu menemukan jati diri
b. Menulis dapat meningkatkan rasa percaya diri dan kebanggaan c. Saat menulis, seseorang dapat mendengar keunikan pendapatnya
sendiri
d. Menulis dapat menunjukkan apa yang diberikan pada dunia
e. Dengan menulis, seseorang akan mencari jawaban terhadap pertanyaan dan menemukan pertanyaan baru untuk ditanyakan f. Menulis meningkatkan kreativitas
g. Seseorang dapat berbagi dengan orang lain melalui kegiatan menulis
Halliday dalam Alwasilah (1996: 129) juga menyatakan bahwa
menulis memiliki sejumlah fungsi dalam kehidupan sehari-hari, yaitu :
a. Untuk tindakan, seperti tanda-tanda di tempat umum, seperti rambu rambu lalu lintas, label produksi, dan intruksi seperti pada alat-alat rumah tangga serta menu makanan
b. Untuk informasi, seperti surat kabar dan majalah, buku-buku nonfiksi, iklan, pamflet politik, laporan ilmiah, dam buku petunjuk c. Untuk hiburan, seperti majalah hiburan, buku fiksi, puisi dan drama,
surat kabar, keterangan film dan permainan, termasuk permainan komputer
Berdasarkan keterangan di atas, jelaslah bahwa menulis akan
membuat kita menggali dan memunculkan pikiran serta ide yang
diserap dari lingkungan sekitar. Menulis bukanlah suatu kegiatan yang
sia-sia karena memilki beberapa fungsi bagi penulis maupun pembaca.
2.2.5.Jenis-Jenis Menulis
Menurut Dalman (2000: 24) jenis-jenis menulis ada beberapa
macam yaitu:
a. Deskripsi
13
b. Narasi
Karangan narasi ( berasal dari narration berarti bercerita ) adalah suatu bentuk tulisan yang berusaha menciptakan, mengisahkan, dan merangkai tindak tanduk perbuatan manusia dalam sebuah peristiwa secara kronologis atau berlangsung dalam suatu kesatuan waktu. c. Eksposisi
Karangan eksposisi pemaparan adalah suatu corak karangan yang menerangkan atau menginformasikan sesuatu hal yang memperluas pandangan,wawasan atau pengetahuan pembaca
d. Argumentasi
Karangan argumentasi merupakan jenis karangan yang dapat membuat si pembacanya merasa percaya dengan pendapat/argumen si penulisnya. Oleh karena itu, karangan ini bersifat meyakinkan si pembaca agar apa yang ditulis itu benar adanya, tetapi tidak untuk mempengaruhi si pembaca
e. Persuasi
Karangan persuasi adalah karangan yang bertujuan membuat pembaca percaya, yakin, dan terbujuk akan hal-hal yang dikomunikasikan yang berupa fakta pendapat atau gagasan ataupun perasaan seseorang
Dari pengertian di atas penulis menyimpulkan bahwa jenis-jenis
menulis yaitu deskripsi, narasi, eksposisi, argumentasi dan persuasi.
2.3.Menulis Narasi
2.3.1.Pengertian Narasi
Pengertian narasi banyak dikemukakan oleh para ahli,
diantaranya:
Menurut Finoza (dalam Dalman, 2012:105), mengatakan bahwa:
Karangan narasi (berasal dari Naration berarti bercerita) adalah suatu bentuk tulisan yang berusaha menciptakan, mengisahkan dan merangkaikan tindak tanduk perbuatan manusia dalam sebuah peristiwa secara kronologis atau berlangsung dalam suatu kesatuan waktu.
Menurut Mukhlisyoh, dkk (1993: 87) Karangan Narasi adalah
sebuah karangan yang menceritakan suatu rangkaian kejadian yang
14
Sedangkan menurut Bastomi (2012: 43) menyatakan bahwa:
Narasi adalah cerita yang berisikan susatu kejadian-kejadian yang pernah dialami seseorang atau berdasarkan kisah seseorang, didalam narasi terkandung urutan atau serangkaian peristiwa yang didalamnya ada tokoh dan konflik yang terjadi, narasi juga bisa berisikan kisah-kisah yang tidak nyata atau fiksi.
Dari pendapat di atas dapat penulis simpulkan bahwa karangan
narasi merupakan tulisan yang berusaha menyajikan suatu peristiwa,
baik kenyataan atau rekaan secara menarik dengan urutan kronologis
kewaktuan dan tempat sehingga pembaca dapat mengetahui seolah-olah
dapat merasakan atau memahami mengapa peristiwa itu terjadi. Sebuah
karangan narasi bukan hanya sekedar menyajikan serangkaian perisiwa
atau kejadian, tetapi harus mengandung suatu makna secara
keseluruhan, artinya rangkaian kejadian atau peristiwa tersebut harus
terbentuk dalam suatu alur cerita yang dramatik dan mengandung
konflik yang saling berhubungan sampai klimaksnya.
2.3.2.Ciri-ciri Narasi
Ada banyak ciri-ciri yang bisa menunjukkan bahwa sebuah
tulisan adalah tulisan narasi. Menurut Nursito (2000: 67) ciri-ciri
karangan narasi yaitu:
a. Terdapat perbuatan atau tindakan yang mengakibatkan masalah dan penyelesaian.
b. Menonjolkan unsur perbuatan atau tindakan. c. Dirangkai dalam urutan waktu.
d. Berusaha menjawab pertanyaan “apa yang terjadi?” e. Berupa cerita tentang peristiwa atau pengaalaman penulis. f. Ada konflik, karena tanpa konflik biasanya narasi tidak menarik g. Memiliki nilai estetika
15
Sedangkan menurut Romli (2003: 23) beberapa ciri-ciri narasi
diantaranya adalah:
a. Adanya unsur perbuatan atau tindakan b. Adanya unsur rangkaian cerita
c. Adanya sudut pandang pengarang
d. Adanya keterangan nama tokoh dalam cerita
e. Adanya keterangan yang menjelaskan latar kejadian peristiwa f. Unsur pikiran lebih tajam dibandingkan unsur perasaan g. Menggunakan bahasa sehari-hari
Menurut pendapat di atas dapat penulis simpulkan bahwa
ciri-ciri narasi yaitu: (a) memiliki unsur perbuatan atau tindakan, (b)
memiliki urutan waktu yang jelas, (c) memiliki sudut pandang penulis,
dan (d) memiliki konflik dalam karangan/cerita narasi.
2.3.3.Jenis-jenis Narasi
Menurut Kartini (2006: 65) jenis-jenis narasi ada tiga, yaitu :
a. Narasi Ekspositorik (Narasi Teknis)
Narasi Ekspositorik adalah narasi yang memiliki sasaran penyampaian informasi secara tepat tentang suatu peristiwa dengan tujuan memperluas pengetahuan orang tentang kisah seseorang. Dalam narasi ekspositorik, penulis menceritakan suatu peristiwa berdasarkan data yang sebenarnya. Pelaku yang ditonjolkan biasanya satu orang. Pelaku diceritakan mulai dari kecil sampai saat ini sampai terakhir dalam kehidupannya. Karangan narasi ini diwarnai oleh eksposisi, maka ketentuan eksposisi juga berlaku pada penulisan narasi ekspositorik. Ketentuan ini berkaitan dengan penggunaan bahasa yang logis, berdasarkan fakta yang ada, tidak memasukan unsur sugestif atau bersifat objektif.
b. Narasi Sugestif
Narasi sugestif adalah narasi yang berusaha untuk memberikan suatu maksud tertentu, menyampaikan suatu amanat terselubung kepada para pembaca atau pendengar sehingga tampak seolah-olah melihat. c. Narasi Informative
16
Menurut pendapat di atas, dapat penulis simpulkan bahwa
jenis-jenis puisi yaitu narasi ekspositorik, sugestif dan informatif
2.4.Media Gambar
2.4.1.Pengertian Media
Media sangat dibutuhkan dalam kegiatan pembelajaran sebab
dengan menggunakan media, kegiatan pembelajaran akan lebih menarik
siswa untuk mengikuti pembelajaran dan akan membantu
mengembangkan kreativitas anak.
Menurut Schramm (dalam Suwarna, 2006: 128) media adalah
teknologi pembawa pesan (Informasi) yang dapat dimanfaatkan untuk
keperluan pembelajaran.
Hal senada juga dikemukakan oleh Heinich (dalam Arsyad
2011: 4) media sebagai perantara yang mengantar informasi antar
sumber dan penerima misalnya foto, gambar, dan bahan-bahan cetakan.
Sedangkan menurut Latuheru (2002: 3) menjelaskan bahwa
media adalah suatu alat yang dipakai sebagai saluran (Channel) untuk
menyampaikan suatu pesan (message) atau informasi dari suatu sumber
(recource) kepada penerimanya (receiver)
Berdasarkan pendapat di atas dapat penulis simpulkan bahwa
media adalah sebagai alat bantu dalam kegiatan pembelajaran yang
dapat meningkatkan minat belajar siswa, dan memudahkan guru dalam
17
2.4.2.Jenis-jenis Media
Menurut Darmaji (2000: 9) media dikelompokkan menjadi tiga
kelompok besar yaitu:
a. Media Audio
Media audio adalah media yang hanya melibatkan indera pendengaran dan hanya mampu memanipulasi kemampuan suara semata. Misalnya radio dan tape rekorder
b. Media Visual
Media visual adalah media yang melibatkan indera penglihatan. Misalnya gambar, grafik, bagan dan peta.
c. Media Audio Visual
Media audio visual adalah media yang melibatkan indera pendengaran dan penglihatan. Misalnya TV, CD dan lain-lain.
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa jenis-jenis media
pembelajaran terdiri dari media audio, media visual dan media audio
visual.
2.4.3.Media Gambar
2.4.3.1. Pengertian Media Gambar
Media gambar sangat penting digunakan dalam usaha
memperjelas pengertian murid, sehingga dengan menggunakan media
gambar murid dapat lebih memperhatikan terhadap benda-benda atau
hal-hal yang belum pernah dilihatnya yang berkaitan dengan pelajaran.
Menurut Waskito, (2007: 13) media gambar merupakan
lambang dari hasil peniruan-peniruan benda, pemandangan, curahan
pikiran, atau ide-ide yang divisualisasikan ke dalam bentuk dua dimensi
Sementara itu Kamdi (2009: 2) menjelaskan media gambar
18
pemandangan, curahan pikiran, atau ide-ide yang divisualisasikan ke
dalam bentuk dua dimensi yaitu berupa gambar sebagai alat peraga.
Sedangkan menurut Riyanto (1982: 24) media gambar
merupakan salah satu jenis bahasa yang memungkinkan terjadinya
komunikasi, yang diekspresikan lewat tanda dan simbol.
Berdasarkan pengertian di atas, penulis menyimpulkan bahwa
media gambar yaitu suatu perantara pembelajaran, sehingga dengan
menggunakan media gambar siswa dapat lebih memperhatikan terhadap
benda-benda atau hal-hal yang belum pernah dilihatnya.
2.4.3.2. Jenis-jenis Media Gambar
Media gambar banyak sekali jenisnya, seperti yang
dikemukakan oleh Suparto (1982: 54) bahwa media gambar terbagi
menjadi dua jenis, antara lain:
a. Media Visual
Media visual yaitu gambar yang secara keseluruhan dari sesuatu yang dijelaskan ke dalam suatu bentuk yang dapat divisualisasikan Dari macam-macam media visual tersebut diatas, ada tiga macam media visual yang sesuai dengan kegiatan mata pelajaran sejarah yaitu gambar/foto, bagan/chart, dan peta/globe
b. Media Cetak
Media cetak pada dasarnya hanya menampilkan simbol-simbol tertentu yaitu huruf (simbol bunyi). Ada tiga jenis media cetak yaitu: buku, majalah, dan surat kabar atau Koran.
Dari uraian di atas bahwa media terbagi menjadi dua jenis yaitu
media visual contohnya gambar, bagan dan peta, media cetak
19
2.4.3.3. Tujuan Penggunaan Media Gambar
Adapun tujuan penggunaan media gambar dalam pembelajaran
Bahasa Indonesia sebagaimana dikutip dari berbagai sumber internet
(www.wordpress.com), diakses tanggal 13 Januari 2014 adalah :
a. Dapat meningkatkan keterampilan murid dalam pembelajaran Bahasa Indonesia di sekolah dasar.
b. Penggunaan media gambar dalam pembelajaran lebih menarik perhatian murid sehingga dapat menumbuh kembangkan motivasi belajar, dan dapat mengatasi keterbatasan pengalaman murid dalam berimajinasi dan berekspresi.
c. Kendala yang dihadapi guru dalam pembelajaran Bahasa Indonesia dapat teratasi dengan menggunakan media gambar adalah keterbatasan waktu, karena pada umumnya guru sekolah dasar mengajarkan beberapa bidang studi dalam satu kelas.
Berdasrkan uraian di atas penulis menyimpulkan bahwa tujuan
penggunaan media gambar dalam pembelajaran Bahasa Indonesia
supaya dalam proses pembelajaran lebih bermakna, serta dapat
menyiptakan suasana pembelajaran yang dapat menumbuh kembangkan
motivasi belajar, dan dapat mengatasi keterbatasan pengalaman murid
dalam berimajinasi dan berekspresi.
2.4.3.4. Kelebihan dan Kelemahan Media Gambar
Media gambar dikatakan sangat efektif digunakan dalam
pembelajaran, karena media gambar mempunyai beberapa kelebihan,
seperti yang dikemukakan oleh Sunarto (2009: 9) sebagai berikut:
a. Bersifat konkrit, gambar realistis menunjukkan pokok-pokok masalah dibandingkan dengan media verbal semata.
b. Dapat mengatasi batas ruang dan waktu, karena tidak semua benda, objek atau peristawa dibawa ke dalam kelas dan tidak selalu bisa anak-anak dibawa ke objek/peristiwa tertentu.
20
Selain memiliki kelebihan, media gambar juga memiliki
kelemahan, seperti yang diungkapkan oleh Sardiman (2010: 10) sebagai
berikut:
a. Gambar/foto hanya menekankan persepsi inderamata. b. Gambar/foto kurang efektif untuk kegiatan pembelajaran. c. Ukurannya sangat terbatas.
2.4.3.5. Langkah-langkah Penggunaan Media Gambar
Sebelum melaksanakan pembelajaran tentang menulis karangan
dengan menggunakan media gambar, guru membuat langkah-langkah
sebagai berikut :
a. Mempersiapkan diri. Guru merencanakan dan menyiapkan diri sebelum penyajian materi.
b. Membangkitkan kesiapan siswa. Siswa dituntut memiliki kesiapan untuk menulis, misalnya dengan cara memberikan komentar awal dan pertanyaan-pertanyaan.
c. Memperlihatkan contoh gambar misalnya gambar tempat rekreasi. d. Tuntun siswa untuk mengingat pengalaman menulis mereka.
e. Guru memberi penjelasan cara menulis karangan dengan melihat gambar yang telah disediakan.
f. Membentuk kelompok kecil, satu kelompok terdiri dari 3-4 orang anak.
g. Diskusi (membahas) materi tentang media gambar. Setelah melihat media gambar, "Apa yang paling berkesan dari gambar tersebut?" h. Menindaklanjuti. Pada umumnya, diskusi dan evaluasi dilakukan
setelah menulis karangan. Dengan demikian, diharapkan siswa akan termotivasi untuk mempelajari lebih banyak tentang pelajaran itu dengan melihat gambar-gambar pada buku bacaaan yang ada di perpustakaan atau buku cerita bergambar yang berkaitan dengan isi materi yang sudah pernah dibahas sebelumnya.
(Sudjana, 2009: 105)
Dengan demikian media gambar merupakan salah satu teknik
media pembelajaran yang efektif. Dari uraian di atas, dapat disimpulkan
bahwa media gambar adalah gambar atau sejenisnya yang
21
dimengerti dan dinikmati dalam pembelajaran, serta untuk mengatasi
kesulitan-kesulitan menampilkan benda aslinya di dalam kelas. Gambar
yang bagus digunakan dalam pembelajaran adalah gambar yang dibuat
sendiri atau mengambil dari media gambar yang telah ada.
2.5. Hipotesis Tindakan
Berdasarkan tinjauan pustaka di atas dirumuskan hipotesis penelitian
tindakan kelas sebagai berikut:
Jika dalam pembelajaran Bahasa Indonesia menggunakan media
gambar, maka dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa dan keterampilan
22
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Rancangan Penelitian
Wiraatmadja, (2007 :67) mengemukakan bahwa untuk melaksanakan
penelitian tindakan kelas dibutuhkan tahapan-tahapan yaitu perencanaan
(planning), tindakan (acting), pengamatan (observing), dan refleksi
(reflecting). Penelitian ini dipilih dan berkolaborasi dengan guru yang lebih
senior di SD Negeri 2 Jatiagung.
3.2 Setting Penelitian
a. Subjek Penelitian
Subjek penelitian tindakan kelas ini adalah guru dan siswa kelas IV
SD Negeri 2 Jatiagung yang berjumlah 17 siswa, terdiri dari 8 siswa
laki-laki dan 9 siswa perempuan.
b. Tempat Penelitian
Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di kelas IV SD Negeri 2
23
c. Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada semester genap tahun pelajaran
2013/2014. Dimulai dari bulan Maret sampai dengan bulan Mei tahun
2014.
3.3 Prosedur Penelitian
Penelitian tindakan kelas ini menggunakan prosedur penelitian
tindakan kelas (Classroom Action Research) modifikasi dari Kemmis dan Mc.
Taggart (Arikunto, 2010: 120) yang dinamakan Spiral Tindakan Kelas.
Penelitian tindakan kelas ini terdiri dari empat tahapan yaitu perencanaan,
pelaksanaan, observasi dan refleksi. Gambar alur penelitian tindakan kelas
adalah sebagai berikut:
Gambar 3.1. Gambar Alur Penelitian Tindakan Kelas Perencanaan
Refleksi
Refleksi
SIKLUS I
Pengamatan
Pelaksanaan Pelaksanaan
Perencanaan
SIKLUS II
Pengamatan
24
Tahap-tahap kegiatan Penelitian Tindakan Kelas sebagai berikut:
a. Tahap Perencanaan (Planning)
Hal yang dilakukan dalam tahap ini yaitu:
1. Pemilihan materi pembelajaran
2. Menyusun pemetaan, silabus dan rencana pelaksanaan pembelajaran
(RPP)
3. Mempersiapkan media gambar
4. Merencakan penerapan pembelajaran dengan menggunakan media
gambar
5. Menentukan indikator yang akan dijadikan acuan keberhasilan
6. Mempersiapkan instrument evaluasi
7. Mempersiapkan lembar observasi aktivitas siswa dan kinerja guru.
b. Tahap Pelaksaaan Tindakan (Acting)
Hal yang dilakukan dalam tahap ini yaitu:
1. Setelah menyusun rencana pembelajaran kemudian menyajikan atau
mempresentasikan rencana pembelajarannya
2. Menyampaikan kepada peserta didik mengenai pelaksanaan dan tujuan
penggunaan media gambar
3. Guru menyampaikan materi pelajaran dengan menggunakan media
gambar
4. Guru bertindak sebagai motivator dan fasilitator selama proses
25
c. Tahap Pengamatan (Observing)
Hal yang dilakukan dalam tahap ini yaitu:
1. Observer melakukan pengamatan sesuai rencana dengan menggunakan
lembar observasi
2. Menilai tindakan dengan menggunakan format evaluasi
3. Pada tahap ini guru melakukan implementasi rencana pembelajaran
yang telah disusun, kemudian mengamati kegiatan peserta didik dengan
menggunakan lembar observasi yang telah dipersiapkan.
d. Tahap Refleksi (Refleksing)
Hal yang dilakukan dalam tahap ini yaitu:
1. Refleksi dilakukan setelah kegiatan pelaksanaan pembelajaran, untuk
memperoleh masukan dari hasil kegiatan, apakah materi yang telah
diberikan dapat diterima dengan jelas atau belum.
2. Mengevaluasi tindakan yang telah dilakukan dan menganalisis hasil
tindakan
3. Kesimpulan dan saran untuk memperbaiki pada tahap berikutnya.
3.4 Teknik Pengumpulan Data
Pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan melalui observasi
dan tes pada akhir siklus.
a. Observasi
Dilakukan untuk mengambil data aktivitas kegiatan belajar siswa
pada saat pembelajaran dengan menggunakan lembar observasi aktivitas
26
dilakukan oleh observer selama proses pembelajaran. Data aktivitas
dengan menggunakan lembar observasi aktivitas siswa dan aktivitas guru.
b. Tes
Tes dilakukan dengan tujuan mengetahui tingkat keberhasilan
siswa setelah diberikan pembelajaran dengan menggunakan media
gambar. Tes diberikan setiap akhir siklus pembelajaran.
3.5.Instrumen Penelitian
Instrument yang dipakai dalam penelitian ini antara lain:
a. Lembar Observasi
Lembar observasi yang dipakai dalam penelitian ini yaitu lembar
observasi aktivitas siswa dan lembar observasi kinerja guru pada saat
proses pembelajaran menggunakan media gambar.
Tabel 3.1. Rubrik Penilaian Aktivitas Siswa
Skor Rentang Nilai Katogori
5 85% - 100% Baik sekali
Tabel 3.2. Format Lembar Kinerja Guru
Skor Rentang Nilai Katogori
27
b. Lembar Penilaian Keterampilan Menulis
Lembar penilain keterampilan menulis narasi digunakan setelah
proses pembelajaran mengguankan media gambar, yang meliputi: (a)
kualitas ruang lingkup isi, (b) penyajian isi, (c) tata bahasa, ejaan, tanda
baca dan kerapihan, dan (e) kesesuaian judul dan isi (Machmoed, 2008:
45)
Tabel 3.3. Rubrik Penilaian Keterampilan Menulis
Rentang Nilai Katogori
85- 100 Baik sekali
75 - 80 Baik
65 - 74 Cukup
45 – 64 Kurang
44 Kurang sekali
(Machmoed, 2008: 45)
3.6.Teknik Analisis Data
a. Data Kualitatif
Data kualitatif diperoleh dari data non-tes yaitu lembar panduan
observasi. Data hasil observasi digunakan untuk mengetahui sejauh mana
aktivitas siswa dan kinerja guru setelah diterapkannya media gambar pada
keterampilan menulis narasi. Indikator keberhasilan aktivitas belajar siswa
dilihat dari on task dan off task (aktif atau tidak aktif) siswa dalam proses
pembelajaran. Sedangkan indikator keberhasilan kinerja guru dilihat dari
IPKG (Instrumen Penilaian Kegiatan Guru).
Ketercapian aktivitas siswa dan kinerja guru dalam pembelajaran
dianalisis dengan menentukan nilai rata-rata yang dihitung dengan
28
Tingkat keberhasilan
b. Data Kuantitatif
Data kuantitatif diperoleh dari hasil tes yang dikerjakan siswa pada
setiap siklusnya. Penguasaan keterampilan menulis narasi dapat dilihat
dari nilai yang diperoleh siswa pada setiap akhir pertemuan pembelajaran.
Hasil belajar dapat dihitung menggunakan rumus:
Nilai
Siswa yang mendapatkan nilai kurang dari KKM yaitu 65
dinyatakan mengalami kesulitan belajar atau belum tuntas, sedangkan
siswa yang mencapai KKM dinyatakan telah tuntas belajar. Persentase
ketuntasan belajar secara klasikal dihitung dengan rumus :
Ketuntasan
(Herrhyanto, dkk. 2009: 4.2)
3.7.Indikator Ketercapian
Acuan keberhasilan penelitian tindakan kelas ini dapat dilihat dari
aktivitas belajar siswa dan keterampilan menulis karangan narasi setelah
menggunakan media gambar. Keberhasilan kelas dilihat dari jumlah siswa
yang mampu mencapai KKM, sekurang-kurangnya 75% dari jumlah siswa di
63
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1.Kesimpulan
Kesimpulan dari penelitian ini adalah pembelajaran bahasa Indonesia
dalam keterampilan menulis dengan menggunakan media gambar
meningkatkan hasil belajar peserta didik. Hal ini didasarkan pada beberapa
temuan yaitu :
1. Penggunaan media gambar dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa
pada pembelajaran Bahasa Indonesia kelas IV di SD Negeri 2 Jatiagung.
Hal ini dapat dilihat dari peningkatan aktivitas belajar siswa pada siklus I
yaitu 63,23 dengan kategori cukup aktif, meningkat sebesar 24,02
menjadi 87,25 pada Siklus II.
2. Penggunaan media gambar dapat meningkatkan keterampilan menulis
karangan narasi pada pembelajaran Bahasa Indonesia kelas IV di SD
Negeri 2 Jatiagung. Hal ini dapat dilihat dari rata-rata nilai keterampilan
menulis karangan narasi, pada siklus I mencapai 65,88 meningkat sebesar
64
5.2.Saran
Berdasarkan kesimpulan yang telah dipaparkan di atas, maka peneliti
dapat mengemukakan beberapa saran dalam pembelajaran bahasa Indonesia
menggunakan media gambar dalam keterampilan menulis yaitu sebagai
berikut :
1. Bagi siswa
Agar siswa lebih mempelajari lagi materi pokok menulis karangan
narasi dengan media gambar, sehingga dapat meningkatkan keterampilan
menulis karangan narasi.
2. Bagi guru
Diperlukan kerjasama yang baik antara guru dan peserta didik.
Guru harus betul-betul memahami model maupun metode pembelajaran
yang diterapkan didalam kelas sehingga jika ada peserta didik yang tidak
paham akan model maupun metode pembelajaran tersebut maka guru
dapat menjelaskannya dengan baik. Kemampuan guru dalam
melaksanakan variasi gaya mengajar merupakan salah satu cara dalam
mengatasi masalah pembelajaran sehingga proses pembelajaran menjadi
lebih menyenangkan dan tidak membosankan bagi peserta didik, salah
satunya yaitu dengan menggunakan media gambar dalam pelaksanaan
kegiatan pembelajaran.
3. Bagi sekolah
Memperbaiki pelaksanaan pembelajaran pada tindakan selanjutnya
dan untuk meningkatkan prestasi belajar siswa, maka penulis mengajukan
65
a. Penggunaan media gambar merupakan salah satu alternatif yang layak
untuk dikembangkan dalam rangka mengatasi masalah rendahnya
minat belajar siswa.
b. Pelaksanaan pembelajaran sebaiknya guru mempersiapkan perangkat
pembelajaran detail dan sebaik mungkin agar kemungkinan adanya
hambatan dapat diperkecil sehingga belajar dapat dilaksanakan secara
efektif dan efesien. Untuk meningkatkan kemampuan menulis
karangan anak kelas IV melalui penggunaan media gambar layak
66
DAFTAR PUSTAKA
Abdurrahman, dkk. 2000. Keterampilan Menulis. PT Persada Jaya: Yogyakarta
Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. PT Rineka Cipta. Jakarta.
Arsyad. 2011. Media Pmbelajaran. Djatnika: Bandung.
Ahmadi. 2006. Belajar dan Pembelajaran. Rajawali Pers: Jakarta.
Alwasilah, dkk. 1966. Keterampilan Menulis. Djatnika: Bandung.
Bastomi. 2012. Menulis Narasi. Genta Persada: Yogyakarta.
Bernand. 2002. Manfat Menulis Narasi. Rajawali Pers: Jakarta.
Budiningsih. 2005. Belajar dan Pembelajaran. PT Rineka Cipta: Jakarta.
Burhan. 2001. Terampil Menulis Narasi. PT Rineka Cipta: Jakarta.
Dalman, H. 2000. Keterampilan Menulis. Rajawali Pers. Jakarta.
Darmadi. 1966. Manfaat Menulis. Djatnika: Bandung.
Darmaji, dkk. 2000. Media Pembelajaran. Genta Persada: Yogyakarta.
Kartini. 2006. Macam-macam Narasi. Reinka Cipta: Bandung.
Kamdi. 2009. Media Gambar. Genta Persada: Yogyakarta.
Latuheru. 2002. Apa itu Media Pembelajaran. Genta Persada: Yogyakarta.
Mirriam. 2005. Keterampilan Menulis. Rajawali Pers: Jakarta.
Mukhlisyoh, dkk. 1993. Menulis Narasi. Genta Persada: Yogyakarta.
67
Nursito, Ahmad. 2000. Menulis Narasi. Genta Persada: Yogyakarta.
Rohani, Ahmad HM. 2010. Pengelolaan Pengajaran, Sebuah Pengantar Menuju Guru Profesional. PT Rineka Cipta. Jakarta.
Romli. 2003. Menulis Narasi. Djatnika: Bandung
Riyanto, Ahmad. 1982. Media Pembelajaran. Genta Persada: Yogyakarta
Sabarti,dkk. 1990. Keterampilan Menulis. PT Rineka Cipta: Jakarta.
Sardiman, Arief. 2008. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. PT Raja Grafindo Persada. Jakarta.
Sudjana. 2009. Media Pedidikan: Pengertian, Pengembangan dan Pemanfaatannya. Rajawali Pers. Jakarta.
Suhendar. 1994. Intisari Tata Bahasa Indonesia. Djatnika: Bandung.
Suparto, Diahmad. 1982. Media Gambar. Angkasa: Bandung.
Suwarna. 2006. Media Pembelajaran. Djatnika: Bandung.
Sunarto, Cahyo. Media Pembelajaran. Tiara Wacana: Yogyakarta.
Syafie’ie. 1988. Terampil Menulis Narasi. PT Rineka Cipta: Jakarta.
Thorndike. 2005. Belajar dan Pembelajaran. Angkasa: Bandung.
Hugo, Henry. 1994. Pengajaran Kompetensi Bahasa Indonesia. Gerindo: Bandung.
Wiraatmadja. 2007. Metode Penelitian. Usaha Nasional: Bandung