• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENINGKATAN AKTIVITAS BELAJAR SISWA DAN KETERAMPILAN MENULIS KARANGAN NARASI DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA GAMBAR PADA SISWA KELAS IV DI SD NEGERI 2 JATIAGUNG TAHUN PELAJARAN 2013/2014

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENINGKATAN AKTIVITAS BELAJAR SISWA DAN KETERAMPILAN MENULIS KARANGAN NARASI DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA GAMBAR PADA SISWA KELAS IV DI SD NEGERI 2 JATIAGUNG TAHUN PELAJARAN 2013/2014"

Copied!
45
0
0

Teks penuh

(1)

ABSTRAK

PENINGKATAN AKTIVITAS BELAJAR SISWA DAN KETERAMPILAN MENULIS KARANGAN NARASI DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA

GAMBAR PADA SISWA KELAS IV DI SD NEGERI 2 JATIAGUNG TAHUN PELAJARAN 2013/2014

Oleh Sri Sukamti

Penelitian ini dilatarbelakangi oleh rendahnya aktivitas belajar siswa dan keterampilan menulis karangan narasi kelas IV di SD Negeri 2 Jatiagung Tahun Pelajaran 2013/2014 pada mata pelajaran Bahasa Indonesia. Tujuan penelitian ini adalah meningkatkan aktivitas belajar siswa dan keterampilan menulis karangan narasi menggunakan media gambar.

Metode yang digunakan adalah penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan dalam dua siklus, masing-masing siklus terdiri dari empat tahapan yaitu: perencanaan, pelaksanaan, observasi dan refleksi. Teknik pengumpulan data diperoleh melalui observasi dan tes.Teknik analisis data melalui analisis kualitatif dan kuantitatif.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa melalui media gambar dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa dan keterampilan menulis karangan narasi. Hal ini dapat dilihat dari perolehan nilai rata-rata aktivitas belajar siswa pada siklus I (63,23) dengan kategori cukup aktif meningkat sebesar 24,02% pada siklus II menjadi (87,25) dengan kategori sangat aktif. Selain dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa, media gambar juga dapat meningkatkan keterampilan menulis karangan narasi, yang ditandai dengan peningkatan rata-rata nilai. Pada siklus I memperoleh 65,88 meningkat sebesar 15,88 pada siklus II menjadi 81,76.

(2)
(3)
(4)
(5)
(6)

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Pringsewu pada tanggal 15 Maret 1962 sebagai anak kedua dari delapan bersaudara dari pasangan Ibu Sri Sarminah dan Bapak Atmorejo

Penulis menyelesaikan pendidikan formal di SD Negeri 2 Pringsewu selesai tahun 1974. Kemudian melanjutkan ke SMP Negeri 1 Pringsewu selesai tahun 1977. Kemudian melanjutkan ke SPG Negeri Pringsewu selesai tahun 1981. Di tahun 1983 penulis di angkat menjadi PNS di SD Negeri 2 Jatiagung sampai sekarang.

(7)

MOTO

Belum beriman seseorang manusia, sebelum ia dapat mencintai saudaranya

sebagaimana ia ia mencintai dirinya sendiri

(8)

PERSEMBAHAN

(9)

DAFTAR ISI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Aktivitas Belajar ... 6

2.3.1. Pengertian Narasi... 13

2.3.2. Ciri-ciri Narasi ... 14

BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Rancangan Penelitian ... 22

(10)

3.3. Prosedur Penelitian ... 23

3.4. Teknik Pengumpulan Data ... 25

3.5. Instrumen Penelitian ... 26

3.6. Teknik Analisis Data ... 27

3.7. Indikator Ketercapaian ... 28

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil Penelitian ... 29

4.1.1. Profil SD Negeri 2 Jatiagung ... 29

4.1.2. Deskripsi Awal ... 30

4.1.3. Penelitian Siklus I ... 30

4.1.4. Penelitian Siklus II ... 44

4.2. Pembahasan... 57

4.2.1. Peningkatan Aktivitas Belajar Siswa ... 57

4.2.2. Peningkatan Kinerja Guru ... 59

4.2.3. Peningkatan Keterampilan Menulis Narasi ... 60

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan ... 63

5.2. Saran ... 64

DAFTAR PUSTAKA……… . 66

(11)

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1.1Nilai Hasil Tes Keterampilan Menulis Karangan Narasi ... 2

3.1.Rubrik Penilaian Aktivitas Siswa... 26

3.2.Rubrik Penilaian Kinerja Guru ... 26

3.3.Rubrik Penilaian Keterampilan Menulis ... 27

4.1.Persentase Aktivitas Belajar Siswa Siklus I Pertemuan Pertama ... 36

4.2.Persentase Aktivitas Belajar Siswa Siklus I Pertemuan Kedua ... 37

4.3.Hasil Observasi Kinerja Guru pada Siklus I Pertemuan Pertama ... 39

4.4.Hasil Observasi Kinerja Guru pada Siklus I Pertemuan Kedua... 40

4.5.Hasil Belajar Tentang Keterampilan Menulis Karangan Narasi Siklus I 42

4.6.Persentase Aktivitas Belajar Siswa Siklus II Pertemuan Pertama ... 48

4.7.Persentase Aktivitas Belajar Siswa Siklus II Pertemuan Kedua ... 50

4.8.Hasil Observasi Kinerja Guru pada Siklus II Pertemuan Pertama ... 52

4.9.Hasil Observasi Kinerja Guru pada Siklus II Pertemuan Kedua ... 54

4.10. Hasil Belajar Tentang Keterampilan Menulis Karangan Narasi Siklus II ... 56

4.11. Rekapitulasi Aktivitas Belajar Siswa Selama Pelaksanaan Penelitian ... 58

4.12. Rekapitulasi Kinerja Guru Selama Pelaksanaan Penelitian... 59

(12)

DAFTAR GAMBAR

Grafik Halaman

3.1 Alur Penelitian Tindakan Kelas ... 24

4.1 Rekapitulasi Persentase Aktivitas Belajar Siswa ... 58

4.2 Rekapitulasi Persentase Kinerja Guru ... 60

4.3 Rekapitulasi Ketuntasan Belajar Siswa ... 61

(13)

1

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Bahasa merupakan salah satu unsur yang sagat penting dalam

kehidupan manusia. Karena dengan bahasa manusia dapat saling

berkomunikasi antar manusia yang satu dengan yang lain. Bahasa Indonesia

yang kita pakai sekarang ini adalah sebagai bahasa resmi.

Dalam kedudukannya bahasa Indonesia sebagai bahasa negara berfungsi sebagai : (a) bahasa resmi kenegaraan, (b) bahasa pengantar dalam dunia pendidikan, (c) alat perhubungan pada tingkat nasional untuk kepentingan perencanaan dan pelaksanaan pembangunan nasional serta kepentingan pemerintah, dan (d) alat pengembangan kebudayaan dan ilmu pengetahuan dan tekhnologi. Wiyanto, (2003: 25)

Sebagai konsekuensinya bahasa Indonesia harus diajarkan di

sekolah-sekolah formal. Pada dasarnya pengajaran bahasa Indonesia di sekolah-sekolah

bertujuan agar siswa dapat menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan

benar. Di samping itu juga pembelajaran bahasa Indonesia memiliki aspek

keterampilan berbahasa yang meliputi aspek menyimak, berbicara, membaca

dan menulis.

Berdasarkan aspek-aspek keterampilan bahasa, menulis merupakan

salah satu dari empat aspek keterampilan bahasa yang sangat penting dimiliki

dan dikuasi oleh seseorang, bahkan keberhasilan seseorang dalam meniti karir

(14)

2

itulah sudah seharusnya di sekolah-sekolah membekali peserta didiknya

dengan memperbanyak latihan-latihan keterampilan menulis. Bahasa sendiri

mempunyai bentuk dasar berupa ucapan atau tulisan. Jadi jelas bahwa belajar

bahasa pada hakikatnya adalah belajar berkomunikasi dan berkomunikasi itu

dapat melalui tulisan sehingga disebut dengan bahasa tulis.

Berdasarkan hasil pengamatan pelaksanaan pembelajaran di kelas IV

SD Negeri 2 Jatiagung dalam pembelajaran Bahasa Indonesia masih sangat

rendah, siswa belum mampu menggunakan huruf kapital, tanda titik dan

tanda koma dengan baik dan benar dalam menulis karangan narasi. Selain itu

guru dalam menyampaikan materi pelajaran masih menggunakan metode

ceramah. Hal ini menyebabkan siswa kurang tertarik dan merasa jenuh dalam

mengikuti pelajaran bahasa Indonesia, khususnya menulis karangan narasi.

Hal ini dapat dilihat dari hasil perolehan kemampuan menulis karangan

narasi pada mata pelajaran bahasa Indonesia yang mengajar di kelas IV

semester ganjil di SD Negeri 2 Jatiagung tahun pelajaran 2013/2014 pada

tabel di bawah ini:

Tabel 1.I Nilai Hasil Tes Keterampilan Menulis Karangan Narasi

No Interval Nilai Jumlah

Siswa

Sumber : Buku Nilai Kelas IV SD Negeri 2 Jatiagung

Berdasarkan dari tabel 1.1 maka dapat dikatakan bahwa dari 17 orang

(15)

3

dalam menulis karangan narasi masih rendah, terbukti siswa yang belum

tuntas mencapai 11 orang atau sekitar 64,70%.

Bertolak dari permasalahan di atas, peningkatan kemampuan siswa

dalam menulis karangan narasi dapat diupayakan oleh guru dengan

menggunakan media gambar. Media gambar merupakan lambang dari hasil

peniruan-peniruan benda, pemandangan, curahan pikiran, atau ide-ide yang

divisualisasikan ke dalam bentuk dua dimensi. Waskito (2007: 13).

Media gambar digunakan untuk memudahkan atau membantu siswa

dalam mengembangkan daya imajinasi untuk menjalin hubungan antara

kejadian satu dengan kejadian lain yang saling berhubungan, sehingga siswa

dapat merangkai sebagai sebuah cerita. Di samping itu, penggunaan media

gambar dapat menimbulkan daya tarik bagi siswa, dengan demikian siswa

akan menjadi lebih senang belajar dan pada akhirnya dapat memberikan hasil

belajar yang baik.

Berdasarkan latar belakang permasalahan di atas, perlu kiranya

dilakukan perbaikan kualitas pembelajaran melalui penelitian tindakan kelas

dengan menggunakan media gambar untuk meningkatkan aktivitas belajar

siswa dan keterampilan menulis karangan narasi siswa kelas IV SD Negeri 2

Jatiagung Tahun Pelajaran 2014.

1.2 Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas,

indentifikasi masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

a. Rendahnya aktivitas belajar siswa pada saat proses pembelajaran Bahasa

(16)

4

b. Rendahnya keterampilan siswa dalam menulis karangan narasi.

c. Kegiatan pembelajaran masih banyak didominaasi oleh guru, sehingga

siswa kurang tertarik dan merasa jenuh

d. Rendahnya hasil belajar siswa dalam menulis karangan narasi, terbukti

dari 17 orang siswa hanya 6 orang siswa yang telah tuntas

1.3 Rumusan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah di atas, maka rumusan masalah dalam

penelitian ini adalah sebagai berikut:

“Bagaimanakah meningkatkan aktivitas belajar siswa dan keterampilan

menulis karangan narasi melalui media gambar pada siswa kelas IV SD

Negeri 2 Jatiagung tahun pelajaran 2013/2014?”

1.4 Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas, tujuan penelitian ini adalah:

”Meningkatkan aktivitas belajar siswa dan keterampilan menulis

karangan narasi dengan menggunakan media gambar pada siswa kelas IV SD

Negeri 2 Jatiagung tahun pelajaran 2013/2014.

1.5 Manfaat Penelitian

a. Bagi Siswa

Dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa dan keterampilan menulis

karangan narasi siswa, khususnya di kelas IV SD Negeri 2 Jatiagung

sehingga akan membuat siswa lebih tertarik dalam mengikuti

(17)

5

b. Bagi Guru

Pada pembelajaran menulis, guru dapat memanfaatkan media gambar

untuk meningkatkan aktivitas dan keterampilan menulis karangan narasi

sekaligus sebagai bahan masukan guru untuk meningkatkan mutu

pembelajaran di kelasnya sehingga dapat menjadi guru yang professional.

c. Bagi Sekolah

Merupakan bahan masukan bagi sekolah dalam upaya meningkatkan

aktivitas belajar siswa dan keterampilan menulis karangan narasi.

d. Bagi Peneliti

Memotivasi untuk lebih kreatif dan inovatif sehingga dapat

(18)

6

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1.Aktivitas Belajar

Aktivitas belajar pada hakikatnya merupakan suatu proses yang aktif

yang melibatkan panca indra atau fisik dan psikis kita.

Gagne dan Berliner (2009: 13) berpendapat bahwa aktivitas belajar

adalah kondisi jiwa dan raga seseorang yang aktif dalam menerima

informasi/materi, dan melakukan pengolahan dan transformasi.

Sedangkan menurut Sardiman (2011: 95) bahwa aktivitas belajar adalah

kegiatan yang bersifat fisik atau mental dalam usaha memenuhi kebutuhan

yang telah direncanakan

Menurut Dierich dalam Hamalik (2004: 2) jenis-jenis aktivitas dibagi

dalam delapan kelompok sebagai berikut :

(a)visual activities, yang termasuk di dalamnya misalnya membaca, memperhatikan gambar, mengamati logaritma penyelesaian soal, demonstrasi, percobaan pekerjaan orang lain, (b) oral activities, seperti menyatakan, merumuskan, membuat pertanyaan, memberi saran, mengeluarkan pendapat, mengadakan wawancara, diskusi interupsi,(c)

(19)

7

Berdasarkan uraian di atas, aktivitas belajar dapat didefinisikan sebagai

serangkaian kegiatan fisik maupun mental yang dilakukan secara sadar oleh

seseorang dan mengakibatkan adanya perubahan dalam dirinya baik yang

tampak maupun yang tidak tampak diamati.

2.2.Menulis

2.2.1.Pengertian Menulis

Menulis merupakan kegiatan yang dilakukan seseorang untuk

menghasilkan sebuah tulisan.

Menurut Burhan (2001: 296) “menulis adalah suatu bentuk

sistem komunikasi lambang visual dengan mengungkapkan gagasan

melaui media bahasa”.

Sedangkan menurut Suhendar (1994 :32) memberikan pengertian bahwa menulis merupakan suatu proses perubahan bentuk pikiran, angan-angan, perasaan dan sebagainya menjadi wujud lambang, tanda dan tulisan. Melalui menulis kita dapat menuangkan apa yang kita rasakan, dan apa yang kita inginkan. Selain itu menulis juga dapat dijadikan sebagai sarana untuk menyimpan kenangan mengenai sesuatu dalam bentuk tulisan.

Hal itu senada dengan apa yang dikatakan Mirriam (2005: 19)

bahwa menulis dapat juga diartikan sebagai keterampilan berbahasa

yang memberi kita tempat untuk menyimpan dan menikmati kenangan,

pengetahuan, pemikiran, keinginan, perasaan dan tujuan.

Berdasarkan pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa menulis

adalah suatu alat komunikasi yang berfungsi menuangkan pikiran dan

perasaan yang teratur melalui lambang-lambang grafik sehingga dapat

dipahami orang lain. Melalui menulis kita dapat mengekspresikan diri

(20)

8

2.2.2.Tujuan Menulis

Tujuan menulis adalah respons yang diharapkan penulis dapat

diterima oleh pembaca. Oleh karena itu, sebelum membuat tulisan,

seorang penulis harus menentukan terlebih dahulu tujuan apa yang

hendak ia capai dalam tulisannya.

Menurut Abdurrahman dan Waluyo (2000: 223) menyatakan bahwa “tujuan menulis siswa di sekolah dasar untuk menyalin, mencatat, dan mengerjakan sebagian besar tugas-tugas yang diberikan di sekolah dengan harapan melatih keterampilan berbahasa dengan baik”

Sedangkan menurut Hugo ditulis oleh Tarigan (1994: 24) adalah

tujuan menulis adalah sebagai berikut:

a. Assignment Purpose (Tujuan Penugasan)

Penulisan dilakukan karena ditugaskan, bukan karena kemauan sendiri.

b. Altruistik Purpose (Tujuan Altruistik)

Penulis bertujuan untuk menyenangkan dan menolong para pembaca untuk memahami, menghargai perasaan dan penalarannya dengan karyanya tersebut.

c. Persuasive Purpose (Tujuan Persuasif)

Penulisan yang bertujuan untuk meyakinkan para pembaca terhadap gagasan yang diuraikan.

d. Informational Purpose (Tujuan Informasional/Penerapan)

Penulisan yang bertujuan memberikan informasi atau penerangan kepada pembaca.

e. Self- Ekspresive Purpose (Tujuan Pernyataan Diri)

Penulisan yang bertujuan untuk memperkenalkan atau menyatakan diri sang pengarang kepada pembaca.

f. Creative Purpose (Tujuan Kreatif)

Penulisan yang bertujuan mencapai nilai-nilai artistik atau nilai-nilai kesenian.

g. Problem-Solving Purpose (Tujuan Pemecahan Masalah)

(21)

9

Menurut Syafie’ie (1988: 51-52), tujuan menulis dapat

diklasifikasikan sebagai berikut:

a. Mengubah keyakinan pembaca;

b. Menanamkan pemahaman sesuatu terhadap pembaca; c. Merangsang proses berpikir pembaca;

d. Menyenangkan atau menghibur pembaca; e. Memberitahu pembaca; dan

f. Memotivasi pembaca.

Menurut pendapat di atas, penulis menyimpulkan bahwa tujuan

menulis yaitu menginformasikan segala sesuatu, baik itu fakta, data

maupun peristiwa termasuk pendapat dan pandangan terhadap fakta,

data dan peristiwa agar khalayak pembaca memperoleh pengetahuan

dan pemahaman baru tentang berbagai hal yang dapat maupun yang

terjadi di muka bumi ini.

2.2.3.Manfaat Menulis

Menulis banyak sekali manfaatnya, seperti menurut pendapat

para ahli di bawah ini:

Menurut Sabarti dkk, (1990: 2) manfaat menulis ada delapan,

diantaraya:

a. Mengetahui kemampuan dan potensi diri serta pengetahuan kita tentang topik yang dipilihnya. Dengan mengembangkan topik itu kita terpaksa berpikir, menggali pengetahuan dan pengalaman yang tersimpan dibawah sadar.

b. Dengan mengembangkan berbagai gagasan kita terpaksa bernalar, menghubung-hubungkan serta membandingkan fakta-fakta yang mungkin tidak pernah kita lakukan kalau kita tidak menulis.

(22)

10

d. Menulis berarti mengorganisasi gagasan secara sistematik serta mengungkapkan secara tersurat. Dengan demikian, permasalahan yang pemula masih samar menjadi lebih jelas.

e. Melalui tulisan kita dapat menjadi peninjau dan penilai gagasan kita secara objektif.

f. Lebih mudah memecahkan masalah dengan menganalisisnya secara tersurat dalam konteks yang lebih konkret.

g. Dengan menulis kita aktif berpikir sehingga kita dapat menjadi penemu sekaligus pemecah masalah, bukan sekedar penyadap informasi.

h. Kegiatan menulis yang terencana akan membiasakan kita berpikir dan berbahasa secara tertib.

Menurut Bernard (2002: 21-22) mengemukakan enam manfaat

kegiatan menulis, yaitu:

a. Suatu sarana untuk pengungkapan diri (a tool for self-expression), yaitu suatu sarana untuk mengungkapkan perasaan seseorang.

b. Suatu sarana untuk pemahaman (a tool for understanding), yaitu sewaktu mengarang seseorang merenungkan gagasannya dan menyempurnakan penangkapannya terhadap sesuatu hal sehingga akhirnya ia dapat memperoleh pemahaman yang baru atau yang lebih mendalam tentang hal yang ditulisnya itu.

c. Suatu sarana untuk membantu mengembangkan kepuasan pribadi, kebanggaan, dan suatu perasaan harga diri (a tool to help developing personal satisfaction, pride, and feeling of self-worth), artinya rasa bangga, puas, dan harga diri dapat membangkitkan kepercayaan terhadap kemampuan sendiri untuk menciptakan karya-karya tulis lainnya.

d. Suatu sarana untuk meningkatkan kesadaran dan penerapan terhadap lingkungan sekeliling seseorang (a tool for increasing awareness and perception of one’s environment), maksudnya dengan sering mengarang seseorang meninggikan kesiagaan inderawinya dan mengembangkan daya serapnya pada tingkat kejasmaniahan, tingkat perasaan maupun tingkat kerohaniahan.

e. Suatu sarana untuk keterlibatan secara bersemangat dan bukannya penerimaan yang pasrah (a tool for active involvement, not passive

acceptance), artinya dengan mengarang, seseorang dapat

mengemukakan gagasan, menciptakan suatu, dan secara aktif melibatkan diri dengan ciptaannya.

(23)

11

Sedangkan manfaat menulis menurut Horiston dalam Darmadi

(1996: 3-4) yaitu:

a. Kegiatan menulis adalah sarana untuk menemukan sesuatu, dalam artian dapat mengangkat ide dan informasi yang ada di alam bawah sadar pemikiran kita.

b. Kegiatan menulis dapat memunculkan ide baru.

c. Kegiatan menulis dapat melatih kemampuan mengorganisasi dan menjernihkan berbagai konsep atau ide yang kita milki.

d. Kegiatan menulis dapat melatih sikap objektif yang ada pada diri seseorang.

e. Kegiatan menulis dapat membantu diri kita untuk berlatih memecahkan beberapa masalah sekaligus.

f. Kegiatan menulis dalam sebuah bidang ilmu akan memungkinkan kita untuk menjadi aktif dan tidak hanya menjadi penerima informasi.

Berdasarkan pendapat-pendapat di atas penulis menyimpulkan

bahwa manfaat menulis antara lain: (a) dapat memperluas dan

meningkatkan kosa kata yang belum diketahui karena banyak

membaca. (b) dapat melancarkan tulis menulis baik kalimat, paragraf

maupun wacana. (c) dapat mengembangkan suatu gaya penulisan

sendiri. (d) secara material dapat memperoleh honorium sebagai profesi

sampingan. (e) Secara non material dapat memberikan kepuasan batin.

(f) dapat popularitas dimana-mana karena sebuah tulisannya.

2.2.4.Fungsi Menulis

Menulis mempunyai banyak funsgsi bagi kehidupan manusia.

Melalui menulis, seseorang dapat mengungkapkan gagasan, pikiran,

dan perasaanyadengan baik, terbuka dan total. Jadi pada prinsipnya

(24)

12

Mirriam (2005: 25) juga mengemukakan beberapa fungsi

menulis adalah sebagai berikut.

a. Menulis membantu menemukan jati diri

b. Menulis dapat meningkatkan rasa percaya diri dan kebanggaan c. Saat menulis, seseorang dapat mendengar keunikan pendapatnya

sendiri

d. Menulis dapat menunjukkan apa yang diberikan pada dunia

e. Dengan menulis, seseorang akan mencari jawaban terhadap pertanyaan dan menemukan pertanyaan baru untuk ditanyakan f. Menulis meningkatkan kreativitas

g. Seseorang dapat berbagi dengan orang lain melalui kegiatan menulis

Halliday dalam Alwasilah (1996: 129) juga menyatakan bahwa

menulis memiliki sejumlah fungsi dalam kehidupan sehari-hari, yaitu :

a. Untuk tindakan, seperti tanda-tanda di tempat umum, seperti rambu rambu lalu lintas, label produksi, dan intruksi seperti pada alat-alat rumah tangga serta menu makanan

b. Untuk informasi, seperti surat kabar dan majalah, buku-buku nonfiksi, iklan, pamflet politik, laporan ilmiah, dam buku petunjuk c. Untuk hiburan, seperti majalah hiburan, buku fiksi, puisi dan drama,

surat kabar, keterangan film dan permainan, termasuk permainan komputer

Berdasarkan keterangan di atas, jelaslah bahwa menulis akan

membuat kita menggali dan memunculkan pikiran serta ide yang

diserap dari lingkungan sekitar. Menulis bukanlah suatu kegiatan yang

sia-sia karena memilki beberapa fungsi bagi penulis maupun pembaca.

2.2.5.Jenis-Jenis Menulis

Menurut Dalman (2000: 24) jenis-jenis menulis ada beberapa

macam yaitu:

a. Deskripsi

(25)

13

b. Narasi

Karangan narasi ( berasal dari narration berarti bercerita ) adalah suatu bentuk tulisan yang berusaha menciptakan, mengisahkan, dan merangkai tindak tanduk perbuatan manusia dalam sebuah peristiwa secara kronologis atau berlangsung dalam suatu kesatuan waktu. c. Eksposisi

Karangan eksposisi pemaparan adalah suatu corak karangan yang menerangkan atau menginformasikan sesuatu hal yang memperluas pandangan,wawasan atau pengetahuan pembaca

d. Argumentasi

Karangan argumentasi merupakan jenis karangan yang dapat membuat si pembacanya merasa percaya dengan pendapat/argumen si penulisnya. Oleh karena itu, karangan ini bersifat meyakinkan si pembaca agar apa yang ditulis itu benar adanya, tetapi tidak untuk mempengaruhi si pembaca

e. Persuasi

Karangan persuasi adalah karangan yang bertujuan membuat pembaca percaya, yakin, dan terbujuk akan hal-hal yang dikomunikasikan yang berupa fakta pendapat atau gagasan ataupun perasaan seseorang

Dari pengertian di atas penulis menyimpulkan bahwa jenis-jenis

menulis yaitu deskripsi, narasi, eksposisi, argumentasi dan persuasi.

2.3.Menulis Narasi

2.3.1.Pengertian Narasi

Pengertian narasi banyak dikemukakan oleh para ahli,

diantaranya:

Menurut Finoza (dalam Dalman, 2012:105), mengatakan bahwa:

Karangan narasi (berasal dari Naration berarti bercerita) adalah suatu bentuk tulisan yang berusaha menciptakan, mengisahkan dan merangkaikan tindak tanduk perbuatan manusia dalam sebuah peristiwa secara kronologis atau berlangsung dalam suatu kesatuan waktu.

Menurut Mukhlisyoh, dkk (1993: 87) Karangan Narasi adalah

sebuah karangan yang menceritakan suatu rangkaian kejadian yang

(26)

14

Sedangkan menurut Bastomi (2012: 43) menyatakan bahwa:

Narasi adalah cerita yang berisikan susatu kejadian-kejadian yang pernah dialami seseorang atau berdasarkan kisah seseorang, didalam narasi terkandung urutan atau serangkaian peristiwa yang didalamnya ada tokoh dan konflik yang terjadi, narasi juga bisa berisikan kisah-kisah yang tidak nyata atau fiksi.

Dari pendapat di atas dapat penulis simpulkan bahwa karangan

narasi merupakan tulisan yang berusaha menyajikan suatu peristiwa,

baik kenyataan atau rekaan secara menarik dengan urutan kronologis

kewaktuan dan tempat sehingga pembaca dapat mengetahui seolah-olah

dapat merasakan atau memahami mengapa peristiwa itu terjadi. Sebuah

karangan narasi bukan hanya sekedar menyajikan serangkaian perisiwa

atau kejadian, tetapi harus mengandung suatu makna secara

keseluruhan, artinya rangkaian kejadian atau peristiwa tersebut harus

terbentuk dalam suatu alur cerita yang dramatik dan mengandung

konflik yang saling berhubungan sampai klimaksnya.

2.3.2.Ciri-ciri Narasi

Ada banyak ciri-ciri yang bisa menunjukkan bahwa sebuah

tulisan adalah tulisan narasi. Menurut Nursito (2000: 67) ciri-ciri

karangan narasi yaitu:

a. Terdapat perbuatan atau tindakan yang mengakibatkan masalah dan penyelesaian.

b. Menonjolkan unsur perbuatan atau tindakan. c. Dirangkai dalam urutan waktu.

d. Berusaha menjawab pertanyaan “apa yang terjadi?” e. Berupa cerita tentang peristiwa atau pengaalaman penulis. f. Ada konflik, karena tanpa konflik biasanya narasi tidak menarik g. Memiliki nilai estetika

(27)

15

Sedangkan menurut Romli (2003: 23) beberapa ciri-ciri narasi

diantaranya adalah:

a. Adanya unsur perbuatan atau tindakan b. Adanya unsur rangkaian cerita

c. Adanya sudut pandang pengarang

d. Adanya keterangan nama tokoh dalam cerita

e. Adanya keterangan yang menjelaskan latar kejadian peristiwa f. Unsur pikiran lebih tajam dibandingkan unsur perasaan g. Menggunakan bahasa sehari-hari

Menurut pendapat di atas dapat penulis simpulkan bahwa

ciri-ciri narasi yaitu: (a) memiliki unsur perbuatan atau tindakan, (b)

memiliki urutan waktu yang jelas, (c) memiliki sudut pandang penulis,

dan (d) memiliki konflik dalam karangan/cerita narasi.

2.3.3.Jenis-jenis Narasi

Menurut Kartini (2006: 65) jenis-jenis narasi ada tiga, yaitu :

a. Narasi Ekspositorik (Narasi Teknis)

Narasi Ekspositorik adalah narasi yang memiliki sasaran penyampaian informasi secara tepat tentang suatu peristiwa dengan tujuan memperluas pengetahuan orang tentang kisah seseorang. Dalam narasi ekspositorik, penulis menceritakan suatu peristiwa berdasarkan data yang sebenarnya. Pelaku yang ditonjolkan biasanya satu orang. Pelaku diceritakan mulai dari kecil sampai saat ini sampai terakhir dalam kehidupannya. Karangan narasi ini diwarnai oleh eksposisi, maka ketentuan eksposisi juga berlaku pada penulisan narasi ekspositorik. Ketentuan ini berkaitan dengan penggunaan bahasa yang logis, berdasarkan fakta yang ada, tidak memasukan unsur sugestif atau bersifat objektif.

b. Narasi Sugestif

Narasi sugestif adalah narasi yang berusaha untuk memberikan suatu maksud tertentu, menyampaikan suatu amanat terselubung kepada para pembaca atau pendengar sehingga tampak seolah-olah melihat. c. Narasi Informative

(28)

16

Menurut pendapat di atas, dapat penulis simpulkan bahwa

jenis-jenis puisi yaitu narasi ekspositorik, sugestif dan informatif

2.4.Media Gambar

2.4.1.Pengertian Media

Media sangat dibutuhkan dalam kegiatan pembelajaran sebab

dengan menggunakan media, kegiatan pembelajaran akan lebih menarik

siswa untuk mengikuti pembelajaran dan akan membantu

mengembangkan kreativitas anak.

Menurut Schramm (dalam Suwarna, 2006: 128) media adalah

teknologi pembawa pesan (Informasi) yang dapat dimanfaatkan untuk

keperluan pembelajaran.

Hal senada juga dikemukakan oleh Heinich (dalam Arsyad

2011: 4) media sebagai perantara yang mengantar informasi antar

sumber dan penerima misalnya foto, gambar, dan bahan-bahan cetakan.

Sedangkan menurut Latuheru (2002: 3) menjelaskan bahwa

media adalah suatu alat yang dipakai sebagai saluran (Channel) untuk

menyampaikan suatu pesan (message) atau informasi dari suatu sumber

(recource) kepada penerimanya (receiver)

Berdasarkan pendapat di atas dapat penulis simpulkan bahwa

media adalah sebagai alat bantu dalam kegiatan pembelajaran yang

dapat meningkatkan minat belajar siswa, dan memudahkan guru dalam

(29)

17

2.4.2.Jenis-jenis Media

Menurut Darmaji (2000: 9) media dikelompokkan menjadi tiga

kelompok besar yaitu:

a. Media Audio

Media audio adalah media yang hanya melibatkan indera pendengaran dan hanya mampu memanipulasi kemampuan suara semata. Misalnya radio dan tape rekorder

b. Media Visual

Media visual adalah media yang melibatkan indera penglihatan. Misalnya gambar, grafik, bagan dan peta.

c. Media Audio Visual

Media audio visual adalah media yang melibatkan indera pendengaran dan penglihatan. Misalnya TV, CD dan lain-lain.

Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa jenis-jenis media

pembelajaran terdiri dari media audio, media visual dan media audio

visual.

2.4.3.Media Gambar

2.4.3.1. Pengertian Media Gambar

Media gambar sangat penting digunakan dalam usaha

memperjelas pengertian murid, sehingga dengan menggunakan media

gambar murid dapat lebih memperhatikan terhadap benda-benda atau

hal-hal yang belum pernah dilihatnya yang berkaitan dengan pelajaran.

Menurut Waskito, (2007: 13) media gambar merupakan

lambang dari hasil peniruan-peniruan benda, pemandangan, curahan

pikiran, atau ide-ide yang divisualisasikan ke dalam bentuk dua dimensi

Sementara itu Kamdi (2009: 2) menjelaskan media gambar

(30)

18

pemandangan, curahan pikiran, atau ide-ide yang divisualisasikan ke

dalam bentuk dua dimensi yaitu berupa gambar sebagai alat peraga.

Sedangkan menurut Riyanto (1982: 24) media gambar

merupakan salah satu jenis bahasa yang memungkinkan terjadinya

komunikasi, yang diekspresikan lewat tanda dan simbol.

Berdasarkan pengertian di atas, penulis menyimpulkan bahwa

media gambar yaitu suatu perantara pembelajaran, sehingga dengan

menggunakan media gambar siswa dapat lebih memperhatikan terhadap

benda-benda atau hal-hal yang belum pernah dilihatnya.

2.4.3.2. Jenis-jenis Media Gambar

Media gambar banyak sekali jenisnya, seperti yang

dikemukakan oleh Suparto (1982: 54) bahwa media gambar terbagi

menjadi dua jenis, antara lain:

a. Media Visual

Media visual yaitu gambar yang secara keseluruhan dari sesuatu yang dijelaskan ke dalam suatu bentuk yang dapat divisualisasikan Dari macam-macam media visual tersebut diatas, ada tiga macam media visual yang sesuai dengan kegiatan mata pelajaran sejarah yaitu gambar/foto, bagan/chart, dan peta/globe

b. Media Cetak

Media cetak pada dasarnya hanya menampilkan simbol-simbol tertentu yaitu huruf (simbol bunyi). Ada tiga jenis media cetak yaitu: buku, majalah, dan surat kabar atau Koran.

Dari uraian di atas bahwa media terbagi menjadi dua jenis yaitu

media visual contohnya gambar, bagan dan peta, media cetak

(31)

19

2.4.3.3. Tujuan Penggunaan Media Gambar

Adapun tujuan penggunaan media gambar dalam pembelajaran

Bahasa Indonesia sebagaimana dikutip dari berbagai sumber internet

(www.wordpress.com), diakses tanggal 13 Januari 2014 adalah :

a. Dapat meningkatkan keterampilan murid dalam pembelajaran Bahasa Indonesia di sekolah dasar.

b. Penggunaan media gambar dalam pembelajaran lebih menarik perhatian murid sehingga dapat menumbuh kembangkan motivasi belajar, dan dapat mengatasi keterbatasan pengalaman murid dalam berimajinasi dan berekspresi.

c. Kendala yang dihadapi guru dalam pembelajaran Bahasa Indonesia dapat teratasi dengan menggunakan media gambar adalah keterbatasan waktu, karena pada umumnya guru sekolah dasar mengajarkan beberapa bidang studi dalam satu kelas.

Berdasrkan uraian di atas penulis menyimpulkan bahwa tujuan

penggunaan media gambar dalam pembelajaran Bahasa Indonesia

supaya dalam proses pembelajaran lebih bermakna, serta dapat

menyiptakan suasana pembelajaran yang dapat menumbuh kembangkan

motivasi belajar, dan dapat mengatasi keterbatasan pengalaman murid

dalam berimajinasi dan berekspresi.

2.4.3.4. Kelebihan dan Kelemahan Media Gambar

Media gambar dikatakan sangat efektif digunakan dalam

pembelajaran, karena media gambar mempunyai beberapa kelebihan,

seperti yang dikemukakan oleh Sunarto (2009: 9) sebagai berikut:

a. Bersifat konkrit, gambar realistis menunjukkan pokok-pokok masalah dibandingkan dengan media verbal semata.

b. Dapat mengatasi batas ruang dan waktu, karena tidak semua benda, objek atau peristawa dibawa ke dalam kelas dan tidak selalu bisa anak-anak dibawa ke objek/peristiwa tertentu.

(32)

20

Selain memiliki kelebihan, media gambar juga memiliki

kelemahan, seperti yang diungkapkan oleh Sardiman (2010: 10) sebagai

berikut:

a. Gambar/foto hanya menekankan persepsi inderamata. b. Gambar/foto kurang efektif untuk kegiatan pembelajaran. c. Ukurannya sangat terbatas.

2.4.3.5. Langkah-langkah Penggunaan Media Gambar

Sebelum melaksanakan pembelajaran tentang menulis karangan

dengan menggunakan media gambar, guru membuat langkah-langkah

sebagai berikut :

a. Mempersiapkan diri. Guru merencanakan dan menyiapkan diri sebelum penyajian materi.

b. Membangkitkan kesiapan siswa. Siswa dituntut memiliki kesiapan untuk menulis, misalnya dengan cara memberikan komentar awal dan pertanyaan-pertanyaan.

c. Memperlihatkan contoh gambar misalnya gambar tempat rekreasi. d. Tuntun siswa untuk mengingat pengalaman menulis mereka.

e. Guru memberi penjelasan cara menulis karangan dengan melihat gambar yang telah disediakan.

f. Membentuk kelompok kecil, satu kelompok terdiri dari 3-4 orang anak.

g. Diskusi (membahas) materi tentang media gambar. Setelah melihat media gambar, "Apa yang paling berkesan dari gambar tersebut?" h. Menindaklanjuti. Pada umumnya, diskusi dan evaluasi dilakukan

setelah menulis karangan. Dengan demikian, diharapkan siswa akan termotivasi untuk mempelajari lebih banyak tentang pelajaran itu dengan melihat gambar-gambar pada buku bacaaan yang ada di perpustakaan atau buku cerita bergambar yang berkaitan dengan isi materi yang sudah pernah dibahas sebelumnya.

(Sudjana, 2009: 105)

Dengan demikian media gambar merupakan salah satu teknik

media pembelajaran yang efektif. Dari uraian di atas, dapat disimpulkan

bahwa media gambar adalah gambar atau sejenisnya yang

(33)

21

dimengerti dan dinikmati dalam pembelajaran, serta untuk mengatasi

kesulitan-kesulitan menampilkan benda aslinya di dalam kelas. Gambar

yang bagus digunakan dalam pembelajaran adalah gambar yang dibuat

sendiri atau mengambil dari media gambar yang telah ada.

2.5. Hipotesis Tindakan

Berdasarkan tinjauan pustaka di atas dirumuskan hipotesis penelitian

tindakan kelas sebagai berikut:

Jika dalam pembelajaran Bahasa Indonesia menggunakan media

gambar, maka dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa dan keterampilan

(34)

22

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Rancangan Penelitian

Wiraatmadja, (2007 :67) mengemukakan bahwa untuk melaksanakan

penelitian tindakan kelas dibutuhkan tahapan-tahapan yaitu perencanaan

(planning), tindakan (acting), pengamatan (observing), dan refleksi

(reflecting). Penelitian ini dipilih dan berkolaborasi dengan guru yang lebih

senior di SD Negeri 2 Jatiagung.

3.2 Setting Penelitian

a. Subjek Penelitian

Subjek penelitian tindakan kelas ini adalah guru dan siswa kelas IV

SD Negeri 2 Jatiagung yang berjumlah 17 siswa, terdiri dari 8 siswa

laki-laki dan 9 siswa perempuan.

b. Tempat Penelitian

Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di kelas IV SD Negeri 2

(35)

23

c. Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada semester genap tahun pelajaran

2013/2014. Dimulai dari bulan Maret sampai dengan bulan Mei tahun

2014.

3.3 Prosedur Penelitian

Penelitian tindakan kelas ini menggunakan prosedur penelitian

tindakan kelas (Classroom Action Research) modifikasi dari Kemmis dan Mc.

Taggart (Arikunto, 2010: 120) yang dinamakan Spiral Tindakan Kelas.

Penelitian tindakan kelas ini terdiri dari empat tahapan yaitu perencanaan,

pelaksanaan, observasi dan refleksi. Gambar alur penelitian tindakan kelas

adalah sebagai berikut:

Gambar 3.1. Gambar Alur Penelitian Tindakan Kelas Perencanaan

Refleksi

Refleksi

SIKLUS I

Pengamatan

Pelaksanaan Pelaksanaan

Perencanaan

SIKLUS II

Pengamatan

(36)

24

Tahap-tahap kegiatan Penelitian Tindakan Kelas sebagai berikut:

a. Tahap Perencanaan (Planning)

Hal yang dilakukan dalam tahap ini yaitu:

1. Pemilihan materi pembelajaran

2. Menyusun pemetaan, silabus dan rencana pelaksanaan pembelajaran

(RPP)

3. Mempersiapkan media gambar

4. Merencakan penerapan pembelajaran dengan menggunakan media

gambar

5. Menentukan indikator yang akan dijadikan acuan keberhasilan

6. Mempersiapkan instrument evaluasi

7. Mempersiapkan lembar observasi aktivitas siswa dan kinerja guru.

b. Tahap Pelaksaaan Tindakan (Acting)

Hal yang dilakukan dalam tahap ini yaitu:

1. Setelah menyusun rencana pembelajaran kemudian menyajikan atau

mempresentasikan rencana pembelajarannya

2. Menyampaikan kepada peserta didik mengenai pelaksanaan dan tujuan

penggunaan media gambar

3. Guru menyampaikan materi pelajaran dengan menggunakan media

gambar

4. Guru bertindak sebagai motivator dan fasilitator selama proses

(37)

25

c. Tahap Pengamatan (Observing)

Hal yang dilakukan dalam tahap ini yaitu:

1. Observer melakukan pengamatan sesuai rencana dengan menggunakan

lembar observasi

2. Menilai tindakan dengan menggunakan format evaluasi

3. Pada tahap ini guru melakukan implementasi rencana pembelajaran

yang telah disusun, kemudian mengamati kegiatan peserta didik dengan

menggunakan lembar observasi yang telah dipersiapkan.

d. Tahap Refleksi (Refleksing)

Hal yang dilakukan dalam tahap ini yaitu:

1. Refleksi dilakukan setelah kegiatan pelaksanaan pembelajaran, untuk

memperoleh masukan dari hasil kegiatan, apakah materi yang telah

diberikan dapat diterima dengan jelas atau belum.

2. Mengevaluasi tindakan yang telah dilakukan dan menganalisis hasil

tindakan

3. Kesimpulan dan saran untuk memperbaiki pada tahap berikutnya.

3.4 Teknik Pengumpulan Data

Pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan melalui observasi

dan tes pada akhir siklus.

a. Observasi

Dilakukan untuk mengambil data aktivitas kegiatan belajar siswa

pada saat pembelajaran dengan menggunakan lembar observasi aktivitas

(38)

26

dilakukan oleh observer selama proses pembelajaran. Data aktivitas

dengan menggunakan lembar observasi aktivitas siswa dan aktivitas guru.

b. Tes

Tes dilakukan dengan tujuan mengetahui tingkat keberhasilan

siswa setelah diberikan pembelajaran dengan menggunakan media

gambar. Tes diberikan setiap akhir siklus pembelajaran.

3.5.Instrumen Penelitian

Instrument yang dipakai dalam penelitian ini antara lain:

a. Lembar Observasi

Lembar observasi yang dipakai dalam penelitian ini yaitu lembar

observasi aktivitas siswa dan lembar observasi kinerja guru pada saat

proses pembelajaran menggunakan media gambar.

Tabel 3.1. Rubrik Penilaian Aktivitas Siswa

Skor Rentang Nilai Katogori

5 85% - 100% Baik sekali

Tabel 3.2. Format Lembar Kinerja Guru

Skor Rentang Nilai Katogori

(39)

27

b. Lembar Penilaian Keterampilan Menulis

Lembar penilain keterampilan menulis narasi digunakan setelah

proses pembelajaran mengguankan media gambar, yang meliputi: (a)

kualitas ruang lingkup isi, (b) penyajian isi, (c) tata bahasa, ejaan, tanda

baca dan kerapihan, dan (e) kesesuaian judul dan isi (Machmoed, 2008:

45)

Tabel 3.3. Rubrik Penilaian Keterampilan Menulis

Rentang Nilai Katogori

85- 100 Baik sekali

75 - 80 Baik

65 - 74 Cukup

45 – 64 Kurang

44 Kurang sekali

(Machmoed, 2008: 45)

3.6.Teknik Analisis Data

a. Data Kualitatif

Data kualitatif diperoleh dari data non-tes yaitu lembar panduan

observasi. Data hasil observasi digunakan untuk mengetahui sejauh mana

aktivitas siswa dan kinerja guru setelah diterapkannya media gambar pada

keterampilan menulis narasi. Indikator keberhasilan aktivitas belajar siswa

dilihat dari on task dan off task (aktif atau tidak aktif) siswa dalam proses

pembelajaran. Sedangkan indikator keberhasilan kinerja guru dilihat dari

IPKG (Instrumen Penilaian Kegiatan Guru).

Ketercapian aktivitas siswa dan kinerja guru dalam pembelajaran

dianalisis dengan menentukan nilai rata-rata yang dihitung dengan

(40)

28

Tingkat keberhasilan

b. Data Kuantitatif

Data kuantitatif diperoleh dari hasil tes yang dikerjakan siswa pada

setiap siklusnya. Penguasaan keterampilan menulis narasi dapat dilihat

dari nilai yang diperoleh siswa pada setiap akhir pertemuan pembelajaran.

Hasil belajar dapat dihitung menggunakan rumus:

Nilai

Siswa yang mendapatkan nilai kurang dari KKM yaitu 65

dinyatakan mengalami kesulitan belajar atau belum tuntas, sedangkan

siswa yang mencapai KKM dinyatakan telah tuntas belajar. Persentase

ketuntasan belajar secara klasikal dihitung dengan rumus :

Ketuntasan

(Herrhyanto, dkk. 2009: 4.2)

3.7.Indikator Ketercapian

Acuan keberhasilan penelitian tindakan kelas ini dapat dilihat dari

aktivitas belajar siswa dan keterampilan menulis karangan narasi setelah

menggunakan media gambar. Keberhasilan kelas dilihat dari jumlah siswa

yang mampu mencapai KKM, sekurang-kurangnya 75% dari jumlah siswa di

(41)

63

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1.Kesimpulan

Kesimpulan dari penelitian ini adalah pembelajaran bahasa Indonesia

dalam keterampilan menulis dengan menggunakan media gambar

meningkatkan hasil belajar peserta didik. Hal ini didasarkan pada beberapa

temuan yaitu :

1. Penggunaan media gambar dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa

pada pembelajaran Bahasa Indonesia kelas IV di SD Negeri 2 Jatiagung.

Hal ini dapat dilihat dari peningkatan aktivitas belajar siswa pada siklus I

yaitu 63,23 dengan kategori cukup aktif, meningkat sebesar 24,02

menjadi 87,25 pada Siklus II.

2. Penggunaan media gambar dapat meningkatkan keterampilan menulis

karangan narasi pada pembelajaran Bahasa Indonesia kelas IV di SD

Negeri 2 Jatiagung. Hal ini dapat dilihat dari rata-rata nilai keterampilan

menulis karangan narasi, pada siklus I mencapai 65,88 meningkat sebesar

(42)

64

5.2.Saran

Berdasarkan kesimpulan yang telah dipaparkan di atas, maka peneliti

dapat mengemukakan beberapa saran dalam pembelajaran bahasa Indonesia

menggunakan media gambar dalam keterampilan menulis yaitu sebagai

berikut :

1. Bagi siswa

Agar siswa lebih mempelajari lagi materi pokok menulis karangan

narasi dengan media gambar, sehingga dapat meningkatkan keterampilan

menulis karangan narasi.

2. Bagi guru

Diperlukan kerjasama yang baik antara guru dan peserta didik.

Guru harus betul-betul memahami model maupun metode pembelajaran

yang diterapkan didalam kelas sehingga jika ada peserta didik yang tidak

paham akan model maupun metode pembelajaran tersebut maka guru

dapat menjelaskannya dengan baik. Kemampuan guru dalam

melaksanakan variasi gaya mengajar merupakan salah satu cara dalam

mengatasi masalah pembelajaran sehingga proses pembelajaran menjadi

lebih menyenangkan dan tidak membosankan bagi peserta didik, salah

satunya yaitu dengan menggunakan media gambar dalam pelaksanaan

kegiatan pembelajaran.

3. Bagi sekolah

Memperbaiki pelaksanaan pembelajaran pada tindakan selanjutnya

dan untuk meningkatkan prestasi belajar siswa, maka penulis mengajukan

(43)

65

a. Penggunaan media gambar merupakan salah satu alternatif yang layak

untuk dikembangkan dalam rangka mengatasi masalah rendahnya

minat belajar siswa.

b. Pelaksanaan pembelajaran sebaiknya guru mempersiapkan perangkat

pembelajaran detail dan sebaik mungkin agar kemungkinan adanya

hambatan dapat diperkecil sehingga belajar dapat dilaksanakan secara

efektif dan efesien. Untuk meningkatkan kemampuan menulis

karangan anak kelas IV melalui penggunaan media gambar layak

(44)

66

DAFTAR PUSTAKA

Abdurrahman, dkk. 2000. Keterampilan Menulis. PT Persada Jaya: Yogyakarta

Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. PT Rineka Cipta. Jakarta.

Arsyad. 2011. Media Pmbelajaran. Djatnika: Bandung.

Ahmadi. 2006. Belajar dan Pembelajaran. Rajawali Pers: Jakarta.

Alwasilah, dkk. 1966. Keterampilan Menulis. Djatnika: Bandung.

Bastomi. 2012. Menulis Narasi. Genta Persada: Yogyakarta.

Bernand. 2002. Manfat Menulis Narasi. Rajawali Pers: Jakarta.

Budiningsih. 2005. Belajar dan Pembelajaran. PT Rineka Cipta: Jakarta.

Burhan. 2001. Terampil Menulis Narasi. PT Rineka Cipta: Jakarta.

Dalman, H. 2000. Keterampilan Menulis. Rajawali Pers. Jakarta.

Darmadi. 1966. Manfaat Menulis. Djatnika: Bandung.

Darmaji, dkk. 2000. Media Pembelajaran. Genta Persada: Yogyakarta.

Kartini. 2006. Macam-macam Narasi. Reinka Cipta: Bandung.

Kamdi. 2009. Media Gambar. Genta Persada: Yogyakarta.

Latuheru. 2002. Apa itu Media Pembelajaran. Genta Persada: Yogyakarta.

Mirriam. 2005. Keterampilan Menulis. Rajawali Pers: Jakarta.

Mukhlisyoh, dkk. 1993. Menulis Narasi. Genta Persada: Yogyakarta.

(45)

67

Nursito, Ahmad. 2000. Menulis Narasi. Genta Persada: Yogyakarta.

Rohani, Ahmad HM. 2010. Pengelolaan Pengajaran, Sebuah Pengantar Menuju Guru Profesional. PT Rineka Cipta. Jakarta.

Romli. 2003. Menulis Narasi. Djatnika: Bandung

Riyanto, Ahmad. 1982. Media Pembelajaran. Genta Persada: Yogyakarta

Sabarti,dkk. 1990. Keterampilan Menulis. PT Rineka Cipta: Jakarta.

Sardiman, Arief. 2008. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. PT Raja Grafindo Persada. Jakarta.

Sudjana. 2009. Media Pedidikan: Pengertian, Pengembangan dan Pemanfaatannya. Rajawali Pers. Jakarta.

Suhendar. 1994. Intisari Tata Bahasa Indonesia. Djatnika: Bandung.

Suparto, Diahmad. 1982. Media Gambar. Angkasa: Bandung.

Suwarna. 2006. Media Pembelajaran. Djatnika: Bandung.

Sunarto, Cahyo. Media Pembelajaran. Tiara Wacana: Yogyakarta.

Syafie’ie. 1988. Terampil Menulis Narasi. PT Rineka Cipta: Jakarta.

Thorndike. 2005. Belajar dan Pembelajaran. Angkasa: Bandung.

Hugo, Henry. 1994. Pengajaran Kompetensi Bahasa Indonesia. Gerindo: Bandung.

Wiraatmadja. 2007. Metode Penelitian. Usaha Nasional: Bandung

Gambar

Tabel 1.I Nilai Hasil Tes Keterampilan Menulis Karangan Narasi
Gambar 3.1. Gambar Alur Penelitian Tindakan Kelas
Tabel 3.2. Format Lembar Kinerja Guru
Tabel 3.3. Rubrik Penilaian Keterampilan Menulis

Referensi

Dokumen terkait

Album foto digital yang digital adalah aplikasi perangkat lunak dimana pengguna dapat memindahkan berkas foto dari hardisk ke dalam basis data utama aplikasi

[r]

Perkembangan game yang selalu cepat, mendorong minat para penggemar game untuk lebih memahami game itu sendiri, baik saat dimainkan ataupun dalam proses pembuatannya. Game ini

Untuk memperjelas penulisan ilmiah ini, penulis sertakan landasan teori perancangan sistem dan beberapa teori yang digunakan sebagai alat Bantu untuk merancang sistem sehingga

Penelitian skripsi ini bertujuan untuk mengetahui tentang kedudukan dan kewenangan Kepala Desa dan Badan Permusyawaratan Desa (BPD) dalam pemerintahan desa serta untuk

bahasa Jepang, Anda bisa mengemudi kendaraan dengan jangka waktunya selama 1 tahun dari hari. kedatangan ke Jepang atau sampai masa berlakunya SIM internasional,

Sistem pemanen energi dengan piezoelektrik untuk perangkat elektronika daya rendah meliputi sistem penyearah untuk mengubah arus bolak-balik dari tranduser

[r]