• Tidak ada hasil yang ditemukan

KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN NARASI EKSPOSITORIS MENGGUNAKAN TEKNIK THINK TALK WRITE (TTW) SISWA KELAS X SMA NEGERI 1 BATANG KAPAS PESISIR SELATAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN NARASI EKSPOSITORIS MENGGUNAKAN TEKNIK THINK TALK WRITE (TTW) SISWA KELAS X SMA NEGERI 1 BATANG KAPAS PESISIR SELATAN"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN NARASI EKSPOSITORIS

MENGGUNAKAN TEKNIK THINK TALK WRITE (TTW)

SISWA KELAS X SMA NEGERI 1 BATANG KAPAS PESISIR SELATAN

ARTIKEL ILMIAH

Oleh:

MELAWATI

NPM 11080133

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA

SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

(STKIP) PGRI SUMATERA BARAT

PADANG

(2)
(3)
(4)

KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN NARASI EKSPOSITORIS MENGGUNAKAN TEKNIK THINK TALK WRITE (TTW)

SISWA KELAS X SMA NEGERI 1 BATANG KAPAS PESISIR SELATAN Oleh:

Melawati 1, Trisna Helda2, Upit Yulianti3 Mahasiswa STKIP PGRI Sumatera Barat

Dosen Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia (STKIP) PGRI Sumatera Barat ABSTRAK

Penelitian ini dilatarbelakangi oleh permasalahan siswa yang kurang berminat dalam menulis karangan karena kesulitan dalam menuangkan ide yang disebabkan oleh kosakata yang dimilki siswa masih kurang. Selain itu siswa masih mengalami kesulitan dalam memahami jenis karangan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan keterampilan menulis karangan narasi ekspositoris menggunakan teknik Think Talk Write (TTW) siswa kelas X SMA Negeri 1 Batang Kapas Kabupaten Pesisir Selatan. Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas X SMA Negeri 1 Batang Kapas Kabupaten Pesisir Selatan berjumlah 357 orang yang tersebar dalam sepuluh kelas yang terdaftar tahun ajaran 2015/2016. Sampel dalam penelitian ini adalah siswa kelas X SMA Negeri 1 Batang Kapas Kabupaten Pesisir Selatan yang diambil secara acak (proportional random sampling) yaitu sebanyak 40 orang. Data penelitian ini adalah skor hasil menulis karangan narasi ekspositoris dengan menggunakan teknik Think Talk Write (TTW). Teknik Think Talk Write (TTW) merupakan suatu teknik yang menggabungkan kemampuan berpikir, berbicara, dan menulis. Berdasarkan hasil penelitian, dapat disimpulkan hal-hal sebagai berikut ini. Pertama. kemampuan menulis karangan narasi ekspositoris menggunakan teknik Think Talk Write (TTW) siswa kelas X SMA Negeri 1 Batang Kapas Kabupaten Pesisir Selatan untuk indikator memperluas pengetahuan tergolong Lebih dari cukup (LdC) dengan rata-rata 66,67 pada tingkat penguasaan 66-75%. Kedua, untuk indikator menyampaikan informasi mengenai suatu kejadian secara kronologis tergolong Baik (B) dengan rata-rata 79,17 pada tingkat penguasaan 76-85%. Ketiga, untuk indikator didasarkan pada penalaran utuk meancapai kesepakatan rasional tergolong (LdC)Ebih dari Cukup dengan rata-rata 71,14 pada tingkat penguasaan 66-75%.

Keempat, kemampuan menulis karangan narasi ekspositoris untuk indikator penggunaan bahasa yang informatif dengan menitikberatkan pada kata-kata denotatif tergolong Daik Sekali (BS) dengan rata-rata 91,67 pada tingkat penguasaan 86-95%. Kelima, secara keseluruhankemampuan menulis karangan narasi ekspositoris menggunakan teknik Think Talk Write (TTW) siswa kelas X SMA Negeri 1 Batang Kapas Kabupaten Pesisir Selatan tergolong Baik (B) dengan rata-rata 77,92 pada tingkat penguasaan 76-85%.

(5)

THE ABILITY OF WRITHING NARRATIVE EKSPOSITORY COMPOSITION

USING THINK TALK WRITE (TTW) TECHNIQUEOF STUDENTS GRADE X

SMA NEGERI 1 BATANG KAPAS PESISIR SELATAN

Oleh:

Melawati1, Trisna Helda2, Upit Yulianti3 West Sumatra STKIP PGRI students

West Sumatera STKIP PGRI Education of Indonesian and Literature Department Lecturers

ABSTRACT

The background of this research was the problem faced by students who were less interest in writing a composition because they were difficult to write their ideas. It was because they were not only lack in vocabulary but also got difficulties in comprehending kinds of compositions. The purpose of this research was to describe the ability of writing narrative expository composition using think talk write (TTW) technique of students grade X SMA Negeri 1 Batang Kapas Pesisir Selatan regency.

The population of this research was the students of students grade X SMA Negeri 1 Batang Kapas Pesisir Selatan regency. They were 357 students who were divided intoten classes registeredat 2015/2016. The samples were students grade X SMA Negeri 1 Batang Kapas Pesisir Selatan regency, who were taken randomly (proportional random sampling) they were 40 students. The data of this research was the score of writhing narrative exspository composition using think talk write (TTW).

based on the result of this research, it could be summarized as follow. The first, the ability of writing narrative expository composition using think talk write (TTW) technique of students grade X SMA Negeri 1 Batang Kapas Pesisir Selatan regency for expending knowledge indicator raised average score for 66,67 it was on more than enough (MtE) qualification and on comprehending level 66-75% at scale 10. The second, the ability of writing narrative expository composition for giving information an event chronologically indicator raised average score for 79,17 it was on good qualification (G) and on comprehending level 76-85% at scale 10. The third, the ability of expository composition for indicator of common sense based to get rasional agreement raised average score 71,14 it was on qualification more than enough (MtE) and on comprehending level 66-75% at scale 10. The forth, the ability of writing narrative expository composition for indicator using informative language with stressing on denotative words raised average score for 91,67 it was on qualification more very Good and on comprehending level 86-95% at scale 10. Shortly, as a whole the ability of expository composition using think talk write (TTW) technique of students grade X SMA Negeri 1 Batang Kapas Pesisir Selatan regency was gotten average score for 77,92 it was on good qualification (G) and on comprehending level 76-85% at scale 10.

(6)

Pendahuluan

Menulis merupakan pemindahan pikiran atau perasaan ke dalam bentuk-bentuk lambang. Menulis sebagai kemampuan berbahasa yang paling kompleks. Untuk menulis seseorang membutuhkan kemampuan berbahasa yang baik seperti menyimak, membaca dan kemampuan produktif seperti berbicara untuk menyerap dan menghimpun informasi yang akan dituangkan dalam bentuk tulisan.

Kemampuan menulis harus dimiliki oleh siswa agar dapat menyampaikan ide, pikiran, dan perasaannya dengan menggunakan bahasa tulis. Menulis memerlukan penguasaan tata bahasa, kosakata, kalimat efektif, dan ejaan.Tidak hanya itu, menulis juga dapat mengembangkan daya pikir dan kreativitas siswa mengenai kejadian-kejadian yang dialami oleh siswa maupun orang lain ke dalam bentuk tulisan.

Pembelajaran menulis menuntut siswa berpikir untuk menuangkan gagasan secara tertulis berdasarkan pengetahuan dan pengalaman yang dimiliki. Aktivitas tersebut memerlukan kesungguhan untuk mengolah, menata dan mempertimbangkan secara kritis gagasan yang akan dituangkan dalam bentuk tulisan. Melihat pentingnya menulis dan manfaat yang akan diperoleh, seharusnya kegiatan menulis menjadi kegiatan yang paling diminati siswa. Namun, realita pada beberapa sekolah menunjukan bahwa menulis masih menjadi kegiatan yang sulit bagi siswa, karena kegiatan menulis memerlukan kosa kata yang banyak untuk menuangkan idenya ke dalam tulisan, sedangkan kosa kata yang dimiliki siswa masih kurang.

Menulis narasi merupakan salah satu kemampuan menulis yang harus diajarkan di sekolah. Hal tersebut terdapat dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Standar Kompetensi (SK) ke-4, yaitu mengungkapkan informasi dalam berbagai bentuk paragraf (naratif, deskriptif, ekspositif). Kompetensi Dasar (KD) ke-4.1, yaitu menulis gagasan dengan pola urutan waktu dan tempat dalam bentuk paragraf naratif.

Berdasarkan observasi yaitu dan wawancara yang dilakukan dengan guru bidang Studi Bahasa dan Sastra Indonesia Ibu Rina Andhayani, S. Pd.yang mengajar di kelas X pada tanggal 23 Oktober 2015 diperoleh beberapa infomasi sebagai berikut ini. Pertama,

kurangnya minat siswa dalam menulis karangan narasi. Kedua, siswa selalu menghadapi kesulitan dalam menuangkan ide ke dalam tulisan. Ketiga, kosa kata yang dimiliki siswa masih kurang.

Wawancara yang dilakukan dengan beberapa siswa kelas X SMA N 1 batang Kapas diperoleh beberapa informasi sebagai berikut ini. Pertama siswa masih sulit membedakan karangan narasi dengan bentuk karangan yang lain. Kedua, dalam penyajian materi guru hanya menggunakan metode ceramah dan penugasan sehingga siswa menjadi bosan. Ketiga,

siswa kesulitan dalam menyampaikan informasi mengenai suatu kejadian secara kronologis. Berdasarkan permasalahan di atas, siswa perlu diberikan pelatihan yang mendalam tentang menulis karangan narasi ekspositoris. Selain itu, guru juga harus menggunakan teknik lain dalam menyampaikan materi agar siswa tidak bosan dengan pembelajaran karangan narasi ekspositoris. Semakin kreatif seorang guru dalam proses belajar mengajar dengan menggunakan berbagai teknik pembelajaran, semakin senang dan bersemangat siswa saat belajar.

Teknik pembelajaran yang akan dilaksanakan harus bisa memotivasi atau memberikan dorongan kepada siswa untuk mencapai tujuan pembelajaran. Salah satu teknik pembelajaran yang digunakan untuk mendukung minat siswa dalam menulis karangan narasi dengan menggunakan teknik Think Talk Write (TTW). Teknik Think Talk Write (TTW) diperkenalkan oleh Huinker dan Laughlin (dalam Hamdayama, 2014: 217) teknik ini pada dasarnya dibangun melalui berpikir, berbicara, dan menulis. Alur Think Talk Write (TTW) dimulai dari keterlibatan siswa dalam berpikir dan berdialog dengan dirinya sendiri setelah proses membaca, selanjutnya berbicara dan memberi ide dengan temannya sebelum menulis. Menurut Ngaliman (2014:170), pembelajaran Think Talk Write (TTW) dimulai dengan berpikir melalui bahan bacaan (menyimak, mengkritisi dan alternatif solusi), hasil bacaanya dikominikasikan dengan presentasi. Sintaknya adalah informasi kelompok (membaca, mencatat dan menandai), presentasi, diskusi, melaporkan.

(7)

Teknik Think Talk Write (TTW) merupakan salah satu teknik yang terdapat dalam pembelajaran kooperatif. Alur teknik ini dimulai dari keterlibatan siswa dalam berpikir atau berdialog dengan dirinya sendiri setelah proses membaca, selanjutnya berbicara dan membagi ide dengan temannya sebelum menulis. Dengan menggunakan teknik Think Talk Write (TTW) ini dalam pembelajaran keterampilan menulis narasi ekspositoris akan dapat merangsang siswa untuk aktif dan kreatif dalam kelompok yang dibentuk melalui kegiatan berpikir, menuangkan gagasan melalaui kegiatan berbicara, dan pendapatnya ke dalam tulisan. Huda (2014: 220) mengungkapkan beberapa langkah yang harus dilalui dalam belajar menulis dengan menggunakan teknik Think Talk Write (TTW) sebagai berikut ini. (1) siswa membaca karangan dan membuat catatan dari hasil bacaan secara individual (Think), untuk dibawa ke forum diskusi. (2) Siswa berinteraksi dan berkolaborasi dengan teman satu grup untuk membahas isi catatan (Talk). Dalam kegiatan ini mereka menggunakan bahasa dan kata-kata mereka sendiri untuk menyampaikan ide-ide tulisan dalam diskusi. (3) Siswa mengkonstruksi sendiri pengatahuan yang memuat pemahaman dan komunikasi dalam bentuk tulisan (Write). (4) Kegiatan akhir pembelajaran adalah membuat refleksi dan kesimpulan atas materi yang dipelajari.

Berdasarkan permasalahan di atas, maka perlu dilakukan penelitian dengan judul ”Kemampuan Menulis Karangan Narasi Ekspositoris Menggunakan Teknik Think Talk Write (TTW) Siswa Kelas X SMA N 1 Batang Kapas Kabupaten Pesisir Selatan.

Metodologi Penelitian

Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif. Menurut Arikunto (2010:27) penelitian kuantitatif adalah penelitian yang menggunakan angka, dimulai dari pengumpulan data, penafsiran data dan terakhir ditampilkan hasilnya. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif. Menurut Arikunto (2010: 3), metode deskriptif adalah suatu metode yang digunakan untuk memaparkan atau menggambarkan suatu hal. Penelitian ini akan mendeskripsikan kemampuan menulis karangan narasi ekspositoris menggunakan teknik Think Talk Write (TTW) siswa kelas X SMA Negeri 1 Batang Kapas Kabupaten Pesisir Selatan.

Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas X SMA Negeri 1 Batang Kapas Pesisir Selatan yang terdaftar tahun ajaran 2015/2016. Jumlah siswa yang terdaftar pada tahun ajaran tesebut 357 yang tersebar dalam 10 kelas. Instrumen dalam penelitian ini adalah tes. Tes yang digunakan pada penelitian yaitu tes unjuk kerja. Tes merupakan serentetan pertanyaan atau latihan serta alat lain yang digunakan untuk mengukur keterampilan, pengetahuan intelegensi, kemampuan atau bakat yang dimiliki oleh individu atau kelompok (Arikunto, 2006:193). Penelitian ini menggunakan tes unjuk kerja, yaitu tes menulis karangan narasi ekspositoris menggunakan teknik Think Talk Write (TTW) siswa kelas X SMA Negeri 1 Batang Kapas Kabupaten Pesisir Selatan. Tujuan dari tes ini untuk mengetahui bagaimana kemampuan menulis karangan narasi ekspositoris menggunakan teknik Think Talk Write (TTW) siswa kelas X SMA Negeri 1 Batang Kapas Kabupaten Pesisir Selatan. Indikator penilaian yang digunakan adalah sebagai berikut. Pertama, memperluas pengetahuan. Kedua, menyampaikan informasi mengenai suatu kejadian secara kronologis. Ketiga, didasarkan pada penalaran untuk mencapai kesepakatan rasional. Keempat, menggunakan bahasa yang informatif dengan menitikberatkan pada penggunaan kata-kata denotatif.

Langkah-langkah pengumpulan data penelitian adalah sebagai berikut. Pertama, guru menjelaskan materi tentang narasi ekspositoris. Kedua, guru memberikan sebuah contoh karangan narasi ekspositoris. Ketiga, siswa dibagi menjadi 3-5 siswa dalam satu kelompok, siswa berdiskusi mengenai hal-hal yang diketahuinya dan yang tidak diketahuinya, dengan menggunakan bahasa sendiri dan kata-kata yang mudah dipahami. Keempat, siswa kembali ke tempat semula dan ditugaskan untuk menulis karangan narasi ekspositoris secara individu dengan tema yang telah ditentukan yaitu “Liburan Sekolah”. Kelima, guru mengumpulkan hasil karangan yang ditulis siswa berdasarkan aspek yang yang telah ditentukan. Data yang sudah terkumpul kemudian dianalisis melalui tahap-tahap berikut. Pertama, membaca dan mengoreksi tulisan narasi ekspositoris siswa sesuai dengan indikator yang diteliti. Kedua,

(8)

mengubah skor menjadi nilai dengan menggunakan rumus persentase. Ketiga,

pengelompokkan kemampuan menulis karangan narasi ekspositoris dengan menggunakan teknik Think Talk Write (TTW) SMA N 1 Batang Kapas Pesisir Selatan. keempat, mendeskripsikan tingkat kemampuan menulis siswa dengan mencari rata-rata dengan rumus. membuat histogram kemampuan menulis karangan narasi ekspositoris menggunakan teknik

think talk write (TTW) siswa kelas X SMA N 1 Batang Kapas Pesisir Selatan. Keenam, menarik kesimpulan.

A. Hasil Penelitian

Hasil analisis data menunjukan bahwa tingkat penguasaan kemampuan menulis karangan narasi ekspositoris menggunakan teknik Think Talk Write (TTW) siswa kelas X SMA Negeri 1 Batang Kapas Pesisir Selatan untuk indikator 1 yaitu memperluas pengetahuan tergolong dari cukup (LdC). Indikator memperluas pengetahuan dikatakan mendapat skor 3 jika dalam karangan terdapat lebih dari 2 kalimat yang memperluas pengetahuan pembaca. Indikator memperluas pengetahuan dikatakan mendapat skor 2 jika dalam karangan terdapat 1-2 kalimat yang memperluas pengetahuan pembaca. Indikator memperluas pengetahuan dikatakan mendapat skor 1 jika dalam karangan tidak terdapat kalimat yang memperluas pengetahuan pembaca.

Siswa yang memperoleh nilai dengan kualifikasi sempurna berjumlah 4 orang dengan persentase 10%. Siswa yang memperoleh nilai dengan kualifikasi lebih dari cukup berjumlah 26 orang dengan persentase 65%. Siswa yang memperoleh nilai dengan kualifikasi cukup berjumla 10 orang dengan persentase 25 %. Nilai rata-rata kemampuan menulis karangan narasi ekspositoris siswa kelas X SMA Negeri 1 Batang Kapas Pesisir Selatan dilihat dari indikator memperluas pengetahuan adalah 61,8 berada pada kualifikasi lebih dari cukup (LdC).

Hasil analisis data menunjukan bahwa tingkat penguasaan kemampuan menulis karangan narasi ekspositoris menggunakan teknik Think Talk Write (TTW) siswa kelas X SMA Negeri 1 Batang Kapas Pesisir Selatan untuk indikator 2 yaitu menyampaikan informasi mengenai suatu kejadian secara kronologis tergolong Sangat Baik (SB). Indikator menyampaikan informasi mengenai suatu kejadian secara kronologis dikatakan mendapat skor 3 diberikan jika siswa mampu menyampaikan informasi secara kronologis, dengan tiga pola (awal, tengah, dan akhir peristiwa). Indikator menyampaikan informasi mengenai suatu kejadian secara kronologis dikatakan mendapat skor 2 diberikan jika siswa mampu menyampaikan informasi secara kronologis, hanya memiliki dua pola (awal dan tengah peristiwa saja, tengah dan akhir peristiwa saja, awal dan akhir peristiwa saja). Indikator menyampaikan informasi mengenai suatu kejadian secara kronologis dikatakan mendapat skor 1 diberikan jika siswa tidak mampu menyampaikan informasi secara kronologis, hanya memiliki satu pola (awal saja, tengah saja, dan akhir peristiwa saja).

Siswa yang memperoleh nilai dengan kualifikasi sempurna(S) berjumlah 10 orang dengan persentase 50%. Siswa yang memperoleh nilai dengan kualifikasi lebih dari cukup (LDC) berjumlah 13 orang dengan persentase 32,5. Siswa yang memperoleh nilai dengan kualifikasi Cukup (C) berjumlah 7 orang dengan persentase 17,5. Nilai rata-rata kemampuan menulis karangan narasi ekspositoris menggunakan teknik Think Talk Write (TTW) siswa kelas X SMA Negeri 1 Batang Kapas Pesisir Selatan dilihat dari indikator menyampaikan informasi secara kronologis adalah 77,55 berada pada kualifikasi Sangat Baik (SB) .

Hasil analisis data menunjukan bahwa tingkat penguasaan kemampuan menulis karangan narasi ekspositoris menggunakan teknik Think Talk Write (TTW) siswa kelas X SMA Negeri 1 Batang Kapas Pesisir Selatan untuk indikator 3 yaitu didasarkan pada penalaran utuk mencapai kesepakatan rasional tergolong baik (B). Indikator didasarkan pada penalaran utuk mencapai kesepakatan rasional dikatakan mendapat skor 3 jika terdapat lebih dari 2 kalimat penalaran untuk mencapai kesepakatan rasional. Indikator didasarkan pada penalaran utuk mencapai kesepakatan rasional dikatakan mendapat skor 2 jika terdapat 1-2 kalimat penalaran untuk mencapai kesepakatan rasional. Indikator didasarkan pada penalaran utuk mencapai kesepakatan rasional dikatakan mendapat skor 1 jika tidak terdapat kalimat penalaran untuk mencapai kesepakatan rasional. Siswa yang memperoleh nilai dengan

(9)

kualifikasi sempurna berjumlah 16 orang dengan persentase 40%. Siswa yang memperoleh nilai dengan kualifikasi lebih dari cukup berjumlah 22 orang dengan persentase 55%. Siswa yang memperoleh nilai dengan kualifikasi cukup berjumlah 2 orang 5%. Nilai rata-rata kemampuan menulis karangan narasi ekspositoris menggunakan teknik Think Talk Write

(TTW) siswa kelas X SMA Negeri 1 Batang Kapas Pesisir Selatan dilihat dari indikator didasarkan pada penalaran utuk mencapai kesepakatan rasional adalah 78,5berada pada kualifikasi Baik (B).

Hasil analisis data menunjukan bahwa tingkat penguasaan kemampuan menulis karangan narasi ekspositoris menggunakan teknik Think Talk Write (TTW) siswa kelas X SMA Negeri 1 Batang Kapas Pesisir Selatan untuk indikator 4 yaitu menggunakan bahasa yang informatif dengan menitikberatkan pada kata-kata denotatif tergolong Lebih dari cukup (Ldc). Indikator menggunakan bahasa yang informatif dengan menitikberatkan pada kata-kata denotatif dikatakan mendapat skor 3 jika bahasa yang digunakan informatif dan terdapat kata denotatif. Indikator menggunakan bahasa yang informatif dengan menitikberatkan pada kata-kata denotatif dikata-katakan mendapat skor 2 jika bahasa yang digunakan informatif tetapi tidak terdapat kata denotatif. Indikator menggunakan bahasa yang informatif dengan menitikberatkan pada kata-kata denotatif dikatakan mendapat skor 1 jika tidak menggunakan bahasa informatif dan tidak terdapat kata denotatif. Siswa yang memperoleh nilai dengan kualifikasi sempurna berjumlah 30 orang dengan persentase 75%. Siswa yang memperoleh nilai dengan kualifikasi lebih dari cukup berjumlah 10 dengan persentase 25%. Nilai rata-rata kemampuan menulis karangan narasi ekspositoris menggunakan teknik Think Talk Write

(TTW) siswa kelas X SMA Negeri 1 Batang Kapas Pesisir Selatan dilihat dari indikator menggunakan bahasa yang informatif dengan menitikberatkan pada kata-kata denotatif adalah 70,88 berada pada kualifikasi Lebih dari cukup (Ldc).

Hasil analisis data menunjukan bahwa tingkat penguasaan kemampuan menulis karangan narasi ekspositoris menggunakan teknik Think Talk Write (TTW) siswa kelas X SMA Negeri 1 Batang Kapas Pesisir Selatan untuk gabungan keempat indikator terdapat 2 orang siswa dengan persentase 5% yang memperoleh nilai dengan kualifikasi sempurna (S). siswa yang memperoleh nilai dengan kualifikasi Baik Sekali (BS) sebanyak 10 orang siswa dengan presentase 25%. Siswa yang memperoleh nilai dengan kualifikasi Baik (B) sejumlah 10 orang siswa dengan presentase 25%. Siswa yang memperoleh nilai dengan kualifikasi Lebih dari Cukup (LdC) sejumlah 16 orang siswa dengan presentase 40%. Siswa yang memperoleh nilai dengan kualifikasi Cukup (C) sejumlah 2 orang siswa dengan presentase 5%. Nilai rata-rata kemampuan menulis karangan narasi ekspositoris menggunakan teknik

Think Talk Write (TTW) siswa kelas X SMA Negeri 1 Batang Kapas Pesisir Selatan dilihat dari gabungan keempat indikator adalah 80,42 berada pada kualifikasi Baik (B).

Penutup

Berdasarkan deskripsi data. analisis data dan pembahasan yang dijelaskan pada bab IV dapat diperoleh beberapa kesimpulan sebagai berikut ini. Pertama, kemampuan menulis karangan narasi ekspositoris menggunakan teknik Think Talk Write (TTW) siswa kelas X SMA Negeri 1 Batang Kapas Kabupaten Pesisir Selatan untuk indikator memperluas pengetahuan tergolong Lebih dari cukup (LdC) dengan rata-rata 61,8 pada tingkat penguasaan 66-75%. Kedua, untuk indikator menyampaikan informasi mengenai suatu kejadian secara kronologis tergolong Baik (B) dengan rata-rata 77,5 pada tingkat penguasaan 76-85%. Ketiga, untuk indikator didasarkan pada penalaran utuk meancapai kesepakatan rasional tergolong Baik (B) dengan rata-rata 78,5 pada tingkat penguasaan 76-85%.

Keempat. kemampuan menulis karangan narasi ekspositoris untuk indikator penggunaan bahasa yang informatif dengan menitikberatkan pada kata-kata denotatif tergolong Lebih dari Cukup (Ldc) dengan rata-rata 70,88 pada tingkat penguasaan 66-75%. Kelima. secara keseluruhan kemampuan menulis karangan narasi ekspositoris menggunakan teknik Think Talk Write (TTW) siswa kelas X SMA Negeri 1 Batang Kapas Kabupaten Pesisir Selatan tergolong Baik (B) dengan rata-rata 80,42 pada tingkat penguasaan 76-85%.

Berdasarkan kesimpulan di atas disarankan agar guru bidang studi Bahasa Indonesia pembelajaran menulis karangan narasi. Kedua, bagi siswa penelitian ini bermanfaat sebagai

(10)

bahan pembelajaran untuk meningkatkan proses pembelajaran menulis karangan narasi.

Ketiga. bagi peneliti lain. dapat dijadikan sebagai bahan rujukan dan bandingan dalam penelitian lainnya tentang kemampuan menulis karangan narasi. Keempat, bagi pembaca dapat dijadikan untuk menambah pengetahuan tentang teknik teknik Think Talk Write

(TTW).

Kepustakaan

Arikunto, Suharmi.2006. Prosedur Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta. Arikunto. Suharsimi. 2010. Prosedur Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta.

Hamdayama, Jumanta. 2014. Model dan Metode Pembelajaran Kreatif dan Berkarakter. Jakarta: Ghalia Indonesia.

Huda, Miftahul. Model-Model Pengajaran dan Pembelajaran. 2014. Yogyakarta: Pustaka Belajar.

Referensi

Dokumen terkait

3 DESA NAGA HUTA KECAMATAN SIANTAR MARIMBUN NAGA HUTA SIANTAR MARIMBUN PEMATANG SIANTAR SUMATERA UTARA Kandidat Careworker... SIMPANG III

Berdasarkan dari latar belakang maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah bagaimana besamya pengaruh Pendapatan Asli Daerah dan Dana Perimbangan terhadap Belanja Modal di

Perkara pembatalan nikah ini terdapat di Pengadilan Agama Sumber dengan perkara nomor: 3187/Pdt.G/2011/PA.Sbr yang diajukan oleh Penggugat (istri) untuk dimohonkan

Dari hasil analisis data dapat diketahui bahwa : 1) Hasil penelitian telah memenuhi kriteria uji validitas, uji reliabilitas dan uji asumsi klasik dimana tidak terdapat masalah

Yang dimaksud dengan pengaruh aktivitas keagamaan terhadap sosial bermasyarakat mahasiswa Thailand di Universitas Muhammadiyah Surakarta adalah kegiatan atau

Tujuan penelitian ini adalah (1) Untuk mengetahui aktivitas guru dalam penerapan model pembelajaran inkuiri, (2) Untuk mengetahui aktivitas siswa dalam

ANALISA BANGUNAN PORTAL BAJA BERTINGKAT ENAM YANG DIPERKUAT DENGAN PENGAKU (BRACING ) TIPE X.. Redo Saputra,

RKA - SKPD 2.2.1 Rincian Anggaran Belanja Langsung Menurut Program dan Per Kegiatan Satuan Kerja Perangkat Daerah. RKA - SKPD 3.1 Rincian Penerimaan Pembiayaan Daerah