• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh daya tarik iklan sabun mandi Lifebuoy terhadap minat beli ulang konsumen : studi kasus pada mahasiswwa Universitas Sanata Dharma Yogyakarta - USD Repository

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "Pengaruh daya tarik iklan sabun mandi Lifebuoy terhadap minat beli ulang konsumen : studi kasus pada mahasiswwa Universitas Sanata Dharma Yogyakarta - USD Repository"

Copied!
121
0
0

Teks penuh

(1)

Skripsi

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi

Program Studi Manajemen

Disusun oleh : Tri Sula Wijanarko

NIM : 002214178

PROGRAM STUDI MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS SANATA DHARMA

(2)

ii

TERHADAP MINAT BELI ULANG KONSUMEN

Studi Kasus pada Mahasiswa Universitas Sanata Dharma Yogyakarta

Oleh :

TRI SULA WIJANARKO

NIM : 002214178

Telah disetujui oleh :

Dosen Pembimbing I

Drs. Th. Sutadi, M.BA. Tanggal 27 Maret 2009

Dosen Pembimbing II

(3)

Dipersiapkan dan Ditulis oleh:

Tri Sula Wijanarko

NIM : 002214178

Telah Dipertahankan di Depan Panitia Penguji Pada tanggal 28 Agustus 2009

dan dinyatakan memenuhi syarat

Susunan Panitia Penguji

Nama Lengkap Tanda Tangan

Ketua : MT. Ernawati, SE., M.A ... Sekretaris : Drs. TH. Sutadi, M.B.A ... Anggota : Drs. TH. Sutadi, M.B.A ... Anggota : Drs. G. Hendra Poerwanto, M.Si ... Anggota : Drs. Marianus Moktar Modesir, M.M ...

Yogyakarta, 31 Agustus 2009 Fakultas Ekonomi

Universitas Sanata Dharma Dekan,

(4)

iv

menang, oleh Dia yang telah mengasihi kita” (Roma 8:37).

“Janganlah hendaknya kerajinanmu kendor, biarlah rohmu

menyala-nyala dan layanilah Tuhan” (Roma 12 : 11)

“Segala sesuatu yang dijumpai tanganmu untuk dikerjakan,

kerjakanlah itu sekuat tenaga…..” (Pengkhotbah 9 : 10)

“Jangan katakan tidak mungkin jika engkau mempercayai-Nya dan

TUHAN YESUS jawaban yang tepat atas masalah manusia”.

Prestasi terbesar dalam hidup adalah ;

Dapat bangkit dari keterpurukan akibat kegagalan (Yan Bheng)

“Sekecil apapun usaha yang kita kerjakan, Jika TUHAN disamping

kita, Ia akan menjadikan besar!”

Skripsi ini kupersembahkan untuk :

> Tuhan Yesus Kristus

> Universitas Sanata Dharma

> Keluargaku

(5)

Yogyakarta, 2 Oktober 2009

(6)

( Tri Sula Wijanarko )

(7)

vii

Tri Sula Wijanarko Universitas Sanata Dharma

Yogyakarta 2009

Tujuan dari penelitian ini adalah : 1) untuk mengetahui pengaruh secara simultan atribut daya tarik iklan yaitu bentuk atau format iklan, informasi iklan, isi iklan terhadap minat beli ulang konsumen. 2) untuk mengetahui pengaruh secara individual atribut daya tarik iklan yaitu bentuk atau format iklan, informasi iklan, isi iklan terhadap minat beli ulang konsumen.

Penelitian ini dilakukan dengan cara studi kasus pada mahasiswa Universitas Sanata Dharma. Sampel yang diteliti sebanyak 100 responden. Teknik sampling yang digunakan adalah Accidental Sampling dan Purposive Sampling. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan cara wawancara dan memberikan kuesioner kepada responden. Populasi dari penelitian ini adalah mahasiswa Universitas Sanata Dharma Yogyakarta Kampus Mrican yang memakai sabun mandi Lifebuoy. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis regresi berganda, uji asumsi klasik, uji F dan uji t.

(8)

viii

Tri Sula Wijanarko Sanata Dharma University

Yogyakarta 2009

The purposes of this research were: (1) to know the simultaneous influence of advertisement interest i.e. the shape or format of advertisement, advertisement information, contents of advertisement towards customers’ repurchase interest, (2) to know the partial influence of attributes of advertisement appeal, i.e. shape of format of advertisement, advertisement information, contents of advertisement towards the customers’ repurchase interest.

This research was conducted by case study on students of Sanata Dharma University. The studied sample was 100 respondents. The technique of sampling used were Accidental Sampling and Purposive Sampling The technique of data analysis used were interview and distributing questionnaire to the respondents. The population of this research was students of Sanata Dharma University Yogyakarta, Mrican Campus who used Lifebuoy bathing soap. The techniques of data analysis used in this research were Multiple Regression analysis, classical assumption test, F test, and t test.

(9)

ix

Kristus yang ada di surga, atas segala berkat dan anugerah-Nya, sehingga penulis

dapat menyelesaikan skripsi ini dibuat dalam rangka memenuhi salah satu syarat

untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada program studi Manajemen,

Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta.

Dengan selesainya penulisan skripsi ini tidak terlepas dari keterlibatan

berbagai pihak yang telah memberikan doa, motivasi, dan bimbingan. Maka untuk

itu penulis ingin mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :

1. Bapak Drs. YP. Supardiyono, M.Si., Ak., QIA. Selaku Dekan Fakultas

Ekonomi, Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta.

2. Bapak V. Mardi Widyadmono, SE., MBA. Selaku Kepala Program Studi

Manajemen, Fakultas Ekonomi, Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta.

3. Bapak Drs. Th. Sutadi, MBA selaku Dosen Pembimbing I yang telah banyak

memberikan, koreksi, dan saran dalam penulisan skripsi ini.

4. Bapak Drs. G. Hendra Poerwanto, M.Si selaku Dosen Pembimbing II yang

telah banyak memberikan motivasi, bimbingan, koreksi dan saran dalam

penulisan skripsi ini.

5. Bapak Drs. Marianus Moktar Modesir, M.M selaku Dosen Penguji yang telah

berkenan untuk menguji skripsi saya.

6. Bapak dan Ibu Dosen Fakultas Ekonomi, Universitas Sanata Dharma

Yogyakarta yang telah banyak memberikan bekal ilmu yang sangat berguna

(10)

x

dapatlah tumbuh didalam keluarga kita. Amin.

8. Kedua Kakakku yang tersayang, makasih ya, Walaupun kakak tidak tau apa

yang dirasakan dan dialami oleh adikmu selama ini, pasti kakak berdoa yang

terbaik untuk adikmu. Thanks.

9. Pacarku Indahwati Magdalena, makasih ya atas doa, perhatian, dan

dukungannya baik moril ataupun materiil. Tanpa engkau yang sebagai pacar,

sahabat dan saudara mungkin aku tidak mempunyai semangat dalam

kehidupan ini untuk meraih cita-cita.

10. Keluargaku semuanya, makasih ya atas dukungan dan doanya.

11. Sahabatku Unggul, terima kasih atas dukungannya, doa, dan bantuannya

dalam menyelesaikan skripsiku ini.

12. Mas Ganang dan Mbak Vita yang telah memberikan dorongan dan dukungan

padaku. Thanks.

13. Sahabatku Vinsen, Ndower, Estrada, Prasetyo, yang telah mendukungku dan

memberikan semangat.

14. Teman-teman seperjuangan Manajemen angkatan 2000 dan angkatan 2001

yang tidak dapat saya sebutkan satu persatu.

15. Dan semua pihak yang tidak dapat saya sebutkan satu persatu, makasih

(11)

xi

untuk mencapai kebenaran dan obyektivitas yang didukung fakta. Penulis

menyadari atas kekurangan dalam penulisan skripsi ini dengan senang hati penulis

menerima saran dan kritikan untuk kemajuan dan kesempurnaan dalam penulisan

skripsi ini. Penulisan berharap skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi setiap

orang yang membacanya.

Yogyakarta, 24 Maret 2009

Penulis

(12)

xi

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERSETUJUAN ... ii

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

MOTTO DAN PERSEMBAHAN... iv

HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA... v

PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH ... vi

ABSTRAK ... vii

ABSTRACT ... viii

KATA PENGANTAR ... ix

DAFTAR ISI ... xii

DAFTAR TABEL ... xiv

DAFTAR BAGAN... xv

BAB I PENDAHULUAN... 1

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Rumusan Masalah ... 2

C. Batasan Masalah ... 2

D. Tujuan Penelitian ... 3

E. Manfaat Penelitian ... 3

(13)

xii

C. Konsep Pemasaran ... 6

D. Marketing Mix ... 8

E. Perilaku Konsumen ... 10

F. Tipe Perilaku Pembelian Konsumen ... 12

G. Promosi dan Promotion Mix ... 14

H. Pengertian Iklan ... 15

I. Tujuan Periklanan ... 17

J. Fungsi Periklanan ... 18

K. Jenis-Jenis Iklan ... 20

L. Media Periklanan ... 26

M. Daya Tarik Periklanan ... 29

N. Penelitian Sebelumnya ... 30

O. Kerangka Penelitian ... 30

P. Hipotesis ... 31

BAB III METODE PENELITIAN ... 32

A. Jenis Penelitian ... 32

B. Tempat dan Waktu Penelitian ... 32

C. Subjek dan Objek Penelitian ... 32

(14)

xiii

H. Teknik Analisis Data ... 36

I. Uji Penyimpangan Asumsi Klasik ... 37

J. Pengujian Hipotesis pada Regresi Berganda ... 40

BAB IV GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN... 45

A. Gambaran Umum Universitas Sanata Dharma ... 45

B. Gambaran Umum Perusahaan Unilever ... 52

C. Gambaran Umum Produk Sabun Mandi Lifebuoy ... 55

BAB V ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN ... 61

A. Karakteristik Responden ... 61

B. Analisis Kuantitatif ... 67

BAB VI KESIMPULAN, SARAN DAN KETERBATASAN ... 78

A. Kesimpulan ... 78

B. Saran ... 78

C. Keterbatasan Penelitian ... 79

DAFTAR PUSTAKA ... 80

(15)

xiv

Tabel V.2 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ... 63

Tabel V.3 Karakteristik Responden Berdasarkan Usia Responden ... 63

Tabel V.4 Karakteristik Responden Berdasarkan Uang Saku per Bulan .... 64

Tabel V.5 Karakteristik Responden Status Rumah Tinggal ... 64

Tabel V.6 Karakteristik Responden Bedasarkan Frekuensi Menonton Televisi ... 65

Tabel V.7 Karakteristik Responden Berdasarkan Lamanya Pemakaian Sabun Mandi Lifebuoy ... 66

Tabel V.8 Karakteristik Responden Berdasarkan Bentuk Kemasan Sabun Mandi Lifebuoy yang Digunakan ... 67

Tabel V.9 Analisis Validitas Variable Daya Tarik Iklan ... 69

Tabel V.10 Hasil Uji Reliabilitas Variable Penelitian ... 70

Tabel V.11 Hasil Analisis Regresi Linier Berganda ... 71

Tabel V.12 Hasil Uji Multikolinearitas ... 73

(16)

xv

Bagan 3.1 Daftar Penerimaan dan Penolakan Hipotesis ... 42

(17)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Kondisi pasar pada saat ini terus menunjukkan perkembangan yang

demikian pesat, hal ini dapat dilihat dari banyaknya produk atau merek yang

bermunculan di pasar. Dengan banyaknya produk atau merek yang ada dapat

menimbulkan persaingan ketat di antara produsen atau perusahaan untuk

memperoleh konsumen. Oleh karena itu perusahaan akan mengalami kesulitan

dalam memasarkan produk jika tidak didukung adanya inovasi produk yang

memadai dan kegiatan pemasaran yang mendukung.

Pemasaran tidak dapat lepas dari kegiatan periklanan dan untuk

menggeluti bidang periklanan juga akan sulit bila tidak mengetahui

pemasaran. Periklanan juga merupakan bagian dari kegiatan promotion mix

(bauran promosi), bersama-sama dengan kegiatanpersonal selling, publisitas,

dan promosi dagang. (Widyatama, 2005: 25-26).

Dengan menggunakan iklan, perusahaan mampu menyampaikan pesan

tentang produknya, karena iklan yang menarik dan cerdik akan mendapat

perhatian lebih. Daya tarik tersebut memungkinkan konsumen untuk memberi

respon. Para pemasar harus lebih tahu bagaimana komunikasi ini berfungsi

dan tanggapan apa saja yang dikehendaki. Dalam hal ini pemasar dapat

menanamkan sesuatu ke dalam benak konsumen untuk mempengaruhinya

agar melakukan kegiatan tertentu sesuai dengan kehendak pemasar, yaitu

sampai pada kegiatan pembelian.

(18)

Berdasarkan latar belakang di atas maka penulis menetapkan judul

Pengaruh Daya Tarik Iklan Sabun Mandi Lifebuoy terhadap Minat Beli Ulang Konsumen : Studi Kasus pada Mahasiswa Universitas Sanata Dharma Yogyakarta

B. Rumusan Masalah

Berkaitan dengan latar belakang masalah yang telah diuraikan, maka

pokok masalah yang akan dibahas dapat dirumuskan sebagai berikut :

1. Apakah atribut daya tarik iklan yaitu bentuk atau format iklan, informasi

iklan, isi iklan secara simultan berpengaruh positif dan signifikan terhadap

minat beli ulang konsumen?

2. Apakah atribut daya tarik iklan yaitu bentuk atau format iklan, informasi

iklan, isi iklan secara individual berpengaruh positif dan signifikan

terhadap minat beli ulang konsumen?

C. Batasan Masalah

Dalam penelitian ini dibutuhkan pembatasan masalah yang akan

dianalisis. Hal ini dimaksudkan agar dapat menghindari ketidaksesuaian arah

penelitian dan terlalu meluasnya permasalahan yang dianalisis. Berdasarkan

rumusan masalah di atas, maka peneliti menggunakan batasan masalah

sebagai berikut :

1. Media periklanan yang diteliti adalah media televisi

2. Penelitian dilakukan di Universitas Sanata Dharma Yogyakarta kampus

(19)

D. Tujuan Penelitian

Adapun yang menjadi tujuan dari penelitian ini adalah :

1. Untuk mengetahui pengaruh secara simultan atribut daya tarik iklan yaitu

bentuk atau format iklan, informasi iklan, isi iklan terhadap minat beli

ulang konsumen.

2. Untuk mengetahui pengaruh secara individual atribut daya tarik iklan yaitu

bentuk atau format iklan, informasi iklan, isi iklan terhadap minat beli

ulang konsumen.

E. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat dari penelitian yang dilakukan terhadap iklan produk

sabun mandi Lifebuoy adalah sebagai berikut :

1. Bagi Perusahaan

Hasil penelitian diharapkan dapat digunakan sebagai bahan masukan bagi

perusahaan terutama dalam pengukuran pengaruh daya tarik iklan terhadap

minat beli ulang konsumen.

2. Bagi Universitas Sanata Dharma

Hasil penelitian diharapkan dapat menambah wawasan khususnya

mahasiswa Fakultas Ekonomi Universitas Sanata Dharma dalam rangka

peningkatan kualitas pembelajaran di lingkungan perkuliahan.

3. Bagi Penulis

Sebagai penerapan teori yang diperoleh di bangku kuliah dengan

(20)

F. Sistematika Penulisan

BAB I : PENDAHULUAN

Bab ini berisi tentang latar belakang masalah, rumusan masalah,

batasan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan

sistematika penulisan.

BAB II : LANDASAN TEORI

Bab ini berisi tentang teori-teori yang berkaitan dengan topik

penelitian sebagai bahan pendukung pemecahan masalah.

BAB III : METODE PENELITIAN

Bab ini berisi tentang jenis penelitian, tempat dan waktu

penelitian, subjek dan objek penelitian, populasi sampel, dan

teknik Sampling, variabel penelitian, teknik pengumpulan data,

teknik pengujian instrumen, teknik analisis data.

BAB IV : GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

Bab ini berisi tentang mengenai gambaran Universitas Sanata

Dharma Yogyakarta, gambaran tentang perusahaan dan

gambaran produk.

BAB V : ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

Bab ini berisi tentang karakteristik responden, analisis data, dan

pembahasan

BAB VI : KESIMPULAN, SARAN DAN KETERBATASAN

Bab ini berisi tentang kesimpulan yang dapat diambil dari

penelitian yang dilakukan serta saran yang penulis sampaikan

(21)

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Pengertian Pemasaran

Pemasaran adalah proses sosial dan manajerial dimana individu dan

kelompok memperoleh apa yang mereka butuhkan dan inginkan melalui

penciptaan dan pertukaran produk serta nilai dengan pihak lain

(Kotler, 2005:7). Untuk definisi manajerial, pemasaran sering digambarkan

sebagai seni menjual produk, tetapi bagian yang paling penting dari pemasaran

adalah bukan penjualan.

Menurut Drucker (dalam Kotler 2005: 10), orang dapat menganggap

penjualan akan selalu dibutuhkan. Akan tetapi, tujuan pemasaran adalah

membuat penjualan tidak terlalu penting lagi. Tujuan pemasaran adalah

mengetahui dan memahami pelanggan dengan baik sehingga produk atau jasa

itu cocok dengan pelanggan dan selanjutnya mampu menjual sendiri.

Pemasaran menurut Swastha dan Irawan (2005: 5), adalah suatu sistem

keseluruhan dari kegiatan-kegiatan bisnis yang ditujukan untuk

merencanakan, menentukan harga, mempromosikan, dan mendistribusikan

barang dan jasa yang memuaskan kebutuhan baik kepada pembeli yang ada

maupun pembeli potensial. Pada umumnya dalam pemasaran, perusahaan

berusaha menghasilkan laba dari penjualan barang dan jasa yang diciptakan

untuk memenuhi kebutuhan pembeli. Namun demikian, pemasaran juga

(22)

dilakukan untuk mengembangkan, mempromosikan, dan mendistribusikan

program-program dan jasa yang disponsori oleh organisasi non-laba.

B. Manajemen Pemasaran

Menurut Kotler (2005: 16), Manajemen pemasaran sebagai analisis,

perencanaan, implementasi, dan pengendalian program yang dirancang untuk

menciptakan, membangun, dan mempertahankan pertukaran yang

menguntungkan dengan pembelian sasaran demi mencapai tujuan organisasi.

Jadi, manajemen pemasaran berisi pengelolaan permintaan, yang akhirnya

berisi pengolahan hubungan dengan pelanggan.

C. Konsep Pemasaran

Pekerjaan pemasaran bukan untuk menemukan pelanggan yang tepat

bagi produk anda, melainkan menemukan produk yang tepat bagi pelanggan

anda. Konsep pemasaran menegaskan bahwa kunci untuk mencapai sasaran

organisasi adalah perusahaan harus menjadi lebih efektif dibandingkan para

pesaing dalam menciptakan, menyerahkan, dan mengkomunikasikan nilai

pelanggan kepada pasar sasaran yang terpilih (Kotler, 2005: 22)

Perusahaan-perusahaan yang sudah mulai mengenal dan menerapkan

konsep pemasaran dengan baik merupakan faktor penting untuk mencapai

tujuan usahanya. Perusahaan akan mencari cara-cara baru dan sistem yang

(23)

tempat wilayah tertentu agar mampu mencapai tujuan perusahaan. Sistem

itulah yang disebut dengan konsep pemasaran (marketing concept).

Secara umum, konsep pemasaran dapat dikategorikan ke dalam tiga

unsur pokok konsep pemasaran (Swastha dan Irawan, 2005: 8-10) yaitu :

1. Orientasi pada konsumen, pasar, dan pembeli

Perusahaan yang ingin mempraktekkan orientasi ini harus :

a. Menentukan kebutuhan pokok dari pembeli yang akan dilayani dan

dipenuhi

b. Memilih kelompok pembeli tertentu sebagai sasaran dalam

penjualannya.

c. Menentukan produk dan program pemasarannya

d. Mengadakan penelitian pada konsumen untuk mengukur, menilai dan

menafsirkan keinginan sikap, serta tingkah laku mereka.

e. Menentukan dan melaksanakan strategi yang paling baik, apakah

menitikberatkan pada mutu yang tinggi, harga yang murah atau model

yang menarik.

2. Volume penjualan yang menguntungkan

Ini merupakan tujuan dari konsep pemasaran, artinya laba itu dapat

diperoleh melalui pemuasan konsumen. Dengan laba, perusahaan itu dapat

tumbuh dan berkembang, dapat menggunakan kemampuan yang lebih

besar, dapat memberikan tingkat kepuasan yang lebih besar pada

konsumen, serta dapat memperkuat kondisi perekonomian secara

(24)

yang berhasil memberikan kepuasan kepada konsumen. Untuk

memberikan kepuasan tersebut, perusahaan menyediakan atau menjual

barang dan jasa yang paling baik dengan harga yang layak.

3. Koordinasi dan integrasi seluruh kegiatan pemasaran

Setiap orang dan setiap bagian dalam perusahaan turut berkecimpung

dalam suatu usaha yang terkoordinasikan untuk memberikan kepuasan

konsumen, sehingga tujuan perusahaan dapat direalisir. Penyesuaian dan

koordinasi antara produk, harga, saluran distribusi, dan promosi dilakukan

perusahaan untuk menciptakan hubungan pertukaran yang kuat dengan

langganan. Usaha-usaha tersebut perlu dikoordinasikan dengan waktu dan

tempat.

Jadi menurut Swastha dan Irawan (2005: 10) konsep pemasaran adalah

sebuah falsafah bisnis yang menyatakan bahwa pemuasan kebutuhan

konsumen merupakan syarat ekonomi dan sosial bagi kelangsungan hidup

perusahaan.

D. Marketing Mix

Menurut Swastha dan Irawan (2005: 78) marketing mix adalah

kombinasi dari empat variabel atau kegiatan yang merupakan inti dari sistem

pemasaran perusahaan yaitu produk, struktur harga, kegiatan promosi, dan

sistem distribusi.

Kegiatan yang dimaksudkan dalam definisi tersebut adalah termasuk

keputusan-keputusan dalam empat variabel (Swastha dan Irawan, 2005:

(25)

1. Produk

Keputusan-keputusan tentang produk ini mencakup penentuan bentuk

penawaran secara fisik, mereknya, pembungkus, garansi, dan servis

sesudah penjualan.

2. Harga

Pada setiap produk atau jasa yang ditawarkan, bagian pemasaran berhak

menentukan harga pokoknya. Faktor-faktor yang perlu dipertimbangkan

dalam penetapan harga tersebut antara lain biaya, keuntungan, praktek

saingan, dan perubahan keinginan pasar. Kebijakan harga ini menyangkut

pula penetapan jumlah potongan,mark-up,mark-down.

3. Distribusi

Ada tiga aspek pokok yang berkaitan dengan keputusan-keputusan tentang

distribusi (tempat) yaitu :

a. Sistem transportasi perusahaan

Termasuk dalam sistem pengangkutan antara lain keputusan tentang

pemilihan alat transportasi (pesawat udara, kereta api, kapal, truk,

pipa), penentuan rute yang harus ditempuh.

b. Sistem penyimpanan

Bagian pemasaran harus menentukan letak gudang, jenis peralatan

yang dipakai untuk menangani material maupun peralatan lainnya.

c. Pemilihan saluran distribusi

Pemilihan saluran distribusi ini menyangkut keputusan-keputusan

(26)

makelar), bagaimana menjalin kerjasama yang baik dengan para

penyalur tersebut.

4. Promosi

Termasuk dalam kegiatan promosi adalah periklanan, personal setting,

promosi penjualan, dan publisitas.

a. Beberapa keputusan yang berkaitan dengan periklanan adalah

pemilihan media (majalah, televisi, surat kabar), penentuan bentuk

iklan, dan beritanya.

b. Personal selling atau penjual berkaitan dengan penarikan, pemilihan,

latihan, kompensasi, dan supervisi.

c. Promosi penjualan, dilakukan dengan mengadakan suatu pameran,

peragaan, demonstrasi, dan contoh-contoh.

d. Publisitas merupakan kegiatan yang hampir sama dengan periklanan,

hanya biasanya dilakukan tanpa biaya.

E. Perilaku Konsumen

Bidang perilaku konsumen mempelajari tentang cara individu,

kelompok dan organisasi dalam memilih, membeli, memakai, serta

memanfaatkan barang, jasa, gagasan atau pengalaman dalam rangka

memuaskan kebutuhan dan hasrat mereka (Kotler, 2005: 201). Oleh karena

itu, pemahaman akan perilaku konsumen sangat penting dilakukan oleh

perusahaan untuk mencapai tujuannya, karena hal ini akan mempengaruhi

semua kebijakan yang berlaku di perusahaan tersebut, termasuk juga dalam

(27)

Menurut Swastha dan Irawan (2005: 130-131) dalam pasar industri

terdapat tiga macam situasi pembelian seperti dalam pasar konsumen, yaitu :

1. Tugas Baru

Tugas baru akan terjadi bilamana konsumen baru pertama kali

melakukan pembelian suatu produk untuk kebutuhannya. Secara relatif,

situasi pembelian yang pertama ini merupakan situasi yang paling sulit dan

kompleks dibandingkan dengan yang lain. Dalam hal ini, pembeli

memerlukan lebih banyak informasi karena baru pertama kali membeli.

Apabila informasi yang diperlukan diperoleh langsung pada penjual, maka

akan lebih mudah bagi penjual untuk mempengaruhinya.

2. Pembelian Ulang

Pembelian ulang merupakan pembelian yang pernah dilakukan oleh

pembeli terhadap suatu produk yang sama, dan akan membeli lagi untuk

kedua atau ketiga kalinya. Situasi kedua ini berada di antara situasi

pertama dan ketiga dalam hak waktu yang dibutuhkan untuk mengambil

keputusan, informasi yang diperlukan, dan berbagai alternatif yang harus

dipertimbangkan. Keputusan yang harus diambil dalam situasi kedua ini

relatife lebih mudah daripada situasi yang pertama.

3. Pembelian rutin atau terus-menerus

Pembelian rutin merupakan situasi pembelian dimana pembeli sudah

pernah berkali-kali melakukan pembelian yang sama. Dalam situasi ini,

pembeli tidak memerlukan banyak informasi dan pengambilan

(28)

ditinjau dari segi lamanya waktu yang diperlukan dalam proses pembelian,

situasi ketiga jauh pendek daripada situasi pertama.

F. Tipe Perilaku Pembelian Konsumen

Perilaku pembelian akan berbeda di antara setiap barang dan jasa.

Biasanya keputusan yang lebih rumit melibatkan banyak pelaku dan lebih

banyak kesadaran pembeli.

Menurut Kotler dan Amstrong (2003: 221-224) ada empat tipe

perilaku pembelian :

1. Perilaku Pembelian Kompleks

Konsumen berada dalam perilaku pembelian yang kompleks ketika

mereka sangat terlibat dalam pembelian dan mempunyai persepsi yang

signifikan mengenai perbedaan di antara merek. Pembelian tersebut akan

melalui proses pembelajaran, pertama mengembangkan keyakinan

mengenai produk, kemudian sikap, dan kemudian melakukan pilihan

pembelian dengan penuh pertimbangan. Pemasar produk-produk dengan

tingkat keterlibatan tinggi harus memahami perilaku konsumen dan

pengumpulan informasi dan evaluasi. Mereka perlu membantu pembeli

untuk mempelajari atribut-atribut kelas produk dan tingkat kepentingannya

serta apa yang ditawarkan oleh merek itu.

2. Perilaku Pembelian Pengurangan Disonansi

Perilaku pembelian ini terjadi ketika konsumen mempunyai

(29)

berisiko, namun melihat sedikit perbedaan antar merek. Konsumen akan

mengalami disonansi setelah pembelian ketika mereka menyadari

kekurangan tertentu dari suatu produk yang telah dibeli atau mendengar

hal yang lebih baik dari merek yang tidak dibelinya. Untuk mengatasi

disonansi ini, komunikasi pasca penjualan dari pemasar sebaiknya

memberikan bukti dan dukungan kepada konsumen agar merasa tetap

nyaman dengan pilihan merek yang telah dilakukannya.

3. Perilaku Pembelian Kebiasaan

Perilaku pembelian kebiasaan terjadi dalam kondisi dimana

konsumen mempunyai keterlibatan rendah dan tidak terdapat perbedaan

yang signifikan antar merek. Perilaku pembelian konsumen tidak melalui

jalur keyakinan sikap perilaku yang biasa. Konsumen tidak mencari

secara luas informasi merek, mengevaluasi merek, dan memutuskan secara

serius merek apa yang akan dibeli. Mereka secara pasif menerima

informasi pada saat melihat televisi atau membaca majalah.

4. Perilaku Pembelian Pencarian Variasi

Konsumen berada pada situasi perilaku pembelian pencarian variasi

ketika konsumen mempunyai keterlibatan yang rendah tetapi

mempersiapkan adanya perbedaan merek yang signifikan. Di sini

konsumen sering kali beralih merek karena variasi semata-mata dan bukan

karena ketidakpuasan. Perusahaan pesaing akan merangsang pencarian

variasi dengan menawarkan harga yang rendah, penawaran khusus, kupon,

sampel gratis, dan iklan yang memperlihatkan berbagai alasan untuk

(30)

G. Promosi dan Promotion Mix

Promosi adalah arus informasi atau persuasi satu arah yang dibuat

untuk mengarahkan seseorang atau organisasi kepada tindakan yang

menciptakan pertukaran dalam pemasaran. Selain itu promosi dapat

didefinisikan sebagai semua jenis kegiatan pemasaran yang ditujukan untuk

mendorong permintaan (Swastha dan Irawan, 2005: 349).

Tugas-tugas promosi penjualan menurut Shimp (2004: 120-126)

adalah sebagai berikut :

1. Merangsang antusiasme tenaga penjualan untuk menjual produk baru,

yang dikembangkan atau lama.

2. Memperkuat penjualan merek yang sudah lama.

3. Memfasilitasi pengenalan produk-produk baru ke dunia perdagangan

4. Menambahon-shelfdanoff-shelf spaceuntuk barang dagang.

5. Menetralisir periklanan dan promosi penjualan kompetitif

6. Memperoleh pembelian percobaan dari konsumen

7. Mempertahankan para pengguna sekarang dengan mendorong

pembelian-pembelian ulang

8. Meningkatkan penggunaan produk dengan meloading para konsumen

9. Memenangkan persaingan dengan meloading para konsumen

10. Memperkuat periklanan

Swastha dan Irawan (2005: 349) menjelaskan bahwa promotion mix

(31)

personal setting, dan alat promosi yang lain, yang semuanya direncanakan

untuk mencapai tujuan program penjualan.

Variabel-variabel yang ada dalam promotion mix (Swastha dan Irawan,

2005: 350) adalah :

1. Periklanan : bentuk presentasi dan promosi non pribadi tentang ide,

barang, dan jasa yang dibayar oleh sponsor tertentu

2. Personal setting : presentasi lisan dalam suatu percakapan dengan satu

calon pembeli atau lebih yang ditujukan untuk menciptakan penjualan

3. Publisitas : pendorongan permintaan secara non pribadi untuk suatu

produk, jasa, atau ide dengan menggunakan berita komersial di dalam

media massa dan sponsor tidak dibebani sejumlah bayaran secara

langsung.

4. Promosi penjualan : kegiatan pemasaran (selain personal selling,

periklanan, dan publisitas) yang mendorong pembelian konsumen dan

efektivitas pengecer. Kegiatan-kegiatan tersebut antara lain : peragaan,

pertunjukkan dan pameran, dan demonstrasi.

H. Pengertian Iklan

Menurut Kasali (1992: 9) iklan didefinisikan sebagai pesan yang

menawarkan suatu produk yang ditujukan kepada masyarakat lewat suatu

media. Iklan lebih diarahkan untuk membujuk orang supaya membeli. Secara

konvensional iklan berbeda dengan publisitas dalam konteks dibayar dan tidak

(32)

dikenakan pembayaran (kalaupun ada anggaran, persentasenya kecil sekali).

Iklan adalah bagian dari promosi, tetapi ada perbedaan pengertian iklan dan

promosi yaitu sasaran iklan adalah mengubah jalan pikiran konsumen untuk

membeli sedangkan sasaran promosi adalah merangsang pembelian di tempat.

Masyarakat periklanan Indonesia (dalam Kasali, 1992: 11)

mendefinisikan iklan sebagai segala bentuk pesan tentang suatu produk yang

disampaikan lewat media, ditujukan kepada sebagian atau seluruh masyarakat.

Sedangkan pengertian periklanan didefinisikan sebagai keseluruhan proses

yang meliputi penyiapan, perencanaan, pelaksanaan, dan pengawasan

penyampaian iklan.

Pengertian iklan menurut Widyatama (2005: 13) adalah bentuk

penyajian pesan yang dilakukan oleh komunikator secara non personal melalui

media untuk ditujukan kepada komunikan dengan cara membayar.

Dalam iklan mengandung enam prinsip dasar (Widyatama, 2005:

17-24) yaitu:

1. Adanya pesan tertentu

Sebuah iklan tidak akan ada tanpa adanya pesan. Pesan yang disampaikan

oleh sebuah iklan dapat berbentuk perpaduan antara pesan verbal dan

pesan non verbal.

2. Dilakukan oleh komunikator (sponsor)

Pesan iklan dibuat oleh komunikator. Komunikator dalam iklan dapat

datang dari perseorangan, kelompok masyarakat, lembaga atau organisasi,

(33)

3. Dilakukan dengan cara personal

Iklan merupakan penyampaian pesan yang dilakukan secara non personal

artinya tidak dalam bentuk tatap muka.

4. Disampaikan untuk khalayak tertentu

Iklan diciptakan oleh komunikator karena ingin ditujukan kepada khalayak

tertentu. Pesan yang disampaikan tidak dimaksudkan untuk diberikan

kepada semua orang, melainkan kelompok target audience tertentu.

Sasaran khalayak yang dipilih tersebut didasarkan pada keyakinan bahwa

pada dasarnya setiap kelompok khusus audience memiliki kesukaan,

kebutuhan, keinginan, karakteristik, dan keyakinan yang khusus.

5. Dalam penyampaian pesan tersebut, dilakukan dengan cara membayar

Dalam kegiatan periklanan, istilah membayar sekarang ini harus dimaknai

secara luas. Sebab, kata membayar tidak saja dilakukan dengan alat tukar

uang, melainkan dengan cara barter berupa ruang, waktu, dan kesempatan.

6. Penyampaian pesan tersebut, mengharapkan dampak tertentu.

Semua iklan yang dibuat oleh pengiklan dapat dipastikan memiliki tujuan

tertentu, yaitu berupa dampak tertentu di tengah khalayak. Dampak

tertentu yang diharapkan oleh pengiklan dapat berupa pengaruh ekonomis

maupun dampak sosial.

I. Tujuan Periklanan

Aspek penting dalam manajemen adalah menentukan tujuan. Tanpa

tujuan yang baik, tidak mungkin mengarahkan dan mengendalikan keputusan.

(34)

1. Sebagai alat bagi komunikasi dan koordinasi

Tujuan memberikan tuntutan bagi pihak-pihak yang terlibat, yaitu

pengiklan (klien), account executive dari pihak biro, dan tim kreatif untuk

saling berkomunikasi. Tujuan juga membantu koordinasi bagi setiap

kelompok kerja, seperti suatu tim yang terdiri dari copywriter, spesialis

radio, pembeli media, dan specialis riset.

2. Memberikan kriteria dalam pengambilan keputusan

Jika ada dua alternatif dalam kampanye iklan, salah satu daripadanya harus

dipilih. Berbeda dengan keputusan yang dilakukan berdasarkan selera

executive, mereka semua harus kembali pada tujuan dan memutuskan

mana yang lebih cocok.

3. Sebagai alat bagi evaluasi

Tujuan yang digunakan untuk melakukan evaluasi terhadap hasil suatu

kampanye periklanan. Oleh karena itu timbul kebutuhan untuk

mengkaitkan beberapa ukuran seperti pangsa pasar atau kesadaran merek

dengan tujuan kampanye periklanan. Suatu perspektif dibutuhkan untuk

menentukan tujuan suatu kegiatan dalam perusahaan. Umumnya tujuan

dalam kampanye periklanan bersumber pada tujuan di bidang pemasaran

dan tujuan di bidang pemasaran bersumber pada tujuan perusahaan secara

keseluruhan.

J. Fungsi Periklanan

Sebagai sebuah alat, sebenarnya iklan dapat berfungsi banyak hal

(35)

komunikator hendak mengarahkan pesannya. Berikut ini fungsi iklan menurut

Widyatama (2005: 151) adalah :

1. Memberikan informasi

Iklan diharapkan mampu memberikan informasi-informasi yang berharga

bagi khalayaknya. Informasi tersebut dapat berupa pengenalan adanya

produk, bagaimana cara menggunakan produk, manfaat tambahan atas

produk, perkembangan produk, dimana dan kapan produk dapat dibeli.

2. Mempersuasi khalayak

Iklan bersifat membujuk konsumen agar mengikuti apa yang disarankan

dalam isi pesan iklan. Wujud persuasi yang diperlihatkan dalam iklan

dapat berupa membujuk agar mencoba, membeli, memakai atau

mengkonsumsi, mempertahankan minat terhadap produk, beralih pada

produk tertentu, menumbuhkan keyakinan terhadap produk, memelihara

keyakinan terhadap produk, menciptakan, meningkatkan, dan

mengembangkan permintaan terhadap produk.

3. Mendidik khalayak

Iklan berfungsi mengajarkan khalayak atas suatu konstruksi tertentu.

Sesuatu yang diajarkan tersebut dapat berupa cara pemakaian, perakitan,

pemasangan, penggunaan produk dan semacamnya.

4. Memberikan hiburan pada khalayaknya.

Iklan tidak semata sebagai sebuah informasi, melainkan harus

menumbuhkan perasaan gembira bagi siapapun yang melihatnya. Dengan

(36)

pandangan mata, namun akan disikapi sebagai tontonan yang selalu

dinantikan.

K. Jenis-Jenis Iklan

Berdasarkan media yang digunakan, iklan dapat dibagi dalam beberapa

jenis (Widyatama, 2005: 76-102), yaitu sebagai berikut:

1. Iklan Cetak

Yang dimaksud iklan cetak yaitu iklan yang dibuat dan dipasang

dengan menggunakan teknik cetak, baik cetak dengan teknologi sederhana

maupun teknologi tinggi. Media yang digunakan dalam teknik cetak

tersebut sangat beragam, mulai dari kertas, pelat metal, kulit, plastik, kaca,

kain dan sebagainya. Iklan yang dibuat dengan menggunakan teknik cetak

ini, pada akhirnya lebih popular disebut dengan nama sesuai dengan

bentuk dan format media cetak. Beberapa bentuk iklan cetak yaitu: iklan

cetak surat kabar, iklan cetak majalah, tabloid, iklan cetak baliho, iklan

cetak poster, iklan spanduk, kemasan produk, stiker, balon udara dan

berbagai iklan cetak lainnya.

2. Iklan Elektronik

Disebut iklan elektronik, karena media yang digunakan sebagai

tempat dipasangnya pesan iklan adalah menggunakan media yang berbasis

perangkat elektronik. Secara lebih spesifik, iklan elektronik dapat dibagi

(37)

a. Iklan Radio

Iklan radio memiliki karakteristik yang khas, yaitu hanya dapat

didengarkan melalui audio (suara) saja. Suara dalam iklan radio yang

dimaksud dapat merupakan salah satu atau perpaduan dari kata-kata

(voice), musik dan sound effect. Iklan radio terdiri dari beberapa jenis

kategori, yaitu:

1) Ad lib

Iklan ini disampaikan oleh penyiar secara langsung berupa

siaran kata saja. Umumnya dilakukan dengan gaya penyampaian

bebas dan personal, artinya disampaikan secara live (bukan hasil

rekaman). Ad lib dilakukan oleh penyiar di sela-sela ia melakukan

siaran, baik mengantarkan acara musik, dialog dan sebagainya.

Pada umumnya,ad libdisampaikan tidak lebih dari 60 detik.

2) Spot

Iklan spot disampaikan dengan teknik perekaman

sebelumnya, sehingga membutuhkan naskah terlebih dahulu.

Dalam iklan spot radio dapat berisi perpaduan siaran kata (voice),

musik dan efek suara (sound effect). Umumnya durasi yang

digunakan untuk menyiarkan sebuah spot berkisar antara 15

sampai 60 detik.

3) Sponsor program

Sponsor program adalah pemberian waktu khusus kepada

(38)

sebuah program acara radio. Iklan ini memiliki karakter yang khas,

di mana keseluruhan sebuah acara tertentu radio tersebut seakan

dimiliki oleh sponsor, sehingga sponsor leluasa untuk

menyampaikan pesan-pesan iklannya.

b. Iklan Televisi

Sesuai dengan karakternya, iklan televisi mengandung unsur

suara, gambar, dan gerak. Oleh karena itu, pesan yang disampaikan

media ini sangat menarik perhatian.

Berdasarkan bentuknya, iklan televisi dapat dikelompokkan

dalam beberapa jenis iklan, yaitu:

1) Live action

Live action adalah video klip iklan yang melibatkan unsur

gambar, suara, dan gerak secara bersama. Gambar yang

diperlihatkan sangat beragam, meliputi cuplikan kehidupan

manusia, tempat dan segala sesuatu yang berkait dengannya, maka

pesan iklan ini terasa lebih natural. Misalnya tentang cuplikan

kejadian sehari-hari ketika pembantu mencuci pring, ibu memasak

di dapur, anak sedang sakit, dan sebagainya.

2) Animation

Animasi merupakan iklan yang dibangun berdasarkan

gambar-gambar kartun (baik dua maupun tiga dimensi) baik

gambar kartun yang digambar dengan ketrampilan tangan maupun

animasi komputer. Gambar-gambar dibuat satu persatu. Tiap satu

(39)

sedemikian rupa sehingga memberikan kesan gerak yang hidup.

Iklan bentuk animasi banyak digunakan untuk mengiklankan

produk-produk yang membidik anak-anak, mengingat kelompok

anak-anak paling suka dengan gambar animasi. Namun demikian,

bukan berarti kelompok usia lain tidak menyukai kartun.

3) Stop action

Stop action adalah iklan televisi yang berbentuk perpaduan

antara teknik live action (gambaran kehidupan masyarakat

sehari-hari) dan teknik animasi (gambar kartun), sehingga ilustrasi yang

rumit dapat digambarkan dengan baik dan menarik. Stop action

banyak digunakan untuk mengiklankan produk makanan,

minuman, obat-obatan, dan sebagainya.

4) Still

Still merupakan iklan yang disampaikan dengan cara tidak

melibatkan unsur gerak, melainkan gambar beku (diam). Agar

iklan still dapat lebih menarik perhatian, maka gambar-gambar

yang diperlihatkan dalam iklan still dikombinasikan dengan

menggunakan alunan musik dan narasi suara.

5) Musik

Iklan televisi disampaikan melalui musik sebagai media

penyampai pesan. Artinya, pesan iklan dikemas dalam sebuah

(40)

6) Superimposed

Superimposed adalah bentuk iklan televisi dalam bentuk

gambar iklan yang diperlihatkan di atas gambar lain. Dalam hal ini

ketika gambar muncul biasanya diperlihatkan di ujung layar, baik

kiri atas, kiri bawah, kanan atas, dan kanan bawah, sementara

siaran televisi tetap berlangsung. Umumnya durasi iklan

superimposed berkisar antara 5 sampai 10 detik, namun kadang

juga dapat lebih lama lagi.

7) Sponsor program

Sponsor program adalah bentuk iklan televisi di mana pihak

pengiklan atau sponsor membiayai program acara televisi tertentu

dan sebagai imbalannya ia dapat menyampaikan pesan iklan

dengan lebih mendominasi. Agar tidak membosankan, acara yang

telah dipesan tersebut dikemas dengan perpaduan berbagai acara

hiburan dan informasi yang menarik.

8) Running text

Running text adalah bentuk iklan televisi di mana pesan

diperlihatkan muncul masuk secara perlahan bergerak dari kanan

masuk pada layar lalu menghilang pada sebelah kiri layar.

Biasanyarunning text diperlihatkan di bawah layar, sehingga tidak

(41)

9) Backdrop

Backdrop adalah bentuk iklan televisi dimana pesan iklan

diperlihatkan pada latar belakang acara yang diadakan. Backdrop

dapat berupa gambarstillmaupun klip iklan.

10) Caption

Caption adalah bentuk iklan televisi yang menyerupai

superimposed. Bedanya dalam caption, pesan yang digunakan

hanya berupa tulisan saja yang muncul di layar bawah. Biasanya

untuk mendukung iklan property endorsment, misalnya untuk

menerangkan bahwa busana dan make-up yang dikenakan oleh

presenter adalah dari perusahaan tertentu.

11) Credit title

Credit title merupakan bentuk iklan televisi di mana iklan

yang diperlihatkan pada bagian akhir ketika sebuah acara sudah

selesai. Sponsor diperlihatkan bersama dengan kru teknik dan

pemain yang mendukung acara televisi tersebut.

12) Ad lib

Ad lib adalah bentuk iklan televisi di mana pesan

disampaikan dan diucapkan oleh penyiar secara langsung, baik

diantara satu acara dengan acara yang lain maupun disampaikan

oleh pembawa program acara tertentu. Tidak seperti ad lib yang

dilakukan pada media radio, ad lib iklan televisi biasanya lebih

(42)

13) Property endorsment

Iklan ini merupakan iklan yang berbentuk dukungan sponsor

yang diperlihatkan pada berbagai hal yang digunakan sebagai

kelengkapan propertysiaran maupun berbagai hal yang dikenakan

oleh artis atau penyiar. Agar keberadaan produk maupun tata rias

yang digunakan artis dapat terlihat jelas, biasanya bentuk iklan ini

di televisi dikuatkan dengan bentuk iklan lain, misalnya dengan

running text, ad lib, superimposed,maupuncaption.

14) Promo ad

Promo ad adalah iklan yang dilakukan oleh pengelola televisi

untuk mempromosikan acara-acaranya, dengan harapan pemirsa

tertarik menonton acara yang ditayangkan, sehingga program acara

tersebut mendapatkan jumlah pemirsa yang cukup banyak. Jumlah

penonton yang banyak tersebut akan menjadikan rating acara

semakin tinggi dan pada gilirannya akan mengundang minat

pengiklan untuk memasang iklan di acara tersebut.

L. Media Periklanan

Dalam mengadakan periklanan manajermen harus memilih media yang

tepat untuk digunakan. Menurut Swastha dan Irawan (1984: 253-255) ada

beberapa faktor yang mempengaruhi dalam pemilihan media yang akan

(43)

1. Tujuan Periklanan

Dari beberapa tujuan periklanan yang ada, misalnya perusahaan

mengutamakan kecepatan sampainya berita kepada masyarakat atau pasar

(dalam waktu yang relatif pendek, satu atau dua hari). Untuk mencapai

tujuan tersebut akan lebih tepat apabila perusahaan menggunakan radio

atau surat kabar sebagai media periklanannya.

2. Sirkulasi Media

Sirkulasi media yang akan dipakai harus sesuai atau seluas pola

distribusi produknya, baik distribusi secara geografis maupun distribusi

pada segmen pasar yang dituju. Apabila distribusi produknya hanya

meliputi daerah lokal saja, maka iklan yang diperlukan cukup dipasang

pada media yang memiliki sirkulasi di daerah lokal tersebut. Dari segi lain,

untuk produk-produk yang dipasarkan pada segmen pasar tertentu,

misalnya produk untuk wanita dapat diiklankan melalui majalah

kewanitaan.

3. Keperluan Berita

Ada beberapa produk yang dalam periklanannya perlu disertai

dengan gambar, tidak hanya tulisan saja. Jadi, berita yang harus

disampaikan dirangkai dengan gambar, misalnya iklan untuk mobil, almari

es, dan sebagainya. Untuk maksud tersebut dapat dipilih media-media

(44)

4. Waktu dan Lokasi Dimana Keputusan Membeli Dibuat

Faktor waktu dan tempat di mana keputusan membeli dibuat juga

memberikan pengaruh dalam pemilihan media yang akan digunakan.

Misalnya: untuk iklan film, dapat memilih surat kabar sebagai media

periklanannya. Dengan melihat iklan film di surat kabar, seseorang yang

ingin melihat film akan cepat menambah keputusan tentang film mana

yang akan dilihatnya.

5. Biaya Advertensi

Pertimbangan biaya ini dihubungkan dengan jumlah dana yang

tersedia dan sirkulasi media yang akan digunakan. Makin luas sirkulasi

media tersebut, semakin tinggi pula biaya pemasangan iklannya. Namun

tingginya biaya tersebut diimbangi dengan makin banyaknya jumlah

pembaca atau pendengar yang dapat dicapai, sehingga diharapkan jumlah

pembelinya akan semakin besar.

6. Kerjasama dan Bantuan Promosi yang Ditawarkan oleh Media

Pada umumnya manajemen lebih condong untuk memilih media

yang bersedia mengadakan kerjasama yang baik dan memberikan bantuan

promosi yang lebih besar. Kerjasama tersebut dapat dilakukan secara

terus-menerus dengan memberikan kesempatan pembayaran biaya

advertensi kepada perusahaan dalam jangka waktu yang lebih lama.

7. Karakteristik Media

Untuk mengambil keputusan tentang media yang akan dipilih,

(45)

media yang dapat menimbulkan keinginan melalui telinga, sedangkan

surat kabar merupakan media yang dapat menimbulkan keinginan melalui

mata.

M. Daya Tarik Periklanan

Menurut Carla Johnson (2004: 179-183) daya tarik periklanan dapat

dibagi menjadi dua kategori yaitu :

1. Daya tarik informasional atau rasional (penjualan agresif)

Daya tarik ini berfokus pada kebutuhan praktis dan fungsional

konsumen akan produk atau jasa dan menekankan ciri-ciri sebuah produk

atau jasa dan atau manfaat menggunakan atau memiliki merek tertentu.

Banyak motif rasional dapat digunakan sebagai basis daya tarik

periklanan, termasuk kenyamanan, kemudahan, dan ekonomi.

2. Daya tarik emosional (penjualan persuasif)

Daya tarik ini menggunakan pesan emosional dan dirancang di

sekitar citra yang diharapkan dapat menyentuh hati dan menciptakan

tanggapan berdasarkan perasaan-perasaan dan sikap-sikap. Para pengiklan

dapat menggunakan daya tarik emosional dalam berbagai cara strategi

kreatif mereka. Daya tarik humor dan seks, atau jenis-jenis daya tarik lain

yang sangat menghibur atau menggembirakan, akan mempengaruhi

emosi-emosi para konsumen dan menempatkan mereka dalam kerangka berpikir

yang menguntungkan. Daya tarik ketakutan dapat sama-sama dramatisnya

dalam mengusik emosi namun memiliki akibat berkebalikan dalam

(46)

N. Penelitian Sebelumnya

Penelitian ini terinspirasi oleh penelitian sebelumnya. Penelitian yang

dilakukan oleh Ika Ratih Utami pada tahun 2005, yang meneliti tentang

pengaruh daya tarik iklan terhadap minat beli konsumen dan perbedaan

persepsi terhadap daya tarik iklan. Dan penelitian yang dilakukan oleh Fika

Nurliana pada tahun 2008, yang meneliti tentang pengaruh daya tarik iklan

suatu produk terhadap minat beli konsumen. Dengan inspirasi tersebut peneliti

dapat membandingkan dan mengembangkan penelitian yang dilakukan.

Sehingga penelitian yang dilakukan diharapkan lebih baik dan mempunyai

pengaruh positif dan signifikan antara variabel bebas dengan variabel terikat.

O. Kerangka Penelitian

Adapun kerangka dari penelitian ini adalah :

Gambar 2.1 Kerangka Penelitian

Bentuk atau format iklan

Informasi iklan

Isi Iklan

(47)

P. Hipotesis

Hipotesis adalah pernyataan sementara atau dugaan jawaban yang paling

memungkinkan waktu masih harus dibuktikan dengan penelitian. Berdasarkan

pada rumusan masalah dan tinjauan pustaka di atas, maka penulis mengajukan

hipotesis sebagai berikut :

1. Atribut daya tarik iklan yaitu bentuk atau format iklan, informasi iklan, isi

iklan secara simultan berpengaruh positif dan signifikan terhadap minat

beli ulang konsumen.

2. Atribut daya tarik iklan yaitu bentuk atau format iklan, informasi iklan, isi

iklan secara individual berpengaruh positif dan signifikan terhadap minat

(48)

A. Jenis Penelitian

Dalam penelitian penulis akan melakukan penelitian yang berbentuk

studi kasus yaitu penelitian yang memusatkan pada suatu obyek tertentu

secara langsung pada perusahaan dan lingkungannya penelitan ini bertujuan

untuk mengumpulkan informasi dan data yang diperlukan oleh peneliti

kesimpulan yang diambil didalam studi kauss ini hanya berlaku pada obyek

yang diteliti saja, tidak berlaku pada kasus-kasus yang lain.

B. Tempat dan Waktu Penelitian

1. Tempat Penelitian : penelitian dilakukan di Universitas Sanata Dharma

Kampus Mrican.

2. Waktu Penelitian : Penelitian dilakukan pada tanggal 28 November

sampai 28 Desember 2009.

C. Subjek dan Objek Penelitian

Pengertian subjek penelitian adalah orang-orang yang dijadikan

sebagai responden, sedangkan objek penelitian adalah beberapa variabel bebas

dan variabel terikat yang akan penulis teliti.

Subjek Penelitian : Mahasiswa Universitas Sanata Dharma Yogyakarta

Kampus Mrican.

(49)

2. Objek Penelitian :

1) Variabel bebas

a. Bentuk atau format iklan

b. Informasi iklan

c. Isi iklan

2) Variabel Terikat

Minat beli ulang konsumen

D. Populasi, Sampel, Teknik Sampling

1. Populasi

Yang dimaksud dengan populasi adalah wilayah generalisasi yang

terdiri dari objek dan subjek penelitian yang mempunyai kuantitas dan

karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan

kemudian kesimpulannya (Sugiyono, 2001:72)

2. Sampel

Sampel adalah sebagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki

oleh populasi tersebut (sugiyono, 2001:73). Dalam hal ini peneliti

menggunakan 100 orang sebagai sampel.

3. Teknik Sampling

a) Accidental Sampling

Accidental sampling adalakh anggota sampel ditentukan

dengan sederhana, yaitu dengan memilih responden terdekat yang

(50)

b) Purposive Sampling

Purposive sampling adalah anggota sampel ditentukan

berdasarkan pada ciri tertentu yang dianggap mempunyai hubungan

yang erat dengan ciri populasi.

E. Variabel Penelitian

1. Variabel Bebas (Independent Variabel)

Variabel bebas adalah variabel yang tidak tergantung pada variabel

lain. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah atribut bentuk atau format

iklan, informasi, isi iklan.

2. Variabel Terikat (Dependent Variabel)

Variabel terikat adalah variabel yang tergantung pada variabel lain.

Variabel terikat dari ini adalah minat beli ulang konsumen.

F. Teknik Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data yang penulis akan laksanakan yaitu :

1. Wawancara

Metode wawancara adalah teknik pegumpulan data atau informasi dengan

cara bertanya langsung atau berkomunikasi langsung dengan responden

(Arsyad dan Suratno, 1993:92).

2. Kuesioner

Metode kuesioner adalah teknik pengumpulan data dengan memberikan

daftar pertanyaan yang telah ditentukan terlebih dahulu berdasarkan teknik

(51)

G. Teknik Pengujian Instrumen

1. Validitas

Menurut Cooper dan Emori (1995:160). Validitas adalah sejauh

mana perbedaan yang didapatkan melalui alat pengukuran mencerminkan

perbedaan yang sesungguhnya diantara responden yang diteliti.

Uji validitas dilakukan dengan mengkorelasikan skor yang diperoleh dari

masing-masing item dengan skor total. Pengukuran ini menggunakan

rumus Product Moment, yaitu :

 

rxy : Koefisien korelasi setiap item

x : nilai dari setiap item

y : nilai seluruh item

n : banyaknya responden

Dengan taraf signifikan (α) = 0,05, apabila r hitung > r tabel maka

kuesioner sebagai alat ukur dikatakan valid atau sahih.

2. Reliabilitas

Menurut Sekaran (2003:213) reliabilitas adalah suatu nilai yang

menunjukkan konsistensi suatu alat pengukur didalam mengukur gejala

yang sama. Untuk mengetahui hasil pengukuran yang sebenarnya,

kesalahan pengukuran juga perlu diperhitungkan. Makin kecil kesalahan

(52)

Secara rumusan matematik, dapat digambarkan dalam persamaan

x0 : angka yang diperoleh (obtained score)

xt : angka yang sebenarnya (true score)

xe : kesalahan pengukuran (measurement score)

Teknik yang digunakan dalam pengukuran reliabilitas tersebut adalah

teknik Cronbach’s Alpha yaitu dengan menggunakan koefisien alpha (α).

Rumus ini dapat ditulis sebagai berikut:

rii = reliabilitas instrument

k = banyaknya butir pertanyaan

2 i

σ = varian total

2 b

σ = jumlah varian butir

H. Teknik Analisis Data

Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis

regresi berganda. Analisis regresi berganda digunakan untuk menganalisis

besarnya hubungan dan pengaruh variabel independen yang jumlahnya lebih

(53)

Bentuk persamaan regresi dengan 3 variabel independen adalah :

Y = minat beli ulang konsumen

x1 = bentuk atau format iklan

x2 = informasi iklan

x3 = isi iklan

a = nilai konstan

b = koefisien regresi

I. Uji Penyimpangan Asumsi Klasik

Menurut Algifari (2000: 85), persamaan regresi yang baik adalah

persamaan yang memenuhi asumsi-asumsi sebagai berikut yaitu tidak terjadi

multikolinearitas, tidak terjadi autokorelasi, dan tidak terjadi

heteroskedastisitas. Maka untuk itu penelitian ini akan dilihat sejauhmana

persamaan regresi tersebut memenuhi atau tidak memenuhi uji asumsi klasik

1. Uji Multikolinearitas

Uji multikolinearitas digunakan untuk mengetahui ada atau tidaknya

penyimpangan asumsi klasik multikolinearitas, yaitu adanya hubungan

linier antar variabel independent dalam model regresi. Syarat yang harus

(54)

Untuk mengetahui ada tidaknya multikolinearitas di dalam model regresi

adalah sebagai berikut :

a. Dengan membandingkan nilai koefisien determinasi (R2) regresi

auxiliary dengan nilai koefisien determinasi (R2) model regresi asli.

Jika koefisien determinasi model asli lebih besar dari koefisien

determinasi regresi auxiliary, maka tidak terdapat multikolinearitas.

2. Uji Autokorelasi

Uji autokorelasi digunakan untuk mengetahui ada atau tidaknya

penyimpangan asumsi klasik autokorelasi, yaitu korelasi yang terjadi

antara residual pada suatu pengamatan dengan pengamatan lain pada

model regresi. Syarat yang harus terpenuhi adalah tidak adanya

autokorelasi dalam model regresi. Pengujian yang digunakan adalah

dengan Uji Durbin-Watson (Uji DW) dengan ketentuan sebagai berikut:

a. Jika d lebih kecil dari dl atau lebih besar dari (4 – dl) maka hipotesis

nol ditolak, yang berarti terdapat autokorelasi.

b. Jika d terletak antara du dan (4 – du), maka hipotesis nol diterima,

yang berarti tidak ada autokorelasi.

c. Jika d terletak antara dl dan du atau diantara (4 - du) dan (4 – dl), maka

tidak menghasilkan kesimpulan yang pasti. Nilai du dan dl dapat

diperoleh dari tabel statistik Durbin-Watson yang bergantung

(55)

3. Uji Heteroskedastisitas

Uji heteroskedastisitas digunakan untuk mengetahui ada tidaknya

penyimpangan asumsi klasik heteroskedastisitas, yaitu adanya

ketidaksamaan varian dari residual untuk semua pengamatan pada model

regresi. Syarat yang harus terpenuhi dalam model regresi adalah tidak

adanya gejala heteroskedastisitas.

Ada beberapa cara untuk mengetahui ada atau tidaknya

heteroskedastisitas :

a. Melihat grafik Plot antara nilai prediksi variabel terikat (dependen)

dengan residualnya.

Dasar analisis :

1. Jika ada pola tertentu, seperti titik-titik yang ada membentuk pola

tertentu yang teratur (bergelombang, melebar kemudian

menyempit), maka mengindikasikan telah terjadi

heteroskedastisitas.

2. Jika tidak ada pola yang jelas, serta titik-titik menyebar di atas dan

di bawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi

heteroskedastisitas.

Analisis dengan grafik plots memiliki kelemahan yang sangat

signifikan, oleh karena itu diperlukan uji statistik yang lebih dapat

(56)

b. Dengan membuat variabel Ln (Logaritma Natural) pada setiap variabel

independen yang digunakan dan membuat lograitma residualnya pada

variabel dependen dan kemudian diregresikan. Apabila nilai

probabilitas t statistik variabel independen lebih besar dari alpha 5%

maka tidak terdapat heteroskedastisitas.

J. Pengujian Hipotesis pada Regresi Berganda

Pengujian hipotesis dilakukan secara bersama-sama dengan

menggunakan Uji F maupun individual dengan menggunakan Uji t.

1. Uji Keseluruhan atau Uji F

Uji ini dimaksudkan untuk melihat kemampuan menyeluruh dari

variabel bebas yaitu X1, X2,… Xk, untuk dapat atau mampu menjelaskan

tingkah laku atau keragaman variabel tidak bebas Y. Uji f juga

dimaksudkan untuk mengetahui apakah semua variabel bebas memiliki

koefisien regresi sama dengan nol.

Untuk dapat melakukan pengujian secara keseluruhan, maka ada

beberapa langkah yang diperlukan yaitu :

a. Merumuskan hipotesis.

Dalam merumuskan hipotesis ada hipotesis nol dan hipotesis alternatif.

Untuk hipotesis nol pada umumnya mengandung unsur kesamaan,

(57)

dengan nol. Dalam penelitian ini yang dimaksud hipotesis nol adalah

bila koefisien regresinya lebih kecil atau sama dengan nol. Untuk

hipotesis alternatifnya adalah koefisien regresi lebih besar dari nol.

Hipotesisnya kemudian dirumuskan sebagai berikut:

H0: b1; b2; b3≤0

H1: b1; b2; b3> 0

b. Menentukan daerah keputusan

Untuk uji ini digunakan tabel F. Untuk mencari nilai F-tabel perlu

diketahui derajat bebas pembilang pada kolom, derajat bebas penyebut

pada baris dan taraf nyata. Penelitian ini menggunakan taraf nyata 5%.

Untuk derajat pembilang digunakan nilai k-1, yaitu jumlah variabel

dikurangi 1. Untuk derajat penyebut digunakan n-k, yaitu jumlah

sampel dikurangi jumlah variabel

c. Menentukan nilai F-Hitung

Menentukan F-hitung ditentukan dengan rumus sebagai berikut:

d. Menentukan daerah keputusan

Menentukan wilayah H0dan H1, serta membandingkan dengan nilai

(58)

Bagan 3.1

Daerah Penerimaan dan Penolakan Hipotesis

e. Merumuskan Hipotesis

Jika F-hitung≥F-tabel padaα= 0.05 atau jika F-hitung padaP-value

0.05 maka H0ditolak dan H1diterima.

Jika F-hitung pada α = 0.05 atau jika F-Hitung pada P-value > 0.05

maka H0diterima dan H1ditolak

2. Uji Individual atau Uji t

Uji signifikansi individual adalah suatu uji untuk mengetahui

apakah suatu variabel dari X1 sampai Xk secara individual berpengaruh

nyata terhadap variabel Y. Untuk melakukan uji-t ada beberapa langkah

yang diperlukan seperti berikut ini :

a. Merumuskan hipotesis.

Dalam merumuskan hipotesis selalu ada hipotesis nol dan hipotesis

alternatif. Untuk hipotesis nol pada umumnya mengandung unsur

kesamaan, sehingga dirumuskan hipotesis nol adalah koefisiensi

regresi sama dengan nol. Dalam penelitian ini yang dimaksud hipotesis

nol adalah bila koefisien regresinya lebih kecil atau sama dengan nol.

Daerah penolakan Ho 5% taraf nyata Daerah

(59)

Untuk hipotesis alternatifnya adalah koefisien regresi lebih besar dari

nol. Hipotesisnya kemudian dirumuskan sebagai berikut :

H0: b1; b2; b3≤0

H1: b1; b2; b30

b. Menentukan daerah kritis

Daerah kritis ditentukan oleh nilai t-tabel dengan derajat bebas yaitu

n-k, dan taraf nyata.

c. Menentukan nilai t-hitung

Rumus t-hitung pada analisis regresi adalah :

Sbi bi hitung

t 

Keterangan :

bi = koefisien regresi variabel i

Sbi = standar error variabel i

d. Menentukan daerah keputusan

Daerah keputusan untuk menerima H0 atau menolak H0 ditentukan

dengan derajat bebas taraf nyata.

Bagan 3.2

Daerah Penerimaan dan Penolakan Hipotesis

(60)

e. Menentukan keputusan

Jika thitungttabelpada tabel pada= 0.05 atau jika thitungpada Pvalue≤

0.05 maka Ho ditolak dan H1diterima.

Jika thitungttabelpada = 0.05 atau jika thitungpada Pvalue0.05 maka

(61)

45

A. Gambaran Umum Universitas Sanata Dharma 1. Latar Belakang Universitas Sanata Dharma

Rencana mendirikan suatu Perguruan Tinggi Keguruan lahir ketika

Prof. Moh. Yamin, SH menjabat sebagai Menteri Pendidikan, Pengajaran

dan Kebudayaan Republik Indonesia. Pada waktu itu, Pendidikan khusus

guru-guru SMTP / SMU dilaksanakan oleh kursus BI / BII yang didirikan

di berbagai Indonesia. Tetapi sebaliknya, pendidikan yang amat penting itu

diangkat ke taraf keguruan universitas dengan mempertahankan arah dan

tujuannya sendiri, yaitu keguruan di sekolah menengah.

Hal tersebut disambut baik oleh para Imam Katolik, terutama Ordo

Societs Jesus (Serikat Yesus yang lazim disingkat SJ). Waktu itu Ordo ini

telah membuka kursus-kursus BI, antara lain BI Mendidik (Yayasan De

Britto) di Yogyakarta yang dikelola oleh Pater H. Loeff, S.J. dan BI

Bahasa Inggris (Yayasan Loyola) di Semarang yang dikelola oleh Pater W.

J. Van Der Meulen, S. J dan Pater H. Bastiaanse, S.J. Dengan dukungan

dari Congregatio de Propaganda Fide, selanjutnya Pater Kester yang

waktu itu menjabat sebagai Superior Misionaris Serikat Yesus

menggabungkan kursus-kursus ini menjadi sebuah perguruan tinggi dan

lahirlah PTPG Sanata Dharma pada tanggal 20 Oktober 1955 dan

(62)

Pada awalnya PTPG Sanata Dharma mempunyai 4 jurusan, yaitu

(1) Bahasa Inggris, (2) Sejarah, (3) IPA, dan (4) Ilmu Mendidik.

Sedangkan nama Sanata Dharma sendiri diciptakan oleh Pater K.

Loyymans, S.J., Pejabat dan Departemen PP dan K di Kawil (Kantor Wali

gereja Indonesia). Aslinya Sanata Dharma dibaca Sanyata Dharma. Nyata

Dharma artinya kebaktian yang sebenarnya atau pelayanan yang nyata.

Kebaktian itu ditujukan kepada tanah air, Bangsa dan Gereja (Pro Patria et

Eclessia). Selanjutnya pembesar misi Societes Jesus menunjuk Pater

Prof.Dr. Nicolaus Driyarkarya, S.J., menjadi dekan PTPG Sanata Dharma

sedangkan Wakil Dekan dipercayakan kepada Pater H. Loeff, S.J

2. Perkembangan Selanjutnya

a. FKIP Sanata Dharma (1958 – 1965)

Untuk menyesuaikan diri dengan ketentuan pemerintah, dalam hal

ini Kementerian Pendidikan, Pengajaran, dan Kebudayaan tentang

perubahan PTPG menjadi FKIP, maka PTPG Sanata Dharma pada

bulan November 1958 berubah menjadi FKIP (Fakultas Keguruan

Ilmu Pendidikan) Sanata Dharma dan merupakan bagian dari

Universitas Katolik Indonesia cabang Yogyakarta. Pada masa FKIP

ini, Sanata Dharma berhasil memperoleh status “disamakan” dengan

negeri berdasarkan SK Menteri PTIP No.1 / 1961 pada tanggal 6 Mei

1961 jo No. 77 / 1962 tanggal 11 Juli 1962. Walaupun bagian dari

Universitas Katolik Indonesia secara de facto FKIP Sanata Dharma

(63)

b. IKIP Sanata Dharma (1965-1993)

Untuk mengatasi kerancuan antara menjadi bagian dari Universitas

Katolik Indonesia cabang Yogyakarta dengan kemandirian FKIP

Sanata Dharma sebagai sebuah institusi pendidikan, FKIP Sanata

Dharma berubah menjadi IKIP Sanata Dharma berdasarkan SK

Menteri PTIP No. 237 / B / - Swt / U / 1965. Surat keputusan ini

berlaku mulai tanggal 1 September 1965.

Selain melaksanakan Program S1 (sebelumnya Sarjana Muda dan

Sarjana), IKIP Sanata Dharma juga dipercaya pemerintah untuk

mengelola Program Diploma I, II, dan III untuk jurusan Matematka,

Fisika, Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris, IPS, dan PMP. Berbagai

program Diploma ini ditutup pada tahun 1990 dan selanjutnya dibuka

Program Diploma II PGSD (Pendidikan Guru Sekolah Dasar).

c. Universitas Sanata Dharma (1993 – sekarang)

Akhirnya untuk menyesuaikan diri dengan tuntutan dan kebutuhan

masyarakat serta kemajuan zaman, tanggal 20 April 1993 sesuai

dengan SK Mendikbud No. 46 / D / O / 1993, IKIP Sanata Dharma

dikembangkan menjadi Universitas Sanata Dharma atau lebih dikenal

dengan nama USD. Dengan perkembangan ini Universitas Sanata

Dharma diharapkan tetap dapat memajukan sistem pendidikan guru

sekaligus berpartisipasi dalam memperluas wawasan ilmu pengetahuan

dan teknologi. Setelah berkembang menjadi universitas, Sanata

(64)

Di samping tetap mempertahankan pendidikan guru dengan tetap

membuka FKIP (Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan), Sanata

Dharma membuka beberapa fakultas baru. Universitas Sanata Dharma

Sekarang memiliki 8 Fakultas dengan 25 Program Studi, 3 Program

Pasca Sarjana, 1 Program Profesi, dan 3 Program Khusus Bersertifikat.

Sekarang ini banyak hal berkembang di Universitas Sanata

Dharma. Perkembangannya meliputi berbagai aspek, baik sarana fisik

(gedung, laboratorium, perpustakaan, dan fasilitas fisik lainnya),

administrasi (sistem informasi, manajemen, biro/lembaga/pusat/serta

unit pendukung), peningkatan mutu akademik, penelitian, pengajaran,

serta pengabdian pada masyarakat.

3. Tujuan Universitas Sanata Dharma

Pendidikan di Universitas Sanata Dharma bertujuan membantu

mencerdaskan putra-putri bangsa dengan memadukan keunggulan

akademik dan nilai-nilai humanistik yang berlandaskan nilai-nilai Kristiani

yang universal dan cita-cita kemanusiaan sebagaimana terkandung dalam

Pancasila, sehingga memiliki kemampuan akademik sesuai dengan bidang

studinya dan integritas kepribadian yang tinggi.

4. Fakultas dan Program Studi

Berikut ini Fakultas dan Program Studi yang ada di Universitas

(65)

a. Fakultas Keguruan dan Ilmu pendidikan (FKIP)

Program studinya adalah Pendidikan Bahasa Inggris, Pendidikan

Bahasa Sastra Indonesia dan Daerah, Pendidikan Ekonomi, Pendidikan

Akuntansi, Pendidikan Sejarah, Pendidikan Fisika, Pendidikan

Matematika, Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Pendidikan Agama

Katolik, dan Bimbingan dan Konseling.

b. Fakultas Sastra

Program Studinya adalah Sastra Inggris, Sastra Indonesia, dan Ilmu

Sejarah.

c. Fakultas Ekonomi

Program Studinya adalah Akuntansi dan Manajemen.

d. Fakultas Sains dan Teknologi

Program Studinya adalah Fisika, Matematika, Ilmu Komputer, Teknik

Mesin, Teknik Elektro, Teknik Informatika, dan Mekatronika.

e. Fakultas Psikologi

Program Studinya adalah Psikologi

f. Fakultas Farmasi

Program Studinya adalah Farmasi dan Profesi Apoteker

g. Fakultas Teologi

Program Studinya adalah Teologi

h. Fakultas Pasca Sarjana

Program Pasca Sarjana yang ada di Universitas Sanata Dharma

Yogyakarta adalah Teologi, Ilmu Religi, dan Budaya Kajian Bahasa

(66)

5. Visi dan Misi Universitas Sanata Dharma

a. Visi

Universitas Sanata Dharma didirikan oleh Ordo Serikat Yesus

(S.J) provinsi Indonesia bersama para imam dan awam katolik untuk

berpartisipasi dalam usaha melindungi dan meningkatkan martabat

manusia melalui perpaduan keunggulan akademik dan nilai-nilai

kemanusiaan.

1. Universitas Sanata Dharma terdorong untuk terus mencari,

menemukan dan mengungkapkan kebenaran secara objektif dengan

kebebasannya. Hal itu didasari pada pengakuan akan kebaikan

hakiki dunia sebagai ciptaan Allah yang harus dipelajari, diselidiki,

dan direnungkan maknanya serta dibangun dan dilestarikan demi

kesejahteraan umat manusia dan kemuliaan Allah yang lebih

besar.

2. Menyadari peran penting generasi muda dalam mewujudkan masa

depan bangsa Indonesia, Universitas Sanata Dharma merasa

terpanggil untuk memberikan sumbangan positif kepada usaha

bersama dalam pengembangan pikiran, hati, dan kehendak kaum

muda dengan maksud membangkitkan potensi mereka untuk secara

aktif dan kreatif ikut membangun masyarakat pluralistik yang adil,

demokratis, dan sejahtera.

3. Usaha pengembangan itu didasarkan pada nilai kebangsaan dan

Gambar

Gambar 2.1 Kerangka Penelitian
Tabel V.1Karakteristik Responden Berdasarkan Jurusan Program Studi
Tabel V.2
Tabel V.4
+7

Referensi

Dokumen terkait

Formulasi masalah dalam penelitian ini adalah analisis mengenai fungsi penggunaan fukushi zenzen dalam percakapan yang terdapat dalam serial drama Jepang atau

3) Penyalahgunaan kewenangan dalam arti menyalahgunakan prosedur yang seharusnya dipergunakan untuk mencapai tujuan tertentu, tetapi telah menggunakan prosedur lain

Begitu pula dengan sektor perbankan di Indonesia, belum sepenuhnya memiliki tingkat kesiapan yang baik dalam menghadapi MEA 2015, maka sejak tahun 2014 perbankan yang ada di

Fungsi utama lampu lalu lintas adalah untuk mengurangi konflik-konflik yang terjadi pada persimpangan dengan menghentikan pergerakan beberapa arus kendaraan pada saat yang

Kelebihan dari ICT ini adalah dalam hal kecepatan, kemudahan dan biaya yang lebih murah, kelebihan ini dapat diilustrasikan dengan kasus sebagai berikut, misalnya A adalah

Kemudian untuk memperoleh kejelasan mengenai informasi yang diperoleh tersebut, lalu para saksi masing-masing berusaha untuk mencari tahu melalui media sosial

<br /><br /> Al-Hafizh Ibnu Hajar rahimahullah berpendapat bahwa hadits Ibnu �Umar yang diriwayatkan dalam ash-Shahiihain dan hadits yang menjelaskan bahwa mata

Peraturan Pemerintah Nomor 48 Tahun 2014 tentang tarif atas jenis penerimaan negara bukan pajak yang berlaku pada Kementerian Agama yang mengatur tentang tarif