Skripsi
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi
Program Studi Manajemen
Disusun oleh : Tri Sula Wijanarko
NIM : 002214178
PROGRAM STUDI MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS SANATA DHARMA
ii
TERHADAP MINAT BELI ULANG KONSUMEN
Studi Kasus pada Mahasiswa Universitas Sanata Dharma Yogyakarta
Oleh :
TRI SULA WIJANARKO
NIM : 002214178
Telah disetujui oleh :
Dosen Pembimbing I
Drs. Th. Sutadi, M.BA. Tanggal 27 Maret 2009
Dosen Pembimbing II
Dipersiapkan dan Ditulis oleh:
Tri Sula Wijanarko
NIM : 002214178
Telah Dipertahankan di Depan Panitia Penguji Pada tanggal 28 Agustus 2009
dan dinyatakan memenuhi syarat
Susunan Panitia Penguji
Nama Lengkap Tanda Tangan
Ketua : MT. Ernawati, SE., M.A ... Sekretaris : Drs. TH. Sutadi, M.B.A ... Anggota : Drs. TH. Sutadi, M.B.A ... Anggota : Drs. G. Hendra Poerwanto, M.Si ... Anggota : Drs. Marianus Moktar Modesir, M.M ...
Yogyakarta, 31 Agustus 2009 Fakultas Ekonomi
Universitas Sanata Dharma Dekan,
iv
menang, oleh Dia yang telah mengasihi kita” (Roma 8:37).
“Janganlah hendaknya kerajinanmu kendor, biarlah rohmu
menyala-nyala dan layanilah Tuhan” (Roma 12 : 11)
“Segala sesuatu yang dijumpai tanganmu untuk dikerjakan,
kerjakanlah itu sekuat tenaga…..” (Pengkhotbah 9 : 10)
“Jangan katakan tidak mungkin jika engkau mempercayai-Nya dan
TUHAN YESUS jawaban yang tepat atas masalah manusia”.
Prestasi terbesar dalam hidup adalah ;
Dapat bangkit dari keterpurukan akibat kegagalan (Yan Bheng)
“Sekecil apapun usaha yang kita kerjakan, Jika TUHAN disamping
kita, Ia akan menjadikan besar!”
Skripsi ini kupersembahkan untuk :
> Tuhan Yesus Kristus
> Universitas Sanata Dharma
> Keluargaku
Yogyakarta, 2 Oktober 2009
( Tri Sula Wijanarko )
vii
Tri Sula Wijanarko Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta 2009
Tujuan dari penelitian ini adalah : 1) untuk mengetahui pengaruh secara simultan atribut daya tarik iklan yaitu bentuk atau format iklan, informasi iklan, isi iklan terhadap minat beli ulang konsumen. 2) untuk mengetahui pengaruh secara individual atribut daya tarik iklan yaitu bentuk atau format iklan, informasi iklan, isi iklan terhadap minat beli ulang konsumen.
Penelitian ini dilakukan dengan cara studi kasus pada mahasiswa Universitas Sanata Dharma. Sampel yang diteliti sebanyak 100 responden. Teknik sampling yang digunakan adalah Accidental Sampling dan Purposive Sampling. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan cara wawancara dan memberikan kuesioner kepada responden. Populasi dari penelitian ini adalah mahasiswa Universitas Sanata Dharma Yogyakarta Kampus Mrican yang memakai sabun mandi Lifebuoy. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis regresi berganda, uji asumsi klasik, uji F dan uji t.
viii
Tri Sula Wijanarko Sanata Dharma University
Yogyakarta 2009
The purposes of this research were: (1) to know the simultaneous influence of advertisement interest i.e. the shape or format of advertisement, advertisement information, contents of advertisement towards customers’ repurchase interest, (2) to know the partial influence of attributes of advertisement appeal, i.e. shape of format of advertisement, advertisement information, contents of advertisement towards the customers’ repurchase interest.
This research was conducted by case study on students of Sanata Dharma University. The studied sample was 100 respondents. The technique of sampling used were Accidental Sampling and Purposive Sampling The technique of data analysis used were interview and distributing questionnaire to the respondents. The population of this research was students of Sanata Dharma University Yogyakarta, Mrican Campus who used Lifebuoy bathing soap. The techniques of data analysis used in this research were Multiple Regression analysis, classical assumption test, F test, and t test.
ix
Kristus yang ada di surga, atas segala berkat dan anugerah-Nya, sehingga penulis
dapat menyelesaikan skripsi ini dibuat dalam rangka memenuhi salah satu syarat
untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada program studi Manajemen,
Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta.
Dengan selesainya penulisan skripsi ini tidak terlepas dari keterlibatan
berbagai pihak yang telah memberikan doa, motivasi, dan bimbingan. Maka untuk
itu penulis ingin mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :
1. Bapak Drs. YP. Supardiyono, M.Si., Ak., QIA. Selaku Dekan Fakultas
Ekonomi, Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta.
2. Bapak V. Mardi Widyadmono, SE., MBA. Selaku Kepala Program Studi
Manajemen, Fakultas Ekonomi, Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta.
3. Bapak Drs. Th. Sutadi, MBA selaku Dosen Pembimbing I yang telah banyak
memberikan, koreksi, dan saran dalam penulisan skripsi ini.
4. Bapak Drs. G. Hendra Poerwanto, M.Si selaku Dosen Pembimbing II yang
telah banyak memberikan motivasi, bimbingan, koreksi dan saran dalam
penulisan skripsi ini.
5. Bapak Drs. Marianus Moktar Modesir, M.M selaku Dosen Penguji yang telah
berkenan untuk menguji skripsi saya.
6. Bapak dan Ibu Dosen Fakultas Ekonomi, Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta yang telah banyak memberikan bekal ilmu yang sangat berguna
x
dapatlah tumbuh didalam keluarga kita. Amin.
8. Kedua Kakakku yang tersayang, makasih ya, Walaupun kakak tidak tau apa
yang dirasakan dan dialami oleh adikmu selama ini, pasti kakak berdoa yang
terbaik untuk adikmu. Thanks.
9. Pacarku Indahwati Magdalena, makasih ya atas doa, perhatian, dan
dukungannya baik moril ataupun materiil. Tanpa engkau yang sebagai pacar,
sahabat dan saudara mungkin aku tidak mempunyai semangat dalam
kehidupan ini untuk meraih cita-cita.
10. Keluargaku semuanya, makasih ya atas dukungan dan doanya.
11. Sahabatku Unggul, terima kasih atas dukungannya, doa, dan bantuannya
dalam menyelesaikan skripsiku ini.
12. Mas Ganang dan Mbak Vita yang telah memberikan dorongan dan dukungan
padaku. Thanks.
13. Sahabatku Vinsen, Ndower, Estrada, Prasetyo, yang telah mendukungku dan
memberikan semangat.
14. Teman-teman seperjuangan Manajemen angkatan 2000 dan angkatan 2001
yang tidak dapat saya sebutkan satu persatu.
15. Dan semua pihak yang tidak dapat saya sebutkan satu persatu, makasih
xi
untuk mencapai kebenaran dan obyektivitas yang didukung fakta. Penulis
menyadari atas kekurangan dalam penulisan skripsi ini dengan senang hati penulis
menerima saran dan kritikan untuk kemajuan dan kesempurnaan dalam penulisan
skripsi ini. Penulisan berharap skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi setiap
orang yang membacanya.
Yogyakarta, 24 Maret 2009
Penulis
xi
HALAMAN JUDUL ... i
HALAMAN PERSETUJUAN ... ii
HALAMAN PENGESAHAN ... iii
MOTTO DAN PERSEMBAHAN... iv
HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA... v
PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH ... vi
ABSTRAK ... vii
ABSTRACT ... viii
KATA PENGANTAR ... ix
DAFTAR ISI ... xii
DAFTAR TABEL ... xiv
DAFTAR BAGAN... xv
BAB I PENDAHULUAN... 1
A. Latar Belakang Masalah ... 1
B. Rumusan Masalah ... 2
C. Batasan Masalah ... 2
D. Tujuan Penelitian ... 3
E. Manfaat Penelitian ... 3
xii
C. Konsep Pemasaran ... 6
D. Marketing Mix ... 8
E. Perilaku Konsumen ... 10
F. Tipe Perilaku Pembelian Konsumen ... 12
G. Promosi dan Promotion Mix ... 14
H. Pengertian Iklan ... 15
I. Tujuan Periklanan ... 17
J. Fungsi Periklanan ... 18
K. Jenis-Jenis Iklan ... 20
L. Media Periklanan ... 26
M. Daya Tarik Periklanan ... 29
N. Penelitian Sebelumnya ... 30
O. Kerangka Penelitian ... 30
P. Hipotesis ... 31
BAB III METODE PENELITIAN ... 32
A. Jenis Penelitian ... 32
B. Tempat dan Waktu Penelitian ... 32
C. Subjek dan Objek Penelitian ... 32
xiii
H. Teknik Analisis Data ... 36
I. Uji Penyimpangan Asumsi Klasik ... 37
J. Pengujian Hipotesis pada Regresi Berganda ... 40
BAB IV GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN... 45
A. Gambaran Umum Universitas Sanata Dharma ... 45
B. Gambaran Umum Perusahaan Unilever ... 52
C. Gambaran Umum Produk Sabun Mandi Lifebuoy ... 55
BAB V ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN ... 61
A. Karakteristik Responden ... 61
B. Analisis Kuantitatif ... 67
BAB VI KESIMPULAN, SARAN DAN KETERBATASAN ... 78
A. Kesimpulan ... 78
B. Saran ... 78
C. Keterbatasan Penelitian ... 79
DAFTAR PUSTAKA ... 80
xiv
Tabel V.2 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ... 63
Tabel V.3 Karakteristik Responden Berdasarkan Usia Responden ... 63
Tabel V.4 Karakteristik Responden Berdasarkan Uang Saku per Bulan .... 64
Tabel V.5 Karakteristik Responden Status Rumah Tinggal ... 64
Tabel V.6 Karakteristik Responden Bedasarkan Frekuensi Menonton Televisi ... 65
Tabel V.7 Karakteristik Responden Berdasarkan Lamanya Pemakaian Sabun Mandi Lifebuoy ... 66
Tabel V.8 Karakteristik Responden Berdasarkan Bentuk Kemasan Sabun Mandi Lifebuoy yang Digunakan ... 67
Tabel V.9 Analisis Validitas Variable Daya Tarik Iklan ... 69
Tabel V.10 Hasil Uji Reliabilitas Variable Penelitian ... 70
Tabel V.11 Hasil Analisis Regresi Linier Berganda ... 71
Tabel V.12 Hasil Uji Multikolinearitas ... 73
xv
Bagan 3.1 Daftar Penerimaan dan Penolakan Hipotesis ... 42
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Kondisi pasar pada saat ini terus menunjukkan perkembangan yang
demikian pesat, hal ini dapat dilihat dari banyaknya produk atau merek yang
bermunculan di pasar. Dengan banyaknya produk atau merek yang ada dapat
menimbulkan persaingan ketat di antara produsen atau perusahaan untuk
memperoleh konsumen. Oleh karena itu perusahaan akan mengalami kesulitan
dalam memasarkan produk jika tidak didukung adanya inovasi produk yang
memadai dan kegiatan pemasaran yang mendukung.
Pemasaran tidak dapat lepas dari kegiatan periklanan dan untuk
menggeluti bidang periklanan juga akan sulit bila tidak mengetahui
pemasaran. Periklanan juga merupakan bagian dari kegiatan promotion mix
(bauran promosi), bersama-sama dengan kegiatanpersonal selling, publisitas,
dan promosi dagang. (Widyatama, 2005: 25-26).
Dengan menggunakan iklan, perusahaan mampu menyampaikan pesan
tentang produknya, karena iklan yang menarik dan cerdik akan mendapat
perhatian lebih. Daya tarik tersebut memungkinkan konsumen untuk memberi
respon. Para pemasar harus lebih tahu bagaimana komunikasi ini berfungsi
dan tanggapan apa saja yang dikehendaki. Dalam hal ini pemasar dapat
menanamkan sesuatu ke dalam benak konsumen untuk mempengaruhinya
agar melakukan kegiatan tertentu sesuai dengan kehendak pemasar, yaitu
sampai pada kegiatan pembelian.
Berdasarkan latar belakang di atas maka penulis menetapkan judul
Pengaruh Daya Tarik Iklan Sabun Mandi Lifebuoy terhadap Minat Beli Ulang Konsumen : Studi Kasus pada Mahasiswa Universitas Sanata Dharma Yogyakarta
B. Rumusan Masalah
Berkaitan dengan latar belakang masalah yang telah diuraikan, maka
pokok masalah yang akan dibahas dapat dirumuskan sebagai berikut :
1. Apakah atribut daya tarik iklan yaitu bentuk atau format iklan, informasi
iklan, isi iklan secara simultan berpengaruh positif dan signifikan terhadap
minat beli ulang konsumen?
2. Apakah atribut daya tarik iklan yaitu bentuk atau format iklan, informasi
iklan, isi iklan secara individual berpengaruh positif dan signifikan
terhadap minat beli ulang konsumen?
C. Batasan Masalah
Dalam penelitian ini dibutuhkan pembatasan masalah yang akan
dianalisis. Hal ini dimaksudkan agar dapat menghindari ketidaksesuaian arah
penelitian dan terlalu meluasnya permasalahan yang dianalisis. Berdasarkan
rumusan masalah di atas, maka peneliti menggunakan batasan masalah
sebagai berikut :
1. Media periklanan yang diteliti adalah media televisi
2. Penelitian dilakukan di Universitas Sanata Dharma Yogyakarta kampus
D. Tujuan Penelitian
Adapun yang menjadi tujuan dari penelitian ini adalah :
1. Untuk mengetahui pengaruh secara simultan atribut daya tarik iklan yaitu
bentuk atau format iklan, informasi iklan, isi iklan terhadap minat beli
ulang konsumen.
2. Untuk mengetahui pengaruh secara individual atribut daya tarik iklan yaitu
bentuk atau format iklan, informasi iklan, isi iklan terhadap minat beli
ulang konsumen.
E. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat dari penelitian yang dilakukan terhadap iklan produk
sabun mandi Lifebuoy adalah sebagai berikut :
1. Bagi Perusahaan
Hasil penelitian diharapkan dapat digunakan sebagai bahan masukan bagi
perusahaan terutama dalam pengukuran pengaruh daya tarik iklan terhadap
minat beli ulang konsumen.
2. Bagi Universitas Sanata Dharma
Hasil penelitian diharapkan dapat menambah wawasan khususnya
mahasiswa Fakultas Ekonomi Universitas Sanata Dharma dalam rangka
peningkatan kualitas pembelajaran di lingkungan perkuliahan.
3. Bagi Penulis
Sebagai penerapan teori yang diperoleh di bangku kuliah dengan
F. Sistematika Penulisan
BAB I : PENDAHULUAN
Bab ini berisi tentang latar belakang masalah, rumusan masalah,
batasan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan
sistematika penulisan.
BAB II : LANDASAN TEORI
Bab ini berisi tentang teori-teori yang berkaitan dengan topik
penelitian sebagai bahan pendukung pemecahan masalah.
BAB III : METODE PENELITIAN
Bab ini berisi tentang jenis penelitian, tempat dan waktu
penelitian, subjek dan objek penelitian, populasi sampel, dan
teknik Sampling, variabel penelitian, teknik pengumpulan data,
teknik pengujian instrumen, teknik analisis data.
BAB IV : GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
Bab ini berisi tentang mengenai gambaran Universitas Sanata
Dharma Yogyakarta, gambaran tentang perusahaan dan
gambaran produk.
BAB V : ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN
Bab ini berisi tentang karakteristik responden, analisis data, dan
pembahasan
BAB VI : KESIMPULAN, SARAN DAN KETERBATASAN
Bab ini berisi tentang kesimpulan yang dapat diambil dari
penelitian yang dilakukan serta saran yang penulis sampaikan
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Pengertian Pemasaran
Pemasaran adalah proses sosial dan manajerial dimana individu dan
kelompok memperoleh apa yang mereka butuhkan dan inginkan melalui
penciptaan dan pertukaran produk serta nilai dengan pihak lain
(Kotler, 2005:7). Untuk definisi manajerial, pemasaran sering digambarkan
sebagai seni menjual produk, tetapi bagian yang paling penting dari pemasaran
adalah bukan penjualan.
Menurut Drucker (dalam Kotler 2005: 10), orang dapat menganggap
penjualan akan selalu dibutuhkan. Akan tetapi, tujuan pemasaran adalah
membuat penjualan tidak terlalu penting lagi. Tujuan pemasaran adalah
mengetahui dan memahami pelanggan dengan baik sehingga produk atau jasa
itu cocok dengan pelanggan dan selanjutnya mampu menjual sendiri.
Pemasaran menurut Swastha dan Irawan (2005: 5), adalah suatu sistem
keseluruhan dari kegiatan-kegiatan bisnis yang ditujukan untuk
merencanakan, menentukan harga, mempromosikan, dan mendistribusikan
barang dan jasa yang memuaskan kebutuhan baik kepada pembeli yang ada
maupun pembeli potensial. Pada umumnya dalam pemasaran, perusahaan
berusaha menghasilkan laba dari penjualan barang dan jasa yang diciptakan
untuk memenuhi kebutuhan pembeli. Namun demikian, pemasaran juga
dilakukan untuk mengembangkan, mempromosikan, dan mendistribusikan
program-program dan jasa yang disponsori oleh organisasi non-laba.
B. Manajemen Pemasaran
Menurut Kotler (2005: 16), Manajemen pemasaran sebagai analisis,
perencanaan, implementasi, dan pengendalian program yang dirancang untuk
menciptakan, membangun, dan mempertahankan pertukaran yang
menguntungkan dengan pembelian sasaran demi mencapai tujuan organisasi.
Jadi, manajemen pemasaran berisi pengelolaan permintaan, yang akhirnya
berisi pengolahan hubungan dengan pelanggan.
C. Konsep Pemasaran
Pekerjaan pemasaran bukan untuk menemukan pelanggan yang tepat
bagi produk anda, melainkan menemukan produk yang tepat bagi pelanggan
anda. Konsep pemasaran menegaskan bahwa kunci untuk mencapai sasaran
organisasi adalah perusahaan harus menjadi lebih efektif dibandingkan para
pesaing dalam menciptakan, menyerahkan, dan mengkomunikasikan nilai
pelanggan kepada pasar sasaran yang terpilih (Kotler, 2005: 22)
Perusahaan-perusahaan yang sudah mulai mengenal dan menerapkan
konsep pemasaran dengan baik merupakan faktor penting untuk mencapai
tujuan usahanya. Perusahaan akan mencari cara-cara baru dan sistem yang
tempat wilayah tertentu agar mampu mencapai tujuan perusahaan. Sistem
itulah yang disebut dengan konsep pemasaran (marketing concept).
Secara umum, konsep pemasaran dapat dikategorikan ke dalam tiga
unsur pokok konsep pemasaran (Swastha dan Irawan, 2005: 8-10) yaitu :
1. Orientasi pada konsumen, pasar, dan pembeli
Perusahaan yang ingin mempraktekkan orientasi ini harus :
a. Menentukan kebutuhan pokok dari pembeli yang akan dilayani dan
dipenuhi
b. Memilih kelompok pembeli tertentu sebagai sasaran dalam
penjualannya.
c. Menentukan produk dan program pemasarannya
d. Mengadakan penelitian pada konsumen untuk mengukur, menilai dan
menafsirkan keinginan sikap, serta tingkah laku mereka.
e. Menentukan dan melaksanakan strategi yang paling baik, apakah
menitikberatkan pada mutu yang tinggi, harga yang murah atau model
yang menarik.
2. Volume penjualan yang menguntungkan
Ini merupakan tujuan dari konsep pemasaran, artinya laba itu dapat
diperoleh melalui pemuasan konsumen. Dengan laba, perusahaan itu dapat
tumbuh dan berkembang, dapat menggunakan kemampuan yang lebih
besar, dapat memberikan tingkat kepuasan yang lebih besar pada
konsumen, serta dapat memperkuat kondisi perekonomian secara
yang berhasil memberikan kepuasan kepada konsumen. Untuk
memberikan kepuasan tersebut, perusahaan menyediakan atau menjual
barang dan jasa yang paling baik dengan harga yang layak.
3. Koordinasi dan integrasi seluruh kegiatan pemasaran
Setiap orang dan setiap bagian dalam perusahaan turut berkecimpung
dalam suatu usaha yang terkoordinasikan untuk memberikan kepuasan
konsumen, sehingga tujuan perusahaan dapat direalisir. Penyesuaian dan
koordinasi antara produk, harga, saluran distribusi, dan promosi dilakukan
perusahaan untuk menciptakan hubungan pertukaran yang kuat dengan
langganan. Usaha-usaha tersebut perlu dikoordinasikan dengan waktu dan
tempat.
Jadi menurut Swastha dan Irawan (2005: 10) konsep pemasaran adalah
sebuah falsafah bisnis yang menyatakan bahwa pemuasan kebutuhan
konsumen merupakan syarat ekonomi dan sosial bagi kelangsungan hidup
perusahaan.
D. Marketing Mix
Menurut Swastha dan Irawan (2005: 78) marketing mix adalah
kombinasi dari empat variabel atau kegiatan yang merupakan inti dari sistem
pemasaran perusahaan yaitu produk, struktur harga, kegiatan promosi, dan
sistem distribusi.
Kegiatan yang dimaksudkan dalam definisi tersebut adalah termasuk
keputusan-keputusan dalam empat variabel (Swastha dan Irawan, 2005:
1. Produk
Keputusan-keputusan tentang produk ini mencakup penentuan bentuk
penawaran secara fisik, mereknya, pembungkus, garansi, dan servis
sesudah penjualan.
2. Harga
Pada setiap produk atau jasa yang ditawarkan, bagian pemasaran berhak
menentukan harga pokoknya. Faktor-faktor yang perlu dipertimbangkan
dalam penetapan harga tersebut antara lain biaya, keuntungan, praktek
saingan, dan perubahan keinginan pasar. Kebijakan harga ini menyangkut
pula penetapan jumlah potongan,mark-up,mark-down.
3. Distribusi
Ada tiga aspek pokok yang berkaitan dengan keputusan-keputusan tentang
distribusi (tempat) yaitu :
a. Sistem transportasi perusahaan
Termasuk dalam sistem pengangkutan antara lain keputusan tentang
pemilihan alat transportasi (pesawat udara, kereta api, kapal, truk,
pipa), penentuan rute yang harus ditempuh.
b. Sistem penyimpanan
Bagian pemasaran harus menentukan letak gudang, jenis peralatan
yang dipakai untuk menangani material maupun peralatan lainnya.
c. Pemilihan saluran distribusi
Pemilihan saluran distribusi ini menyangkut keputusan-keputusan
makelar), bagaimana menjalin kerjasama yang baik dengan para
penyalur tersebut.
4. Promosi
Termasuk dalam kegiatan promosi adalah periklanan, personal setting,
promosi penjualan, dan publisitas.
a. Beberapa keputusan yang berkaitan dengan periklanan adalah
pemilihan media (majalah, televisi, surat kabar), penentuan bentuk
iklan, dan beritanya.
b. Personal selling atau penjual berkaitan dengan penarikan, pemilihan,
latihan, kompensasi, dan supervisi.
c. Promosi penjualan, dilakukan dengan mengadakan suatu pameran,
peragaan, demonstrasi, dan contoh-contoh.
d. Publisitas merupakan kegiatan yang hampir sama dengan periklanan,
hanya biasanya dilakukan tanpa biaya.
E. Perilaku Konsumen
Bidang perilaku konsumen mempelajari tentang cara individu,
kelompok dan organisasi dalam memilih, membeli, memakai, serta
memanfaatkan barang, jasa, gagasan atau pengalaman dalam rangka
memuaskan kebutuhan dan hasrat mereka (Kotler, 2005: 201). Oleh karena
itu, pemahaman akan perilaku konsumen sangat penting dilakukan oleh
perusahaan untuk mencapai tujuannya, karena hal ini akan mempengaruhi
semua kebijakan yang berlaku di perusahaan tersebut, termasuk juga dalam
Menurut Swastha dan Irawan (2005: 130-131) dalam pasar industri
terdapat tiga macam situasi pembelian seperti dalam pasar konsumen, yaitu :
1. Tugas Baru
Tugas baru akan terjadi bilamana konsumen baru pertama kali
melakukan pembelian suatu produk untuk kebutuhannya. Secara relatif,
situasi pembelian yang pertama ini merupakan situasi yang paling sulit dan
kompleks dibandingkan dengan yang lain. Dalam hal ini, pembeli
memerlukan lebih banyak informasi karena baru pertama kali membeli.
Apabila informasi yang diperlukan diperoleh langsung pada penjual, maka
akan lebih mudah bagi penjual untuk mempengaruhinya.
2. Pembelian Ulang
Pembelian ulang merupakan pembelian yang pernah dilakukan oleh
pembeli terhadap suatu produk yang sama, dan akan membeli lagi untuk
kedua atau ketiga kalinya. Situasi kedua ini berada di antara situasi
pertama dan ketiga dalam hak waktu yang dibutuhkan untuk mengambil
keputusan, informasi yang diperlukan, dan berbagai alternatif yang harus
dipertimbangkan. Keputusan yang harus diambil dalam situasi kedua ini
relatife lebih mudah daripada situasi yang pertama.
3. Pembelian rutin atau terus-menerus
Pembelian rutin merupakan situasi pembelian dimana pembeli sudah
pernah berkali-kali melakukan pembelian yang sama. Dalam situasi ini,
pembeli tidak memerlukan banyak informasi dan pengambilan
ditinjau dari segi lamanya waktu yang diperlukan dalam proses pembelian,
situasi ketiga jauh pendek daripada situasi pertama.
F. Tipe Perilaku Pembelian Konsumen
Perilaku pembelian akan berbeda di antara setiap barang dan jasa.
Biasanya keputusan yang lebih rumit melibatkan banyak pelaku dan lebih
banyak kesadaran pembeli.
Menurut Kotler dan Amstrong (2003: 221-224) ada empat tipe
perilaku pembelian :
1. Perilaku Pembelian Kompleks
Konsumen berada dalam perilaku pembelian yang kompleks ketika
mereka sangat terlibat dalam pembelian dan mempunyai persepsi yang
signifikan mengenai perbedaan di antara merek. Pembelian tersebut akan
melalui proses pembelajaran, pertama mengembangkan keyakinan
mengenai produk, kemudian sikap, dan kemudian melakukan pilihan
pembelian dengan penuh pertimbangan. Pemasar produk-produk dengan
tingkat keterlibatan tinggi harus memahami perilaku konsumen dan
pengumpulan informasi dan evaluasi. Mereka perlu membantu pembeli
untuk mempelajari atribut-atribut kelas produk dan tingkat kepentingannya
serta apa yang ditawarkan oleh merek itu.
2. Perilaku Pembelian Pengurangan Disonansi
Perilaku pembelian ini terjadi ketika konsumen mempunyai
berisiko, namun melihat sedikit perbedaan antar merek. Konsumen akan
mengalami disonansi setelah pembelian ketika mereka menyadari
kekurangan tertentu dari suatu produk yang telah dibeli atau mendengar
hal yang lebih baik dari merek yang tidak dibelinya. Untuk mengatasi
disonansi ini, komunikasi pasca penjualan dari pemasar sebaiknya
memberikan bukti dan dukungan kepada konsumen agar merasa tetap
nyaman dengan pilihan merek yang telah dilakukannya.
3. Perilaku Pembelian Kebiasaan
Perilaku pembelian kebiasaan terjadi dalam kondisi dimana
konsumen mempunyai keterlibatan rendah dan tidak terdapat perbedaan
yang signifikan antar merek. Perilaku pembelian konsumen tidak melalui
jalur keyakinan sikap perilaku yang biasa. Konsumen tidak mencari
secara luas informasi merek, mengevaluasi merek, dan memutuskan secara
serius merek apa yang akan dibeli. Mereka secara pasif menerima
informasi pada saat melihat televisi atau membaca majalah.
4. Perilaku Pembelian Pencarian Variasi
Konsumen berada pada situasi perilaku pembelian pencarian variasi
ketika konsumen mempunyai keterlibatan yang rendah tetapi
mempersiapkan adanya perbedaan merek yang signifikan. Di sini
konsumen sering kali beralih merek karena variasi semata-mata dan bukan
karena ketidakpuasan. Perusahaan pesaing akan merangsang pencarian
variasi dengan menawarkan harga yang rendah, penawaran khusus, kupon,
sampel gratis, dan iklan yang memperlihatkan berbagai alasan untuk
G. Promosi dan Promotion Mix
Promosi adalah arus informasi atau persuasi satu arah yang dibuat
untuk mengarahkan seseorang atau organisasi kepada tindakan yang
menciptakan pertukaran dalam pemasaran. Selain itu promosi dapat
didefinisikan sebagai semua jenis kegiatan pemasaran yang ditujukan untuk
mendorong permintaan (Swastha dan Irawan, 2005: 349).
Tugas-tugas promosi penjualan menurut Shimp (2004: 120-126)
adalah sebagai berikut :
1. Merangsang antusiasme tenaga penjualan untuk menjual produk baru,
yang dikembangkan atau lama.
2. Memperkuat penjualan merek yang sudah lama.
3. Memfasilitasi pengenalan produk-produk baru ke dunia perdagangan
4. Menambahon-shelfdanoff-shelf spaceuntuk barang dagang.
5. Menetralisir periklanan dan promosi penjualan kompetitif
6. Memperoleh pembelian percobaan dari konsumen
7. Mempertahankan para pengguna sekarang dengan mendorong
pembelian-pembelian ulang
8. Meningkatkan penggunaan produk dengan meloading para konsumen
9. Memenangkan persaingan dengan meloading para konsumen
10. Memperkuat periklanan
Swastha dan Irawan (2005: 349) menjelaskan bahwa promotion mix
personal setting, dan alat promosi yang lain, yang semuanya direncanakan
untuk mencapai tujuan program penjualan.
Variabel-variabel yang ada dalam promotion mix (Swastha dan Irawan,
2005: 350) adalah :
1. Periklanan : bentuk presentasi dan promosi non pribadi tentang ide,
barang, dan jasa yang dibayar oleh sponsor tertentu
2. Personal setting : presentasi lisan dalam suatu percakapan dengan satu
calon pembeli atau lebih yang ditujukan untuk menciptakan penjualan
3. Publisitas : pendorongan permintaan secara non pribadi untuk suatu
produk, jasa, atau ide dengan menggunakan berita komersial di dalam
media massa dan sponsor tidak dibebani sejumlah bayaran secara
langsung.
4. Promosi penjualan : kegiatan pemasaran (selain personal selling,
periklanan, dan publisitas) yang mendorong pembelian konsumen dan
efektivitas pengecer. Kegiatan-kegiatan tersebut antara lain : peragaan,
pertunjukkan dan pameran, dan demonstrasi.
H. Pengertian Iklan
Menurut Kasali (1992: 9) iklan didefinisikan sebagai pesan yang
menawarkan suatu produk yang ditujukan kepada masyarakat lewat suatu
media. Iklan lebih diarahkan untuk membujuk orang supaya membeli. Secara
konvensional iklan berbeda dengan publisitas dalam konteks dibayar dan tidak
dikenakan pembayaran (kalaupun ada anggaran, persentasenya kecil sekali).
Iklan adalah bagian dari promosi, tetapi ada perbedaan pengertian iklan dan
promosi yaitu sasaran iklan adalah mengubah jalan pikiran konsumen untuk
membeli sedangkan sasaran promosi adalah merangsang pembelian di tempat.
Masyarakat periklanan Indonesia (dalam Kasali, 1992: 11)
mendefinisikan iklan sebagai segala bentuk pesan tentang suatu produk yang
disampaikan lewat media, ditujukan kepada sebagian atau seluruh masyarakat.
Sedangkan pengertian periklanan didefinisikan sebagai keseluruhan proses
yang meliputi penyiapan, perencanaan, pelaksanaan, dan pengawasan
penyampaian iklan.
Pengertian iklan menurut Widyatama (2005: 13) adalah bentuk
penyajian pesan yang dilakukan oleh komunikator secara non personal melalui
media untuk ditujukan kepada komunikan dengan cara membayar.
Dalam iklan mengandung enam prinsip dasar (Widyatama, 2005:
17-24) yaitu:
1. Adanya pesan tertentu
Sebuah iklan tidak akan ada tanpa adanya pesan. Pesan yang disampaikan
oleh sebuah iklan dapat berbentuk perpaduan antara pesan verbal dan
pesan non verbal.
2. Dilakukan oleh komunikator (sponsor)
Pesan iklan dibuat oleh komunikator. Komunikator dalam iklan dapat
datang dari perseorangan, kelompok masyarakat, lembaga atau organisasi,
3. Dilakukan dengan cara personal
Iklan merupakan penyampaian pesan yang dilakukan secara non personal
artinya tidak dalam bentuk tatap muka.
4. Disampaikan untuk khalayak tertentu
Iklan diciptakan oleh komunikator karena ingin ditujukan kepada khalayak
tertentu. Pesan yang disampaikan tidak dimaksudkan untuk diberikan
kepada semua orang, melainkan kelompok target audience tertentu.
Sasaran khalayak yang dipilih tersebut didasarkan pada keyakinan bahwa
pada dasarnya setiap kelompok khusus audience memiliki kesukaan,
kebutuhan, keinginan, karakteristik, dan keyakinan yang khusus.
5. Dalam penyampaian pesan tersebut, dilakukan dengan cara membayar
Dalam kegiatan periklanan, istilah membayar sekarang ini harus dimaknai
secara luas. Sebab, kata membayar tidak saja dilakukan dengan alat tukar
uang, melainkan dengan cara barter berupa ruang, waktu, dan kesempatan.
6. Penyampaian pesan tersebut, mengharapkan dampak tertentu.
Semua iklan yang dibuat oleh pengiklan dapat dipastikan memiliki tujuan
tertentu, yaitu berupa dampak tertentu di tengah khalayak. Dampak
tertentu yang diharapkan oleh pengiklan dapat berupa pengaruh ekonomis
maupun dampak sosial.
I. Tujuan Periklanan
Aspek penting dalam manajemen adalah menentukan tujuan. Tanpa
tujuan yang baik, tidak mungkin mengarahkan dan mengendalikan keputusan.
1. Sebagai alat bagi komunikasi dan koordinasi
Tujuan memberikan tuntutan bagi pihak-pihak yang terlibat, yaitu
pengiklan (klien), account executive dari pihak biro, dan tim kreatif untuk
saling berkomunikasi. Tujuan juga membantu koordinasi bagi setiap
kelompok kerja, seperti suatu tim yang terdiri dari copywriter, spesialis
radio, pembeli media, dan specialis riset.
2. Memberikan kriteria dalam pengambilan keputusan
Jika ada dua alternatif dalam kampanye iklan, salah satu daripadanya harus
dipilih. Berbeda dengan keputusan yang dilakukan berdasarkan selera
executive, mereka semua harus kembali pada tujuan dan memutuskan
mana yang lebih cocok.
3. Sebagai alat bagi evaluasi
Tujuan yang digunakan untuk melakukan evaluasi terhadap hasil suatu
kampanye periklanan. Oleh karena itu timbul kebutuhan untuk
mengkaitkan beberapa ukuran seperti pangsa pasar atau kesadaran merek
dengan tujuan kampanye periklanan. Suatu perspektif dibutuhkan untuk
menentukan tujuan suatu kegiatan dalam perusahaan. Umumnya tujuan
dalam kampanye periklanan bersumber pada tujuan di bidang pemasaran
dan tujuan di bidang pemasaran bersumber pada tujuan perusahaan secara
keseluruhan.
J. Fungsi Periklanan
Sebagai sebuah alat, sebenarnya iklan dapat berfungsi banyak hal
komunikator hendak mengarahkan pesannya. Berikut ini fungsi iklan menurut
Widyatama (2005: 151) adalah :
1. Memberikan informasi
Iklan diharapkan mampu memberikan informasi-informasi yang berharga
bagi khalayaknya. Informasi tersebut dapat berupa pengenalan adanya
produk, bagaimana cara menggunakan produk, manfaat tambahan atas
produk, perkembangan produk, dimana dan kapan produk dapat dibeli.
2. Mempersuasi khalayak
Iklan bersifat membujuk konsumen agar mengikuti apa yang disarankan
dalam isi pesan iklan. Wujud persuasi yang diperlihatkan dalam iklan
dapat berupa membujuk agar mencoba, membeli, memakai atau
mengkonsumsi, mempertahankan minat terhadap produk, beralih pada
produk tertentu, menumbuhkan keyakinan terhadap produk, memelihara
keyakinan terhadap produk, menciptakan, meningkatkan, dan
mengembangkan permintaan terhadap produk.
3. Mendidik khalayak
Iklan berfungsi mengajarkan khalayak atas suatu konstruksi tertentu.
Sesuatu yang diajarkan tersebut dapat berupa cara pemakaian, perakitan,
pemasangan, penggunaan produk dan semacamnya.
4. Memberikan hiburan pada khalayaknya.
Iklan tidak semata sebagai sebuah informasi, melainkan harus
menumbuhkan perasaan gembira bagi siapapun yang melihatnya. Dengan
pandangan mata, namun akan disikapi sebagai tontonan yang selalu
dinantikan.
K. Jenis-Jenis Iklan
Berdasarkan media yang digunakan, iklan dapat dibagi dalam beberapa
jenis (Widyatama, 2005: 76-102), yaitu sebagai berikut:
1. Iklan Cetak
Yang dimaksud iklan cetak yaitu iklan yang dibuat dan dipasang
dengan menggunakan teknik cetak, baik cetak dengan teknologi sederhana
maupun teknologi tinggi. Media yang digunakan dalam teknik cetak
tersebut sangat beragam, mulai dari kertas, pelat metal, kulit, plastik, kaca,
kain dan sebagainya. Iklan yang dibuat dengan menggunakan teknik cetak
ini, pada akhirnya lebih popular disebut dengan nama sesuai dengan
bentuk dan format media cetak. Beberapa bentuk iklan cetak yaitu: iklan
cetak surat kabar, iklan cetak majalah, tabloid, iklan cetak baliho, iklan
cetak poster, iklan spanduk, kemasan produk, stiker, balon udara dan
berbagai iklan cetak lainnya.
2. Iklan Elektronik
Disebut iklan elektronik, karena media yang digunakan sebagai
tempat dipasangnya pesan iklan adalah menggunakan media yang berbasis
perangkat elektronik. Secara lebih spesifik, iklan elektronik dapat dibagi
a. Iklan Radio
Iklan radio memiliki karakteristik yang khas, yaitu hanya dapat
didengarkan melalui audio (suara) saja. Suara dalam iklan radio yang
dimaksud dapat merupakan salah satu atau perpaduan dari kata-kata
(voice), musik dan sound effect. Iklan radio terdiri dari beberapa jenis
kategori, yaitu:
1) Ad lib
Iklan ini disampaikan oleh penyiar secara langsung berupa
siaran kata saja. Umumnya dilakukan dengan gaya penyampaian
bebas dan personal, artinya disampaikan secara live (bukan hasil
rekaman). Ad lib dilakukan oleh penyiar di sela-sela ia melakukan
siaran, baik mengantarkan acara musik, dialog dan sebagainya.
Pada umumnya,ad libdisampaikan tidak lebih dari 60 detik.
2) Spot
Iklan spot disampaikan dengan teknik perekaman
sebelumnya, sehingga membutuhkan naskah terlebih dahulu.
Dalam iklan spot radio dapat berisi perpaduan siaran kata (voice),
musik dan efek suara (sound effect). Umumnya durasi yang
digunakan untuk menyiarkan sebuah spot berkisar antara 15
sampai 60 detik.
3) Sponsor program
Sponsor program adalah pemberian waktu khusus kepada
sebuah program acara radio. Iklan ini memiliki karakter yang khas,
di mana keseluruhan sebuah acara tertentu radio tersebut seakan
dimiliki oleh sponsor, sehingga sponsor leluasa untuk
menyampaikan pesan-pesan iklannya.
b. Iklan Televisi
Sesuai dengan karakternya, iklan televisi mengandung unsur
suara, gambar, dan gerak. Oleh karena itu, pesan yang disampaikan
media ini sangat menarik perhatian.
Berdasarkan bentuknya, iklan televisi dapat dikelompokkan
dalam beberapa jenis iklan, yaitu:
1) Live action
Live action adalah video klip iklan yang melibatkan unsur
gambar, suara, dan gerak secara bersama. Gambar yang
diperlihatkan sangat beragam, meliputi cuplikan kehidupan
manusia, tempat dan segala sesuatu yang berkait dengannya, maka
pesan iklan ini terasa lebih natural. Misalnya tentang cuplikan
kejadian sehari-hari ketika pembantu mencuci pring, ibu memasak
di dapur, anak sedang sakit, dan sebagainya.
2) Animation
Animasi merupakan iklan yang dibangun berdasarkan
gambar-gambar kartun (baik dua maupun tiga dimensi) baik
gambar kartun yang digambar dengan ketrampilan tangan maupun
animasi komputer. Gambar-gambar dibuat satu persatu. Tiap satu
sedemikian rupa sehingga memberikan kesan gerak yang hidup.
Iklan bentuk animasi banyak digunakan untuk mengiklankan
produk-produk yang membidik anak-anak, mengingat kelompok
anak-anak paling suka dengan gambar animasi. Namun demikian,
bukan berarti kelompok usia lain tidak menyukai kartun.
3) Stop action
Stop action adalah iklan televisi yang berbentuk perpaduan
antara teknik live action (gambaran kehidupan masyarakat
sehari-hari) dan teknik animasi (gambar kartun), sehingga ilustrasi yang
rumit dapat digambarkan dengan baik dan menarik. Stop action
banyak digunakan untuk mengiklankan produk makanan,
minuman, obat-obatan, dan sebagainya.
4) Still
Still merupakan iklan yang disampaikan dengan cara tidak
melibatkan unsur gerak, melainkan gambar beku (diam). Agar
iklan still dapat lebih menarik perhatian, maka gambar-gambar
yang diperlihatkan dalam iklan still dikombinasikan dengan
menggunakan alunan musik dan narasi suara.
5) Musik
Iklan televisi disampaikan melalui musik sebagai media
penyampai pesan. Artinya, pesan iklan dikemas dalam sebuah
6) Superimposed
Superimposed adalah bentuk iklan televisi dalam bentuk
gambar iklan yang diperlihatkan di atas gambar lain. Dalam hal ini
ketika gambar muncul biasanya diperlihatkan di ujung layar, baik
kiri atas, kiri bawah, kanan atas, dan kanan bawah, sementara
siaran televisi tetap berlangsung. Umumnya durasi iklan
superimposed berkisar antara 5 sampai 10 detik, namun kadang
juga dapat lebih lama lagi.
7) Sponsor program
Sponsor program adalah bentuk iklan televisi di mana pihak
pengiklan atau sponsor membiayai program acara televisi tertentu
dan sebagai imbalannya ia dapat menyampaikan pesan iklan
dengan lebih mendominasi. Agar tidak membosankan, acara yang
telah dipesan tersebut dikemas dengan perpaduan berbagai acara
hiburan dan informasi yang menarik.
8) Running text
Running text adalah bentuk iklan televisi di mana pesan
diperlihatkan muncul masuk secara perlahan bergerak dari kanan
masuk pada layar lalu menghilang pada sebelah kiri layar.
Biasanyarunning text diperlihatkan di bawah layar, sehingga tidak
9) Backdrop
Backdrop adalah bentuk iklan televisi dimana pesan iklan
diperlihatkan pada latar belakang acara yang diadakan. Backdrop
dapat berupa gambarstillmaupun klip iklan.
10) Caption
Caption adalah bentuk iklan televisi yang menyerupai
superimposed. Bedanya dalam caption, pesan yang digunakan
hanya berupa tulisan saja yang muncul di layar bawah. Biasanya
untuk mendukung iklan property endorsment, misalnya untuk
menerangkan bahwa busana dan make-up yang dikenakan oleh
presenter adalah dari perusahaan tertentu.
11) Credit title
Credit title merupakan bentuk iklan televisi di mana iklan
yang diperlihatkan pada bagian akhir ketika sebuah acara sudah
selesai. Sponsor diperlihatkan bersama dengan kru teknik dan
pemain yang mendukung acara televisi tersebut.
12) Ad lib
Ad lib adalah bentuk iklan televisi di mana pesan
disampaikan dan diucapkan oleh penyiar secara langsung, baik
diantara satu acara dengan acara yang lain maupun disampaikan
oleh pembawa program acara tertentu. Tidak seperti ad lib yang
dilakukan pada media radio, ad lib iklan televisi biasanya lebih
13) Property endorsment
Iklan ini merupakan iklan yang berbentuk dukungan sponsor
yang diperlihatkan pada berbagai hal yang digunakan sebagai
kelengkapan propertysiaran maupun berbagai hal yang dikenakan
oleh artis atau penyiar. Agar keberadaan produk maupun tata rias
yang digunakan artis dapat terlihat jelas, biasanya bentuk iklan ini
di televisi dikuatkan dengan bentuk iklan lain, misalnya dengan
running text, ad lib, superimposed,maupuncaption.
14) Promo ad
Promo ad adalah iklan yang dilakukan oleh pengelola televisi
untuk mempromosikan acara-acaranya, dengan harapan pemirsa
tertarik menonton acara yang ditayangkan, sehingga program acara
tersebut mendapatkan jumlah pemirsa yang cukup banyak. Jumlah
penonton yang banyak tersebut akan menjadikan rating acara
semakin tinggi dan pada gilirannya akan mengundang minat
pengiklan untuk memasang iklan di acara tersebut.
L. Media Periklanan
Dalam mengadakan periklanan manajermen harus memilih media yang
tepat untuk digunakan. Menurut Swastha dan Irawan (1984: 253-255) ada
beberapa faktor yang mempengaruhi dalam pemilihan media yang akan
1. Tujuan Periklanan
Dari beberapa tujuan periklanan yang ada, misalnya perusahaan
mengutamakan kecepatan sampainya berita kepada masyarakat atau pasar
(dalam waktu yang relatif pendek, satu atau dua hari). Untuk mencapai
tujuan tersebut akan lebih tepat apabila perusahaan menggunakan radio
atau surat kabar sebagai media periklanannya.
2. Sirkulasi Media
Sirkulasi media yang akan dipakai harus sesuai atau seluas pola
distribusi produknya, baik distribusi secara geografis maupun distribusi
pada segmen pasar yang dituju. Apabila distribusi produknya hanya
meliputi daerah lokal saja, maka iklan yang diperlukan cukup dipasang
pada media yang memiliki sirkulasi di daerah lokal tersebut. Dari segi lain,
untuk produk-produk yang dipasarkan pada segmen pasar tertentu,
misalnya produk untuk wanita dapat diiklankan melalui majalah
kewanitaan.
3. Keperluan Berita
Ada beberapa produk yang dalam periklanannya perlu disertai
dengan gambar, tidak hanya tulisan saja. Jadi, berita yang harus
disampaikan dirangkai dengan gambar, misalnya iklan untuk mobil, almari
es, dan sebagainya. Untuk maksud tersebut dapat dipilih media-media
4. Waktu dan Lokasi Dimana Keputusan Membeli Dibuat
Faktor waktu dan tempat di mana keputusan membeli dibuat juga
memberikan pengaruh dalam pemilihan media yang akan digunakan.
Misalnya: untuk iklan film, dapat memilih surat kabar sebagai media
periklanannya. Dengan melihat iklan film di surat kabar, seseorang yang
ingin melihat film akan cepat menambah keputusan tentang film mana
yang akan dilihatnya.
5. Biaya Advertensi
Pertimbangan biaya ini dihubungkan dengan jumlah dana yang
tersedia dan sirkulasi media yang akan digunakan. Makin luas sirkulasi
media tersebut, semakin tinggi pula biaya pemasangan iklannya. Namun
tingginya biaya tersebut diimbangi dengan makin banyaknya jumlah
pembaca atau pendengar yang dapat dicapai, sehingga diharapkan jumlah
pembelinya akan semakin besar.
6. Kerjasama dan Bantuan Promosi yang Ditawarkan oleh Media
Pada umumnya manajemen lebih condong untuk memilih media
yang bersedia mengadakan kerjasama yang baik dan memberikan bantuan
promosi yang lebih besar. Kerjasama tersebut dapat dilakukan secara
terus-menerus dengan memberikan kesempatan pembayaran biaya
advertensi kepada perusahaan dalam jangka waktu yang lebih lama.
7. Karakteristik Media
Untuk mengambil keputusan tentang media yang akan dipilih,
media yang dapat menimbulkan keinginan melalui telinga, sedangkan
surat kabar merupakan media yang dapat menimbulkan keinginan melalui
mata.
M. Daya Tarik Periklanan
Menurut Carla Johnson (2004: 179-183) daya tarik periklanan dapat
dibagi menjadi dua kategori yaitu :
1. Daya tarik informasional atau rasional (penjualan agresif)
Daya tarik ini berfokus pada kebutuhan praktis dan fungsional
konsumen akan produk atau jasa dan menekankan ciri-ciri sebuah produk
atau jasa dan atau manfaat menggunakan atau memiliki merek tertentu.
Banyak motif rasional dapat digunakan sebagai basis daya tarik
periklanan, termasuk kenyamanan, kemudahan, dan ekonomi.
2. Daya tarik emosional (penjualan persuasif)
Daya tarik ini menggunakan pesan emosional dan dirancang di
sekitar citra yang diharapkan dapat menyentuh hati dan menciptakan
tanggapan berdasarkan perasaan-perasaan dan sikap-sikap. Para pengiklan
dapat menggunakan daya tarik emosional dalam berbagai cara strategi
kreatif mereka. Daya tarik humor dan seks, atau jenis-jenis daya tarik lain
yang sangat menghibur atau menggembirakan, akan mempengaruhi
emosi-emosi para konsumen dan menempatkan mereka dalam kerangka berpikir
yang menguntungkan. Daya tarik ketakutan dapat sama-sama dramatisnya
dalam mengusik emosi namun memiliki akibat berkebalikan dalam
N. Penelitian Sebelumnya
Penelitian ini terinspirasi oleh penelitian sebelumnya. Penelitian yang
dilakukan oleh Ika Ratih Utami pada tahun 2005, yang meneliti tentang
pengaruh daya tarik iklan terhadap minat beli konsumen dan perbedaan
persepsi terhadap daya tarik iklan. Dan penelitian yang dilakukan oleh Fika
Nurliana pada tahun 2008, yang meneliti tentang pengaruh daya tarik iklan
suatu produk terhadap minat beli konsumen. Dengan inspirasi tersebut peneliti
dapat membandingkan dan mengembangkan penelitian yang dilakukan.
Sehingga penelitian yang dilakukan diharapkan lebih baik dan mempunyai
pengaruh positif dan signifikan antara variabel bebas dengan variabel terikat.
O. Kerangka Penelitian
Adapun kerangka dari penelitian ini adalah :
Gambar 2.1 Kerangka Penelitian
Bentuk atau format iklan
Informasi iklan
Isi Iklan
P. Hipotesis
Hipotesis adalah pernyataan sementara atau dugaan jawaban yang paling
memungkinkan waktu masih harus dibuktikan dengan penelitian. Berdasarkan
pada rumusan masalah dan tinjauan pustaka di atas, maka penulis mengajukan
hipotesis sebagai berikut :
1. Atribut daya tarik iklan yaitu bentuk atau format iklan, informasi iklan, isi
iklan secara simultan berpengaruh positif dan signifikan terhadap minat
beli ulang konsumen.
2. Atribut daya tarik iklan yaitu bentuk atau format iklan, informasi iklan, isi
iklan secara individual berpengaruh positif dan signifikan terhadap minat
A. Jenis Penelitian
Dalam penelitian penulis akan melakukan penelitian yang berbentuk
studi kasus yaitu penelitian yang memusatkan pada suatu obyek tertentu
secara langsung pada perusahaan dan lingkungannya penelitan ini bertujuan
untuk mengumpulkan informasi dan data yang diperlukan oleh peneliti
kesimpulan yang diambil didalam studi kauss ini hanya berlaku pada obyek
yang diteliti saja, tidak berlaku pada kasus-kasus yang lain.
B. Tempat dan Waktu Penelitian
1. Tempat Penelitian : penelitian dilakukan di Universitas Sanata Dharma
Kampus Mrican.
2. Waktu Penelitian : Penelitian dilakukan pada tanggal 28 November
sampai 28 Desember 2009.
C. Subjek dan Objek Penelitian
Pengertian subjek penelitian adalah orang-orang yang dijadikan
sebagai responden, sedangkan objek penelitian adalah beberapa variabel bebas
dan variabel terikat yang akan penulis teliti.
Subjek Penelitian : Mahasiswa Universitas Sanata Dharma Yogyakarta
Kampus Mrican.
2. Objek Penelitian :
1) Variabel bebas
a. Bentuk atau format iklan
b. Informasi iklan
c. Isi iklan
2) Variabel Terikat
Minat beli ulang konsumen
D. Populasi, Sampel, Teknik Sampling
1. Populasi
Yang dimaksud dengan populasi adalah wilayah generalisasi yang
terdiri dari objek dan subjek penelitian yang mempunyai kuantitas dan
karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan
kemudian kesimpulannya (Sugiyono, 2001:72)
2. Sampel
Sampel adalah sebagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki
oleh populasi tersebut (sugiyono, 2001:73). Dalam hal ini peneliti
menggunakan 100 orang sebagai sampel.
3. Teknik Sampling
a) Accidental Sampling
Accidental sampling adalakh anggota sampel ditentukan
dengan sederhana, yaitu dengan memilih responden terdekat yang
b) Purposive Sampling
Purposive sampling adalah anggota sampel ditentukan
berdasarkan pada ciri tertentu yang dianggap mempunyai hubungan
yang erat dengan ciri populasi.
E. Variabel Penelitian
1. Variabel Bebas (Independent Variabel)
Variabel bebas adalah variabel yang tidak tergantung pada variabel
lain. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah atribut bentuk atau format
iklan, informasi, isi iklan.
2. Variabel Terikat (Dependent Variabel)
Variabel terikat adalah variabel yang tergantung pada variabel lain.
Variabel terikat dari ini adalah minat beli ulang konsumen.
F. Teknik Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data yang penulis akan laksanakan yaitu :
1. Wawancara
Metode wawancara adalah teknik pegumpulan data atau informasi dengan
cara bertanya langsung atau berkomunikasi langsung dengan responden
(Arsyad dan Suratno, 1993:92).
2. Kuesioner
Metode kuesioner adalah teknik pengumpulan data dengan memberikan
daftar pertanyaan yang telah ditentukan terlebih dahulu berdasarkan teknik
G. Teknik Pengujian Instrumen
1. Validitas
Menurut Cooper dan Emori (1995:160). Validitas adalah sejauh
mana perbedaan yang didapatkan melalui alat pengukuran mencerminkan
perbedaan yang sesungguhnya diantara responden yang diteliti.
Uji validitas dilakukan dengan mengkorelasikan skor yang diperoleh dari
masing-masing item dengan skor total. Pengukuran ini menggunakan
rumus Product Moment, yaitu :
rxy : Koefisien korelasi setiap item
x : nilai dari setiap item
y : nilai seluruh item
n : banyaknya responden
Dengan taraf signifikan (α) = 0,05, apabila r hitung > r tabel maka
kuesioner sebagai alat ukur dikatakan valid atau sahih.
2. Reliabilitas
Menurut Sekaran (2003:213) reliabilitas adalah suatu nilai yang
menunjukkan konsistensi suatu alat pengukur didalam mengukur gejala
yang sama. Untuk mengetahui hasil pengukuran yang sebenarnya,
kesalahan pengukuran juga perlu diperhitungkan. Makin kecil kesalahan
Secara rumusan matematik, dapat digambarkan dalam persamaan
x0 : angka yang diperoleh (obtained score)
xt : angka yang sebenarnya (true score)
xe : kesalahan pengukuran (measurement score)
Teknik yang digunakan dalam pengukuran reliabilitas tersebut adalah
teknik Cronbach’s Alpha yaitu dengan menggunakan koefisien alpha (α).
Rumus ini dapat ditulis sebagai berikut:
rii = reliabilitas instrument
k = banyaknya butir pertanyaan
2 i
σ = varian total
2 bσ = jumlah varian butir
H. Teknik Analisis Data
Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis
regresi berganda. Analisis regresi berganda digunakan untuk menganalisis
besarnya hubungan dan pengaruh variabel independen yang jumlahnya lebih
Bentuk persamaan regresi dengan 3 variabel independen adalah :
Y = minat beli ulang konsumen
x1 = bentuk atau format iklan
x2 = informasi iklan
x3 = isi iklan
a = nilai konstan
b = koefisien regresi
I. Uji Penyimpangan Asumsi Klasik
Menurut Algifari (2000: 85), persamaan regresi yang baik adalah
persamaan yang memenuhi asumsi-asumsi sebagai berikut yaitu tidak terjadi
multikolinearitas, tidak terjadi autokorelasi, dan tidak terjadi
heteroskedastisitas. Maka untuk itu penelitian ini akan dilihat sejauhmana
persamaan regresi tersebut memenuhi atau tidak memenuhi uji asumsi klasik
1. Uji Multikolinearitas
Uji multikolinearitas digunakan untuk mengetahui ada atau tidaknya
penyimpangan asumsi klasik multikolinearitas, yaitu adanya hubungan
linier antar variabel independent dalam model regresi. Syarat yang harus
Untuk mengetahui ada tidaknya multikolinearitas di dalam model regresi
adalah sebagai berikut :
a. Dengan membandingkan nilai koefisien determinasi (R2) regresi
auxiliary dengan nilai koefisien determinasi (R2) model regresi asli.
Jika koefisien determinasi model asli lebih besar dari koefisien
determinasi regresi auxiliary, maka tidak terdapat multikolinearitas.
2. Uji Autokorelasi
Uji autokorelasi digunakan untuk mengetahui ada atau tidaknya
penyimpangan asumsi klasik autokorelasi, yaitu korelasi yang terjadi
antara residual pada suatu pengamatan dengan pengamatan lain pada
model regresi. Syarat yang harus terpenuhi adalah tidak adanya
autokorelasi dalam model regresi. Pengujian yang digunakan adalah
dengan Uji Durbin-Watson (Uji DW) dengan ketentuan sebagai berikut:
a. Jika d lebih kecil dari dl atau lebih besar dari (4 – dl) maka hipotesis
nol ditolak, yang berarti terdapat autokorelasi.
b. Jika d terletak antara du dan (4 – du), maka hipotesis nol diterima,
yang berarti tidak ada autokorelasi.
c. Jika d terletak antara dl dan du atau diantara (4 - du) dan (4 – dl), maka
tidak menghasilkan kesimpulan yang pasti. Nilai du dan dl dapat
diperoleh dari tabel statistik Durbin-Watson yang bergantung
3. Uji Heteroskedastisitas
Uji heteroskedastisitas digunakan untuk mengetahui ada tidaknya
penyimpangan asumsi klasik heteroskedastisitas, yaitu adanya
ketidaksamaan varian dari residual untuk semua pengamatan pada model
regresi. Syarat yang harus terpenuhi dalam model regresi adalah tidak
adanya gejala heteroskedastisitas.
Ada beberapa cara untuk mengetahui ada atau tidaknya
heteroskedastisitas :
a. Melihat grafik Plot antara nilai prediksi variabel terikat (dependen)
dengan residualnya.
Dasar analisis :
1. Jika ada pola tertentu, seperti titik-titik yang ada membentuk pola
tertentu yang teratur (bergelombang, melebar kemudian
menyempit), maka mengindikasikan telah terjadi
heteroskedastisitas.
2. Jika tidak ada pola yang jelas, serta titik-titik menyebar di atas dan
di bawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi
heteroskedastisitas.
Analisis dengan grafik plots memiliki kelemahan yang sangat
signifikan, oleh karena itu diperlukan uji statistik yang lebih dapat
b. Dengan membuat variabel Ln (Logaritma Natural) pada setiap variabel
independen yang digunakan dan membuat lograitma residualnya pada
variabel dependen dan kemudian diregresikan. Apabila nilai
probabilitas t statistik variabel independen lebih besar dari alpha 5%
maka tidak terdapat heteroskedastisitas.
J. Pengujian Hipotesis pada Regresi Berganda
Pengujian hipotesis dilakukan secara bersama-sama dengan
menggunakan Uji F maupun individual dengan menggunakan Uji t.
1. Uji Keseluruhan atau Uji F
Uji ini dimaksudkan untuk melihat kemampuan menyeluruh dari
variabel bebas yaitu X1, X2,… Xk, untuk dapat atau mampu menjelaskan
tingkah laku atau keragaman variabel tidak bebas Y. Uji f juga
dimaksudkan untuk mengetahui apakah semua variabel bebas memiliki
koefisien regresi sama dengan nol.
Untuk dapat melakukan pengujian secara keseluruhan, maka ada
beberapa langkah yang diperlukan yaitu :
a. Merumuskan hipotesis.
Dalam merumuskan hipotesis ada hipotesis nol dan hipotesis alternatif.
Untuk hipotesis nol pada umumnya mengandung unsur kesamaan,
dengan nol. Dalam penelitian ini yang dimaksud hipotesis nol adalah
bila koefisien regresinya lebih kecil atau sama dengan nol. Untuk
hipotesis alternatifnya adalah koefisien regresi lebih besar dari nol.
Hipotesisnya kemudian dirumuskan sebagai berikut:
H0: b1; b2; b3≤0
H1: b1; b2; b3> 0
b. Menentukan daerah keputusan
Untuk uji ini digunakan tabel F. Untuk mencari nilai F-tabel perlu
diketahui derajat bebas pembilang pada kolom, derajat bebas penyebut
pada baris dan taraf nyata. Penelitian ini menggunakan taraf nyata 5%.
Untuk derajat pembilang digunakan nilai k-1, yaitu jumlah variabel
dikurangi 1. Untuk derajat penyebut digunakan n-k, yaitu jumlah
sampel dikurangi jumlah variabel
c. Menentukan nilai F-Hitung
Menentukan F-hitung ditentukan dengan rumus sebagai berikut:
d. Menentukan daerah keputusan
Menentukan wilayah H0dan H1, serta membandingkan dengan nilai
Bagan 3.1
Daerah Penerimaan dan Penolakan Hipotesis
e. Merumuskan Hipotesis
Jika F-hitung≥F-tabel padaα= 0.05 atau jika F-hitung padaP-value≤
0.05 maka H0ditolak dan H1diterima.
Jika F-hitung pada α = 0.05 atau jika F-Hitung pada P-value > 0.05
maka H0diterima dan H1ditolak
2. Uji Individual atau Uji t
Uji signifikansi individual adalah suatu uji untuk mengetahui
apakah suatu variabel dari X1 sampai Xk secara individual berpengaruh
nyata terhadap variabel Y. Untuk melakukan uji-t ada beberapa langkah
yang diperlukan seperti berikut ini :
a. Merumuskan hipotesis.
Dalam merumuskan hipotesis selalu ada hipotesis nol dan hipotesis
alternatif. Untuk hipotesis nol pada umumnya mengandung unsur
kesamaan, sehingga dirumuskan hipotesis nol adalah koefisiensi
regresi sama dengan nol. Dalam penelitian ini yang dimaksud hipotesis
nol adalah bila koefisien regresinya lebih kecil atau sama dengan nol.
Daerah penolakan Ho 5% taraf nyata Daerah
Untuk hipotesis alternatifnya adalah koefisien regresi lebih besar dari
nol. Hipotesisnya kemudian dirumuskan sebagai berikut :
H0: b1; b2; b3≤0
H1: b1; b2; b30
b. Menentukan daerah kritis
Daerah kritis ditentukan oleh nilai t-tabel dengan derajat bebas yaitu
n-k, dan taraf nyata.
c. Menentukan nilai t-hitung
Rumus t-hitung pada analisis regresi adalah :
Sbi bi hitung
t
Keterangan :
bi = koefisien regresi variabel i
Sbi = standar error variabel i
d. Menentukan daerah keputusan
Daerah keputusan untuk menerima H0 atau menolak H0 ditentukan
dengan derajat bebas taraf nyata.
Bagan 3.2
Daerah Penerimaan dan Penolakan Hipotesis
e. Menentukan keputusan
Jika thitungttabelpada tabel pada= 0.05 atau jika thitungpada Pvalue≤
0.05 maka Ho ditolak dan H1diterima.
Jika thitungttabelpada = 0.05 atau jika thitungpada Pvalue0.05 maka
45
A. Gambaran Umum Universitas Sanata Dharma 1. Latar Belakang Universitas Sanata Dharma
Rencana mendirikan suatu Perguruan Tinggi Keguruan lahir ketika
Prof. Moh. Yamin, SH menjabat sebagai Menteri Pendidikan, Pengajaran
dan Kebudayaan Republik Indonesia. Pada waktu itu, Pendidikan khusus
guru-guru SMTP / SMU dilaksanakan oleh kursus BI / BII yang didirikan
di berbagai Indonesia. Tetapi sebaliknya, pendidikan yang amat penting itu
diangkat ke taraf keguruan universitas dengan mempertahankan arah dan
tujuannya sendiri, yaitu keguruan di sekolah menengah.
Hal tersebut disambut baik oleh para Imam Katolik, terutama Ordo
Societs Jesus (Serikat Yesus yang lazim disingkat SJ). Waktu itu Ordo ini
telah membuka kursus-kursus BI, antara lain BI Mendidik (Yayasan De
Britto) di Yogyakarta yang dikelola oleh Pater H. Loeff, S.J. dan BI
Bahasa Inggris (Yayasan Loyola) di Semarang yang dikelola oleh Pater W.
J. Van Der Meulen, S. J dan Pater H. Bastiaanse, S.J. Dengan dukungan
dari Congregatio de Propaganda Fide, selanjutnya Pater Kester yang
waktu itu menjabat sebagai Superior Misionaris Serikat Yesus
menggabungkan kursus-kursus ini menjadi sebuah perguruan tinggi dan
lahirlah PTPG Sanata Dharma pada tanggal 20 Oktober 1955 dan
Pada awalnya PTPG Sanata Dharma mempunyai 4 jurusan, yaitu
(1) Bahasa Inggris, (2) Sejarah, (3) IPA, dan (4) Ilmu Mendidik.
Sedangkan nama Sanata Dharma sendiri diciptakan oleh Pater K.
Loyymans, S.J., Pejabat dan Departemen PP dan K di Kawil (Kantor Wali
gereja Indonesia). Aslinya Sanata Dharma dibaca Sanyata Dharma. Nyata
Dharma artinya kebaktian yang sebenarnya atau pelayanan yang nyata.
Kebaktian itu ditujukan kepada tanah air, Bangsa dan Gereja (Pro Patria et
Eclessia). Selanjutnya pembesar misi Societes Jesus menunjuk Pater
Prof.Dr. Nicolaus Driyarkarya, S.J., menjadi dekan PTPG Sanata Dharma
sedangkan Wakil Dekan dipercayakan kepada Pater H. Loeff, S.J
2. Perkembangan Selanjutnya
a. FKIP Sanata Dharma (1958 – 1965)
Untuk menyesuaikan diri dengan ketentuan pemerintah, dalam hal
ini Kementerian Pendidikan, Pengajaran, dan Kebudayaan tentang
perubahan PTPG menjadi FKIP, maka PTPG Sanata Dharma pada
bulan November 1958 berubah menjadi FKIP (Fakultas Keguruan
Ilmu Pendidikan) Sanata Dharma dan merupakan bagian dari
Universitas Katolik Indonesia cabang Yogyakarta. Pada masa FKIP
ini, Sanata Dharma berhasil memperoleh status “disamakan” dengan
negeri berdasarkan SK Menteri PTIP No.1 / 1961 pada tanggal 6 Mei
1961 jo No. 77 / 1962 tanggal 11 Juli 1962. Walaupun bagian dari
Universitas Katolik Indonesia secara de facto FKIP Sanata Dharma
b. IKIP Sanata Dharma (1965-1993)
Untuk mengatasi kerancuan antara menjadi bagian dari Universitas
Katolik Indonesia cabang Yogyakarta dengan kemandirian FKIP
Sanata Dharma sebagai sebuah institusi pendidikan, FKIP Sanata
Dharma berubah menjadi IKIP Sanata Dharma berdasarkan SK
Menteri PTIP No. 237 / B / - Swt / U / 1965. Surat keputusan ini
berlaku mulai tanggal 1 September 1965.
Selain melaksanakan Program S1 (sebelumnya Sarjana Muda dan
Sarjana), IKIP Sanata Dharma juga dipercaya pemerintah untuk
mengelola Program Diploma I, II, dan III untuk jurusan Matematka,
Fisika, Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris, IPS, dan PMP. Berbagai
program Diploma ini ditutup pada tahun 1990 dan selanjutnya dibuka
Program Diploma II PGSD (Pendidikan Guru Sekolah Dasar).
c. Universitas Sanata Dharma (1993 – sekarang)
Akhirnya untuk menyesuaikan diri dengan tuntutan dan kebutuhan
masyarakat serta kemajuan zaman, tanggal 20 April 1993 sesuai
dengan SK Mendikbud No. 46 / D / O / 1993, IKIP Sanata Dharma
dikembangkan menjadi Universitas Sanata Dharma atau lebih dikenal
dengan nama USD. Dengan perkembangan ini Universitas Sanata
Dharma diharapkan tetap dapat memajukan sistem pendidikan guru
sekaligus berpartisipasi dalam memperluas wawasan ilmu pengetahuan
dan teknologi. Setelah berkembang menjadi universitas, Sanata
Di samping tetap mempertahankan pendidikan guru dengan tetap
membuka FKIP (Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan), Sanata
Dharma membuka beberapa fakultas baru. Universitas Sanata Dharma
Sekarang memiliki 8 Fakultas dengan 25 Program Studi, 3 Program
Pasca Sarjana, 1 Program Profesi, dan 3 Program Khusus Bersertifikat.
Sekarang ini banyak hal berkembang di Universitas Sanata
Dharma. Perkembangannya meliputi berbagai aspek, baik sarana fisik
(gedung, laboratorium, perpustakaan, dan fasilitas fisik lainnya),
administrasi (sistem informasi, manajemen, biro/lembaga/pusat/serta
unit pendukung), peningkatan mutu akademik, penelitian, pengajaran,
serta pengabdian pada masyarakat.
3. Tujuan Universitas Sanata Dharma
Pendidikan di Universitas Sanata Dharma bertujuan membantu
mencerdaskan putra-putri bangsa dengan memadukan keunggulan
akademik dan nilai-nilai humanistik yang berlandaskan nilai-nilai Kristiani
yang universal dan cita-cita kemanusiaan sebagaimana terkandung dalam
Pancasila, sehingga memiliki kemampuan akademik sesuai dengan bidang
studinya dan integritas kepribadian yang tinggi.
4. Fakultas dan Program Studi
Berikut ini Fakultas dan Program Studi yang ada di Universitas
a. Fakultas Keguruan dan Ilmu pendidikan (FKIP)
Program studinya adalah Pendidikan Bahasa Inggris, Pendidikan
Bahasa Sastra Indonesia dan Daerah, Pendidikan Ekonomi, Pendidikan
Akuntansi, Pendidikan Sejarah, Pendidikan Fisika, Pendidikan
Matematika, Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Pendidikan Agama
Katolik, dan Bimbingan dan Konseling.
b. Fakultas Sastra
Program Studinya adalah Sastra Inggris, Sastra Indonesia, dan Ilmu
Sejarah.
c. Fakultas Ekonomi
Program Studinya adalah Akuntansi dan Manajemen.
d. Fakultas Sains dan Teknologi
Program Studinya adalah Fisika, Matematika, Ilmu Komputer, Teknik
Mesin, Teknik Elektro, Teknik Informatika, dan Mekatronika.
e. Fakultas Psikologi
Program Studinya adalah Psikologi
f. Fakultas Farmasi
Program Studinya adalah Farmasi dan Profesi Apoteker
g. Fakultas Teologi
Program Studinya adalah Teologi
h. Fakultas Pasca Sarjana
Program Pasca Sarjana yang ada di Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta adalah Teologi, Ilmu Religi, dan Budaya Kajian Bahasa
5. Visi dan Misi Universitas Sanata Dharma
a. Visi
Universitas Sanata Dharma didirikan oleh Ordo Serikat Yesus
(S.J) provinsi Indonesia bersama para imam dan awam katolik untuk
berpartisipasi dalam usaha melindungi dan meningkatkan martabat
manusia melalui perpaduan keunggulan akademik dan nilai-nilai
kemanusiaan.
1. Universitas Sanata Dharma terdorong untuk terus mencari,
menemukan dan mengungkapkan kebenaran secara objektif dengan
kebebasannya. Hal itu didasari pada pengakuan akan kebaikan
hakiki dunia sebagai ciptaan Allah yang harus dipelajari, diselidiki,
dan direnungkan maknanya serta dibangun dan dilestarikan demi
kesejahteraan umat manusia dan kemuliaan Allah yang lebih
besar.
2. Menyadari peran penting generasi muda dalam mewujudkan masa
depan bangsa Indonesia, Universitas Sanata Dharma merasa
terpanggil untuk memberikan sumbangan positif kepada usaha
bersama dalam pengembangan pikiran, hati, dan kehendak kaum
muda dengan maksud membangkitkan potensi mereka untuk secara
aktif dan kreatif ikut membangun masyarakat pluralistik yang adil,
demokratis, dan sejahtera.
3. Usaha pengembangan itu didasarkan pada nilai kebangsaan dan