• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN I.1. Uraian - Analisis Kinerja Simpang Bersinyal (Studi Kasus : Jalan Gajah Mada – Jalan K.H. Wahid Hasyim

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN I.1. Uraian - Analisis Kinerja Simpang Bersinyal (Studi Kasus : Jalan Gajah Mada – Jalan K.H. Wahid Hasyim"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I PENDAHULUAN I.1. Uraian

Permasalahan transportasi berupa kemacetan, tundaan, serta polusi suara dan udara yang sering kita jumpai setiap hari di beberapa kota besar di Indonesia ada yang sudah berada pada tahap yang sangat kritis. Kota yang berpenduduk dari 1-2 juta jiwa pasti mempunyai permasalahan transportasi. Pada akhir tahun 2012, diperkirakan hampir semua ibukota propinsi dan beberapa ibukota kabupaten akan berpenduduk di atas 1-2 juta jiwa sehingga permasalahan transportasi tidak bisa dihindarkan (Ofyar.Z.Tamin, 2003). Dengan semakin bertambahnya penduduk akan mengacu pada aktifitas penduduk. Sarana dan prasarana transportasi akan sangat dibutuhkan untuk mengimbangi aktifitas penduduk. Jalan raya merupakan salah satu prasarana transportasi darat yang dimaksudkan untuk menunjang pertumbuhan dan hubungan ekonomi, pendidikan, sosial budaya antar daerah.

(2)

aktifitas yang dimaksudkan tidak dapat dijalankan atau tidak dapat secara sempurna dijalankan. Dengan demikian jelaslah bahwa transportasi itu bukan merupakan tujuan tetapi alat untuk mencapai tujuan.

Jalan raya mempunyai peranan yang sangat penting dalam kelancaran jasa distribusi serta arus transportasi jasa dan barang dalam pembangunan nasional Indonesia. Kelancaran lalu lintas ditandai dengan waktu tempuh yang pendek dan kecepatan yang tinggi sesuai dengan klasifikasi jalalnnya. Oleh karena itu, penanganan jalan pada umumnya bertujuan untuk mencapai kondisi seperti diatas dengan mengurangi tingkat kemacetan dan kecelakaan di jalan raya sehingga dapat waktu tempuh yang rendah dan tentunya biaya transportasi yang rendah pula.

Kota Medan sebagai kota yang dinamis yang mengalami perkembangan dan pertambahan penduduk yang pesat, yang akan memicu peningkatan aktifitas penduduk itu sendiri. Aktifitas penduduk perkotaan terjadi akibat adanya kawasan penarik dan kawasan bangkitan yang meningkatnya tuntutan lalu lintas (traffic demand). Peningkatan tuntutan lalu lintas akan menambah masalah kemacetan lalu lintas pada ruas jalan dan persilangan jalan, termasuk pada simpang bersinyal. Didalam jaringan transportasi, persimpangan merupakan titik rawan akan terjadinya kemacetan lalu lintas oleh adanya konflik – konflik pergerakan arus, sehingga perlu dilakukan berbagai upaya untuk memaksimalkan kapasitas dan kinerjanya dengan tetap memperhatikan keselamatan para pengendara dan pejalan kaki.

(3)

dengan peningkatan jumlah arus lalu lintas dapat mengakibatkan kemacetan lalu lintas yang sering terjadi pada persimpangan.

Untuk mengurangi konflik dipersimpangan telah dilakukan berbagai upaya seperti pemasangan rambu – rambu jalan, menempatkan beberapa petugas kepolisian, membatasi pergerakan kendaraan. Namun pada kondisi arus yang meningkat sedemikian besar, upaya tersebut tidak bisa lagi dipertahankan, tetapi harus dilakukan upaya lain yaitu pemasangan lampu lalu lintas. Keuntungan secara optimal hanya dapat dihasilkan, jika lampu lalu lintas dipasang pada lokasi yang tepat, terdapat peraturan yang mendukung operasi, dan dioperasikan mengikuti kaidah efisiensi ( Farida Juwita, ST, MT, 2011). Pengaturan lampu lalu lintas yang kurang tepat dapat mengganggu kelancaran sistem lalu lintas secara keseluruhan seperti bertumpuknya kendaraan pada satu atau beberapa ruas jalan.

Berdasarkan hal-hal diatas, tulisan ini diangkat dalam tugas akhir (TA) dengan judul: “ANALISIS KINERJA SIMPANG BERSINYAL (Studi Kasus: Jalan K. H Wahid Hashyim-Jalan Gajah Mada)”.

I.2. Latar Belakang

Kota

Medan yang merupakan salah satu kota besar yang sedang

(4)

persimpangan yang menanggung volume kendaraan yang besar tidak dapat dikendalikan secara aman dan memuaskan tanpa lampu lalu lintas.

Jalan merupakan suatu sarana transportasi yang sangat penting karena dengan menjamin agar jalan dapat memberikan pelayanan sebagaimana yang diharapkan maka selalu diusahakan peningkatan-peningkatan jalan itu. Dengan bertambahnya jumlah kendaraan bermotor, hal ini menyebabkan meningkatnya jumlah arus lalu lintas dengan kemampuan jalan yang terbatas.

Persimpangan merupakan bagian yang sangat penting dalam suatu jaringan jalan. Hal ini berhubungan dengan pengaruhnya terhadap pergerakan dan keselamatan bagi pengguna jalan. Penempatan persimpangan ditentukan oleh lokasi, perencanaan, peranan persimpangan dengan pengaturan dan kontrol pergerakan arus lalu lintas. Persimpangan juga merupakan titik konflik pergerakan lalu lintas terbanyak pada persimpangan yang sering menimbulkan berbagai hambatan-habatan lalu lintas. Hambatan-hambatan tersebut timbul akibat persimpangan adalah tempat bertemunya kendaraan-kendaraan dari berbagai arah dan merupakan tempat bagi kendaraan yang merubah arah.

Sebagian besar hambatan kelancaran lalu lintas terjadi di jalan perkotaan yang disebabkan oleh tingkat kinerja persimpangan yang kurang memadai. Persimpangan merupakan bagian terpenting dari jaringan jalan perkotaan sebab kelancaran, keamanan, kecepatan efisiensi, biaya operasi dan kapasitas lalu lintas sangat tergantung pada perencanaan persimpangan.

(5)

yang lain bergerak. Sehingga, pengemudi tidak ragu-ragu dalam mengambil keputusan.

Dari masalah tersebut terlihat betapa pentingnya pengaturan waktu siklus lampu lalu lintas yang tepat guna menghasilkan kinerja simpang yang optimum.

Kemacetan yang terjadi di simpang Jalan Gajah Mada - Jalan K. H Wahid Hasyim adalah akibat tidak teraturnya kendaraan yang melintas pada persimpangan. Persimpangan ini menggunakan persimpangan 2 fase. Penulis merasa tertarik melakukan analisa terhadap persimpangan ini dimana banyaknya kendaraan yang belok kanan pada saat terjadi lampu hijau.

I.3. Pemasalahan

Permasalahan yang sering terjadi pada persimpangan Jalan Gajah Mada - Jalan K. H Wahid Hasyim adalah:

1. Besarnya kendaraan yang melakukan belok kanan pada persimpangan tersebut, dengan adanya rute angkutan umum (KPUM 52 dan KPUM 64) yang datang arah Jalan Gajah Mada menuju Jalan K H Wahid Hasyim yang mengakibatkan terjadinya konflik lalu lintas..

2. Sering terjadi kemacetan saat jam sibuk.

I.4. Tujuan

(6)

tingkat pelayanan simpang dengan menggunakan pendekatan MJKI 1997 dan HCM 2000.

I.5. Pembatasan Masalah

Seperti pada lazimnya penulisan karya ilmiah perlu diadakan pembatasan masalah atau ruang lingkup yang akan dibahas dalam masalah ini. Kesemuanya ini untuk menjaga agar tidak terjadi penyimpangan dari materi pokok permasalahan yang dibahas. Maka dalam hal ini penulis membatasi penelitian ini meliputi:

1. Lokasi penelitian yang ditetapkan adalah pertemuan simpang Jalan Gajah Mada dengan Jalan K H Wahid Hasyim.

2. Data yang diperoleh langsung melalui survei yang di lakukan di lokasi penelitian.

3. Survei dilakukan selama 4 hari yaitu mewakili hari kerja pengambilan datanya dilakukan pada hari senin, hari rabu dan hari jum’at, serta mewakili hari libur pengambilan datanya dilakukan pada hari sabtu. 4. Analisis data untuk mengevaluasi kinerja simpang menggunakan

pendekatan MKJI (1997), dan HCM 2000.

I.6. Metologi Penelitian

I.6.1. Metode Pengambilan Data

(7)

pengambilan data inventaris persimpangan dilakukan dengan pengamatan dan pengukuran fisik jalan seperti geometrik, lingkungan, perlengkapan, rambu lalu lintas.

I.6.2. Prosedur Pengambilan Data

I.6.2.1. Data Volume Lalu Lintas Persimpangan

Pencatatan kendaraan yang melalui persimpangan dilakukan selama 6 jam/hari pada jam-jam puncak. Adapun jam-jam puncak ini adalah:

• Pagi hari, dari pukul 07.00-09.00 • Siang hari, dari pukul 11.00-13.00

• Sore hari, dari pukul 16.00-18.00

Secara umum waktu survei yang dipilih tidak boleh hari libur umum yang akan mempengaruhi volume lalu lintas setempat.

(8)

I.6.2.2. Data Geometrik dan Inventaris Jalan

Data geometrik yang dibutuhkan seperti: tipe lokasi, jumlah lajur, lebar jalan, grade, keberadaan jalur belok kiri khusus dan belok kanan khusus, dimensi persimpangan.

Data geometrik dan inventaris jalan diperoleh dengan menggunakan metode: 1. Pengamatan untuk melihat ada tidaknya perlengkapan jalan seperti:

median, zebra cross, garis henti dan lain lain.

2. Mengukur jarak (dalam satuan meter) dengan menggunakan meteran yaitu lebar jalan dan lebar pendekat.

Data-data ini juga dilengkapi dengan sket situasi (lay out) pada lokasi persimpangan yang dimaksud.

I.6.2.3. Data Sekunder

Data-data sekunder didapatkan dari lembaga-lembaga atau instansi pemerintah yang diperlukan seperti jumlah data kependudukan kota Medan.

I.6.3. Analisis Data

I.6.3.1. Volume lalu lintas persimpangan

(9)

penumpang adalah satuan arus lalu lintas yang diubah menjadi kendaraan ringan dengan menggunakan faktor emp.

I.6.3.2. Prosedur Perhitungan

Prosedur yang digunakan untuk perhitungan waktu sinyal, kapasitas dan tingkat kinerja persimpangan sesuai dengan Manual Kapasitas Jalan Indonesia (MKJI) 1997 dapat dilihat dalam urutan berikut:

Langkah A: Data masukan

A-1: geometrik, pengaturan lalu lintas dan kondisi lingkungan. A-2: kondisi arus lalu lintas.

Langkah B: Penggunaan sinyal B-1: fase sinyal

B-2: waktu antar hijau dan waktu antar hilang. Langkah C: Penentuan waktu sinyal

C-1: tipe pendekat

C-2: lebar pendekat efektif C-3: arus jenuh dasar

C-4: faktor-faktor penyesuaian C-5: rasio arus/ arus jenuh

C-6: waktu siklus dan waktu hijau Langkah D: Kapasitas

D-1: kapasitas

(10)

E-1: persiapan E-2: panjang antrian E-3: kendaraan terhenti E-4: tundaan

I.7. Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan digunakan untuk memperjelas alur pengerjaan penulisan. Sistematika penulisan tugas akhir ini adalah sebagai berikut:

I.7.1. Bab. I Pendahuluan

Bab ini menguraikan latar belakang, tujuan, pembatasan masalah, metodologi pengumpulan data dan analisis, serta sistematika penulisan, yang akan dipakai dalam penulisan ini.

I.7.2. Bab. II Tinjauan Pustaka

Merupakan kajian literatur serta hasil studi yang relevan dengan penelitian yang dilakukan. Dalam hal ini diuraikan pengertian dari simpang, jenis persimpangan, kriteria dalam perencanaan persimpangan dan lain-lain.

I.7.3. Bab. III Metodologi Penelitian

Bab ini membahas tentang tahapan penelitian yang menyangkut lokasi penelitian, pengumpulan, baik data sekunder maupun observasi lapangan, penyajian data dan penggunaan metode yang dipakai untuk menganalisis data.

I.7.4. Bab. IV Pengumpulan dan Pengolahan Data

(11)

I.7.5. Bab V Kesimpulan dan Saran

Referensi

Dokumen terkait

Peneliti menganggap bahwa intervensi yang tepat untuk mengatasi permasalahan di atas adalah dengan memberikan pelatihan kualitas relasi antara atasan dengan bawahan

b) Penelitian dilakukan oleh Pegawai Pencatat Perkawinan setelah menerima pemberitahuan tersebut dan dalam melakukan penelitian tersebut harus bertindak aktif. c)

Salah satu cara untuk membantu agar pendidik dapat menjelaskan materi ajar, meningkatkan minat peserta didik dalam belajar serta meningkatkan daya ingat

Pengukuran Kinerja Organisasi Sektor Publik dalam Perspektif Value for Money pada Inspektorat Kabupaten Bangka.. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kinerja

Surat Perintah Pencairan Dana, yang selanjutnya disingkat SP2D, adalah surat perintah yang diterbitkan oleh KPPN selaku Kuasa Bendahara Umum Negara untuk

Rencana aksi Penguatan SIDa merupakan wujud implementasi strategi Penguatan SIDa dalam jangka waktu tertentu yang mencakup berbagai arah kebijakan, fokus, program prioritas,

Tujuan penelitian ini dirancang untuk: (1) mengembangkan media pembelajaran Audio Visual berbasis Animation pada mata pelajaran Matematika materi bangun ruang, (2)

Untuk mencapai tujuan dari penulisan tugas akhir ini, penulis mengambil beberapa konsep dasar yang akan menjadi landasan teori dalam penulisan tugas akhir ini,