PERANCANGAN APARTEMEN DI KAWASAN
TRANSIT ORIENTED DEVELOPMENT (TOD)
BINJAI
LAPORAN AKHIR SKRIPSI
RTA 4231 - STUDIO PERANCANGAN ARSITEKTUR 6 SEMESTER B TAHUN AJARAN 2014 / 2015
OLEH:
CHATERINE TINAMBUNAN 110406073
DEPARTEMEN ARSITEKTUR FAKULTAS TEKNIK
PERANCANGAN APARTEMEN DI KAWASAN
TRANSIT ORIENTED DEVELOPMENT (TOD)
BINJAI
LAPORAN AKHIR SKRIPSI
RTA 4231 - STUDIO PERANCANGAN ARSITEKTUR 6 SEMESTER B TAHUN AJARAN 2014 / 2015
OLEH :
CHATERINE TINAMBUNAN 110406073
DEPARTEMEN ARSITEKTUR FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN
PERANCANGAN APARTEMEN DI KAWASAN
TRANSIT ORIENTED DEVELOPMENT (TOD)
BINJAI
LAPORAN AKHIR SKRIPSI
Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Teknik Dalam Departemen Arsitektur
Pada Fakultas Teknik Universitas Sumatera Utara
Oleh :
CHATERINE TINAMBUNAN 110406073
DEPARTEMEN ARSITEKTUR FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN
2015
PERNYATAAN
PERANCANGAN APARTEMEN DI KAWASAN
TRANSIT ORIENTED DEVELOPMENT (TOD) BINJAI
SKRIPSI
Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam skripsi ini tidak terdapat karya yang
pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu perguruan tinggi,
dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yan
pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali secara tertulis diacu dalam
naskah ini dan disebutkan dalam daftar pustaka.
Medan, Juli 2015
(Chaterine Tinambunan)
Judul Skripsi :PERANCANGAN APARTEMEN DI
KAWASAN TRANSIT ORIENTED
DEVELOPMENT (TOD) BINJAI
Nama Mahasiswa : Chaterine Tinambunan
Nomor Pokok : 110406073
Program Studi : Arsitektur
Menyetujui
Dosen Pembimbing
Dr. Achmad Delianur Nasution S.T, M.T.,IAI NIP. 197308281999031002
Ketua Program Studi, Koordinator Skripsi,
Ir. Vinky Rahman, M.T. Ir. Vinky Rahman, M.T. NIP. 196606221997021001 NIP. 196606221997021001
Tanggal Lulus: Juli 2015
Tanggal Lulus : Juli 2015
Telah diuji pada
Tanggal: 24 Juli 2015
Panitia Penguji Skripsi
Ketua Komisi Penguji : Dr. Achmad Delianur Nasution, S.T, M.T,IAI
Anggota Komisi Penguji : 1. Beny O.Y Marpaung, ST, MT, PhD
SURAT HASIL PENILAIAN PROYEK TUGAS AKHIR (SHP2A)
Nama : Chaterine Tinambunan
NIM : 110406073
Judul Proyek Tugas Akhir : Perancangan Apartemen di Kawasan Transit Oriented Development (TOD) Binjai
Rekapitulasi Nilai :
A
B+
B
C
C+
D
E
Dengan ini mahasiswa yang bersangkutan dinyatakan :
No. Status
3. Perbaikan Tanpa Sidang
i
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur buat Tuhan Yesus Kristus. Atas kemurahan-Nya
lah saya dapat menyelesaikan segala keseluruhan dari proses penyusunan
Laporan Tugas Akhir ini yang mana sebagai salah satu syarat untuk memperoleh
gelar Sarjana Teknik Arsitektur di Departemen Arsitektur, Universitas Sumatera
Utara, yang merupakan kampus tercinta.
Tugas Akhir ini diproses dengan penuh duka dan suka cita yang tidak
bisa dilalui tanpa dukunga, doa, semangat, dan perhatian yang tiada berhenti
mengalir dari kedua orang tua, kedua saudaraku, teman-teman, dan semua orang
yang terlibat dalam proses pengerjaan Tugas Akhir ini.
Pada kesempatan ini, dengan segala kerendahan dan kedalaman hati,
saya menyampaikan rasa hormat sebesar-besarnya kepada Dosen Pembimbing
Tugas Akhir, Bapak DR. Achmad Delianur Nasution, S.T,M.T, yang mana atas
kesediaannya untuk terus membantu, mendorong, memotivasi, pengarahan serta
waktu yang terus diberikan kepada saya sehingga saya dapat menyelesaikan
Studio Perancangan Arsitektur 6 ini. Tidak lupa saya ucapkan banyak terima
kasih kepada para penguji bapak Hajar Suwantoro S.T, M.T dan ibu Beny O.Y
Marpaung S.T, M.T. yang memberikan komentar dan kritikan dengan tujuan
untuk membangun tugas akhir ini semakin baik.
Kepada kedua sosok yang saya banggakan, Bapak saya tercinta
Samuel Tinambunan yang selalu menemani saya begadang dan ikut
tiap membuat tugas maket dan Mama tercinta, Sonta Siahaan yang
selalu menguatkan saya bertahan untuk mengerjakan tugas. Doa dan
dukungan kalian membuat saya kuat.
Kepada abang dan adik saya, Andreas Martin untuk nasihat yang
tiada henti dan Yan Peterson untuk kekuatannya sebagai
ii
Untuk para sahabat-sahabat seperjuanganku dari semester 1, Trya,
Risma, Hana, Ruth, Christy, Grace yang telah ikut mengukir mimpi
dalam menjalani hidup sebagai mahasiswa arsitektur dengan segala
humor yang tak pernah terpikirkan. Semoga kita terus sukses...!
Untuk teman-temanku tercinta Devi dan Nindya yang terus
mendukung dan menyemangatiku terimakasih sobat !
Teman-teman inspiratif yang sudah saya anggap sebagai “abang”
Robert, Dana Gunario, Joshua, dan Bepe. Terimakasih buat
pelajarannya dan terimakasih buat kecerewetan kalian.
Terimakasih buat stambuk 2011 yang menjadi keluarga di kehidupan perkuliahan saya terutama kelompok PA6. Kalian orang-orang hebat
dengan imajinasi hebat dan selera humor yang luar biasa hebatnya
Terimakasih buat Khataiia-ku, Winda, Widya, Angel, Nora, Mutik,
Maria, dan Vhani yang terus mendukung dan mendoakanku teman
seperjuangan dalam iman. Aku sudah diakhir. Terimakasih
mendengarkan curhatku di dunia perarsitekturan yang sebenarnya
kalian pun tidak mengerti.
Dan tidak lupa juga terimakasih kepada semua jenis minuman
caffein, tempat makan yang diambil arus listriknya, serta EXO dan
Brown Eyed Soul yang lagu-lagunya mengalun terus di laptop.
Untuk adik-adik junior 2012, 2013, dan 2014 semoga kalian akan
menjadi stambuk pionir selanjutnya.
Medan, Juli 2015
Penulis
iii
1.2. Maksud dan Tujuan ... 2
1.3. Rumusan Masalah ... 3
1.4. Lingkup / Batasan Proyek ... 3
1.5. Pendekatan Perancangan ... 4
1.6. Kerangka Berfikir ... 4
1.7. Sistematika Laporan ... 6
BAB II STUDI LITERATUR ... 7
2.1. Pengertian dan Penjelasan Singkat Proyek ... 7
2.1.1. Mebidangro sebagai perwujudan TOD di Indonesia ... 8
2.2. Pengertian Apartemen ... 10
2.3. Prinsip-Prinsip Hemat Energi Pada Bangunan ... 13
2.4. Studi Banding Apartemen ... 14
2.4.1. Pinnacle @ Duxton ... 14
2.4.2. Goodwood Residence Apartment ... 17
BAB III ANALISA DAN KONSEP PERANCANGAN ... 19
3.1. Deskripsi Umum Proyek Apartemen Mixed-Use ... 19
3.2. Analisa ... 20
3.2.1. Analisa Lokasi ... 20
3.2.2. Analisa Tapak ... 21
3.2.3. Analisa Pengguna Ruang ... 24
3.2.4. Analisa Kebutuhan Ruang ... 25
iv
3.3.1. Konsep Perencanaan dan Perancangan Tapak ... 28
3.3.2. Konsep Massa Bangunan ... 29
3.3.3. Konsep Fasad Bangunan ... 30
3.3.4. Program Ruang ... 31
3.3.5. Konsep Unit Hunian ... 37
3.3.6. Konsep Penerapan Sustainability Energi pada Bangunan .. 39
3.3.7. Konsep Sistem Struktur ... 41
3.3.8. Konsep Sistem Mekanikal dan Elektrikal ... 42
BAB IV HASIL RANCANGAN ... 44
4.1. Masterplan TOD dan Ground Plan Apartemen ... 44
4.2. Denah Apartemen ... 45
4.3. Tampak Apartemen ... 48
4.4. Potongan Apartemen ... 49
4.5. Rencana Pembalokan dan Pondasi Apartemen ... 50
4.6. Sistem Mekanikal dan Elektrikal ... 51
4.7. Eksterior Apartemen ... 52
4.8. Interior Apartemen ... 54
BAB V KESIMPULAN ... 57
v
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. 1. Diagram Kerangka Berfikir ... Error! Bookmark not defined.
Gambar 2. 1. Massa Apartemen Pinnacle yang Berbentuk Kurva ...15
Gambar 2. 2. Ruang Komunal pada Lantai Dasar ...16
Gambar 2. 3. Fasade Bangunan yang Menunjukkan Konstruksi Modular ...16
Gambar 2. 4. Sunscreen yang Menjadi Ciri Khas Apartemen ...17
Gambar 2. 5. Pondok-pondok di Tengah Apartemen ...18
Gambar 3. 1. Lokasi Site pada Master Plan TOD di Binjai ...20
Gambar 3. 2. Jalur Sirkulasi pada Site ...21
Gambar 3. 3. Lokasi Site ...22
Gambar 3. 4. Titik sumber kebisingan yang ada pada site...23
Gambar 3. 5. Jalur Pedestrian ...24
Gambar 3. 6. Konsep Jalur Masuk dan Keluar Apartemen...28
Gambar 3. 6. Konsep Bentukan Massa ...29
Gambar 3. 8. Konsep fasad yang diadaptasi dari bentukan massa...30
Gambar 3. 9. Perencanaan konsep fasade pada apartemen ...31
Gambar 3. 10. Gambar denah unit apartemen...38
Gambar 3. 11. Diagram Penyaluran Energi Matahari oleh Solar panel ...39
Gambar 3. 12. Diagram Penyaluran Harvest Rainwater ...41
Gambar 4. 1. Masterplan dan Groundplan Apartemen ...44
Gambar 4. 2. Denah Lantai Basement Apartemen ...45
Gambar 4. 2. Denah Lantai Dasar Apartemen ...45
Gambar 4. 4. Denah Lantai Tipikal Hunian Apartemen ...46
Gambar 4. 5. Denah Lantai 5 dan 6 Hunian Apartemen ...47
Gambar 4. 6. Denah Lantai Atap Apartemen ...47
Gambar 4. 7. Tampak Utara dan Selatan Apartemen...48
Gambar 4. 8. Tampak Timur dan Barat Apartemen...49
Gambar 4. 9. Potongan Apartemen ...49
Gambar 4. 10. Rencana Pembalokan dan Pondasi Apartemen ...50
Gambar 4. 11. Rencana Sistem Mekanikal dan Elektrikal Apartemen ...51
Gambar 4. 12. Tampak Apartemen dari Jalan Ikan Paus ...52
Gambar 4. 13. Tampak Apartemen dari Jalan Lintas Medan-Aceh ...53
Gambar 4. 14. Aksonometri Apartemen ...53
Gambar 4. 14. Tampak Barat pada Apartemen ...53
Gambar 4. 16. Apartemen dari Jalan Ikan Paus ...54
Gambar 4. 17. Kamar Utama pada Apartemen ...54
Gambar 4. 18. Ruang Tamu pada Apartemen ...55
Gambar 4. 19. Dapur pada apartemen ...55
vi
DAFTAR TABEL
Tabel 3. 1 Tabel kebutuhan ruang dalam apartemen ... 28
Tabel 3. 2 Tabel kebutuhan ruang fasilitas hunian ... 34
Tabel 3. 3 Tabel kebutuhan ruang fasilitas penunjang ... 36
ABSTRAK
Transportasi yang menjadi kebutuhan manusia dewasa ini, menjadi salah satu penyebab berkurangnya kualitas lingkungan hidup. Manusia yang hidup di perkotaan sangat bergantung kepada transportasi terutama kendaraan pribadi untuk berpindah dari satu tempat ke tempat lain walau dengan jarak yang bisa ditempuh dengan berjalan kaki. Meningkatnya jumlah kendaraan mengakibatkan permasalahan baru yaitu, kemacetan. Waktu serta kualitas kerja para pekerja yang umumnya tinggal di kota menjadi berkurang.Untuk itu negara-negara di seluruh dunia berusaha mengurangi masalah ini. Negara-negara maju mulai menerapkan sistem Transit Oriented Development (TOD). Sistem ini mengatur perpindahan moda trasnportasi manusia secara teratur dari moda terbesar hingga terkecil. Dari diterapkan TOD ini diharapkan jumlah kendaraan mulai berkurang dan produktivitas manusia dalam menjalani aktivitasnya lebih besar. Dengan adanya konsep TOD ini, lahan-lahan untuk ruang terbuka hijau lebih diutamakan. Indonesia pun sudah merencanakan TOD ini, Sumatera Utara contohnya, sudah merencanakan proyek Mebidangro, yaitu Medan Binjai Serdang Tanah Karo sebagai kota-kota yang akan menerapkan sistem TOD ini. Stasiun Binjai menjadi pusat dimulainya TOD Binjai. Disekitar Stasiun Binjai ini akan dibangun bangunan mixed-use berupa gedung kantor, shopping mall, hotel transit serta stasiun mixed-use yang juga menjadi penunjang perekonomian Kota Binjai.
Melihat kedepan masyarakat kota pun akan menjadi sibuk dengan kegiatan perekonomiannya. Berada ditengah kota yang sibuk, masyarakat membutuhkan sebuah hunian praktis dan berada dekat moda transportasi utama. Apartemen Binjai ini merupakan apartemen yang berada diseberang Stasiun Binjai dan hanya membutuhkan waktu beberapa menit berjalan kaki menuju Stasiun Kereta Binjai. Apartemen ini nantinya akan banyak dihuni oleh masyarakat yang bekerja di kawasan stasiun Binjai maupun masyarakat Binjai yang bekerja di pusat Kota Medan. Apartemen ini merupakan apartemen mixed-use dengan mencampurkan masyarakat dengan status sosial yang berbeda-beda sehingga setiap lapisan masyarakat dapat berbaur dan menghasilkan inovasi nilai sosial masyarakat. Apartemen ini diharapkan memenuhi kehidupan masyarakat yang sibuk dan sangat membutuhkan hunian nyaman untuk beristirahat dan berkeluarga. Ruang komunal hijau yang terbuka dan berada di sepanjang apartemen memberikan ruang sosialisasi tanpa batas kepada para penghuninya.
ABSTRACT
Nowdays, the need of transport to be one of the causes of reduced quality of the environment. People living in urban, transport mainly relies heavily on private vehicles to move from one place to another even though the distance that can be traveled on foot. The increasing number of vehicles results in new problems, that is, congestion. Time and quality of work that have the workers who generally live in the city into reduced. Some countries around the world trying to reduce this problem. Developed countries started applying the system Transit Oriented Development (TOD). This system controls human trasnportasi modal transfer regularly from largest to smallest mode. Of applied TOD is expected to begin to decrease the number of vehicles and human productivity in undergoing greater activity. With the TOD concept, the land for green open spaces are preferred. Indonesia had already planned this TOD, North Sumatra for example, are already planning Mebidangro project, namely Medan Binjai Serdang Karo as the cities that will implement this TOD system. Binjai station became the center of the commencement of TOD Binjai. Around the station will be built buildings Binjai mix used in the form of office buildings, shopping malls, hotels and mixed-use transit station which is also the major economic activities Binjai.
Look to the future, urban community will be busy with economic activities. At the center of a busy city, people need a practical housing and is close to major transportation modes. Binjai apartment is an apartment which is located opposite the station Binjai and only takes a few minutes walk to the Train Station Binjai. These apartments will be inhabited by people who work in the area of the station nor society of Binjai who work in the center of Medan. This apartment is an apartment with a mixed-use community mixing with the social status of different so every layer of society can mingle and generate social value innovation. These apartments are expected to meet the people's lives are busy and in desperate need of shelter comfortable place to rest and have a family. Green communal spaces are open and are in all apartments provide socialization space without limits to the occupants.
ABSTRAK
Transportasi yang menjadi kebutuhan manusia dewasa ini, menjadi salah satu penyebab berkurangnya kualitas lingkungan hidup. Manusia yang hidup di perkotaan sangat bergantung kepada transportasi terutama kendaraan pribadi untuk berpindah dari satu tempat ke tempat lain walau dengan jarak yang bisa ditempuh dengan berjalan kaki. Meningkatnya jumlah kendaraan mengakibatkan permasalahan baru yaitu, kemacetan. Waktu serta kualitas kerja para pekerja yang umumnya tinggal di kota menjadi berkurang.Untuk itu negara-negara di seluruh dunia berusaha mengurangi masalah ini. Negara-negara maju mulai menerapkan sistem Transit Oriented Development (TOD). Sistem ini mengatur perpindahan moda trasnportasi manusia secara teratur dari moda terbesar hingga terkecil. Dari diterapkan TOD ini diharapkan jumlah kendaraan mulai berkurang dan produktivitas manusia dalam menjalani aktivitasnya lebih besar. Dengan adanya konsep TOD ini, lahan-lahan untuk ruang terbuka hijau lebih diutamakan. Indonesia pun sudah merencanakan TOD ini, Sumatera Utara contohnya, sudah merencanakan proyek Mebidangro, yaitu Medan Binjai Serdang Tanah Karo sebagai kota-kota yang akan menerapkan sistem TOD ini. Stasiun Binjai menjadi pusat dimulainya TOD Binjai. Disekitar Stasiun Binjai ini akan dibangun bangunan mixed-use berupa gedung kantor, shopping mall, hotel transit serta stasiun mixed-use yang juga menjadi penunjang perekonomian Kota Binjai.
Melihat kedepan masyarakat kota pun akan menjadi sibuk dengan kegiatan perekonomiannya. Berada ditengah kota yang sibuk, masyarakat membutuhkan sebuah hunian praktis dan berada dekat moda transportasi utama. Apartemen Binjai ini merupakan apartemen yang berada diseberang Stasiun Binjai dan hanya membutuhkan waktu beberapa menit berjalan kaki menuju Stasiun Kereta Binjai. Apartemen ini nantinya akan banyak dihuni oleh masyarakat yang bekerja di kawasan stasiun Binjai maupun masyarakat Binjai yang bekerja di pusat Kota Medan. Apartemen ini merupakan apartemen mixed-use dengan mencampurkan masyarakat dengan status sosial yang berbeda-beda sehingga setiap lapisan masyarakat dapat berbaur dan menghasilkan inovasi nilai sosial masyarakat. Apartemen ini diharapkan memenuhi kehidupan masyarakat yang sibuk dan sangat membutuhkan hunian nyaman untuk beristirahat dan berkeluarga. Ruang komunal hijau yang terbuka dan berada di sepanjang apartemen memberikan ruang sosialisasi tanpa batas kepada para penghuninya.
ABSTRACT
Nowdays, the need of transport to be one of the causes of reduced quality of the environment. People living in urban, transport mainly relies heavily on private vehicles to move from one place to another even though the distance that can be traveled on foot. The increasing number of vehicles results in new problems, that is, congestion. Time and quality of work that have the workers who generally live in the city into reduced. Some countries around the world trying to reduce this problem. Developed countries started applying the system Transit Oriented Development (TOD). This system controls human trasnportasi modal transfer regularly from largest to smallest mode. Of applied TOD is expected to begin to decrease the number of vehicles and human productivity in undergoing greater activity. With the TOD concept, the land for green open spaces are preferred. Indonesia had already planned this TOD, North Sumatra for example, are already planning Mebidangro project, namely Medan Binjai Serdang Karo as the cities that will implement this TOD system. Binjai station became the center of the commencement of TOD Binjai. Around the station will be built buildings Binjai mix used in the form of office buildings, shopping malls, hotels and mixed-use transit station which is also the major economic activities Binjai.
Look to the future, urban community will be busy with economic activities. At the center of a busy city, people need a practical housing and is close to major transportation modes. Binjai apartment is an apartment which is located opposite the station Binjai and only takes a few minutes walk to the Train Station Binjai. These apartments will be inhabited by people who work in the area of the station nor society of Binjai who work in the center of Medan. This apartment is an apartment with a mixed-use community mixing with the social status of different so every layer of society can mingle and generate social value innovation. These apartments are expected to meet the people's lives are busy and in desperate need of shelter comfortable place to rest and have a family. Green communal spaces are open and are in all apartments provide socialization space without limits to the occupants.
BAB I
1
Chaterine Tinambunan | 110406073
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Indonesia merupakan salah satu negara yang terkenal dengan kepadatan
penduduknya dengan berada ditingkat keempat. Angka kepadatan penduduk yang
terus meningkat ini sama dengan meningkatnya jumlah kendaraan sebagai
kebutuhan masyarakat untuk bertransportasi. Dengan adanya transportasi,
masyarakat berpikir dapat dengan cepat sampai ditempat tujuan, sehingga
masyarakat berlomba untuk memperbanyak kendaraan pribadinya yang membuat
semakin banyak jumlah kendaraan pribadi di Indonesia.
Banyaknya kendaraan bermotor mengakibatkan makin meningkatnya
polusi. Asap kendaraan bermotor menghasilkan banyak gas yang berbahaya bagi
tubuh manusia. Selain asap tersebut kemacetan menjadi masalah yang timbul
akibat dari banyaknya kendaraan bermotor. Dalam hal ini negara-negara di dunia
kemudian mulai berusaha mengurangi jumlah kendaraan bermotor dengan
memperhatikan kebutuhan manusia yaitu, efisiensi waktu dan tenaga serta dapat
mengurangi polusi untuk menyelamatkan bumi. Kendaraan bermotor yang
terlampau banyak juga mengakibatkan kemacetan lalu lintas. Kemacetan ini
sangat banyak merugikan, dimana efisiensi waktu dalam bekerja yang berkurang
karena waktu yang juga berkurang akibat kemacetan, tenaga serta pemikiran yang
lelah akibat kemacetan lalu lintas.
Negara-negara maju kemudian mencanangkan sistem transit oriented
development (TOD). TOD merupakan suatu kawasan mix-used dimana kita dapat
berjalan kaki dengan radius ±600m dari pusat pemberhentian transit dan area inti
komersial. Perumahan mix-used, retail, kantor, RTH, dan area public dari TOD
2
Chaterine Tinambunan | 110406073
masyakarat dan pekerja sekitar merasa nyaman untuk berpindah tempat baik
menggunakan, sepeda, jalan kaki, maupun mobil.
Jika melihat konsep TOD maka bertempat tinggal di lokasi yang dekat
dengan stasiun kereta api yang menjadi moda utama transportasi merupakan hal
yang menguntungkan bagi masyarakat. Masyarakat dapat berjalan kaki menuju
stasiun yang membuat pengeluaran untuk bahan bakar kendaraan lebih hemat
serta efisiensi waktu yang lebih cepat. Akan tetapi, lahan untuk tempat tinggal di
sekitar stasiun dibatasi untuk pembangunan fungsi lain yang menunjang konsep
TOD sehingga permukiman yang tepat untuk kawasan ini adalah hunian vertikal
berupa apartemen yang dapat menampung banyak keluarga. Konsep hunian dalam
bentuk apartemen ini sudah lama dikembangkan di Indonesia akan tetapi
permasalahan sosial seperti kurang mengenalnya antar penghuni apartemen
menjadi permasalahan utama dalam kehidupan apartemen sehingga dibutuhkan
ruang yang dapat membuat para penghuninya tertarik untuk berinteraksi antar
sesama penghuni apartemen.
1.2. Maksud dan Tujuan
Berdasarkan penjelasan-penjelasan pada sub-bab Latar Belakang, proyek
ini direncanakan dan dikonsepkan dengan maksud sebagai konsep pembangunan
apartemen mixed use bagi masyarakat kota Binjai. Berdasarkan maksud tersebut,
maka tujuan dari proyek ini adalah :
1. Menciptakan konsep perancangan apartemen yang berada dekat dengan
transit utama kota Binjai, yaitu Stasiun Kereta Api Binjai.
2. Merancang hunian apartemen yang menciptakan ruang sosialisasi bagi
seluruh penghuninya.
3
Chaterine Tinambunan | 110406073
1.3. Rumusan Masalah
Dari penelaahan Latar Belakang dan penelusuran maksud dan tujuan dari
proyek ini, adapun permasalahan-permasalahan dari berbagai aspek yang
menyangkut proyek ini adalah sebagai berikut :
Bagaimana merancang hunian yang nyaman untuk tinggal, beristirahat dan
berkumpul bagi para penghuni apartemen.
Bagaimana cara merancang ruang sosial atau ruang komunal dalam hunian apartemen sehingga penghuni apartemen tertarik untuk bersosialisasi di
ruang terebut.
Bagaimana merancang konsep hunian apartemen yang berkonsep
sustainable.
1.4. Lingkup / Batasan Proyek
Permasalahan perancangan dan perencanaan apartemen mixed-use ini agar
dapat ditangani dengan jelas, dalam pembahasan dan perencanaan ini diadakannya
batasan-batasanan berikut:
1. Hunian ini dikhususkan untuk kisaran jumlah keluarga modern (Keluarga
Berencana) yang dicanangkan oleh Pemerintah sehingga jumlah kamar untuk
keluarga besar tidak dimasukkan.
2. Hunian ini direncanakan untuk proyek TOD sehingga memakai peraturan
yang diatur untuk kawasan TOD sehingga standar apartemen yang belum
4
Chaterine Tinambunan | 110406073
1.5. Pendekatan Perancangan
Pendekatan yang ada dalam perancangan ini menggunakan beberapa
metoda sebagai berikut:
a. Studi Literatur
Metoda yang digunakan dengan cara mempelajari permasalahan yang ada
pada perancangan dengan menggunakan pemecahan masalah, pengambilan teori,
penggunaan data berdasarkan referensi-referensi yang dianggap relevan,
kontekstual, dan mendukung dalam proses perancangan.
b. Studi Banding
Metoda yang digunakan untuk melakukan perbandingan terhadap
pendekatan masalah, pendekatan pemecahan masalah, dan perbandingan kasus
yang memiliki kesamaan isu ataupun tema yang diambil dari berbagai sumber
seperti buku, internet, majalah, dan lainnya.
c. Survey Lapangan
Metoda menganalisis dan survey lapangan secara langsung.
5
Chaterine Tinambunan | 110406073
Gambar 1. 1. Diagram Kerangka Berfikir
Sumber : penulis, 2015
JUDUL PROYEK dan TEMA
Judul proyek: Perancagan Apartemen di Kawasan Transit Oriented Development (TOD) Binjai
LATAR BELAKANG KASUS
Pengembangan kawasan transit oriented development
di Binjai.
Kebutuhan masyrakat akan tempat tinggal yang dekat dengan moda transportasi utama.
Kebutuhan masyarakat akan ruang sosialisasi di kawasan tempat tinggal mereka
MAKSUD DAN TUJUAN
Menciptakan konsep perancangan apartemen yang berada dekat dengan transit utama kota Binjai, yaitu Stasiun Kereta Api Binjai .
Merancang hunian apartemen yang menciptakan ruang sosialisasi bagi seluruh penghuninya.
Menciptakan konsep hunian apartemen yang sustainable.
PERMASALAHAN
Bagaimana merancang hunian yang nyaman untuk tinggal, beristirahat dan berkumpul bagi para penghuni apartemen
Bagaimana cara merancang ruang sosial atau ruang komunal dalam hunian apartemen sehingga penghuni apartemen tertarik untuk bersosialisasi di ruang terebut.
Bagaimana merancang konsep hunian apartemen yang berkonsep sustainable.
PENGUMPULAN
Anlisa kebutuhan ruang
KONSEP PERANCANGAN
6
Chaterine Tinambunan | 110406073
1.7. Sistematika Laporan
BAB I PENDAHULUAN
Berisi tentang kajian latar belakang, maksud dan tujuan, perumusan
masalah, lingkup/batasan proyek, pendekatan, kerangka berfikir dan sistematika
laporan
BAB II STUDI LITERATUR
Berisi tentang pengertian dan penjelasan singkat proyek, pengertian
apartemen, prinsip-prinsip hemat energi, serta studi banding proyek sejenis.
BAB III ANALISA DAN KONSEP PERANCANGAN
Berisi tentang deskripsi proyek, kajian analisis terhadap lokasi, tapak,
pengguna ruang dan kebutuhan ruang. Bab ini juga berisi tentang konsep yang
akan dipakai, meliputi konsep perencangan tapak, konsep massa bangunan,
konsep fasad, program ruang, konsep unit hunian, konsep perapan sustainability,
konsep sistem struktur, dan konsep sistem mekanikal dan elektrikal
BAB IV HASIL PERANCANGAN
Berisi gambar hasil perancangan dan penjelasannya yang berupa gambar
kerja serta 3D visualisasi dari eksterior dan interior.
LAMPIRAN
Berisi gambar hasil perancangan yang berupa gambar kerja serta 3D
visualisasi dari eksterior dan interior .
DAFTAR PUSTAKA
Berisi daftar pustaka yang digunakan sebagai literatur selama proses
BAB II
7
Chaterine Tinambunan | 110406073
BAB II
STUDI LITERATUR
2.1. Pengertian dan Penjelasan Singkat Proyek
Dalam proyek ini, penulis mendapat isu perancangan apartemen di
kawasan transit oriented development (TOD) Binjai yaitu dimana dengan jarak
sekitar ±600m (sesuai dengan kondisi alam kawasan TOD) para penghuni
apartemen dapat langsung mencapai pusat transportasi atau stasiun kereta dengan
hanya berjalan kaki. Berdasarkan hal tersebut perancang ditugaskan untuk
mengkaji dan merancang konsep apartemen yang tepat dan kontekstual terhadap
isi tersebut sehingga penulis mengangkat judul proyek “Perancangan Apartemen
di Kawasan Transit Oriented Developmeny (TOD) Binjai”, yang mempunyai
pengertian :
Perancangan : Proses, cara atau perbuatan
merancang, mengatur segala sesuatu1.
Apartemen : Suatu ruang atau rangkaian ruang
yang dilengkapi dengan fasilitas serta
perlengkapan rumah tangga dan
digunakan sebagai tempat tinggal2.
Mixed-Used : Suatu bangunan yang
mengakomodasi beberapa fungsi
sekaligus, umumnya fasilitas
8
Chaterine Tinambunan | 110406073
komersial yang meliputi mall,
perkantoran, restoran, apartemen, dll3
Kawasan : Daerah tertentu yang mempunyai ciri
tertentu, seperti tempat tinggal,
pertokoan, industri, dll4.
Transit Oriented Development : Suatu kawasan mixed-use dimna kita
dapat berjalan kaki dengan radius
±600m (sesuai dengan kondisi
keadaaan lingkungan negara TOD)
dari pusat pemberhentian transit dan
area inti komersial5.
Binjai : Salah satu kota di provinsi Sumatera
Utara yang termasuk dalam proyek
pembangunan Mebidang6.
Berdasarkan penelaahan pengertian dari tiap kata-kata pada Judul Proyek
tersebut, penulis menetapkan bahwa Perancangan Apartemen di Kawasan Transit
Oriented Development (TOD) di Binjai adalah sebuah konsep perancangan
apartemen di daerah pemberhentian transit yaitu stasiun di Binjai, Sumatera Utara.
2.1.1. Mebidangro sebagai perwujudan TOD di Indonesia
Melihat banyaknya manfaat dari pengembangan konsep kota TOD, maka
banyak negara maju maupun berkembang termasuk Indonesia mulai menerapkan
perancangan kota TOD ini dimulai dari Jabodetabek, Metropolitan Bandung Raya,
3 https://wiraland.wordpress.com
4 Kamus Besar Bahasa Indonesia, Hak Cipta Pusat Bahasa (Pusba), http://kbbi.web.id
5Calthorpe, Peter, “The Next American Metropolis: Ecology, Comunity and American Dream”.
Princeton Architectural Press; 1993
9
Chaterine Tinambunan | 110406073
Mebidangro, Gerbang Kartasusila serta Sarbagita7. Selain menertibkan pertumbuhan kendaraan bermotor perencaan kota transit ini juga mengambil
peluang peningkatan kualitas ekonominya. Pembangunan kota-kota ini diawali
dengan perbaikan dan peningkatan sarana dan transportasi, seperti pembangunan
jalan tol, perbaikan jalur kerta api, pengembangan MRT dan BRT.
Untuk Mebidangro sendiri, penyusunan rencana tata ruang kawasan
didasarkan pada Kepmen Kimpraswil No. 327/KPTSM/M/2002. Dalam Rencana
Tata Ruang Kawasan (RTRK) Mebidangro, kawasan yang ditetapkan sebagai
Pusat Kegiatan Nasional terdiri dari 44 kecamatan yang meliputi 21 kecamatan di
Kota Medan, 5 kecamatan di Kota Binjai, 14 kecamatan di Kabupaten Deli
Serdang dan 4 kecamatan di Kabupaten Karo.
Kawasan Mebidangro mempunyai kedudukan yang strategis terhadap
pengembangan Segitiga Ekonomi Regional Indonesia –Thailand – Singapore. Kawasan Mebidangro merupakan kawasan yang strategi karena akan menjadi
pusat pemerintahan Sumatera Utara, pusat industri, perdagangan dan jasa, serta
kawasan yang padat perukimannya. Posisinya yang strategis menjadi perhatian
dalam pengembangan kawasan Mebidangro ke depan. Kebijakan dalam Penataan
Ruang Kawasan Perkotaan Mebidangro meliputi
Pengembangan dan pemantapan fungsi Kawasan Perkotaan Mebidangro
sebagai pusat perekonomian nasional yang produktif dan efisien serta
mampu bersaing secara internasional terutama kerja sama ekonomi
subregional Segitiga Ekonomi Regional Indonesia –Thailand – Singapore.
Peningkatan aksespelayanan ke pusat-pusat kegiatan perkotaan
Mebidangro sebagai pembentuk struktur ruang perkotaandan pengembang
wilayah Sumatera bagian Utara
7
10
Chaterine Tinambunan | 110406073
Peningkatan kualitas dan jangkauan pelayanan jaringan transportasi,
energi, telekomunikasi, sumber daya air, serta prasarana perkotaan
Mebidangro yang merata
Peningkatan fungsi, kuantitas, dan kualitas RTH dan kawasan lindung
lainnya di kawasan Perkotaan Mebidangro.
2.2. Pengertian Apartemen
Dewasa ini apartemen sudah menjadi hal umum di kawasan perkotaan.
Dengan lokasi yang strategi dekat dengan kantor ataupun tempat hiburan dan
pusat perbelanjaan, kemudahan dalam merawat bangunan, serta fasilitas-fasilitas
yang diberikan oleh pengembang, apartemen menjadi hal yang sangat diincar oleh
mereka yang hidup ditengah perkotaan dan sibuk bekerja.
Apartemen adalah suatu ruang atau rangkaian ruang yang dilengkapi
dengan fasilitas serta perlengkapan rumah tangga dan digunakan sebagai tempat
tinggal. (Harris; 1975; 20). Menurut buku Site Planning (1984 : 252), apartemen
didefinisikan sebagai “....several dwelling units share a common (usually an
indoor) access and areenclosed by a common structural envelope...”, yang berarti
beberapa unit hunian yang saling berbagi akses yang sama dan dilingkupi oleh
struktur kulitbangunan yang sama.Menurut Time Saver Standard (1983) satu unit
apartemen setidaknya terdiri dari kamar tidur, kamar mandi, runag tamu, dapur
dan ruang santai.
Apartemen pertama kali di perkenalkan di Indonesia pada tahun 1974
dengan terbangunnya apartemen Ratu Plaza di Jakarta dengan jumlah 54 unit
apartemen. Apartemen Ratu Plaza merupakan apartemen yang mix-used dengan
pusat perbelanjaan. Apartemen ini mengincar kaum menengah ke atas. Kemudian
diikuti oleh apartemen Taman Rasuna yang berada di jalan Taman Rasuna Said di
kawasan Kuningan Jakarta Selatan. Kawasan Kuningan merupakan kawasan yang
banyak dikelilingi oleh gedung perkantoran sehingga apartemen ini banyak dihuni
11
Chaterine Tinambunan | 110406073
banyak didirikan apartemen dengan berbagai fasilitas. Di Sumatera Utara sendiri
sudah berdiri apartemen Cambridge dan saat ini sudah mulai berkembang banyak.
Gedung perkantoran yang umumnya berada di kota membuat masyarakat
banyak berdatangan ke kota sehingga permintaan akan hunian meningkat. Akan
tetapi, lahan yang berada di kota tidak cukup untuk memenuhi permintaan rumah
bagi tiap-tiap masyarakat sehingga apartemen merupakan pilihan yang tepat untuk
memenuhi permintaan akan hunian. Masyarakat kota kemudian melihat
kemudahan dan efisiensi hunian vertikal ini, selain dapat menjadi tempat tinggal
hunian ini juga dekat dengan tempat mereka bekerja.
Perkembangan apartemen yang semakin banyak, pengembang mulai
bersaing menjadikan apartemen tidak lagi mempunyai fungsi sebagai tempat
tinggal saja melainkan juga sebagai penanda strata sosial. Semakin lengkap
fasilitas yang diberikan apartemen, semakin mewah apartemen tersebut. Tidak
jarang suatu apartemen juga digabungkan dengan mall sehingga penghuni
apartemen mudah memenuhi kebutuhan sehari- hari dan tidak perlu berjalan jauh
untuk berbelanja. Inilah alasan mengapa apartemen sekarang umumnya dihuni
oleh masyarakat menengah ke atas yang menginginkan kemudahan dalam
mewujudkan kebutuhannya.
Apartemen dapat dibedakan berdasarkan pengelompokannya yaitu
Berdasarkan tingkat perekonomian penghuninya: - Apartemen golongan bawah
- Apartemen golongan menengah
- Apartemen golongan mewah
Perbedaan apartemen ini terletak pada ukuran ruang unit hunian dan fasilitas
yang disediakan oleh apartemen tersebut.
12
Chaterine Tinambunan | 110406073
Berdasarkan kategori jenis dan besar bangunan (Akmal, 2007) Apartemen terdiri
atas :
- High-rise Apartemen. Bangunan apartemen yang terdiri atas lebih dari
sepuluh lantai. Dilengkapi area parkir bawah tanah, sistem keamanan dan servis
penuh. Struktur apartemen lebih komplek sehingga desain unit apartemen
cenderung standar. Jenis ini banyak dibangun di pusatkota.
- Mid-Rise Apartemen. Bangunan apartemen yang terdiri dari tujuh sampai
dengan sepuluh lantai. Jenisapartemen ini lebih sering dibangun dikota satelit.
- Low-Rise Apartemen. Apartemen dengan ketinggian kurang dari tujuh
lantai dan menggunakan tangga sebagaialat transportasi vertikal. Biasanya untuk
golongan menengah ke bawah.
- Walked-Up Apartemen. Bangunan apartemen yang terdiri atas tiga lantai
sampai dengan enam lantai. Apartemenini kadang-kadang memiliki lift, tetapi bisa
juga tidak. Jenis apartemen ini disukai olehkeluarga yang besar (keluarga inti
ditambaha dengan orang tua). Gedung apartemen hanya terdiri dari dua atau tiga
unit apartemen
- Garden Apartemen. Bangunan apartemen dua sampai empat lantai.
Apartemen ini memiliki halaman dan taman disekitar bangunan. Apartemen ini
sangat cocok untuk keluarga inti yang memiliki anak kecil karena anak-anak dapat
mudah mencapai ke taman. Biasanya untuk golongan menengah ke atas.
Berdasarkan bentuk massa bangunan
- Slab
Bangunan pada apartemen ini berbentuk seperti kotak pipih dan menggunakan
koridor sebagai penghubung ruang, yang terdiri dari:
a. Double loaded corridor
b. Single loaded coridor
c. Skip stop plan
d. Terrace plan
13
Chaterine Tinambunan | 110406073
Apartemen ini biasanya mempunyai ketinggian di atas 20 lantai. Sistem
sirkuasinya menggunakan core
- Varian
Massa apartemen ini berbentuk gabungan massa slab dengan podium dan
tower dengan podium.
2.3. Prinsip-Prinsip Hemat Energi Pada Bangunan
Berdasarkan buku Inovasi Model Desain Rusunawa Sederhana Hemat
Energi oleh Ir. E.B. Handoko Sutanto, MT, pertimbangan desain bangunan hemat
energi secara umum unutk bangunan apartemen dan rumah susun di Indonesia,
yaitu:
Merekayasa terbentuknya iklim mikro yang nyaman dengan mendesain
open space dan ruang terbuka hijau –semaksimal mungkin.
Mendesain konfigurasi massa bangunan dalam komposisi dan bentuk yang
tidak kompleks, agar komposisi massa dan bentuk bangunan tidak
menghalangi dalam upaya penerimaan energi matahari serta penghawaan
alami, mempermudah dan menyederhanakan pengaturan orientasi massa
dan desain bidang bukaan pada bangunan dan meminimalisir heat transfer
Mengatur orientasi bangunan untuk menghindari panas matahari langsung,
dengan mendesain arah memanjang yaitu massa bangunan dominan ke
Utara/Selatan
Mengutamakan desain massa yang “ramping”
Mengatur organisasi ruang (mengatur zoning ruangan)
Mengatur agar penghawaan alami dapat berlangsung secara efektif,
pengaturan arah dan dimensi serta perlindungan bukaan dan
mengupayakan terjadinya cross ventilation.
Mendesain agar sekat antar ruangan dalam unit tidak rapat sampai plafon,
agar aliran udara dan transmisi cahaya antar ruang masih dapat
14
Chaterine Tinambunan | 110406073
Menggunakan atau merekayasa bahan bangunan agar semaksimal
mungkin dapat menahan/mereduksi matahari ke dalam ruangan.
Berdasarkan prinsip-prinsip desain diatas, pertimbangan desain bangunan
untuk menghemat energi pada apartemen yaitu:
Merekayasa bidang-bidang dominan untuk upaya pengumpulan energi
melalui solar panel, harvesting/water collecting
Merekaya terbentuk iklim mikro dengan mendesain open space dan ruang
terbuka hijau pada apartemen
Mengatur orientasi bangunan yang memanjang dominan ke Utara dan Selatan
Menggunakan sunshading untuk mengatur pencahayaan pada bidang
massa bangunan yang menghadap Barat
Menggunakan penutup bidang bukaan yang bernilai transparansi baik untuk memaksimalkan perolehan cahaya matahari
Mengutamkan desain massa yang ramping
2.4. Studi Banding Apartemen
2.4.1. Pinnacle @ Duxton
Apartemen Pinneacle berlokasi di Singapore dan dirancang oleh ARC
Studio Architecture + Urbanism. Apartemen yang selesai pada tahun 2009, ini
memiliki 1.848 unit apartemen dengan tinggi 50 lantai. Jika melihatnya secara
langsung apartemen ini terlihat sangat besar dan padat. Konsep apartemen ini
adalah “jalan-jalan di langit”. Bangunan ini jika dilihat dari atas akan membentuk sebuah kurva yang tiap-tiap towernya saling terhubung melalui ruang terbuka
hijau pada roof top. Apartemen ini meyediakan ruang terbuka publik yang
15
Chaterine Tinambunan | 110406073
Apartemen ini terletak dekat dengan dua stasiun kereta api serta
pemberhentian bus yang berada tepat di depannya. Pinnacle ini menciptakan
masyarakat yang walkable, beragam, terhubung, sejahtera dalam model urbanisme
yang berkelanjutan. Mulai dari keberagaman perekonomian, sosial bahkan
politik. Pinnacle mengatur sirkulasi pejalan kaki dan sirkulasi kendaraan dengan
baik. Tata letak linier blok memungkinkan kendaraan dapat langsung ke parkiran.
Gambar 2. 1. Massa Apartemen Pinnacle yang Berbentuk Kurva
(Sumber : ctbuh.org)
Selain itu terkenal dengan ciri khas sky gardennya, apartemen ini
mempunyai berbagai fasilitas seperti taman bermain anak, pusat kebugaran, serta
ruang-ruang beragam lainnya yang beragam, keratif dan tidak biasa untuk
memenuhi ruang interaksi masyarakat. Sky garden atau ruang terbuka publik
apartemen ini berada di lantai 26 dan 50 menghubungkan tujuh tower blok
apartemen, yang menciptakan ciri khas apartemen ini. Skygarden ini bertujuan
sebagai perpanjangan dari lingkungan hidup masyarakat Apartemen ini juga
mempunyai fasilitas seperti retail, food court, pusat pe ndidikan, penitipan anak
16
Chaterine Tinambunan | 110406073
Gambar 2. 2. Ruang Komunal pada Lantai Dasar
(Sumber : ctbuh.org)
Bangunan apartemen ini terbuat dari beton pra-fabrikasi yang dikirim dan
disatukan ditempat yang dikenal, beton pra-fabrikasi ini dikenal sebagai bahan
sustainable. Penghuni apartemen diberikan sebuah fasad apartemen yang tidak
terduga. Dengan aplikasi sederhana dan cat yang terjangkau, fasada apartemen ini
berbentuk kotak-kotak dengan adanya jendela, kotak tanaman, dan balkon yang
tidak tersusun teratur sehingga menciptakan visual yang menarik dan mengurangi
rasa dari massa bangunan yang besar,
Gambar 2. 3. Fasade Bangunan yang Menunjukkan Konstruksi Modular
17
Chaterine Tinambunan | 110406073
2.4.2. Goodwood Residence Apartment
Apartemen ini dirancang oleh studio arsitek tenama Singapore, WOHA
yang sering mendapat penghargaan atas karyanya yang green design dan
sustainable. Tidak hanya merancang di Singapore, WOHA juga meranacang
bangunan-bangunan sustainable di luar Singapore seperti Indonesia, Bangkok
hingga China. Semua karya-karyanya tidak terlepas dari konsep gren design
dengan ciri khas banyaknya taman pada bangunan. Apartemen ini berlokasi di
Singapore dan mempunyai 210 unit apartemen. Apartemen ini mengelilingi
sebuah taman tengah sebagai koneksi visual. Bangunan ini terdiri dari dua blok
yang berbentuk L dan terdiri dari 12 lantai di lahan 2,5 hektar.
Fasade apartemen ditutupi oleh sunscreens yang terbuat dari aluminium fin
yang dapat naik-turun yang berorientasi 45o dari utara-selatan untuk
menyesuaikan cahaya yang masuk maupun privasi pemiliknya. Fasade ini
terinspirasi dari pola pakaian Asia dan tipikal perumahan bambu kolonial. Pada
lantai dasarnya didesain seperti landasan yang menghasilkan sebuah koneksi kuat
ke luar apartemen dengan langit-langit yang tinggi, jendela sorong yang
menghadap ke kolam., Total 1700m2 vertikal garden, termasuk diantaranya
tanaman untuk di tangga luar, tanaman di kolam-kolam serta pepohonan yang
ditaman membuat apartemen ini memiliki dekoratif alami.
Gambar 2. 4. Sunscreen yang Menjadi Ciri Khas Apartemen
18
Chaterine Tinambunan | 110406073
Pada lantai kedua dan ketiga, 15 unit apartemennya terlihat seperti rumah
pohon yang terhubung ke pondok-pondok luar, dimana kanopi-kanopinya
dinaikkan. Penghuninya dapat berkumpul dan bersantai ditengah-tengah puncak
kanopi pohon. Mereka bertindak sebagai ruang transisi yang menyenangkan
antara alam dan block perumahan yang seragam.
Gambar 2. 5. Pondok-pondok di Tengah Apartemen
(Sumber : www.dezeen.com)
Konsep-konsep green desain yang dipakai apartemen ini yaitu dengan
adanya ruang terbuka hijau, hampir 80% area dari apartemen ini dibuat untuk
lansekap dan fasilitas ruang komunal. Prinsip desain sustainable lainnya yaitu
mengurangi penggunaan air dengan harvest rainwater, irrigation water run-off and
air bawah tanah untuk mengairi tanaman pada lansekap.
Dari studi banding apartemen diatas dapat kita lihat usaha arsitek untuk
menciptakan ruang interaksi antara sesama penghuni apartemen dengan
menyediakan ruang terbuka hijau. Selain hal itu arsitek-arsitek tersbut
menerapkan konsep sustainable pada bangunan. Kedua hal ini dapat menjadi
contoh yang dapat diterapkan pada rancangan apartemen yang dirancang oleh
BAB III
ANALISA DAN KONSEP
19
Chaterine Tinambunan | 110406073
BAB III
ANALISA DAN KONSEP PERANCANGAN
3.1. Deskripsi Umum Proyek Apartemen Mixed-Use
Sesuai buku Master Plan Kawasan Transit Oriented Develpoment (TOD)
Binjai tugas PA 6 Kelompok Empat, hunian masyarakat merupakan apartemen
yang terletak dekat stasiun dengan luas area 787 m2.
Adapun penjelasan deskripsi proyek secara umum adalah :
1. Judul proyek : Perancangan apartemen mixed-use di kawasan
transit oriented development (TOD) di Binjai.
2. Fungsi : Apartemen, Hunian
6. Karakteristik site : Site merupakan kawasan pengembangan kota
transit yang berada di dekat stasiun kereta api dan
terminal Binjai.
20
Chaterine Tinambunan | 110406073
3.2. Analisa
Pada tahap analisa ini, perancang menganalisa berdasarkan buku
Masterplan Perancangan Kawasan Transit Oriented Development (TOD) di Binjai
Tugas PA 5 Kelompok Empat serta mengaitkannya terhadap eksisting yang sudah
ada diluar masterplan.
3.2.1. Analisa Lokasi
Gambar 3. 1. Lokasi Site pada Master Plan TOD di Binjai
(Sumber :Buku Masterplan TOD Binjai Kelompok Empat)
Apartemen ini berlokasi di Binjai Timur yang cukup padat penduduk.
Kondisi di sekitas lokasi, yaitu :
Berada tepat di samping RTH kota Binjai dan Sekolah Dasar
Berada di kawasan TOD dengan berada dekat dengan stasiun dan terminal
Binjai
Terletak di Jalan lintas Sumatra, sehingga lokasi sangat strategis dengan
21
Chaterine Tinambunan | 110406073
3.2.2. Analisa Tapak
a. Analisa Sirkulasi
Gambar 3. 2. Jalur Sirkulasi pada Site
(Sumber :Buku Masterplan TOD Binjai Kelompok Empat)
Melihat pada Gambar 3.2 di atas, tapak berada di samping jalan raya
utama yaitu Jalan Lintas Medan-Aceh dan pada utara (Jalan Ikan Paus) site
berorientasi pada stasiun yang merupakan inti dari site. Sehingga terbentuklah 2
jalur pintu masuk utama dan keluar yaitu dari Jalan Ikan Paus dan Jalan Lintas
Medan-Aceh agar memudahkan penghuni apartemen maupun pengunjung
langsung mengakses apartemen ini.
Proyek ini merupakan proyek yang berada di kawasan transit TOD
sehingga mengutamakan pejalan kaki maupun pengguna sepeda, dengan
pedestrian yang sudah direncanakan baik para penghuni ataupun pengunjung
fasilitas mixed-us apartemen dapat dengan mudah datang ke apartemen.
b. Analisa View
- Analisa View Ke Dalam
Keberadaan lokasi site yang dilalui jalan lintas Sumatera serta berada di
lokasi TOD yang nantinya akan banyak didatangi orang membuat apartemen ini
22
Chaterine Tinambunan | 110406073
apartemen ini harus dibuat menarik untuk menarik perhatian masyarakat yang
datang maupun melalui apartemen ini
Gambar 3. 3. Lokasi Site
(Sumber :Buku Masterplan TOD Binjai Kelompok Empat)
- Analisa View Ke Luar
Pada site lokasi proyek apartemen ini pada bagian barat berbatasan dengan
sekolah serta ruang terbuka hijau untuk kawasan TOD ini, adanya SPBU yang
menjadi view keluar apartemen menjadikan view bagi penghuni sangat tidak
menarik.
23
Chaterine Tinambunan | 110406073
Gambar 3. 4. Titik sumber kebisingan yang ada pada site
(Sumber :Buku Masterplan TOD Binjai Kelompok Empat)
Seperti yang digambarkan pada Gambar 3.4 lokasi site yang berada di inti
TOD, dikelilingi oleh jalan lintas Medan-Aceh sehingga pada site sering dilalui
oleh truk dan bus , adanya stasiun kereta dan terminal serta sekolah yang berada di
samping site menjadikan tingkat kebisingan pada site tinggi. Asal-asal kebisingan
ini berasal dari suara kendaraan, suara kereta api yang lewat dan suara keributan
anak-anak sekolah pada jam pagi hingga siang.
d. Analisa Pedestrian
Proyek ini merupakan proyek yang berada di kawasan transit TOD
sehingga mengutamakan pejalan kaki maupun pengguna sepeda, dengan
pedestrian yang sudah direncanakan baik para penghuni ataupun pengunjung
24
Chaterine Tinambunan | 110406073
Gambar 3. 5. Jalur Pedestrian
(Sumber :Buku Masterplan TOD Binjai Kelompok Empat)
Pada Gambar 3.5 kita bisa melihat adanya RTH disamping apartemen
sehingga dapat memacu ketertarikan para pengunjung apartemen untuk berjalan
kaki menuju site. Jalan-jalan pedestrian juga sudah diatur dalam buku Masterplan
Master Plan Kawasan Transit Oriented Develpoment (TOD) Binjai tugas PA 6
Kelompok Empat.
3.2.3. Analisa Pengguna Ruang
Dalam apartemen mixed-use ini terdapat beberapa pelaku kegiatan beserta
dengan alur kegiatannnya, sebagai berikut:
1. Penghuni
Penggunan utama dari apartemen mixed-use ini adalah para penghuni
apartemen. Penghuni apartemen ini adalah masyarakat kota yang bekerja sama
halnya dengan mereka yang tinggal di perumahan sehingga aktivitasnya sama
dengan masyarakat yang tinggal di perumahan. Penghuni ini apartemen ini
rencananya akan dihuni oleh keluarga, baik yang sudah mempunyai anak maupun
baru menikah dan juga single, yang nantinya akan menghuni apartemen studio.
2. Manager (pengelola)
Manager (pengelola) bangunan adalah penanggung jawab dari
25
Chaterine Tinambunan | 110406073
hingga keadaan sistem bangunan. Tiap-tiap hal tersebut dibantu oleh staf-staf
yang mempunyai divisi sendiri sesuai dengan skill dan pengalaman mereka.
3. Staff (per divisi)
Staff bekerja sesuai dengan divisi yang mereka pegang masing-masing
yang telah diatur sesuai dengan skill mereka. Tiap-tiap divisi ini mempunyai
kepala divisi sendiri yang mengontrol bawahannya. Divisi ini bekerja melayani
penghuni apartemen, menangani sistem bangunan hingga ke perawatan bangunan
dan menjadi resepsionis.
4. Masyarakat umum/Pengunjung
Mayarakat dalam hal ini ditujukan untuk pengunjung yang datang dan
menikmati fasilitas mixed-use yang disediakan oleh apartemen. Pengunjung dapat
dengan bebas menikmati fasilitas mixed-use tapi tidak dengan fasilitas khusus
yang diberikan untuk penghuni apartemen sehingga kenyamanan para penghuni
apartemen tetap terjaga.
3.2.4. Analisa Kebutuhan Ruang
Kebutuhan ruang berdasarkan aktivitas yang diwadahi:
26
Jogging Track Jogging Track Publik
28
Chaterine Tinambunan | 110406073
Ruang Pompa Service
Tabel 3. 1 Tabel kebutuhan ruang dalam apartemen
Seperti pada Tabel 3.1 dapat kita lihat bahwa pembagian fasilitas terbagi
atas 3 yaitu fasilitas hunian, fasilitas pendukung dan fasilitas pelengkap.
Fasilitas-fasilitas ini kemudian terbagi atas beberapa ruang yang dibutuhkan oleh tiap-tiap
orang yang menggunakan apartemen.
3.3. Konsep Perancangan
3.3.1. Konsep Perencanaan dan Perancangan Tapak
Seperti yang sudah dianalisa bahwa site ini berada di pengembangan
kawasan TOD yang berarti semua fungsi dapat terhubung secara cepat walau
hanya dengan berjalan kaki. Pembagian kawasan bermula dari letak stasiun
sebagai inti dari pengembangan ini. Site ini juga berada di dua jalan utama
kawasan yaitu Jalan Lintas Medan-Aceh dan Jalan Ikan Paus yang menuju
stasiun.
Gambar 3. 6. Konsep Jalur Masuk dan Keluar Apartemen
29
Chaterine Tinambunan | 110406073
Seperti yang ditunjukan pada gambar 3.6 tanda panah hijau menunjukkan
jalur masuk dan keluar kendaraan dan tanda panah merah menunjukkan alur
pejalan kaki. Jalur utama masuk kendaraan berada di Jalan Lintas Medan Aceh.
Pada bangunan bagian ini akan diberikan 2 jalur masuk menuju basemen, karena
panjangnya bangunan dan 3 pintu masuk menuju apartemen.
Sedangkan untuk Jalan Ikan Paus ini lebih diutamakan digunakan oleh
pedestrian, sehingga pada sekeliling apartemen tidak diberikan dinding pembatas
sehingga semua orang yang mengunjungi kawasan TOD Binjai ini dapat dengan
bebas menikmati fasilitas apartemen dengan berjalan kaki dari Jalan Ikan Kakap
hingga menuju stasiun.
Pada site terdapat RTH, yang dapat dilihat sebagai keuntungan karena
potensi masyarakat untuk mengunjungi fasilitas mixed-use yang diberikan oleh
apartemen sangat banyak. Oleh karena itu, pada bangunan yang bersampingan
dengan site diberikan jalur masuk menuju fasilitas mixed-use apartemen.
Untuk jalur masuk penghuni sama dengan jalur masuk pengunjung
apartemen akan tetapi dibedakan ketika sudah masuk lobby lift penghuni. Lobby
lift penghuni lebih dibuat private dan terjamin keamanannya.
3.3.2. Konsep Massa Bangunan
30
Chaterine Tinambunan | 110406073
Pada gambar 3.7 merupakan konsep bentukan massa dari apartemen ini.
Konsep ini beradaptasi dari lahan site yang makin lama makin sempit menuju
Jalan Ikan Kakap. Dan bentukan maju mundur untuk memaksimalkan cahaya
yang masuk pada bangunan dan mendapatkan view bagi semua penghuni.
3.3.3. Konsep Fasad Bangunan
Gambar 3. 8. Konsep fasad yang diadaptasi dari bentukan massa
Untuk memanfaatkan cahaya matahari secara maksimal maka fasad
bangunan diutamakan menghadap utara dan selatan seperti pada gambar 3.8
diatas. Selain itu pada bagian utara dan selatan ini direncakan peletakan kamar
dengan ventilasi dan bukaan yang besar sehingga udara dan cahaya dapat masuk
masksimal sehingga pemakain lampu maupun AC dapat berkurang.
. Untuk ruang jemur yang memerlukan angin dan panas matahari, ruang
jemur ditutupi oleh kisi-kisi yang bisa juga menjadi sunshading. Kisi-kisi ini
terbuat dari aluminium fin.sehingga angin dan panas dapat masuk dengan
kuantitas yang banyak dan juga menutupi kesemrawutan pakaian yang dijemur
31
Chaterine Tinambunan | 110406073
Pada bagian barat bersebelahan dengan RTH, sehingga pada bagian ini
juga dijadikan sebagai hunian, akan tetapi untuk mengurangi pencahayaan yang
masuk ke dalam hunian apartemen maka, pada bagian barat ditambahkan sun
shading
Gambar 3. 9. Perencanaan konsep fasade pada apartemen
Gambar 3.9 diatas merupakan gambar tampak yang menghadap stasiun.
Pada apartemen ini view serta pencahayaan merupakan bagian penting sehingga
pada kamar diberikan view yang full. Penutup ruang service cuci jemur juga dapat
kita lihat sebagai bagian dari fasade.
3.3.4. Program Ruang
Dari pendekatan-pendekatan yang telah dilakukan, program ruang yang
dibutuhkan dalam apartemen Binjai Park Apartmen, yaitu sebagai berikut:
1. Unit Hunian:
Kelompok
Ruang
Ruang Luas (m2)
Tipe Studio Ruang Tidur Utama 12
KM/WC 4,5
Dapur+R.Makan 6
32
Total Luas 180 Unit 10.800
3 Kamar Type A Ruang Tidur Utama 16,25
KM Utama 4,5
Ruang Tidur Anak 9,5
34
Chaterine Tinambunan | 110406073
Ruang Cuci Jemur 5,25
Total Luas 72
Total Luas 14 Unit 1.008
Sirkulasi pada tiap unit lantai 897
Total Sirkulasi 6.279
Total Keseluruhan 20.721
Tabel 3. 2 Tabel kebutuhan ruang fasilitas hunian
2. Fasilitas Penunjang
Fasilitas Indoor Entrance dan Lobby
36
Fasilitas Outdoor Jogging Track 1.120
Ruang Komunal 1.584
Total 2704
Total Keseluruhan 3304
Tabel 3. 3 Tabel kebutuhan ruang fasilitas penunjang
3. Fasilitas Pengelolaan :
Kelompok Ruang Ruang Luas
Pengelola Ruang Manager 32
Ruang Asisten Manager 20
Ruang Sales dan
Marketing
14
Ruang Keuangan 14
Ruang Staff 62,75
Ruang Front Office 15
37
Chaterine Tinambunan | 110406073
Ruang Ganti Pegawai 78
Ruang Pegawai Service 60
Total Luas 300
Mek & Elektrikal Ruang Enginnering 36
Ruang GWT 64
Tabel 3. 4 Tabel kebutuhan ruang fasilitas pengelola
Total seluruh kebutuhan ruang pada bangunan yaitu :
Fasilitas Luas (m2)
Fasilitas Hunian 20.721
Fasilitas Penunjang 5.635
Fasilitas Pengelolaan 920
Total Keseluruhan 27.276
3.3.5. Konsep Unit Hunian
Apartemen ini mempunyai 5 jenis tipe hunian:
a. Type Studio (34 m2)
b. Type 2 Bed (76 m2)
c. Type 2 Bed (60m2)
38
Chaterine Tinambunan | 110406073
e. Type 2 Bed (78 m2)
f. Type 2 Bed (72 m2)
Gambar 3. 10. Gambar denah unit apartemen
(Sumber : data pribadi)
Seperti yang terlihat pada gambar 3.10 unit apartemen ini dibuat untuk
39
Chaterine Tinambunan | 110406073
baru menikah sehingga kamar-kamar yang dibuat pada tiap unit hanya berjumlah
dua dan tiga. Unit apartemen ini tidak telalu banyak sekat. Apartemen ini
dirancang seefisien mungkin ruangnya sehingga tidak membebankan saat
membersihkan ruang karena asumsi bahwa penghuni yang sibuk bekerja yang
harus berangkat pagi hari dan pulang di sore hari yang memberi kelelahan saat
membersihkan apartemen.
3.3.6. Konsep Penerapan Sustainability Energi pada Bangunan
Indonesia merupakan negara tropis dengan pasokan energi matahari yang
banyak serta curah hujan yang tinggi. Pada jalan-jalan di Kota Binjai sendiri
sudah memakai solar panel untuk lampu-lampu jalan. Apartemen inipun tidak
ketinggalan untuk mengolah energi-energi alam yang ada. Selain pasokan listrik
dari PLN, apartemen ini juga menggunakan pasokan energi listrik yang berasal
dari energi matahari yang ditangkap oleh solar panel. Solar panel ini nantinya
akan diletakkan dilantai atap .
Gambar 3. 11. Diagram Penyaluran Energi Matahari oleh Solar panel
(Sumber : spiresolarsystems.com)
Pada gambar 3.7 sinar matahari yang ditangkap oleh solar panel akan
disalurkan ke baterai yang berada diruang baterai kemudian masuk ke dalam
ruang panel dan didistribusikan ke panel-panel distribusi. Untuk lampu yang
40
Chaterine Tinambunan | 110406073
kecil yang ada pada koridor apartemen karena efisiensi lampu solar panel hanya 5
jam. Berikut perhitungan kebutuhan solar panel pada bangunan :
Kebutuhan daya pada apartemen:
1. Lampu Dapur dan Ruang Makan (15Watt) = 5.310 Watt
2. Lampu Ruang Cuci (7 watt) = 2.474 Watt
3. Lampu Kamar Mandi (5 Watt) = 2.370 Watt
4. Lampu Koridor (7Watt) = 13.034 Watt
Dengan Total Keseluruhan 23.188 watt yang untuk mengantisipasi
kekosongan baterai atau sebagai inventer menambahkan 20% dari total
keseluruhan sehingga jumlah kebutuhannya 27.862 watt. Untuk mendapatkan
perhitungan jumlah solar panel yang dibutuhkan kita harus mengetahui berapa
jumlah baterai yang diperlukan dengan memakai baterai berdaya 65AH 12V maka
didapat jumlah baterai yang diperlukan yaitu 36 baterai yang bisa menghasilkan
28.080 watt. Pada apartemen ini digunakan solar panel dengan 240wp. Efisiensi
penyinaran matahari di Indonesia yaitu 5 jam sehingga, 1 solar panel bisa
menghasilkan 1200 watt. Dari sini dapat kita simpulkan bahwa jumlah solar panel
yang dibutuhkan yaitu 24 panel.
Untuk air hujan, konsep yang dipakai adalah harvest rainwater. Dimana
air hujan yang terkumpul dapat kita olah kembali, untuk apartemen ini, hasil dari
harvest rainwater dipakai sebagai water flush toilet, dan sebagai pembersih lantai
41
Chaterine Tinambunan | 110406073
Gambar 3. 12. Diagram Penyaluran Harvest Rainwater
Sumber : diehardindian.com
Seperti pada gambar 3.8 ai hujan yang turun ke pipa-pipa yang disediakan
dari lantai atas bangunan akan ditampung di tank filtrasi kemudian setelah
difiltrasi air tesebut akan masuk ke dalam tangki yang sudah terkumpul air bersih
dan disalurkan ke tangki atas yang kemudian akan mendistribusikannya melalui
shaft-shaft apartemen.
42
Chaterine Tinambunan | 110406073
Bangunan apartemen ini memiliki system frame rigid yang terdiri dari
kolom vertical dan balok horizontal. Bangunan apartemen mix-used ini memiliki
8lantai serta 3 basement. Secara keseluruhan bangunan ini menggunakan kolom
baja WF. Bentangan kolom sepanjang 6 meter dan 8 meter. Dengan panjang
bangunan 280 meter, maka bangunan ini memiliki 6 titik garis dilatasi yang
menggunakan dilatasi kolom setiap 48 meter panjangnya. Dinding basementnya
merupakan dinding penahan tanah.
3.3.8. Konsep Sistem Mekanikal dan Elektrikal
- Konsep penyediaan air bersih
Untuk air bersih, sumber air berasal dari PDAM yang kemudian masuk
dalam GWT lalu dipompa ke tangki yang berada di lantai atas apartemen
kemudian di salurkan ke shaft plumbing dan kemudian disalurkan ke shaft tiap
unit.
- Konsep pembuangan
Pembuangan limbah cairan rumah tangga pada apartemen dibagi tiga yaitu limbah
dari kitchen sink, limbah bekas air mandi dan limbah bekas dari toilet yang
masing-masing masuk ke pipanya dan ke shaft air kotor lalu disalurkan ke bak
kontrol maupun bak lemak yang kemudian masuk ke septick tank lalu ke riol kota.
- Konsep pembuangan sampah
Sampah rumah tangga berada di ruang service per unit yang berupa trash chute,
sampah-sampah ini dipisahkan menurut jenis yang dilakukan sendiri oleh
penghuni setelah masuk ke shaft sampah, sampah ini akan meluncur ke bawah