• Tidak ada hasil yang ditemukan

Perancangan Apartemen di Kawasan Transit Oriented Development (TOD) Binjai

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Perancangan Apartemen di Kawasan Transit Oriented Development (TOD) Binjai"

Copied!
94
0
0

Teks penuh

(1)

PERANCANGAN APARTEMEN DI KAWASAN

TRANSIT ORIENTED DEVELOPMENT (TOD)

BINJAI

LAPORAN AKHIR SKRIPSI

RTA 4231 - STUDIO PERANCANGAN ARSITEKTUR 6 SEMESTER B TAHUN AJARAN 2014 / 2015

OLEH:

CHATERINE TINAMBUNAN 110406073

DEPARTEMEN ARSITEKTUR FAKULTAS TEKNIK

(2)

PERANCANGAN APARTEMEN DI KAWASAN

TRANSIT ORIENTED DEVELOPMENT (TOD)

BINJAI

LAPORAN AKHIR SKRIPSI

RTA 4231 - STUDIO PERANCANGAN ARSITEKTUR 6 SEMESTER B TAHUN AJARAN 2014 / 2015

OLEH :

CHATERINE TINAMBUNAN 110406073

DEPARTEMEN ARSITEKTUR FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN

(3)

PERANCANGAN APARTEMEN DI KAWASAN

TRANSIT ORIENTED DEVELOPMENT (TOD)

BINJAI

LAPORAN AKHIR SKRIPSI

Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Teknik Dalam Departemen Arsitektur

Pada Fakultas Teknik Universitas Sumatera Utara

Oleh :

CHATERINE TINAMBUNAN 110406073

DEPARTEMEN ARSITEKTUR FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN

2015

(4)

PERNYATAAN

PERANCANGAN APARTEMEN DI KAWASAN

TRANSIT ORIENTED DEVELOPMENT (TOD) BINJAI

SKRIPSI

Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam skripsi ini tidak terdapat karya yang

pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu perguruan tinggi,

dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yan

pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali secara tertulis diacu dalam

naskah ini dan disebutkan dalam daftar pustaka.

Medan, Juli 2015

(Chaterine Tinambunan)

(5)

Judul Skripsi :PERANCANGAN APARTEMEN DI

KAWASAN TRANSIT ORIENTED

DEVELOPMENT (TOD) BINJAI

Nama Mahasiswa : Chaterine Tinambunan

Nomor Pokok : 110406073

Program Studi : Arsitektur

Menyetujui

Dosen Pembimbing

Dr. Achmad Delianur Nasution S.T, M.T.,IAI NIP. 197308281999031002

Ketua Program Studi, Koordinator Skripsi,

Ir. Vinky Rahman, M.T. Ir. Vinky Rahman, M.T. NIP. 196606221997021001 NIP. 196606221997021001

Tanggal Lulus: Juli 2015

(6)

Tanggal Lulus : Juli 2015

Telah diuji pada

Tanggal: 24 Juli 2015

Panitia Penguji Skripsi

Ketua Komisi Penguji : Dr. Achmad Delianur Nasution, S.T, M.T,IAI

Anggota Komisi Penguji : 1. Beny O.Y Marpaung, ST, MT, PhD

(7)

SURAT HASIL PENILAIAN PROYEK TUGAS AKHIR (SHP2A)

Nama : Chaterine Tinambunan

NIM : 110406073

Judul Proyek Tugas Akhir : Perancangan Apartemen di Kawasan Transit Oriented Development (TOD) Binjai

Rekapitulasi Nilai :

A

B+

B

C

C+

D

E

Dengan ini mahasiswa yang bersangkutan dinyatakan :

No. Status

3. Perbaikan Tanpa Sidang

(8)

i

KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur buat Tuhan Yesus Kristus. Atas kemurahan-Nya

lah saya dapat menyelesaikan segala keseluruhan dari proses penyusunan

Laporan Tugas Akhir ini yang mana sebagai salah satu syarat untuk memperoleh

gelar Sarjana Teknik Arsitektur di Departemen Arsitektur, Universitas Sumatera

Utara, yang merupakan kampus tercinta.

Tugas Akhir ini diproses dengan penuh duka dan suka cita yang tidak

bisa dilalui tanpa dukunga, doa, semangat, dan perhatian yang tiada berhenti

mengalir dari kedua orang tua, kedua saudaraku, teman-teman, dan semua orang

yang terlibat dalam proses pengerjaan Tugas Akhir ini.

Pada kesempatan ini, dengan segala kerendahan dan kedalaman hati,

saya menyampaikan rasa hormat sebesar-besarnya kepada Dosen Pembimbing

Tugas Akhir, Bapak DR. Achmad Delianur Nasution, S.T,M.T, yang mana atas

kesediaannya untuk terus membantu, mendorong, memotivasi, pengarahan serta

waktu yang terus diberikan kepada saya sehingga saya dapat menyelesaikan

Studio Perancangan Arsitektur 6 ini. Tidak lupa saya ucapkan banyak terima

kasih kepada para penguji bapak Hajar Suwantoro S.T, M.T dan ibu Beny O.Y

Marpaung S.T, M.T. yang memberikan komentar dan kritikan dengan tujuan

untuk membangun tugas akhir ini semakin baik.

 Kepada kedua sosok yang saya banggakan, Bapak saya tercinta

Samuel Tinambunan yang selalu menemani saya begadang dan ikut

tiap membuat tugas maket dan Mama tercinta, Sonta Siahaan yang

selalu menguatkan saya bertahan untuk mengerjakan tugas. Doa dan

dukungan kalian membuat saya kuat.

 Kepada abang dan adik saya, Andreas Martin untuk nasihat yang

tiada henti dan Yan Peterson untuk kekuatannya sebagai

(9)

ii

 Untuk para sahabat-sahabat seperjuanganku dari semester 1, Trya,

Risma, Hana, Ruth, Christy, Grace yang telah ikut mengukir mimpi

dalam menjalani hidup sebagai mahasiswa arsitektur dengan segala

humor yang tak pernah terpikirkan. Semoga kita terus sukses...!

Untuk teman-temanku tercinta Devi dan Nindya yang terus

mendukung dan menyemangatiku terimakasih sobat !

 Teman-teman inspiratif yang sudah saya anggap sebagai “abang”

Robert, Dana Gunario, Joshua, dan Bepe. Terimakasih buat

pelajarannya dan terimakasih buat kecerewetan kalian.

 Terimakasih buat stambuk 2011 yang menjadi keluarga di kehidupan perkuliahan saya terutama kelompok PA6. Kalian orang-orang hebat

dengan imajinasi hebat dan selera humor yang luar biasa hebatnya

 Terimakasih buat Khataiia-ku, Winda, Widya, Angel, Nora, Mutik,

Maria, dan Vhani yang terus mendukung dan mendoakanku teman

seperjuangan dalam iman. Aku sudah diakhir. Terimakasih

mendengarkan curhatku di dunia perarsitekturan yang sebenarnya

kalian pun tidak mengerti.

 Dan tidak lupa juga terimakasih kepada semua jenis minuman

caffein, tempat makan yang diambil arus listriknya, serta EXO dan

Brown Eyed Soul yang lagu-lagunya mengalun terus di laptop.

 Untuk adik-adik junior 2012, 2013, dan 2014 semoga kalian akan

menjadi stambuk pionir selanjutnya.

Medan, Juli 2015

Penulis

(10)

iii

1.2. Maksud dan Tujuan ... 2

1.3. Rumusan Masalah ... 3

1.4. Lingkup / Batasan Proyek ... 3

1.5. Pendekatan Perancangan ... 4

1.6. Kerangka Berfikir ... 4

1.7. Sistematika Laporan ... 6

BAB II STUDI LITERATUR ... 7

2.1. Pengertian dan Penjelasan Singkat Proyek ... 7

2.1.1. Mebidangro sebagai perwujudan TOD di Indonesia ... 8

2.2. Pengertian Apartemen ... 10

2.3. Prinsip-Prinsip Hemat Energi Pada Bangunan ... 13

2.4. Studi Banding Apartemen ... 14

2.4.1. Pinnacle @ Duxton ... 14

2.4.2. Goodwood Residence Apartment ... 17

BAB III ANALISA DAN KONSEP PERANCANGAN ... 19

3.1. Deskripsi Umum Proyek Apartemen Mixed-Use ... 19

3.2. Analisa ... 20

3.2.1. Analisa Lokasi ... 20

3.2.2. Analisa Tapak ... 21

3.2.3. Analisa Pengguna Ruang ... 24

3.2.4. Analisa Kebutuhan Ruang ... 25

(11)

iv

3.3.1. Konsep Perencanaan dan Perancangan Tapak ... 28

3.3.2. Konsep Massa Bangunan ... 29

3.3.3. Konsep Fasad Bangunan ... 30

3.3.4. Program Ruang ... 31

3.3.5. Konsep Unit Hunian ... 37

3.3.6. Konsep Penerapan Sustainability Energi pada Bangunan .. 39

3.3.7. Konsep Sistem Struktur ... 41

3.3.8. Konsep Sistem Mekanikal dan Elektrikal ... 42

BAB IV HASIL RANCANGAN ... 44

4.1. Masterplan TOD dan Ground Plan Apartemen ... 44

4.2. Denah Apartemen ... 45

4.3. Tampak Apartemen ... 48

4.4. Potongan Apartemen ... 49

4.5. Rencana Pembalokan dan Pondasi Apartemen ... 50

4.6. Sistem Mekanikal dan Elektrikal ... 51

4.7. Eksterior Apartemen ... 52

4.8. Interior Apartemen ... 54

BAB V KESIMPULAN ... 57

(12)

v

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. 1. Diagram Kerangka Berfikir ... Error! Bookmark not defined.

Gambar 2. 1. Massa Apartemen Pinnacle yang Berbentuk Kurva ...15

Gambar 2. 2. Ruang Komunal pada Lantai Dasar ...16

Gambar 2. 3. Fasade Bangunan yang Menunjukkan Konstruksi Modular ...16

Gambar 2. 4. Sunscreen yang Menjadi Ciri Khas Apartemen ...17

Gambar 2. 5. Pondok-pondok di Tengah Apartemen ...18

Gambar 3. 1. Lokasi Site pada Master Plan TOD di Binjai ...20

Gambar 3. 2. Jalur Sirkulasi pada Site ...21

Gambar 3. 3. Lokasi Site ...22

Gambar 3. 4. Titik sumber kebisingan yang ada pada site...23

Gambar 3. 5. Jalur Pedestrian ...24

Gambar 3. 6. Konsep Jalur Masuk dan Keluar Apartemen...28

Gambar 3. 6. Konsep Bentukan Massa ...29

Gambar 3. 8. Konsep fasad yang diadaptasi dari bentukan massa...30

Gambar 3. 9. Perencanaan konsep fasade pada apartemen ...31

Gambar 3. 10. Gambar denah unit apartemen...38

Gambar 3. 11. Diagram Penyaluran Energi Matahari oleh Solar panel ...39

Gambar 3. 12. Diagram Penyaluran Harvest Rainwater ...41

Gambar 4. 1. Masterplan dan Groundplan Apartemen ...44

Gambar 4. 2. Denah Lantai Basement Apartemen ...45

Gambar 4. 2. Denah Lantai Dasar Apartemen ...45

Gambar 4. 4. Denah Lantai Tipikal Hunian Apartemen ...46

Gambar 4. 5. Denah Lantai 5 dan 6 Hunian Apartemen ...47

Gambar 4. 6. Denah Lantai Atap Apartemen ...47

Gambar 4. 7. Tampak Utara dan Selatan Apartemen...48

Gambar 4. 8. Tampak Timur dan Barat Apartemen...49

Gambar 4. 9. Potongan Apartemen ...49

Gambar 4. 10. Rencana Pembalokan dan Pondasi Apartemen ...50

Gambar 4. 11. Rencana Sistem Mekanikal dan Elektrikal Apartemen ...51

Gambar 4. 12. Tampak Apartemen dari Jalan Ikan Paus ...52

Gambar 4. 13. Tampak Apartemen dari Jalan Lintas Medan-Aceh ...53

Gambar 4. 14. Aksonometri Apartemen ...53

Gambar 4. 14. Tampak Barat pada Apartemen ...53

Gambar 4. 16. Apartemen dari Jalan Ikan Paus ...54

Gambar 4. 17. Kamar Utama pada Apartemen ...54

Gambar 4. 18. Ruang Tamu pada Apartemen ...55

Gambar 4. 19. Dapur pada apartemen ...55

(13)

vi

DAFTAR TABEL

Tabel 3. 1 Tabel kebutuhan ruang dalam apartemen ... 28

Tabel 3. 2 Tabel kebutuhan ruang fasilitas hunian ... 34

Tabel 3. 3 Tabel kebutuhan ruang fasilitas penunjang ... 36

(14)

ABSTRAK

Transportasi yang menjadi kebutuhan manusia dewasa ini, menjadi salah satu penyebab berkurangnya kualitas lingkungan hidup. Manusia yang hidup di perkotaan sangat bergantung kepada transportasi terutama kendaraan pribadi untuk berpindah dari satu tempat ke tempat lain walau dengan jarak yang bisa ditempuh dengan berjalan kaki. Meningkatnya jumlah kendaraan mengakibatkan permasalahan baru yaitu, kemacetan. Waktu serta kualitas kerja para pekerja yang umumnya tinggal di kota menjadi berkurang.Untuk itu negara-negara di seluruh dunia berusaha mengurangi masalah ini. Negara-negara maju mulai menerapkan sistem Transit Oriented Development (TOD). Sistem ini mengatur perpindahan moda trasnportasi manusia secara teratur dari moda terbesar hingga terkecil. Dari diterapkan TOD ini diharapkan jumlah kendaraan mulai berkurang dan produktivitas manusia dalam menjalani aktivitasnya lebih besar. Dengan adanya konsep TOD ini, lahan-lahan untuk ruang terbuka hijau lebih diutamakan. Indonesia pun sudah merencanakan TOD ini, Sumatera Utara contohnya, sudah merencanakan proyek Mebidangro, yaitu Medan Binjai Serdang Tanah Karo sebagai kota-kota yang akan menerapkan sistem TOD ini. Stasiun Binjai menjadi pusat dimulainya TOD Binjai. Disekitar Stasiun Binjai ini akan dibangun bangunan mixed-use berupa gedung kantor, shopping mall, hotel transit serta stasiun mixed-use yang juga menjadi penunjang perekonomian Kota Binjai.

Melihat kedepan masyarakat kota pun akan menjadi sibuk dengan kegiatan perekonomiannya. Berada ditengah kota yang sibuk, masyarakat membutuhkan sebuah hunian praktis dan berada dekat moda transportasi utama. Apartemen Binjai ini merupakan apartemen yang berada diseberang Stasiun Binjai dan hanya membutuhkan waktu beberapa menit berjalan kaki menuju Stasiun Kereta Binjai. Apartemen ini nantinya akan banyak dihuni oleh masyarakat yang bekerja di kawasan stasiun Binjai maupun masyarakat Binjai yang bekerja di pusat Kota Medan. Apartemen ini merupakan apartemen mixed-use dengan mencampurkan masyarakat dengan status sosial yang berbeda-beda sehingga setiap lapisan masyarakat dapat berbaur dan menghasilkan inovasi nilai sosial masyarakat. Apartemen ini diharapkan memenuhi kehidupan masyarakat yang sibuk dan sangat membutuhkan hunian nyaman untuk beristirahat dan berkeluarga. Ruang komunal hijau yang terbuka dan berada di sepanjang apartemen memberikan ruang sosialisasi tanpa batas kepada para penghuninya.

(15)

ABSTRACT

Nowdays, the need of transport to be one of the causes of reduced quality of the environment. People living in urban, transport mainly relies heavily on private vehicles to move from one place to another even though the distance that can be traveled on foot. The increasing number of vehicles results in new problems, that is, congestion. Time and quality of work that have the workers who generally live in the city into reduced. Some countries around the world trying to reduce this problem. Developed countries started applying the system Transit Oriented Development (TOD). This system controls human trasnportasi modal transfer regularly from largest to smallest mode. Of applied TOD is expected to begin to decrease the number of vehicles and human productivity in undergoing greater activity. With the TOD concept, the land for green open spaces are preferred. Indonesia had already planned this TOD, North Sumatra for example, are already planning Mebidangro project, namely Medan Binjai Serdang Karo as the cities that will implement this TOD system. Binjai station became the center of the commencement of TOD Binjai. Around the station will be built buildings Binjai mix used in the form of office buildings, shopping malls, hotels and mixed-use transit station which is also the major economic activities Binjai.

Look to the future, urban community will be busy with economic activities. At the center of a busy city, people need a practical housing and is close to major transportation modes. Binjai apartment is an apartment which is located opposite the station Binjai and only takes a few minutes walk to the Train Station Binjai. These apartments will be inhabited by people who work in the area of the station nor society of Binjai who work in the center of Medan. This apartment is an apartment with a mixed-use community mixing with the social status of different so every layer of society can mingle and generate social value innovation. These apartments are expected to meet the people's lives are busy and in desperate need of shelter comfortable place to rest and have a family. Green communal spaces are open and are in all apartments provide socialization space without limits to the occupants.

(16)

ABSTRAK

Transportasi yang menjadi kebutuhan manusia dewasa ini, menjadi salah satu penyebab berkurangnya kualitas lingkungan hidup. Manusia yang hidup di perkotaan sangat bergantung kepada transportasi terutama kendaraan pribadi untuk berpindah dari satu tempat ke tempat lain walau dengan jarak yang bisa ditempuh dengan berjalan kaki. Meningkatnya jumlah kendaraan mengakibatkan permasalahan baru yaitu, kemacetan. Waktu serta kualitas kerja para pekerja yang umumnya tinggal di kota menjadi berkurang.Untuk itu negara-negara di seluruh dunia berusaha mengurangi masalah ini. Negara-negara maju mulai menerapkan sistem Transit Oriented Development (TOD). Sistem ini mengatur perpindahan moda trasnportasi manusia secara teratur dari moda terbesar hingga terkecil. Dari diterapkan TOD ini diharapkan jumlah kendaraan mulai berkurang dan produktivitas manusia dalam menjalani aktivitasnya lebih besar. Dengan adanya konsep TOD ini, lahan-lahan untuk ruang terbuka hijau lebih diutamakan. Indonesia pun sudah merencanakan TOD ini, Sumatera Utara contohnya, sudah merencanakan proyek Mebidangro, yaitu Medan Binjai Serdang Tanah Karo sebagai kota-kota yang akan menerapkan sistem TOD ini. Stasiun Binjai menjadi pusat dimulainya TOD Binjai. Disekitar Stasiun Binjai ini akan dibangun bangunan mixed-use berupa gedung kantor, shopping mall, hotel transit serta stasiun mixed-use yang juga menjadi penunjang perekonomian Kota Binjai.

Melihat kedepan masyarakat kota pun akan menjadi sibuk dengan kegiatan perekonomiannya. Berada ditengah kota yang sibuk, masyarakat membutuhkan sebuah hunian praktis dan berada dekat moda transportasi utama. Apartemen Binjai ini merupakan apartemen yang berada diseberang Stasiun Binjai dan hanya membutuhkan waktu beberapa menit berjalan kaki menuju Stasiun Kereta Binjai. Apartemen ini nantinya akan banyak dihuni oleh masyarakat yang bekerja di kawasan stasiun Binjai maupun masyarakat Binjai yang bekerja di pusat Kota Medan. Apartemen ini merupakan apartemen mixed-use dengan mencampurkan masyarakat dengan status sosial yang berbeda-beda sehingga setiap lapisan masyarakat dapat berbaur dan menghasilkan inovasi nilai sosial masyarakat. Apartemen ini diharapkan memenuhi kehidupan masyarakat yang sibuk dan sangat membutuhkan hunian nyaman untuk beristirahat dan berkeluarga. Ruang komunal hijau yang terbuka dan berada di sepanjang apartemen memberikan ruang sosialisasi tanpa batas kepada para penghuninya.

(17)

ABSTRACT

Nowdays, the need of transport to be one of the causes of reduced quality of the environment. People living in urban, transport mainly relies heavily on private vehicles to move from one place to another even though the distance that can be traveled on foot. The increasing number of vehicles results in new problems, that is, congestion. Time and quality of work that have the workers who generally live in the city into reduced. Some countries around the world trying to reduce this problem. Developed countries started applying the system Transit Oriented Development (TOD). This system controls human trasnportasi modal transfer regularly from largest to smallest mode. Of applied TOD is expected to begin to decrease the number of vehicles and human productivity in undergoing greater activity. With the TOD concept, the land for green open spaces are preferred. Indonesia had already planned this TOD, North Sumatra for example, are already planning Mebidangro project, namely Medan Binjai Serdang Karo as the cities that will implement this TOD system. Binjai station became the center of the commencement of TOD Binjai. Around the station will be built buildings Binjai mix used in the form of office buildings, shopping malls, hotels and mixed-use transit station which is also the major economic activities Binjai.

Look to the future, urban community will be busy with economic activities. At the center of a busy city, people need a practical housing and is close to major transportation modes. Binjai apartment is an apartment which is located opposite the station Binjai and only takes a few minutes walk to the Train Station Binjai. These apartments will be inhabited by people who work in the area of the station nor society of Binjai who work in the center of Medan. This apartment is an apartment with a mixed-use community mixing with the social status of different so every layer of society can mingle and generate social value innovation. These apartments are expected to meet the people's lives are busy and in desperate need of shelter comfortable place to rest and have a family. Green communal spaces are open and are in all apartments provide socialization space without limits to the occupants.

(18)

BAB I

(19)

1

Chaterine Tinambunan | 110406073

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Indonesia merupakan salah satu negara yang terkenal dengan kepadatan

penduduknya dengan berada ditingkat keempat. Angka kepadatan penduduk yang

terus meningkat ini sama dengan meningkatnya jumlah kendaraan sebagai

kebutuhan masyarakat untuk bertransportasi. Dengan adanya transportasi,

masyarakat berpikir dapat dengan cepat sampai ditempat tujuan, sehingga

masyarakat berlomba untuk memperbanyak kendaraan pribadinya yang membuat

semakin banyak jumlah kendaraan pribadi di Indonesia.

Banyaknya kendaraan bermotor mengakibatkan makin meningkatnya

polusi. Asap kendaraan bermotor menghasilkan banyak gas yang berbahaya bagi

tubuh manusia. Selain asap tersebut kemacetan menjadi masalah yang timbul

akibat dari banyaknya kendaraan bermotor. Dalam hal ini negara-negara di dunia

kemudian mulai berusaha mengurangi jumlah kendaraan bermotor dengan

memperhatikan kebutuhan manusia yaitu, efisiensi waktu dan tenaga serta dapat

mengurangi polusi untuk menyelamatkan bumi. Kendaraan bermotor yang

terlampau banyak juga mengakibatkan kemacetan lalu lintas. Kemacetan ini

sangat banyak merugikan, dimana efisiensi waktu dalam bekerja yang berkurang

karena waktu yang juga berkurang akibat kemacetan, tenaga serta pemikiran yang

lelah akibat kemacetan lalu lintas.

Negara-negara maju kemudian mencanangkan sistem transit oriented

development (TOD). TOD merupakan suatu kawasan mix-used dimana kita dapat

berjalan kaki dengan radius ±600m dari pusat pemberhentian transit dan area inti

komersial. Perumahan mix-used, retail, kantor, RTH, dan area public dari TOD

(20)

2

Chaterine Tinambunan | 110406073

masyakarat dan pekerja sekitar merasa nyaman untuk berpindah tempat baik

menggunakan, sepeda, jalan kaki, maupun mobil.

Jika melihat konsep TOD maka bertempat tinggal di lokasi yang dekat

dengan stasiun kereta api yang menjadi moda utama transportasi merupakan hal

yang menguntungkan bagi masyarakat. Masyarakat dapat berjalan kaki menuju

stasiun yang membuat pengeluaran untuk bahan bakar kendaraan lebih hemat

serta efisiensi waktu yang lebih cepat. Akan tetapi, lahan untuk tempat tinggal di

sekitar stasiun dibatasi untuk pembangunan fungsi lain yang menunjang konsep

TOD sehingga permukiman yang tepat untuk kawasan ini adalah hunian vertikal

berupa apartemen yang dapat menampung banyak keluarga. Konsep hunian dalam

bentuk apartemen ini sudah lama dikembangkan di Indonesia akan tetapi

permasalahan sosial seperti kurang mengenalnya antar penghuni apartemen

menjadi permasalahan utama dalam kehidupan apartemen sehingga dibutuhkan

ruang yang dapat membuat para penghuninya tertarik untuk berinteraksi antar

sesama penghuni apartemen.

1.2. Maksud dan Tujuan

Berdasarkan penjelasan-penjelasan pada sub-bab Latar Belakang, proyek

ini direncanakan dan dikonsepkan dengan maksud sebagai konsep pembangunan

apartemen mixed use bagi masyarakat kota Binjai. Berdasarkan maksud tersebut,

maka tujuan dari proyek ini adalah :

1. Menciptakan konsep perancangan apartemen yang berada dekat dengan

transit utama kota Binjai, yaitu Stasiun Kereta Api Binjai.

2. Merancang hunian apartemen yang menciptakan ruang sosialisasi bagi

seluruh penghuninya.

(21)

3

Chaterine Tinambunan | 110406073

1.3. Rumusan Masalah

Dari penelaahan Latar Belakang dan penelusuran maksud dan tujuan dari

proyek ini, adapun permasalahan-permasalahan dari berbagai aspek yang

menyangkut proyek ini adalah sebagai berikut :

 Bagaimana merancang hunian yang nyaman untuk tinggal, beristirahat dan

berkumpul bagi para penghuni apartemen.

 Bagaimana cara merancang ruang sosial atau ruang komunal dalam hunian apartemen sehingga penghuni apartemen tertarik untuk bersosialisasi di

ruang terebut.

 Bagaimana merancang konsep hunian apartemen yang berkonsep

sustainable.

1.4. Lingkup / Batasan Proyek

Permasalahan perancangan dan perencanaan apartemen mixed-use ini agar

dapat ditangani dengan jelas, dalam pembahasan dan perencanaan ini diadakannya

batasan-batasanan berikut:

1. Hunian ini dikhususkan untuk kisaran jumlah keluarga modern (Keluarga

Berencana) yang dicanangkan oleh Pemerintah sehingga jumlah kamar untuk

keluarga besar tidak dimasukkan.

2. Hunian ini direncanakan untuk proyek TOD sehingga memakai peraturan

yang diatur untuk kawasan TOD sehingga standar apartemen yang belum

(22)

4

Chaterine Tinambunan | 110406073

1.5. Pendekatan Perancangan

Pendekatan yang ada dalam perancangan ini menggunakan beberapa

metoda sebagai berikut:

a. Studi Literatur

Metoda yang digunakan dengan cara mempelajari permasalahan yang ada

pada perancangan dengan menggunakan pemecahan masalah, pengambilan teori,

penggunaan data berdasarkan referensi-referensi yang dianggap relevan,

kontekstual, dan mendukung dalam proses perancangan.

b. Studi Banding

Metoda yang digunakan untuk melakukan perbandingan terhadap

pendekatan masalah, pendekatan pemecahan masalah, dan perbandingan kasus

yang memiliki kesamaan isu ataupun tema yang diambil dari berbagai sumber

seperti buku, internet, majalah, dan lainnya.

c. Survey Lapangan

Metoda menganalisis dan survey lapangan secara langsung.

(23)

5

Chaterine Tinambunan | 110406073

Gambar 1. 1. Diagram Kerangka Berfikir

Sumber : penulis, 2015

JUDUL PROYEK dan TEMA

Judul proyek: Perancagan Apartemen di Kawasan Transit Oriented Development (TOD) Binjai

LATAR BELAKANG KASUS

 Pengembangan kawasan transit oriented development

di Binjai.

 Kebutuhan masyrakat akan tempat tinggal yang dekat dengan moda transportasi utama.

 Kebutuhan masyarakat akan ruang sosialisasi di kawasan tempat tinggal mereka

MAKSUD DAN TUJUAN

 Menciptakan konsep perancangan apartemen yang berada dekat dengan transit utama kota Binjai, yaitu Stasiun Kereta Api Binjai .

 Merancang hunian apartemen yang menciptakan ruang sosialisasi bagi seluruh penghuninya.

 Menciptakan konsep hunian apartemen yang sustainable.

PERMASALAHAN

 Bagaimana merancang hunian yang nyaman untuk tinggal, beristirahat dan berkumpul bagi para penghuni apartemen

 Bagaimana cara merancang ruang sosial atau ruang komunal dalam hunian apartemen sehingga penghuni apartemen tertarik untuk bersosialisasi di ruang terebut.

 Bagaimana merancang konsep hunian apartemen yang berkonsep sustainable.

PENGUMPULAN

 Anlisa kebutuhan ruang

KONSEP PERANCANGAN

(24)

6

Chaterine Tinambunan | 110406073

1.7. Sistematika Laporan

BAB I PENDAHULUAN

Berisi tentang kajian latar belakang, maksud dan tujuan, perumusan

masalah, lingkup/batasan proyek, pendekatan, kerangka berfikir dan sistematika

laporan

BAB II STUDI LITERATUR

Berisi tentang pengertian dan penjelasan singkat proyek, pengertian

apartemen, prinsip-prinsip hemat energi, serta studi banding proyek sejenis.

BAB III ANALISA DAN KONSEP PERANCANGAN

Berisi tentang deskripsi proyek, kajian analisis terhadap lokasi, tapak,

pengguna ruang dan kebutuhan ruang. Bab ini juga berisi tentang konsep yang

akan dipakai, meliputi konsep perencangan tapak, konsep massa bangunan,

konsep fasad, program ruang, konsep unit hunian, konsep perapan sustainability,

konsep sistem struktur, dan konsep sistem mekanikal dan elektrikal

BAB IV HASIL PERANCANGAN

Berisi gambar hasil perancangan dan penjelasannya yang berupa gambar

kerja serta 3D visualisasi dari eksterior dan interior.

LAMPIRAN

Berisi gambar hasil perancangan yang berupa gambar kerja serta 3D

visualisasi dari eksterior dan interior .

DAFTAR PUSTAKA

Berisi daftar pustaka yang digunakan sebagai literatur selama proses

(25)

BAB II

(26)

7

Chaterine Tinambunan | 110406073

BAB II

STUDI LITERATUR

2.1. Pengertian dan Penjelasan Singkat Proyek

Dalam proyek ini, penulis mendapat isu perancangan apartemen di

kawasan transit oriented development (TOD) Binjai yaitu dimana dengan jarak

sekitar ±600m (sesuai dengan kondisi alam kawasan TOD) para penghuni

apartemen dapat langsung mencapai pusat transportasi atau stasiun kereta dengan

hanya berjalan kaki. Berdasarkan hal tersebut perancang ditugaskan untuk

mengkaji dan merancang konsep apartemen yang tepat dan kontekstual terhadap

isi tersebut sehingga penulis mengangkat judul proyek “Perancangan Apartemen

di Kawasan Transit Oriented Developmeny (TOD) Binjai”, yang mempunyai

pengertian :

 Perancangan : Proses, cara atau perbuatan

merancang, mengatur segala sesuatu1.

 Apartemen : Suatu ruang atau rangkaian ruang

yang dilengkapi dengan fasilitas serta

perlengkapan rumah tangga dan

digunakan sebagai tempat tinggal2.

 Mixed-Used : Suatu bangunan yang

mengakomodasi beberapa fungsi

sekaligus, umumnya fasilitas

(27)

8

Chaterine Tinambunan | 110406073

komersial yang meliputi mall,

perkantoran, restoran, apartemen, dll3

 Kawasan : Daerah tertentu yang mempunyai ciri

tertentu, seperti tempat tinggal,

pertokoan, industri, dll4.

 Transit Oriented Development : Suatu kawasan mixed-use dimna kita

dapat berjalan kaki dengan radius

±600m (sesuai dengan kondisi

keadaaan lingkungan negara TOD)

dari pusat pemberhentian transit dan

area inti komersial5.

 Binjai : Salah satu kota di provinsi Sumatera

Utara yang termasuk dalam proyek

pembangunan Mebidang6.

Berdasarkan penelaahan pengertian dari tiap kata-kata pada Judul Proyek

tersebut, penulis menetapkan bahwa Perancangan Apartemen di Kawasan Transit

Oriented Development (TOD) di Binjai adalah sebuah konsep perancangan

apartemen di daerah pemberhentian transit yaitu stasiun di Binjai, Sumatera Utara.

2.1.1. Mebidangro sebagai perwujudan TOD di Indonesia

Melihat banyaknya manfaat dari pengembangan konsep kota TOD, maka

banyak negara maju maupun berkembang termasuk Indonesia mulai menerapkan

perancangan kota TOD ini dimulai dari Jabodetabek, Metropolitan Bandung Raya,

3 https://wiraland.wordpress.com

4 Kamus Besar Bahasa Indonesia, Hak Cipta Pusat Bahasa (Pusba), http://kbbi.web.id

5Calthorpe, Peter, “The Next American Metropolis: Ecology, Comunity and American Dream”.

Princeton Architectural Press; 1993

(28)

9

Chaterine Tinambunan | 110406073

Mebidangro, Gerbang Kartasusila serta Sarbagita7. Selain menertibkan pertumbuhan kendaraan bermotor perencaan kota transit ini juga mengambil

peluang peningkatan kualitas ekonominya. Pembangunan kota-kota ini diawali

dengan perbaikan dan peningkatan sarana dan transportasi, seperti pembangunan

jalan tol, perbaikan jalur kerta api, pengembangan MRT dan BRT.

Untuk Mebidangro sendiri, penyusunan rencana tata ruang kawasan

didasarkan pada Kepmen Kimpraswil No. 327/KPTSM/M/2002. Dalam Rencana

Tata Ruang Kawasan (RTRK) Mebidangro, kawasan yang ditetapkan sebagai

Pusat Kegiatan Nasional terdiri dari 44 kecamatan yang meliputi 21 kecamatan di

Kota Medan, 5 kecamatan di Kota Binjai, 14 kecamatan di Kabupaten Deli

Serdang dan 4 kecamatan di Kabupaten Karo.

Kawasan Mebidangro mempunyai kedudukan yang strategis terhadap

pengembangan Segitiga Ekonomi Regional Indonesia –Thailand – Singapore. Kawasan Mebidangro merupakan kawasan yang strategi karena akan menjadi

pusat pemerintahan Sumatera Utara, pusat industri, perdagangan dan jasa, serta

kawasan yang padat perukimannya. Posisinya yang strategis menjadi perhatian

dalam pengembangan kawasan Mebidangro ke depan. Kebijakan dalam Penataan

Ruang Kawasan Perkotaan Mebidangro meliputi

 Pengembangan dan pemantapan fungsi Kawasan Perkotaan Mebidangro

sebagai pusat perekonomian nasional yang produktif dan efisien serta

mampu bersaing secara internasional terutama kerja sama ekonomi

subregional Segitiga Ekonomi Regional Indonesia –Thailand – Singapore.

 Peningkatan aksespelayanan ke pusat-pusat kegiatan perkotaan

Mebidangro sebagai pembentuk struktur ruang perkotaandan pengembang

wilayah Sumatera bagian Utara

7

(29)

10

Chaterine Tinambunan | 110406073

 Peningkatan kualitas dan jangkauan pelayanan jaringan transportasi,

energi, telekomunikasi, sumber daya air, serta prasarana perkotaan

Mebidangro yang merata

 Peningkatan fungsi, kuantitas, dan kualitas RTH dan kawasan lindung

lainnya di kawasan Perkotaan Mebidangro.

2.2. Pengertian Apartemen

Dewasa ini apartemen sudah menjadi hal umum di kawasan perkotaan.

Dengan lokasi yang strategi dekat dengan kantor ataupun tempat hiburan dan

pusat perbelanjaan, kemudahan dalam merawat bangunan, serta fasilitas-fasilitas

yang diberikan oleh pengembang, apartemen menjadi hal yang sangat diincar oleh

mereka yang hidup ditengah perkotaan dan sibuk bekerja.

Apartemen adalah suatu ruang atau rangkaian ruang yang dilengkapi

dengan fasilitas serta perlengkapan rumah tangga dan digunakan sebagai tempat

tinggal. (Harris; 1975; 20). Menurut buku Site Planning (1984 : 252), apartemen

didefinisikan sebagai “....several dwelling units share a common (usually an

indoor) access and areenclosed by a common structural envelope...”, yang berarti

beberapa unit hunian yang saling berbagi akses yang sama dan dilingkupi oleh

struktur kulitbangunan yang sama.Menurut Time Saver Standard (1983) satu unit

apartemen setidaknya terdiri dari kamar tidur, kamar mandi, runag tamu, dapur

dan ruang santai.

Apartemen pertama kali di perkenalkan di Indonesia pada tahun 1974

dengan terbangunnya apartemen Ratu Plaza di Jakarta dengan jumlah 54 unit

apartemen. Apartemen Ratu Plaza merupakan apartemen yang mix-used dengan

pusat perbelanjaan. Apartemen ini mengincar kaum menengah ke atas. Kemudian

diikuti oleh apartemen Taman Rasuna yang berada di jalan Taman Rasuna Said di

kawasan Kuningan Jakarta Selatan. Kawasan Kuningan merupakan kawasan yang

banyak dikelilingi oleh gedung perkantoran sehingga apartemen ini banyak dihuni

(30)

11

Chaterine Tinambunan | 110406073

banyak didirikan apartemen dengan berbagai fasilitas. Di Sumatera Utara sendiri

sudah berdiri apartemen Cambridge dan saat ini sudah mulai berkembang banyak.

Gedung perkantoran yang umumnya berada di kota membuat masyarakat

banyak berdatangan ke kota sehingga permintaan akan hunian meningkat. Akan

tetapi, lahan yang berada di kota tidak cukup untuk memenuhi permintaan rumah

bagi tiap-tiap masyarakat sehingga apartemen merupakan pilihan yang tepat untuk

memenuhi permintaan akan hunian. Masyarakat kota kemudian melihat

kemudahan dan efisiensi hunian vertikal ini, selain dapat menjadi tempat tinggal

hunian ini juga dekat dengan tempat mereka bekerja.

Perkembangan apartemen yang semakin banyak, pengembang mulai

bersaing menjadikan apartemen tidak lagi mempunyai fungsi sebagai tempat

tinggal saja melainkan juga sebagai penanda strata sosial. Semakin lengkap

fasilitas yang diberikan apartemen, semakin mewah apartemen tersebut. Tidak

jarang suatu apartemen juga digabungkan dengan mall sehingga penghuni

apartemen mudah memenuhi kebutuhan sehari- hari dan tidak perlu berjalan jauh

untuk berbelanja. Inilah alasan mengapa apartemen sekarang umumnya dihuni

oleh masyarakat menengah ke atas yang menginginkan kemudahan dalam

mewujudkan kebutuhannya.

Apartemen dapat dibedakan berdasarkan pengelompokannya yaitu

 Berdasarkan tingkat perekonomian penghuninya: - Apartemen golongan bawah

- Apartemen golongan menengah

- Apartemen golongan mewah

Perbedaan apartemen ini terletak pada ukuran ruang unit hunian dan fasilitas

yang disediakan oleh apartemen tersebut.

(31)

12

Chaterine Tinambunan | 110406073

Berdasarkan kategori jenis dan besar bangunan (Akmal, 2007) Apartemen terdiri

atas :

- High-rise Apartemen. Bangunan apartemen yang terdiri atas lebih dari

sepuluh lantai. Dilengkapi area parkir bawah tanah, sistem keamanan dan servis

penuh. Struktur apartemen lebih komplek sehingga desain unit apartemen

cenderung standar. Jenis ini banyak dibangun di pusatkota.

- Mid-Rise Apartemen. Bangunan apartemen yang terdiri dari tujuh sampai

dengan sepuluh lantai. Jenisapartemen ini lebih sering dibangun dikota satelit.

- Low-Rise Apartemen. Apartemen dengan ketinggian kurang dari tujuh

lantai dan menggunakan tangga sebagaialat transportasi vertikal. Biasanya untuk

golongan menengah ke bawah.

- Walked-Up Apartemen. Bangunan apartemen yang terdiri atas tiga lantai

sampai dengan enam lantai. Apartemenini kadang-kadang memiliki lift, tetapi bisa

juga tidak. Jenis apartemen ini disukai olehkeluarga yang besar (keluarga inti

ditambaha dengan orang tua). Gedung apartemen hanya terdiri dari dua atau tiga

unit apartemen

- Garden Apartemen. Bangunan apartemen dua sampai empat lantai.

Apartemen ini memiliki halaman dan taman disekitar bangunan. Apartemen ini

sangat cocok untuk keluarga inti yang memiliki anak kecil karena anak-anak dapat

mudah mencapai ke taman. Biasanya untuk golongan menengah ke atas.

 Berdasarkan bentuk massa bangunan

- Slab

Bangunan pada apartemen ini berbentuk seperti kotak pipih dan menggunakan

koridor sebagai penghubung ruang, yang terdiri dari:

a. Double loaded corridor

b. Single loaded coridor

c. Skip stop plan

d. Terrace plan

(32)

13

Chaterine Tinambunan | 110406073

Apartemen ini biasanya mempunyai ketinggian di atas 20 lantai. Sistem

sirkuasinya menggunakan core

- Varian

Massa apartemen ini berbentuk gabungan massa slab dengan podium dan

tower dengan podium.

2.3. Prinsip-Prinsip Hemat Energi Pada Bangunan

Berdasarkan buku Inovasi Model Desain Rusunawa Sederhana Hemat

Energi oleh Ir. E.B. Handoko Sutanto, MT, pertimbangan desain bangunan hemat

energi secara umum unutk bangunan apartemen dan rumah susun di Indonesia,

yaitu:

 Merekayasa terbentuknya iklim mikro yang nyaman dengan mendesain

open space dan ruang terbuka hijau –semaksimal mungkin.

 Mendesain konfigurasi massa bangunan dalam komposisi dan bentuk yang

tidak kompleks, agar komposisi massa dan bentuk bangunan tidak

menghalangi dalam upaya penerimaan energi matahari serta penghawaan

alami, mempermudah dan menyederhanakan pengaturan orientasi massa

dan desain bidang bukaan pada bangunan dan meminimalisir heat transfer

 Mengatur orientasi bangunan untuk menghindari panas matahari langsung,

dengan mendesain arah memanjang yaitu massa bangunan dominan ke

Utara/Selatan

 Mengutamakan desain massa yang “ramping”

 Mengatur organisasi ruang (mengatur zoning ruangan)

 Mengatur agar penghawaan alami dapat berlangsung secara efektif,

pengaturan arah dan dimensi serta perlindungan bukaan dan

mengupayakan terjadinya cross ventilation.

 Mendesain agar sekat antar ruangan dalam unit tidak rapat sampai plafon,

agar aliran udara dan transmisi cahaya antar ruang masih dapat

(33)

14

Chaterine Tinambunan | 110406073

 Menggunakan atau merekayasa bahan bangunan agar semaksimal

mungkin dapat menahan/mereduksi matahari ke dalam ruangan.

Berdasarkan prinsip-prinsip desain diatas, pertimbangan desain bangunan

untuk menghemat energi pada apartemen yaitu:

 Merekayasa bidang-bidang dominan untuk upaya pengumpulan energi

melalui solar panel, harvesting/water collecting

 Merekaya terbentuk iklim mikro dengan mendesain open space dan ruang

terbuka hijau pada apartemen

 Mengatur orientasi bangunan yang memanjang dominan ke Utara dan Selatan

 Menggunakan sunshading untuk mengatur pencahayaan pada bidang

massa bangunan yang menghadap Barat

 Menggunakan penutup bidang bukaan yang bernilai transparansi baik untuk memaksimalkan perolehan cahaya matahari

 Mengutamkan desain massa yang ramping

2.4. Studi Banding Apartemen

2.4.1. Pinnacle @ Duxton

Apartemen Pinneacle berlokasi di Singapore dan dirancang oleh ARC

Studio Architecture + Urbanism. Apartemen yang selesai pada tahun 2009, ini

memiliki 1.848 unit apartemen dengan tinggi 50 lantai. Jika melihatnya secara

langsung apartemen ini terlihat sangat besar dan padat. Konsep apartemen ini

adalah “jalan-jalan di langit”. Bangunan ini jika dilihat dari atas akan membentuk sebuah kurva yang tiap-tiap towernya saling terhubung melalui ruang terbuka

hijau pada roof top. Apartemen ini meyediakan ruang terbuka publik yang

(34)

15

Chaterine Tinambunan | 110406073

Apartemen ini terletak dekat dengan dua stasiun kereta api serta

pemberhentian bus yang berada tepat di depannya. Pinnacle ini menciptakan

masyarakat yang walkable, beragam, terhubung, sejahtera dalam model urbanisme

yang berkelanjutan. Mulai dari keberagaman perekonomian, sosial bahkan

politik. Pinnacle mengatur sirkulasi pejalan kaki dan sirkulasi kendaraan dengan

baik. Tata letak linier blok memungkinkan kendaraan dapat langsung ke parkiran.

Gambar 2. 1. Massa Apartemen Pinnacle yang Berbentuk Kurva

(Sumber : ctbuh.org)

Selain itu terkenal dengan ciri khas sky gardennya, apartemen ini

mempunyai berbagai fasilitas seperti taman bermain anak, pusat kebugaran, serta

ruang-ruang beragam lainnya yang beragam, keratif dan tidak biasa untuk

memenuhi ruang interaksi masyarakat. Sky garden atau ruang terbuka publik

apartemen ini berada di lantai 26 dan 50 menghubungkan tujuh tower blok

apartemen, yang menciptakan ciri khas apartemen ini. Skygarden ini bertujuan

sebagai perpanjangan dari lingkungan hidup masyarakat Apartemen ini juga

mempunyai fasilitas seperti retail, food court, pusat pe ndidikan, penitipan anak

(35)

16

Chaterine Tinambunan | 110406073

Gambar 2. 2. Ruang Komunal pada Lantai Dasar

(Sumber : ctbuh.org)

Bangunan apartemen ini terbuat dari beton pra-fabrikasi yang dikirim dan

disatukan ditempat yang dikenal, beton pra-fabrikasi ini dikenal sebagai bahan

sustainable. Penghuni apartemen diberikan sebuah fasad apartemen yang tidak

terduga. Dengan aplikasi sederhana dan cat yang terjangkau, fasada apartemen ini

berbentuk kotak-kotak dengan adanya jendela, kotak tanaman, dan balkon yang

tidak tersusun teratur sehingga menciptakan visual yang menarik dan mengurangi

rasa dari massa bangunan yang besar,

Gambar 2. 3. Fasade Bangunan yang Menunjukkan Konstruksi Modular

(36)

17

Chaterine Tinambunan | 110406073

2.4.2. Goodwood Residence Apartment

Apartemen ini dirancang oleh studio arsitek tenama Singapore, WOHA

yang sering mendapat penghargaan atas karyanya yang green design dan

sustainable. Tidak hanya merancang di Singapore, WOHA juga meranacang

bangunan-bangunan sustainable di luar Singapore seperti Indonesia, Bangkok

hingga China. Semua karya-karyanya tidak terlepas dari konsep gren design

dengan ciri khas banyaknya taman pada bangunan. Apartemen ini berlokasi di

Singapore dan mempunyai 210 unit apartemen. Apartemen ini mengelilingi

sebuah taman tengah sebagai koneksi visual. Bangunan ini terdiri dari dua blok

yang berbentuk L dan terdiri dari 12 lantai di lahan 2,5 hektar.

Fasade apartemen ditutupi oleh sunscreens yang terbuat dari aluminium fin

yang dapat naik-turun yang berorientasi 45o dari utara-selatan untuk

menyesuaikan cahaya yang masuk maupun privasi pemiliknya. Fasade ini

terinspirasi dari pola pakaian Asia dan tipikal perumahan bambu kolonial. Pada

lantai dasarnya didesain seperti landasan yang menghasilkan sebuah koneksi kuat

ke luar apartemen dengan langit-langit yang tinggi, jendela sorong yang

menghadap ke kolam., Total 1700m2 vertikal garden, termasuk diantaranya

tanaman untuk di tangga luar, tanaman di kolam-kolam serta pepohonan yang

ditaman membuat apartemen ini memiliki dekoratif alami.

Gambar 2. 4. Sunscreen yang Menjadi Ciri Khas Apartemen

(37)

18

Chaterine Tinambunan | 110406073

Pada lantai kedua dan ketiga, 15 unit apartemennya terlihat seperti rumah

pohon yang terhubung ke pondok-pondok luar, dimana kanopi-kanopinya

dinaikkan. Penghuninya dapat berkumpul dan bersantai ditengah-tengah puncak

kanopi pohon. Mereka bertindak sebagai ruang transisi yang menyenangkan

antara alam dan block perumahan yang seragam.

Gambar 2. 5. Pondok-pondok di Tengah Apartemen

(Sumber : www.dezeen.com)

Konsep-konsep green desain yang dipakai apartemen ini yaitu dengan

adanya ruang terbuka hijau, hampir 80% area dari apartemen ini dibuat untuk

lansekap dan fasilitas ruang komunal. Prinsip desain sustainable lainnya yaitu

mengurangi penggunaan air dengan harvest rainwater, irrigation water run-off and

air bawah tanah untuk mengairi tanaman pada lansekap.

Dari studi banding apartemen diatas dapat kita lihat usaha arsitek untuk

menciptakan ruang interaksi antara sesama penghuni apartemen dengan

menyediakan ruang terbuka hijau. Selain hal itu arsitek-arsitek tersbut

menerapkan konsep sustainable pada bangunan. Kedua hal ini dapat menjadi

contoh yang dapat diterapkan pada rancangan apartemen yang dirancang oleh

(38)

BAB III

ANALISA DAN KONSEP

(39)

19

Chaterine Tinambunan | 110406073

BAB III

ANALISA DAN KONSEP PERANCANGAN

3.1. Deskripsi Umum Proyek Apartemen Mixed-Use

Sesuai buku Master Plan Kawasan Transit Oriented Develpoment (TOD)

Binjai tugas PA 6 Kelompok Empat, hunian masyarakat merupakan apartemen

yang terletak dekat stasiun dengan luas area 787 m2.

Adapun penjelasan deskripsi proyek secara umum adalah :

1. Judul proyek : Perancangan apartemen mixed-use di kawasan

transit oriented development (TOD) di Binjai.

2. Fungsi : Apartemen, Hunian

6. Karakteristik site : Site merupakan kawasan pengembangan kota

transit yang berada di dekat stasiun kereta api dan

terminal Binjai.

(40)

20

Chaterine Tinambunan | 110406073

3.2. Analisa

Pada tahap analisa ini, perancang menganalisa berdasarkan buku

Masterplan Perancangan Kawasan Transit Oriented Development (TOD) di Binjai

Tugas PA 5 Kelompok Empat serta mengaitkannya terhadap eksisting yang sudah

ada diluar masterplan.

3.2.1. Analisa Lokasi

Gambar 3. 1. Lokasi Site pada Master Plan TOD di Binjai

(Sumber :Buku Masterplan TOD Binjai Kelompok Empat)

Apartemen ini berlokasi di Binjai Timur yang cukup padat penduduk.

Kondisi di sekitas lokasi, yaitu :

 Berada tepat di samping RTH kota Binjai dan Sekolah Dasar

 Berada di kawasan TOD dengan berada dekat dengan stasiun dan terminal

Binjai

 Terletak di Jalan lintas Sumatra, sehingga lokasi sangat strategis dengan

(41)

21

Chaterine Tinambunan | 110406073

3.2.2. Analisa Tapak

a. Analisa Sirkulasi

Gambar 3. 2. Jalur Sirkulasi pada Site

(Sumber :Buku Masterplan TOD Binjai Kelompok Empat)

Melihat pada Gambar 3.2 di atas, tapak berada di samping jalan raya

utama yaitu Jalan Lintas Medan-Aceh dan pada utara (Jalan Ikan Paus) site

berorientasi pada stasiun yang merupakan inti dari site. Sehingga terbentuklah 2

jalur pintu masuk utama dan keluar yaitu dari Jalan Ikan Paus dan Jalan Lintas

Medan-Aceh agar memudahkan penghuni apartemen maupun pengunjung

langsung mengakses apartemen ini.

Proyek ini merupakan proyek yang berada di kawasan transit TOD

sehingga mengutamakan pejalan kaki maupun pengguna sepeda, dengan

pedestrian yang sudah direncanakan baik para penghuni ataupun pengunjung

fasilitas mixed-us apartemen dapat dengan mudah datang ke apartemen.

b. Analisa View

- Analisa View Ke Dalam

Keberadaan lokasi site yang dilalui jalan lintas Sumatera serta berada di

lokasi TOD yang nantinya akan banyak didatangi orang membuat apartemen ini

(42)

22

Chaterine Tinambunan | 110406073

apartemen ini harus dibuat menarik untuk menarik perhatian masyarakat yang

datang maupun melalui apartemen ini

Gambar 3. 3. Lokasi Site

(Sumber :Buku Masterplan TOD Binjai Kelompok Empat)

- Analisa View Ke Luar

Pada site lokasi proyek apartemen ini pada bagian barat berbatasan dengan

sekolah serta ruang terbuka hijau untuk kawasan TOD ini, adanya SPBU yang

menjadi view keluar apartemen menjadikan view bagi penghuni sangat tidak

menarik.

(43)

23

Chaterine Tinambunan | 110406073

Gambar 3. 4. Titik sumber kebisingan yang ada pada site

(Sumber :Buku Masterplan TOD Binjai Kelompok Empat)

Seperti yang digambarkan pada Gambar 3.4 lokasi site yang berada di inti

TOD, dikelilingi oleh jalan lintas Medan-Aceh sehingga pada site sering dilalui

oleh truk dan bus , adanya stasiun kereta dan terminal serta sekolah yang berada di

samping site menjadikan tingkat kebisingan pada site tinggi. Asal-asal kebisingan

ini berasal dari suara kendaraan, suara kereta api yang lewat dan suara keributan

anak-anak sekolah pada jam pagi hingga siang.

d. Analisa Pedestrian

Proyek ini merupakan proyek yang berada di kawasan transit TOD

sehingga mengutamakan pejalan kaki maupun pengguna sepeda, dengan

pedestrian yang sudah direncanakan baik para penghuni ataupun pengunjung

(44)

24

Chaterine Tinambunan | 110406073

Gambar 3. 5. Jalur Pedestrian

(Sumber :Buku Masterplan TOD Binjai Kelompok Empat)

Pada Gambar 3.5 kita bisa melihat adanya RTH disamping apartemen

sehingga dapat memacu ketertarikan para pengunjung apartemen untuk berjalan

kaki menuju site. Jalan-jalan pedestrian juga sudah diatur dalam buku Masterplan

Master Plan Kawasan Transit Oriented Develpoment (TOD) Binjai tugas PA 6

Kelompok Empat.

3.2.3. Analisa Pengguna Ruang

Dalam apartemen mixed-use ini terdapat beberapa pelaku kegiatan beserta

dengan alur kegiatannnya, sebagai berikut:

1. Penghuni

Penggunan utama dari apartemen mixed-use ini adalah para penghuni

apartemen. Penghuni apartemen ini adalah masyarakat kota yang bekerja sama

halnya dengan mereka yang tinggal di perumahan sehingga aktivitasnya sama

dengan masyarakat yang tinggal di perumahan. Penghuni ini apartemen ini

rencananya akan dihuni oleh keluarga, baik yang sudah mempunyai anak maupun

baru menikah dan juga single, yang nantinya akan menghuni apartemen studio.

2. Manager (pengelola)

Manager (pengelola) bangunan adalah penanggung jawab dari

(45)

25

Chaterine Tinambunan | 110406073

hingga keadaan sistem bangunan. Tiap-tiap hal tersebut dibantu oleh staf-staf

yang mempunyai divisi sendiri sesuai dengan skill dan pengalaman mereka.

3. Staff (per divisi)

Staff bekerja sesuai dengan divisi yang mereka pegang masing-masing

yang telah diatur sesuai dengan skill mereka. Tiap-tiap divisi ini mempunyai

kepala divisi sendiri yang mengontrol bawahannya. Divisi ini bekerja melayani

penghuni apartemen, menangani sistem bangunan hingga ke perawatan bangunan

dan menjadi resepsionis.

4. Masyarakat umum/Pengunjung

Mayarakat dalam hal ini ditujukan untuk pengunjung yang datang dan

menikmati fasilitas mixed-use yang disediakan oleh apartemen. Pengunjung dapat

dengan bebas menikmati fasilitas mixed-use tapi tidak dengan fasilitas khusus

yang diberikan untuk penghuni apartemen sehingga kenyamanan para penghuni

apartemen tetap terjaga.

3.2.4. Analisa Kebutuhan Ruang

Kebutuhan ruang berdasarkan aktivitas yang diwadahi:

(46)

26

Jogging Track Jogging Track Publik

(47)
(48)

28

Chaterine Tinambunan | 110406073

Ruang Pompa Service

Tabel 3. 1 Tabel kebutuhan ruang dalam apartemen

Seperti pada Tabel 3.1 dapat kita lihat bahwa pembagian fasilitas terbagi

atas 3 yaitu fasilitas hunian, fasilitas pendukung dan fasilitas pelengkap.

Fasilitas-fasilitas ini kemudian terbagi atas beberapa ruang yang dibutuhkan oleh tiap-tiap

orang yang menggunakan apartemen.

3.3. Konsep Perancangan

3.3.1. Konsep Perencanaan dan Perancangan Tapak

Seperti yang sudah dianalisa bahwa site ini berada di pengembangan

kawasan TOD yang berarti semua fungsi dapat terhubung secara cepat walau

hanya dengan berjalan kaki. Pembagian kawasan bermula dari letak stasiun

sebagai inti dari pengembangan ini. Site ini juga berada di dua jalan utama

kawasan yaitu Jalan Lintas Medan-Aceh dan Jalan Ikan Paus yang menuju

stasiun.

Gambar 3. 6. Konsep Jalur Masuk dan Keluar Apartemen

(49)

29

Chaterine Tinambunan | 110406073

Seperti yang ditunjukan pada gambar 3.6 tanda panah hijau menunjukkan

jalur masuk dan keluar kendaraan dan tanda panah merah menunjukkan alur

pejalan kaki. Jalur utama masuk kendaraan berada di Jalan Lintas Medan Aceh.

Pada bangunan bagian ini akan diberikan 2 jalur masuk menuju basemen, karena

panjangnya bangunan dan 3 pintu masuk menuju apartemen.

Sedangkan untuk Jalan Ikan Paus ini lebih diutamakan digunakan oleh

pedestrian, sehingga pada sekeliling apartemen tidak diberikan dinding pembatas

sehingga semua orang yang mengunjungi kawasan TOD Binjai ini dapat dengan

bebas menikmati fasilitas apartemen dengan berjalan kaki dari Jalan Ikan Kakap

hingga menuju stasiun.

Pada site terdapat RTH, yang dapat dilihat sebagai keuntungan karena

potensi masyarakat untuk mengunjungi fasilitas mixed-use yang diberikan oleh

apartemen sangat banyak. Oleh karena itu, pada bangunan yang bersampingan

dengan site diberikan jalur masuk menuju fasilitas mixed-use apartemen.

Untuk jalur masuk penghuni sama dengan jalur masuk pengunjung

apartemen akan tetapi dibedakan ketika sudah masuk lobby lift penghuni. Lobby

lift penghuni lebih dibuat private dan terjamin keamanannya.

3.3.2. Konsep Massa Bangunan

(50)

30

Chaterine Tinambunan | 110406073

Pada gambar 3.7 merupakan konsep bentukan massa dari apartemen ini.

Konsep ini beradaptasi dari lahan site yang makin lama makin sempit menuju

Jalan Ikan Kakap. Dan bentukan maju mundur untuk memaksimalkan cahaya

yang masuk pada bangunan dan mendapatkan view bagi semua penghuni.

3.3.3. Konsep Fasad Bangunan

Gambar 3. 8. Konsep fasad yang diadaptasi dari bentukan massa

Untuk memanfaatkan cahaya matahari secara maksimal maka fasad

bangunan diutamakan menghadap utara dan selatan seperti pada gambar 3.8

diatas. Selain itu pada bagian utara dan selatan ini direncakan peletakan kamar

dengan ventilasi dan bukaan yang besar sehingga udara dan cahaya dapat masuk

masksimal sehingga pemakain lampu maupun AC dapat berkurang.

. Untuk ruang jemur yang memerlukan angin dan panas matahari, ruang

jemur ditutupi oleh kisi-kisi yang bisa juga menjadi sunshading. Kisi-kisi ini

terbuat dari aluminium fin.sehingga angin dan panas dapat masuk dengan

kuantitas yang banyak dan juga menutupi kesemrawutan pakaian yang dijemur

(51)

31

Chaterine Tinambunan | 110406073

Pada bagian barat bersebelahan dengan RTH, sehingga pada bagian ini

juga dijadikan sebagai hunian, akan tetapi untuk mengurangi pencahayaan yang

masuk ke dalam hunian apartemen maka, pada bagian barat ditambahkan sun

shading

Gambar 3. 9. Perencanaan konsep fasade pada apartemen

Gambar 3.9 diatas merupakan gambar tampak yang menghadap stasiun.

Pada apartemen ini view serta pencahayaan merupakan bagian penting sehingga

pada kamar diberikan view yang full. Penutup ruang service cuci jemur juga dapat

kita lihat sebagai bagian dari fasade.

3.3.4. Program Ruang

Dari pendekatan-pendekatan yang telah dilakukan, program ruang yang

dibutuhkan dalam apartemen Binjai Park Apartmen, yaitu sebagai berikut:

1. Unit Hunian:

Kelompok

Ruang

Ruang Luas (m2)

Tipe Studio Ruang Tidur Utama 12

KM/WC 4,5

Dapur+R.Makan 6

(52)

32

Total Luas 180 Unit 10.800

3 Kamar Type A Ruang Tidur Utama 16,25

KM Utama 4,5

Ruang Tidur Anak 9,5

(53)
(54)

34

Chaterine Tinambunan | 110406073

Ruang Cuci Jemur 5,25

Total Luas 72

Total Luas 14 Unit 1.008

Sirkulasi pada tiap unit lantai 897

Total Sirkulasi 6.279

Total Keseluruhan 20.721

Tabel 3. 2 Tabel kebutuhan ruang fasilitas hunian

2. Fasilitas Penunjang

Fasilitas Indoor Entrance dan Lobby

(55)
(56)

36

Fasilitas Outdoor Jogging Track 1.120

Ruang Komunal 1.584

Total 2704

Total Keseluruhan 3304

Tabel 3. 3 Tabel kebutuhan ruang fasilitas penunjang

3. Fasilitas Pengelolaan :

Kelompok Ruang Ruang Luas

Pengelola Ruang Manager 32

Ruang Asisten Manager 20

Ruang Sales dan

Marketing

14

Ruang Keuangan 14

Ruang Staff 62,75

Ruang Front Office 15

(57)

37

Chaterine Tinambunan | 110406073

Ruang Ganti Pegawai 78

Ruang Pegawai Service 60

Total Luas 300

Mek & Elektrikal Ruang Enginnering 36

Ruang GWT 64

Tabel 3. 4 Tabel kebutuhan ruang fasilitas pengelola

Total seluruh kebutuhan ruang pada bangunan yaitu :

Fasilitas Luas (m2)

Fasilitas Hunian 20.721

Fasilitas Penunjang 5.635

Fasilitas Pengelolaan 920

Total Keseluruhan 27.276

3.3.5. Konsep Unit Hunian

Apartemen ini mempunyai 5 jenis tipe hunian:

a. Type Studio (34 m2)

b. Type 2 Bed (76 m2)

c. Type 2 Bed (60m2)

(58)

38

Chaterine Tinambunan | 110406073

e. Type 2 Bed (78 m2)

f. Type 2 Bed (72 m2)

Gambar 3. 10. Gambar denah unit apartemen

(Sumber : data pribadi)

Seperti yang terlihat pada gambar 3.10 unit apartemen ini dibuat untuk

(59)

39

Chaterine Tinambunan | 110406073

baru menikah sehingga kamar-kamar yang dibuat pada tiap unit hanya berjumlah

dua dan tiga. Unit apartemen ini tidak telalu banyak sekat. Apartemen ini

dirancang seefisien mungkin ruangnya sehingga tidak membebankan saat

membersihkan ruang karena asumsi bahwa penghuni yang sibuk bekerja yang

harus berangkat pagi hari dan pulang di sore hari yang memberi kelelahan saat

membersihkan apartemen.

3.3.6. Konsep Penerapan Sustainability Energi pada Bangunan

Indonesia merupakan negara tropis dengan pasokan energi matahari yang

banyak serta curah hujan yang tinggi. Pada jalan-jalan di Kota Binjai sendiri

sudah memakai solar panel untuk lampu-lampu jalan. Apartemen inipun tidak

ketinggalan untuk mengolah energi-energi alam yang ada. Selain pasokan listrik

dari PLN, apartemen ini juga menggunakan pasokan energi listrik yang berasal

dari energi matahari yang ditangkap oleh solar panel. Solar panel ini nantinya

akan diletakkan dilantai atap .

Gambar 3. 11. Diagram Penyaluran Energi Matahari oleh Solar panel

(Sumber : spiresolarsystems.com)

Pada gambar 3.7 sinar matahari yang ditangkap oleh solar panel akan

disalurkan ke baterai yang berada diruang baterai kemudian masuk ke dalam

ruang panel dan didistribusikan ke panel-panel distribusi. Untuk lampu yang

(60)

40

Chaterine Tinambunan | 110406073

kecil yang ada pada koridor apartemen karena efisiensi lampu solar panel hanya 5

jam. Berikut perhitungan kebutuhan solar panel pada bangunan :

Kebutuhan daya pada apartemen:

1. Lampu Dapur dan Ruang Makan (15Watt) = 5.310 Watt

2. Lampu Ruang Cuci (7 watt) = 2.474 Watt

3. Lampu Kamar Mandi (5 Watt) = 2.370 Watt

4. Lampu Koridor (7Watt) = 13.034 Watt

Dengan Total Keseluruhan 23.188 watt yang untuk mengantisipasi

kekosongan baterai atau sebagai inventer menambahkan 20% dari total

keseluruhan sehingga jumlah kebutuhannya 27.862 watt. Untuk mendapatkan

perhitungan jumlah solar panel yang dibutuhkan kita harus mengetahui berapa

jumlah baterai yang diperlukan dengan memakai baterai berdaya 65AH 12V maka

didapat jumlah baterai yang diperlukan yaitu 36 baterai yang bisa menghasilkan

28.080 watt. Pada apartemen ini digunakan solar panel dengan 240wp. Efisiensi

penyinaran matahari di Indonesia yaitu 5 jam sehingga, 1 solar panel bisa

menghasilkan 1200 watt. Dari sini dapat kita simpulkan bahwa jumlah solar panel

yang dibutuhkan yaitu 24 panel.

Untuk air hujan, konsep yang dipakai adalah harvest rainwater. Dimana

air hujan yang terkumpul dapat kita olah kembali, untuk apartemen ini, hasil dari

harvest rainwater dipakai sebagai water flush toilet, dan sebagai pembersih lantai

(61)

41

Chaterine Tinambunan | 110406073

Gambar 3. 12. Diagram Penyaluran Harvest Rainwater

Sumber : diehardindian.com

Seperti pada gambar 3.8 ai hujan yang turun ke pipa-pipa yang disediakan

dari lantai atas bangunan akan ditampung di tank filtrasi kemudian setelah

difiltrasi air tesebut akan masuk ke dalam tangki yang sudah terkumpul air bersih

dan disalurkan ke tangki atas yang kemudian akan mendistribusikannya melalui

shaft-shaft apartemen.

(62)

42

Chaterine Tinambunan | 110406073

Bangunan apartemen ini memiliki system frame rigid yang terdiri dari

kolom vertical dan balok horizontal. Bangunan apartemen mix-used ini memiliki

8lantai serta 3 basement. Secara keseluruhan bangunan ini menggunakan kolom

baja WF. Bentangan kolom sepanjang 6 meter dan 8 meter. Dengan panjang

bangunan 280 meter, maka bangunan ini memiliki 6 titik garis dilatasi yang

menggunakan dilatasi kolom setiap 48 meter panjangnya. Dinding basementnya

merupakan dinding penahan tanah.

3.3.8. Konsep Sistem Mekanikal dan Elektrikal

- Konsep penyediaan air bersih

Untuk air bersih, sumber air berasal dari PDAM yang kemudian masuk

dalam GWT lalu dipompa ke tangki yang berada di lantai atas apartemen

kemudian di salurkan ke shaft plumbing dan kemudian disalurkan ke shaft tiap

unit.

- Konsep pembuangan

Pembuangan limbah cairan rumah tangga pada apartemen dibagi tiga yaitu limbah

dari kitchen sink, limbah bekas air mandi dan limbah bekas dari toilet yang

masing-masing masuk ke pipanya dan ke shaft air kotor lalu disalurkan ke bak

kontrol maupun bak lemak yang kemudian masuk ke septick tank lalu ke riol kota.

- Konsep pembuangan sampah

Sampah rumah tangga berada di ruang service per unit yang berupa trash chute,

sampah-sampah ini dipisahkan menurut jenis yang dilakukan sendiri oleh

penghuni setelah masuk ke shaft sampah, sampah ini akan meluncur ke bawah

Gambar

Gambar 2. 1. Massa Apartemen Pinnacle  yang Berbentuk Kurva
Gambar 2. 3. Fasade Bangunan yang Menunjukkan Konstruksi Modular
Gambar 2. 4. Sunscreen yang Menjadi Ciri Khas Apartemen
Gambar 2. 5. Pondok-pondok di Tengah Apartemen
+7

Referensi

Dokumen terkait

Permasalahan rumah susun yang berada dalam kawasan transit oriented development juga sudah dipecahkan dengan skycross yang berada pada lantai 2 rumah susun yang

Pengembangan kawasan baru Belawan yang akan dikembangkan menjadi kawasan berbasis.. TOD ( Transit-Oriented Development ) tentunya memiliki beberapa fungsi utama

Hasil studi menunjukkan bahwa Kawasan Stasiun K.A Medan sebagai kawasan TOD sudah memiliki karakteristik pembentuk TOD seperti Fungsi transit, area komersial

Parkir Sepeda di Stasiun Angkutan Umum, ketersediaan parkir sepeda yang aman di dalam Terminal Baranangsiang maupun di fasilitas transit lainnya seperti halte tidak

Hotel adalah suatu bangunan atau suatu lembaga yang menyediakan kamar untuk menginap, makan dan minum serta pelayanan lainnya untuk umum (kamus Webster)1. Jadi, dapat

Permasalahan inilah sebagai acuan atau gambaran untuk dijadikan isu keberlanjutan yang dapat di cegah dengan menerapkan konsep TOD agar Binjai tidak bernasib

Dan tempat yang sesuai untuk meletakkan rumah susun tersebut adalah kawasan dengan konsep transit oriented development. Permasalahan yang terdapat pada projek ini adalah

"Stasiun Kyoto baru menandai awal dari era baru perkembangan bertingkat tinggi di kota." Tangga grand stasiun ini memiliki 171 langkah dan sering digunakan