PERANCANGAN STASIUN MIXED-USE DI
KAWASAN TRANSIT ORIENTED DEVELOPMENT
(TOD) BINJAI
LAPORAN AKHIR SKRIPSI
RTA 4231 - STUDIO PERANCANGAN ARSITEKTUR 6 SEMESTER B TAHUN AJARAN 2014 / 2015
OLEH :
RUTH SAHANAYA PERANGIN-ANGIN 110406057
DEPARTEMEN ARSITEKTUR FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN
PERANCANGAN STASIUN MIXED-USE DI
KAWASAN TRANSIT ORIENTED DEVELOPMENT
(TOD) BINJAI
LAPORAN AKHIR SKRIPSI
RTA 4231 - STUDIO PERANCANGAN ARSITEKTUR 6 SEMESTER B TAHUN AJARAN 2014 / 2015
OLEH :
RUTH SAHANAYA PERANGIN-ANGIN 110406057
DEPARTEMEN ARSITEKTUR FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN
PERANCANGAN STASIUN MIXED-USE DI
KAWASAN TRANSIT ORIENTED DEVELOPMENT
(TOD) BINJAI
LAPORAN AKHIR SKRIPSI
Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Teknik Dalam Departemen Arsitektur
Pada Fakultas Teknik Universitas Sumatera Utara
Oleh :
RUTH SAHANAYA PERANGIN-ANGIN 110406057
DEPARTEMEN ARSITEKTUR FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN
PERNYATAAN
PERANCANGAN STASIUN MIXED-USE DI KAWASAN
TRANSIT ORIENTED DEVELOPMENT (TOD) BINJAI
SKRIPSI
Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam skripsi ini tidak terdapat karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu perguruan tinggi, dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yan pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali secara tertulis diacu dalam naskah ini dan disebutkan dalam daftar pustaka.
Medan, Juli 2015
Judul Skripsi : PERANCANGAN STASIUN MIXED-USE DI
KAWASAN TRANSIT ORIENTED
DEVELOPMENT (TOD) BINJAI Nama Mahasiswa : Ruth Sahanaya Perangin-Angin
Nomor Pokok : 110406057
Program Studi : Arsitektur
Menyetujui
Dosen Pembimbing
Dr. Achmad Delianur Nasution, S.T., M.T., IAI
NIP. 19730828199031002
Ketua Program Studi, Koordinator Skripsi,
Ir. Vinky Rahman, M.T. Ir. Vinky Rahman, M.T.
NIP. 196606221997021001 NIP. 196606221997021001
Tanggal Lulus : Juli 2015 Telah diuji pada
Tanggal: 24 Juli 2015
Panitia Penguji Skripsi
Ketua Komisi Penguji : Dr. Achmad Delianur Nasution, S.T., M.T., IAI
Anggota Komisi Penguji : 1. Benny O. Marpaung, S.T., M.T., Ph.D.
SURAT HASIL PENILAIAN PROYEK TUGAS AKHIR (SHP2A)
Nama : Ruth Sahanaya Perangin-Angin
NIM : 110406057
Judul Proyek Tugas Akhir :Perancangan Mixed-Use di Kawasan
Transit Oriented Development (TOD) Binjai
Rekapitulasi Nilai :
A
B+
B
C
C+
D
E
Dengan ini mahasiswa yang bersangkutan dinyatakan :
No. Status
2. Lulus Melengkapi
KATA PENGANTAR
Saya sangat berterimakasih kepada Tuhan Yesus Kristus karena berkat kasih karunia dan kekuatan yang Dia berikan kepada saya sehingga saya dapat menyelesaikan pendidikan selama empat tahun di bangku kuliah ini dan juga Laporan Tugas Akhir ini yang merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Teknik Arsitektur di Dapartemen Arsitektur, Universitas Sumatera Utara. Adapun judul Tugas Akhir saya ini adalah “Transit Oriented Development Binjai (Stasiun Mixed-Use)” yang akan menjelaskan konsep pengembangan kota
Binjai tepatnya di Binjai Timur dengan memasukkan berbagai fungsi di area stasiun transit hingga radius yang mudah dijangkau pejalan kaki. Arsitektur futuristik menjadi tema pilihan saya yang disesuaikan dengan konsep rancangan yang merupakan pengembangan kota Binjai untuk 20 tahun kemudian. Ada banyak hal yang telah dilalui dalam menyelesaikan Tugas Akhir ini, dan dengan doa, motivasi serta perhatian yang cukup besar yang diberikan oleh kedua orang tua, saudara, teman-teman, dan semua orang yang terlibat, sehingga saya mampu menyelesaikanya.
Adapun Tugas Akhir ini masih jauh dari kesempurnaan, sehingga membutuhkan kritik, saran, dan masukan, yang dapat dijadikan solusi dan menjadikan Tugas Akhir ini lebih sempurna. Dalama kesempatan ini saya sangat berterimakasih kepada Dosen Pembimbing saya Achmad Delianur Nasution S.T., M.T. yang telah memberikan kesediaan waktunya untuk memberikan petunjuk, pengarahan, dorongan serta motivasi sehingga mampu menyelesaikan mata kuliah Studio Perancangan Arsitektur 6 ini. Tidak lupa saya ucapkan terimakasih banyak kepada Bapak Hajar Suwantoro S.T., M.T. dan juga Ibu Benny O. Marpaung M., S.T., M.T., Ph.D. selaku dosen pembimbing saya yang telah memberikan komentar dan kritikan dengan tujuan untuk membangun tugas akhir ini menjadi lebih baik. Dengan rasa terimakasih saya haturkan juga kepada:
Bapak Ir. N. Vinky Rahman, M.T. sebagai Ketua Departemen Arsitektur, yang telah mendukung saya baik di bidang akademik, maupun bidang non akademik.
Bapak Ir. Rudolf Sitorus, M.L.A. Sekretaris Departemen Arsitektur, Fakultas Teknik, Universitas Sumatera Utara, yang telah banyak memberikan dorongan dan motivasi kepada saya selama di Arsitektur ini.
Kepada saudara saya, Kakak Agnes, Kakak Aswanty, Kakak Ayu, Adik Herbert yang telah mendoakan, memotivasi, memberi semangat, dan masih banyak pengorbanan lainnya yang kalian berikan kepada saya selama berada di Arsitektur ini.
Kepada sahabat-sahabatku terkasih selama di Arstektur ini, Risma, Chaterine, Try, Grace, Hana, Christy, saya mengucapkan banyak terimakasih atas dukungan, doa, motivasi, dan banyak hal lainnya yang telah kalian berikan kepada saya. Empat tahun sudah kita lewati bersama dan saya sangat mengucap syukur telah mengenal kalian karena kalian sahabat yang luar biasa.
Kepada teman-teman saya yang telah banyak memotivasi dan juga tempat bertukar pikiran, Robert, Dana, Gunario, Bepe, Siddiq, Raja, Debo, Shella, Esra, Fitri, dan lainnya. Terimakasih banyak karena telah menolong saya, dalam bidang akademik maupun non akademik.
Terimakasih juga kepada kelompok Studio Perancangan 6 saya, Chaterine, Hana, Shella, Noni, Raymond, James, Imam, dan Ridwan yang telah memberikan semangat, dukungan dan motivasi. Ada banyak hal yang kita lewati selama proses perancangan ini yang cukup berkesan terutama saat perjalanan studi banding ke
Singapore dan saya sangat beruntung bisa memiliki kesempatan bekerjasama dengan kalian.
Kepada teman dan inspirasi saya Antonius Richard yang telah banyak memberikan masukan, dorongan dan memotivasi dengan luar biasa, serta tempat bertukar pikiran kepada saya dalam dunia Arsitektur ini. Saya sangat berterimakasih karena telah membukakan pikiran saya tentang dunia Arsitektur dan atas kesediaan waktu yang diberikan kepada kami untuk memberikan petunjuk saat melakukan studi banding di Singapore. Saya merasa orang yang sangat beruntung bisa mengenal dan bersahabat dengan anda.
Untuk LYRA yang merupakan tempat magang saya dan yang terutama kepada bang Krispitoyo (1995) dan bang Faisal (2007) yang cukup banyak memberikan ilmu kepada saya dalam dunia Arsitektur ini. Kalian adalah orang-orang yang sangat bermurah hati telah mendidik saya dan cukup menginspirasi saya.
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN ... 1
1.1. Latar Belakang ... 1
1.2. Maksud dan Tujuan ... 2
1.3. Rumusan Masalah ... 2
1.4. Lingkup / Batasan Proyek ... 3
1.5. Pendekatan Perancangan ... 3
1.6. Kerangka Berfikir ... 4
BAB II STUDI LITERATUR ... 6
2.1. Pengertian dan Penjelasan Singkat Proyek ... 6
2.1. Sejarah Kereta Api Indonesia ... 7
2.3. Pengertian Stasiun Kereta Api ... 7
2.3.1. Pengertian Stasiun Kereta Api ... 7
2.3.2. Sejarah Kereta Api Kota Binjai ... 15
2.3.3. Struktur Organisasi Pengelola Stasiun Kereta Api ... 16
2.3.4. Jaringan Eksisting Kereta Api Medan ... 18
2.3.4. Aktivitas di Stasiun Kereta Api Binjai ... 19
2.3.4. Hal-hal yang dapat dipelajari ... 19
2.4. Studi Banding Proyek Sejenis ... 19
BAB III ANALISA DAN KONSEP PERANCANGAN ... 26
3.1. Deskripsi Umum Proyek Stasiun Mixed-Use ... 26
3.2. Analisa Fisik Tapak dan Lingkungan ... 27
3.2.1. Analisa Kebutuhan Ruang ... 39
Analisa Kebutuhan Ruang Stasiun Kereta Api... 39
3.3. Analisa Bentuk ... 57
3.3. Sirkulasi Penzoningan ... 58
3.4. Konsep Perancangan ... 61
3.4.1. Konsep Massa dan Fungsi ... 61
3.4.2. Konsep Tampak Bangunan ... 63
3.4.3. Konsep Ruang Luar ... 64
3.4.3. Konsep Penerapan Sustainability Energi pada bangunan ... 64
3.4.6. Konsep Sistem Struktur ... 67
BAB IV HASIL RANCANGAN ... 68
4.1. Master Plan TOD ... 68
4.2. Denah Stasiun Mixed-Use ... 69
4.3. Tampak dan Potongan ... 76
4.4. Rencana Pembalokan dan Pondasi Stasiun Mixed-Use ... 78
4.5. Sistem Utilitas ... 81
4.6. Eksterior Stasiun Mixed-Use ... 83
4.7. Interior Stasiun Mixed-Use ... 84
BAB V KESIMPULAN ... 85
LAMPIRAN ... 86
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. 1. Diagram Kerangka Berfikir ... 4
Gambar 2. 1. Single level cars dan Bi-level cars ... 9
Gambar 2. 2. Stasiun siku-siku ... 10
Gambar 2. 3. Stasiun paralel. ... 10
Gambar 2. 4. Stasiun pulau. ... 11
Gambar 2. 5. Stasiun memanjang. ... 11
Gambar 2. 6. Stasiun semenanjung. ... 12
Gambar 2. 7. Stasiun sedang. ... 12
Gambar 2. 8. Stasiun besar. ... 12
Gambar 2. 9. Ground Level Station. ... 13
Gambar 2. 10. Over Track Station ... 13
Gambar 2. 11. Under Track Station. ... 13
Gambar 2. 12. Peta Jaringan Jalan Rel Sumatera... 18
Gambar 2. 13. Jaringan Jalan Rel di Provinsi Sumatera Utara ... 18
Gambar 2. 14. Atap lengkung Stasiun Kyoto dengan bahan baja dan kaca... 20
Gambar 2. 15. Salah satu kereta api bawah yang berada di gedung utama ... 20
Gambar 2. 16. Fasad menara Stasiun Kyoto dengan kaca hitam difungsikan sebagai kantor dan hotel ... 21
Gambar 2. 17. Berlin Central Station ... 23
Gambar 2. 18. Lobby entry Berlin Central Station ... 23
Gambar 2. 19. Suasana ruang pada Berlin Central Station ... 24
Gambar 3. 1. Lokasi Site pada Master Plan TOD di Binjai ... 27
Gambar 3. 2. Lokasi dan foto bangunan preservasi ... 28
Gambar 3. 3. Lokasi dan data kebisingan ... 29
Gambar 3. 4. Lokasi dan sumber kebisingan ... 30
Gambar 3. 5. Foto sumber kebisingan ... 30
Gambar 3. 6. Letak dan arah pedestrian ... 31
Gambar 3. 7. View keadaan pedestrian ... 32
Gambar 3. 8. Solusi untuk pedestrian ... 33
Gambar 3. 9. Letak dan arah bus dan angkutan umum ... 33
Gambar 3. 10. View keadaan bus dan ngkutan umum ... 34
Gambar 3. 11. Solusi sirkulasi bus dan angkutan umum ... 34
Gambar 3. 12. Letak dan arah sepeda motor, kendaraan pribadi dan becak ... 35
Gambar 3. 13. View keadaan sepeda motor, kendaraan pribadi dan becak ... 35
Gambar 3. 14. Solusi untuk sepeda motor, kendaraan pribadi dan becak ... 36
Gambar 3. 15. Lantai 1 dan 2 Stasiun Mixed-Use ... 61
Gambar 3. 20. Ground Plan... 64
Gambar 3. 21. Diagram Penyaluran Energi Matahari oleh Solar panel ... 65
Gambar 3. 22. Diagram Penyaluran Harvest Rainwater ... 66
Gambar 3. 23. Konsep struktur ... 67
Gambar 4. 1. Masterplan TOD ... 68
Gambar 4. 2. Denah Basement 1 ... 69
Gambar 4. 3. Denah Basement 2 ... 70
Gambar 4. 4. Ground Plan... 71
Gambar 4. 5. Denah Lantai 2 ... 72
Gambar 4. 12. Tampak Stasiun Mixed-Use ... 76
Gambar 4. 13. Potongan A-A ... 77
Gambar 4. 14. Denah Potongan B-B ... 78
Gambar 4. 15. Rencana Pondasi ... 78
Gambar 4. 16. Rencana Pembalokan Basement... 79
Gambar 4. 17. Rencana Pembalokan Stasiun... 80
Gambar 4. 18. Rencana Pembalokan Mall ... 80
Gambar 4. 19. Sistem Utilitas ... 81
Gambar 4. 20. Sistem Utilitas Air ... 82
Gambar 4. 21. Aksonometri Bangunan ... 83
Gambar 4. 22. Suasana Ruang Luar ... 84
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Karaktersitik Commuter Rail...9
Tabel 2.2 Jumlah Personel Pengelola...17
Tabel 3.3 Tabel Proyeksi Penumpang 2014-2018………37
Tabel 3.4 Tabel Penumpang yang diangkut melalui stasiun KA Binjai………...37
Tabel 3.5 Kebutuhan ruang stasiun...40
Tabel 3.6 Kebutuhan ruang halte………..41
Tabel 3.7 Kebutuhan ruang shopping mall...42
Tabel 3.10 Bentuk Dasar Bangunan...58
ABSTRAK
Belakangan ini issue mengenai permasalahan transportasi sudah menjadi hal yang sangat sering dibicarakan di publik terutama di Indoneia sendiri. Beragamnya permasalahan tentang transportasi, maka perlu adanya sebuah penyelesaian untuk memenuhi kebutuhan masyarakat untuk hidup nyaman, istirahat yang cukup, bekerja yang produktif dan optimal. Hal ini dibutuhkan suatu sistem untuk memberikan kemudahan dan pemanfaatan waktu yang relatif cepat untuk sampai ke tujuan. Tujuan skripsi ini adalah untuk membuat pola tata guna lahan campuran (Mixed Use) di sekitar titik-titik transit dan menemukan faktor-faktor pembentuknya di Kota Binjai dan mengetahui sejauh mana pola atau bentuk konsep Transit Oriented Development yang sudah terbentuk di Kota Binjai. Tetapi bagian ini khusus menjelaskan bagian transit Kota Binjai.
Pendekatan yang digunakan untuk identifikasi, menganalisis dan memberikan pemecahan masalah adalah dengan pendekatan teoritik dan pendekatan observasi. Pola tata guna lahan campuran (Mixed Use) yang terbentuk di sekitar titik-titik transit sudah sebagian terbentuk walaupun tingkat kepadatan di Kota Binjai semakin tinggi dan perencanaan yang kurang, faktor-faktor yang mempengaruhi; pertumbuhan penduduk yang tidak dapat dikendalikan dan dan sisitem transportasi yang kurang memadai. Kawasan yang tumbuh disekitar stasiun kereta api pada lintas Binjai-Medan (dengan pengguna lahan perumahan, pertokoan, terminal) adalah kawasan yang belum mengarah kepada konsep TOD. Sehingga masih sangat banyak hal yang perlu diperharui di daerah ini.
ABSTRACT
In recent years the issue of transportation problems have become very often discussed in public, especially in Indoneia own. The diversity of issues concerning transportation, the need for a solution to meet the needs of the community to live a comfortable, adequate rest, work that is productive and optimal. This needed a system to provide convenience and utilization time is relatively quick to get to the destination. This is the penilitian conducted in Design Process PA 6 this. The purpose of this research is to create a pattern of land use mix (Mixed Use) around the transit points and find the factors constituent in Binjai and determine the extent of the pattern or shape of the concept of Transit Oriented Development which has been formed in Binjai. But this particular section describes the transit section Binjai.
The approach used to identify, analyze and provide problem-solving approach is theoretical and observational approach. Patterns of land use mix (Mixed Use) formed around the transit points are already partially formed although the level of density in Binjai higher and improper planning, the factors that influence; population growth can not be controlled and transportation and sisitem inadequate. Regions that grew around the railway station in Binjai cross-field (with residential land users, shopping, terminal) is the area that has not led to the concept of TOD. So it is still very much that needs to be updated in this area.
ABSTRAK
Belakangan ini issue mengenai permasalahan transportasi sudah menjadi hal yang sangat sering dibicarakan di publik terutama di Indoneia sendiri. Beragamnya permasalahan tentang transportasi, maka perlu adanya sebuah penyelesaian untuk memenuhi kebutuhan masyarakat untuk hidup nyaman, istirahat yang cukup, bekerja yang produktif dan optimal. Hal ini dibutuhkan suatu sistem untuk memberikan kemudahan dan pemanfaatan waktu yang relatif cepat untuk sampai ke tujuan. Tujuan skripsi ini adalah untuk membuat pola tata guna lahan campuran (Mixed Use) di sekitar titik-titik transit dan menemukan faktor-faktor pembentuknya di Kota Binjai dan mengetahui sejauh mana pola atau bentuk konsep Transit Oriented Development yang sudah terbentuk di Kota Binjai. Tetapi bagian ini khusus menjelaskan bagian transit Kota Binjai.
Pendekatan yang digunakan untuk identifikasi, menganalisis dan memberikan pemecahan masalah adalah dengan pendekatan teoritik dan pendekatan observasi. Pola tata guna lahan campuran (Mixed Use) yang terbentuk di sekitar titik-titik transit sudah sebagian terbentuk walaupun tingkat kepadatan di Kota Binjai semakin tinggi dan perencanaan yang kurang, faktor-faktor yang mempengaruhi; pertumbuhan penduduk yang tidak dapat dikendalikan dan dan sisitem transportasi yang kurang memadai. Kawasan yang tumbuh disekitar stasiun kereta api pada lintas Binjai-Medan (dengan pengguna lahan perumahan, pertokoan, terminal) adalah kawasan yang belum mengarah kepada konsep TOD. Sehingga masih sangat banyak hal yang perlu diperharui di daerah ini.
ABSTRACT
In recent years the issue of transportation problems have become very often discussed in public, especially in Indoneia own. The diversity of issues concerning transportation, the need for a solution to meet the needs of the community to live a comfortable, adequate rest, work that is productive and optimal. This needed a system to provide convenience and utilization time is relatively quick to get to the destination. This is the penilitian conducted in Design Process PA 6 this. The purpose of this research is to create a pattern of land use mix (Mixed Use) around the transit points and find the factors constituent in Binjai and determine the extent of the pattern or shape of the concept of Transit Oriented Development which has been formed in Binjai. But this particular section describes the transit section Binjai.
The approach used to identify, analyze and provide problem-solving approach is theoretical and observational approach. Patterns of land use mix (Mixed Use) formed around the transit points are already partially formed although the level of density in Binjai higher and improper planning, the factors that influence; population growth can not be controlled and transportation and sisitem inadequate. Regions that grew around the railway station in Binjai cross-field (with residential land users, shopping, terminal) is the area that has not led to the concept of TOD. So it is still very much that needs to be updated in this area.
BAB I
Perancangan Stasiun Mixed-Use di Kawasan
Transit Oriented Development (TOD) Binjai
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Kota Binjai terletak 22 km di sebelah barat ibukota provinsi Sumatera Utara, Medan dan merupakan penghubung antara Medan dan Banda Aceh melalui jalan raya Lintas Sumatera. Hal inilah yang menjadikan Binjai sebagai daerah strategis yang menghubungkan Kota Medan ditinjau dari Provinsi Aceh.
Kemajuan pertumbuhan ekonomi di Kota Medan tentunya memberikan pengaruh besar bagi Kota Binjai yang mengakibatkan banyaknya masyarakat Kota Binjai yang datang ke Medan atau pun sebaliknya untuk melakukan aktivitas seperti bekerja, sekolah, dan aktivitas-aktivitas lainnya.
Untuk melakukan hal ini dibutuhkannya sarana transportasi sebagai moda perpindahan tempat, kebanyakan masyarakat menggunakan kendaraan pribadi atau pun angkutan umum sebagai sarana moda transportasi. Sarana transportasi ini pasti akan tumbuh dengan tidak memadai dikarenakan pengaruh pertumbuhan kepadatan dan pergerakan penduduk yang terus meningkat sementara lahan sangat terbatas yang akibatnya menambah beban lalulintas pada ruas-ruas jalan, dan menimbulkan ketidaknyamanan bagi para pengguna, seperti:
- Kemacetan lalulintas dan kecelakaan lalu lintas - Pemborosan waktu dan BBM
- Kerusakan lingkungan (polusi udara dan suara)
Salah satu alternatif pemecahan untuk mengurangi beban transportasi provinsi dan antar Kota Binjai adalah dengan pengadaan angkutan umum massal yang dipadukan dengan terminal sebagai penghubung ke provinsi lainnya, dengan kriteria :
- Kapasitas daya angkut besar,
- Kecepatan dan tingkat keamanan yang tinggi, - Efisien dan ekonomis,
Perancangan Stasiun Mixed-Use di Kawasan
Transit Oriented Development (TOD) Binjai
Alternatif sarana transportasi yang ideal adalah mengembangkan sarana angkutan kereta api yang sudah ada di kota Binjai yaitu penambahan peron dengan menambahkan stasiun baru mengingat akan semakin meningkatnya kebutuhan pengguna jasa kereta api setiap tahunnya.
Secara umum, transportasi dalam kerangka pembangunan ekonomi dapat berperan sebagai pemicu atau melayani kegiatan dan pertumbuhan ekonomi. Oleh karena itu untuk semakin mendukung pertumbuhan ekonomi ini diangkat fungsi komersil berupa shopping mall yang menjadikan bangunan ini mix used dan tetap mengembangkan komersil kawasan ini agar tetap dapat berkelanjutan.
Beberapa pertimbangan yang melatarbelakangi kasus ini adalah :
1. Sesuai dengan program pengembangan parasarana kereta api berdasarkan prinsip TOD.
2. Sesuai dengan RDTR (Rencana Detail Tata Ruang) kawasan komersial di Kota Binjai.
3. Peruntukan lahan pada kawasan komersial menunjang aktivitas stasiun untuk lebih ditingkatkan penggunannya sebagai tujuan transportasi.
4. Kebutuhan akan sarana transportasi massal yang paling optimal dengan berbagai fasilitas penunjang dalam mendukung pengembangan wilayah kota.
1.2. Maksud dan Tujuan
Adapun maksud dan tujuan proyek ini adalah :
1. Untuk merancang stasiun mixed-use di kawasan TOD.
2. Untuk menciptakan stasiun mixed-use dengan berbagai jenis moda sehingga memudahkan para penumpang saat melakukan perpindahan antar moda.
3. Untuk merancang stasiun mixed-use yang berkonsep sustainable.
1.3. Rumusan Masalah
Masalah yang ada dalam perancangan Stasiun Kereta Api Binjai adalah : 1. Bagaimana merancang Stasiun Mixed-Use di kawasan TOD.
Perancangan Stasiun Mixed-Use di Kawasan
Transit Oriented Development (TOD) Binjai
3. Bagaiamana merancang stasiun mixed-use yang berkonsep sustainable.
1.4. Lingkup / Batasan Proyek
Yang menjadi lingkup dan batasan perancangan dalam bangunan ini adalah sebagai berikut :
1. Pengembangan jangakaun jaringan wilayah pelayanan transportasi dengan menitikberatkan pada berbagai moda transportasi dalam kota Binjai dan sekitarnya(kommuter).
2. Perancangan mengkuti standar ukuran ruang terhadapa masing-masing kegiatan.
3. Untuk mempelajari dan menerapkan standar ruang dan pola sirkulasi bagi para penumpang, calon penumpang dengan berbagai kepentingan dan tujuan perjalanan, baik itu kedatangan maupun kepergian.
4. Pembahasan proyel tidak pada penentuan jalur-jalur yang akan dilalui oleh moda-moda transportasi usulan, sedangkan penentuan jalur-jalur tersebut ditentukan dari jalur-jalur yang sudah ada atau yang akan direncanakan dan yang diasumsikan
5. Pembahasan proyek pada penerapan konsep Arsitektur Futuristik yang dikaitkan dengan fungsi proyek.
1.5. Pendekatan Perancangan
Pendekatan yang ada dalam perancangan ini menggunakan beberapa metoda sebagai berikut:
a. Studi Literatur
Perancangan Stasiun Mixed-Use di Kawasan
Transit Oriented Development (TOD) Binjai
b. Studi Banding
Metoda yang digunakan untuk melakukan perbandingan terhadap pendekatan masalah, pendekatan pemecahan masalah, dan perbandingan kasus yang memiliki kesamaan isu ataupun tema yang diambil dari berbagai sumber seperti buku, internet, majalah, dan lainnya.
c. Survey Lapangan
Metoda menganalisis dan survey lapangan secara langsung.
1.6. Kerangka Berfikir
Pembahasan dan perumusan masalah hingga menghasilkan suatu desai, pada proyek ini terangkum dalam suatu kerangka berpikir. Kerangka berpikir tersebut seperti ynag terlihat pada diagram I.1 berikut ini :
Perancangan Stasiun Mixed-Use di Kawasan
Transit Oriented Development (TOD) Binjai
JUDUL PROYEK dan TEMA
Judul proyek: Mix-Used Building (Stasiun, Terminal dan Shopping Mall) Tema : Arsitektur Futuristik
LATAR BELAKANG KASUS
Sesuai dengan program pengembangan prasarana kereta api (fisik dan non-fisik) pada masa yang akan datang.
Peruntukan lahan pada kawasan komersial dan perkantoran menunjang aktivitas stasiun untuk lebih ditingkatkan penggunanya sebgai tujuan transportasi. Kebutuhan akan sarana transportasi massal yang
paling optimal dengan berbagai fasilitas penunjang dalam mendukung pengembangan wilayah kota.
LATAR BELAKANG TEMA
Tema yang diangkat pada proek TOD Binjai (Stasiun Mixed-Use) adalah Arsitektur Futuristik. Karena TOD merupakan pengembangan wilayah untuk beberapa tahun kedapan(masa depan) dimana semua orang akan mendambakan kehidupan yang praktis dalam usaha memenuhi kebutuhannya. Dalam dunia arsitektur hal ini sejalan dengan penerapan cara berpikir dan konsep desain yang dikenal dengan futuristic.
MAKSUD DAN TUJUAN
Menyediakan sebuah wadah yang secara khusus mengakomodasi penumpang yang akan berangkat (departure), dengan memberikan tempat untuk pembelian tiket dari stasiun ini. Begitu juga sebaliknya melayani kedatangan penumpang (arrival) penumpang dan kepengurusan perjalanan lainnya.
Memperkecil kemacetan kendaraan yang diakibatkan oleh penggunaan kendaraan bermotor milik pribadi yang sudah berlebihan.
Merencanakan Stasiun Kereta Api Binjai sebagai pusat transportasi yang dapat mempertemukan beberapa jenis alat transportasi umum sehingga tercipta keintegrasian dengan pengembangan wilayah kota Binjai serta membentuk system angkutan umum yang terpadu.
PERMASALAHAN
Bagaimana merencanakan dan merancang stasiun terpadu dengan fungsi yang kompleks yang mampu menampung berbagai kegiatan sehingga terintegrasi secara baik dan benar.
Melakukan survei-survei yang berkenaan dengan kondisi eksisting lahan dan analisa-analisa yang diperlukan. Mengumpulkan data-data dari dinas-dinas pemerintah yang berhubungan dengan proyeksi-proyeksi pengguna
moda transportasi yang ada sekarang, kemudian melakukan analisa-analisa yang diperlukan.
Bagaimana menciptakan bangunan yang sesuai dengan kegiatan yang diwadahi dengan kaedah-kaedah Arsitektur Futursitik.
STUDI LITERATUR dan STUDI BANDING Fasilitas stasiun KA.
Kajian tema dengan bentuk
Analisa fungsional yaitu : analisa aktivitas, kebutuhan ruang, besaran ruang, hubungan antar ruang.
KONSEP PERANCANGAN
BAB II
Perancangan Stasiun Mixed-Use di
Kawasan Transit Oriented Perancangan Stasiun Mixed-Use di Kawasan
Transit Oriented Development (TOD) Binjai
BAB II
STUDI LITERATUR
2.1. Pengertian dan Penjelasan Singkat Proyek
Pengertian tentang terminology dari judul proyek Perancangan Stasiun KA di Kawasan Transit Oriented Development (TOD) Binjai.
Perancangan : Proses pengembangan spesifikasi system
baru berdasarkan hasil rekomendasi analisis sistem.
Stasiun : Tempat untuk menaikkan dan menurunkan
penumpang, dimana penumpang dapat membeli karcis.
Mixed-Use :S
uatu bangunan yang mengakomodasibeberapa fungsi sekaligus yang
berupa fasilitas.
Kawasan :Wilayah yang memiliki fungsi utama
lindung atau budi daya
Transit Oriented Development : Sebuah konsep pengembangan kota dimana
(TOD) usaha yang dilakukan adalah memasukkan
berbagai fungsi kegiatan (mixed- use/intensifikasi) di area stasiun transit
hingga sejauh radius yang dapat dijangkau
pejalan kaki.
Binjai : Suatu kota dengan status kotamadya di
Provinsi Sumatera Utara
Perancangan Stasiun Mixed-Use di
Kawasan Transit Oriented Perancangan Stasiun Mixed-Use di Kawasan
Transit Oriented Development (TOD) Binjai
mudah dijangkau oleh pejalan kaki. Adapun fasilitas yang terdapat diwialayah ini adalah stasiun kereta api, halte, dan shopping mall.
2.1. Sejarah Kereta Api Indonesia
Sejarah perkeretaapian di Indonesia diawali dengan pencangkulan pertama pembangunan jalan kereta api di desa Kemijen, Jum'at tanggal 17 Juni 1864, oleh Gubernur Jenderal Hindia Belanda, Mr. L.A.J Baron Sloet van den Beele. Pembangunan diprakarsai oleh "Naamlooze Venootschap Nederlandsch Indische Spoorweg Maatschappij" (NV. NISM) yang dipimpin oleh Ir. J.P de Bordes dari Kemijen menuju desa Tanggung (26 Km) dengan lebar sepur 1435 mm. Ruas jalan ini dibuka untuk angkutan umum pada hari Sabtu, 10 Agustus 1867.
Keberhasilan swasta, NV. NISM membangun jalan KA antara Kemijen- Tanggung, yang kemudian pada tanggal 10 Februari 1870 dapat menghubungkan kota Semarang - Surakarta (110 Km), akhirnya mendorong minat investor untuk membangun jalan KA di daerah lainnya. Tidak mengherankan, kalau pertumbuhan panjang jalan rel antara 1864 - 1900 tumbuh dengan pesat. Kalau tahun 1867 baru 25 km, tahun 1870 menjadi 110 km, tahun 1880 mencapai 405 km, tahun 1890 menjadi 1.427 km dan pada tahun 1900 menjadi 3.338 km.
2.3. Pengertian Stasiun Kereta Api
2.3.1. Pengertian Stasiun Kereta Api
1) Kereta Api (Commuter Rail)
Commuter rail atau kereta api berskala regional adalah moda pengangkutan
umum dengan menggunakan pelayanan rel yang melayani perpindahan dari pusat
kota dengan daerah sub urban dan kota-kota komuter lainnya. Seperti namanya
Perancangan Stasiun Mixed-Use di
Kawasan Transit Oriented Perancangan Stasiun Mixed-Use di Kawasan
Transit Oriented Development (TOD) Binjai
sudah ditentukan, dengan laju rata-rata mulai dari 50 sampai 200 km/jam (35 –
125 mph).
Perkembangan kereta api jenis ini tengah populer saat ini, seiring dengan terus
meningkatnya jumlah penduduk dan keterbatasan pemakaian bahan bakar, dan
isu-isu permasalahan lingkungan lainnya, serta meningkatnya angka kepemilikan
mobil yang akhirnya meningkatkan kebutuhkan area parkir.
Dibandingkan dengan rapid transit (subway), kereta ini memiliki frekuensi yang
lebih rendah, lebih kepada mengikuti jadwal dari pada interval. Kereta ini
melayani area yang lebih berkepadatan rendah, dan sering berbagi jalur dengan
kereta antarkota atau kereta barang. Terkadang dalam kondisi tertentu beberapa
kereta melayani saat jam-jam sibuk. Kereta ini memiliki gerbong dengan satu
level dan dua level, dan ditujukan agar semua penumpang mendapatkan tempat
duduk. Biasanya kereta ini memiliki jangkauan antara 15 sampai 200 km (10
sampai 125 mil)1. Dari tabel 2.1 dibawah ini dapat dilihat spesifikasi fisik
commuter rail.
Infrastruktur Ukuran
Panjang kereta 20 sampai 26 meter
Lebar kereta 3,05 sampai 3,2 meter
Tinggi kereta single-level 4 meter
Tinggi kereta double-level 5 meter
Jumlah penumpang single-level Lebih dari 128 kursi Jumlah penumpang double-level Lebih dari 175 kursi
Kapasitas berdiri 360 orang
Jumlah gerbong dalam kereta 1 sampai 12 gerbong
Laju kecepatan maksimal 80 mph (130 km/jam)
Kecepatan rata-rata 18-50 mph (30-75 km/jam)
Maksimum kurva rel :
Jalur utama Radius 174 meter
Jalur stasiun Radius 91 meter
Maksimum Kenaikan Rel :
Perancangan Stasiun Mixed-Use di
Kawasan Transit Oriented Perancangan Stasiun Mixed-Use di Kawasan
Transit Oriented Development (TOD) Binjai
Jalur utama tergabung Kenaikan 1%
Jalur dengan kebutuhan maksimal Kenaikan 2%
Jarak senggang sepur 1,435 meter
Minimum lebar selubung 4 sampai 4,75 meter
Minimum tinggi selubung 5,4 meter
Minimum tinggi selbung kereta barang 6,7 sampai
Tabel 2.1 Karaktersitik Commuter Rail
Berdasarkan jenis penggeraknya kereta ini dibagi atas dua macam, yaitu: 1). Penggerak dengan menggunakan motor tenaga diesel, dan 2). Berpenggerak tenaga listrik. Sedangkan berdasarkan jumlah kapasitas penumpang, kereta ini juga dibagi atas dua kategori, yakni: 1). Single level cars, dan 2).Bi-level cars, seperti yang terlihat pada Gambar 2.5 dibawah ini:
Berdasarkan jenis penggeraknya kereta ini dibagi atas dua macam, yaitu: 1). Penggerak dengan menggunakan motor tenaga diesel, dan 2). Berpenggerak tenaga listrik. Sedangkan berdasarkan jumlah kapasitas penumpang, kereta ini juga dibagi atas dua kategori, yakni: 1). Single level cars, dan 2).Bi-level cars, seperti yang terlihat pada Gambar 2.5 dibawah ini:
Gambar 2. 1. Single level cars dan Bi-level cars
Perancangan Stasiun Mixed-Use di
Kawasan Transit Oriented Perancangan Stasiun Mixed-Use di Kawasan
Transit Oriented Development (TOD) Binjai
2) Stasiun Kereta Api (Commuter Rail Station)
Stasiun merupakan bagian dari perkeretaapian yang memiliki peran penting dalam memberikan pelayanan kepada para pengguna jasa kereta api. Beberapa pengertian mengenai stasiun:
a.Stasiun adalah tempat untuk menaikan dan menurunkan penumpang, dimana penumpang dapat membeli karcis, menunggu kereta dan mengurus bagasinya. Di stasiun itu juga diadakan kesempatan untuk mengirim dan menerima barang kiriman, serta kesempatan untuk bersimpangan atau bersusulan dua kereta api atau lebih1.
b.Stasiun adalah tempat akhir dan awal perjalanan kereta api, bukan merupakan tujuan atau awal perjalanan yang sebenarnya. Dari stasiun masih dibutuhkan moda angkutan lain untuk sampai ke tujuan akhir2.
Stasiun sendiri menurut Imam Subarkah (1981), memiliki jenisnya
masing-masing, dengan rincian sebagai berikut:
a.Menurut bentuknya
1. Stasiun siku-siku, letak gedung stasiun adalah siku-siku dengan letak sepur-sepur yang berakhiran di stasiun tersebut.
Gambar 2. 2. Stasiun siku-siku
sumber : Jalan Kereta Api, Imam Subarkah, 1981.
2. Stasiun paralel, gedungnya sejajar dengan sepur-sepur dan merupakan stasiun pertemuan.
Perancangan Stasiun Mixed-Use di
Kawasan Transit Oriented Perancangan Stasiun Mixed-Use di Kawasan
Transit Oriented Development (TOD) Binjai
sumber : Jalan Kereta Api, Imam Subarkah, 1981.
3. Stasiun pulau, posisi stasiun sejajar dengan sepur-sepur tetapi letaknya di tengah-tengah antara sepur.
Gambar 2. 4. Stasiun pulau.
sumber : Jalan Kereta Api, Imam Subarkah,
1981.
4. Stasiun semenanjung, letak gedung stasiun pada sudut dua sepur yang bergandengan.
Gambar 2. 5. Stasiun memanjang.
sumber : Jalan Kereta Api, Imam Subarkah,
1981.
b.Menurut jangakauan pelayanan
1. Stasiun jarak dekat (Commuter Station)
2. Stasiun jarak datang (Medium Distance Station)
3. Stasiun jarak jauh (Long Distance Station)
c.Menurut letak
1. Stasiun akhiran, stasiun tempat kereta api mengakhiri perjalanan. 2. Stasiun antara, stasiun yang terletak pada jalan terusan.
3. Stasiun pertemuan, stasiun yang menghubungkan tiga jurusan. 4. Stasiun silang, stasiun terdapat pada dua jalur terusan.
Perancangan Stasiun Mixed-Use di
Kawasan Transit Oriented Perancangan Stasiun Mixed-Use di Kawasan
Transit Oriented Development (TOD) Binjai
1. Stasiun kecil, disini biasanya kereta api ekspress tidak berhenti, hanya ada dua atau tiga rel kereta api.
Gambar 2. 6. Stasiun semenanjung.
sumber : Jalan Kereta Api, Imam Subarkah, 1981.
2. Stasiun sedang, disinggahi kereta api ekspress, terdapat gudang barang dan melayani penumpang jarak jauh.
Gambar 2. 7. Stasiun sedang.
sumber : Jalan Kereta Api, Imam Subarkah, 1981.
3. Stasiun besar, melayani pemberangkatan dan pemberhentian kereta yang banyak dari berbagai jenis perjalanan, fasilitasnya besar dengan system pengaturan yang sangat kompleks.
Gambar 2. 8. Stasiun besar.
Perancangan Stasiun Mixed-Use di
Kawasan Transit Oriented Perancangan Stasiun Mixed-Use di Kawasan
Transit Oriented Development (TOD) Binjai
e.Menurut posisinya
1. Ground level station,bangunan stasiun yang letaknya sejajar dengan
platform/peron diatas tanah.
Gambar 2. 9. Ground Level Station.
sumber : Jalan Kereta Api, Imam Subarkah, 1981.
2. Over track station,letak bangunan stasiunnya diatas platform/peron.
Gambar 2. 10. Over Track Station
sumber : Jalan Kereta Api, Imam Subarkah, 1981.
3. Under track station, letak bangunan stasiunnya di bawah peron.
Gambar 2. 11. Under Track Station.
Perancangan Stasiun Mixed-Use di
Kawasan Transit Oriented Perancangan Stasiun Mixed-Use di Kawasan
Transit Oriented Development (TOD) Binjai
Sedangkan menurut PT. Kereta Api, stasiun digolongkan/diklasifikasikan dalam beberapa yang diputuskan oleh PT. Kereta Api Indonesia dengan mempertimbangkan nilai bobot stasiun. Penilaian bobot stasiun menggunakan rumus Point Method yang terdiri dari 10 faktor penilaian/klasifikasi, yaitu :
1. Jumlah personil.
2. Jumlah kereta api yang dilayani. 3. Jumlah kereta api yang berhenti. 4. Jumlah kereta api yang dialngsir. 5. Daerah tingkat kedudukan stasiun. 6. UPT lain disekitarnya.
7. Potensi angkutan. 8. Volume penumpang. 9. Volume barang. 10.Pendapatan stasiun.
Dengan menggunakan Point Methode di atas, stasiun kereta api dikelompokkan menjadi 4 kelas stasiun, yaitu :
1. Stasiun kelas besar 2. Stasiun kelas 1 3. Stasiun kelas 2 4. Stasiun kelas 3
Perancangan Stasiun Mixed-Use di
Kawasan Transit Oriented Perancangan Stasiun Mixed-Use di Kawasan
Transit Oriented Development (TOD) Binjai
2.3.2. Sejarah Kereta Api Kota Binjai
Pada tanggal 23 Januari 1883 dikeluarkanlah tanah konsesi untuk kereta api jalur Medan ke Binjai No.17, tgl 23 Jan 1883 dengan jarak 20,888 km. 1 Maret 1887 barulah tahap pengerjaannya dimulai.
Stasiun yang terletak pada ketinggian ±29,52 m dpl ini sekarang berada di Divisi Regional 1 Sumatera Utara dan NAD. Tidak seperti kebanyakan stasiun lain di Sumatera Utara yang sudah berganti arsitektur, Stasiun Binjai ini masih mempertahankan gaya bangunan kolonial semenjak masa pembangunannya dulu. Sebelum sampai ke Binjai, dibangun pula 4 stasiun yaitu: Sikambing, Sunggal, Sungai Semayang, dan Diski.
Stasiun Binjai ini dibangun menjadi stasiun persimpangan antara jalur ke Besitang dan jalur ke Kuala. Namun saat ini jalur KA ke Kuala sudah mati dan yang tersisa hanyalah bekas-bekasnya saja. Jalur KA menuju Kuala dan Besitang terdapat di sebelah Utara stasiun Binjai.
Perancangan Stasiun Mixed-Use di
Kawasan Transit Oriented Perancangan Stasiun Mixed-Use di Kawasan
Transit Oriented Development (TOD) Binjai
2.3.3. Struktur Organisasi Pengelola Stasiun Kereta Api
Diagram 2.28 Struktur Organisasi Pengelolaan Stasiun PT. Kereta Api (Persero)
Dari struktur organisasi di atas dapat diperkirakan jumlah personel pengelola stasiun kereta api Binjai, yaitu :
Perancangan Stasiun Mixed-Use di
Kawasan Transit Oriented Perancangan Stasiun Mixed-Use di Kawasan
Transit Oriented Development (TOD) Binjai
No Jabatan Jumlah
9 Telekomunikasi 3 orang
10 Teknisi 8 orang
11 Kondektur 4 orang
12 Staff Teleks -
58 orang
Tabel 2.2 Jumlah Personel Pengelola
Sedangkan pengertian dan fungsi tugas personel yang terdapat pada stasiun kereta api Binjai adalah :
a. Kepala Stasiun : orang yang bertanggung jawab atas urusan perjalanan kereta api, berkuasa atas aktivitas kereta api dan penanggung jawab keuangan.
b. Wakil Kepala Stasiun : bertugas membantu tugas-tugas kepala stasiun, jabatan ini hanya ada pada stasiun besar.
c. Bendahara : bertugas mengurusi masalah administrasi keuangan stasiun kereta api.
d. Pimpinan Perjalanan Kereta Api (PPKA) : mengatur operasional perjalanan kereta api.
e. Kondektur : orang yang bertugas sebagai pemimpin dalam perjalanan kereta api dan bertanggung jawab penuh.
Perancangan Stasiun Mixed-Use di
Kawasan Transit Oriented Perancangan Stasiun Mixed-Use di Kawasan
Transit Oriented Development (TOD) Binjai
2.3.4. Jaringan Eksisting Kereta Api Medan
Gambar 2. 12. Peta Jaringan Jalan Rel Sumatera
sumber : PT. Kereta Api (persero), 2005.
Gambar 2. 13. Jaringan Jalan Rel di Provinsi Sumatera Utara
Jenis Rel Panjang (km) Koridor
R42 187 Rantauprapat – Kisaran – Tebing
Tinggi
R33 101 Tebing Tinggi – Medan – Belawan
Medan – Binjai
R25 248
Tanjung Pura-Pangkalan Susu
Binjai – Kuala
Medan – Batu
Medan – Pancur Batu
Lubuk Pakam – Pertumbukan
Tebing Tinggi – Siantar
Kisaran – Tanjung Balai
Perancangan Stasiun Mixed-Use di
Kawasan Transit Oriented Perancangan Stasiun Mixed-Use di Kawasan
Transit Oriented Development (TOD) Binjai
sumber : Hasil Studi Kelayakan Kereta Api Komuter Medan dan sekitarnya, PT Kereta Api (persero) Tahun 2005.
2.3.4. Aktivitas di Stasiun Kereta Api Binjai
Aktivitas-aktivitas yang terjadi dalam stasiun kereta api Binjai adalah : a. Penumpang, melakukan aktivitas berangkat dan datang.
b. Pengantar/penjemput, mengantar /menjemput sanak saudara yang berangkat/datang.
c. Pemberi jasa.
2.3.4. Hal-hal yang dapat dipelajari
a. Menurut jangkauan pelayanannya merupakan stasiun jarak sedang. b. Menurut letaknya merupakan stasiun antara.
c. Menurut ukurannya merupakan stasiun sedang. d. Jumlah personil pengelola adalah orang.
2.4. Studi Banding Proyek Sejenis
Berikut beberapa studi banding bangunan dengan fungsi sejenis. proyek-proyek sejenis ini dapat diambil sebagai bahan pembelajaran, baik itu typologi maupun penerapan konsep-konsep arsitekturnya. Studi banding tersebut antara lain:
Berikut ini kesimpulan secara keseluruhan :
1) Stasiun Kyoto
Perancangan Stasiun Mixed-Use di
Kawasan Transit Oriented Perancangan Stasiun Mixed-Use di Kawasan
Transit Oriented Development (TOD) Binjai
Gambar 2. 14. Atap lengkung Stasiun Kyoto dengan bahan baja dan kaca
sumber : Google.com
Stasiun kompleks berisi pusat perbelanjaan, beberapa museum kecil, bioskop layar lebar, dua teater lain, department store Isetan, dua bertingkat parkir mobil garasi, game center, Granvia Hotel, kantor-kantor pemerintah, berbagai macam restoran dan fasilitas lain yang disediakan oleh pemerintah daerah. Bangunan ini juga dilengkapi ruang kantor di menara tersebut.
Stasiun ini memiliki strutur kaca yang futuristik. Terdiri dari 15 lantai dengan kaca berlapis monolit abu-abu yang menonjol dan kontras dengan lingkungannya. Salah satu fiturnya adalah pembangunan gelombang kaca yang melengkung dengan atap baja sepanjang platform stasiun.
Besarnya konstruksi ditegaskan oleh sistem eskalator raksasa yang difungsikan untuk mengambil penumpang sampai sembilan lantai, 60m tinggi atrium sepanjang concourse utama, sampai di atap terdapat pemandangan spektakuler Kota Kyoto dari atas dek. Struktur ini memiliki fluiditas ruang, diskontinuitas yang menarik dari skala, garis atap yang terbuka dan kualitas futuristik yang gelap.
Gambar 2. 15. Salah satu kereta api bawah yang berada di gedung utama
Perancangan Stasiun Mixed-Use di
Kawasan Transit Oriented Perancangan Stasiun Mixed-Use di Kawasan
Transit Oriented Development (TOD) Binjai
Fasad “unik kubik” stasiun dibangun dengan piringan kaca yang ditempatkan di atas rangka baja. Stasiun ini memiliki ketinggian 70m dengan bentang 470m dari timur ke barat dan luas area lantai besar sebesar 238,000m².
Gambar 2. 16. Fasad menara Stasiun Kyoto dengan kaca hitam difungsikan sebagai kantor dan hotel
sumber : Google.com
"Stasiun Kyoto baru menandai awal dari era baru perkembangan bertingkat tinggi di kota." Tangga grand stasiun ini memiliki 171 langkah dan sering digunakan sebagai tuan rumah dalam acara-acara seperti konser dan komedi di akhir pekan.
Secara keseluruhan bangunan stasiun ini memiliki gaya futuristik, tapi tetap dirancang baik sesuai dengan konteksnya, dengan penataan ruang yang baik dan dirancang untuk tujuan menggunakan bahan modern yang menyatu dengan baik. Stasiun ini digambarkan sebagai 'kombinasi yang menakjubkan dari kaca dan baja dan dengan ruang publik kolosal'.
2) BerlinCentral Station
Perancangan Stasiun Mixed-Use di
Kawasan Transit Oriented Perancangan Stasiun Mixed-Use di Kawasan
Transit Oriented Development (TOD) Binjai
disingkat sampul stasiun di 100 meter dan lantai bawah yang berfungsi sebagai penukar panas bawah tanah yang akan dibahas, menyebabkan tidak ada daylight tiba seperti yang direncanakan dalam proyek awal.
Pembangunan baru Berlin Hauptbahnhof adalah karya logistik. Sementara melakukan penggalian, tingkat air tanah terus-menerus dipantau oleh monitor sekaligus bahwa mereka akan naik jembatan dan 1,5 juta meter kubik bumi telah dihapus di tongkang, yang jika tidak akan diperlukan konvoi truk 1.300 mil panjang.
Sebagian kompleks konstruksi itu terkait dengan yayasan, sebagai bangunan terletak pada tanah berpasir di tepi sungai Spree. Untuk mengatasi kesulitan ini kolam beton dibangun pada kedalaman 25 meter yang diisi dengan air tanah.
Lain dari prestasi rekayasa yang terjadi dalam konstruksi ini adalah peletakan jembatan logam yang melintasi stasiun di seluruh. Karena risiko yang ditimbulkan oleh bangunan sebagai stasiun itu penuh sesak dengan orang-orang, diputuskan untuk menjalankan untuk akhir pekan di mana stasiun ditutup untuk umum selama 54 jam. Maka struktur ini dibangun dalam dua bagian vertikal dan 1.200 ton masing-masing, dan kemudian bergabung sebagai jembatannya.
Perancangan Stasiun Mixed-Use di
Kawasan Transit Oriented Perancangan Stasiun Mixed-Use di Kawasan
Transit Oriented Development (TOD) Binjai
Gambar 2. 17. Berlin Central Station
sumber : Google.com
Lobi stasiun dibingkai oleh dua struktur melengkung setinggi 46 kaki berusaha untuk menyoroti skala tempat, pentingnya stasiun sebagai titik persimpangan antara Eropa dan menghubungkan timur dan barat.
Dari 175.000 m2, 21.000 m2 digunakan untuk transportasi kereta api, dengan dua tingkat dan memiliki 14 platform, 15.000 m2 difungsikan sebagai toko-toko dan restoran, 50.000 m2 kantor, dan 5.500 m2 jembatan fungsional kereta api. Platform tersebar di area seluas 32.000 m2 dan luas garasi menempati sekitar 25.000m2.
Perancangan Stasiun Mixed-Use di
Kawasan Transit Oriented Perancangan Stasiun Mixed-Use di Kawasan
Transit Oriented Development (TOD) Binjai
Antara dua frame terdapat central nave yang melindungi platform stasiun, dengan panjang 430 meter, berorientasi ke arah timur - barat, ditutupi oleh kubah kaca besar dan cahaya yang membentang lebih dari 321 meter.
Bangunan berorientasi utara-selatan dengan lebar 45 meter dan 159 panjang, terletak di antara dua blok bangunan dan ditutupi oleh kubah barel, kerawang dan kaca. Dari sudut pandang arsitektur dan perencanaan kota, struktur ini, yang disebut bangunan jembatan membentuk kapal kaca stasiun kereta api.
Gambar 2. 19. Suasana ruang pada Berlin Central Station
sumber : Google.com
Dua bangunan jembatan stasiun dibagi menjadi dua bidang fungsional yang berbeda. Area komersial, restoran dan layanan bagi pengguna kereta api berada di tingkat bawah dan area kantor 50.000 m² menempati sembilan dari sepuluh lantai bangunan ini. Mereka kantor fungsional dan mudah beradaptasi, menghubungkan ruang yang berbeda dengan tangga.
Perancangan Stasiun Mixed-Use di
Kawasan Transit Oriented Perancangan Stasiun Mixed-Use di Kawasan
Transit Oriented Development (TOD) Binjai
Jarak antar lengkung sekitar 13 meter rentang grid spasial yang mengganti tali transparan biasa.
Stasiun ini bergantung pada basis salib, yang sekaligus mengintegrasikan blok diagonal dominan bangunan. Soket persegi panjang dapat diakses dari keempat sisi dengan tangga dan menawarkan ruang publik besar untuk ketinggian 4,43 m di atas permukaan jalan, jelas terpisah dari daerah sirkulasi.
Pintu masuk hall memiliki atap kaca yang terhubung ke jembatan yang memiliki bangunan di sisi, melayani luar struktur pendukung sama seperti balok dukungan dalam bentuk perut ikan, dengan 4, 70 meter yang terletak kubah kaca atap.
Atap kaca dari stasiun baru di Berlin adalah konstruksi berteknologi tinggi dari era modern. Atap dari arah timur ke barat dari stasiun menutupi jembatan kereta api komuter. Sebanyak 23 gulungan baja mendukung atap lengkung tinggi 16 meter dan lebar 59-68 meter. Sisi bawah dua lantai terakhir dirancang sebagai lintas kubah untuk menciptakan ruang yang berkualitas tinggi.
BAB III
TOD Binjai : Binjai Park Apartment
Perancangan Stasiun Mixed-Use di Kawasan
Transit Oriented Development (TOD) Binjai
BAB III
ANALISA DAN KONSEP PERANCANGAN
3.1. Deskripsi Umum Proyek Stasiun Mixed-Use
Sesuai buku Master Plan Kawasan Transit Oriented Develpoment (TOD) Binjai tugas PA 6 Kelompok Empat, hunian masyarakat merupakan stasiun
mixed-use dengan luas area 14.507.77 m2.
Adapun penjelasan deskripsi proyek secara umum adalah :
1. Judul proyek : Perancangan Stasiun KA di kawasan transit
oriented development (TOD) di Binjai
2. Fungsi : Stasiun KA, terminal, dan shopping mall.
3. Lokasi Proyek : Jalan Ikan Paus
6. Karakteristik site : Site merupakan kawasan pengembangan kota
transit dan site ini sendiri merupakan pusat transportasi utama dengan
mengakomodasi berbagai fasilitas.
TOD Binjai : Binjai Park Apartment
Perancangan Stasiun Mixed-Use di Kawasan
Transit Oriented Development (TOD) Binjai
3.2. Analisa Fisik Tapak dan Lingkungan
Pada tahap analisa ini, perancang menganalisa berdasarkan buku Masterplan Perancangan Kawasan Transit Oriented Development (TOD) di Binjai Tugas PA 6 Kelompok Empat serta mengaitkannya terhadap eksisting yang sudah ada diluar masterplan.
3.2.1. Analisa Lokasi
Gambar 3. 1. Lokasi Site pada Master Plan TOD di Binjai
(Sumber :Buku Masterplan TOD Binjai Kelompok Empat)
Lokasi Stasiun Mixed-Use ini, adalah:
Berada tepat di samping kanan Shopping Mall
Berada tepat di samping kiri Ruko dan Hotel transit
Terletak di Jalan Ikan Paus dan jalan utama pada site ini adalah jalan lintas Sumatera.
TOD Binjai : Binjai Park Apartment
Perancangan Stasiun Mixed-Use di Kawasan
Transit Oriented Development (TOD) Binjai
3.2.1. Analisa Tapak
1. Analisa Preservation
Gambar 3. 2. Lokasi dan foto bangunan preservasi
(Sumber :Data Pribadi)
Pada site ini hanya terdapat satu bangunan konservasi yaitu Stasiun Kereta Api Binjai sendiri. Bangunan ini sendiri masih tetap terlindungi dan tetap difungsikan oleh pihak kereta api. Tidak ada yang berubah dari stasiun ini dan sesuai dengan peraturan untuk bangunan konservasi setiap fisik bangunan harus dipertahankan perubahan yang boleh dilakukan hanya berupa pengecatan kembali.
Tanggapan desain :
TOD Binjai : Binjai Park Apartment
Perancangan Stasiun Mixed-Use di Kawasan
Transit Oriented Development (TOD) Binjai
2. Analisa Kebisingan
Gambar 3. 3. Lokasi dan data kebisingan
(Sumber :Data Pribadi)
Permasalahan :
Tingkat utama kebisingan pada master plan ini adalah di Jalan Ikan Paus kebisingan in dihasilkan oleh suara mesin kereta api dan juga suara mesin-mesin kendaraan bus yang parkir di sepanjang terminal. Kebisingan lainnya berasal dari Jalan Banda-Aceh dimana jalan ini difungsikan sebagai jalan lintas kota Aeh-Binjai-Medan. Tingginya jumlah kendaraan bermotor yang lewat dan kemacetan yang sering terjadi pada jala ini menyebabkan kebisingan yang tinggi. Pada jalan ini juga terdapat bundaran dimana kendaraan sering berebutan untuk menyeberang sehingga menimbulkan kemacetan yang menghasilkan kebisingan.
TOD Binjai : Binjai Park Apartment
Perancangan Stasiun Mixed-Use di Kawasan
Transit Oriented Development (TOD) Binjai
Gambar 3. 4. Lokasi dan sumber kebisingan
(Sumber :Data Pribadi)
Gambar 3. 5. Foto sumber kebisingan
(Sumber :Data Pribadi)
Jadi permasalahan utama kebisingan pada master plan ini adalah tingginya
keramaian kendaraan dan manusia. Hal ini dikarenakan lokasi site berada di jalan lintas kota dan pusat transportasi.
TOD Binjai : Binjai Park Apartment
Perancangan Stasiun Mixed-Use di Kawasan
Transit Oriented Development (TOD) Binjai
Solusi :
Keramaian yang menjadi masalah dalam site ini dapat menjadi potensi bila pada area ini dirancanag sebagai area komersil. Kebisngan ini pastinya tidak menjadi masalah bila dikaitkan dengan area komersil (ruang luar)
Untuk ruang luar sendiri masih dapat dilindungi lagi dengan penambahan elemen secondary skin pada bangunan, elemen tapak juga mampu mengurangi kebisingan luar dan menjadi perlindungan bagi interior.
3. Analisa Sirkulasi Pedestrian
Gambar 3. 6. Letak dan arah pedestrian
TOD Binjai : Binjai Park Apartment
Perancangan Stasiun Mixed-Use di Kawasan
Transit Oriented Development (TOD) Binjai
Gambar 3. 7. View keadaan pedestrian
(Sumber :Data Pribadi)
Umumnya, rumah penduduk disepanjang area ini tidak memiliki pedestrian dan hanya terdapat bahu jalan. Bahu jalan ini juga digunakan sebagai aarea vegetasi sehingga para pejalan kaki harus melewati jalan raya, hal ini akan membuat para pejalan kaki merasa tidak nyaman dan aman.
Pada area komersial akses entrance tidak terhubung langsung ke
pedestrian terdapat selokan yg menjadi pemisah antara pedestrian dengan halaman bangunan. Area halaman bangunan juga hanya digunakan sebagai area parkir sehingga aktivitas window shopping tidak akan merangsang para pejalan kaki karena terlalu banyak pemisah ke arah bangunan yang akan menciptakan ketidak nyamanan. Keseluruhan lansekap pada area ini hanya ditutupi dengan
paving block akibatnya suhu udara akan terasa panas dan pengunjung tidak akan merasa nyaman mealalui area ini.
TOD Binjai : Binjai Park Apartment
Perancangan Stasiun Mixed-Use di Kawasan
Transit Oriented Development (TOD) Binjai
Solusi :
Gambar 3. 8. Solusi untuk pedestrian
(Sumber :Data Pribadi)
Menciptakan pedestrian way yang lapang dan nyaman sehingga akan meningkatkan budaya berjalan kaki kembali. Menambahkan landscape pada
pedestrian way dan landscape ini juga harus memiliki tempat khusus sehingga tidak mengganggu para pejalan kaki dan pejalan kaki juga akan merasa nyaman dan teduh saat berjalan. Membuat jembatan penghubung ke Jalan Cut Nyak Dhien sehingga para pejalan kaki merasa lebih aman dan nyaman untuk menyeberang.
Bus dan angkutan umum
Gambar 3. 9. Letak dan arah bus dan angkutan umum
TOD Binjai : Binjai Park Apartment
Perancangan Stasiun Mixed-Use di Kawasan
Transit Oriented Development (TOD) Binjai
Gambar 3. 10. View keadaan bus dan ngkutan umum
(Sumber :Data Pribadi)
Permasalahan :
Banyaknya angkutan umum dan mini bus yang berhenti di sembarangan tempat sehingga mengganggu para pengguna jalan dan mengakibatkan kemacetan. Angkutan umum ini juga sering berhenti menunggu dan menurunkan penumpang di area terminal akibatnya para penumpang bus dan sirkulasi bus akan sangat terganggu.
Solusi :
Gambar 3. 11. Solusi sirkulasi bus dan angkutan umum
(Sumber :Data Pribadi)
TOD Binjai : Binjai Park Apartment
Perancangan Stasiun Mixed-Use di Kawasan
Transit Oriented Development (TOD) Binjai
Sepeda motor, kendaraan pribadi, becak.
Gambar 3. 12. Letak dan arah sepeda motor, kendaraan pribadi dan becak
(Sumber :Data Pribadi)
Gambar 3. 13. View keadaan sepeda motor, kendaraan pribadi dan becak
(Sumber :Data Pribadi)
Permasalahan :
Banyaknya sepeda motor yang masuk ke area kereta api yang seharusnya steril, hal ini disebabkan tidak adanya pagar atau dinding penghalang di area rel kereta api sehingga para pengguna sepeda motor bebas untuk masuk ke dalamnya.
TOD Binjai : Binjai Park Apartment
Perancangan Stasiun Mixed-Use di Kawasan
Transit Oriented Development (TOD) Binjai
Kendaraaan-kendaraan juga sering berhenti di sepanjang jalan, sementara lebar jalan sangat sempit (6m) akibatnya para pengguna jalan akan merasa terganggu.
Di sekitar terminal dan stasiun banyak kendaraan pribadi yang berhenti untuk mengantara arau menjemput penumpang, hal ini lah yang memicu seringnya terjadi kemacetan pada area ini.
Solusi :
Gambar 3. 14. Solusi untuk sepeda motor, kendaraan pribadi dan becak
(Sumber :Data Pribadi)
Membuat pagar penghalang di sepanjang area kereta api terutama di tempat parkiran sehingga area ini steril dan aman. Lebar Jalan Cut Nyak Dhien diperlebar sehingga mempermudah sirkulasi kendaraan dan seluruh pengguna jalan. Pada bangunan di sekitar terminal dan stasiun diciptakan area parkir khusus berupa basement untuk mengakomodasi kendaraan- kenderaan yang memerlukan servis parkiran di area tersebut sehingga jalan raya terasa lebih nyaman dan aman.
3.2. Analisa Non Fisik/Fungsional
Analisa non fisik berkenaan dengan aktivitas dan kebutuhan ruang setiap kegiatan, yang nantinya akan menghasilkan luasan bangunan. Adapun analisa-analisa tersebut yaitu:
1) Jumlah penumpang
TOD Binjai : Binjai Park Apartment
Perancangan Stasiun Mixed-Use di Kawasan
Transit Oriented Development (TOD) Binjai
Tabel 3.3 Tabel Proyeksi Penumpang 2014-2018
No Kota Luas (Ha) Jumlah Penduduk Tahun Proyeksi
2014 2016 2018
1. Binjai 9.023,62 280.188 1.214.447 5.263.899
Jumlah penumpang stasiun Binjai.
Tabel 3.4 Tabel Penumpang yang diangkut melalui stasiun KA Binjai
Tahun Penumpang (jiwa)
2014 547,500
2015 565,020
2016 583,101
2017 601,760
2018 621,016
Dengan kenaikan jumlah penduduk tahun 2014-2034 yaitu sebesar 64% maka dapat ditentukan bahwa jumlah penumpang tahun 2034 sebesar 885.600 jiwa. Dari jumlah itu didapat bahwa rata-rata penumpang setiap bulannya adalah
TOD Binjai : Binjai Park Apartment
Perancangan Stasiun Mixed-Use di Kawasan
Transit Oriented Development (TOD) Binjai
2) Sirkulasi dan proses keberangkatan penumpang stasiun kereta api
Sirkulasi Keberangkatan Penumpang
TOD Binjai : Binjai Park Apartment
Perancangan Stasiun Mixed-Use di Kawasan
Transit Oriented Development (TOD) Binjai
4) Sirkulasi dan proses kedatangan penjemput stasiun dan halte.
5) Sirkulasi dan proses kedatangan pengelola stasiun dan halte.
3.2.1. Analisa Kebutuhan Ruang
Analisa Kebutuhan Ruang Stasiun Kereta Api
TOD Binjai : Binjai Park Apartment
Perancangan Stasiun Mixed-Use di Kawasan
Transit Oriented Development (TOD) Binjai
1) Stasiun Kerta Api Komuter
Tabel 3.5 Kebutuhan ruang stasiun
Kelompok
Ruang Pengguna Kegiatan Kebutuhan Ruang
Ruang Stasiun
Naik / turun kereta api
TOD Binjai : Binjai Park Apartment
Perancangan Stasiun Mixed-Use di Kawasan
Transit Oriented Development (TOD) Binjai
Administrasi
Treatment peralatan
teknis
Tabel 3.6 Kebutuhan ruang halte
Kelompok
Ruang Pengguna Kegiatan Kebutuhan Ruang
TOD Binjai : Binjai Park Apartment
Perancangan Stasiun Mixed-Use di Kawasan
Transit Oriented Development (TOD) Binjai
Naik / turun bus
Pengelola Bekerja
Istirahat
3) Ruang Shopping Mall
Tabel 3.7 Kebutuhan ruang shopping mall
Kelompok
Ruang Pengguna Kegiatan Kebutuhan Ruang
Fasilitas Perbelanjaan (Book Store)
Pengelola
Karyawan
Mengatur pemasukan
dan pengeluran barang
Administrasi
Melayani pembeli
Memeriksa kondisi
TOD Binjai : Binjai Park Apartment
Perancangan Stasiun Mixed-Use di Kawasan
Transit Oriented Development (TOD) Binjai
Pengunjung
Mengatur penjualan
TOD Binjai : Binjai Park Apartment
Perancangan Stasiun Mixed-Use di Kawasan
Transit Oriented Development (TOD) Binjai
Café/restoran Pengelola
Menyediakan makanan dan minuman
Pengelola Bekerja
Istirahat
Mechanical & Karyawan Treatment peralatan teknis
R. AHU
TOD Binjai : Binjai Park Apartment
Perancangan Stasiun Mixed-Use di Kawasan
Transit Oriented Development (TOD) Binjai
electrical R. Pompa
R. Trafo
R. Mesin lift
R. Sampah
4.2.2. Program Ruang
STASIUN KERETA API
Tabel 3.9 Program Ruang
Kelompok Ruang Stasiun
Jenis Fungsi Ruang
Standard
(m2/mobil
)
Unit Kapasitas Sumber Total
TOD Binjai : Binjai Park Apartment
Perancangan Stasiun Mixed-Use di Kawasan
Transit Oriented Development (TOD) Binjai
TOD Binjai : Binjai Park Apartment
Perancangan Stasiun Mixed-Use di Kawasan
Transit Oriented Development (TOD) Binjai
Toilet ♂ 1.5 3 Kloset NAD 4.5
Unit Kapasitas Sumber Total
TOD Binjai : Binjai Park Apartment
Perancangan Stasiun Mixed-Use di Kawasan
Transit Oriented Development (TOD) Binjai
R. PPKA - 1 2 Asumsi 13.5
Unit Kapasitas Sumber Total
Luas
Ruang Halte Pimpinan 20m2/mob
TOD Binjai : Binjai Park Apartment
Perancangan Stasiun Mixed-Use di Kawasan
Transit Oriented Development (TOD) Binjai
R. Tunggu 1m2/mobil 1 600 Asumsi 600
Unit Kapasitas Sumber Total
TOD Binjai : Binjai Park Apartment
Perancangan Stasiun Mixed-Use di Kawasan
Transit Oriented Development (TOD) Binjai
SIRKULASI 20% 155
Unit Kapasitas Sumber Total
TOD Binjai : Binjai Park Apartment
Perancangan Stasiun Mixed-Use di Kawasan
Transit Oriented Development (TOD) Binjai
R. Karyawan 2.4 1 10 NAD 24
Jenis Fungsi Jenis Ruang
TOD Binjai : Binjai Park Apartment
Perancangan Stasiun Mixed-Use di Kawasan
Transit Oriented Development (TOD) Binjai
g)
SUB TOTAL (54 Retail) 1311.4
TOD Binjai : Binjai Park Apartment
Perancangan Stasiun Mixed-Use di Kawasan
Transit Oriented Development (TOD) Binjai
31.22
SIRKULASI 20% 751.88