• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN - Perancangan Hotel Mixed-Use di Kawasan Transit Oriented Development (TOD) Binjai

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN - Perancangan Hotel Mixed-Use di Kawasan Transit Oriented Development (TOD) Binjai"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I

(2)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang

Isu keberlanjutan (sustainability) merupakan isu yang kian melekat dengan proses perencanaan dan perancangan lingkungan binaan. Dengan semakin rumitnya permasalahan khususnya kemerosotan kualitas lingkungan hidup manusia tidak pelak lagi pada masa kini dan yang akan datang isu keberlanjutan akan menjadi tolok ukur utama keberhasilan suatu karya arsitektural. Saat ini, masalah-masalah yang muncul dalam kehidupan sehari-hari hanya diselesaikan dengan cara praktis, hal ini menunjukkan bahwa masih kurangnya pemahaman ataupun kepedulian masyarakat kita tentang apa yang akan terjadi kedepannya, Padahal isu keberlanjutan ini mempengaruhi cakupan yang luas yaitu mencakup aspek sosial, budaya, politik, ekonomi, dan teknis dalam kehidupan manusia.

(3)

Paradigma kota-kota besar di dunia tentang mengatasi permasalahan kemacetan sudah mulai bergeser dari cara yang kuno dimana hanya menyediakan prasarana menuju ke strategi inovatif melalui penerapan konsep-konsep yang mengedepankan intergrasi antara pengguna lahan dengan transportasi. Salah satu konsep yang diterapkan di kota-kota besar di dunia adalah TOD. TOD merupakan salah satu solusi yang tepat untuk mengatasi isu keberlanjutan(kemacetan) ini. Transit Oriented Development atau disingkat TOD adalah konsep yang awal kemunculannya merupakan hasil reaksi atas fenomena urban sprawl (perembetan kota kepinggiran) di Amerika diikuti dengan tingginya ketergantungan penduduk terhadap penggunaan jalan raya kendraan pribadi (automobile). Untuk mengurangi ketergantungan tersebut, pengembangan kota diarahkan pada titik-titik transit. Konsep ini meninjau titik-titik transit tidak hanya berfungsi Transit Oriented Development (TOD) sebagai tempat untuk menaikkan dan menurunkan penumpang saja, namun titik-titik transit tersebut dapat sekaligus berfungsi sebagai sebuah tempat berlangsungnya aktivitas perkotaan (pusat permukiman, perkantoran, perdagangan dan jasa, pendidikan, dan sebagainya). Jadi, inti daripada TOD adalah pembangunan yang terpusat diperpindahan moda transportasi. Saat ini TOD telah dipertimbangkan sebagai salah satu bentuk pembangunan kota yang berkelanjutan dan telah dipraktekkan di banyak kota di dunia dalam upaya mengurangi dominasi penggunaan kendaraan pribadi dan mempromosikan pola permukiman yang mumpuni dalam mengusung pergerakan berbasis transit.

(4)

Stasiun dan terminal yang tidak terintergrasi. Terminal terpadu hanya berupa nama dan disalah artikan pengunaanya karena terpadu yang dimaksudkan adalah terpadu sebagai sebuah kesatuan utuh kemudian yang disalah artikan menjadi terpadu yang terletak berdekatan. Sebagai contoh terminal terpadu Amplas, terminal ini telah gagal karena frekuensi pengguna terminal sangatlah minim, gedung terminal tidak berfungsi semestinya dan semua pengguna transportasi umum ini bisa naik turun dimanapun dan kapanpun mereka mau diluar terminal (meningkatkan kemacetan). Alhasil terminal terpadu tersebut menjadi tempat peristirahatan dan ngopi khusus para supir saja. Permasalahan inilah sebagai acuan atau gambaran untuk dijadikan isu keberlanjutan yang dapat di cegah dengan menerapkan konsep TOD agar Binjai tidak bernasib sama dengan terminal yang ada di Medan.

1.2Maksud dan Tujuan

Adapun maksud dan tujuan proyek ini adalah :

1. Merencanakan bangunan mixed-use hotel dengan retail di kawasan TOD, Kota Binjai.

2. Merancang bangunan mixed-use yang walkable sehingga nyaman dan mudah diakses dengan berjalan kaki.

3. Merancang ruang-ruang publik untuk mendukung berbagai aktifitas dan kegiatan.

1.3Sasaran dan Lingkup Perancangan

Adapun batasan perencanaan proyek ini adalah bangunan sebagai wadah kegiatan Transit, perhotelan dan kegiatan pendukung berupa retail.

Yang menjadi lingkup dan batasan perancangan dalam bangunan ini adalah sebagai berikut :

(5)

2. Perancangan mengikuti standar ukuran ruang terhadap masing-masing kegiatan.

3. Bangunan ini didesain dengan menggunakan unsur-unsur perancangan arsitektur, sehingga dapat memberikan manfaat kepada masyarakat. 4. Pembahasan proyek pada penerapan konsep arsitektur fungsional yang

dikaitkan dengan fungsi proyek.

1.4Perumusan Masalah

1. Bagaimana merencanakan dan merancang hotel dengan fungsi mix-use

sehingga mampu mewadahi berbagai kegiatan dan terintergrasi secara baik dan benar.

2. Bagaimana merencanakan pencapaian/ aksesibilitas yang mudah. 3. Bagaimana mewujudkan desain yang serasi dan mampu mencerminkan

karakter kegiatan yang ditampung didalamnya dan hemat energi.

1.5Metode Pendekatan Masalah

Adapun pendekatan masalah yang dilakukan untuk pemecahan masalah perancangan ini adalah:

1. Survey, survey langsung ke lokasi dilakukan untuk mendapatkan data-data yang akurat dari lokasi tersebut disertai dengan mengadakan studi literature sebagai penambahan dari data-data yang didapat di lokasi tersebut.

2. Studi banding terhadap proyek-proyek sejenis yang dapat memberikan poin-poin permasalahan yang harus dipecahkan maupun kelebihan dari proyek sejenis yang dapat menjadi masukan dalam perancangan. 3. Studi pustaka yang berkaitan dengan judul dan tema untuk

(6)

4. Sintesis, yaitu menggabungkan hasil analisa untuk memperoleh ide perancangan yang akan diterapkan.

1.6Asumsi-Asumsi

(7)

1.7Kerangka Berpikir

Pada gambar 1.1 dapat dilihat diagram berpikir dalam penyelesaian proses perancangan hotel + retail

Gambar 1.1 Kerangka berpikir

Latar Belakang

 Sesuai dengan program pengembangan prasarana kereta api (fisik dan non-fisik) pada masa yang akan datang.

 Peruntukan lahan pada kawasan komersial dan perkantoran menunjang aktivitas stasiun untuk lebih ditingkatkan penggunanya sebgai tujuan transportasi.

 Kebutuhan akan sarana transportasi massal yang paling optimal dengan berbagai fasilitas penunjang dalam mendukung pengembangan wilayah kota.

 Binjai memiliki stasiun dengan rute dari Medan menuju Aceh yang terhenti jalurnya sampai di Binjai. Dengan menghidupkan kembali rute menuju Aceh ini berpotensi menjadikan Binjai sebagai sebuah kawasan transit ataupun titiktengah untuk peluang-peluang transaksi bisnis antar Aceh dengan Medan.

 Dengan pemilihan fungsi bangunan hotel + retail dimaksud sebagai wadah/ tempat beristirahat selama masa transit, menemui rekan bisnis, serta melakukan transaksi bisnis.

 Desain bangunan ini menggunakan tema arsitektur fungsionalisme dengan tujuan-tujuan yang ingin dicapai dalam

sustainability dan TOD, pemilihan tema ini bermaksud untuk menerjemahkan kedalam fungsi-fungsi yang akan di implementasikan kedalam desain mengikuti karakteristik dan ciri khas fungsional ini diharapkan dapat mengekspresikan/ mengeksplorasi desain tersebut secara lebih mendalam.

Perumusan Masalah

Bagaimana merencanakan dan merancang hotel dengan fungsi mix-use sehingga mampu mewadahi berbagai kegiatan dan terintergrasi secara baik dan benar.

Bagaimana merencanakan pencapaian/ aksesibilitas yang mudah.

Bagaimana mewujudkan desain yang serasi dan mampu mencerminkan karakter kegiatan yang ditampung didalamnya sesuai dengan tema yang dipilih.

Maksud dan Tujuan

 Menyediakan sistem transportasi yang terpadu antar jenis moda angkutan sehingga akan memudahkan perpindahan moda angkutan.

 Efisiensi perjalanan dalam suatu wilayah tanpa membuang waktu dan energi.

 Mendorong pemakaian kendaraan umum dengan menekan kendaraan pribadi (automobile).

 Meningkatkan mobilitas dan aksebilitas untuk menunjang sektor-sektor kegiatan perkotaan.

 Merancang ruang publik sebagai sarana pendukung bangunan transportasi

Pengumpulan Data Survei Lapangan -Kondisi lahan yang ada

(8)

1.8Sistematika Pembahasan

Sistematika pembahasan ini meliputi bagian sebagai berikut :

BAB I. Pendahuluan

Menjelaskan secara garis besar apa yang menjadi dasar perumusan perancangan yang meliputi: latar belakang, maksud dan tujuan pembahasan, sasaran, pendekatan, batasan masalah, kerangka berpikir dan sistematika pembahasan.

BAB II. Tinjauan Pustaka

Berisikan tinjauan umum maupun tinjauan khusus tentang proyek yang akan dilaksanakan seperti beberapa teori yang dapat membantu dalam proses perencanaan/perancangan, posisi site, kondisinya, potensi yang ada, ketentuan dan peraturan yang ada, studi banding proyek yang sejenis.

BAB III. Analisa dan Konsep Perancangan

Berisikan analisa kondisi tapak dan lingkungan, analisa fungsional, analisa teknologi, analisa dan penerapan tema, dan konsep penerapan hasil analisis komprehensif yang digunakan sebagai alternatif pemecahan masalah.

BAB IV. Hasil Perancangan

Berisi gambar hasil perancangan dengan penjelasan-penjelasan pendukung konsep.

BAB V. Kesimpulan

Berisi Kesimpulan dari perancangan

Gambar

Gambar 1.1 Kerangka berpikir

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian yang di lakukan oleh Sumarni, dkk (2014) dengan hasil adanya hubungan yang signifikan antara tingkat pengetahuan dan sikap perawat tentang pemberian obat,

1) Pengetahuan tentang merokok pada mahasiswa Universitas Tribhuwana Tungga Dewi, khususnya Mahasiswa Keperawatan UNITRI angkatan 2009 diketahui sebagian besar

Meningitis adalah radang pada meningen (membran yang mengelilingi otak dan.. medula spinalis) dan disebabkan oleh virus, bakteri atau

Para terdakwa tidak mempunyai Surat Izin Praktik (SIP) kedokteran dan tidak terdapat pelimpahan/persetujuan untuk melakukan suatu tindakan kedokteran

Persiapan simulasi server DHCP dalam contoh ini adalah dengan menggunakan 1 workstation, 1 switch, dan 2 server sehingga terlihat seperti gambar 20 di bawah ini.. Gambar 20

Tidak adanya perbedaan yang nyata pada kecepatan timbulnya estrus tersebut mungkin juga disebabkan oleh fase pertumbuhan folikel yang tidak berbeda

Simulasi Jaringan Pada Packet tracer | 11 Di bawah panel Font, pengguna dapat memilih font yang berbeda dan ukuran font untuk Dialog, Workspace / Kegiatan Wizard, dan Interface

Sampel dipilih 2 kelas dari populasi tiga kelas dengan teknik cluster random sampling (Suparno, 2007). Jumlah sampel yang dilibatkan dalam penelitian ini adalah 65 orang