• Tidak ada hasil yang ditemukan

asuhan keperawatan pada klien dengan men

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "asuhan keperawatan pada klien dengan men"

Copied!
22
0
0

Teks penuh

(1)

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT karena atas rahmat dan hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Asuhan Keperawatan Pada Klien Dengan Meningitis” dengan sebaik-baiknya.

Dalam penyusunan makalah ini, penulis telah mengalami berbagai hal baik suka maupun duka. Penulis menyadari bahwa penyusunan makalah ini tidak akan selesai dengan lancar dan tepat waktu tanpa adanya bantuan, dorongan, serta bimbingan dari berbagai pihak. Sebagai rasa syukur atas terselesainya makalah ini, maka dengan tulus penulis sampaikan terima kasih kepada pihak-pihak yang turut membantu yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu.

Dalam penyusunan makalah ini, penulis menyadari masih banyak kekurangan baik pada teknik penulisan maupun materi. Untuk itu kritik dan saran dari semua pihak sangat penulis harapkan demi penyempurnaan pembuatan makalah ini.

Akhir kata, penulis berharap semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan dapat diterapkan dalam menyelesaikan suatu permasalahan yang berhubungan dengan judul makalah ini.

Parepare 7 Maret 2015

(2)

DAFTAR ISI

(3)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Dewasa ini penyakit meningitis merupakan penyakit yang serius karena letaknya

dekat dengan otak dan tulang belakang sehingga dapat menyebabkan kerusakan kendali

gerak, pikiran, bahkan kematian. Kebanyakan kasus meningitis disebabkan oleh

mikroorganisme seperti virus, bakteri, jamur atau parasit yang menyebar dalam darah

dan cairan otak.

Daerah “Sabuk Meningitis” di Afrika terbentang dari Senegal di barat Ethiopia

di timur. Daerah ini ditinggali kurang lebih 300 juta jiwa manusia. Pada 1996 terjadi

wabah meningitis dimana 250.000 orang menderita penyakit ini dengan 25.000 korban

jiwa. Meningitis bacterial terjadi pada kira-kira 3 per 100.000 orang setiap tahunnya di

Negara-negara barat. Studi populasi secara luas memperlihatkan bahwa meningitis virus

lebih sering terjadi sekitar 10,9 per 100.000 orang, dan lebih sering terjadi pada musim

panas. Di Brasil, angka meningitis bacterial lebih tinggi, yaitu 45,8 per 100.000 orang

setiap tahun.

Oleh karena itu mengingat jumlah penyebaran penyakit infeksi meningitis

semakin hari semakin meningkat, kami bermaksud untuk mengulas lebih lanjut

mengenai penyakit Meningitis melalui makalah yang berisi laporan pendahuluan serta

(4)

B. Rumusan Masalah

1. Apa yang dimaksud dengan meningitis?

2. Bagaimana etiologi dari meningitis?

3. Bagaimana klasifikasi dari meningitis?

4. Bagaimana patofisiologi dari meningitis?

5. Bagaimana manifestasi klinis dari meningitis?

6. Bagaimana pemeriksaan diagnostic dari meningitis?

7. Bagaimana penatalaksanaan medis dari meningitis?

8. Bagaimana komplikasi dari meningitis?

9. Bagaimana konsep dasar asuhan keperawatan dari meningitis?

C. Tujuan

1. Memahami pengertian dari meningitis

2. Memahami etiologi dari meningitis

3. Memahami klasifikasi dari meningitis

4. Memahami patofisiologi dari meningitis

5. Memahami manifestasi klinis dari meningitis

6. Memahami pemeriksaan diagnostic dari meningitis

7. Memahami penatalaksanaan medis dari meningitis

8. Memahami komplikasi dari meningitis

(5)

BAB II PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN

Meningitis adalah radang pada meningen (membran yang mengelilingi otak dan

medula spinalis) dan disebabkan oleh virus, bakteri atau organ-organ jamur(Smeltzer,

2001). Meningitis adalah radang dari selaput otak (arachnoid dan piamater). Bakteri dan

virus merupakan penyebab utama dari meningitis.

Meningitis merupakan infeksi akut dari meninges, biasanya ditimbulkan oleh

salah satu dari mikroorganisme pneumokok, Meningokok, Stafilokok, Streptokok,

Hemophilus influenza dan bahan aseptis (virus) (Long, 1996).

Meningitis adalah peradangan pada selaput meningen, cairan serebrospinal dan spinal

column yang menyebabkan proses infeksi pada sistem saraf pusat (Suriadi & Rita,

2001).

Meningitis / Radang selaput otak adalah Infeksi pada cairan serebrospinal (CSS)

disertai radang pada pia dan araknoid; ruang subaraknoid, jaringan superficial otak dan

medulla spinalis, kuman-kuman dapat masuk ke setiap bagian ruang subaraknoid dan

dengan cepat sekali menyebar ke bagian yang lain, sehingga leptomening medulla

spinalis terkena. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa meningitis selalu merupakan

(6)

B. ETIOLOGI

1. Bakteri; Mycobacterium tuberculosa, Diplococcus pneumoniae

(pneumokok), Neisseria meningitis (meningokok), Streptococus

haemolyticuss, Staphylococcus aureus, Haemophilus influenzae, Escherichia

coli, Klebsiella pneumoniae, Peudomonas aeruginosa

2. Penyebab lainnya lues, Virus, Toxoplasma gondhii dan Ricketsia

3. Faktor predisposisi : jenis kelamin lakilaki lebih sering dibandingkan dengan

wanita

4. Faktor maternal : ruptur membran fetal, infeksi maternal pada minggu

terakhir kehamilan

5. Faktor imunologi : defisiensi mekanisme imun, defisiensi imunoglobulin.

6. Kelainan sistem saraf pusat, pembedahan atau injury yang berhubungan

dengan sistem persarafan

C. KLASIFIKASI

Meningitis dibagi menjadi 2 golongan berdasarkan perubahan yang terjadi pada

cairan otak, yaitu :

1. Meningitis serosa

Adalah radang selaput otak araknoid dan piameter yang disertai cairan otak

yang jernih. Penyebab terseringnya adalah Mycobacterium tuberculosa.

(7)

2. Meningitis purulenta

Adalah radang bernanah arakhnoid dan piameter yang meliputi otak dan

medula spinalis. Penyebabnya antara lain : Diplococcus pneumoniae

(pneumokok), Neisseria meningitis (meningokok), Streptococus

haemolyticuss, Staphylococcus aureus, Haemophilus influenzae, Escherichia

coli, Klebsiella pneumoniae, Peudomonas aeruginosa.

D. PATOFISIOLOGI

Meningitis bakteri dimulai sebagai infeksi dari oroaring dan diikuti dengan

septikemia, yang menyebar ke meningen otak dan medula spinalis bagian atas.

Faktor predisposisi mencakup infeksi jalan nafas bagian atas, otitis media, mastoiditis,

anemia sel sabit dan hemoglobinopatis lain, prosedur bedah saraf baru, trauma kepala

dan pengaruh imunologis.

Saluran vena yang melalui nasofaring posterior, telinga bagian tengah dan

saluran mastoid menuju otak dan dekat saluran vena-vena meningen, semuanya ini

penghubung yang menyokong perkembangan bakteri.

Organisme masuk ke dalam aliran darah dan menyebabkan reaksi radang di dalam

meningen dan di bawah korteks, yang dapat menyebabkan trombus dan penurunan

aliran darah serebral. Jaringan serebral mengalami gangguan metabolisme akibat

eksudat meningen, vaskulitis dan hipoperfusi. Eksudat purulen dapat menyebar sampai

(8)

Radang juga menyebar ke dinding membran ventrikel serebral. Meningitis

bakteri dihubungkan dengan perubahan fisiologis intrakranial, yang terdiri dari

peningkatan permeabilitas pada darah, daerah pertahanan otak (barier oak), edema

serebral dan peningkatan TIK.

Pada infeksi akut pasien meninggal akibat toksin bakteri sebelum terjadi

meningitis. Infeksi terbanyak dari pasien ini dengan kerusakan adrenal, kolaps sirkulasi

dan dihubungkan dengan meluasnya hemoragi (pada sindromWaterhouse-Friderichssen)

sebagai akibat terjadinya kerusakan endotel dan nekrosis pembuluh darah yang

disebabkan oleh meningokokus.

E. MANIFESTASI KLINIS

Gejala meningitis diakibatkan dari infeksi dan peningkatan TIK :

1. Sakit kepala dan demam (gejala awal yang sering

2. Perubahan pada tingkat kesadaran dapat terjadi letargik, tidak responsif, dan

koma.

3. Iritasi meningen mengakibatkan sejumlah tanda sebagai berikut:

a. Rigiditas nukal ( kaku leher ). Upaya untuk fleksi kepala mengalami

kesukaran karena adanya spasme otot-otot leher.

b. Tanda kernik positip: ketika pasien dibaringkan dengan paha dalam

keadan fleksi kearah abdomen, kaki tidak dapat di ekstensikan sempurna.

c. Tanda brudzinki : bila leher pasien di fleksikan maka dihasilkan fleksi

(9)

pada salah satu sisi maka gerakan yang sama terlihat peda sisi ektremita

yang berlawanan.

4. Mengalami foto fobia, atau sensitif yang berlebihan pada cahaya.

5. Kejang akibat area fokal kortikal yang peka dan peningkatan TIK akibat

eksudat purulen dan edema serebral dengan tanda-tanda perubahan

karakteristik tanda-tanda vital(melebarnya tekanan pulsa dan bradikardi),

pernafasan tidak teratur, sakit kepala, muntah dan penurunan tingkat

kesadaran.

6. Adanya ruam merupakan ciri menyolok pada meningitis meningokokal.

7. Infeksi fulminating dengan tanda-tanda septikimia : demam tinggi tiba-tiba

muncul, lesi purpura yang menyebar, syok dan tanda koagulopati

intravaskuler diseminata

F. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK 1. Analisis CSS dari fungsi lumbal :

a) Meningitis bakterial : tekanan meningkat, cairan keruh/berkabut, jumlah

sel darah putih dan protein meningkat glukosa meningkat, kultur positip

terhadap beberapa jenis bakteri.

b) Meningitis virus : tekanan bervariasi, cairan CSS biasanya jernih, sel

darah putih meningkat, glukosa dan protein biasanya normal, kultur

biasanya negatif, kultur virus biasanya dengan prosedur khusus.

(10)

4. Sel darah putih : sedikit meningkat dengan peningkatan neutrofil

( infeksi bakteri )

5. Elektrolit darah : Abnormal .

6. ESR/LED : meningkat pada meningitis

7. Kultur darah/ hidung/ tenggorokan/ urine : dapat mengindikasikan daerah

pusat infeksi atau mengindikasikan tipe penyebab infeksi

8. MRI/ skan CT : dapat membantu dalam melokalisasi lesi, melihat

ukuran/letak ventrikel; hematom daerah serebral, hemoragik atau tumor

9. Ronsen dada/kepala/ sinus ; mungkin ada indikasi sumber infeksi intra

kranial.

G. PENATALAKSANAAN MEDIS

Penatalaksanaan medis lebih bersifat mengatasi etiologi dan perawat perlu

menyesuaikan dengan standar pengobatan sesuai tempat bekerja yang berguna sebagai

bahan kolaborasi dengan tim medis. Secara ringkas penatalaksanaan pengobatan

meningitis meliputi pemberian antibiotic yang mampu melewati barier darah otak ke

ruang subarachnoid dalam konsentrasi yang cukup untuk menghentikan

perkembangbiakan bakteri. Baisanya menggunakan sefaloposforin generasi keempat

atau sesuai dengan hasil uji resistensi antibiotic agar pemberian antimikroba lebih

(11)

Obat anti-infeksi (meningitis tuberkulosa):

1. Isoniazid 10-20 mg/kgBB/24 jam, oral, 2x sehari maksimal 500 mg selama

1 setengah tahun.

2. Rifampisin 10-15 mg/kgBB/24 jam, oral, 1 x sehari selama 1 tahun.

3. Streptomisin sulfat 20-40 mg/kgBB/24 jam, IM, 1-2 x sehari selama 3

bulan.

Obat anti-infeksi (meningitis bakterial):

1. Sefalosporin generasi ketiga

2. Amfisilin 150-200 mg/kgBB/24 jam IV, 4-6 x sehari

3. Klorafenikol 50 mg/kgBB/24 jam IV 4 x sehari.

Pengobatan simtomatis:

1. Antikonvulsi, Diazepam IV; 0,2-0,5 mgkgBB/dosis, atau rectal: 0,4-0,6 mg/

kgBB, atau fenitoin 5 mg/kgBB/24 jam, 3 x sehari atau Fenobarbital 5-7

mg/kgBB/24 jam, 3 x sehari.

2. Antipiretik: parasetamol/asam salisilat 10 mg/kgBB/dosis.

3. Antiedema serebri: Diuretikosmotik (seperti manitol) dapat digunakan untuk

mengobati edema serebri.

4. Pemenuhan oksigenasi dengan O2.

5. Pemenuhan hidrasi atau pencegahan syok hipovolemik: pemberian

(12)

H. KOMPLIKASI

1. Hidrosefalus obstruktif

2. MeningococcL Septicemia ( mengingocemia )

3. Sindrome water-friderichen (septik syok, DIC,perdarahan adrenal bilateral)

4. SIADH ( Syndrome Inappropriate Antidiuretic hormone )

5. Efusi subdural

6. Kejang

7. Edema dan herniasi serebral

8. Cerebral palsy

9. Gangguan mental

10. Gangguan belajar

(13)

BAB III

KONSEP DASAR KEPERAWATAN

A. PENGKAJIAN

1. Biodata klien, meliputi Nama, Umur, Jenis kelamin, alamat, pendidikan, pekerjaan, nomor regitrasi, status pekawinan, agama, tanggal MR

2. Riwayat kesehatan yang lalu

a. Apakah pernah menderita penyait ISPA dan TBC ?

b. Apakah pernah jatuh atau trauma kepala ?

c. Pernahkah operasi daerah kepala ?

3. Data bio-psiko-sosial

a. Aktivitas

Gejala : Perasaan tidak enak (malaise).

Tanda : ataksia, kelumpuhan, gerakan involunter.

b. Sirkulasi

Gejala : Adanya riwayat kardiopatologi : endokarditis dan PJK. Tanda :

tekanan darah meningkat, nadi menurun, dan tekanan nadi berat, taikardi,

disritmia.

c. Eliminasi

Tanda : Inkontinensi dan atau retensi.

d. Makan

(14)

e. Higiene

Tanda : Ketergantungan terhadap semua kebutuhan perawatan diri.

f. Neurosensori

Gejala : Sakit kepala, parestesia, terasa kaku pada persarafan yang

terkena, kehilangan sensasi, hiperalgesia, kejang, diplopia, fotofobia,

ketulian dan halusinasi penciuman.

Tanda : letargi sampai kebingungan berat hingga koma, delusi dan

halusinasi, kehilangan memori, afasia,anisokor, nistagmus,ptosis, kejang

umum/lokal, hemiparese, tanda brudzinki positif dan atau kernig positif,

rigiditas nukal, babinski positif,reflek abdominal menurun dan reflek

kremastetik hilang pada laki-laki.

g. Nyeri/keamanan

Gejala : sakit kepala (berdenyut hebat, frontal).

Tanda : gelisah, menangis.

h. Pernafasan

Gejala : riwayat infeksi sinus atau paru.

Tanda : peningkatan kerja pernafasan.

B. DIAGNOSA KEPERAWATAN

1. Resiko tinggi terhadap penyebaran infeksi berhubungan dengan diseminata

hematogen dari pathogen

2. Risiko tinggi terhadap perubahan serebral dan perfusi jaringan berhubungan

(15)

3. Risiko tinggi terhadap trauma sehubungan dengan kejang umum/fokal,

kelemahan umum, vertigo.

4. Nyeri (akut) berhubungan dengan proses inflamasi, toksin dalam sirkulasi.

5. Kerusakan mobilitas fisik berhubungan dengan kerusakan neuromuskular,

penurunan kekuatan

6. Anxietas berhubungan dengan krisis situasi, ancaman kematian.

C. INTERVENSI

1. Resiko tinggi terhadap penyebaran infeksi berhubungan dengan diseminata

hematogen dari patogen.

Mandiri :

a. Beri tindakan isolasi sebagai pencegahan

b. Pertahankan teknik aseptik dan teknik cuci tangan yang tepat.

c. Pantau suhu secara teratur

d. Kaji keluhan nyeri dada, nadi yang tidak teratur demam yang terus

menerus

e. Auskultasi suara nafas ubah posisi pasien secara teratur, dianjurkan nfas

dalam

f. Cacat karakteristik urine (warna, kejernihan dan bau )

Kolaborasi :

a. Berikan terapi antibiotik iv: penisilin G, ampisilin, klorampenikol,

(16)

2. Resiko tinggi terhadap perubahan cerebral dan perfusi jaringan berhubungan

dengan edema serebral, hipovolemia.

Mandiri :

a. Tirah baring dengan posisi kepala datar.

b. Pantau status neurologis.

c. Kaji regiditas nukal, peka rangsang dan kejang

d. Pantau tanda vital dan frekuensi jantung, penafasan, suhu, masukan dan

haluaran.

e. Bantu berkemih, membatasi batuk, muntah mengejan.

Kolaborasi :

a. Tinggikan kepala tempat tidur 15-45 derajat.

b. Berikan cairan iv (larutan hipertonik, elektrolit ).

c. Pantau BGA.

d. Berikan obat : steoid, clorpomasin, asetaminofen

3. Resiko tinggi terhadap trauma berhubungan dengan kejang

umum/vokal, kelemahan umum vertigo.

Mandiri :

a. Pantau adanya kejang

b. Pertahankan penghalang tempat tidur tetap terpasang dan pasang jalan

nafas buatan

c. Tirah baring selama fase akut kolaborasi berikan obat : venitoin, diaepam,

(17)

4. Nyeri (akut ) berhubungan dengan proses infeksi, toksin dalam

sirkulasi.

Mandiri :

a. Letakkan kantung es pada kepala, pakaian dingin di atas mata, berikan

posisi yang nyaman kepala agak tinggi sedikit, latihan rentang gerak aktif

atau pasif dan masage otot leher.

b. Dukung untuk menemukan posisi yang nyaman(kepala agak tingi)

c. Berikan latihan rentang gerak aktif/pasif.

d. Gunakan pelembab hangat pada nyeri leher atau pinggul

Kolaborasi :

a. Berikan anal getik, asetaminofen, codein

5. Kerusakan mobilitas fisik berhubungan dengan kerusakan

neuromuskuler.

a. Kaji derajat imobilisasi pasien.

b. Bantu latihan rentang gerak.

c. Berikan perawatan kulit, masase dengan pelembab.

d. Periksa daerah yang mengalami nyeri tekan, berikan matras udsra atau air

perhatikan kesejajaran tubuh secara fumgsional.

e. Berikan program latihan dan penggunaan alat mobiluisasi.

6. Perubahan persepsi sensori berhubungan dengan defisit neurologis

(18)

c. Observasi respons perilaku.

d. Hilangkan suara bising yang berlebihan.

e. Validasi persepsi pasien dan berikan umpan balik.

f. Beri kessempatan untuk berkomunikasi dan beraktivitas.

g. Kolaborasi ahli fisioterapi, terapi okupasi,wicara dan kognitif.

7. Ansietas berhubungan dengan krisis situasi, ancaman kematian.

a. Kaji status mental dan tingkat ansietasnya.

b. Berikan penjelasan tentang penyakitnya dan sebelum tindakan prosedur.

c. Beri kesempatan untuk mengungkapkan perasaan.

d. Libatkan keluarga/pasien dalam perawatan dan beri dukungan serta

petunjuk sumber penyokong.

D. IMPLEMENTASI

Sasaran utama dapat mencakup eliminasi yang adekuat dari produk sisa tubuh,

reduksi/peningkatan nyeri, peningkatan toleransi aktivitas, pencapaian tingkat nutrisi

yang optimal, pemeliharaan keseimbangan cairan dan elektrolit, reduksi ansietas,

penjelasan informasi tentang diagnose, prosedur pembedahan, perawatan diri setelah

(19)

E. EVALUASI

Adapun hasil yang ingin dicapai yaitu sebagai berikut :

1. Mencapai masa penyembuhan tepat waktu, tanpa bukti penyebaran infeksi

endogen atau keterlibatan orang lain.

2. Mempertahankan tingkat kesadaran biasanya/membaik dan fungsi

motorik/sensorik, mendemonstrasikan tanda-tanda vital stabil.

3. Tidak mengalami kejang/penyerta atau cedera lain.

4. Melaporkan nyeri hilang/terkontrol dan menunjukkan postur rileks dan

mampu tidur/istirahat dengan tepat.

5. Mencapai kembali atau mempertahankan posisi fungsional optimal dan

kekuatan.

6. Meningkatkan tingkat kesadaran biasanya dan fungsi persepsi.

7. Tampak rileks dan melaporkan ansietas berkurang dan mengungkapkan

(20)

BAB IV PENUTUP

A. KESIMPULAN

Dari uraian singkat tentang meningitis diatas dapat diperoleh beberapa poin

antara lain :

1. Menurut Smeltzer (2001), Meningitis merupakan radang pada meningen

(membran yang mengelilingi otak dan medula spinalis) dan disebabkan oleh

virus, bakteri atau organ-organ jamur.

2. Penyebab dari penyakit meningitis antara lain Bakteri; Mycobacterium

tuberculosa, Diplococcus pneumoniae (pneumokok), Neisseria meningitis

(meningokok), Streptococus haemolyticuss, Staphylococcus aureus,

Haemophilus influenzae, Escherichia coli, Klebsiella pneumoniae,

Peudomonas aeruginosa. Penyebab lainnya lues, Virus, Toxoplasma gondhii

dan Ricketsia

3. Faktor predisposisi yang berperan antara lain jenis kelamin laki laki lebih

sering dibandingkan dengan wanita. Faktor maternal anatar lain ruptur

membran fetal, infeksi maternal pada minggu terakhir kehamilan. Sedangkan

faktor imunologinya adalah defisiensi mekanisme imun, defisiensi

imunoglobulin. Kelainan sistem saraf pusat, pembedahan atau injury yang

berhubungan dengan sistem persarafan.

4. Meningitis dapat diklasifikasikan menjadi dua yaitu Meningitis serosa dan

(21)

5. Intervensi yang dapat diberikan kepada pasien dengan meningitis antara lain:

a. beri tindakan isolasi sebagai pencegahan Tirah baring dengan posisi

kepala datar.

b. Pantau adanya kejang

c. Letakkan kantung es pada kepala, pakaian dingin di atas mata, berikan

posisi yang nyaman kepala agak tinggi sedikit, latihan rentang gerak aktif

atau pasif dan masage otot leher.

d. Kaji derajat imobilisasi pasien.

e. Pantau perubahan orientasi, kemamapuan berbicara,alam perasaaan,

sensorik dan proses pikir.

f. Kaji status mental dan tingkat ansietasnya

B. SARAN

Diharapkan dengan adanya makalah ini pembaca khususnya mahasiswa

keperawatan dapat memperoleh ilmu yang lebih tentang penyakit meningitis dan

bagaimana penerapan asuhan keperawatan pada pasien dengan meningitis. Semoga

(22)

DAFTAR PUSTAKA

Doenges, Marilyn E, dkk.(1999).Rencana Asuhan Keperawatan : Pedoman untuk Perencanaan dan Pendokumentasian Perawatan Pasien. Alih Bahasa, I Made Kariasa, N Made Sumarwati. Editor edisi bahasa Indonesia, Monica Ester, Yasmin asih. Ed.3. Jakarta : EGC.

Harsono.(1996).Buku Ajar Neurologi Klinis.Ed.I.Yogyakarta : Gajah Mada University Press.

Smeltzer, Suzanne C & Bare,Brenda G.(2001).Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Brunner & Suddarth.Alih bahasa, Agung Waluyo,dkk.Editor edisi bahasa Indonesia, Monica Ester.Ed.8.Jakarta : EGC.

Tucker, Susan Martin et al. Patient care Standards : Nursing Process, diagnosis, And Outcome. Alih bahasa Yasmin asih. Ed. 5. Jakarta : EGC; 1998.

Price, Sylvia Anderson. Pathophysiology : Clinical Concepts Of Disease Processes. Alih Bahasa Peter Anugrah. Ed. 4. Jakarta : EGC; 1994.

Long, Barbara C. perawatan Medikal Bedah : Suatu Pendekatan Proses Keperawatan. Bandung : yayasan Ikatan Alumni Pendidikan Keperawatan; 1996.

Erathenurse. 2007. Askep pada meningitis. http://erathenurse.blogspot.com/

2007/12/askep-pada-meningitis.html. Di akses tanggal 2 Desember 2009 pukul 18.40

Farinqhustank. 2008. Meningitis .http://one.indoskripsi.com/judul-skripsi-tugas-makalah/kedokteran/meningitis. Di akses tanggal 2 Desember 2009 pukul 18.40

Anonymous. 2010. Disitasi http://nursingbegin.com/askep-meningitis/. Diakses tanggal 12 Desember 2010.

Farly, Augus. 2010. Disitasi http://augusfarly.wordpress.com/2010/07/29/asuhan-keperawatan-meningitis/. Diakses tanggal 12 Desember 2010

Referensi

Dokumen terkait

seirimg waktu apabila tidak diobati Terdeteksi pada pemeriksaan kultur Meningitis virus /meningoens efalitis Normal atau sedikit meningkat Jarang lebih. dari 1000

Hepatitis adalah peradangan atau infeksi yang terutama terjadi pada hati dan bisa disebabkan oleh virus, bakteri, cedera atau toksik serta dapat menular. Hepatitis B

Di samping itu, darah yang mengalir ke substansi otak atau ruang subarachnoid dapat menyebabkan edema, spasme pembuluh darah otak dan penekanan pada daerah

Cairan hidung (sekret hidung) atau sekret telinga yang disebabkan oleh fraktur tulang tengkorak dapat menyebabkan meningitis karena hubungan langsung antara cairan otak

Radang pada Telinga Luar adalah radang pada kulit atau kartilago aurikula, liang telinga atau lapisan epitel membran timpani yang disebabkan oleh bakteri, jamur dan virus..

Di samping itu, darah yang mengalir ke substansi otak atau ruang subarachnoid dapat menyebabkan edema, spasme pembuluh darah otak dan penekanan pada

Diagnosa: Inkontinensia urin total berhubungan dengan trauma atau penyakit yang mempengaruhi saraf medula spinalis. Intervensi: monitor eliminasi urin (frekuensi,

Sedangkan ensefalitis adalah peradangan akut otak yang disebabkan oleh infeksi virus.Terkadang ensefalitis dapat disebabkan oleh infeksi bakteri,seperti