• Tidak ada hasil yang ditemukan

Asuhan Keperawatan Pada Klien Infeksi Virus (Mb Dwi)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Asuhan Keperawatan Pada Klien Infeksi Virus (Mb Dwi)"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN

ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN

DENGAN GANGGUAN INTEGUMEN

DENGAN GANGGUAN INTEGUMEN

AKIBAT INFEKSI VIRUS

AKIBAT INFEKSI VIRUS

II.. KKOONNSSEEP P DDAASSAAR  R   A.

A. DeDefifinnisisii

Virus suatu partikel kecil yang berukuran dari 300 m

Virus suatu partikel kecil yang berukuran dari 300 mµµ. Infeksi. Infeksi

 primer lebih besar dari

 primer lebih besar dari pada kekambuhan karena terbentuk zat anti. Viruspada kekambuhan karena terbentuk zat anti. Virus merupakan parasit obligal intrasel.

merupakan parasit obligal intrasel.

Penyakit infeksi akibat virus pada kulit banyak sekali macamnya, Penyakit infeksi akibat virus pada kulit banyak sekali macamnya, tetapi pada topik ini penyakit yang disebabkan virus antara lain :

tetapi pada topik ini penyakit yang disebabkan virus antara lain : 1

1)) HHeerrppees s ZZoosstteer  r   Ad

Adalaalah h raradadang ng kukulilit t akakut ut dedengngan an sisifat fat khkhas, as, yayaititu u terterdadapapa vesikel yang tersusun berkelompok sepanjang persyarafan sensorik  vesikel yang tersusun berkelompok sepanjang persyarafan sensorik  sesuai dengan dermatomnya dan biasanya unitateral.

sesuai dengan dermatomnya dan biasanya unitateral.

(Lutfia Dwi Rahanyani, 2007 : (Lutfia Dwi Rahanyani, 2007 : 31)31) Herpes Zoster adalah radang kulit akut dan setempat, terutama Herpes Zoster adalah radang kulit akut dan setempat, terutama terjadi pada orang tua yang khas ditandai adanya lesi vaskuler yang terjadi pada orang tua yang khas ditandai adanya lesi vaskuler yang terbatas pada dermatom yang dipersarafi serabut saraf spinal maupun terbatas pada dermatom yang dipersarafi serabut saraf spinal maupun ganglion serabut saraf sensorik dari nervus kranialis.

ganglion serabut saraf sensorik dari nervus kranialis.

(Lani Rachmah dkk, 2000 : 92) (Lani Rachmah dkk, 2000 : 92) Herpes Zoster merupakan kelainan inflamatorik viral dimana Herpes Zoster merupakan kelainan inflamatorik viral dimana vir

virus us penpenyebyebabnabnya ya menmenimbimbulkulkan an eruerupsi psi vaskvaskuleuler r yanyang g nyenyeri ri didi sep

sepanjanjang ang disdistritribusbusi i sarasaraf f sensensorsorik ik dan dan satsatu u ataatau u leblebih ih gangangliglionon  posterior.

 posterior.

(Smeltzer, 2001 : 1865) (Smeltzer, 2001 : 1865) Herpes Zoster merupakan suatu penyakit infeksi yang ditandai Herpes Zoster merupakan suatu penyakit infeksi yang ditandai oleh sekelompok vesikel yang terbatas pada suatu dermatom dan rasa oleh sekelompok vesikel yang terbatas pada suatu dermatom dan rasa nyeri neurologis pada dermatom tersebut.

(2)

2) Herpes Simpleks

Herpes Simpleks adalah penyakit kulit atau selaput lendir yang disebabkan oleh virus Herpes Simpleks.

(Lani Rachma dkk, 2000 : 88) Herpes Simpleks adalah penyakit yang mengenai kulit dan mukosa bersifat kronis dan residif disebabkan oleh Herpes Simpleks.

(Lutfia Dwi Raharyani, 2007 : 45)

3) Variola

Variola adalah penyakit infeksi virus akut yang disertai keadaan umum yang buruk, sangat menular dapat menyebabkan kematian, dengan ruam kulit yang monomorf terutama tersebar di  bagian perifer tubuh.

(Lani Rachmah dkk, 2000 : 96)

B. Etiologi

Adapun penyebab dari masing-masing penyakit adalah : 1) Herpes Zoster  

Penyebab herpes zoster adalah virus zoster atau virus varisela zoster yang masuk melalui lesi pada kulit dan mukosa.

Virus vansela zoster mempunyai kapsid yang tersusun dari 162 sub urut protein dan berbentuk simetri ikosehedral dengan diameter  100 nm. Virion lengkapnya berdiameter 150-200 nm dan hanya virion yang berselubung yang bersifat infeksi.

Infeksiositas virus ini dengan cepat dapat dihancurkan oleh  bahan organik, detergen, enzim, proteoktik, panas dan lingkungan pH

yang tinggi.

2) Herpes Simpleks

Penyebabnya adalah herpes virus hominis yang berdiameter  100 nm. Floward cushing adalah yang pertama kali mengemukakan

(3)

 bahwa ada hubungan antara herpes virus hominis dengan sistem saraf.

3) Variola

Penyebab variola adalah pox virus variolae.

C. Klasifikasi

1) Herpes Zoster  

 Menurut daerah penyerangannya herpes zoster dibagi menjadi : a. Herpes zoster oftalmika

Menyerang dahi dan sekitar mata.  b. Herpes zoster servikalis

Menyerang pundak dan lengan. c. Herpes zoster tarakalis

Menyerang dada dan perut.

d. Herpes zoster lumbikalis Menyerang daerah pantat dan paha. e. Herpes zoster sakralis

Menyerang daerah anus dan genetalia. f. Herpes zoster Otikum

 Bentuk-bentuk Herpes Zoster  a. Herpes zoster hemoragika

Vesikula tampak berwarna merah kehitaman karena berisi darah.

 b. Herpes zoster obortivum

Berlangsung ringan dan erupsinya berupa eritema dan papula kecil.

(4)

Kelainan kulit yang unilateral dan segmental disertai kelainan kulit yang menyebar secara generalisata berupa veskula dengan umbilikasi.

2) Herpes Simpleks Terdiri dari 2 tipe :

a. Herpes simpleks tipe I

Biasanya mengenai bibir, mulut, hidung dan pipi.

Menularkan melalui kontak langsung dari orang yang terinfeksi seperti melalui ciuman, sentuhan, memakai handuk bersama dan tidak ditularkan melalui hubungan seksualitas.

 b. Herpes simpleks tipe II

Biasanya menginfeksi daerah genital dan didahului oleh hubungan seksualitas.

3) Variola

 Ada 2 tipe virus yang identik, ada 2 tipe variola : a. Variola Mayor  

Penyebab variola mayor bila diinokulasikan pada membran korioalantoik tumbuh pada suhu 38oC.

 b. Variola Minor 

Variola minor tumbuh di bawah suhu tubuh di bawah 38oC.

Virus ini sangat stabil pada suhu ruangan sehingga dapat hidup di luar tubuh selama berbulan-bulan.

 Bentuk-bentuk Klinis Variola

a. Variola hemoragi yang terjadi bersamaan dengan gejala  prodromal.

 b. Hemoragi terjadi saat timbulnya lesi kulit (black variola) c. Varioloid terjadi pada individu yang sudah mendapat

vaksin sehingga didapati imunitas parsial. d. Variola minor (alastrim) lesi sedikit.

(5)

D. Manifestasi Klinis

1) Herpes Zoster  

Keluhan utama adalah rasa nyeri, sakit, pegal (neuritis) serta adanya vesikel yang berkelompok sepanjang dermatom.

a. Stadium prodomal (gejala awal)

Pada stadium ini bersifat sistemik dan lokal, gejala berupa :

- Gejala lokal : rasa gatal, nyeri pada dermatom disertai dengan rasa seperti terbakar /  panas.

- Gejala sistemik : demam, malaise, nyeri kepala.  b. Stadium Erupsi

Mula-mula timbul papula atau plakat berbentuk urtika. Setelah 1-2 hari timbul vesikel yang berkelompok di atas kulit. Gejala utamanya berupa rasa nyeri. Rasa nyeri yang dirasakan bisa  bersifat konstan atau intermiten diikuti dengan rasa terbakar pada  bagian viseral.

c. Stadium Krustasi

Vesikula menjadi purulen, mengalami krustasi dan lepas dalam waktu 1-2 minggu. Sering terjadi neuralgia pasca herpetika.

2) Herpes Simpleks.

Herpes simpleks khas ditandai dengan erupsi berupa vesikel yang menggerombol di atas dasar kulit yang kemerahan. Terdapat lesi dekat daerah perbatasan mukokutan. Sebelum timbulnya, biasanya erupsi didahului oleh rasa gatal seperti terbakar dan kemerahan pada daerah kulit.

- Lesi yang disebabkan HSV 1 ditemukan di bibir, rongga mulut, tenggorokan, jari tangan.

(6)

- Lesi disebabkan HSV II ditemukan di daerah bawah pusar, dan sekitar kemaluan atau alat genetalia.

Ada 2 bentuk manifestasi klinis dari penyakit ini : - Infeksi Primer 

Yang khas ditandai rasa sakit, vesikel serta erosi pada kulit dan selaput lendir yang terkena.

- Infeksi Sekunder 

Gambaran klinis pada fase ini berupa luka yang kotor, berbau dan disertai pembesaran getah bening regional. Infeksi sekunder dapat  pula disertai gejala seperti demam, sakit kepala, badan terasa

lemas dan muntah-muntah.

3) Variola

Setelah melewati masa tunas 10-14 hari, perjalanan penyakit ini melalui 4 stadium :

a. Stadium prodomal / invasi (berlangsung 2-3 hari)

- Mendadak suhu badan naik   (sampai 40oC)

- Nyeri kepala

- Nyeri tulang dan sendi

- Gelisah

- Lemas

- Muntah-muntah.

 b. Stadium makulo-popular / erupsi (berlangsung cepat 24 jam) - Suhu tubuh normal

- Timbul makula-makula eritematosa dengan cepat berubah menjadi popula.

- Ruam kulit yang ditemukan monomorf.

(7)

c. Stadium vesikulo-pustulosa / supurasi

- Vesikula berubah menjadi pustula dalam waktu 5-10 hari

- Suhu tubuh meningkat lagi (berlangsung 4-5 hari)

- Lesi akan mengalami umbilikasi (dele).

d. Stadium resolusi (berlangsung selama 2 minggu) Stadium ini dibagi lagi menjadi :

- Stadium krustasi : suhu tubuh menurun, pustula mengering menjadi kusta.

- Stadium dekrustasi : krusta mengelupas dan meninggalkan bekas sebagai sikratik atropi, kadang ada rasa gatal, stadium ini masih menular. - Stadium rekonvalensi : lesi menyembuh, semua krusta

rontok, suhu tubuh normal. Penderita sembuh dan tidak  menularkan penyakit lagi.

E. Patofisiologi

F. Pemeriksaan Penunjang 1) Herpes Zoster  

Bisa dibuktikan adanya antibodi dalam serum dengan teknik  imunoflurosen. Vesikel mengandung antibodi difiksasi komplemen.

 Pemeriksaan laborat berupa sitologi (64% Zanda Smear positif  ada sel raksasa yang multilokuler dan sel-sel akantoktik).

(8)

2) Herpes Simpleks

a. Pemeriksaan cairan vesikel / kerokan

 b. Tes serologi untuk membedakannya dari sifilis. c. Biopsi kulit atau selaput lendir.

d. Pemeriksaan papanicolaou karena tingginya insiden keganasan mulut rahim yang berhubungan dengan penyakit ini (untuk yang residif)

e. Tes Tzank positif. 3) Variola

a. Identifikasi badan inklusi dengan pemeriksaan mikroskop.  b. Identifikasi virus dengan mikroskop elektron.

c. Inokulasi virus pada korioalantoik. d. Tes serologis (Tes Ikatan komplemen).

G. Penatalaksanaan

1) Herpes Zoster  

Terapi sistemik umumnya bersifat simtomatik, untuk nyerinya diberikan analgesik. Jika disertai infeksi sekunder diberikan antibiotik.

Pada herpes zoster oftalmukus mengingat komplikasinya serta  pasien dengan defisiensi imunitas diberikan antiviral atau imunostimulator. Antiviral biasanya diberikan adalah asik lovir sejak  lesi muncul dalam 3 hari pertama karena lewat dari masa ini  pengobatan tidak efektif.

Kortikosteroid diindikasikan untuk sindrom Ramsay Hunt untuk mencegah fibrosis ganglion. Pemberian harus sedini-dininya untuk mencegah paralisis. Dosis prednison yang tinggi akan menekan imunitas sehingga lebih baik digabung dengan obat anti viral.

Pengobatan topikal bergantung pada stadium. Pada stadium vesikel diberikan bedak untuk mencegah pecahnya vesikel agar tidak 

(9)

terjadi infeksi sekunder. Bila erosif diberikan kompres terbuka. Jika terjadi ulserasi diberikan salep antibiotik. Terapi akupuntur untuk  meredakan nyeri akibat pada neuralgia pasca herpes.

2) Herpes Simpleks

Tidak ada terapi spesifik terhadap vansela. Untuk panasnya dapat diberikan asetosal atau antipiretik. Antihistamin oral diberikan  bila ada gatal. Topikal diberikan bedak atau losio kalamin. Bila terjadi infeksi sekunder diberikan antibiotika. Yang penting pada  penyakit virus, umumnya adalah istirahat atau tirah baring.

3) Variola

Penatalaksanaan untuk penderita variola adalah :

- Penderita harus dikarantinakan, istirahat total dan diberikan diit  bergizi.

- Obat spesifik tidak ada. Hanya diberikan terapi simtomatik, analgetik dan antipiretik.

- Pencegahan infeksi sekunder, antibiotika.

- Dijaga kemungkinan infeksi nasokomial. Perhatikan cairan tubuh dan elektrolit.

H. Komplikasi

1) Herpes Zoster  

Komplikasi yang sering timbul pada penyakit herpes Zoster meliputi :

• Infeksi sekunder 

•  Neuralgia pasca hepatika : rasa nyeri di daerah bebas

 penyembuhan dan lebih dari seblun penyakit ini sembuh.

• Keratitis, kerato konjungtivitis berupa komplikasi dari herpes

(10)

• Herpes zoster generalisata bentuk klinis yang berat dengan gejala

umum yang berat dan timbul lesi tersebar merata ke seluruh tubuh.

• Alopesia arkata.

• Sindrim Ramsay Hunt.

Gangguan saraf fasialis dan saraf optikus menimbulkan gejala lumpuh pada otot wajah (paralisis bell), telinga berdenging, sakit kepala seperti berputar, gangguan pendengaran dan mual.

2) Herpes Simpleks

3) Variola

Komplikasi yang dapat terjadi antara lain : - Bronkopnemonia. - Keratitis, ponoftalmia. - Perotitis, orkitis - Osteomilitis - Abses, flegmon - Meningitis, ensefalitis

Referensi

Dokumen terkait

Gerakan Pemuda Ansor (GP ANSOR), kehadirannya sebagai organisasi kepemudaan sangat harapkan dapat menyelesaikan masalah perilaku menyimpang yang dilakukan oleh

22 Masjid Nurul Hikmah (Lingk. Danga Barat Kel. Labuang Rano Kec. Tapalang Barat Kab. Perumahan Graha Nusa Tiga Lingk. Karema Selatan Kel. Ahu Kec.Tapalang Kab. Kurungan

Berdasarkan hasil intrpretasi citra Landsat OLI tahun 2014 dan 2017 diketahui bahwa dalam kurun waktu tersebut telah terjadi deforestasi atau kehilanagan tutupan

Contaminant removal (Solid Control Equipment/SCE): terdiri dari rangkaian peralatan yang berfungsi untuk memisahkan solid cutting pada lumpur pemboran, yang keluar

Kesehatan adalah keadaan sejahtera fisik, mental dan sosial secara utuh, yang semata-mata bebas dari penyakit atau kecacatan, dalam semua hal yang berkaitan dengan semua

Sebuah kota terbangun dari rajutan budaya sepanjang sejarahnya, dan cerita tentang ini bisa dibaca dari ruang dan tempat kota yang tercipta.Kota Bandung mempunyai artifak

Alat bantu tersebut dapat memberikan pengalaman yang mendorong motivasi belajar, memperjelas dan mempermudah konsep yang abstrak, menyerdehanakan teori yang

Secara kuantitatif sasaran yang akan dicapai dengan penerapan teknologi pengolahan air payau dengan sistem reverse omosis adalah adanya sarana penunjang utama, yaitu unit