• Tidak ada hasil yang ditemukan

Makalah Upaya Promotif Dan Preventif Menurut Leavel Dan Clark...

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Makalah Upaya Promotif Dan Preventif Menurut Leavel Dan Clark..."

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I BAB I

PENDAHULUAN PENDAHULUAN

A.

A. LALATATAR BR BELELAKAKANANGG Dah

Dahuluulu, , pempembicbicaraaraan an tententantang g orgorgan an repreprodroduksuksi i selselalu alu diadianggnggap ap tabtabu.u. Jangankan untuk konsultasi ke dokter, sekadar bertanya kepada orang terdekat Jangankan untuk konsultasi ke dokter, sekadar bertanya kepada orang terdekat (o

(orarangngtutua) a) sasaja ja memerarasa sa mamalu lu dadan n susungngkakan. n. OlOleh eh kakarerena na ititu, u, pepengngetetahahuauann mas

masyaryarakaakat t akaakan n halhal-ha-hal l yanyang g berberkaikaitan tan dendengan gan sistsistem em repreprodrodukuksi si tertergolgolongong rendah. Hal ini bisa menjadi pemicu munculnya berbagai macam keluhan dan rendah. Hal ini bisa menjadi pemicu munculnya berbagai macam keluhan dan  permasalahan yang berkaitan dengan kesehatan reproduksi.

 permasalahan yang berkaitan dengan kesehatan reproduksi. Org

Organ an repreproroduduksksi i adadalalah ah sasalalah h satsatu u babagigian an terterpepentntining g dadalalam m tutububuhh ma

manunusia sia yayang ng mememimilikliki i peperaran n bebesar sar dadan n tetergrganantitikakan n ololeh eh ororgagan n yayang ng lalain.in. Pen

Pengetgetahuahuan an tententantang g keskesehaehatan tan orgorgan an repreprodroduksuksi, i, sansangat gat perperlu lu dibdibahaahas s dandan dik

diketaetahui hui oleoleh h kaukaum m wanwanitaita, , baibaik k yanyang g sudsudah ah menmenjadjadi i ibuibu-ib-ibu u maumaupun pun bagbagii remaja putri, agar dapat menjaga kesehatan dan memfungsikan organ reproduksi remaja putri, agar dapat menjaga kesehatan dan memfungsikan organ reproduksi secara benar dan bertanggung jawab.

secara benar dan bertanggung jawab. De

Dengngan an upupayaya a upupayaya a pepenynyebebarlarluauasasan n pepengngetetahahuauan n kekesesehahatatan n ororgagann reproduksi, maka kita telah dapat disebut melakukan pencegahan secara promotif  reproduksi, maka kita telah dapat disebut melakukan pencegahan secara promotif  dan preventif.

dan preventif.

B.

B. TUJUAN PENULISANTUJUAN PENULISAN 1.

1. TuTujujuan an UmUmumum Untuk memenuh

Untuk memenuhi i tugas mata tugas mata kuliakuliah h “Keseha“Kesehatan tan ReproReproduksi” yang duksi” yang berjuberjuduldul “Upaya Promotif dan Preventif Kesehatan”.

“Upaya Promotif dan Preventif Kesehatan”. 2.

2. TuTujujuan Khan Khusususus a.

a. Untuk Untuk mengemengetahui utahui upaya prpaya promotomotif dan pif dan prevenreventif mentif menurut Lurut Leavel deavel dan Claran Clark k   b.

 b. Untuk mengetahui tentang upayaUntuk mengetahui tentang upaya health promotionhealth promotion c.

c. UntUntuk uk menmengetgetahuahui i tententantang g upaupayaya general general dadan specific protectionn specific protection d.

d. UntUntuk uk menmengetgetahuahui ti tententang ang upaupayaya early diagnosisearly diagnosis dandan prompt treatment  prompt treatment  e.

e. UntUntuk uk menmengetgetahuahui i tententantang g upaupayaya disability limitationdisability limitation

f.

(2)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. PENGERTIAN 1. Kesehatan

Kesehatan adalah keadaan sejahtera dari badan, jiwa, dan sosial yang memungkinkan setiap orang hidup produktif secara sosial dan ekonomis (Undang-undang No.23 Tahun 1992 tentang Kesehatan).

Menurut Organisasi Kesehatan Sedunia (WHO), kesehatan adalah keadaan fisik, mental dan kesejahteraan sosial secara lengkap dan bukan hanya sekedar tidak mengidap penyakit atau kelemahan.

Kesehatan adalah keadaan sejahtera fisik, mental dan sosial secara utuh, yang semata-mata bebas dari penyakit atau kecacatan, dalam semua hal yang berkaitan dengan semua system yang terjadi pada tubuh manusia , serta fungsi dan prosesnya (Depkes RI, 2003).

2. Promotif (Promosi Kesehatan)

Menurut WHO, berdasarkan piagam Ottawa / Ottawa Charter (1986) mengenai promosi kesehatan sebagai hasil Konferensi Internasional Promosi Kesehatan di Ottawa Canada, promosi kesehatan merupakan suatu proses yang bertujuan memungkinkan individu meningkatkan kontrol terhadap kesehatan dan meningkatkan kesehatannya berbasis filosofi yang jelas mengenai pemberdayaan diri sendiri ( self  empowerment ).

Promosi kesehatan adalah kombinasi berbagai dukungan menyangkut  pendidikan, organisasi, kebijakan dan peraturan perundangan untuk   perubahan lingkungan dan perilaku yang menguntungkan kesehatan

(3)

Promosi kesehatan adalah upaya memberdayakan perorangan, kelompok, dan masyarakat agar memelihara, meningkatkan, dan melindungi kesehatannya melalui peningkatan pengetahuan, kemauan, dan kemampuan serta mengembangkan iklim yang mendukung, dilakukan dari, oleh, dan untuk  masyarakat sesuai dengan faktor budaya setempat. Yang ingin dicapai melalui pendekatan ini adalah meningkatkan kesadaran, kemauan, dan ketrampilan untuk berperilaku hidup bersih dan sehat (Depkes RI, 2006).

3. Preventif 

Preventif adalah usaha yang ditunjukkan untuk mencegah terjadinya  penyakit melalui usaha-usaha pemberian immunisasi pada bayi dan anak,

ibu hamil, pemeriksaan kesehatan secara berkala untuk mendeteksi  penyakit secara dini (Effendy, 1998).

Prevensi secara etimologi berasal dari bahasa latin,  pravenire yang artinya datang sebelum atau antisipasi atau mencegah untuk tidak terjadi sesuatu. Dalam pengertian yang sangat luas, prevensi diartikan sebagai upaya secara sengaja dilakukan untuk mencegah terjadinya gangguan, kerusakan, atau kerugian bagi seseorang atau masyarakat (Notosoedirjo dan Latipun, 2005 : 145 ).

B. TUJUAN PROMOSI KESEHATAN

Pada dasarnya tujuan utama promosi kesehatan adalah untuk mencapai 3 hal, yaitu :

1. Peningkatan pengetahuan atau sikap masyarakat

2. Peningkatan perilaku masyarakat

(4)

Menurut Green (1990) tujuan promosi kesehatan terdiri dari 3 tingkatan, yaitu :

1. Tujuan Program ( program objective)

Tujuan program merupakan refleksi dari fase sosial dan epidemiologi, berupa pernyataan tentang apa yang akan dicapai dalam  periode waktu tertentu yang berhubungan dengan status kesehatan.

Tujuan ini harus mencakup who will in how much of what by when. Tujuan program juga sering disebut tujuan jangka panjang (Contohnya: mortalitas akibat kecelakaan kerja pada pekerja menurun 50% setelah promosi kesehatan berjalan lima tahun).

2. Tujuan Pendidikan ( Education Objective)

Merupakan pendidikan atau pembelajaran yang harus dicapai agar  tercapai perilaku yang diinginkan. Tujuan pendidikan disebut juga tujuan jangka menengah (Contohnya: cakupan angka kunjungan ke klinik perusahaan meningkat 75% setelah promosi kesehatan berjalan tiga tahun).

3. Tujuan Perilaku ( Behavioral Objective)

Merupakan tujuan jangka pendek, yang merupakan gambaran  perilaku yang akan dicapai dalam mengatasi masalah kesehatan. Tujuan perilaku berhubungan pengetahuan, sikap, dan tindakan. (Contohnya: pengetahuan pekerja tentang tanda-tanda bahaya di tempat kerja meningkat 60% setelah promosi kesehatan berjalan enam  bulan).

(Maulana, 2009).

(5)

1. Pengertian

Preventif adalah usaha yang ditunjukkan untuk mencegah terjadinya  penyakit melalui usaha-usaha pemberian immunisasi pada bayi dan anak,

ibu hamil, pemeriksaan kesehatan secara berkala untuk mendeteksi  penyakit secara dini (Effendy, 1998).

Pencegahan penyakit adalah upaya mengarahkan sejumlah kegiatan untuk melindungi klien dari ancaman kesehatan potensial. Dengan kata lain, pencegahan penyakit adalah upaya mengekang perkembangan  penyakit, memperlambat kemajuan penyakit, dan melindungi tubuh dari  berkelanjutnya pengaruh yang lebih membahayakan (Effendi dan

Makhfudli, 2009).

2. Tingkat Pencegahan

Menurut Leavell dan Clark (1965) dalam bukunya “Preventive Medicine for the Doctor in his Community”, membagi usaha pencegahan  penyakit dalam 5 tingkatan pencegahan yang dapat dilakukan pada masa sebelum sakit dan pada masa sakit. Kelima tingkatan pencegahan tersebut dapat dikelompokkan ke dalam 3 upaya pencegahan yaitu:

a. Pencegahan Primer 

Pencegahan primer merupakan pencegahan yang dilakukan sebelum terjadinya patogenik atau dilakukan saat individu belum menderita sakit. Tujuanya adalah untuk mencegah penyakit dan trauma. Pencegahan primer terdiri dari promosi kesehatan (health  promotion) dan perlindungan khusus ( spesifiic protection).

1) Promosi kesehatan ( Health promotion)

a) Pengertian

Organisasi kesehatan dunia WHO telah merumuskan suatu  bentuk definisi mengenai promosi kesehatan. Promosi Kesehatan adalah proses untuk meningkatkan kemampuan

(6)

masyarakat dalam memelihara dan meningkatkan kesehatannya. Selain itu untuk mencapai derajat kesehatan yang sempurna,  baik fisik, mental, dan sosial, maka masyarakat harus mampu mengenal serta mewujudkan aspirasinya, kebutuhannya, dan mampu mengubah atau mengatasi lingkungannya (lingkungan fisik, sosial budaya dan sebagainya). (Ottawa Charter, 1986).

Selanjutnya, Australian Health Foundation merumuskan  batasan lain pada promosi kesehatan. Promosi kesehatan adalah  program-program kesehatan yang dirancang untuk membawa  perubahan (perbaikan), baik di dalam masyarakat sendiri,

maupun dalam organisasi dan lingkungannya.

 b) Tujuan

a. Membangun kebijakan masyarakat sehat

 b. Membangun keterampilan personal

c. Memperkuat partisipasi komunitas

d. Menciptakan lingkungan yang mendukung

e. Reorientasi pelayanan kesehatan

c) Ruang lingkup promosi kesehatan

1. Pendidikan Kesehatan ( Health education)

2. Pemasaran sosial ( sosial marketing )

3. Penyuluhan

4. Upaya peningkatan (Promotif)

(7)

6. Pengorganisasian, pengembangan, pergerakan,  pemberdayaan masyarakat

d) Ruang lingkup promosi kesehatan berdasarkan tatanan  pelaksanaan

1. Promosi kesehatan tatanan keluarga

2. Pendidikan kesehatan pada tatanan sekolah

3. Pendidikan kesehatan di tempat kerja

4. Pendidikan kesehatan di tempat-tempat umum

5. Pendidikan kesehatan pada fasilitas pelayanan kesehatan

e) Usaha pencegahan

Usaha ini merupakan pelayanan terhadap pemeliharaan kesehatan pada umumnya. Beberapa usaha diantaranya :

1. Perbaikan dan peningkatan gizi.

2. Perbaikan dan pemeliharaan kesehatan perseorangan.

3. Perbaikan hygiene dan sanitasi lingkungan seperti  penyediaan air bersih, perbaikan dan penyediaaan tempat  pembuangan sampah, perumahan sehat.

4. Pendidikan kesehatan kepada masyarakat.

5. Olahraga secara teratur sesuai dengan kemampuan yang dimiliki oleh masing-masing individu.

6. Kesempatan memperolah hiburan yang sehat untuk  memungkinkan perkembangan kesehatan mental dan sosial.

7. Nasehat perkawinan dan pendidikan seks yang bertanggung  jawab.

(8)

2) Perlindungan khusus (Specific protection)

a) Pengertian

Spesific protection adalah upaya spesifik untuk mencegah terjadinya penularan penyakit tertentu (Maulana, 2009).

Tujuannya blm

 b) Usaha pencegahan

1. Memberikan imunisasi pada golongan yang rentan untuk  mencegah terhadap penyakit-penyakit tertentu.

2. Isolasi terhadap penderita penyakit menular.

3. Perlindungan terhadap kemungkinan kecelakaan di tempat-tempat umum dan di tempat-tempat kerja.

4. Perlindungan terhadap bahan-bahan yang bersifat karsinogenik, bahan-bahan racun maupun alergi.

5. Pengendalian sumber-sumber pencemaran.

(Effendy, 1998)

 b. Pencegahan Sekunder 

Pencegahan sekunder merupakan pencegahan yang di lakukan pada fase awal patogenik yang bertujuan untuk mendeteksi dan melakukan intervensi guna menghentikan penyakit pada tahap dini, mencegah  penyebaran penyakit, menurunkan intensitas penyakit atau mencegah komplikasi, serta mempersingkat fase ketidakmampuan. Pencegahan sekunder dilakukan pada masa individu mulai sakit. Pencegahan sekunder dilakukan melalui upaya diagnosis dini dan penanganan segera (early diagnosis and prompt treatment).

(9)

Diagnosis dini dan penanganan segera (early diagnosis and prompt  treatment)

a) Pengertian

Early diagnosis mengandung pengertian diagnosa dini atau tindakan pencegahan pada seseorang atau kelompok yang memiliki resiko terkena penyakit.

Prompt treatment memiliki pengertian pengobatan yang dilakukan dengan tepat dan segera untuk menangani berbagai masalah yang terjadi.

 b) Tujuan

1. Mencegah penyebaran penyakit jika penyakit ini merupakan  penyakit menular.

2. Mengobati dan menghentikan proses penyakit. 3. Menyembuhkan orang sakit.

4. Mencegah terjadinya komplikasi dan cacat. c) Usaha pencegahan

1. Mencari kasus sedini mungkin (case finding ).

2. Melakukan pemeriksaan kesehatan umum secara rutin.

3. Pengawasan selektif terhadap penyakit tertentu seperti  penyakit kusta, TBC.

4. Meningkatkan keteraturan pengobatan terhadap penderita (case holding ).

5. Mencari orang-orang yang pernah berhubungan dengan  penderita berpenyakit menular (contact person).

6. Pemberian pengobatan yang tepat pada setiap permulaan kasus.

(10)

c. Pencegahan Tersier 

Pencegahan tersier terdiri atas upaya mencegah atau membatasi ketidakmampuan serta membantu memulihkan klien yang tidak  mampu agar dapat berfungsi secara optimal. Pada proses ini diusahakan agar cacat yang diderita tidak menjadi hambatan sehingga individu yang menderita dapat berfungsi optimal secara fisik, mental dan sosial. Langkah pencegahan ini antara lain di lakukan melalui upaya pembatasan ketidakmampuan (disability limitation) dan rehabilitasi (rehabilitation).

1. Pembatasan ketidakmampuan (disability limitation) a) Pengertian

Pembatasan kecacatan adalah suatu tindakan yang dilakukan untuk mencegah agar pasien atau masyarakat tidak  mengalami dampak kecacatan akibat penyakit yang ditimbulkan. Tingkat ini dilaksanakan pada kasus atau  penyakit yang memiliki potensi kecacatan. Bentuk kegiatan yang dapat dilakukan dapat berupa perawatan untuk  menghentikan penyakit, mencegah komplikasi lebih lanjut,  pemberian segala fasilitas untuk mengatasi kecacatan dan

mencegah kematian (Hidayat, 2008).

 b) Tujuan

1. Penyempurnaan dan intensifikasi pengobatan lanjutan agar  terarah dan tidak menimbulkan komplikasi.

2. Pencegahan terhadap komplikasi dan kecacatan.

3. Perbaikan fasilitas kesehatan sebagai penunjang untuk  dimungkinkan pengobatan dan perawatan yang lebih intensif.

(11)

c) Usaha pencegahan

1. Penyempurnaan dan intensifikasi pengobatan lanjutan agar  terarah dan tidak menimbulkan komplikasi.

2. Pencegahan terhadap komplikasi dan kecacatan.

3. Perbaikan fasilitas kesetahan sebagai penunjang untuk  dimungkinkan pengobatan dan perawatan yang lebih intensif.

(Effendy, 1998)

2. Rehabilitasi (rehabilitation). a) Pengertian

Rehabilitasi adalah usaha untuk mengembalikan bekas  penderita kedalam masyarakat, sehingga dapat berfungsi lagi sebagai anggota masyarakat yang berguna untuk dirinya dan masyarakat, semaksimalnya sesuai dengan kemampuannya  b) Tujuan

c) Bentuk Rehabilitasi 1) Rehabilitasi fisik 

Yaitu agar bekas penderita memperoleh perbaikan fisik  semaksimalnya. Misalnya, seorang yang karena kecelakaan,  patah kakinya, perlu mendapatkan rehabilitasi dari kaki yang patah yaitu denganmempergunakan kaki buatan yang fungsinya sama dengan kaki yang sesungguhnya.

2) Rehabilitasi mental

Yaitu agar bekas penderita dapat menyusuaikan diri dalam hubungan perorangan dan social secara memuaskan. Seringkali bersamaan dengan terjadinya cacat badania muncul pula kelainan-kelainan atau gangguan mental.untuk  hal ini bekas penderita perlu mendapatkan bimbingan kejiwaan sebelum kembali kedalam masyarakat.

(12)

3) Rehabilitasi sosial vokasional

Yaitu agar bekas penderita menempati suatu pekerjaan /  jabatan dalam masyarakat dengan kapasitas kerja yang semaksimalnya sesuai dengan kemampuan dan ketidak  mampuannya.

4) Rehabilitasi aesthetis

Usaha rehabilitasi aesthetis perlu dilakukan untuk  mengembalikan rasa keindahan, walaupun kadang-kadang fungsi dari alat tubuhnya itu sendiri tidak dapat dikembalikan misalnya: misalnya penggunaan mata palsu. d) Usaha pencegahan

1. Mengembangkan lembaga-lembaga rehabilitasi dengan mengikutsertakan masyarakat.

2. Menyadarkan masyarakat untuk menerima mereka kembali dengan memberikan dukungan moral setidaknya bagi yang  bersangkutan untuk bertahan.

3. Mengusahakan perkampungan rehabilitasi sosial sehingga setiap penderita yang telah cacat mampu mempertahankan diri.

4. Penyuluhan dan usaha-usaha kelanjutan yang harus tetap dilakukan seseorang setelah ia sembuh dari suatu penyakit. (Effendy, 1998)

(13)

BAB III PENUTUP

A. KESIMPULAN

Promosi Kesehatan adalah proses untuk meningkatkan kemampuan masyarakat dalam memelihara dan meningkatkan kesehatannya. Masyarakat harus mampu mengenal serta mewujudkan aspirasinya, kebutuhannya, dan mampu mengubah atau mengatasi lingkungannya.

Dalam garis besarnya usaha-usaha kesehatan, dapat dibagi dalma 3 golongan, yaitu : Usaha pencegahan (usaha preventif), Usaha pengobatan (usaha kuratif) dan Usaha rehabilitasi

Leavell dan Clark dalam bukunya “ Preventive Medicine for the Doctor in his Community” , membagi usaha pencegahan penyakit dalam 5 tingkatan yang dapat dilakukan pada masa sebelum sakit dan pada masa sakit. Usaha-usaha  pencegahan itu adalah :

• Masa sebelum sakit :

1.  Health promotion 2. S pesific protection

• Pada masa sakit :

1.  Early diagnosis and prompt treatment  2.  Disibility limitation

(14)

B. SARAN

DAFTAR PUSTAKA

Effendy, Nasrul. 1998.  Dasar–Dasar Keperawatan Kesehatan Masyarakat . Jakarta: EGC.

Effendy, Ferry dan Makhfudli. 2009. Keperawatan Kesehatan Komunitas: Teori dan Praktik dalam Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika. Hidayat, A. Aziz Alimul. 2008. Pengantar Konsep Dasar Keperawatan.

Jakarta: EGC.

Maulana, Heri D.J. 2009. Promosi Kesehatan. Jakarta : EGC.

Widyastuti, Yani, dkk. 2009. Kesehatan Reproduksi. Yogyakarta : Fitramaya.

Referensi

Dokumen terkait

Kesehatan reproduksi adalah keadaan kesejahteraan fisik, mental, dan sosial yang utuh, bukan hanya bebas dari penyakit atau kecacatan dalam segala aspek yang

Dia mengatakan, kesehatan reproduksi merupakan suatu keadaan sejahtera fisik, mental dan sosial yang baik, bukan hanya bebas dari penyakit atau kecacatan, tetapi juga sehat dari

• Berdasarkan Peraturan Pemerintah RI No. 61 Tahun 2014, Kesehatan Reproduksi adalah keadaan sehat secara fisik, mental, dan sosial secara utuh, tidak semata-mata

Keadaan sejahtera fisik, mental dan sosial yang utuh dan bukan hanya tidak adanya penyakit atau kelemahan, dalam segala hal yang berhubungan dengan system

keadaan sehat sejahtera secara fsik, mental dan sosial yang utuh, tidak hanya terbebas dari penyakit atau kecacatan dalam segala hal yang terkait dengan sistem, fungsi,

Pencegahan tersier.. Rehabilitasi, pada proses ini diusahakan agar cacat yang di derita tidak menjadi hambatan sehingga individu yang menderita dapat berfungsi optimal secara

Menurut WHO, kesehatan reproduksi adalah kesehatan yang sempurna baik fisik, mental, sosial dan lingkungan serta bukan semata- mata terbebas dari penyakit/kecacatan

Menurut World Health Organization (WHO), kesehatan reproduksi merupakan suatu keadaan fisik, mental dan sosial yang utuh, bukan hanya bebas dari penyakit atau kecacatan dalam