• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II DESKRIPSI PROYEK - Perancangan Mixed-use Shopping Mall dan Office di Kawasan Transit Oriented Development (TOD) Binjai

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "BAB II DESKRIPSI PROYEK - Perancangan Mixed-use Shopping Mall dan Office di Kawasan Transit Oriented Development (TOD) Binjai"

Copied!
30
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

(2)

BAB II

DESKRIPSI PROYEK

2.1 Tinjauan terhadap Kota Binjai

Kota Binjai merupakan salah satu kota yang tengah berkembang di

provinsi Sumatera Utara, Indonesia.Kota Binjai terletak 22km dari Kota medan,

yang merupakan ibukota dari provinsi Sumatera Utara. Pada jaman dahulu, Kota

Binjai berstatus sebagai daerah tingkat II, bukanlah sebuah kota. Akan tetapi,

dikarenakan kepadatan penduduk yang terus menerus meningkat, dan tingkat

ekomoni yang semakin tinggi buat ukuran daerah tingkat II dan kayanya akan

hasil komoditas asli menjadikan kota Binjai sebagai salah satu kota besar di

Sumatera Utara. Kota Binjai berbatasan secara langsung dengan Kabupaten

Langkat di sebelah barat dan utara, serta berbatasan dengan Deli Serdang di

sebelah timur dan selatan. Kota Binjai juga merupakan salah satu Kota yang

termasuk dalam pembangunan Mebidangro, yang didalam pembangunan tersebut

meliputi kota Medan, Kota Binjai, Deli serdang dan kabupaten Karo.

Gambar 2.1 Peta Kota Binjai dari Kota Medan

(sumber : diunduh dari google map)

Mebidangro menekankan pembangunan yang merata pada kota-kota yang

terlibat, sehingga kota-kota lain tersebut bukan hanya menjadi kota yang

menopang keberlangsungan dari Kota Medan, melainkan kota-kota tersebut

(3)

Kota Binjai merupakan sebuah Kota yang memilki kawasan yang strategis,

yaitu sebagai Kota yang menjadi pintu masuk ke Kota Medan apabila perjalanan

ditempuh dari Aceh. Kota Binjai dan Medan, dihubungkan melalui jalan lintas

sumatera, dimana jalan tersebut menghubungkan Kota Medan, Kota Binjai, dan

Aceh melalui jalan darat. Di jalan ini banyak terdapat truk-truk pengangkutan,

sehingga jalan yang merupakan jalan penghubung satu-satunya ini kerap dilanda

kemacetan. Kota Binjai sejak dahulu telah dijuluki sebagai Kota rambutan, hal

tersebut dikarenakan Kota Binjai terkenal akan hasil rambutannya sejak jaman

dahulu, yang sampai sekarang juga diakui kualitasnya oleh berbagai pelosok

daerah di Indonesia.

Gambar 2.2. Peta Binjai Timur

(sumber : diunduh dari google map)

Gambar 2.3. Peta lokasi site

(4)

2.2 Deskripsi Umum Proyek

1. Fungsi Bangunan : Mixed use shopping mall and office

2. Status proyek : Fiktif

3. Pemilik proyek : Pemerintah kota Binjai

4. Lokasi : Jln. Ikan Paus

5. Luas lahan : 15.816,6 m²

6. Batasan site : Pada sebelah utara, site berbatasan dengan

jalan Tjut Nyak Dhien, pada sebelah selatan

dan barat site berbatasan dengan jalan lintas

sumatera, dan pada sebelah timur site

berbatasan dengan jalan Ikan Hiu.

2.3 Terminologi Judul

Judul dari proyek ini adalah “mixed-use shopping mall and office. Berikut merupakan penjelasan terhadap judul kasus proyek :

Mixed-use, berasal dari 2 suku kata, yaitu mix dan use. Mix berarti campuran, atau berbagai hal yang di campur aduk menjadi satu,

juga bisa memiliki arti tumpang tindih. Sedangkan use memiliki

arti pemakaian. Dengan kata lain, mixed-use berarti bahwa terdapat

lebih dari 1 fungsi pada satu rancangan/ satu tempat, yang dimana

penggabungan fungsi-fungsi yang berbeda tersebut bisa dalam satu

massa. Jika multi massa, bisa dihubungkan dengan sky-cross,

jembatan, atau sky-bridge, dll. Contohnya adalah judul rancangan,

(5)

Shopping, berasal dari suku kata shop, yang memiliki arti toko/ retail. Shopping sendiri memiliki arti “kegiatan berbelanja” terhadap suatu barang atau jasa.

Mall dalam rancangan, berarti bahwa sebuah bangunan besar yang

terhubung satu sama lainnya, yang dimana didalamnya umumnya

terdapat fungsi retail dan tempat makan seperti restoran.

Office, merupakan kantor. Kantor office di rancangan ini merupakan tipe kantor sewa dengan sistem menyewa tempat

dengan perlantai/ per area (office leasing space). Dengan kata lain,

office atau kantor merupakan tempat yang menyewakan spacenya

untuk penggunaan sebagai kantor, yang disewakan kepada

penyewa baik dengan per space, maupun perlantai.

Jadi, mixed-use shopping mall and office merupakan sebuah rancangan

multi fungsi pusat perbelanjaan yang dihubungkan dengan sky-cross yang dimana

di salah satu bangunan shopping mall tersebut terdapat gedung kantor sewa.

(6)

2.4. Tinjauan umum dari Shopping Mall

2.4.1 Tinjauan umum dari shopping mall

2.4.1.1 Pengertian Dari Shopping Mall

Shopping mall, pada umumnya berarti bahwa:

 Shopping, berasal dari suku kata shop, yang mempunyai arti dari “toko” atau “retail”, dengan tambahan –ing, maka shopping berarti berbelanja, atau membeli barang-barang

yang merupakan keperluan, baik itu keperluan primer,

sekunder, maupun tersier.

 Mall dalam rancangan, berarti bahwa sebuah bangunan

besar yang terhubung satu sama lainnya, yang dimana

didalamnya umumnya terdapat fungsi retail dan tempat

makan seperti restoran.

Jadi, secara judul, shopping mall berarti bahwa sebuah

rancangan dari pusat perbelanjaan(shopping mall) yang dimana

dihubungkan oleh sky-cross antar bangunannya, dan umumnya

terdapat fungsi retail yang banyak dan tempat makan seperti

restoran.

Shopping mall memiliki berbagai pengertian yang

berbeda-beda dari berbagai ahli dan pakar. “Shopping mall is a group of

retail and other commercial establishments that is planned,

developed, owned, and manage as a single property. On-site

parkng is provided. The mall’s size and orientation are

generally determined by the market characteristics of the trade

served area by the mall. The two main configuration s of

shopping malls are malls and open-air strip malls.”

(7)

memiliki arti, yaitu “shopping mall adalah kelompok ritel dan komersial lainnya yang perencanaan dan manajemennya

direncanakan, dikembangkan, dimiliki dan diatur sebagaimana

mestinya sebagai sebuah property yang utuh. Juga tersedia

tempat parkir di shopping mall. Ukuran dari shopping mall dan

orientasi nya ditentukan oleh pasar di lokasinya tersebut. Dua

konfigurasi yang utama dari shopping mall ini adalah mall dan

pusat yang terbuka.

Menurut Nadine Beddington, shopping mall merupakan

sebuah rancangan, “yang dimana didalamnya terdapat unit-unit

retail yang disewakan kepada penyewa individual, yang

dimana pengawasannya diawasi oleh pengelola yang

bertanggung jawab penuh atas shopping mall tersebut, dan

pengelolaannya bersifat terpusat”.(Nadine Beddington, Design for Shopping Centres, 1982).

Dan berikut merupakan pernyataan mengenai arti shopping

mall lainnya menurut Victor Gruen, “Sebuah tempat yang

bersifat komersial yang merupakan suatu wadah untuk

pedagang yang diatur oleh pengelola, yang dimana

memberikan layanan dan service untuk kebutuhan social dan

ekonomi masyarakat, tetapi melibatkan perencanaan dan

perancangan yang matang yang bersifat untuk mendapatkan

(8)

2.4.1.2 Klasifikasi Pusat Perbelanjaan (Shopping Mall)

Klasifikasi dari shopping mall dapat dibedakan atas beberapa kategori

yang berbeda, yaitu:

1. Berdasarkan jenis barang yang dijual, yaitu:

a. Convenience store

Convenience store, atau dalam bahasa Indonesianya merupakan

mini-market, umumnya berukuran kecil, dapat diakses oleh semua kalangan

masyarakat. Convenience store dapat dengan mudah ditemui di

berbagai titik-titik tempat, seperti pinggiran jalan, daerah-daerah

komersial, perumahan, dll. Convenience store bersifat lokal dan

tradisional, dan di dalam bisa ditemukan beragam produk, baik untuk

kebutuhan sehari-hari maupun kebutuhan tambahan.

b. Demand store

Demand store, merupakan jenis retail, yang dibuka akibat tingginya

permintaan akan suatu produk. Misalnya toko yang menjual

merchandise dan barang-barang fashion yang dibuat sendiri oleh

artis-artis, dll.

c. Impulse store

Yaitu retail yang menjual barang-barang “khas: dengan harga yang

mahal atau disebut juga barang mewah. Penjualan seperti ini

bertujuan untuk menarik para consumer untuk membeli dan

menimbulkan niat consumer untuk memiliki barang-barang

tersebut. Dengan kata lain, consumer yang membeli barang

tersebut akan merasa bangga, karena mereka sanggup membeli

barang tersebut.

2. Berdasarkan variasi barang yang ditawarkan, maka pusat perbelanjaan

(9)

a. Specialty Store

Merupakan jenis retail yang menjual sesuatu barang/jasa yang

bersifat umum atau tertentu saja. Tetapi barang yang dijual

terdapat beragam merek.

b. Variety Shop

merupakan retail yang menjual beragam produk dengan harga

yang murah. Pada umumnya, barang-barang yang dijual berupa

makanan, minuman, produk hygiene, peralatan-peralatan,

maupun elektronik. Barang yang dijual di variety shop

umumnya merupakan harga yang tidak dapat berubah lagi .

3. Jika dilihat dari luas area pelayanan U.I.I standar (“shopping centers,

planning, development & administration, edgar lion P.Eng”) :

a. Pusat perbelanjaan regional, yaitu pusat perbelanjaan dengan

luas area antara 27.890 – 74.000m². Pusat perbelanjaan ini

terletak di lokasi yang strategis, yaitu lokasi pusat retail, lokasi

pusat rekreasi maupun seni. Skala pelayanan yang dilayanni

pada pusat perbelanjaan regional ini adalah berkisar sekitar

150.000 – 400.000 penduduk. Dikarenakan area cakupan dari

pusat perbelanjaan ini yang besar, maka mall ini kebanyakan

menjual produk-produk mewah untuk mendapat keuntungan

yang lebih, hal tersebut dikarenakan biaya maintenance yang

tinggi daari pusat perbelanjaan ini. Namun, juga terdapat

retail-retail yang umum menjual produk-produk dengan harga diskon

yang besar.

b. Pusat perbelanjaan komunitas, yaitu pusat perbelanjaan dengan

luas area antara 9.290 – 23.225m². pusat perbelanjaan ini

(10)

dilayani pusat perbelanjaan ini adalah 40.000 – 150.000

penduduk.

c. Neighbourhood center atau disebut juga dengan strip mall,

yaitu pusat perbelanjaan dengan luas area 2.720 – 9.290m².

pusat perbelanjaan ini tidaklah terdapat di inti-inti kota maupun

lokasi yang strategis , akan tetapi terletak di daerah/ lingkungan

tertentu saja. Unit dari pusat perbelanjaan ini pun hanya sebesar

ukuran supermarket. Skala pelayanan dari pusat perbelanjaan

ini adalah 5.000 – 40.000 penduduk.

d. Superregional center, yaitu pusat perbelanjaan dengan luas

lebih dari 74.000m². Pada pusat perbelanjaan ini, terdapat tiga

atau lebih dari anchor store, retail-retail yang lebih bervariasi

dari pusat perbelanjaan yang lebih kecil, dan pusat

perbelanjaan ini umumnya tidak dapat disaingi oleh pusat

perbelanjaan lainnya yang lebih kecil dalam ukuran skala

dalam radius 40km.

e. Pusat fesyen/ pusat perbelanjaan umum, yaitu pusat

perbelanjaan yang menjual barang-barang umum saja. Pusat

perbelanjaan ini pada umumnya menjual pakaian dan berupa

toko-toko butik. Pusat perbelanjaan ini memiliki luas lahan

kira-kira 7.400 – 23.200m². Radius dari area yang dilayani dari

pusat perbelanjaan ini adalah 8 sampai 24.1 km.

f. Outlet center, yaitu pusat perbelanjaan yang dimana pemilik

suatu brand langsung menjual barang dan jasanya kepada

(11)

lainnya pada outlet mall ini hanya menjual barang-barang yang

cacat, dengan harga diskon yang besar

.

4. Jika dilihat dari bentuk bangunan, maka mall dapat dibagi atas 3

macam, yaitu :

a. Outdoor mall/ open mall

Merupakan mall yang terbuka,dan mendapat sinar matahari langsung.

Mall tipe ini merupakan mall yang pertama kali didirikan di dunia.

Pada mall ini, akan dapat dinikmati view yang asri dan hidup, tanpa

melalui perantara kaca, dan juga memakai udara bebas(bukan AC).

Akan tetapi, seiring berjalannya waktu mall tipe ini tidaklah semuanya

berhasil, dikarenakan berbagai faktor, salah satunya yaitu faktor cuaca

sekarang yang tidak menentuk, kadang panas dan kadang tiba-tba

hujan, sehingga tingkat ekonomi yang dihasilkan dari mall tipe ini

tidak begitu menguntungkan dari segi financial.

Gambar 2.4. Open mall/outdoor mall

(sumber : diunduh dari google images)

b. Enclosed mall/ mall tertutup

Mall tipe ini pada awalnya dikembangkan di Amerika, oleh

seorang arsitek Victor Gruen, yang merupakan imigran asal

Austria. mall ini merupakan rancangan pertama didunia. Pada

rancangannya, retail-retail tidaklah didesain seperti konfigurasi

(12)

menghadap ke satu sama lainnya. Pada awal desainnya, mall

ini tidak mempunyai pusatnya, dimana orang-orang beristirahat

dan berlalu lalang dengan membawa troli. Pada akhirnya,

Gruen menambahkan area pusat pada rancangannya. Pada mall

tipe ini, selain terdapat pusat perbelanjaan dan servis-servis

berbasis retail, ditambahkan lagi fungsi-fungsi non-retail

lainnya, seperti sinema, gereja, dll). Akan tetapi, orang

Amerika lebih menyukai desain mall dengan tipe yang terbuka,

sehingga mall tipe kurang ini terkesan tidak begitu berhasil,

dan mall ini juga memakan banyak lahan sebagai tempat parkir.

Gambar 2.5 mall tertutup/ enclosed mall (sumber : diunduh dari google images)

c. Composite mall

Pada mall tipe ini, merupakan gabungan dari mall tipe

terbuka/open dengan mall tipe tertutup/enclosed. Mall ini

muncul, dikarenakan biaya untuk maintenance dan sevice dari

mall tertutup pada dahulu terkesan memakan biaya yang

cuckup tinggi dan boros dalam pemakaian energy.

(13)

2.4.1.3. Sistem Sirkulasi Pusat Perbelanjaan (Shopping Mall)

Sistem sirkulasi dari shopping mall dapat dibagi menjadi 3 macam, yaitu:

1. Sistem banyak koridor

Pada sistem ini terdapat banyak koridor dan retail-retail

yang berjejeran, sehingga sirkulasi dari pusat perbelanjaan dengan

sistem sirkulasi ini terkesan membingungkan dan tidak nyaman.

Pada bagian desain retail tersebut juga terkesan monoton,

sehingga tidaklah attraktif apabila dilihat dari sisi interior. Pada

sistem ini, unit retail yang memiliki sewa yang paling tinggi dan

merupakan unit yang paling strategis adalah unit yang terletak di

bagian luar, terutama unit yang dekat dengan entrance.

Keuntungan lain dari sistem ini adalah persentase

pemakaian lahan untuk unit retailnya yang tinggi, dikarenakan

tersusun dengan rapi dan teratur.

Gambar 2.7 konfigurasi dari sistem banyak koridor (sumber : diunduh dari google images)

2. Sistem plaza

Pada sistem ini, terdapat plaza atau ruang yang besar pada

(14)

kegiatan-kegiatan yang akan berlangsung di pusat perbelanjaan

tersebut. Pada pola ini, sistem koridor masi tetan dipakai,

walaupun tidak sebanyak pada sistem banyak koridor. Pada sistem

ini, sistem informasi pada bangunan sudah mulai tertata, mulai

dari nama retail, letak retail, dan lokasi-lokasi yang strategis pada

bangunan tersebut.

Gambar 2.8 konfigurasi dari sistem plaza

(sumber : diunduh dari google images)

3. Sistem Mall

Pada sistem ini, sirkulasi akan lebih dikonsentrasikan ke hanya

beberapa sirkulasi utama yang mengkoneksikan semua kegiatan

yang ada pada pusat perbelanjaan tersebut. Retail-retail akan

berjajaran dan saling berhadapan, sehingga sirkulasi yang terdapat

diantara retail tersebut, mampu menjadi mall dari pusat

perbelanjaan tersebut, dan dalam area yang lebih luas, dapat

menjadi atrium dari pusat perbelanjaan tersebut. Jalur sirkulasi

utama tersebut, juga akan menjadi sirkulasi utama yang

menghubungkan anchor store dengan retail-retail maupun unit

(15)

Gambar 2.9 konfigurasi dari sistem mall

(sumber : diunduh dari google images)

2.4.1.4 Faktor Utama dari Shopping Mall

Agar sebuah shopping mall berhasil, maka diperlukan keberadaan dari beberapa

elemen berikut, yaitu:

1. Food Court

Pada kebanyakan shopping mall di Amerika, food court merupakan sebuah

keharusan yang ada, dikarenakan mampu menarik para consumer untuk

mengunjungi pusat perbelanjaan tersebut daripada pusat perbelanjaan

lainnya. Selai n foodcourt, restoran siap saji/ fast food juga termasuk

dalam katergori ini.

2. Department Store

Sejak jaman dahulu dimana Victor Gruen mengembangkan sistem

shopping mall, keberadaan department store dalam suatu pusat

perbelanjaan sangatlah penting demi menjaga kestabilitas ekonomi dari

suatu pusat perbelanjaan, hal tersebut dikarenakan department store

mampu menarik pengunjung yang lebih banyak. Dikatakan mampu

menjaga kestabilitas ekonomi dari suatu pusat perbelanjaan, dikarenakan

pengunjung yang hanya ingn mengunjungi departemen store juga akan

(16)

3. Anchor Store

Anchor store merupakan unit departemen store dengan ukuran yang lebih

besar, dan mampu menarik minat pengunjung yang lebih tinggi lagi. Pada

umumnya, keberadaan anchor store sangatlah penting dalam suatu pusat

perbelanjaan, dan biasanya anchor store mendapat diskon yang besar dari

biaya sewanya. Pada konfigurasi unit anchor store pada suatu pusat

perbelanjaan, biasanya terletak di bagian ujung dan ujung, sehingga

pengunjung secara otomatis juga akan mengunjungi retail-retail lainnya

secara tidak langsung.

4. Secondary Anchor

Merupakan toko-toko retail kecil , baik yang memiliki brand tertentu

ataupun sendiri. Keberadaan retail ini sangatlah vital dari unsur-unsur

keberhasilan dari suatu pusat perbelanjaan, dikarenakan memiliki fungsi

yang bervariasi dan juga mampu menarik minat dari beragam kalangan

masyarakat.

5. Desain

Desain dari suatu pusat perbelanjaan, sangatlah penting untuk menarik

minat pengunjung, baik dari desain exterior maupun interiornya. Pada

desain exteriornya, arsitekturnya harus mampu stand-out diantara

bangunan sekitarnya, tetapi tidak menonjol dan harmonis. Sedangkan

pada desain interiornya, konfigurasi unit-unit retail dan sirkulasinya

harusnya tidak membingungkan dan nyaman untuk didatangi oleh segala

(17)

2.4.1.5. Aktifitas dalam Shopping Mall

2.5 Studi Banding Proyek Sejenis

Pada subbab berikut ini, akan dipaparkan beberapa contoh dari proyek

sejenisnya, yaitu rancangan shopping mall dengan fungsi perkantoran. Studi

banding proyek sejenis ini, akan menjadi panduan utama dan acuan dalam

membuat garis besar dari konsep dan desain dari rancangan.

1. Ciputrа Mаll, Jаkаrtа, Indоnеsiа

a.Kоnsеp Mаll

Di Indonesia, pada tahun 1980-an umumnya di ibukota, yaitu Kota Jakarta,

terdapat trend baru yang sangat booming, yaitu pembangunan berbagai

konsep rancangan shopping mall. Pada masa itu, shopping mall merupakan

suatu konsep pusat perbelanjaan yang baru bagi masyarakat Indonesia, dan

masyarakat Kota Jakartalah yangdulu mencicipi nuansa dan bangunan dari

(18)

Shopping Mall. Melihat potensi dari Kota Jakarta dan betapa antusianya

masyarakat Kota Jakarta pada masa itu terhadap bangunan shopping mall,

maka pengembang dan developer property, yaitu grup Ciputra ingin mеncоbа mеnеrаpkаn kоnsеp tеrsеbut pаdа sаlаh sаtu pusаt bеlаnjа rаncаngаnnyа. Hal tersebut juga menjadikan rancangan hasil grup Ciputra ni, “Ciputra Mall” menjadi bangunan berkonsep mall yang ke-2 di Indonesia.

Melalui kerjasama dengan menggandeng konsultan arsitektur asal

Amerika, yang merupakan konsultan yang telah berpengalaman dalam

merencanakan pembangunan shopping mall di Amerika, maka grup Cputra

merealisasikan keinginan membangun dan merencanakan proyek

pembangunan Mall ciputra ini di kawasan Jakarta Barat. Shopping mall ini

mulai dibangun dan ground-breaking pada tahun 1989. Pеmbаngunаnnyа dimulаi pаdа Mаrеt 1991,pеmbukааn pаdа 26 fеbruаri 1993 dаn dirеsmikаn оlеh ibu Tiеn Sоеhаrtо pаdа 21 mаrеt 1994.

Gambar 2.10 exterior dari mall Ciputra

(19)

b. Fаmily Shоpping Cеntеr

Dеngаn kоnsеp Fаmily Shоping Cеntеr bеrslоgаn Wоrld оf Chоicеs – Duniа Sеgаlа Pilihаn, Mаl Ciputrа аdаlаh mаl kеluаrgа tеmpаt dimаnа kеbutuhаn dаn аktifitаs sеluruh аnggоtа kеluаrgа dаpаt tеrpеnuhi. Tidаk tеrtutup jugа untuk kаlаngаn pеlаjаr dаn kаryаwаn kаrеnа lоkаsinyа yаng dikеlilingi оlеh kоmplеks pеrumаhаn, pеndidikаn dаn niаgа.

Mаl Ciputrа mеnеmpаti lаhаn dipеrsimpаngаn аntаrа Jl. S. Pаrmаn – Jl. Kyаi Tаpа –Jl. Tоl Dаlаm Kоtа, аdаlаh lоkаsi yаng strаtеgis kаrеnа sеlаlu mеnjаdi dаеrаh yаng dilеwаti sеtiаp оrаng yаng аkаn mеnuju kе kаwаsаn Jаkаrtа Bаrаt. Аksеs pеncаpаiаnnyа pun sаngаt mеnguntungkаn kаrеnа dаpаt ditеmpuh mеlаlui bеbеrаpа ruаs jаlаn dаn dibuаt pintu-pintu mаsuk dаri sеtiаp ruаs jаlаn tеrsеbut.

Dеngаn luаs lаhаn ± 5 Hа, Mаl Ciputrа аdаlаh sеbuаh supеrblоck

dеngаn Mix-usеd Cоmplеx yаitu mаl dеngаn luаs ± 80.000 m2 yаng tеrdiri

(20)

Gambar 2.11 interior dari mall Ciputra

(sumber : diunduh dari google images)

Sеlаin dаri sеgi disаin, pеrаncаngаn mаl Ciputrа tidаk mеlupаkаn 2 fаktоr pеnting yаitu kеmudаhаn dаn kеnyаmаnа pеngunjung. Untuk kеmudаhаn, dibuаt kоridоr utаmа dеngаn sistеm rаmp sеpаnjаng intеriоr bаngunаn sеbаgаi sirkulаsi hоrizоntаl, sеdаngkаn untuk sirkulаsi vеrtikаl tеrdаpаt 10 buаh еlеvаtоr dаn 29 buаh еskаlаtоr, sеrtа bеrbаgаi signаgе/dirеctоry sеbаgаi pеnunjuk аrаh. Untuk kеnyаmаnаn, dibuаt ruаng – ruаng publik dеngаn ukurаn bеsаr аntаrа lаin аtrium dаn cеntеrcоurt tеmpаt bеrbаgаi аcаrа biаsа dilаksаnаkаn sеpеrti pаmеrаn. Dilеngkаpi jugа dеngаn еlеmеn – еlеmеn intеriоr sеpеrti vоid, skylight pаdа lаntаi fооdcоurt sеbаgаi pеnеrаngаn аlаmi dаn brigе.

(21)

Gambar 2.12 Atrium Ciputra mall

(sumber : diunduh dari google images)

Fаsilitаs hiburаn bеrupа Biоskоp Citrа 21 (4 studiо), stringеr dаn

Fun city. Fаsilitаs sоsiаl bеrupа kаntin murаh untuk kаryаwаn. Fаsilitаs

pеlеngkаp bеrupа АTM cеntеr, tоilеt pеngunjung disеtiаp lаntаi, pusаt infоrmаsi, kursi rоdа, mushоllа, dаn tеlеpоn umum. Fаsilitаs lаin yаng tidаk kаlаh pеnting аdаlаh fаsilitаs pаrkir yаng dibаgi mеnjаdi duа jеnis yаitu pаrkir tеrbukа di sеkеliling аrеа bаngunаn dаn pаrkir tеrtutup bеrupа gеdung pаrkir 11 lаntаi dеngаn systеm split lеvеl. Kаpаsitаs kеduаnyа dаpаt dаpаt mеnаmpung ± 1.500 buаh mоbil dаn ± 700 buаh sеpеdа mоtоr sеrtа dаpаt mеmеnuhi dаyа tаmpung pеngunjung bаik pаdа hаri – hаri biаsа mаupun pаdа аkhir pеkаn dаn libur.

Sеsuаi dеngаn kоndisi kаwаsаn sеgmеntаsi mаl ciputrа аdаlаh B+. Untuk itu, bеrаgаm jеnis rеtаil tеnаnt yаng dipilih tеlаh mеlаlui sеlеksi disеsuаikаn sеgmеntаsi tеrsеbut dаn dеngаn sistеm pеngеlоlааn yаitu systеm sеwа pеnuh. Pеnеrаpаn singlе-cоrridоr dеngаn rаmping sistеm

shоpping cеntеr di lаntаi 1- 6 pаdа intеriоr bаngunаn mеnаmbаh kuаt kоnsеp mаl. Pеnyusunаn lеtаk rеtаi tеnаnt bеrhubungаn lаngsung dеngаn zоning mаl. Untuk bаrаng –bаrаng bеrmеrеk dаri mаncаnеgаrа dilеtаkkаn di grоund flооr sеbаgаi dаyа tаrik dаn nilаi juаl mаl. Аnchоr tеnаnt di

(22)

bеrcаmpur аgаr sеcаrа psikоlоgis pеngunjung tidаk mеrаsа lеlаh dаn bоsаn.

Mеskipun usiаnyа tеlаh mеnginjаk 13 tаhun, mаl ciputrа sаmpаi sеkаrаng tеtаp mеnjаdi mеnjаdi sаlаh sаtu tujuаn wisаtа bеlаnjа, umumnyа untuk kаwаsаn Jаkаrtа Bаrаt. Dеngаn kоndisi ini tеntunyа ciputrаmаll аkаn sеlаlu mеngеmbаngkаn dаn mеmаjukаn diri dеmi kеnyаmаnаn, kеmudаhаn dаn kеpuаsаn pеngunjung di tеngаh еrа pеrsаingаn аntаr mаl yаng sеmаkin hаri sеmаkin kuаt.

2. Galaxy Soho, Zaha Hadid Architects

Galaxy Soho merupakan rancangan dari arsitek ternama dunia, Zaha

Hadid. Proyek ini mengambil lokasi di pusat kota Beijing, China. Luas dari

proyek ini adalah 330.000 m². proyek ini memiliki 15 lantai, 12 sebagai

fungsi office dan 3 lantai sebagai fungsi retail / pusat perbelanjaan, dengan

total tinggi sekitar 67meter. Pada proyek ini terdapat berbagai fungsi-fungsi,

yaitu kompleks dari pusat perbelanjaan, retail, pusat hiburan, dan juga

sebagai office. Arsitektur dari rancangan ini adalah memiliki bentuk yang

tidak kaku/ bukan sudut 90º, dengan desain yang terasa tersambung satu

dengan lainnya dengan jembatan-jembatan. Selain itu, desain dari proyek ini

juga mengambil bentukan fluidy, yaitu bentukan yang mengalir antara bangunan dengan open spacenya, sehingga bangunan tersebut terkesan tidak

sendiri-sendiri, melainkan menjadi satu massa dengan open space maupun

(23)

Gambar 2.13 Desain Galaxy Soho dengan konsep metafora

(sumber : diunduh dari google images)

Pada lantai ground, 2, dan 3 diperuntukkan fungsinya sebagai retail, dan

lantai atas nya, yaitu mulai dari lantai 4 diperuntukkan untuk penggunaan

sebagai office space. Pada lantai paling atas dari rancangan ini, terdapat bar,

restoran, dan kafe yang dimana mempunyai view panoramik yang indah dari

Kota Beijing.

Pada pusat atrium dari rancangan ini, yaitu courtyard dari rancangan, Zaha

Hadid mengaplikasikan arsitektur metafora, yaitu mengadopsi dari

desain-desain courtyard zaman dulu/klasikal dari China, dimana merupakan tempat

masuknya angin dan cahaya matahari kedalam bangunan, yang dikelilingi

(24)

Gambar 2.14 Courtyard dari bangunan kuno China

(sumber : diunduh dari google images)

Walaupun courtyard dari Galaxy Soho mengadopsi desain dari courtyard

klasik China, akan tetapi Zaha Hadid menambahkan inovasi yang khas dari

desain-desainnya, yaitu merubah courtyard klasik yang memiliki sudut 90º

dan tertutup semuanya oleh bangunan dengan courtyard yang mengalir ke

luar bangunan, bahkan terasa berbaur dengan kawasan sekitarnya, yang

dimana menurut Zaha Hadid seharusnya arsitektur abad ke-21 bentukannya

harus seperti rancangannya, yaitu mengimprovisasi desain dari dahulu yang

kurang sempurna.

Gambar 2.15 Fasad dari plat aluminium putih

(25)

Pada intinya, bangunan ini mengadopsi arsitektur parametric, yaitu

arsitektur yang cenderung lebih ke bentukan uncube, yang diklaim Zaha

Hadid sebagai seharusnya desain bangunan dari abad ke-21, dan juga

arsitektur metafora, yang dimana bangunan merupakan penggunaan

makna/kiasan dari sesuatu, yang menjadi dasar yang fundamental dari suatu

rancangan yang baru.

3. Starhill gallery

Starhill gallery dirancang oleh Spark Architects. Bangunan ini terletak di

Kuala Lumpur, Malaysia. Bangunan arsitektural ini, menurut arsitek

Stephen Pimbley, principal dan founding dari Spark Architects, merupakan

bangunan shopping mall yang paling ikonik di kota Kuala Lumpur, terutama

di daerah proyek, Bukit Bintang. Luas dari proyek ini adalah 2.000m², dan

selesai pada tahun 2011. Desain ini, merupakan desain dari eksisting dari

Starhill Gallery yang lama, dan pada shopping mall ini, terdapat berbagai

retail-retail yang terkenal dan juga retail-retail yang mewah. Selain itu, juga

terdapat berbagai restoran yang cukup mewah.

Gambar 2.16 shopping mall Starhill Gallery

(26)

Bangunan ini tidaklah sama pembentukan fasadnya dengan berbagai mall

lainnya yan menghadap ke arah jalan di kawasan Bukit Bintang, hal ini

dapat dilihat dari gambar diatas. Fasad bangunan terkesan lebih mengundang

public untuk mengunjungi mall tersebut, dan juga mall tersebut memiliki

koneksi visual tersendiri dengan kawasan tersebut. Bangunan tersebut, juga dapat direpresentasikan sebagai “obor/cahaya” dari kawasan tersebut.

Desain rancangan hasil Spark tersebut membuka fasad dari rancangan

tersebut, sehingga pada bagian fasaf, terdapat deretan retail yang memiliki

desain yang unik, yang dimana retail-retail tersebut serasa membungkus

bangunannya dengan motif kaca kristal, dan panel dari bahan batu. Fasad

baru tersebut, menganalogikan sebagai “kain yang basah” dari patung

-patung dewa Yunani dan Roma. Selain itu, juga menganalogikan sebagai

gambaran bentuk dari gaun pernikahan yang indah, dimana didalam

bangunan tersebut terdapat pusat perbelanjaan yang menjualnya.

Gambar 2.17 Fasad dari Starhill gallery

(sumber : diunduh dari google images)

Material baja ringan, batu, dan fasad dari kaca tersebut merupakan yang

(27)

pembuat fasad dari engineer Perancis, dimana mereka jugalah yang

merancang struktur pyramid louvre, Paris.

Gambar 2.18 Iinterior dari Starhill Gallery

(sumber : diunduh dari google images)

Interior dari starhill gallery ini menggunakan konsep yang modern dan sangatlah

selaras dan sesuai dengan fasadnya. Hal ini dapat dilihat dari gambar 2.24 dan

gambar 2.22 pada diatas, dimana interior dan exterior memiliki bentuk ruang dan

massa yang sama dan mengisi satu sama lainnya.

4. Khan Shatyr, Astana, Kazakhstan

Khan shatyr mall merupakan sebuah sebuah pusat hiburan yang besar, dan

merupakan bangunan dengan struktur tenda terbesar didunia. Proyek ini

dikembangkan oleh Foster and partners, dan proyek ini memiliki luas lahan

sekitar 100.000m² dan memiliki tinggi 150m. Proyek ini dibangun pada

tahun 2006 dan selesai pada tahun 2010.

Proyek ini dibangun di Astana, ibukota dari Kazakhstan. Proyek ini

menyediakan berbagai layanan public, pusat cultural, dan pusat social bagi

masyarakat disana. Proyek ini juga memberikan kenyamanan termal

(28)

Pada proyek bangunan ini, terdapat 450meter area jogging track, dan juga

banyak layanan lainnya, seperti shopping mall dengan butik, retail dengan

brand internasional, supermarket, electronic stores, spa, foodcourt, kolam

renang dan fasilitas hiburan, meliputi restoran, sinema, dan pusat hiburan

yang mengakomodasi berbagai event dan pameran.

Gambar2.19 Exterior dari Khan Shatyr

(sumber : diunduh dari google images)

Pada bagian exterior dari bangunan Khan Shatyr ini dilengkapi dengan

lampu-lampu LED yang dapat berubah-ubah warnanya sesuai dengan acara

/festival yang tengah digelar. Pada malam hari, tenda tersebut juga

mengeluarkan warna-warna seperti pada gambar diatas. Hal tersebut

menjadikan bangunan tersebut sebagai ikon dari wilayah tersebut yang jelas

(29)

Gambar 2.20 Iinterior dari Khan shatyr

(sumber : diunduh dari google images)

Pada bagian interiornya, terlihat jelas penggunaan struktur tendanya. Pada

bagian struktur tenda tersebut dibuat menjadi void dan pada bagian lantai

groundnya dibuat menjadi atrium dari bangunan tersebut. Pada void yang

terbentuk itu, besar void nya sangatlah luas, sehinga bangunan ini apabila

dilihat dari sisi interiornya, tidaklah nampak bahhwa bangunan ini sempit

dan padat, akan tetapi seperti bangunan yang besar sekali dengan struktur

yang besar juga pada bagian tengah / voidnya.

Gambar 2.21 Perayaan festival di Khan Shatyr

(30)

Struktur dari bangunan Khan shatyr ini sendiri mengadopsi arsitektur

metafora, dimana bentuk tenda ini dibuat mirip dengan bentuk tenda tradisional

dari orang suku Nomad. Khan shatyr sendiri memiliki arti yaitu tenda dari Khan.

Khan merupakan orang yang kelasnya / pangkat sosialnya paling tinggi menurut

sejarahnya, bisa juga dikatakan sebagai raja dari suku Nomad pada jaman dahulu.

Dikarenakan Negara Kazakhstan yang kaya dan kental akan berbagai

detail-detailnya, suku, budaya dan sejarahnya, maka masyarakat pada Negara itu apabila

melihat bangunan tersebut, maka dalam sejenak mereka akan langsung tahu

bahwa bangunan tersebut merupakan analogi / metafora dari bangunan tenda pada

Gambar

Gambar  2.1 Peta Kota Binjai dari Kota Medan
Gambar 2.2. Peta Binjai Timur
Gambar 2.4. Open mall/outdoor mall
Gambar 2.6 Composite mall/ mall gabungan
+7

Referensi

Dokumen terkait

Entah sampai kapan paham, dan kebijakan ini akan terus berlanjut, namun yang tetap bisa kita yakini ialah, semakin berbentuk “zig - zag”, maka Indonesia akan

Penelitian yang di lakukan oleh Sumarni, dkk (2014) dengan hasil adanya hubungan yang signifikan antara tingkat pengetahuan dan sikap perawat tentang pemberian obat,

Klien dengan hemodialisis biasanya mengeluhkan: Lemas, pusing, gatal, baal-baal, bengkak-bengkak, sesak, kram, BAK tidak lancar, mual, muntah, tidak nafsu makan,

Meningitis adalah radang pada meningen (membran yang mengelilingi otak dan.. medula spinalis) dan disebabkan oleh virus, bakteri atau

Para terdakwa tidak mempunyai Surat Izin Praktik (SIP) kedokteran dan tidak terdapat pelimpahan/persetujuan untuk melakukan suatu tindakan kedokteran

Persiapan simulasi server DHCP dalam contoh ini adalah dengan menggunakan 1 workstation, 1 switch, dan 2 server sehingga terlihat seperti gambar 20 di bawah ini.. Gambar 20

Tidak adanya perbedaan yang nyata pada kecepatan timbulnya estrus tersebut mungkin juga disebabkan oleh fase pertumbuhan folikel yang tidak berbeda

diberikan perlakuan terjadi mayoritas berada pada kategori hipertensi grade 1 sebanyak 9 orang (45%).Tekanan darah sistolik responden sebelum dan sesudah diberikan teknik