• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II STUDI LITERATUR - Perancangan Apartemen di Kawasan Transit Oriented Development (TOD) Binjai

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "BAB II STUDI LITERATUR - Perancangan Apartemen di Kawasan Transit Oriented Development (TOD) Binjai"

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

(2)

BAB II

STUDI LITERATUR

2.1. Pengertian dan Penjelasan Singkat Proyek

Dalam proyek ini, penulis mendapat isu perancangan apartemen di kawasan transit oriented development (TOD) Binjai yaitu dimana dengan jarak sekitar ±600m (sesuai dengan kondisi alam kawasan TOD) para penghuni apartemen dapat langsung mencapai pusat transportasi atau stasiun kereta dengan hanya berjalan kaki. Berdasarkan hal tersebut perancang ditugaskan untuk mengkaji dan merancang konsep apartemen yang tepat dan kontekstual terhadap isi tersebut sehingga penulis mengangkat judul proyek “Perancangan Apartemen

di Kawasan Transit Oriented Developmeny (TOD) Binjai”, yang mempunyai

pengertian :

 Perancangan : Proses, cara atau perbuatan merancang, mengatur segala sesuatu1.  Apartemen : Suatu ruang atau rangkaian ruang

yang dilengkapi dengan fasilitas serta perlengkapan rumah tangga dan digunakan sebagai tempat tinggal2.

 Mixed-Used : Suatu bangunan yang

mengakomodasi beberapa fungsi sekaligus, umumnya fasilitas

(3)

komersial yang meliputi mall, perkantoran, restoran, apartemen, dll3

 Kawasan : Daerah tertentu yang mempunyai ciri tertentu, seperti tempat tinggal, pertokoan, industri, dll4.

 Transit Oriented Development : Suatu kawasan mixed-use dimna kita dapat berjalan kaki dengan radius ±600m (sesuai dengan kondisi keadaaan lingkungan negara TOD) dari pusat pemberhentian transit dan area inti komersial5.

 Binjai : Salah satu kota di provinsi Sumatera Utara yang termasuk dalam proyek pembangunan Mebidang6.

Berdasarkan penelaahan pengertian dari tiap kata-kata pada Judul Proyek tersebut, penulis menetapkan bahwa Perancangan Apartemen di Kawasan Transit Oriented Development (TOD) di Binjai adalah sebuah konsep perancangan apartemen di daerah pemberhentian transit yaitu stasiun di Binjai, Sumatera Utara. 2.1.1. Mebidangro sebagai perwujudan TOD di Indonesia

Melihat banyaknya manfaat dari pengembangan konsep kota TOD, maka banyak negara maju maupun berkembang termasuk Indonesia mulai menerapkan perancangan kota TOD ini dimulai dari Jabodetabek, Metropolitan Bandung Raya,

3 https://wiraland.wordpress.com

4 Kamus Besar Bahasa Indonesia, Hak Cipta Pusat Bahasa (Pusba), http://kbbi.web.id

5Calthorpe, Peter, “The Next American Metropolis: Ecology, Comunity and American Dream”.

Princeton Architectural Press; 1993

(4)

Mebidangro, Gerbang Kartasusila serta Sarbagita7. Selain menertibkan pertumbuhan kendaraan bermotor perencaan kota transit ini juga mengambil peluang peningkatan kualitas ekonominya. Pembangunan kota-kota ini diawali dengan perbaikan dan peningkatan sarana dan transportasi, seperti pembangunan jalan tol, perbaikan jalur kerta api, pengembangan MRT dan BRT.

Untuk Mebidangro sendiri, penyusunan rencana tata ruang kawasan didasarkan pada Kepmen Kimpraswil No. 327/KPTSM/M/2002. Dalam Rencana Tata Ruang Kawasan (RTRK) Mebidangro, kawasan yang ditetapkan sebagai Pusat Kegiatan Nasional terdiri dari 44 kecamatan yang meliputi 21 kecamatan di Kota Medan, 5 kecamatan di Kota Binjai, 14 kecamatan di Kabupaten Deli Serdang dan 4 kecamatan di Kabupaten Karo.

Kawasan Mebidangro mempunyai kedudukan yang strategis terhadap pengembangan Segitiga Ekonomi Regional Indonesia –Thailand – Singapore. Kawasan Mebidangro merupakan kawasan yang strategi karena akan menjadi pusat pemerintahan Sumatera Utara, pusat industri, perdagangan dan jasa, serta kawasan yang padat perukimannya. Posisinya yang strategis menjadi perhatian dalam pengembangan kawasan Mebidangro ke depan. Kebijakan dalam Penataan Ruang Kawasan Perkotaan Mebidangro meliputi

 Pengembangan dan pemantapan fungsi Kawasan Perkotaan Mebidangro sebagai pusat perekonomian nasional yang produktif dan efisien serta mampu bersaing secara internasional terutama kerja sama ekonomi subregional Segitiga Ekonomi Regional Indonesia –Thailand – Singapore.

 Peningkatan aksespelayanan ke pusat-pusat kegiatan perkotaan Mebidangro sebagai pembentuk struktur ruang perkotaandan pengembang wilayah Sumatera bagian Utara

7

(5)

 Peningkatan kualitas dan jangkauan pelayanan jaringan transportasi, energi, telekomunikasi, sumber daya air, serta prasarana perkotaan Mebidangro yang merata

 Peningkatan fungsi, kuantitas, dan kualitas RTH dan kawasan lindung lainnya di kawasan Perkotaan Mebidangro.

2.2. Pengertian Apartemen

Dewasa ini apartemen sudah menjadi hal umum di kawasan perkotaan. Dengan lokasi yang strategi dekat dengan kantor ataupun tempat hiburan dan pusat perbelanjaan, kemudahan dalam merawat bangunan, serta fasilitas-fasilitas yang diberikan oleh pengembang, apartemen menjadi hal yang sangat diincar oleh mereka yang hidup ditengah perkotaan dan sibuk bekerja.

Apartemen adalah suatu ruang atau rangkaian ruang yang dilengkapi dengan fasilitas serta perlengkapan rumah tangga dan digunakan sebagai tempat tinggal. (Harris; 1975; 20). Menurut buku Site Planning (1984 : 252), apartemen didefinisikan sebagai “....several dwelling units share a common (usually an indoor) access and are enclosed by a common structural envelope...”, yang berarti

beberapa unit hunian yang saling berbagi akses yang sama dan dilingkupi oleh struktur kulitbangunan yang sama.Menurut Time Saver Standard (1983) satu unit apartemen setidaknya terdiri dari kamar tidur, kamar mandi, runag tamu, dapur dan ruang santai.

(6)

banyak didirikan apartemen dengan berbagai fasilitas. Di Sumatera Utara sendiri sudah berdiri apartemen Cambridge dan saat ini sudah mulai berkembang banyak.

Gedung perkantoran yang umumnya berada di kota membuat masyarakat banyak berdatangan ke kota sehingga permintaan akan hunian meningkat. Akan tetapi, lahan yang berada di kota tidak cukup untuk memenuhi permintaan rumah bagi tiap-tiap masyarakat sehingga apartemen merupakan pilihan yang tepat untuk memenuhi permintaan akan hunian. Masyarakat kota kemudian melihat kemudahan dan efisiensi hunian vertikal ini, selain dapat menjadi tempat tinggal hunian ini juga dekat dengan tempat mereka bekerja.

Perkembangan apartemen yang semakin banyak, pengembang mulai bersaing menjadikan apartemen tidak lagi mempunyai fungsi sebagai tempat tinggal saja melainkan juga sebagai penanda strata sosial. Semakin lengkap fasilitas yang diberikan apartemen, semakin mewah apartemen tersebut. Tidak jarang suatu apartemen juga digabungkan dengan mall sehingga penghuni apartemen mudah memenuhi kebutuhan sehari- hari dan tidak perlu berjalan jauh untuk berbelanja. Inilah alasan mengapa apartemen sekarang umumnya dihuni oleh masyarakat menengah ke atas yang menginginkan kemudahan dalam mewujudkan kebutuhannya.

Apartemen dapat dibedakan berdasarkan pengelompokannya yaitu  Berdasarkan tingkat perekonomian penghuninya:

- Apartemen golongan bawah - Apartemen golongan menengah - Apartemen golongan mewah

Perbedaan apartemen ini terletak pada ukuran ruang unit hunian dan fasilitas yang disediakan oleh apartemen tersebut.

(7)

Berdasarkan kategori jenis dan besar bangunan (Akmal, 2007) Apartemen terdiri atas :

- High-rise Apartemen. Bangunan apartemen yang terdiri atas lebih dari sepuluh lantai. Dilengkapi area parkir bawah tanah, sistem keamanan dan servis penuh. Struktur apartemen lebih komplek sehingga desain unit apartemen cenderung standar. Jenis ini banyak dibangun di pusatkota.

- Mid-Rise Apartemen. Bangunan apartemen yang terdiri dari tujuh sampai dengan sepuluh lantai. Jenisapartemen ini lebih sering dibangun dikota satelit. - Low-Rise Apartemen. Apartemen dengan ketinggian kurang dari tujuh lantai dan menggunakan tangga sebagaialat transportasi vertikal. Biasanya untuk golongan menengah ke bawah.

- Walked-Up Apartemen. Bangunan apartemen yang terdiri atas tiga lantai sampai dengan enam lantai. Apartemenini kadang-kadang memiliki lift, tetapi bisa juga tidak. Jenis apartemen ini disukai olehkeluarga yang besar (keluarga inti ditambaha dengan orang tua). Gedung apartemen hanya terdiri dari dua atau tiga unit apartemen

- Garden Apartemen. Bangunan apartemen dua sampai empat lantai. Apartemen ini memiliki halaman dan taman disekitar bangunan. Apartemen ini sangat cocok untuk keluarga inti yang memiliki anak kecil karena anak-anak dapat mudah mencapai ke taman. Biasanya untuk golongan menengah ke atas.

 Berdasarkan bentuk massa bangunan

- Slab

Bangunan pada apartemen ini berbentuk seperti kotak pipih dan menggunakan koridor sebagai penghubung ruang, yang terdiri dari:

a. Double loaded corridor b. Single loaded coridor c. Skip stop plan

d. Terrace plan

(8)

Apartemen ini biasanya mempunyai ketinggian di atas 20 lantai. Sistem sirkuasinya menggunakan core

- Varian

Massa apartemen ini berbentuk gabungan massa slab dengan podium dan tower dengan podium.

2.3. Prinsip-Prinsip Hemat Energi Pada Bangunan

Berdasarkan buku Inovasi Model Desain Rusunawa Sederhana Hemat Energi oleh Ir. E.B. Handoko Sutanto, MT, pertimbangan desain bangunan hemat energi secara umum unutk bangunan apartemen dan rumah susun di Indonesia, yaitu:

 Merekayasa terbentuknya iklim mikro yang nyaman dengan mendesain open space dan ruang terbuka hijau –semaksimal mungkin.

 Mendesain konfigurasi massa bangunan dalam komposisi dan bentuk yang tidak kompleks, agar komposisi massa dan bentuk bangunan tidak menghalangi dalam upaya penerimaan energi matahari serta penghawaan alami, mempermudah dan menyederhanakan pengaturan orientasi massa dan desain bidang bukaan pada bangunan dan meminimalisir heat transfer

 Mengatur orientasi bangunan untuk menghindari panas matahari langsung, dengan mendesain arah memanjang yaitu massa bangunan dominan ke Utara/Selatan

 Mengutamakan desain massa yang “ramping”

 Mengatur organisasi ruang (mengatur zoning ruangan)

 Mengatur agar penghawaan alami dapat berlangsung secara efektif, pengaturan arah dan dimensi serta perlindungan bukaan dan mengupayakan terjadinya cross ventilation.

(9)

 Menggunakan atau merekayasa bahan bangunan agar semaksimal mungkin dapat menahan/mereduksi matahari ke dalam ruangan.

Berdasarkan prinsip-prinsip desain diatas, pertimbangan desain bangunan untuk menghemat energi pada apartemen yaitu:

 Merekayasa bidang-bidang dominan untuk upaya pengumpulan energi melalui solar panel, harvesting/water collecting

 Merekaya terbentuk iklim mikro dengan mendesain open space dan ruang terbuka hijau pada apartemen

 Mengatur orientasi bangunan yang memanjang dominan ke Utara dan Selatan

 Menggunakan sunshading untuk mengatur pencahayaan pada bidang massa bangunan yang menghadap Barat

 Menggunakan penutup bidang bukaan yang bernilai transparansi baik untuk memaksimalkan perolehan cahaya matahari

 Mengutamkan desain massa yang ramping

2.4. Studi Banding Apartemen

2.4.1. Pinnacle @ Duxton

Apartemen Pinneacle berlokasi di Singapore dan dirancang oleh ARC Studio Architecture + Urbanism. Apartemen yang selesai pada tahun 2009, ini memiliki 1.848 unit apartemen dengan tinggi 50 lantai. Jika melihatnya secara langsung apartemen ini terlihat sangat besar dan padat. Konsep apartemen ini

(10)

Apartemen ini terletak dekat dengan dua stasiun kereta api serta pemberhentian bus yang berada tepat di depannya. Pinnacle ini menciptakan masyarakat yang walkable, beragam, terhubung, sejahtera dalam model urbanisme yang berkelanjutan. Mulai dari keberagaman perekonomian, sosial bahkan politik. Pinnacle mengatur sirkulasi pejalan kaki dan sirkulasi kendaraan dengan baik. Tata letak linier blok memungkinkan kendaraan dapat langsung ke parkiran.

Gambar 2. 1. Massa Apartemen Pinnacle yang Berbentuk Kurva

(Sumber : ctbuh.org)

(11)

Gambar 2. 2. Ruang Komunal pada Lantai Dasar

(Sumber : ctbuh.org)

Bangunan apartemen ini terbuat dari beton pra-fabrikasi yang dikirim dan disatukan ditempat yang dikenal, beton pra-fabrikasi ini dikenal sebagai bahan sustainable. Penghuni apartemen diberikan sebuah fasad apartemen yang tidak terduga. Dengan aplikasi sederhana dan cat yang terjangkau, fasada apartemen ini berbentuk kotak-kotak dengan adanya jendela, kotak tanaman, dan balkon yang tidak tersusun teratur sehingga menciptakan visual yang menarik dan mengurangi rasa dari massa bangunan yang besar,

Gambar 2. 3. Fasade Bangunan yang Menunjukkan Konstruksi Modular

(12)

2.4.2. Goodwood Residence Apartment

Apartemen ini dirancang oleh studio arsitek tenama Singapore, WOHA yang sering mendapat penghargaan atas karyanya yang green design dan

sustainable. Tidak hanya merancang di Singapore, WOHA juga meranacang bangunan-bangunan sustainable di luar Singapore seperti Indonesia, Bangkok hingga China. Semua karya-karyanya tidak terlepas dari konsep gren design dengan ciri khas banyaknya taman pada bangunan. Apartemen ini berlokasi di Singapore dan mempunyai 210 unit apartemen. Apartemen ini mengelilingi sebuah taman tengah sebagai koneksi visual. Bangunan ini terdiri dari dua blok yang berbentuk L dan terdiri dari 12 lantai di lahan 2,5 hektar.

Fasade apartemen ditutupi oleh sunscreens yang terbuat dari aluminium fin yang dapat naik-turun yang berorientasi 45o dari utara-selatan untuk menyesuaikan cahaya yang masuk maupun privasi pemiliknya. Fasade ini terinspirasi dari pola pakaian Asia dan tipikal perumahan bambu kolonial. Pada lantai dasarnya didesain seperti landasan yang menghasilkan sebuah koneksi kuat ke luar apartemen dengan langit-langit yang tinggi, jendela sorong yang menghadap ke kolam., Total 1700m2 vertikal garden, termasuk diantaranya tanaman untuk di tangga luar, tanaman di kolam-kolam serta pepohonan yang ditaman membuat apartemen ini memiliki dekoratif alami.

Gambar 2. 4. Sunscreen yang Menjadi Ciri Khas Apartemen

(13)

Pada lantai kedua dan ketiga, 15 unit apartemennya terlihat seperti rumah pohon yang terhubung ke pondok-pondok luar, dimana kanopi-kanopinya dinaikkan. Penghuninya dapat berkumpul dan bersantai ditengah-tengah puncak kanopi pohon. Mereka bertindak sebagai ruang transisi yang menyenangkan antara alam dan block perumahan yang seragam.

Gambar 2. 5. Pondok-pondok di Tengah Apartemen

(Sumber : www.dezeen.com)

Konsep-konsep green desain yang dipakai apartemen ini yaitu dengan adanya ruang terbuka hijau, hampir 80% area dari apartemen ini dibuat untuk lansekap dan fasilitas ruang komunal. Prinsip desain sustainable lainnya yaitu mengurangi penggunaan air dengan harvest rainwater, irrigation water run-off and air bawah tanah untuk mengairi tanaman pada lansekap.

Gambar

Gambar 2. 1. Massa Apartemen Pinnacle  yang Berbentuk Kurva
Gambar 2. 2. Ruang Komunal pada Lantai Dasar
Gambar 2. 4. Sunscreen yang Menjadi Ciri Khas Apartemen
Gambar 2. 5. Pondok-pondok di Tengah Apartemen

Referensi

Dokumen terkait

Jadi, mixed-use shopping mall and office merupakan sebuah rancangan multi fungsi pusat perbelanjaan yang dihubungkan dengan sky-cross yang dimana di salah satu

Selain memiliki lebih dari seratus kamar dengan tujuh kualifikasi mulai dari kelas standar sampai suite, hotel ini juga memiliki fasilitas berupa tempat parkir yang

"Stasiun Kyoto baru menandai awal dari era baru perkembangan bertingkat tinggi di kota." Tangga grand stasiun ini memiliki 171 langkah dan sering digunakan

Permasalahan inilah sebagai acuan atau gambaran untuk dijadikan isu keberlanjutan yang dapat di cegah dengan menerapkan konsep TOD agar Binjai tidak bernasib

lebih dari 1 fungsi pada satu rancangan/ satu tempat, yang dimanaa. penggabungan fungsi-fungsi yang berbeda tersebut bisa

Laporan yang penulis susun ini, adapun intinya merupakan pengembangan pusat komersial shopping mall dan office, yang berada pada suatu kawasan TOD yang berpusat pada

Saya sangat berterimakasih kepada Tuhan Yesus Kristus karena berkat kasih karunia dan kekuatan yang Dia berikan kepada saya sehingga saya dapat menyelesaikan

Penulis bersyukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala berkat dan karunia-Nya dimampukan untuk menyelesaikan skripsi ini sebagai syarat untuk memperoleh gelar