• Tidak ada hasil yang ditemukan

Untitled - Jurnal Ilmiah Mahasiswa STKIP PGRI Sumbar

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "Untitled - Jurnal Ilmiah Mahasiswa STKIP PGRI Sumbar"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

1

(2)

2

PENDAHULUAN

Keberadaan pesantren sebagai wadah untuk memperdalam agama Islam sekaligus sebagai pusat penyebaran agama Islam.1 Pondok Pesantren adalah suatu lembaga pendidikan Islam, yang di dalamnya terdapat seorang Pendidik yang mengajar dan mendidik para santri (anak didik). dengan sarana mesjid yang digunakan untuk menyelenggarakan pendidikan tersebut, serta didukung adanya pondok sebagai tempat tinggal para santri.2 Pendidikan Islam pada dasarnya adalah pendidikan yang bertujuan untuk membentuk pribadi muslim seutuhnya, mengembangkan seluruh potensi manusia baik yang berbentuk jasmani maupun rohani. setiap pribadi dengan Allah, manusia, dan alam semesta. Potensi jasmaniah manusia adalah yang berkenaan dengan seluruh organ-organ fisik manusia. Sedangkan potensi rohaniah manusia itu meliputi kekuatan yang terdapat di dalam batin manusia itu meliputi kekuatan yang terdapat di dalam batin manusia, yakni akal, kalbu, nafsu, roh dan fitrah.3

Bernard Lewis mengatakan bahwa loyalitas kepada Islam itu pada umumnya dinyatakan dalam bentuk tingkah laku yang benar, penerimaan norma- norma dan pola hidup Islami serta loyalitas kepada masyaraka Islam.4 Untuk mencetak pemimpin itu harus dimulai dari pendidikan, sebab pendidikan adalah proses pengkaderan yang berlangsung lama dan bertahap, sementara latihan kepemimpinan juga mengharuskan proses yang sejalan. Latihan yang sebentar dan interaksi yang tidak kontinyu sulit diharapkan menghasilkan corak dan kualitas yang dituntut.5

Sistem pondok pesantren selalu diselenggarakan dalam bentuk asrama atau kompleks asrama dimana santri mendapatkan pendidikan dalam suatu situasi lingkungan sosial keagamaan yang kuat dalam ilmu pengetahuan yang diperlengkapi dengan ilmu

1Sindu Galba,Pesantren Sebagai Wadah Komunikasi. Jakarta: Rineka Cipta1991. Hlm. 2 2Hasbullah, Sejarah Pendidikan Islam di Indonesia, ( Jakarta: PT Raja Grafindo Persada 1996) hlm 24

3Daulay Haidar Putra Pendidikan Islam, (Jakarta : Prenada Media 2004), hlm. 31

4 Haedari Amin, Masa Depan Pesantren (Jakarta :IRD PRESS, 2004) hlm.24

5 Daud, Rasyid, Islam Dalam Berbagai Dimensi, Jakarta, Gema Insani Press, 1998, hlm. 305

pengetahuan umum.6 Lulusan pesantren banyak yang mengambil partisipasi aktif dalam pembangunan bangsa.7

Pondok Pesantren memiliki model-model pengajaran yang bersifat nonklasikal, yaitu model sistem pendidikan dengan menggunakan metode pengajaran sorogan dan wetonan atau bendungan, Sorogan disebut juga sebagai cara mengajar perkepala yaitu setiap santri mendapat kesempatan tersendiri untuk memperoleh pelajaran langsung dari kiai, bendungan halaqah, wetenon yaitu para santri duduk disekitar kiai dengan membentuk lingkaran.8 Salah satu keunikan dari pola pendidikan yang dilaksanakan pondok pesantren adalah tujuan pendidikannya tidak semata-mata berorientasi memperkaya pikiran santri dengan penjelasan- penjelasan, tetapi juga menitikberatkan pada peningkatan moral, melatih dan mempertinggi semangat, menghargai nilai-nilai spiritual dan humanistik, mengajarkan kejujuran, serta mengajarkan santri untuk hidup sederhana dan bersih hati dan tidak untuk mengajarkan kepentingan kekuasaan, uang, dan keagungan duniawi, tetapi lebih kepada penanam bahwa belajar merupakan kewajiban dan bentuk pengabdian (ibadah) kepada Allah.9 Pondok Pesantren Nurul Iman mempunyai guru atau pendidik yang propesional yang bisa mendidik, mengajar, membimbing mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik atau santri supaya santri termotivasi dalam proses belajar maka akan tampak santri senang mengikuti pembelajaran supaya aktif bertanya ataupun menjawab pertanyaan, baik santri dengan santri maupun santri dengan guru dan agar siswa tidak mengantuk dan tidak bosan dalam proses belajar mengajar, saat diadakan evaluasi nilai santri pun sangat memuaskan. Para santri di Pondok Pesantren Nurul Iman tersebut langsung dibina oleh guru-guru yang professional dibidangnya, yang mampu Membimbing anak didik untuk bisa menjadi manusia yang berkepribadian yang baik.

6Muzayyin Ariffin, Kapita Selekta Pendidikan Islam, (Jakarta: Bumi Aksara, 2003), hlm 231

7Ahmad Tafsir, Ilmu Pendidikan dalam Perspektif Islam, (Bandung: Rosdakarya, 1991), hlm 191

8Hasbullah, Sejarah Pendidikan Islam di Indonesia (Jakarta PT Raja Grafindo Persada 1996), hlm 145

9Amin Haedari, Masa Depan Pesantren (Jakarta :IRD PRESS, 2004) hlm.22

(3)

3

Keistimewaan Pondok Pesantren Nurul Iman adalah santri dibekali dengan keilmuan kitab kuning, metodologi da’wah, bahasa Arab, bahasa Inggris convertation, Pondok Pesantren Nurul Iman ini memiliki dua tingkat pendidikan, yakni tingkat MTs (Madrasah Tsanawiyah) dan MA (Madrasah Aliyah.

Tsanawiyah Terakreditasi B pada tahun 2009 dan tingkat Aliyah Terakreditasi B pada tahun 2010.

Pondok Pesantren Nurul Iman merupakan salah satu lembaga pendidikan Islam yang bertujuan membentuk generasi Islam, membentuk generasi muslim yang memiliki kemampuan dalam penerapan ilmu agama Islam, bertaqwa,mulia, cakap dan terampil serta bertanggung jawab menciptakan nuansa yang efisien dalam keluarga dan masyarakat.

Para santri di Pondok Pesantren Nurul dibina oleh guru-guru yang profesional dibidangnya. Bagi santri yang belum lancar membaca al-Qur’an dibina secara intensif.

Pondok Pesantren Nurul Iman memiliki dua tingkat pendidikan, yakni tingkat MTs (Madrasah Tsanawiyah) dan MA (Madrasah Aliyah). Pondok Pesantren Nurul Iman juga mendapat bantuan dari Depag berupa dana pada tahun 2000 dan sampai sekarang. Alumni Pondok Pesantren Nurul Iman studinya ke berbagai perguruan tinggi seperti Perguruan tinggi di Pulau Sumatra maupun luar Sumatra seperti IAIN Imam Bonjol Padang, UNRI dan UNJA, Alumni Pondok Pesantren Nurul Iman pada saat ini sudah ada yang berhasil dan menduduki jabatan dalam pemerintahan.

Dalam penulisan ini penulis menekankan bahwa permasalahan yang penulis bahas terutama yaitu:

Latar belakang berdirinya Pondok Pesantren Nurul Iman dan bagaimana perkembangan Pondok Pesantren Nurul Iman 1999-2013.

Batasan dan Rumusan Masalah

Skop spatial penelitian ini adalah, Jorong Pisang Berebus, Nagari Sitiung, Kec, Sitiung, Kab.

Dharmasraya, karena disinilah tempat berdirinya Pondok Pesantren Nurul Iman. Sedangkan batasan temporal dari penelitian ini mengambil dari tahun 1999 karna pada tahun 1999 berdirinya Pondok Pesantren Nurul Iman. Batasan akhir 2013.

dirumuskan permasalahan tersebut dalam bentuk pertanyaan penelitian sebagai berikut:

1. Bagaimana latar belakang berdirinya pondok pesantren Nurul Iman tahun 1999?

2. Bagaimana perkembangan pondok pesantren Nurul Iman sejak tahun 1999-2013?

Tujuan dan Manfaat Penelitian

Tujuan yang ingin dicapai dalam bentuk penelitian ini adalah:

1. Mendeskripsikan latar belakang berdirinya pondok pesantren Nurul Iman 1999.

2. Mendeskripsikan perkembangan pondok Nurul Iman tahun 2000-2013.

Lembaga adalah suatu sistem norma untuk mencapai suatu tujuan atau kegiatan yang oleh masyarakat dipandang penting, atau secara formal sekumpulan kebiasaan dan tata kelakuan yang berkisar pada suatu kegiatan pokok manusia.10Secara garis besar, pesantren sekarang dapat dibedakan atas dua macam, yaitu:11

a. Menurut Yusuf Amir Feisal, tugas yang diemban pesantren adalah sebagai berikut: Pesantren tradisional: pesantren yang masih mempertahankan sistem pengajaran tradisional dengan materi pengajaran kitab-kitab klasik yang sering disebut kitab kuning.

b. Pesantren modern: pesantren yang berusaha mengintegrasikan secara penuh system klasikal dan sekolah ke dalam pondok pesantren. Semua santri yang masuk pondok terbagi dalam tingkatan kelas. Pengajian kitab-kitab klasik tidak lagi menonjol, bahkan ada yang cuma sekadar pelengkap, dan berubah menjadi mata pelajaran atau bidang studi.12

10 Paul B Horton, Sosiologi Jilid I, (Jakarta:

Erlangga, 1984), hlm. 244

11 Enung K Rukiati, Sejarah Pendidikan Islam Di Indonesia, (Bandung : Pustaka Setia, 2004), hlm.

111

12 Bukhari Umar, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta : amzah, 2010), hlm. 160

(4)

4

Lembaga agama merupakan sistem keyakinan dan praktek keagamaan yang penting dari masyarakat.13 Sedangkan Lembaga pendidikan Islam adalah wadah atau tempat berlangsungnya proses pendidikan islam yang bersamaan dengan proses pembudayaan. Proses tersebut dimulai dari lingkungan keluarga.14 Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia lembaga adalah suatu badan (organisasi) yang tujuannya melakukan suatu penyelidikan keilmuan atau melakukan suatu usaha.15

Pondok berarti rumah atau tempat tinggal sederhana yang terbuat dari bambu. Disamping itu, kata “pondok” juga berasal dari bahasa Arab

funduq” yang berarti hotel atau asrama. para santri biasanya berasal dari berbagai tempat, dikumpulkan dalam suatu ruangan yang disebut pondok (semacam asrama).16

Sistem pondok pesantren selalu diselenggarakan dalam bentuk asrama atau kompleks asrama santri mendapatkan pendidikan dalam suatu situasi lingkungan sosial keagamaan yang kuat dalam ilmu pengetahuan yang diperlengkapi dengan ilmu pengetahuan umum. Ilmu pengetahuan agama yang diajarkan itu sangat tergantung pada kegemaran atau kealian kiai yang bersangkutan. Pada umumnya santri-santri dalam pondok disiplin dalam mengamalkan ibadah sehari-hari sehingga segi practical religion tampak lebih lonjong.17

Santri yang belajar dipondok pesantren menjadi dua bagian yaitu santri mukmin dan santri kalong.

1. Santri mukmin

Yaitu santri-santri yang berasal dari daerah yang jauh dan menetap dalam pondok pesantren.

2. Santri kalong

Yaitu santri -santri yang berasal dari desa- desa sekitar pondok pesantren, biasanya tidak menetap dipondok pesantren.

13 Paul B Horton, Sosiologi Jilid I, (Jakarta:

Erlangga, 1984), hlm. 304

14 Enung K Rukiati, Sejarah Pendidikan Islam Di Indonesia, (Bandung: Pustaka Setia, 2004), hlm.

98

15 Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional. Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta:

Balai Pustaka, 2007), hlm 655

16 Djumhur, Sejarah Pendidikan, ( Bandung :

CV Ilmu, 1959), hlm. 112

17 Muzayyin Ariffin, Kapita Selekta Pendidikan Islam, (Jakarta: Bumi Aksara, 2003), hlm 231

Tujuan Pondok pesantren secara khusus adalah untuk menciptakan masyarakat muslim yang hidup berdasarkan ajaran islam sehingga bisa menjadi umat yang menjadi rahmat bagi alam semesta.Tujuan pendidikan pesantren adalah membina kepribadian para santri agar mengamalkan ajaran-ajaran islam, menanamkan rasa keagamaan pada semua segi kehidupan serta menjadikan santri sebagai manusia yang berguna bagi agama, masyarakat, bangsa dan negara.18

Studi Relevan

Indra Putra (2011)” Perkembangan Pondok Pesantren H. Abdullah Alin Tagak Kecamatan Gunung Tuleh, Kabupaten Pasaman Barat (1990- 2009)” Prodi Pendidikan Sejarah STKIP PGRI Sumatera Barat, Kesimpulan penelitiannya yaitu pendidikan di pesantren ini bukan hanya untuk anak- anak sampai dewasa saja, melainkan juga memberikan pendidikan kepada orang-orang yang sudah tua yang dinamakan dengan suluk.19

Metode Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode sejarah yang bersifat deskriptif analitis sesuai dengan prosedur penelitian sejarah, maka studi ini dilakukan melalui beberapa tahap.

Pertama, heuristik yaitu menjajaki dan mengumpulkan data baik data primer maupun data sekunder tentang Pondok Pesantren Nurul Iman.

Dalam memperoleh data primer dilakukan wawancara dengan pelaku-pelaku yang terlibat langsung dengan kegiatan pesantren seperti ketua yayasan, pimpinan pesantren, ustazd, ustadzah, santri, guru, alumni, orang tua santri serta masyarakat sekitar.20

Kedua, wawancara yang dilakukan dengan melalui dua cara yaitu: wawancara berstruktur yakni menyiapkan pertanyaan sesuai dengan masalah- masalah penelitian. Kemudian wawancara tidak berstruktur yaitu pertanyaan tidak dipersiapkan lebih

18 Hasbullah, Sejarah Pendidikan Islam diIndonesia (JakartaPT Raja Grafindo Persada 1996), hlm.141-144

19 Indra Putra” Perkembangan Pondok Pesantren H. Abdullah Alin Tagak Kecamatan Gunung Tuleh, Kabupaten Pasaman Barat (1990- 2009)”Skripsi(Padang: STKIP PGRI Sumatra Barat,2011)

20 Helius, Sjamsuddin, Metodologi Sejarah, (Yogyakarta : Ombak, 2012), hlm. 67

(5)

5

dalam, hal ini dilakukan untuk melengkapi data yang diperlukan.

Ketiga, Kritik sumber yaitu melakukan pengujian data yang ditemukan tentang pondok pesantren baik yang diperoleh melalui dokumen maupun wawancara.21

Keempat, interpretasi yaitu data-data Nurul Iman pondok pesantren yang diperoleh di lapangan. Baik dalam studi kepustakaan maupun wawancara dianalisis dan dirangkaikan berdasarkan hubungan sebab-akibat, serta dikelompokkan sesuai dengan pengelompokan yang telah ditetapkan.

Kelima, historiografi adalah tahap penulisan hasil penelitian dalam bentuk tulisan ilmiah atau skripsi.22 PEMBAHASAN

Latar belakang berdirinya Pondok Pesantren Nurul Iman 1999Pondok Pesantren Nurul Iman merupakan Pondok Pesantren yang didirikan oleh Buya Rijal Abbas. Pondok Pesantren Nurul Iman didirikan pada tanggal 19 September 1999, yang berdiri di Jorong Pisang rebus, kenagarian Sitiung, Kecamatan Sitiung, Kabupaten Dharmasraya.

Pondok Pesantren Nurul Iman merupakan Pondok Pesantren yang didirikan oleh Buya Rizal Abbas.

Pada tahun ajaran 1999-2000 Pondok Pesantren Nurul Iman sudah memiliki tingkatan Madrasah Tsanawiyah dan Madrasah Aliyah santri Pesantren Nurul Iman Pad ahun ajaran 1999/2000 berjumlah 73 orang, pada tahun 2000/2001 santrinya berjumlah 138 orang, 2001/2002 santrinya berjumlah 198 orang, 2002/2003 santrinya berjumlah 217 orang, 2003/2004 santrinya berjumlah 201 orang, setiap tahun santri Pondok Pesantren Nurul Iman selalu meningkat . pengembangan dan kemajuan Pondok Pesantren Nurul Iman pada periode tersebut ditandai dengan meningkatnya Fasilitas Pondok Pesantre Nurul Iman.

Pada sebuah Pondok Pesantren dikepalai oleh seorang pemimpin yang disebut dengan Kyai atau guru berkedudukan sebagai tokoh sentral dalam tata kehidupan pesantren. kepribadian Kyai sebagai suri tauladan dan sekaligus pemegang kebijaksanaan mutlak dalam tata nilai pesantren. Peran kyai sangat besar sekali dalam bidang penanganan iman, bimbingan amaliyah, penyebaran dan pewarisan

21 Mestika Zed, Metodologi Sejarah, (Padang : FIS UNP, 1999), hlm. 76

22 Helius, Sjamsuddin, Metodologi Sejarah, (Yogyakarta : Ombak, 2012), hlm. 121

ilmu, pembinaan akhlak, pendidikan beramal dan memimpin serta menyelesaikan masalah yang dihadapi oleh santri dan masyarakat. Dan dalam hal pemikiran kyai lebih banyak berupa terbentuknya pola berfikir, sikap, jiwa serta orientasi tertentu untuk memimpin sesuai dengan latar belakang kepribadian kyai.

Pada tahun 1999 didirikannya Pondok Pesantren Nurul Iman dengan ijazah Madrasah Tsanawiyah (MTsS) dan Madrasah Aliyah tingkat (MA) Untuk melaksanakan proses akademis .Pondok Pesantren Nurul Iman memiliki dua kurikulm. Kurikulum merupakan satuan pendidikan yang harus dimiliki oleh lembaga pendidikan, dimana kurikulum dapat mengatur proses belajar mengajar. Kurikulum modren berupa KTSP ( Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan) dan KBK( Kurikulum Berbasis Kompetensi). Kurikulum yang dipakai di Pondok Pesantren Nurul Iman sejak awal berdiri Yaitu pada tahun 1999 sudah menggunakan kurikulum Pondok Dan kurikulum Depag.

Kurikulum pondok adalah sistim pengajarannya berdasarkan kitap kuning Sedangkan untuk kurikulum pondok, mata pelajaran yang dipelajari adalah Kitab Kuning, diantaranya adalah: Kitab Tareh, Kitab Fikih, Kitab Tauhid, kitab Akhlak, Tafsir, Hadist, Kitab Sharaf, Kitab Nahu, dan Muhadatsah yang disebut kurikulum Tradisional. Hal ini bertujuan agar para santri lebih memahami dan mengerti mengenai pelajaran agama Islam.

kurikulum Depag (pemerintah) yang mempelajari pelajaran umum yang diajarkan disekolah umum lainnya seperti mata pelajaran Matematika, PPKN, IPA, IPS, Bahasa Indonesia, TIK, dan dll.

Santri yang tamat dari Pondok Pesantren Nurul Iman memperoleh Dua Ijazah yaitu ijazah yang sama dengan ijazah sekolah umum lainnya seperti sekolah SMP dan SMA sebagai mana telah di atur atau di akui oleh pemerintah supaya santri bisa diterima atau melanjutkan kependidikan kejenjang yang lebih tinggi selain itu agar mutu pendidikan Pondok Pesantren Nurul Iman ini berjalan dengan baik, sehingga langkah untuk menuju kesekolah yang lebih tinggi, Usaha- usaha yang dilakukan pihak sekolah dapat memajukan Pondok Pesantren Nurul Iman ini adalah menambah guru bidang studi yang dapat menunjang mutu pendidikan agar dapat berjalan dengan baik, selain itu pemahaman santri mengenai ilmu-ilmu agama juga dapat disalurkan dengan baik dan santri juga dibekali dengan ijazah pondok yaitu Ijazah yang berasal dari pondok.

(6)

6

Sarana Prasarana pada ajaran tahun 2004-2013 sudah berkembang, terbukti dengan bangunan yang telah banyak, diantaranya adalah mushalla 1 buah yang ukurannya lebih besar semen permanen, 2 kantor yang terdiri dari kantor majelis guru dan kepala sekolah, 7 asrama,2 asrama putra, 2 asrama 3 asrama ustadz dan ustadzah, 1 asrama ustadz dan 1 ustadzah, 8 Lokal tempat santri belajar, 5 Lokal Madrasah Tsanawiyah dan 3 lokal Madrasah Aliyah, pustaka 1, kantin 1, dapur umum 2, 1 untuk santri laki-laki dan 1 dapur untuk santri laki-laki yang letaknya disamping asrama putra dan putri yang letaknya berjauhan.

Untuk menunjang kebersihan dan tempat whudu’

disedikan 10 kamar mandi dengan rincian 3 kamar mandi dengan ukuran besar untuk putri, 3 untuk putra, 4 kamar mandi dengan ukuran kecil untuk ustadz, ustdzah. WC 9 buah, 3 WC Putra, 4 WC Putri, 1 untuk ustadz,1 untuk ustdzah. Fasilitas lain yaitu lapangan olahrga yang terdiri dari 1 lapangan bola, 1 lapangan takraw, 4 tenis meja, 2 lapangan Volly 1 untuk Putra dan satu untuk Putri dan 1 lapangan badminton, 1 labor, 1 kantor osis, 1 kantor Pantiasuhan,

Lulusan Pondok Pesantren Nurul Iman para santri-santrinya yang telah tamat secara tidak langsung telah melahirkan generasi penerus bangsa yang memiliki ilmu wawasan keterampilan Islam dalam diri para santri. Mereka telah banyak yang sukses atau sudah banyak yang telah bekerja di intansi pemerintah seperti di kantor dinas kesehatan, dan menjadi guru dibeberapa sekolah dan juga bisa menjadi imam di kampung halaman mereka.

Lulusan Pondok Pesantren Nurul Iman sudah ada para alumni Pondok Pesantren Nurul Iman yang melanjutkan studinya ke berbagai perguruan tinggi, baik perguruan tinggi swasta, maupun Negeri di kota padang khususnya seperti: IAIN (Institut Agama Islam Negeri) Imam Bonjol Padang, STAIN (Sekolah Tinggi Agama Islam Negri) Batusangkar, Universitas Andalas (UNAND), Universitas Negeri Padang (UNP), STMIK Indonesia, STIKES STAI-PIQ (Sekolah Tinggi Agama Islam Pengembangan Ilmu Qur’an) Padang STKIP (Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan) PGRI SUMBAR, Universitas Jambi (UNJA), dan sebagainya.

Tujuan Pondok Pesantren Nurul Iman

Tujuan berdirinya Pondok Pesantren Nurul Iman adalah untuk mendidik manusia dengan ilmu berlaku baik beramal shaleh, melarang berbuat dosa di dunia ini. Untuk lebih jelasnya tujuan berdirinya Pondok Pesantren Nurul Iman :

a) Terciptanya proses pembelajaran yang efektif, kreatif dan menyenangkan.

b) Terwujudnya semangat berprestasi, mandiri dan bekerja keras.

c) Terciptanya sikap saling menghargai antar sesama warga sekolah dan dengan masyarakat

d) Memiliki fasilitas pendidikan yang memadai sesuai dengan tuntutan zaman.

1.

Bentuk kerjasama yang pernah dijalin oleh pihak Pondok Pesantren Nurul Iman dengan lembaga lain adalah sebagai berikut:

1. Kerjasama dengan Pusat kursus dan latihan keterampilan.

2. Kerjasama dengan Dinas sosial dengan membentuk Panti Asuhan Anak (PIAA Nurul Iman).23

Sejak awal berdirinya Pondok Pesantren Nurul Iman mendapat respon positif dari masyarakat.

Pondok Pesantren Nurul Iman terletak ditengah permungkiman penduduk memberikan dampak positif terhadap berbagai aspek. Keberadaan Pondok Pesantren Nurul Iman dapat meningkatkan perekonomian masyarakat. Hal tersebut terlihat dari adanya masyarakat yang berdagang disekitar Pondok Pesantren Nurul Iman seperti menjual perlengkapan sekolah santri seperti: tas, pena buku pensil sepatu dan baju seraagam dan bahan yang dimasak seperti lauk-pauk, tahu, tempe, telur, bawang dll. Dari aspek sosial keberadaan Pondok Pesantren Nurul Iman dapat mempererat persaudaraan dengan masyarakat sekitar seperti program beasiswa yang diberikan ke anak masyarakat bagi yang kurang mampu.24

23Wawancara dengan Ibuk Sarmi pada tanggal

16 Juni 2014

24Wawancara dengan Bapak Lubis, salah seorang masyarakat yang tinggal di lingkungan pondok pesantren Nurul Iman 23 Juni 2014.

(7)

7

Kesimpulan

Pondok Pesantren Nurul Iman merupakan Pondok Pesantren yang didirikan oleh Buya Rijal Abbas. Pondok Pesantren Nurul Iman didirikan pada tanggal 19 September 1999, yang berdiri di Jorong Pisang rebus, kenagarian Sitiung, Kecamatan Sitiung, Kabupaten Dharmasraya. Pondok Pesantren Nurul Iman merupakan Pondok Pesantren yang didirikan oleh Buya Rizal Abbas. Buya Rijal Abbas adalah seorang guru dan tokoh Agama yang sangat dikenal dalam kalangan masyarakat Tranmigrsi Sitiung dan sekitarnya, Buya Rijal Abbas mempunyai banyak santri tidak hanya di Sumatra Barat bahkan sampai ke Propinsi Riau, Muaro Bungo, Jambi dan Solok Selatan. Disamping Buya Rijal Abbas melakukan dakwah, Buya Rijal Abbas juga sudah lama menjadi guru dibeberapa sekolah dan Madrasahdi antaranya:

Madrasah Tarbiyah Islamiyah

Pondok Pesantren Nurul Iman merupakan pesantren yang mengalami perkembangan yang sangat bagus terlihat dari awalnya tahun 1999 Pendidikan. Meningkatnya jumlah santri Ponpes Pembangunan Pulau Punjung sudah semakin pesat pada tahun ajaran 2001/2002 sampai tahun 2012/2013 Pondok Pesantren Nurul Iman sangat berpengaruh luas dan positif, Ponpes Pembangunan dari tahun 2001 berdiri sampai 2013 terus mengalami perkembangan, baik itu dari segi sarana prasarana yaitu dari bangunan sederhana bangunan semen yang sangat layak untuk menuntut ilmu pengetahuan.

Tenaga pengajar yang sudah mencukupi, ustadz dan ustadzahnya yang berasal dari berbagai daerah seperti Siting dan Koto Baru beserta santrinya yang jumlahnya terus mengalami peningkatan.

Saran

Dengan keberadaan Pondok Pesantren Nurul Iman yang merupakan satu-satunya Pondok Pesantren yang ada di Kecamatan Sitiung Pesantren disarankan untuk terus meningkatkan mutu dan kualitas seperti peningkatan mutu dan kompetensi guru, selain itu pihak pesantren juga harus meningkatkan dan mengembangkan sarana dan prasarana seperti fasilitas penunjang aktivitas akademis, saran tersebut penting untuk pengembangan Pesantren Nurul Iman.

DAFTAR PUSTAKA

1. Buku

Ahmad Tafsir. 1991. Ilmu Pendidikan dalam Perpspektif Islam. Bandung: Rosdakarya Bukhari Umar. 2010. Ilmu Pendidikan Islam.

Jakarta: Bumi Aksara

Daulay Haidar Putra Pendidikan Islam, (Jakarta : Prenada Media 2004)

Daud Rasyid. 1998. Islam Dalam Berbagai Dimensi.

Jakarta: Gema Insani Press

Djumhur. 1959. Sejarah Pendidikan. Bandung: CV Ilmu

Elly M Setiadi. 2011. Pengantar Sosiologi. Bandung:

Kencana

Enung K Rukiati. 2004. Sejarah Pendidikan Islam Di Indonesia. Bandung: Pustaka Setia

Haedari Amin, Masa Depan Pesantren (Jakarta :IRD PRESS, 2004)

Hasbullah. 1997. Dasar-dasar Ilmu Pendidikan.

Jakarta: RajaGrafindo Persada

Mestika Zed. 1999. Metodologi Sejarah. Padang: FIS UNP

Muzayyin Ariffin. 2003. Kapita Selekta Pendidikan Islam. Jakarta: Bumi Aksara

Paul B Horton. 1984. Sosiologi Jilid I. Jakarta:

Erlangga

Sjamsuddin Helius,2012. Metodologi Sejarah.

Yogyakarta: Penerbit Ombak

Sindu Galba, 1991. Pesantren Sebagai Wadah Komunikasi. Jakarta: Rineka Cipta

2. Skripsi

Indra Putra. 2011. Perkembangan Pondok Pesantren H. Alin Tagak. Padang: Jurusan Pendidikan Sejarah STKIP PGRI SUMATERA BARAT

Referensi

Dokumen terkait

Harga lokan batang alin lebih tinggi sedikit dibanding lokan-lokan lainnya namun untuk mendapatkan jenis lokan batang alin penyelam harus menggunakan teknik yaitu penyelam harus

Kenagarian Simawang Kecamatan Rambatan Kabupaten Tanah Datar sebagai berikut : Pertama, hasil tangkapan nelayan ikan bilih di jorong ombilin tidak menentu, karena pada waktu-waktu