• Tidak ada hasil yang ditemukan

Untitled - Jurnal Ilmiah Mahasiswa STKIP PGRI Sumbar

N/A
N/A
Nguyễn Gia Hào

Academic year: 2023

Membagikan "Untitled - Jurnal Ilmiah Mahasiswa STKIP PGRI Sumbar"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)
(2)

PENDAHULUAN

Penduduk Kayu Aro 70% merupakan penduduk keturunan Jawa, baik yang terlahir dari Jawa maupun lahir di Kerinci. Selebihnya merupakan Etnis asli Kerinci, Minangkabau serta Batak. Ditinjau dari segi kepercayaan masyarakat Kayu Aro hampir 99% menganut Agama Islam, selebihnya penganut Agama Kristen.1

Keberadaan Suku Jawa serta keturunanya yang ada di Kayu Aro, tidak bisa terlepas dari Kebudayaan serta Kepercayaan dan Agama yang dibawa oleh pendahulunya jadi tidak dapat dipungkiri bahwasanya kebudayaan serta corak Agama atau Kepercayaan yang ada di Kecamatan hampir sama dengan masyarakat Jawa yang ada di Pulau Jawa. Seperti yang kita ketahui bahwasanya ada 3 golongan masyarakat Jawa menurut yaitu: “Golongan Santri, Golongan Priyayi, Golongan Abangan.

Sapta Darma salah satu Aliran Kejawen yang telah ada dan berkembang di Kayu Aro khususnya di Desa Mekar Jaya. Keberadaan Aliran kerohanian Sapta Darma ini sebenarnya telah berkembang dan mendapat pengakuan dari masyarakat sejak tahun 2001.

Dalam perkembangannya keberadaan Sapta Darma di Kecamatan Kayu Aro sebenarnya sudah ada sejak tahun 1960-an. Namun, keberadaannya belum mendapat pengakuan yang signifikan dari dinas pendidikan dan kebudayaan Provinsi Jambi.

Maka dari itu kepengurusan organisasi Sapta Darma yang ada di Desa Mekar Jaya Kecamatan Kayu Aro segera mendaftarkan organisasi tersebut dengan nama persada III. Hal ini dapat dilihat berdasarkan surat keputusan No:

333/I.10.23/BH/2001.2

Perkembangan Sapta Darma yang ada di daerah Yogyakarta kemudian berkembang juga didaerah yang ditempati para Penghayat Aliran Sapta Darma seperti didaerah Lampung, Medan dan Jambi hingga ke Kabupaten Kerinci hal ini sangat menarik hingga penulis akan mengambil judul yaitu “Sapta Darma: Aliran Kejawen di Desa Mekar Jaya Kecamatan Kayu Aro Kabupaten Kerinci (2001-2014).

1 Data statistik, penduduk Kecamatan Kayu Aro. Tahun 2012

2Departemen Pendidikan Nasional .Jambi.2001.No: 333/I.10.23/BH/2001

Penelitian ini lebih mefokuskan tentang Sapta Darma: Aliran Kejawen di Desa Mekar Jaya Kecamatan Kayu Aro Kabupaten Kerinci.

Sesuai dengan yang diuraikan dalam pembatasan masalah, maka yang akan diungkapkan dalam rumusan masalah adalah

a. Bagaimana sejarah awal muncul Kejawen Sapta Darma di Desa Mekar Jaya, Kecamatan Kayu Aro 2001-2014 ?

b. Bagaimana perkembangan Kejawen Sapta Darma di Desa Mekar Jaya, Kecamatan Kayu Aro 2001-2014 ? c. Bagaimana Eksistensi Aliran

Kejawen Sapta Darma di Desa Mekar Jaya, Kecamatan Kayu Aro 2001-2014 ?

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk Menguraikan sejarah awal muncul Aliran Kejawen Sapta Darma di Desa Mekar Jaya, Kecamatan Kayu Aro dan Bagaimana perkembangan Aliran Kejawen Sapta Darma di Desa Mekar Jaya, Kecamatan Kayu Aro, serta Eksistensi Aliran Kejawen Sapta Darma di Desa Mekar Jaya, Kecamatan Kayu Aro 2001-2014.

Sapta Darma merupakan aliran kerohanian resmi di Indonesia yang berarti 'tujuh kewajiban suci'. Aliran ini diyakini bermula dari turunnya wahyu kepada Bapa Panuntun Agung Sri Gutama pada dini hari Jumat Wage tanggal 27 Desember 1952 di kediamannya di Kampung Koplakan, Kecamatan Pare, Kabupaten Kediri, Jawa Timur. Aliran kerohanian ini memiliki tiga ajaran utama, yaitu Sujud, Wewarah Tujuh, dan sesanti. Ibadah penganut Sapta Darma dapat dilakukan secara pribadi di rumah atau secara bersama-sama di tempat ibadah yang disebut sanggar.3

Di dalam Undang-Undang Dasar (UUD) 1945 pasal 29 (1-2) dikatakan “Negara berdasar atas Ketuhanan Yang Maha Esa. Negara menjamin kemerdekaan tiap-tiap penduduk untuk memeluk agamanya masing-masing dan untuk beribadat menurut agamanya dan kepercayaannya itu”. Kemudian dalam

3https://id.wikipedia.org/wiki/Sapta_Darm a. di unduh pada 07 Oktober 2015 pukul 23.22 WIB

(3)

penjelasan pasal 29 (1) dikatakan bahwa “ayat ini menyatakan kepercayaan bangsa Indonesia terhadap Tuhan Yang Maha Esa”.

Kepercayaan mengandung arti yang lebih luas daripada agama dan kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa. Pada dasarnya, manusia yang memiliki naluri untuk menghambakan dirikepada yang Maha tinggi, yaitu dimensi lain di luar diri dan lingkungannya, yang dianggap mampu mengendalikan hidup manusia.

Dorongan ini sebagai akibat atau refleksi ketidakmampuan manusia dalam menghadapi tantangan-tantangan hidup, dan hanya yang Mahatinggi saja yang mampu memberikan kekuatan dalam dalam mencari jalan keluar dari permasalahan hidup dan kehidupan. 4

Kita sebagai umat muslim mungkin menilai definisi ini kurang tepat, karena

“Kebatinan di anggap sebagai sumber azas dan sila keTuhanan Yang Maha Esa”. Seharusnya kebatinanlah yang bersumber dari Tuhan Yang Maha Esa. Namun definisi yang pertama tadi yang di sepakati oleh aliran kebatinan. Sehingga kita harus bersikap objektif dalam menyikapi hal tersebut. Aliran kebatinan yang sudah mendarah daging dalam sosio-kultural bangsa ini banyak di warnai oleh agama-agama Pra Islam yang muncul di nusantara.5

Di Indonesia banyak sekali aliran-aliran kebatinan yang harus diwaspadai ajarannya, Aliran kebatinan di Indonesia menurut H.M. Danuwiyoto tidak terlepas dari pengaruh ajaran Syekh Siti Jenar pada abad ke- 14 Masehi yang dianggap sesat oleh para Wali yang ada di Indonesia saat itu.6

Penelitian yang relevan dengan penelitian ini adalah :

Puji Lestari. (2002). Perkembangan Komunitas Sapta Darma di Kecamatan Juwana Tahun 1958- 2005. Prodi Ilmu Sejarah. Jurusan

4 Elly M.Setiadi.Dkk. Ilmu Sosial Budaya Dasar.(Jakarta: Kencana ,2006), hlm 32-33

5https://id.wikipedia.org/wiki/Kebatinan di unduh pada 06 Oktober 2015 pukul 21.18 WIB

6 H.M. Danuwijoto BA. Seluk Beluk Aliran Kebatinan hal 12-16.

Sejarah. Fakultas Ilmu Sosial. Universitas Negeri Semarang”.7

Muh. Luthfi Anshori. (2013).

UniversitasNegeri Semarang: Laku Spiritual Penganut Ajaran Kerohanian Sapta Darma (Kasus Sanggar Candi Busono Kec.Kedung Mundu, Semarang). ketentraman batin. Laku ritual yang dilaksanakan antara lain ritual sujud, ritual racut, dan ritual hening.8

Berikutnya ada skripsi yang ditulis oleh Sry Munawaroh. (2008). Manusia Sempurna Menurut Ajaran Kerohanian Sapta Darma”.

Jurusan Aqidah dan Filsafat. Fakultas Ulluhudin.

Universitas Islam Sunan Kalijaga.Yogyakarta.

Skripsi ini membahas manusia sempurna menurut ajaran sapta darma. Sapta Darma adalah sebuah Aliran Kerohanian yang menunutun manusia bahagia di dunia dan alam langgeng.

Penelitian ini mengambil topik ini karena ketertarikan peneliti terhadap teori Ihsan Kamil yang dikemukakan oleh ibnu Arabi. Juga karena didalam islam pembahasan tentang manusia sempurna dikembangkan oleh beberapa toko sufi.9

METODE PENELITIAN

Dalam proses penelitian ini penulis menggunakan metode penulisan sejarah seperti lazimnya dalam penulisan sejarah lainnya.

Dalam proses karjanya terdiri dari beberapa tahapan pokok yakni, Heuristik, Kritik sumber, Interpretasi data, dan penulisan Sejarah (Historiografi). Berikut penjelasan dari beberapa metode yang digunakan dalam penelitian di lapangan.

7Puji Lestari. 2002. Perkembangan Komunitas Sapta Darma di Kecamatan Juwana Tahun 1958- 2005.Prodi Ilmu Sejarah. Jurusan Sejarah. Fakultas Ilmu Sosial.Universitas Negeri Semarang”.

8Muh. Luthfi Anshori (2013). Laku Spiritual Penganut Ajaran Kerohanian Sapta Darma (Kasus Sanggar Candi Busono Kec.

Kedung Mundu, Semarang. Universitas Negeri Semarang.

9Sry Munawaroh. 2008. Manusia Sempurna Menurut Ajaran Kerohanian Sapta Darma. Jurusan Aqidah dan Filsafat.

Fakultas.Ulluhudin.Universitas Islam Sunan Kalijaga.Yogyakarta.

(4)

Pada tahap pertama, Heuristik (pengumpulan data), dalam tahapan ini penulis mengumpulkan sumber yang berkaitan dengan materi penelitian yang diteliti, baik berupa sumber Primer maupun Sekunder.10

Tahap yang kedua yaitu Kritik Sumber, merupakan tahapan untuk melakukan pengolahan data atau analisis data sejarah yang dapat dikelompokan kedalam dua bagian yakni, kritik ekstern, penulis melakukan pengujian otentisitas (keaslian) materi data yang diperoleh dari arsip dan dokumen tentang Aliran Sapta Darma yang ada di Desa Mekar Jaya Kecamatan Kayu Aro dengan cara melakukan pengidentifikasian bahan-bahan yang ada.

Tahap yang ketiga yaitu Analisis dan Interpretasi Data, merupakan tahapan dalam melakukan pemilahan dan pembedahan terhadap sumber sejarah sebagai informasi yang dibutuhkan dalam bentuk fakta-fakta lepas.

Kemudian fakta tersebut disusun berdasarkan pada tahapan klasifikasi masalah penelitian yang dituju. Pada tahapan ini penulis banyak menghubungkan data yang diperoleh dari studi pustaka dan studi arsip, atau penggabungan tema dengan sumber yang sesuai dengan topik.

Tahap yang keempat yaitu Penulisan Sejarah (historiografi), merupakan tahapan dimana penulis melakukan penulisan sejarah ilmiah yang bedasarkan pada fakta-fakta yang telah disusun berdasarkan klasifkasi data dan kaedah-kaedah dalam penulisan sejarah. Dengan menggunakan prosedur di atas, diharapkan skripsi ini dapat dipertanggung jawabkan secara akademik dan metodologis.11

GAMBARAN UMUM DAERAH

PENELITIAN

A. Keadaan Geografis

Berdasarkan data yang diperoleh, Kecamatan Kayu Aro salah satu Kecamatan yang terletak di wilayah Kabupaten Kerinci Provinsi Jambi. Kecamatan Kayu Aro merupakan dataran tinggi dengan letak geografis 1.517m diatas permukaan laut.

10MestikaZed.MetodologiPenelitianSejara h(Padang: FakultasIlmuSosial (FIS) UNP, 1999.hlm 37-38

11Ibid, hlm, 39-40

Secara Astronomis Kecamatan Kayu Aro terletak pada garis 0o 40‟ 30” LS sampai 0o 51‟ LS dan 98o 8‟ BT sampai 98o 27‟ BT.

Kecamatan ini terletak disebelah barat ibu kota kabupaten yang berjarak kurang lebih 38 km dari kota Sungai Penuh dan kurang lebih 452 km sebelah barat kota Jambi sebagai ibu kota Provinsi. Ketinggian daerah ini antara 750 sampai 1750 m, dengan luas wilayah keseluruhan 29.055 ha.

B. Penduduk Dan Tenaga Kerja

Kecamatan Kayu Aro mempunyai posisi yang penting dari sisi kependudukan, karena selain dari jumlah penduduk yang besar juga karena kemajemukan penduduknya. Secara umum penduduk Kayu Aro terkenal ramah, dari segi respon terhadap inovasi, penduduk Kayu Aro sangat terbuka terhadap hal-hal yang baru.

Diketahui bahwa penduduk Kecamatan Kayu Aro merupakan yang terbesar di Kabupaten Kerinci yakni mencapai 18% dan penduduk Kecamatan Kayu Aro mayoritas penduduknya adalah keturunan Jawa yakni 70% dari total penduduk.12

Penduduk Desa Mekar Jaya berjumlah 2457 jiwa, untuk penduduk yang berkelamin perempuan 1206 dan untuk laki-laki berjumlah 1251 jiwa. Pertumbuhan penduduk yang meningkat dalam setiap tahunnya semakin berkembang di Daerah ini. Sejalan dengan peningkatan jumlah penduduk, maka peningkatan lahan terutama untuk pemukiman dan pertanian semakin meningkat pula, hal ini dilakukan dengan cara membuka lahan baru.13

C. Pola Pemukiman

Pola pemukiman adalah tempat manusia bermukim dan melakukan aktivitas sehari- hari. Bentuk penyebaran penduduk dapat dilihat berdasarkan kondisi alam dan aktivitas penduduk.

Pola pemukiman masyrakat Kayu Aro berada di dataran tinggi tepatnya di daerah pegunungan, tipe pemukiman masyarakat

12Statistik Daerah Kecamatan kayu aro tahun 2012

13 Kerinci Dalam Angka tahun 2012

(5)

Kayu Aro adalah dengan cara berkelompok berdasarkan suku masing-masing.14

D. Keadaan Sosial Budaya Masyarakat Kecamatan Kayu Aro

Penduduk Kecamatan Kayu Aro mayoritas adalah keturunan Jawa yakni 70%

dari total penduduk. Jika dilihat dari segi Kebudayaan, masyarakat Jawa dengan kebudayaannya dapat terus hidup meskipun jauh di perantauan dan dapat berdampingan serta melebur dengan masyarakat dan kebudayaan lain yang sama sekali berlainan karakternya.

Jika berbicara mengenai suku Jawa yang ada di Kecamatan Kayu Aro, maka kita akan berbicara hasil kebudayaan serta corak khusus dari masyrakat Kayu Aro yang mayoritas ialah orang-orang transmigrasi pada era penjajahan Belanda dan masa transmigrasi era presiden Soeharto. Serta orang- orang Jawa yang sengaja merantau, menetap di Kecamatan Kayu Aro atau turunan dari suku Jawa yang telah lama menetap dan bermukim di Kecamatan Kayu Aro. 15

Mengenai jumlah tempat ibadah di Kecamatan Kayu Aro terdapat 36 buah Masjid, dan 2 buah gereja. Banyaknya jumlah Masjid di Kecamatan kayu aro karena mayoritas penduduknya adalah pemeluk Agama Islam16

Seperti yang kita ketahui bahwa kebudayaan serta adat Jawa masih cukup kental di Kecamatan Kayu Aro seperti yang penulis jumpai banyak sekali adat Jawa yang masih digunakan di Kecamatan Kayu Aro misalnya, Tradisi Perkawinan, Pemakaman, Ritual Kenduri, Slametan, yang menggunakan adat atau tradisi dari suku Jawa, hasil kesenian nya juga berbau tradisi atau kebudayaan jawa seperti Jaran Kepang

14 Wawancara dengan Qoribun Mujib S.pd, Umur 35 tahun, Sebagai Guru di SMA N 7 Kayu Aro, tanggal 6 Maret 2015.

15 StatistiK Daerah Kecamatan Kayu Aro Tahun 2012.

16 Statistik Daerah Kecamatan Kayu Aro tahun 2012

(Kuda Lumping), Wayang Kulit, masih kita jumpai di Kecamatan Kayu Aro.

SAPTA DARMA: ALIRAN KEJAWEN DI DESA MEKAR JAYA KECAMATAN KAYU ARO KABUPATEN KERINCI (2001-2014).

A. Sejarah Awal Munculnya Aliran Kejawen Sapta Darma Di Desa Mekar Jaya Kecamatan Kayu Aro.

Sapta Darma yang ada di Kabupaten Kerinci tepatnya di Kecamatan Kayu Aro Desa Mekar Jaya masih menjalin dan terikat erat oleh Kepengurusan Pusat Sapta Darma dan tergabung dalam Sapta Darma Indonesia yang berpusat kegiatan di Yogyakarta.

Sekitar tahun 1967 keberadaan Aliran Sapta Darma ini sudah ada di Kecamatan Kayu Aro. Namun, belum mendapat tempat dihati masyarakat sekitarnya hanya beberapa orang saja yang menjalankan kegiatan kerohanian tersebut. Perjalanan dan perkembangan penghayat Sapta Darma ini cukup panjang dan lama “Jare Uwong- uwong tuwo, yo wes sui Sapta Darma Neng Kene”. Maksudnya kata orang-orang tua, ya sudah lama Sapta darma disini, kata Bapak Juadi salah satu penghayat serta sekertaris PERSADA (Persatuan Sapta Darma) di Kecamatan Kayu Aro Kabupaten Kerinci.17 B. Perkembangan Sapta Darma Di Desa

Mekar Jaya Kecamatan Kayu Aro Kabupaten Kerinci

1. Sapta Darma

Sapta berarti Tujuh; Darma berarti Kewajiban Suci atau Bakti. Sebelum kita bahas perkembangan dan eksistensinya sebaiknya kita ketahui terlebih dahulu siapa pendiri, apa itu Sapta Darma, serta bagaimana Ajaran Sapta Darma itu”

a) Riwayat Pendiri Ajaran Sapta Darma

Sapta Darma didirikan oleh Hardjosepuro, atau Hardjo Sapoetro, biasa dipanggil Pak Sepuro. Pak Sepuro dilahirkan di

17 Wawancara dengan Bapak Juadi umur 43 tahun sebagai sekertaris Sapta Darma pada tanggal 23 maret 2015

(6)

desa Sanding Kawedanan Pare Kediri pada tahun 1916, berpendidikan sekolah rakyat lima tahun (1925).18

b) Ajaran Kerohanian Sapta Darma 1) Wewarah Pitu

2) Sujud

3) Simbol Pribadi Manusia 4) Ening (Samadi)

5) Tukar Hawa 6) Ulah Rasa 7) Rancut 8) Sesanti 9) Tali Rasa

2. Perkembangan Sapta Darma di Kecamatan Kayu Aro di Desa Mekar Jaya

a) Perkembangan Pengikut atau Penganut Ajaran (Warga Sapta Darma)

Masyarakat yang menjadi warga Sapta Darma pada tahun 2012 bekisar antara 60 sampai 150 Anggota. Di dalam Sapta Darma warga yang masuk dibedakan menjadi tiga yaitu;

1) Warga yang beragama

2) Warga yang beragama dan kepercayaan

3) Warga yang hanya mengenal kepercayaan

b) Perkembangan Oganisasi dalam Sapta Darma

Pada awalnya hanya perorangan dan tidak sedikit yang tidak mengetahui keberadaan aliran ini memiliki wadah sehingga pada kepemipinannya beliau juga sempat ikut berperan penting dalam kurun waktu lima sampai Sembilan tahun beliau dapat mendirikan „Sanggar”.

Sanggar ini menjadi tempat bertemu, berdiskusi dan bersilaturahmi antar Warga Sapta Darma yang ada di Kecamatan.

Jadi dpat diketahui bahwa setelah didirikan “Sanggar” ini menjadi

18Wawancara dengan bapak rasiman ketua penghayat Sapta Darma di Kecamatan Kayu Aro pada tgl 22 maret 2015 di Rumah Beliau

alat pengikat antar pengikut Aliran Sapta Darma itu sendiri. 19

Sistem kelembagaan yang semula hanya ada Tuntunan di daerah yang bertugas membantu mengawasi para warganya agar ajaran yang diterima dari bapak Hardjosapuro dan para penyebar sekaligus pengikutnya tidak disalah gunakan, kemudian di perbaharui untuk lebih meningkatkan kinerja didalam Kepengurusan Sapta Darma.

Kelembagaan tersebut meliputi : 1. Tuntunan

2. PERSADA (Persatuan Sapta Darma)

C. Eksistensi Aliran Kejawen Sapta Darma Di Desa Mekar Jaya Kecamatan Kayu Aro

Adapun peran dan pengaruh warga Sapta Darma dalam kehidupan masyarakat kecamatan Kayu Aro dapat di lihat dari beberapa aspek sebagai berikut:

1. Aspek Budaya.

Seperti yang kita ketahui didalam Aliran Sapta Darma wujud kebudayaanya dapat dilihat dari adanya ciri khas dari sebuah Sanggar yaitu adanya patung Semar diatas atapnya, seperti halnya masjid yang diatapnya terdapat kubah. Patung Semar menurut Sapta Darma merupakan simbol tokoh yang inti yakni simbol dari budi luhur yang memiliki kemampuan untuk berhubungan langsung dengan Tuhan.20 2. Aspek Sosial

kepatuhan Warga Sapta Darma terhadap isi wewarah tujuh yang ke enam yang berbunyi “Sikap Dalam Masyarakat, Kekeluargaan Harus Susila Serta Halus Pekertinya” yaitu Warga Sapta Darma harus dapat bergaul dengan siapa saja tanpa membedakan

19 Wawancara dengan Bapak Prapto, umur 40 tahun, Anggota Sapta Darma tanggal 24 maret 2015 di rumah Bapak Sarengat.

20 Wawancara denga bapak Juadi umur 42 tahun sebagi sekertaris di Sapta Darma pada tanggal 25maret 2015 pukul 19: 13 W.I.B

(7)

jenis kelamin, umur maupun kedudukan. Pengaturan emosi, dorongan hati, dan nafsu-nafsu merupakan prasyarat untuk mengatur hubungan manusia dengan alam. Warga Sapta Darma telah dilatih untuk mengendalikan nafsu-nafsu yang dapat mempengaruhi dan berdampak buruk bagi dirinya sendiri maupun orang lain.

Ketika mereka berinteraksi dengan masyarakat mereka mampu menciptakan suasana yang harmonis.21 KESIMPULAN

Sejarah awal muncul Kejawen Sapta Darma di Desa Mekar Jaya, Kecamatan Kayu Aro. Kedua Kerohanian Sapta Darma Mulai dari pertama kali disebar luaskan oleh Hardosaputro dari Pare Kediri, hingga hampir seluruh pulau Jawa hingga berkembang pesat ke seluruh nusantara termasuk pulau Sumatera dan berkembang juga di Kecamatan Kayu Aro Kabupaten Kerinci tepatnya beraktifitas Kerohanian di Desa Mekar Jaya dan berkembang menjadi sebuah ke Organisasian Masyarakat di bidang rohani dan didukung oleh manejemen Organisasi yang semakin baik dan tersebar di Indonesia.

Eksistensi mereka juga diperitungkan terutama dalam Aspek Budaya dan Sosial, seperti peringatan Satu Suro yang rutin mereka gelar bersama dengan masyarakat sekitarnya.

Intinya saling menjunjung dan menghargai satu sama lainnya baik Warga Sapta Darma dan Masyarakat sekitar Kecamatan Kayu Aro khususnya di Desa Mekar Jaya.

Saran

1. Bagi warga Sapta Darma agar tetap menjalankan penghayatan kerohanian Sapta Darma karena inti ajaranya dapat digunakan sebagai pegangan hidup, dan supaya Warga Sapta Darma dapat membentuk manejemen Organisasi yang lebih baik.

2. Bagi Dinas terkait seperti Dinas Pendidikan Dan Kebudayaan supaya lebih memerhatikan keberadaan Kebudayaan

21 Wawancara dengan bapak Juadi umur 42 tahun sebagi sekertaris di Sapta Darma pada tanggal 25maret 2015 pukul 19: 23 W.I.B

Spiritual yang terwujud dalam berbagai Ajaran Kebatinan dan Kerohanian agar tidak mengarah pada Praktek Klenik dan pembentukan agama baru. Selain itu agar kebudayaan spiritual Jawa tidak menghilang dan dapat menunjukan eksistensinya sebagai Budaya Nasional

DAFTAR PUSTAKA A. Arsip

BPS. Kecamatan Kayu Aro Dalam Angka 2012

BPS. Kecamatan Kayu Aro Dalam Angka 2014

Surat Keputusan Departemen Pendidikan Nasional .Jambi.2001.No:

333/I.10.23/BH/2001

Surat Keputusan Tanda Inventarisasi Departemen Pendidikan dan Kebudayaan R.I. Nomor : 1.

135./F.3/N.1.1/1980

Surat Keputusan Departemen Dalam Negeri R.I Pengumuman Pemerintah Tentang

Keberadaan Organisasi

Kemasyarakatan

Surat Keterangan Keputusan kejaksaan agung R.I .

B. Buku

Geertz, Clifford.1989.Agama Jawa Abangan, Santri, Priyayi dalam kebudayaan Jawa.

Depok : Komunitas Bambu.

Mestika Zed.1999.Metodologi Penelitian Sejarah, Padang: Fakultas Ilmu Sosial (UNP).

Purwandi. 2009.Folklor Jawa, Yogyakarta:

Pura Pustaka

Sri Pawenang.1962.Wewawarah Kerohanian

Sapta Darma.No.

1/kep./Pedarsipada : Kediri.

Marwati Djoned Poesponegoro (ed).1984.Sejarah Nasional Indonesia Jilid III. Jakarta:

Balai Pustaka

Elly M.Setiadi.Dkk. 2006. Ilmu Sosial Budaya Dasar.Jakarta:

Kencana

Ali Anwar.2005.Rangkuman Ilmu Perbandingan Agama dan Filsafat.Bandung: CV. Pustaka Setia.

(8)

Hadiwijono, Harun. 2006. Kebatinan dan Injil. Jakarta: PT.BPK Gunung Mulia.

Mudjahid Abdul Manaf.1996.Sejarah Agama-

Agama.Jakarta:PT.Raja Grafindo Persada,

H.M. Danuwijoto BA. Seluk Beluk Aliran Kebatinan

Djumhari.1993.Agama dalam Perspektif Sosiologi .Jakarta: Alfabeth, Heny Gustini.dkk.2012. Study Budaya di

Indonesia.Bandung: Pustaka Setia

Koendjoroningrat. 1980. Pengantar Antropologi.Jakarta: P.D.

Aksara.

Sartono Kartodirdjo.1992.Ratu Adil.Jakarta:

Pustaka Sinar Harapan.

Edi Sedyawati.2010. Budaya Indonesia Kajian Arkeologi, Seni, dan Sejarah. Jakata: PT.Raja Grafindo Persada

Gottschalk Louis, 2006, Mengerti Sejarah, Jakart, Gramedia Pustaka Utama

C. Skripsi

Puji Lestari.. Perkembangan Komunitas Sapta Darma di Kecamatan Juwana Tahun 1958- 2005. Prodi Ilmu Sejarah.

Jurusan Sejarah. Fakultas IlmuSosial.

Universitas Negeri Semarang”.

Muh. Luthfi Anshori . Laku Spiritual Penganut Ajaran Kerohanian Sapta Darma (Kasus Sanggar Candi Busono

Kec. Kedung Mundu,

Semarang).Fakultas Ilmu Sosial.Universitas Negeri Semarang Sry Munawaroh.2008. Manusia Sempurna

Menurut Ajaran Kerohanian Sapta Darma”.Jurusan Aqidah dan Filsafat.

Fakultas Ulluhudin. Universitas Islam Sunan Kalijaga. Yogyakarta.

Denni.2006. Etnik Jawa di Kecamatan Kayu Aro Kabupaten Kerinci Provinsi Jambi Tahun 1953-1983. Jurusan Pendidikan Sejarah. Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan(STIKIP) PGRI.

Sumatera Barat.

D. Internet

Htpp//blogspot : www.Sapta Darma.com/co.id. Rabu, 13 maret 2015.

Pukul 21:23 WIB

Htpp//blogspot : www. Pola Pemukiman.com/co.id. Rabu, 13 maret 2015. Pukul 21:16 WIB

Https://id.wikipedia.org/wiki/Kebatinan di unduh pada 06 Oktober 2015 pukul 21.18 WIB

Https://id.wikipedia.org/wiki/Aliran_Keperc ayaan. di unduh pada 07 Oktober 2015 pukul 20.12 WIB

Referensi

Dokumen terkait

Minat Belajar Peserta Didik Pada aspek kedisiplinan belajar dan pengalaman dalam belajar IPS hasil TCR secara keseluruhan sebesar 81,33% dan rata-rata sebesar 4,067 dengan kriteria