1
2
1
IPS Teacher Efforts to Increase Interest in Learning of Students in Junior High School 1 Malakopa District of South Pagai South Pagai
Seita Meylani 1 Dr.Buchari Nurdin, M.Si 2 Sri Rahayu, M.Pd Program Studi Pendidikan Sosiologi
STKIP PGRI Sumatera Barat
ABSTRACT
Seita Meylani (NIM: 10070292), IPS Teacher Efforts to Increase Interest in Learning of Students in Junior High School 1 Malakopa District of South Pagai South Pagai, Thesis, Department of Sociology Education STKIP PGRI West Sumatra, Padang, 2015
This research is motivated by the lack of interest of learners in learning IPS. This study aims to describe the process of learning social studies in grade VII, identify social studies teacher effort in improving the learning interest of students, and to analyze the interest of learners.
This type of research is a kind of ex post facto quantitative. population in this research were 15 people scattered in the first class enrolled in the academic year 2014/2015. The sample was 15 students and 2 teachers IPS. Data were obtained through a questionnaire distributed to teachers and students, then the data processed by TCR analysis techniques (level of achievement of the respondents).
Is the first research outputs; IPS learning process, categorized quite good, with the use of media and learning models. second; IPS teacher effort in improving the learning interest of students, categorized quite well meaning efforts of teachers is sufficient maximum IPS and IPS teacher seeks to increase the interest of learners. Motivating his efforts, such as providing reword the students to be more active in learning, and seeks to use the media and the right method, with an average score of 7.65 and TCR (the level of achievement of the respondents) of 153. Three; interests of learners an average score of 6.95 and a TCR of 139.1. By category quite well. It can be concluded that the process of learning social studies and efforts to increase the interest of learners has done quite well.
1Mahasiswa Program Studi Pendidikan Sosiologi STKIP PGRI Sumatera Barat 2010
²Pembimbing I Dosen STKIP PGRI Sumatera Barat
³Pembimbing II Dosen STKIP PGRI Sumatera Barat
2 PENDAHULUAN
Pendidikan mempunyai peranan penting untuk mempersiapkan generasi muda agar memiliki kecerdasan dan keterampilan guna menjalani kehidupan yang lebih baik di masa depan. Dalam Undang- undang RI No. 20 Tahun 2003 pasal 1 ayat 1 tentang Sistem Pendidikan Nasional dinyatakan bahwa :
Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan serta keterampilan yang diperlukan masyarakat, Bangsa dan Negara.
Menurut Rino (2012: 85-86) Tinjauan persyaratan seorang pendidik yang profesional yaitu tinjauan konstitusi Republik Indonesia (Undang-undang No.14 Tahun 2005) secara tegas menguraikan persyaratan untuk menjadi pendidik yang profesional tentang guru dan dosen yaitu pada Bab IV bagian kesatu tentang kualifikasi, kompetensi dan sertifikasi. Secara jelas bahwa pendidik yang profesional adalah yang memiliki tiga persyaratan mutlak yaitu:
(1) Memiliki kualifikasi akademik, Pasal 1 ayat 9 menyebutkan “kualifikasi akademik adalah ijazah jenjang pendidikan akademik yang harus dimiliki oleh guru atau dosen sesuai dengan jenis, jejang, dan satuan pendidikan formal ditempat penugasan”, (2) Memiliki kompetensi, Pasal 1 ayat 10 dijelaskan “kompetensi adalah
separangkat pengetahuan, keterampilan, dan perilaku yang harus dimiliki, dihayati, dan dikuasai oleh guru atau dosen dalam
melaksanakan tugas
keprofesionalan”. Pada pasal 10 dinyatakan bahwa kompetensi seorang guru meliputi kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi sosial, dan kompetensi profesional, (3) Memiliki sertifikasi , Pasal 1 ayat 11 dijelaskan bahwa
“sertifikasi adalah proses pemberian sertifikat pendidik untuk guru dan dosen”, dilanjutkan dengan ayat 12 yang menjelaskan “sertifikat pendidik adalah bukti formal sebagai pengakuan yang diberikan kepada guru dan dosen sebagai tenaga profesional yang telah memenuhi persyaratan.
Berbagai upaya yang bisa dilakukan guru dalam peningkatan minat belajar peserta didik, misalnya menggunakan stsrategi, metode, pendekatan, maupun media pembelajaran yang sesuai dengan kondisi guru, siswa dan sekolah. Hal ini senada dengan pendapat Nur Asma (2006:8) yang menyatakan bahwa “suasana belajar yang menyenangkan harus dimulai dari sikap dan perilaku guru di luar maupun di dalam kelas”.
Tidak semua proses
pembelajaran dapat berjalan sesuai dengan yang direncanakan. Ada beberapa hal yang dapat menjadi penghalangnya. Keadaan peserta didik, kemampuan guru, maupun keadaan fasilitas sekolah yang tidak mendukung menjadi salah satu faktor penyebabnya. Namun, hambatan dalam proses pembelajaran dapat diminalisir oleh guru yang profesional dengan kreativitas yang
3 dimilikinya, terutama melalui upaya meningkatkan minat belajar peserta didik.
Menurut Slameto (2010:180) minat adalah sesuatu pemusatan perhatian yang tidak sengaja yang terlahir dengan penuh kemauannya dan yang tergantung dari bakat dan lingkungan. Minat belajar berperan sangat penting dalam kehidupan peserta didik dan mempunyai dampak yang besar terhadap sikap dan perilaku. Siswa yang berminat terhadap kegiatan belajar akan berusaha lebih keras dibandingkan siswa yang kurang berminat dalam belajarnya. Minat sangat besar pengaruhnya terhadap hasil belajar karena apabila bahan pelajaran yang dipelajari tidak sesuai dengan minat, siswa tidak akan belajar dengan baik sebab tidak menarik baginya. Siswa akan mendapatkan kepuasan dari pelajaran itu. Bahan pelajaran yang menarik minat siswa, lebih mudah dipelajari sehingga dapat meningkatkan prestasi belajar.
Sementara itu menurut YB.Sudarmanto (1993:4) hal-hal menumbuhkan dan menimbulkan minat belajar dalam diri peserta didik yaitu:
1)Arahkan perhatian pada tujuan yang hendak dicapai, 2) Kenali unsur permainan dalam aktivitas belajar dan ikuti rencana itu, 3) Pastikan tujuan belajar saat ini, seperti menyelesaikan pekerjaan rumah, 4) Dapatkan kepuasan setelah menyelesaikan jadwal belajar, 5) Bersikap positif menghadapi kegiatan belajar, 6) Latihlah kebebasan emosi selama belajar, 7) Gunakan seluruh kemampuan untuk mencapai target belajar.
Berdasarkan observasi yang peneliti lakukan pada tanggal 15 Desember 2014, di SMP Negeri 1 Pagai Selatan Malakopa, terlihat masih rendahnya minat belajar peserta didik pada mata pelajaran IPS terpadu, dalam proses pembelajaran peserta didik kurang fokus dan peserta didik banyak yang pasif, hanya mendengarkan saja ketika guru menjelaskan materi tetapi tidak memahami dan memaknai apa yang telah di pelajari, hal ini tampak ketika guru mengajukan pertanyaan peserta didik tidak bisa menjawab dan pada saat diberi kesempatan bertanya juga tidak ada peserta didik yang mau bertanya, dalam pelaksanaan pembelajaran juga peserta didik ada yang asyik mengobrol dengan teman sebangkunya dan peserta didik juga kurang berminat untuk mengulang pelajaran.
Juga salah satu faktor yang menyebabkan kurangnya minat belajar peserta didik adalah kurangnya fasilitas yang menunjang peserta didik untuk belajar seperti tidak tersedianya perpustakaan dan buku paket, ketika guru memberi tugas/ PR, hampir dari beberapa peserta didik tidak mengerjakan PR malah peserta didik terlihat lebih banyak bermain dibandingkan dengan belajar atau mengerjakan tugas yang diberikan gurunya, kurangnya minat belajar peserta didik juga terlihat dari hasil evaluasi mulai dari kelas VII, VIII dan IX, hanya kelas VII yang belum mencapai KKM dimana dari 15 jumlah peserta didik kelas VII hanya 20% yang tuntas selebihnya belum tuntas.
4 Maka berdasarkan uraian di atas, peneliti akan menulis permasalahan tersebut dalam bentuk skripsi dengan judul. ”Upaya Guru IPS Dalam Meningkatkan Minat Belajar Peserta Didik di SMP Negeri 1 Pagai Selatan Malakopa Kecamatan Pagai Selatan.
JENIS DATA DAN METODE
Penelitian ini dilakukan pada tanggal 27 Juli sampai dengan 27 Agustus 2015, tempat penelitian di Dusun Malakopa Kecamatan Pagai Selatan. Adapun alasan pemilihan lokasi ini karena ada permasalahan yang ditemui dalam pelaksanaan pembelajaran IPS di SMP Negeri 1 Pagai Selatan Malakopa.
Pendekatan dalam penelitian ini adalah pendekatan penelitian kuantitatif dan tipe penelitian ini adalah bertipe komperatif (ex post fakto).
Populasi dalam penelitian ini yaitu guru IPS berjumlah 2dan siswa kelas VII berjumlah 15 dan metode pemilihan sampel dalam penelitian ini adalah dengan cara simple random sampling atau sampel acak (Arikunto,2006:131) , sampel dalam penelitian ini adalah guru IPS berjumlah 2 guru dan siswa kelas VII berjumlah 15 siswa.
Dalam penelitian ini, penelitian menggunakan data primer dan data skunder. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah, kuesioner dan dokumentasi, Penyusunan angket dilakukan dengan berpedoman pada skala likert untuk menyatakan persetujuan responden terhadap pertanyaan yang diberikan yaitu: SL (selalu) memiliki bobot 5, SR (sering) memiliki bobot 4, KD (kadang-kadang) memiliki
bobot 3, JR (jarang) memiliki bobot 2 dan TP (tidak pernah) memiliki bobot 1, dengan menggunakan uji coba validitas instrumen dan reliabilitas instrumen dengan rumus korelasi product moment dan rumus alpha:
2 2
2
2
) ( ) ( )
(
) )(
(
Y Y N X X
N
Y X XY r
XYN
r11 =
2
b2
- 1 1 - (K
K
t
Teknik analisis data dalam penelitian ini menggunakan analisis deskriptif dengan formula persentase : P= 100 (Arikunto 2002: 65) dan untuk deskripsi data dilakukan
dengan rumus
TCR= 100%
(Sudjana 2001:53).
HASIL PENELITIAN 1. Proses Pemebelajaran IPS
Pada indikator kedisiplinan dalam mengajar hasil TCR secara keseluruhan sebeasar 85% dan rata- rata 4,25 dengan kriteria baik, selanjutnya pada indikator merencanakan kegiatan pembelajaran hasil TCR secara keseluruhan sebesar 55% dan rata-rata 2,75 dengan kriteria kurang baik, pada indikator penggunaan media dalam kegiatan pembelajaran dan gaya mengajar guru IPS hasil TCR sebesar 72,38% dan rata-rata 3,619 dengan kriteria cukup baik, dan pada indikator pelaksanaan kegiatan pembelajaran hasil TCR sebesar 80%
dan rata-rata 4 dengan kriteria baik.
Jadi dari hasil TCR tersebut maka proses pembelajaran IPS secara umum tergolong pada kriteria cukup
5 baik, terlihat pada pembelajaran dan meodel media.
2. Upaya Guru IPS
Pada indikator memberikan penguatan kepada siswa hasil TCR secara keseluruhan sebesar 70% dan rata-rata 3,5 dengan kriteria cukup baik, pada kategori keaktifan dan kekreatifan siswa hasil TCR secara kesuluruhan sebesar 70% dan rata- rata 3,5 dengan kriteria cukup baik, pada kategori berikutnya yaitu pada kategori mengevaluasi dan keseriusan siswa dalam kegiatan pembelajaran hasil TCR secara keseluruhan sebesar 80% dan rata- rata sebesar 4 dengan kriteria baik.
Jadi dari hasil TCR tersebut maka upaya guru IPS secara umum tergolong pada kriteria cukup baik artinya guru IPS cukup berupaya dalam meningkatkan minat belajar peserta didik.
3. Minat Belajar Peserta Didik
Pada aspek kedisiplinan belajar dan pengalaman dalam belajar IPS hasil TCR secara keseluruhan sebesar 81,33% dan rata-rata sebesar 4,067 dengan kriteria baik, dan pada indikator berikutnya adalah pada indikator keaktifan dalam belajar dan perasaan senang atau bosan dalam pembelajaran IPS dengan hasil TCR secara keseluruhan sebesar 71,11%
dan rata-rata 3,544 dengan kriteria cukup baik, dan pada indikator keseriusan, keaktifan, dan kekreatifan siswa dalam proses pembelajaran hasil TCR secara keseluruhan sebesar 69,67% dan rata-rata 3,483 dengan kriteria cukup baik. Pada indikator model pembelajaran dan inisiatif dalam mengikuti kegiatan pembelajaran
TCR secara keseluruhan sebesar 79,33% dan rata-rata 3,967 dengan kriteria cukup baik. Dan pada indikator keaktifan siswa dan kedisiplinan guru hasil TCR secara keseluruhan sebesar 69,33% dan rat- rata 3,467 dengan kriteria cukup baik.
Jadi dari hasil TCR tersebut maka minat belajar peserta didik secara umum tergolong pada kriteria cukup baik, terlihat dalam proses pembelajaran peserta didik cukup aktif serta mendengarkan keterangan guru dan dalam kedisiplinan peserta didik cukup displin, jadi peserta didk cukup beminat dalam belajar.
KESIMPULAN
1. Proses Pembelajaran IPS
Hasil perhitungan TCR secara keseluruhan dalam proses pebelajaran yaitu sebesar 72,38%
dengan kategori 65-79-99% dan pencapaian/kriteria cukup baik.artinya dalam hal ini proses pembelajaran IPS cukup berjalan
dengan semestinya dan
cukupmaksimal, seperti dalam pembelajaran dan model, media.
2. Upaya Guru IPS
Hasil perhitungan TCR secara keseluruhan sebesar 76,5 dengan kategori sebesar 65-79,99% dan pencapaian/ krteria cukup baik.
Artinya upaya yang dilakukan guru IPS dalam meningkatkan minat belajar peserta didik sudah cukup maksimal dan guru IPS cukup berupaya dalam meningkatkan minat belajar peserta didik. Seperti upayanya dalam memotivasi dengan memberikan reword kepada peserta didik, dalam membangkitkan minat belajar mereka dan agar lebih giat
6 dalam belajar, serta dalam pembelajaran guru IPS cukup berupaya dalam menggunakan media dan juga metode yang tujuannya agar peserta didik tertarik untuk belajar IPS.
3. Minat Belajar Peserta Didik
Hasil perhitungan TCR secara keseluruhan sebesar 69,5% dengan kategori 65-79,99% dan pencapaian/criteria cukup baik.
Artinya minat belajar peserta didik masih standar dan peserta didik cukup berminat dalam belajar IPS.
DAFTAR PUSTAKA
Departemen Pendidikan Nasional.2000.
Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta:
Balai Pustaka
Rino. 2012. Implementasi
Pengembangan Kurikulum. Padang:
UNP Press
Slameto. 2010. Belajar dan Faktor- faktor yang mempengaruhi. Jakarta: PT Rineka Cipta
Sudarmanto. 1993. Tuntutan Metodologi Belajar. Jakarta: Grasindo
Arikunto, Suharmi 2006. Prosedur penelitian suatu pendekatan praktek.
Yogakarta: Rineka Cipta