• Tidak ada hasil yang ditemukan

Untitled - Jurnal Ilmiah Mahasiswa STKIP PGRI Sumbar

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "Untitled - Jurnal Ilmiah Mahasiswa STKIP PGRI Sumbar"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)
(2)

1

UPAYA GURU KELAS DALAM MEMBENTUK DISIPLIN PESERTA DIDIK

(Studi di SDN 11 Piai Tangah Kecamatan Pauh Padang)

Oleh:

Sarilis Warni *

Dra Hj. Fitria Kasih, M.Pd, Kons **

Zulkifli, M.Pd **

Mahasiswa Bimbingan dan Konseling STKIP PGRI Sumatera Barat

ABSTRACT

This research is motivated their students who do not abide by the rules and discipline. The purpose of this study to describe: 1) Efforts to classroom teachers in shaping the discipline of learners through the example yourself, 2) Efforts to establish classroom teachers learners through moral values. This research is a qualitative descriptive study. Ie key informants and informant additional classroom teachers consisted of two students and one school principal at SDN 11 Piai Tangah District of Padang Pauh. Data collection through interviews. Redusi form of data analysis, data presentation and conclusion. Results of the study revealed that efforts classroom teachers in shaping the discipline of students: 1) Through the example yourself, classroom teachers have been instrumental in shaping the discipline learners, evident from the presence and tasks undertaken by learners, and has been the desire of students to studying in earnest, 2) Through moral values, their encouragement classroom teachers to students to be disciplined so that students eager to follow the learning activities in schools.

Keywords: Efforts of teachers, Discipline, Student

PENDAHULUAN

Sekolah adalah tempat terjadinya proses pendidikan, pengajaran dan pelatihan sebagai pendidik pengajar dan pelatih guru diharapkan mampu membina peserta didik menjadi manusia seutuhnya. Manusia menjadi manusia seutuhnya apabila dimanusiakan dengan cara-cara manusia. Ungkapan ini diharapkan mampu membantu para guru untuk melatih, mengajar peserta didik dengan cara terdidik. Sekolah adalah tempat yang tepat untuk mewujudkan pendidikan. Sekolah seharusnya menjadi tempat yang disenangi peserta didik untuk menyalurkan seluruh minat, bakat, dan kemampuannya.

Berdasarkan Undang-undang No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Bab 1 pasal 1 ayat 1 menyatakan bahwa pendidikan adalah:

Usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan dan terencana suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk

memiliki kekuatan spritual keagamaan pengendalian diri, kepribadian, aklhak mulia serta keterampilan yang diperlu kan dirinya.

Semua pihak di sekolah baik guru kelas maupun personil sekolah lain diharapkan sama sama mendukung menegak kan kedisiplinan dilingkungan sekolah.

Menurut Saleh (2012:296:297)’’ Disiplin diri adalah sebuah cara untuk membuat impian menjadi kenyataan.

Disiplin diri juga adalah cara untuk mengubah kelemahan menjadi kekuatan.

Tanpa disiplin apa yang diinginkan tidak mampu menghindarinya.

Disiplin diri merupakan suatu siklus kebiasaan yang kita lakukan secara berulang- ulang dan terus menerus secara berkesinambungan sehingga menjadi suatu hal yang biasa dilakukan. Sikap disiplin dapat mengantarkan seseorang pada jalan kesuksesan, karena orang yang berdisiplin akan bersikap teguh dalam menjalani niat dan cita-cita yang ingin diraihnya. Disiplin mampu

(3)

2

menjaga agar setiap tindakan yang dilakukan tetap berada pada jalan menuju tujuan akhir yang ingin dicapai, bahkan mampu menjaga tujuan akhir itu sendiri.

Disiplin mampu menjaga agar setiap tindakan yang dilakukan tetap berada pada jalan menuju tujuan akhir yang ingin dicapai, bahkan mampu menjaga tujuan akhir itu sendiri. Kedisiplinan akan terbangun dengan niat yang kuat, motivasi yang utuh dan sungguh-sungguh, serta kesadaran akan alasan dari penetapan tujuan akhir yang ingin dicapai. Sementara ketidaksiplinan akan menjadi jalan menuju tujuan akhir semakin jauh dan berliku karena sikap yang tidak konsisten bahkan dapat mendatangkan malapetaka bagi dirinya. Kedisiplinan akan terbangun dengan niat yang kuat, motivasi yang utuh dan sungguh-sungguh, serta kesadarana akan alasan dari penetapan tujuan akhir yang ingin dicapai. Sementara ketidaksiplinan akan menjadi jalan menuju tujuan akhir.Sementara ketidakdisiplinan akan menjadikan jalan menuju tujuan akhir.

Kedisiplinan menjadi kunci utama dalam menggapai sukses dari setiap tindakan.

Sikap disiplin merupakan proses hasil dari sebuah perjalanan waktu. Artinya sikap itu muncul berkaitan dengan bagaimana seseorang menggunakan waktunya dengan baik untuk tetap menjalankan setiap tindakannya sesuai dengan apa yang ingin dicapai dari tujuan yang ditetapkan. Sehingga sikap itulah kemudian menjadi kebiasaan.

Ibarat seseorang yang yang ingin membuat jalan sebuah semaka belantara maka dia akan mampu membuat tapak jalan jika dia terus dan terus melewati jalan itu hingga mampu meninggalkan bekas lalu bekas itulah dilaluinya dan juga oleh orang lain untuk keluar dari belantara.

Menurut Mustari (2014:35) “Disiplin adalah tindakan yang menunjukan perilaku tertib dan patuh pada berbagai ketentuan dan peraturan. Disiplin merujuk pada instruksi sistematis yang diberikan kepada peserta didik. Untuk mendisiplinkan berarti peserta didik mengikuti tatanan tertentu melalui aturan-aturan tertentu. Biasanya disiplin berarti suatu ilmu yang diberikan kepada peserta didik. Disiplin diri adalah penundukan diri untuk mengatasi hasrat-hasrat yang mendasar. Disiplin diri merupakan pengganti untuk motivasi. Disiplin ini diperlukan dalam rangka menggunakan pemikiran sehat untuk menentukan jalannya tindakan yang terbaik yang menentang hal-hal yang lebih dikehendaki”.

Perilaku yang bernilai adalah ketika motivasi ditundukan oleh tujuan-tujuan yang lebih terpikirkan melakukan apa yang dipikirkan sebagai yang terbaik dan melakukan perbuatan yang baik namun dilakukan

Secara enggan karena menentang hasrat diri pribadi. Beralih dari perilaku yang bernilai membutuhkan latihan dan disiplin.

Kedisiplinan sangat penting dan dibutuhkan oleh setiap peserta didik karena kedisiplinan menjadi prasyarat bagi pembentukan sikap, prilaku dan tata kehidupan yang akan mengantar peserta didik sukses dalam belajar dan kelak ketika bekerja. Disiplin diperlukan ketika punya cita-cita. Peserta didik yang berdisiplin akan menganggap cita-citanya sebagai alat ukur untuk berhati-hati atas perilakunya. Oleh karena itu semua perbuatannya ditujukan untuk cita-cita tersebut. Sementara peserta yang kurang displin mungkin kurang straginya dalam mengembangkan cita-citanya. Penggantungan cita-cita merupakan proses kognitif yang menuntut fokus, disiplin, dan keputusan. Maka kita pun harus selalu siap untuk selalu bercita- cita menargetkan sesuatu dan berdisiplin untuk mencapainya walaupun menderita.

Karena cerita itu semua apabila akan sungguh- sungguh menyenangkan.

Menurut Rachman (skripsi 2014)

“Pentingnya disiplin bagi peserta didik agar mendukung tercipta suatu perilaku tidak menyimpang, mendorong melakukan hal-hal yang baik dan benar serta bermanfaat bagi diri peserta didik dan lingkungan. Disiplin erat juga hubungannya dengan kerajinan peserta didik di sekolah untuk belajar”. Banyak kedisiplinan yang diterapkan didalam sekolah seperti diungkapkan oleh Aughini (skripsi : 2014) bahwa :

Kedisiplinan sekolah mencakup kedisiplinan guru kelas dalam mengajar dengan melaksanakan tata tertib. Kedisiplinan pegawai atau karyawan dalam pekerjaan administrasi dan kebersihan serta keteraturan kelas, gedung kelas, kedisiplinan sekolah dalam mengelola seluruh staf beserta peserta didiknya dan kedisiplinan guru kelas.

Berdasarkan hasil pengamatan sehari- hari terhadap kedisiplinan pada peserta didik di SDN 11 Piai Tangah Kecamatan Pauh Padang pada tanggal 16 Maret 2015 yang telah diamati oleh peneliti menunjukan perilaku ada beberapa peserta didik yang berkata kasar tidak mematuhi peraturan yang diberikan guru kelas serta mengejek-ejek teman sebaya yang dilakukan peserta didik

(4)

3

secara emosional seperti menghina perkataan yang menyakiti perasaan teman, melukai harga diri, serta melecehkan guru kelas.

Dalam kaitan ini guru kelas seharusnya memiliki kesabaran yang baik sehingga guru kelas dapat membantu peserta didik mengembangkan pola perilaku untuk dirinya setiap peserta didik berasal dari latar belakang yang berbeda, mempunyai karakteristik yang berbeda dan kemampuan yang berbeda pula dalam kaitan ini guru kelas harus mampu melayani berbagai perbedaan tersebut agar setiap peserta didik dapat menemukan jati dirinya dan mengembangkan dirinya secara optimal.

Membantu peserta didik meningkatkan standar perilakunya karena peserta didik berasal dari latar belakang jelas mereka akan memiliki standar perilaku tinggi, bahkan ada yang mempunyai standar perilaku yang sangat rendah. Hal tersebut harus dapat diantisipasi oleh guru kelas dan berusaha meningkatkan yang baik dalam proses belajar mengajar dalam pergaulan pada umumnya.

Berdasarkan pengamatan maka penelitian bermaksud mengadakan penelitian yang berjudul “Upaya Guru Kelas dalam Membentuk Disiplin Peserta Didik di SDN 11 Piai Tangah Kecamatan Pauh Padang”.

Untuk memfokuskan penelitian ini, maka peneliti memfokuskan pada:

1. Upaya guru kelas dalam membentuk disiplin peserta didik melalui keteladanan diri di SDN 11 Piai Tangah Kecamatan Pauh Padang.

2. Upaya guru kelas dalam membentuk disiplin peserta didik melalui nilai- nilai moral di SDN 11 Piai Tangah Kecamatan Pauh Padang.

Berdasarkan batasan masalah yang dikemukakan di atas maka dapat dirumuskan

“Bagaimana Upaya Guru Kelas dalam Membentuk Disiplin Peserta Didik di SDN 11 Piai Tangah Kecamatan Pauh Padang?”

Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan:

1. Upaya guru kelas membentuk disiplin peserta didik yang bermasalah melalui keteladanan diri di SDN 11 Piai Tangah Kecamatan Pauh Padang.

2. Upaya guru kelas dalam membentuk peserta didik yang bermasalah melalui nilai moral di SDN 11 Piai Tangah Kecamatan Pauh Padang.

METODE PENELITIAN

Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif deskriptif. Menurut Moleong (2010 : 6) “Penelitian kualitatif adalah penelitian yang menghasilkan prosedur analisis yang tidak menggunakan prosedur analisis statistik atau cara kuantifikasi lainnya”.

Informan penelitian dalam penelitian ini ditentukan setelah peneliti menentukan informan kunci (key informants) dan selanjutnya dari informan kunci ditetapkan informan berikutnya. Informan kunci dalam penelitian ini adalah guru kelas dan informan tambahan yaitu peserta didik dan kepala sekolah.

Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini berupa wawancara dan observasi. Menjamin keabsahan data dan kepercayaan data penelitian yang peneliti peroleh dapat dilakukan dengan cara, yaitu; 1) kepercayaan (credibility), 2) keteralihan (transferability), 3) dapat dipercaya (depenability). Data ini diuji dengan melakukan triangulasi dan mengadakan membercheck, setelah itu dianalisis dengan 3 tahap; 1) reduksi data (data reduction), 2) penyajian data (data display), dan 3) penarikan kesimpulan (verification).

HASIL DAN PEMBAHASAN

1. Upaya Guru Kelas dalam Membentuk Disiplin Peserta Didik

a. Guru Kelas Menjadi Teladan Bagi Peserta Didik yang Senantiasa Berperilaku

Hasil temuan peneliti melalui wawancara di lapangan dapat diketahui bahwasanya guru kelas telah berperan penting dalam memberikan keteladanan bagi peserta didik serta meningkatkan disiplin belajar peserta didik dengan cara mencek kehadiran peserta didik dan menanyakan tentang tugas-tugas sekolah apa sudah di kerjakan atau tidak dan peserta merasa diperhatikan dan di beri motivasi oleh guru kelas. Guru kelas telah mampu membuat peserta didik berperilaku dengan berprinsip dan memaksimalkan potensi sehingga dapat menanamkan jiwa disiplin dalam peserta didik. Guru kelas telah memberikan semangat kepada peserta didik yang selalu hadir tepat waktu, taat terhadap aturan, berperilaku sesuai dengan norma- norma yang berlaku. Peserta didik yang kurang disiplin biasanya ditujukan

(5)

4

kepada orang yang kurang atau tidak dapat mentaati peraturan.

b. Guru Kelas Mampu Berperilaku Seperti Telah Menyadari Bahwa Perilakunya Yang Tidak Disadari Untuk Dicontohkan

Hasil temuan peneliti melalui wawancara di lapangan dapat diketahui bahwa bahwa guru kelas telah memberikan semangat atau motivasi kepada peserta didik untuk belajar dengan sungguh-sungguh sehingga peserta didik mempunyai minat yang tinggi dalam berperilaku serta meningkatkan kedisiplinan. Guru kelas telah menyadari bahwa perilaku yang tidak disadari dicontohkan kepada peserta didik. Guru kelas memberikan semangat dan motivasi kepada peserta didik sehingga peserta didik mempunyai ketekunan dalam belajar dan berperilaku sesuai dengan apa yang telah diberikan guru kelas atau yang dicontohkan.

Menurut Yudhawati (2011:161)

“Disiplin Merupakan kata yang sering kita ketentuan berupa peraturan- peraturan yang secara eksplisit perlu juga mencakup sangsi-sangsi yang akan diterima jika terjadi pelanggaran terhadap ketentuan-ketentuan tersebut dalam disiplin. Disiplin adalah suatu kondisi yang tercipta dan terbentuk melalui proses dari serangkaian perilaku yang menunjukkan nilai-nilai ketaatan, kepatuhan, kesetiaan, ketentraman, dan ketertiban. Disiplin sekolah adalah usaha sekolah untuk memelihara perilaku peserta didik agar tidak menyimpang dan dapat mendorong peserta didik untuk berperilaku sesuai dengan norma, peraturan dan tata tertib yang berlaku di sekolah”.

Menurut Yudhawati (2011:163)

“Tindakan yang mendorong peserta didik untuk taat kepada berbaga ketentuan yang berlaku dan memenuhi standar yang telah ditetapkan. Artinya melalui kejelasan dan penjelasan tentang pola sikap, tindakan dan perilaku yang diinginkan dari setiap anggota organisasi, untuk mencegah jangan sampai peserta didik berprilaku negatif. Keberhasilan penerapan pendisiplinan terletak pada disiplin pribadi”.

Menurut Coles (2000:2) “Moral yaitu kemampuan kita tumbuh perlahan-lahan untuk merenungkan mana yang benar dan mana yang salah dengan menggunakan sumber emosional maupun intelektual pikiran manusia. Kecerdasan moral tidaklah dicapai hanya dengan mengingat kaidah dan aturan.

Upaya Guru kelas serta orangtua menciptakan situasi dan kondisi bermuatan nilai moral, pada dasarnya adalah mengupayakan peserta didik mempunyai kesadaran dan berperilaku taat moral yang secara berasal dari diri sendiri”.

Menurut Shochib (2000:103)

“Aspresiasi peserta didik pada tingkatan kata hati terutama keakraban dengan nilai-nilai moral membuktikan bahwa guru kelas dalam membantu peserta didik untuk memiliki dan mengembangkan nilai-nilai moral haru dibangun dan dikembangkan rasa kebersamaan dalam merealisasikan nilai-nilai moral”.

Oleh karena itu, peran guru kelas sangat diperlukan dalam meningkatkan disiplin peserta didik karena tanpa adanya peran dari guru kelas peserta didik. Dalam hal ini, guru kelas dituntut memiliki kemampuan dalam membimbing, sabar, telaten, sikap, menerima, memahami keadaan peserta didik yang memiliki nilai moral dan bertanggung jawab serta memiliki wawasan luas. Disamping itu guru kelas juga harus memiliki kemampuan untu menciptakan suasana hubungan yang baik dengan peserta didik yang dapat meningkatkan kedisiplinan.

2. Upaya Guru Kelas dalam Membentuk Disiplin Peserta Didik

a. Menciptakan aturan-aturan bersama dan untuk ditaati

Hasil temuan peneliti melalui wawancara di lapangan dapat diketahui bahwa peran guru kelas dalam meningkatkan aturan yang telah ada agar peserta didik bisa menerapkan.

Guru kelas memberikan motivasi kepada peserta didik seperti memberikan informasi kepada peserta didik tentang penting kedisiplinan dan meningkatkan aturan yang ada. Agar peserta didik dapat belajar dengan sungguh-sungguh serta disiplin dalam

(6)

5

belajar.Menciptakan situasi dan kondisi untuk senantiasa berprilaku sesuai dengan nilai-nilai moral. Guru kelas membantu peserta didik memahami dan menyesuaikan diri dengan tuntunan lingkungannya dan menjauhi melakukan hal-hal yang dilarang oleh sekolah. Peserta didik hidup dengan kebiasaan-kebiasaan yang baik dan bermanfaat bagi diri sendiri serta lingkungannya.

Upaya yang dapat dilakukan guru kelas dalam menciptakan kebersamaan dengan peserta didik dalam nilai-nilai moral dengan menciptakan aturan-aturan bersama untuk ditaati bersama. Upaya guru kelas yang dilakukan terhadap peserta didik guru kelas mampu mengontrol perilakunya sendiri dengan acuan dari nilai-nilai moral sehingga dapat dijadikan dasar untuk berperilaku berdisiplin. Tujuan adalah terciptanya aturan-aturan yang ditaati bersama dan dapat dijadikan pedoman diri bagi peserta didik.

Dengan upaya tersebut guru kelas menciptakan situasi dan kondisi yang mendorong untuk senantiasa berperilaku yang sesuai dengan aturan (nilai-nilai moral). Peserta didik yang telah terbiasa dan terbudaya berperilaku taat moral peserta didik yang memiliki perilaku disiplin diri.

Guru kelas mampu menghayati dan mengerti peserta didik. Guru kelas dituntut untuk menghayati kemampuan yang dimiliki peserta didik agar peserta didik diperlukan kemampuan guru kelas untuk mengeri tentang nilai-nilai moral untuk kehidupan. Guru kelas perlu membangun kedekatan dengan peserta didik dengan cara komonikasi yang dialogis.

Hasil temuan peneliti melalui wawancara di lapangan dapat diketahui bahwa diketahui bahwa guru kelas telah berperan penting dalam meningkatkan moral belajar peserta didik yang kurang disiplin dan guru kelas telah memberikan motivasi kepada peserta didik sehingga peserta didik belajar dengan sungguh-sungguh menciptakan kondisi serta berperilaku dengan baik.

Guru kelas telah mengajarkan kepada peserta didik bagaimana cara berprilaku yang baik agar peserta didik

baik sesama teman sebaya maupun sama guru kelas berperilaku baik sesuai dengan moral dan prilaku peserta didik.

Guru kelas yang baik menciptakan disiplin kelas yang baik. Kelas dinyatakan disiplin apabila setiap peserta didik patuh pada aturan tata tertib yang ada, sehingga dapat terlibat secara optimal dalam kegiatan belajar.

Kelas yang disiplin tidak sama dengan kelas yang tenang. Dalam membentuk disiplin peserta didik pembinaan guru kelas terhadap peserta didik dilakukan dengan bekerja sama guru kelas dengan peserta didik dalam mengendalikan situasi kelas kearah terwujudnya tujuan kelas yang bersangkutan guru kelas dengan peserta didik saling mengontrol satu sama lain terhadap tata tertib.

Guru kelas telah membiasakan peserta didik menjadi disiplin dengan cara guru kelas melihat setiap kesempatan baru sebagai pengalaman hidup baru yang menyenangkan, Guru kelas sudah membiasakan peserta didik mengerjakan tugas, cepat lebih baik, sehingga tidak mengganggu pikiran terus-menerus. Guru kelas telah mengajari peserta didik supaya menghindari mengulur-ulur waktu seperti membuat rencana, membuat laporan. Guru kelas telah memberikan motivasi kepada peserta didik agar bisa merencanakan yang akan datang dengan tetap menghadapi masa sekarang agar peserta didik bisa menanamkan disiplin pada diri peserta didik.

Guru kelas dalam meningkatkan moral peserta didik telah terlihat karena peserta didik telah berperilaku dengan baik, baik itu dengan teman, baik itu dengan guru kelas dalam belajar dan hasil belajar peserta didik yang kurang disiplin sudah terlihat baik dari peserta didik juga sudah bersungguh-sungguh dalam belajar dan berperilaku.

Perkembangan moral pada peserta didik adalah bahwa peserta didik sudah dapat mengikuti peraturan atau tuntunan dari guru kelas atau lingkungan sosialnya. Pada akhir usia ini (usia 11 atau 12 tahun) Peserta didik dapat memahami alasan yang mendasari sesuatu peraturan. Di samping itu peserta didik sudah dapat mengasosiasikan setiap bentuk perilaku

(7)

6

dengan konsep benar salah atau baik buruk.

Menurut Shochib (2000:21)

“Disiplin memerlukan proses belajar pada awal proses belajar perlu ada upaya dari orangtua dan guru kelas

hal ini dapat dilakukan dengan cara melatih, membiasakan diri berprilaku sesuai dengan nilai-nilai berdasarkan acuan moral. Disiplin diri merupakan aspek utama dan esensial pada pendidikan dalam keluarga yang diemban orangtua kerena mereka bertanggung jawab secara kodrati dalam meletakkan dasar-dasar untuk mampu berdisiplin.

Menurut Yudhawati (2011:167)

“Upaya mengarahkan peserta didik untuk tetap mematuhi peraturan. Jika guru kelas tidak mampu menerapkan disiplin dengan baik maka peserta didik mungkin menjadi kurang termotivasi dan memperoleh penekanan tertentu, dan suasana belajar menjadi kurang kondusif untuk mencapai prestasi belajar peserta didik. Tujuan disiplin sekolah adalah untuk menciptakan keamanan dan lingkungan belajar yang nyaman terutama di kelas”.

Jika guru kelas tidak mampu menerapkan disiplin dengan baik maka peserta didik mungkin menjadi kurang termotivasi dan memperoleh penekanan tertentu, dan suasana belajar menjadi kurang kondusif untuk mencapai prestasi belajar peserta didik.

Peserta didik berdisiplin dan dapat memelihara dirinya terhadap peraturan yang ada. Disiplin korektif yakni upaya guru kelas mengarahkan peserta didik untuk tetap mematuhi peraturan. Bagi peserta didik yang melanggar diberi sanksi untuk memberi pelajaran dan memperbaiki dirinya sehingga memelihara dan mengikuti aturan yang ada.

Peserta didik yang berprestasi dari peserta didik lainnya peserta didik ini yang berperilaku baik dan disiplin.

Peserta didik inilah adalah bentuk reinforcement yang positif dan sekaligus merupakan motivasi yang baik diberikan kepada peserta didik sesuai dengan hasil kerja bukan dibuat- buat atau bertentangan sama sekali dengan hasil kerja peserta didik. Guru kelas telah memberikan dorongan kepada peserta didik yang disiplin

tinggi mempunyai perilaku yang baik untuk dicontoh oleh peserta didik yang berperilaku negatif.

KESIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian tentang upaya guru kelas dalam membentuk disiplin peserta didik maka dapat diambil kesimpulan mengenai upaya guru kelas dalam membentuk disiplin peserta didik di SDN 11 Piai Tangah Kecamatan Pauh Padang sebagai berikut : 1. Upaya guru kelas dalam membentuk

disiplin peserta didik guru kelas telah meningkatkan disiplin peserta didik dengan memberikan informasi tentang pentingnya meningkatkan kedisiplinan kepada peserta didik tersebut sehingga peserta didik mempunyai semangat untuk meningkatkan kedisiplinan serta mentaati aturan yang telah ada peserta didik dapat belajar dan lebih meningkatkan kedisiplinan serta moral peserta didik tidak ada lagi yang bermain di saat jam pelajaran berlangsung.

2. Upaya guru kelas dalam membentuk disiplin peserta didik. Sudah adanya peran dari guru kelas meningkatkan nilai moral bagi peserta didik dengan memberikan informasi kepada peserta didik sehingga peserta didik yang kurang disiplin termotivasi untuk berdisiplin dan bersungguh – sungguh dalam belajar. Agar peserta didik dapat mengikuti peraturan yang telah ada. Dengan guru kelas membentuk disiplin peserta didik jadi peserta didik didalam proses belajar peserta didik dapat menerima pelajaran dengan baik serta dapat belajar dengan baik pula.

SARAN

Berdasarkan kesimpulan di atas, maka peneliti menyarankan kepada berbagai pihak yang terkait sebagai berikut :

1. Guru Kelas

Guru kelas agar lebih meningkatkan disiplin peserta didik yang berperilaku kurang baik dalam belajar dan memberikan perhatian khusus kepada peserta didik yang bermain di saat menerangkan pelajaran agar peserta didik bersemangat dan sungguh-sungguh dalam belajar dan meningkatkan tingkat kedisiplinan dan menciptakan kondisi belajar. Guru kelas juga bisa mengontrol peserta didik yang berprilaku negatife baik itu dalam belajar maupun diluar pelajarannya contohnya

(8)

7

adanya peserta didik yang memeras teman sebaya pada jam istirahat.Guru kelas agar dapat meningkatkan peserta didik dalam merealisasikan nilai-nilai moral.

2. Peserta Didik

Kepada peserta didik diharapkan agar lebih giat lagi dalam belajar dan mempunyai motivasi untuk belajar dan bersungguh-sungguh lagi dalam belajar sehingga peserta didik tidak ada lagi yang tidak berdisiplin dalam belajar. Peserta didik memiliki dan dapat mengembangkan dasar-dasar disiplin. Mampu mengupayakan penanaman hidup disiplin kepada peserta didik sehingga disiplin menjadi kebiasaan yang akan dibawa oleh peserta didik. Agar peserta didik belajar hidup dengan pembiasaan yang baik positif dan bermanfaat bagi dirinya dan lingkungannya.

2. Kepala Sekolah

Sebagai bahan masukan untuk lebih mengembangkan dan meningkatkan kualitas terutama peran guru kelas dalam meningkatkan kedisiplinan dalam belajar.

Kepala Sekolah memegang peranan penting dalam membentuk disiplin sekolah agar terciptanya kondisi yang aman dan tentram. Sehingga peserta didik mampu mengikuti sesuai dengan norma-norma yang berlaku.

3. Orang Tua

Peneliti berharap orangtua memperhatikan kegiatan peserta didik baik di sekolah maupun di luar sekolah.

Apabila peserta didik dibiarkan dan tanpa ada pengawasan dari orang tua maka peserta didik akan berbuat sekehendak hati dan akan menjadi orang yang berkuasa. Jadi, usahakan bagi orangtua untuk mendidik peserta didik dengan baik agar peserta didik berdisiplin diri dan membutuhkan kasih sayang dari kedua orangtuanya. Bagi orang tua yang sudah menerapkan kdisiplinan dalam mendidik peserta didik pertahankan agar peserta didik merasa dirinya lebih dihargai.

Orangtua yang masih bersikap otoriter terhadap peserta didik diharapkan agar lebih memperhatikan dan memperdulikan peserta didik, karena peserta didik juga butuh perhatian dan arahan dari orangtua.

Bagi orangtua yang bersikap permisif dalam mendidik peserta didik agar lebih memperhatikan. Sebagai orangtua boleh saja memberikan kebebasan kepada peserta didik, tetapi peserta didik juga

harus dikontrol. Jangan sampai orang tua lalai dalam mendidik peserta didik, karena sikap peserta didik akan terlihat dari bagaimana cara orangtua mendidiknya.

4. Peneliti

Mengetahui bagaimana cara peserta didik berdisiplin baik dilingkungan sekolah maupun di luar lingkungan sekolah. Disiplin kepada peserta didik seharusnya yang diterapkan, serta bisa mengetahui karakter peserta didik yang kurang mendapatkan perhatian. Peneliti akan menerapkan ilmu yang didapat selama melakukan penelitian.

5. Peneliti Selanjutnya

Agar dapat melakukan penelitian ini lebih mendalam dengan membahas aspek-aspek lainnya. Peneliti selanjutnya diharapkan dapat menambah wawasan dan pengetahuan mengenai upaya guru kelas dalam membentuk disiplin peserta didik dan mempedomaninya sebagai bahan masukan untuk menyusun skripsi karena penelitian ini sangat menarik.

KEPUSTAKAAN

Anwar, 2014. Pengertian Disiplin Menurut Para Ahli (Http:www.Dunia Pelajar.com/2014/07/06

Coles.Robert, 2000, Menumbuhkan Kecerdasan Moral Anak / Jakarta : Gramedia Pustaka Utama

Desmita, 2010, Psikologi Perkembangan Peserta Didik / Bandung : Remaja Rosdakarya

Dimyati.2002,Belajar dan Pembelajaran /:

Jakarta / Rineka Cipta

Idrus.Muhammad, 2009, Metode Penelitian Ilmu sosial / Yogyakarta: Gelora Aksara Pratama

Gunawan. Iman, 2013. Metode Penelitian Kualitatif : Jakarta: Bumi Aksara

Imron. Ali, 2011, Manajemen Peserta Didik

Berbasis Sekolah / Jakarta : Bumi Aksara

Iskandar,2009, Metodologi Penelitian Pendidikan dan sosial Kuantitatif &

Kualitatif /Jakarta

Mahmud. 2011, Metode Penelitian Pendidikan / Bandung : Pustaka Setia

Mulyasa.2012, Manajemen Pendidikan Karakter / Jakarta : Bumi Aksara

Mustari, Mohammad, 2014, Nilai Karakter Refleksi Untuk /Pendidikan : Jakarta : Raja Grafino Persada

Rusman, 2012, Model-model Pembelajaran / Mengembangakan Profesional Guru/

Raja Grafindo Persada

(9)

8

Saleh.Muwafik, 2012, Membangun Karakter

Dengan Hati Nurani : Pendidikan Karakter untuk Generasi Bangsa / Erlangga

Rahman, 2012, Macam-macam Kompetensi Guru ( http://.Abdul Rahman Saleh.com2012)

Rusman, 2012, Model-model Pembelajaran / Jakarta : Raja Grafindo Persada

Prihatin,Eka, 2011, Manajemen Peserta Didik / Bandung : Alfabeta

Sobur,Alex.1991,Anak Masa Depan / Bandung : Angkasa

Shochib , Moh. 2000, Pola Asuh Dalam Mengembangkan Disiplin Diri.

Jakarta : Rineka Cipta

Sugiono,2013, Metode Penelitian Kombinasi.

Bandung : Alfabeta

Sugiono, 2012, Metode Penelitian Kuantitatif

& Kualitatif : Bandung : Alfabeta

Moleong, 2009, Metode Penelitian Kualitatif : Remaja Rosdakarya

Suyadi, 2013, Stragegi Pembelajarn Pendidikan Karakter / Bandung : Remaja Rosdakarya

Susanto. Ahmad, 2013, Teori Belajar &

Pembelajaran di Sekolah Dasar.

Jakarta : Fajar Interpratama Mandiri Slameto, 2003, Belajar dan Faktor-faktor

yang Mempengaruhinya / Jakarta : Rineka Cipta

Yusuf. Munawar, 2003, Pendidikan bagi Anak Dengan Problema Belajar /Pustaka Mandiri

Yusuf. Syamsu, 2012, Perkembangan Peserta Didik / Jakarta : Raja Grafindo Persada

Yudhawati Ratna, 2011, Teori-teori Dasar Psikologi Pendidikan / Jakarta : Prestasi Pustakaraya.

Referensi

Dokumen terkait

Iklim kelas yang kondusif mendukung peserta didik untuk berperilaku disiplin dan terlebih lagi menentukan keberhasilan dalam penerapan sikap disiplin peserta didik di