CHANGE OF ECONOMIC SOCIAL SOCIETY BEFORE AND AFTER ELECTRICITY VILLAGE ENTRANCE IN BAYANG JANIAH VILLAGE
KOTO RANAH BAYANG DISTRICT PESISIR SELATAN REGION
By :
Joni Afrianto 1 Slamet Rianto2 Elvi Zuriyani3
1.geography education student of STKIP PGRI Sumatera Barat.
2,3 lecturer at geography department of STKIP PGRI Sumatera Barat
ABSTRACT
This study aims to get the data, analyze and discuss about changes of socio-economic society before and after Electricity Village Entrance in Bayang Janiah village Koto Ranah Bayang district Pesisir Selatan region views from: changes in livelihood, fulfillment and social interaction.
This type of research is descriptive. The study population is all households in in Bayang Janiah village Koto Ranah Bayang district Pesisir Selatan region totaling 46 households. sample taken using saturated sample so that sample of 46 households. Collecting data using questionnaires, data analysis is descriptive statistics with percentage formula. The results showed as follows; 1) The livelihood of staple after electricity into the village are farmers and an increase of 21.74% of the people who have a second job, 2) Meeting the needs of the community before their electricity into the village tends to be quite good and after electricy village enstrace enter the village good enough. Visible changes is the source of illumination before rural electrification is an oil lamp and the electricity after electricy village enstrace and 3) social interaction communities before electricy village enstrace was excellent and after electricy village enstrace because of the interaction is still very good, a change that reduced hours gathering mother and the father in the family and in the community starts helping a lot of money if there is a family event.
Key Words: change social economic, Electricity Village Entrance
1
PENDAHULUAN
Pembangunan merupakan suatu proses dinamis yang senantiasa berkembang terus dalam menjawab tuntutan kebutuhan serta perkembangan zaman. Pembangunan ada yang diusahakan dan ada juga sektor kesengajaan di dalam memperbaiki kondisi kehidupan masyarakat. Hal ini ditandai dengan meningkatnya taraf kehidupan masyarakat secara tidak berlangsung secara spontan melainkan diusahakan atau direncanakan. Pembangunan pada hakekatnya adalah perubahan yang direncanakan menuju pada arah kemajuan dan perbaikan sesuatu, yang ingin dicapai.
Pembangunan yang dilaksanakan oleh pemerintah Indonesia pada prinsipnya adalah suatu usaha meningkatkan taraf hidup masyarakatnya dengan cara mengadakan perubahan-perubahan di bidang sosial, budaya, dan ekonomi (Soekanto, 2007:358-360).
Perubahan dan pembaharuan yang menjadi inti pembangunan bangsa Indonesia, yang berdasarkan Undang-undang Dasar 1945 dan Pancasila, pada hakikatnya adalah suatu proses yang menuntut adanya keseimbangan, seperti keseimbangan pembangunan ekonomi dan pembangunan infrastruktur. Pembangunan ekonomi dan infrastruktur, salah satunya listrik masuk desa, dimaksudkan untuk mencari alternatif pembangkit listrik yang sesuai dengan kondisi pedesaan yang beraneka ragam agar tujuan penyediaan energi listrik yang murah dan aman bagi seluruh masyarakat tercapai (Hasan, 2003).
Perubahan sosial adalah perubahan- perubahan pada lembaga-lembaga kemasyarakatan di dalam suatu masyarakat, yang mempengaruhi sistem sosialnya, termasuk di dalamnya nilai-nilai, sikap, dan pola perilaku antara kelompok-kelompok dalam mayarakat (Soemarjan, 2012), sedangkan Davis menyatakan perubahan sosial adalah perubahan sosial yang sebagai perubahan yang terjadi dalam struktur dan fungsi masyarakat.
Perubahan sosial dapat dibayangkan sebagai perubahan yang terjadi di dalam masyarakat mencakup sistem sosial, maka adanya perbedaan antara keadaan sistem tertentu dalam jangka waktu yang berlainan. Dengan demikian akan mengakibatkan dimensi dan ruang waktu.
Dimensi ruang menunjukkan pada wilayah terjadi perubahan sosial serta kondisi yang melingkupinya. Dimensi waktu studi perubahan meliputi masa lalu, sekarang dan masa depan (Martono, 2011: 2-5).
Penyelenggaraan program listrik masuk desa perlu dikembangkan untuk mendorong
kegiatan ekonomi dan meningkatkan kecerdasan dan kesejahteraan rakyat di daerah pedesaan, serta meningkatkan peranan dan swadaya masyarakat pedesaan. Pengadaan listrik dengan menggunakan sumber energi setempat, seperti tenaga air mikro, energi angin, energi surya, dan energi biomassa perlu terus dikembangkan dalam rangka pembangunan sumber energi yang sehemat-hematnya dan tidak merusak lingkungan alam.
Pelaksanaan pembangunan sektor tenaga listrik dimaksudkan untuk mendorong kegiatan ekonomi serta kesejahteraan masyarakat, baik di daerah perkotaan maupun perdesaan. Di samping mendorong kegiatan ekonomi, program listrik masuk desa juga ditujukan untuk meningkatkan kecerdasan dan kesejahteraan masyarakat di daerah perdesaan. Suatu gagasan pertama kali mengenai program listrik masuk desa dikemukakan oleh Kadri (Kali, 2012) bahwa tujuan program ini adalah “pemberian dan pemakaian listrik di desa-desa untuk meninggikan produktivitas desa-desa dalam lapangan pertanian maupun industri (kerajinan rakyat)”. Dengan tujuan ini, adanya listrik masuk desa, masyarakat perdesaan tidak hanya sekedar menikmati dan merasakan lampu listrik, tetapi juga berupaya untuk meningkatkan taraf hidup masyarakat perdesaan.
Listrik masuk desa sebagai sebuah pembangunan tentu akan membawa perubahan dalam kehidupan manusia. Listrik masuk desa akan memunculkan modernisasi di suatu wilayah dan sangat mempengaruhi kehidupan masyarakat di wilayah tersebut. Munculnya perubahan-perubahan sosial akibat adanya pembangunan, dirasakan secara langsung ataupun tidak langsung, dan negatif ataupun positif oleh masyarakat. Perubahan positif diantaranya pendidikan anak lancar, perekonomian membaik dan perubahan negatif adalah bertambanya pengeluaran untuk membeli alat-alat elektronik.
Kabupaten Pesisir Selatan merupakan salah satu daerah yang melakukan pembangunan listrik masuk desa. Namun pembangunan tersebut belum menyeluruh, karena sampai tahun 2013 masih terdapat sekitar 9.000 KK yang tersebar di 15 Kecamatan belum teraliri listrik. Secara bertahap, tahun 2014 sudah ada beberapa kampung yang mendapatkan jaringan listrik dari pemerintah berupa listrik masuk desa (Bappeda kabupaten Pesisir Selatan, 2015).
Kecamatan Bayang Utara merupakan salah satu kecamatan yang memiliki daerah yang belum teraliri listrik. Sejalan dengan pembangunan, satu persatu daerah tersebut 1
mulai dialiri listrik melalui program listrik masuk desa. Observasi yang penulis lakukan, di kecamatan Bayang Utara, kampung yang baru dialiri listrik adalah kampung Bayang Janiah kenagarian Koto Ranah. Dengan adanya program listrik masuk desa, tahun 2014 kampung Bayang Janiah telah dialiri listrik.
Sebelum ada listrik masuk desa masyarakat di kampung Bayang Janiah masih menggunakan penerangan yang berasal dari minyak tanah danpembangkit listrik tenaga surya. Pemakaian listrik tenaga surya terbatas pada jam-jam tertentu yaitu 3 jam dalam 1 hari. Hal ini tentu tidak maksimal bagi masyarakat. Adanya program listrik masuk desa membawa perubahan dalam masyarakat. Masyarakat di kampung Bayang Janiah dapat mengembangkan mata pencaharian, terutama yang berhubungan dengan listrik yaitu menjahit atau usaha kecil lainnya.
Dengan adanya penambahan mata pencaharian maka kemampuan masyarakat dalam pemenuhan kebutuhan juga meningkat.
Dampak lain dari adanya listrik masuk desa, maka pendidikan anak dapat terbantu karena listrik merupakan sarana penunjang pendidikan anak untuk belajar di rumah. Hal yang tidak kalah penting, masyarakat memiliki waktu untuk berinteraksi dengan masyarakat lain. Interaksi ini dapat terjalin sepanjang waktu, karena masyarakat dapat melakukan interaksi malam hari. Namun, adanya listrik masuk desa juga meningkatkan konsumsi masyarakat terhadap teknologi. Masyarakat di kampung Bayang Janiah sudah dapat menikmati siaran televisi.
Berdasarkan uraian di atas penulis merasa tertarik dan penting untuk mengetahui perubahan sosial ekonomi masyarakat dengan adanya listrik masuk desa di kampung Bayang Janiah dilihat dari berbagai aspek sosial dan ekonomi. Untuk itu penulis merasa tertarik meneliti permasalahan ini dengan judul “Perubahan Sosial Ekonomi Masyarakat Sebelum dan Sesudah Listrik Masuk Desa di kampung Bayang Janiah kenagarian Koto Ranah kecamatan Bayang Utara kabupaten Pesisir Selatan”
Tujuan penelitian adalah mendeskripsikan data, informasi dan menganalisis data tentang: 1) Mata pencaharian masyarakat sebelum dan sesudah listrik masuk desa di kampung Bayang Janiah , 2) Pemenuhan kebutuhan masyarakat sebelum dan sesudah adanya listrik masuk desa di kampung Bayang Janiah dan 3) Interaksi sosial masyarakat sebelum dan sesudah adanya listrik masuk desa di kampung Bayang Janiah kenagarian Koto Ranah kecamatan Bayang Utara kabupaten Pesisir Selatan.
METODOLOGI PENELITIAN
Jenis penelitian ini adalah deskriptif.
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh KK di kampung Bayang Janiah kenagarian Koto Ranah kecamatan Bayang Utara kabupaten Pesisir Selatan yang berjumlah 46 KK. Sampel penelitian diambil dengan teknik sampel jenuh, yaitu menjadikan seluruh populasi menjadi sampel penelitian. Sampel dalam penelitian berjumlah 46 KK di kampung Bayang Janiah kenagarian Koto Ranah kecamatan Bayang Utara kabupaten Pesisir Selatan.
Teknik analisis ini adalah deskriptif dengan penghitungan persentase dengan rumus sebagai berikut:
= 100%
Sumber : Sudjana dan Ibrahim, 2007: 106) Untuk menghitung rata-rata persentase pemenuhan kebutuhan dan interaksi masyarakat digunakan skor total, seperti di bawah ini:
Skor total = (Ax4) + (Bx3) (Cx2) + (Dx1).
Kriteria pemenuhan kebutuhan dan interaksi masyarakat dikelompokkan sebagai berikut:
<25% = Tidak baik 26-50% = Kurang baik 51-75% = Cukup baik
>75% = Sangat baik
HASIL DAN PEMBAHASAN
Pertama, Mata pencaharian masyarakat sebelum dan sesudah listrik masuk desa di kampung Bayang Janiah, mata pencaharian pokok umumnya petani, sementara masyarakat yang memiliki pekerjaan sampingan meningkat 21,74% setelah listrik masuk desa di kampung Bayang Janiah kenagarian Koto Ranah kecamatan Bayang Utara kabupaten Pesisir Selatan
Meta (2010) mengatakan bahwa perubahan mata pencarian masyarakat dari satu sistem lain terjadi karena peningkatan tingkat pengetahuan, tersedianya waktu dan kesempatan untuk meningkatkan produktivitasnya. Banyak kegiatan yang dapat dilakukan unruk memenfaatkan dan membudidayakan alam bagi kepentingan manusia. Pekerjaan yang dimaksudkan meliputi sektor agraris dan non agraris. Sektor agraris berupa bercocok tanam, beternak, sedangkan non agraris antara lain rumah tangga, jasa berdagang, dan sebagainya
Kedua, pemenuhan kebutuhan masyarakat sebelum dan sesudah adanya listrik masuk desa
di kampung Bayang Janiah umumnya cukup baik, tidak terjadi perubahan, yaitu makan 3 x sehari, jenis lauk yang digunakan meningkat setelah listrik masuk desa menjadi lebih banyak 4 sehat 5 sempurna, umumnya < 2 x dalam 1 minggu, menyediakan protein hewani < 1 x seminggu namun mengalami peningkatan 13,04% menjadi 3 kali seminggu, berbelanja dalam < 2 x seminggu, biaya belanja sebelum listrik masuk desa Rp 150.000/minggu meningkat menjadi Rp 200.000/minggu setelah listrik masuk desa, menyediakan pakaian 1 x 1 tahun, dibeli di toko terdekat, biaya untuk pakaian rata-rata Rp 1.000.000/tahun. Jenis rumah sebelum listrik masuk desa adalah rumah papan dan meningkat menjadi rumah permamen setelah listrik masuk desa sebesar 13,04%, lantai rumah meningkat menjadi keramik, dinding papan, luas rumah < 8 m2/orang, status rumah milik sendiri dan MCK mulai banyak masyarakat di rumah sendiri setelah listrik masuk desa. Sumber penerangan sebelum listrik masuk desa adalah lampu minyak dan listrik PLN sesudah listrik masuk desa yaitu 95,65%.
Sukarni (2004) mengatakan bahwa makanan yang baik adalah dasar utama dari kesehatan.
Makanan merupakan unsur terpenting bagi anak karena tidak hanya menentukan kesehatan pada masa sekarang akan tetapi juga mempengaruhi terhadap keadaan di tahun-tahun selanjutnya, semakin tua umur seseorang maka semakin penting arti makanan baginya. Sejak janin manusia memerlukan makanan bergizi dengan jumlah yang cukup karena makanan merupakan kunci utama kesehatan. Sandang adalah pakaian yang diperlukan oleh manusia sebagai mahluk berbudaya. Manusia memanfaatkan pakaian dari kulit kayu dan hewan yang tersedia di alam.
Kemudian manusia mengembangkan teknologi pemintal kapas menjadi benang untuk ditenun menjadi bahan pakaian. Pakaian berfungsi sebagai pelindung dari panas dan dingin. Lama kelamaan fungsi pakaian berubah, yakni untuk memberi kenyamanan sesuai dengan jenis-jenis kebutuhan seperti pakaian kerja, pakaian rumah, untuk tidur dan sebagainya (Sumardi & Evers, 2008).
Rumah merupakan salah satu persyaratan pokok bagi kehidupan manusia. Rumah atau tempat tinggal manusia, dari zaman ke zaman mengalami perubahan. Pada zaman purba manusia bertempat tinggal digua-gua, kemudian berkembang dengan mendirikan rumah tempat tinggal di hutan-hutan dan dibawah pohon.
(Notoadmojo, 2007: 167).
Ketiga, interaksi sosial masyarakat sebelum dan sesudah adanya listrik masuk desa sangat baik, terlihat dari jam berkumpul ibu berkurang
27,25% setelah listrik masuk desa karena ibu bekerja membantu suami, jam berkumpul bapak setelah listrik masuk desa 3-5 jam (jarang) setiap harinya, menurun dibanding sebelum listrik masuk desa yaitu 5-8 jam (sering)/hari, pertengkaran dalam keluarga tidak pernah terjadi, anak membantu pekerjaan keluarga sebelum dan sesudah listrik masuk desa rata- rata 2–4 jam sehari, pertengkaran antara anak jarang terjadi, perselisihan dengan keluarga juga jarang terjadi, begitu juga dengan tetangga, namun, masyarakat jarang mengunjungi keluarga. Bantuan yang diberikan untuk keluarga jika ada acara sebelum listrik masuk desa umumnya tenaga dan setelah lstrik masuk desa mulai banyak membantu uang dan kadang- kadang menjenguk tetangga yang mendapat musibah baik sebelum maupun setelah listrik masuk desa.
Hal ini sesuai dengan pendapat Gillin dan Gillin (Soekanto (2009) Interaksi sosial merupakan hubungan-hubungan sosial yang dinamis, yang menyangkut hubungan antara orang-orang perorangan, antara kelompok- kelompok manusia, maupun antara orang perorangan dan kelompok manusia. Dengan kata lain hubungan sosial atau interaksi sosial dapat dikatakan juga sebagai proses sosial. Hal ini karena hubungan sosial (interaksi sosial) merupakan syarat pertama terjadinya aktifitas- aktifitas sosial sebagai wujud dari kedinamisan masyarakat.
KESIMPULAN DAN SARAN
1. Mata pencaharian pokok masyarakat sebelum dan sesudah listrik masuk desa adalah petani dan terjadi peningkatan sebesar 21,74% masyarakat yang memiliki pekerjaan sampingan setelah listrik masuk desa di kampung Bayang Janiah kenagarian Koto Ranah kecamatan Bayang Utara kabupaten Pesisir Selatan
2. Pemenuhan kebutuhan masyarakat sebelum adanya listrik masuk desa cenderung cukup baik dan setelah listik masuk desa cukup baik. Perubahan yang terlihat adalah sumber penerangan sebelum listrik masuk desa adalah lampu minyak dan listrik PLN sesudah listrik masuk desa.
3. Interaksi sosial masyarakat sebelum listrik masuk desa sangat baik dan setelah listrik masuk desa karena interaksi masih sangat baik, perubahan yaitu berkurangnya jam berkumpul ibu dan bapak dalam keluarga dan masyarakatmulai banyak membantu uang apabila keluarga ada acara
Sedangkan saran yang dapat penulis kemukakan :
1. Diharapkan pada masyarakat untuk memanfaatkan listtrik masuk desa untuk meningkatkan kesejahteraan dengan usaha sampingan untuk pemenuhan kebutuhan hidup.
2. Diharapkan pada pemerintah untuk membuka lapangan pekerjaan karena listrik sudah lancar
3. Diharapkan kepada pemerintahan atau instansi terkait untuk lebih mengoptimalkan perencanaan tata ruang, tata wilayah sehingga proses pelaksanaan pembangunan dapat telaksana sesuai dengan perencanaan.
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi. 2007. Prosedur Penelitian.
Edisi Revisi. Jakarta. Rineka Cipta
Badan Pusat Statistik. 2004. Survei Sosial Ekonomi Nasional Sumatra Barat. Padang Badan Pusat Statistik. 2009. Indikator
Kesejahteraan Rakyat. Padang.
Hasan, Bachtiar. 2003. “Pendidikan Masyarakat Desa Tertinggal dalam Meningkatkan Taraf Hidupnya Melalui Kelistrikan Desa di Jawa Barat”. Mimbar Pendidikan No. 1/XXII/2003 Kali, Agustinus. 2012. “Analisis Program Listrik Pedesaan dalam Meningkatkan Aktivitas Sosial Masyarakat di Kecamatan Dolo Kabupaten Sigi. Majalah Ilmiah “MEKTEK”
tahun XIV No. 2 Mei 2012
Mardani. 2014. “Kondisi Sosial Ekonomi Dan Lingkungan Masyarakat sebelum Dan Sesudah Pembangunan Pasar Di Nagari Talaok Kecamatan Bayang Kabupaten Pesisir Selatan”. Skripsi Program Studi Pendidikan Geografi STKIP PGRI Sumatera Barat
Mulyadi. S. 2008. Ekonomi Sumber Daya Manusia dalam Perspektif Pembangunan.
Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada
Notoatmojo, Soekidjo. 2007. Keshatan Masyarakat Ilmu Dan Seni. Jakarta:
Rineka Cipta.
Otman, Mumtazah. 1988. Pengurus Sumber Keluarga. Dewan Bahasa dan Pusat
Kementrian Pendidikan Malaysia Kualalumpur
Otto Soemarwoto, Otto. 2009. Analisis Mengenai Dampak Lingkungan.
Yogyakarta: UGM Press
Pradani. 2014. “Dampak Pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Paiton terhadap Kondisi Sosial Ekonomi Masyarakat Desa Binor”
Soekanto, Suryono. 2007. Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta: Rajawali Pers.
Sudjana, Nana dan Ibrahim. 2007. Penelitian dan Penilaian Pendidikan. Bandung: PT.
Sinar Baru Algesindo.
Sukarni, Mariyati. 1994. Kesehatan Keluarga Lingkungan. Kanisus. Bogor
Tejasari. 2003. Nilai Gizi Pangan. Graha Ilmu.
Jakarta