1 analysis of tourism development in the sub realm sasak beach Pasisia West
Pasaman.
Rico Saputra*, Drs. Bakaruddin, MS**, Elsa, M.Pd**
*) the geography education student of STKIP PGRI West Sumatera
**) the teacher staff of geography education of STKIP PGRI West Sumatera ABSTRACT
This study originated from the coast condition sasak began to show rapid development of both facilities and infrastructure as well as visitors. However, based on the observation of the lack of facilities such as seating, playground, public lavatories access roads and parking lots that does not exist.
Kepeduliaan and lack of cleanliness and safety of visitors to the beach sasak. Sasak beach location has been experiencing abrasion along the shoreline sasak. From all this it appears that the lack of attention the government and the community in maintaining the attraction penatai sasak.
This study was classified as a qualitative research that seeks to uncover how the development of analysis attraction sasak beach. Technique is the determination of the informant by purposive sampling.
SWOT analysis is done with the intention to identify the level of readiness of each function. Type of primary data and primary data, other supporting data obtained from the study of documentation and interviews related to the empirically as well as supporting data from BPS Pasaman Barat.\
The results showed that (1) kekutan attraction lies in the beauty of the beach sasak which have stepping beach and coastal ecosystems. In addition dikarekan by sasak coast already experiencing abrasion make progress in the field of tourism on the coast sasak. (2) weakness sasak beach lies in the lack of attention the public and visitors will cleanliness and concern for sasak beach. (3) opportunities for beach sasak the next five years is very high which has taken over the beach pemeritah sasak and will serve as a major tourist attraction in West Pasaman. (4) the threat caused by the construction and public behavior that is the beauty and cleanliness could not be awake for it is given to those who violate the sanctions..
Kata kunci: land conversion, human resources, income level, management.
1. PENDAHULUAN
Pembangunan Indonesia pada hakekatnya bertujuan untuk membentuk masyarakat yang adil, makmur, sejahtera dan sentosa. Untuk mewujudkan itu pemerintah berusaha melaksanakan pembangunan disegala bidang baik bersifat fisik maupun non fisik, yang selama ini di tunjang dengan adanya sumber daya alam yang melimpah terutama di sektor non migas yang salah satunya adalah
pengembangan sektor
kepariwisataan(Sujali,1989:7) .
Idealnya Pengembangan
kepariwisataan bertujuan untuk meningkatkan pendapatan devisa pada khususnya pendapatan negara dan masyarakat pada umumnya, perluasan kesempatan pekerja dan mendorong kegiatan-kegiatan industri, Memperkenalkan dan mendaya gunakan keindahan alam dan kebudayaan Indonesia, meningkatkan persaudaraan / persahabatan nasional dan
internasional(Dinas Kepariwisataan Seni dan Budaya 2012).
Kabupaten Pasaman Barat yang memiliki wilayah pantai yang merupakan sumber daya alam yang sangat potensi dan patut dikembangkan salah satunya untuk kawasan pariwisata. Pengembangan kawasan pariwisata di pantai sasak berupa penataan kembali perkampungan nelayan pada lokasi yang akan dikembangkan sebagai kawasan pariwisata, pengembangan dan pembangunan sarana dan prasarana penunjang pariwisata, penyusunan paket- paket wisata yang menarik dan unik serta promosi wisata yang terpadu.
Namun, pada saat inilokasi pariwisata ini belum terkelola secara profesionalsehingga belum terlalu dikenal oleh orang luar Kabupaten Pasaman Barat, meskipun pada hari-hari besar seperti lebaran, tahun baru lokasi ini telah ramai dikunjungi oleh wisatawan lokasl.Salah satu daerah di Sumatera Barat yaitu Pasaman Barat yang banyak terdapat objek
2
wisata Pantai yaitu adalah : 1) Pantai Sasak 2). Pantai Maligi 3) Pantai Muaro binguang, 4) Pantai air Bangih, 5) Pantai pulau panjang. Potensi alam yang ada harus di lestarikan dan di kembangkan agar di kenal oleh masyarakat baik dari dalam negeri maupun luar Negeri, tentunya di perlukan usaha-usaha untuk memperkenalkannya pada wisatawan yang hendak berkunjung. Sesuai dengan namanya Pantai Sasak terletak di kenagarian Sasak, Kecamatan Sasak Ranah Pasisia.
Pantai ini adalah pantai paling favorit bagi masyarakat Pasaman Barat. Pantai ini akan ramai dikunjungi pada hari-hari libur nasional, terutama hari Idul Fitri dan Idul Adha. Pada hari-hari libur besar tersebut, keramaian dan bahkan kemacetan di jalan utama di sekitar pantai tidak dapat dihindari, namun jika pada hari biasa, wilayah ini tidaklah terlalu ramai.Pantai Sasak terkenal dengan pantainya yang indah dan ombaknya yang besar karena langsung berhadapan dengan Samudera Hindia. Selain terkenal dengan pantai wisatanya, Sasak juga penghasil ikan untuk konsumsi masyarakat Pasaman Barat.
Kawasan perencanaan pengembangan wisata Pantai Sasak adalah batasan atau luasan kawasan perencanaan dimana dalam hal ini Site Plan Pantai Muaro Sasak dan Karambia Ampek, mempunyai luas + 60 Hektar.
Untuk mendorong tumbuh dan berkembangnya sub-sektor pariwisata di Kabupaten Pasaman Barat dilakukan pembenahan terhadap sarana dan prasarana pendukung diantaranya perbaikan dan pembangunan jaringan jalan menuju objek wisata, perbaikan sarana objek wisata yang telah ada maupun pembangunan baru serta menyiapkan rencana-rencanapengembangan objek wisata,Pihaknya terus membenahi Pantai Sasak dengan melengkapi sarana dan prasarana yang ada. Mulai dari peningkatan jalan menuju pantai, rumah, lapau, membuat pos pariwisata, membuat dermaga pariwisata, pembenahan parkir liar dan pembenahan tata kebersihan lingkungan pantai, tempat permainan untuk bersantai.
Kondisi Pantai Sasak saat ini sudah mulai menunjukkan perkembangan yang pesat baik sarana dan prasarana maupun dari segi pengunjung. Yang tentunya dilakukan secara bertahap sesuai dengan kemampuan keuangan daerah. Salah satu kawasan yang
diyakini mempunyai potensi untuk dikembangkan sebagai objek wisata adalah Pantai Muara Sasak dan Pantai Karambia Ampek.
Untuk meningkatkan kualitas lingkungan dari kedua pantai tersebut Pemerintah Daerah Kabupaten Pasaman Barat bermaksud menyiapkan rencana pengembangan objek wisata di kedua lokasi dengan menyiapkan Master Plant/Site Plant Sasak Kecamatan Sasak Ranah Pasisia yang rencana pengembanganya adalah untuk objek wisata bahari yang menonjolkan wisata kuliner yang berbentuk masakan dari bahan tangkapan laut.
Berdasarkan hasil observasi di Pantai Sasak. Masalah yang selama ini di hadapi di Pantai Sasak ialah kurangnya saranadan prasarana seperti kurangnya fasilitas tempat duduk, tempat bermain, akses jalan, wc umum, tempat parkir yang belum ada. Serta kurangnya kepedulian pengunjung dan masyarakat terhadap kebersihan Pantai Sasak dan juga keamanan yang berada sekitar lokasi pantai, seperti banyaknya preman dan pengamen yang berkeliaran di lokasi pantai. Dilokasi pantai tersebut juga mengalami abrasi di sepanjang bibir Pantai Sasak. Semua itu membuktikan masih lemahnya peran pemerintah dan kesadaran masyarakat terhadap menjaga objek wisata Pantai Sasak.
Berdasarkan latar belakang di atas penulis merasa tertarik melakukan penelitian yang berjudul’’Analisis Pengembangan Objek Wisata Pantai Sasakdi Kecamatan RanahPasisiaKabupatenPasaman Barat’’
II. METODOLOGI PENELITIAN A.
Jenis Penelitian
Penelitian ini merupakan Penelitian Kualitatif, Yaitu berusaha mengungkapkan bagaimana Analisis Pengembangan Objek Wisata Pantai Sasak di Kecamatan Ranah Pasisia Kabupaten Pasaman Barat.
Sugiyono(2005:1)mengatakan bahwa penelitian kualitatif adalah metode penelitian yang digunakan untuk meneliti pada kondisi obyek yang alamiah, di mana peneliti adalah sebagai instrumen kunci.
Pendekatan ini diarahkan pada latar dan individu tersebut secara utuh, jadi dalam hal ini tidak boleh mengisolasikan individu atau organisasi kedalam variabel atau
3
hipotesis, tetapi perlu memandangnya sebagai bagian dari suatu keutuhan.
Menurut Agung (2005), teknik analisis kualitatif yaitu suatu cara analisis atau pengolahan data dengan jalan menyusun secara sistematis dalam bentuk kalimat atau kata - kata, kategori – kategori mengenai suatu variabel tertentu, sehingga diperoleh kesimpulan umum. Data dalam penelitian kualitatif . Data dapat berupa gejala-gejala, peristiwa, kejadian-kejadian dan kemudian dianalisis dalam bentuk kategori-kategori. Pendekatan ini diarahkan pada latar belakang dan individu tersebut secara holistik (utuh).
B. Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Pantai Sasak Pasaman Barat. Penelitian ini akan dilaksanakan Tahun 2015/2016.
C. Informan Penelitian
Dalam rangka memperoleh jawaban tentang objek yang diteliti, maka diperlukan informan penelitian melalui instansi, masyarakat dan pengunjung tentang tujuan penelitian. Teknik penentuan informan adalah secara purposive sampling
Dalam memperoleh informasi tentang objek penelitian maka informan penelitian ini akan dibatasi pada beberapa orang diantaranya,yaitu: Dinas Pariwisata Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Pasaman Barat , Camat Kecamatan Sasak Ranah Pasisia, Wali Nagari Sasak, Pengelola objek wisata, Ketua Pemuda, masyarakat setempat dan pengunjung III. HASIL DAN PEMBAHASAN
Pertama, Kekuatan (Strengh) Objek Wisata Pantai : dahulunya merupakan tempat persinggahan kapal kapal asia, karna ikannya banyak dan sumber mata pencaharian masyarakat sasak, pantai yang indah dan luas, adanya objek-objek wisata Pantai lain yang berada sangat dekat dikabupaten dan dapat dijadikan sebagai objek wisata pendukung, adanya sumber ikan yang siap diekspor dalam daerah dan luar daerah sumbar, pantai yang memnjang dari pantai muaro lasak sampai muaro tanjung dan sering dikunjungi masyarakat, dan pantai sasak memiliki pantai yang sangat menarik dari pada pantai yang lain-lain yang ada dipasaman barat,. (Sumber : Strategi yang
diambil dari Analisis Kekuatan Pengembangan Objek Wisata Pantai Sasak 2015).
Hal yang sama di ungkapkan oleh peneliti Wesni (2007), Pengembangan Objek Wisata Candi Pulau Sawah Kanagarian Siguntur Kecamatan Sitiung Kabupaten Damasraya. Menjelaskan bahwa: daya tarik yang dimilki objek wisata ini adalah peninggalan sejarah Kerajaan Melayupura.
Menurut Spillane (2002) ada lima unsur penting dalam suatu objek wisata yaitu:(1) attraction atau hal-hal yang menarik perhatian wisatawan;(2) facilities atau fasilitas-fasilitas yang diperlukan; (3) infrastructure atau infrastruktur dari objek wisata, (4 ) transportation ataujasa–jasa
pengangkutan; (5) Hospitality atau keramahtamahan, kesediaan untuk menerima tamu.
Menurut undang-undang Republik Indonesia Nomor 9 tahun 1990 tentang kepariwisataan , ada dua jenis objek dan daya tarik wisata , yaitu (1) objek dan daya tarik wisata ciptaan Tuhan Yang Maha Esa yang berwujud keadaan alam, flora dan fauna; dan (2) objek dan daya tarik wisata hasil karya manusia yang berwujud museum, peninggalan purbakala, peninggalan sejarah, seni budaya, wisata agro, wisata tirta, wisata buru, wisata petualangan alam, taman rekreasi dan tempat hiburan.
Kedua, Kelemahan (Weaknesses) Objek Wisata Pantai : Pengelolaan yang kurang baik, dan keterlambatan pembangunan dari pemerintah untuk pembuatan dan pemeliharaan sarana prasarana, rusaknya jalan dan pungli berserakan, Sedikitnya warung yang ada di pantai, wc tidak ada sama sekali ,Objek wisata merupakan harapan bagi setiap manusia untuk refresing. (Sumber : Strategi yang diambil dari Analisis Kelemahan Pengembangan Objek Wisata Pantai Sasak 2015).
Hal sama di ungkapan oleh peneliti Azwirman (2009), Pengembangan Objek Wisata Lubuk Bonta Di Kecamatan 2 X 11 Kayu Tanam Kabupaten Padang Pariaman.
Menjelaskan bahwa faktor penyebabnya
4
mundurnya objek wisata lubuk bonta: a) Ketidakpedulian masyarakat untuk mengelola objek wisata lubuk bonta,b) kalah bersaing dengan objek wisata lain, c) Tidak adanya kelompok sadar wisata.
Menurut Syaukani (2003) prasarana adalah merupakan fasilitas untuk kebutuhan masyarakat umumnya merupakan suatu usaha besar, sehingga harus ditangani oleh pemerintah dengan menggunakan keuangan negara, sedangkan pembangunan sarana dapat ditangani oleh pihak swasta. Sedangkan sarana adalah kelengkapan daerah tujuan wisata (DTW) yang diperlukan untuk melayani kebutuhan wisatawan.
Suatu objek wisata, tidak akan berarti banyak bila aksesibilitas ke objek wisata tersebut sulit dijangkau, baik lewat darat, udara. Agar pariwisata dapat berkembang dengan baik, maka suatu destinasi haruslah assessibel (bisa didatangi). Oleh karena itu, aksesibilitas menuju dan di sekitar objek/lokasi wisata perlu diperhatikan.
Aksesibilitas yang dimaksud disini ialah jalan dan sarana transportasi (Yoeti, 1996:
206).
Maisardi (2005:11) mengemukakan bahwa manajemen pengelolaan objek wisata adalah kegiatan atau kebijakan yang ditetapkan oleh pemerintah, pihak swasta atau masyarakat dalam rangka menjadikan objek wisata tersebut nyaman untuk dikunjungi oleh wisatawan, dimana bentuk pengelolaan yang dapat dilakukan dengan cara menyiapkan sarana dan prasarana pendukung yang sifatnya tidak merubah keaslian kawasan objek wisata itu sendiri.
Bisa saja pemerintah atau pihak swasta melakukan aktivitas pembangunan fisik sebagai sarana penunjang tetapi tetap harus memperhatikan aspek Ekologis, Demografis, Sosial, Budaya, Pertahanan dan Keamanan (HANKAM).
Ketiga, Peluang (Opportunities) Objek Wisata Pantai: Dapat menambah sumber pendapatan daerah dan masyarakat, Perkembangan rumah lapau sebagai tempat peristirahatan akan banyaknya orang berkujung Meningkatkan kesejahteraan masyarakat. (Sumber : Strategi yang diambil dari Analisis Peluang Pengembangan Objek Wisata Pantai Sasak 2015).
Hal ini sama diungkapkan oleh peneliti Wesni (2007), Pengembangan Objek Wisata Candi Pulau Sawah Kanagarian Siguntur Kecamatan Sitiung Kabupaten Damasraya. Menjelaskan bahwa: Peluang yang dimiliki adalah adanya perhatian dari suaka budaya, pemerintah daerah telah merencanakan pengembangan objek wisata.
Suwantoro (2004) mengemukakan bahwa prasarana wisata adalah sumber daya alam dan sumber daya manusia yang mutlak dibutuhkan oleh wisatawan dalam perjalanannya didaerah tujuan wisata, seperti: jalan, listrik, air, telekomunikasi, terminal dan lain sebagainya.
A Yoeti (2002) menyatakan perlunya pengembangan pariwisata atau objek wisata dibutuhkan, dikarenakan oleh:
a) Pengembangan pariwisata pada suatu daerah tujuan wisata selalu diperhitungkan keuntungan dan manfaat bagi rakyat banyak.
b) Pengembangan wisata lebih banyak bersifat non ekonomis sebab motivasi utama wisatawan mengunjungi suatu kawasan objek wisata adalah untuk menyaksikan dan melihat keindahan alam daerah yang dikunjunginya.
c) Untuk menghilangkan kepicikan berpikir, mengurangi salah pengertian dan dapat mengetahui tingkah laku wisatawan yang datang berkunjung terutama bagi masyarakat di daerah tujuan wisata bersangkutan.
Keempat, Ancaman (Threats) Objek Wisata Pantai : Aktifitas masyarakat dan wisatawan dapat merusak pantai, Ekosistem di pantai sasak terancam , ancaman abrasi cukup tinggi, persaingan antar masyarakat dalam pengelolaan pantai sasak,banjir anak sungai yang berada didekat pantai sasak dapat merusak rumah warga dan jalan (Sumber : Strategi yang diambil dari Analisis Ancaman Pengembangan Objek Wisata Pantai Sasak 2015).
Menurut Fajar (2012) menyatakan : Abrasi
adalah proses pengikisan
pantai oleh tenaga gelombanglaut dan arus laut yang bersifat merusak. Abrasi biasany a disebut juga erosi pantai. Kerusakan garis pantai akibat abrasi ini dipacu oleh
5
terganggunya keseimbangan alam daerah pantai tersebut.
Hal ini sama di ungkapkan oleh peneliti Tanamir (2010), Strategi Pengembangan Objek Wisata Panorama Tabek Patah Kecamatan Salimpaung Kabupaten Tanah Datar. Mempublikasikan bahwa Panorama Tabek Patah merupakan bekas benteng peninggalan persinggahan Fort Van Der Capellen, serta meningkatkan fasilitas sarana prasarana dan pelayanan terhadap wisatawan yang akan berkunjung.
Strategi adalah bakal tindakan yang menuntut keputusan manajemen puncak dan sumber daya perusahaan yang banyak untuk merealisasikannya.
Disamping itu, strategi juga mempengaruhi kehidupan organisasi dalam jangka panjang, paling tidak selama lima tahun. Oleh karena itu, sifat strategi adalah berorientasi ke masa depan. Strategi mempunyai fungsi multifungsional atau multidimensional dan dalam perumusannya perlu mempertimbangkan faktor-faktor internal maupun eksternal yang dihadapi perusahaan (David, 2004).
IV. KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan penelitian dan hasil penelitian maka diperoleh kesimpulan sebagai berikut:
1. Kekuatan (strengths) Pantai sasak memiliki sumber daya manusia yang menunjang untuk perkembangan objek wisata, pantai sasak memiliki ekosistem pantai yang masih alami, pantai sasak memiliki keindahan alam, pantai sasak memiliki sapta pesona, selain itu sasak sudah di ambil alih oleh PEMDA dan dinas pariwisata dimana ini akan meningkatkan pembangunan, pantai sasak merupakan penghasil ikan terbesar di Sumatra Barat
2. Kelemahan (Opportunities) Kurangnya kerja sama antara pengelola, pemerintah daerah maupun desa, dengan masyarakat, sudah mengalami abrasi yang cukup tinggi, angkutan umum menuju pantai sasak belum ada dan Jalan menuju pantai sasak masih
berlubang, penyediaaan air bersih dan saliditas masih kurang.
3. Peluang Objek wisata pantai sasak dapat menambah sumber pendapatan daerah dan masyarakat Perkembangan rumah lapau sebagai tempat peristirahatan, akan banyaknya orang berkujung dan dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
4. Ancaman (Threats) Aktifitas masyarakat dan wisatawan dapat merusak serta ekosistem di pantai sasak terancam, akan adnya ancaman abrasi cukup tinggi adanya persaingan antar masyarakat dalam pengelolaan pantai sasak.
5. Strategi pengembangan objek wisata Pantai Sasak adalah meningkatkan dan membuka usaha kecil bagi masyarakat menengah kebawah disekitar pantai sasak sebagai cirri khas dari pantai sasak. Pemerintah memberikan bantuan dan wadah demi terlaksananya usaha kecil masyarakat di sekitas pantai. Mengupayakan pengawasan terhadap peraturan dan kondisi alam pantai agar tetap terjaga dan dimanfaatkan secara berkelanjutan, dengan arahan pengelolaan di pantai sasak
B. Saran
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dapat disarankan:
1. Perlunya kerjasama antara Pemerintah, Dinas Pariwisata dan Masyarakat tentang pembangunan objek wisata di panatai sasak. Pemerintah hendaknya memperhatikan cara penanggulangan abrasi agar kelestarian dan keindahan pantai sasak dapat terus terjaga.
2. Masyarakat hendaknya mempunyai kesadaran sendiri akan pentingnya menjaga kebersihan dan keindahan pantai sasak itu sendiri sehingga kelestarian pantai dapat terjaga.
3.
Pada strategi pengembangan objek wisata pantai sasak di harapkan pada pemerintah masyarakat dan pengunjung untuk membuka kesempatan mengambil peran dalam rangka pengembangan objek wisata di berbagai bidang yang ada.
6
V. DAFTAR PUSTAKA
Bakaruddin .2011.Perkembangan dan Permasalahan Kepariwisataan.Padang: UNP Press C.
Yoeti, A. Oka ( 1996 ). Pengantar Ilmu Pariwisata. Bandung : Angkasa
Bakruddin. 1990.Pengembangan Objek-objek Wisata Alam dan Permasalahannya di Kota Padang. Padang: HIPS IKIP Padang.
Bakarudin.2009.Perkembangan Permasalahan Kepariwisataan. Padang: UNP press.
Sugiyono.2011.Metode Penelitian Pendidikan, Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R & D Bandung.
Anwar, Revy. 2003. Pengembangan Potensi Objek Wisata Pantai Carocok Painan Kabupaten Pesisir (Karya Ilmiah).
Padang: Skripsi UNP Padang.
Demartoto, Argyo, 2012. Partisipasi Masyarakat Dalam Pengelolaan Wisata AlamAir Terjun Jumog desa Berjo.