• Tidak ada hasil yang ditemukan

Untitled - Jurnal Ilmiah Mahasiswa STKIP PGRI Sumbar

N/A
N/A
Nguyễn Gia Hào

Academic year: 2023

Membagikan "Untitled - Jurnal Ilmiah Mahasiswa STKIP PGRI Sumbar"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)
(2)

PENDAHULUAN

Indonesia merupakan negara kesatuan yang meliputi daerah-daerah kepulauan dan berbagai macam-macam suku bangsa, salah satuny adalah suku Talang Mamak yang ada di Kecamatan Rakit Kulim Kabupaten Indragiri Hulu Riau. Kehidupan mereka sangat tertinggal jika dibandingkan dengan masyarakat lainya.1

Pemerintahan kabupaten Indargiri Hulu membuat peraturan tahun 1990 untuk menguasai hutan yang ditempati oleh suku Talang Mamak dikenal dengan hak kepemilikan hutan (HPH) untuk dijadikan sebagai perkebunan kelapa sawit, dan masuknya surat inzin perusahaan tahun 1992.

Sehingga tahun 1990 berdampak terjadinya perubahan terhadap aspek pendidikan, kepercayaan, ekonomi mereka mengenal tanaman dan bercocok tanam, penggunaan tekonoligi, kesenian, kesehatan dan interaksi dengan masyarakat lainya seperti Melayu, Jawa dan Batak.

Faktor lainya tahun 1992-1995 adanya keinginan sebagian masyarakat Talang Mamak yang ingin meruba kebiasaan yang selama ini mereka pertahankan yaitu bergantung kepada kondisi alam. Hingga tahun 1996-2000 masyarakat suku Talang Mamak setelah terjadinya perubahan dalam lingkungan dapat terlihat dari aspek pendidikan yang semula hanya pendidikan untuk bertahan hidup, orang tuanya suda mulai ada anak-anaknya yang bersekolah walau tidak dari semua anak dan mata pencarian masyarakat suku Talang Mamak di desa Talang Perigi mulai membuka lahan untuk ditanami mulai dari kelapa sawit, karet dan berladang.

Melihat fenomena ini penulis akan mengkaji yang diberi judul: “Kehidupan Sosial Budaya Suku Talang Mamak Di Desa Talang Perigi Kecamatan Rakit Kulim Kabupaten Indragiri Hulu Riau (1990-2000)”

BATASAN DAN RUMUSAN MASALAH Fokus dari penelitian ini adalah untuk melihat kehidupan sosial budaya suku Talang Mamak di desa Talang Perigi kecamatan Rakit Kulim Kabupaten Indragiri Hulu Riau.

Adapun batas temporal dari penulisan ini

1 M.Simanjuntak. DKK. Budaya Pengobatan Masyarakat Talang Mamak.

(Indragiri Hulu, 2012), hal 3

adalah sejak tahun 1990-2000. Alasan pemilihan tahun 1999 sebagai kajian awal penelitian ini dikarenakan, pada tahun 1990 mulai mengawali kehidupan dengan bertempat tinggal atau bermukim. Sedangkan tahun 2000 dijadikan batas akhir terkait dengan batas waktu penelitian. Adapun batas spatial dari penelitian ini adalah di desa Talang Perigi Kecamatan Rakit Kulim Kabupaten Indragiri Hulu Riau.

Agar tulisan ini lebih terarah dan mencapai tujuan yang diinginkan maka penulis merumuskan masalah dengan mengajukan pertanyaan sebagai berikut:

Bagaimana kehidupan sosial budaya suku Talang Mamak di desa Talang Perigi Kecamatan Rakit Kulim Kabupaten Indragiri Hulu Riau 1990-2000?

TUJUAN DAN MANFAAT PENELITIAN Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah: Mendeskripsikan kehidupan sosial budaya suku Talang Mamak di desa Talang Perigi Kecamatan Rakit Kulim Kabupaten Indragiri Hulu Riau 1990-2000.

Adapun manfaat dari penulisan ini adalah sebagi berikut :

1. Memperkaya khasana pustaka sejarah lokal di Provinsi Riau, khususnya menyangkut kehidupan sosial budaya suku Talang Mamak di desa Perigi.

2. Sebagai bahan masukan bagi pemerintahan dan pengambil keputusan untuk memikirkan cara-cara cepat guna menumbuhkan kesadaran history dikalangan generasi muda serta menghargai nilai-nilai suku yang masih ada.

KAJIAN PUSTAKA Kerangka Konseptual

Penelitian ini dikategorikan pada sejarah sosial budaya, Sejarah sosial adalah seluruh lingkup kehidupan dan kebudayaan dalam masyarakat yang ada pada zaman sejarah.2 Studi sejarah sosial merupakan gejala sejarah dalam kehidupan sosial seperti kehidupan masyarakat, keluarga, pendidikan dan gaya hidup.3

2 Mestika , Emrizal. Sejarah Sosial dan Ekonomi (IKIP Padang, 1994), hal l 59

3 Sartono Kartodirjo. Pendekatan Ilmu Sosial Dalam Metode Sejarah, (Jakarta:

Gramedia, 1993), hal 50

(3)

Menurut Koentjaraningrat budaya adalah keseluruhan sistem gagasan tindakan dan hasil karya manusia dalam rangka kehidupan masyarakat yang di jadikan milik dari manusia dengan cara belajar.4Tujuh unsur kebudayaan yang dianggap sebagai cultural universal.5 Sistem pengetahuan, Religi (sistem kepercayaan), Mata pencarian hidup dan sistem-sistem ekonomi (pertanian, peternakan, sistem produksi, sistem distribusi dan sebagainya), Peralatan dan perlengkapan hidup manusia (pakaian, perumahan, alat-alat rumah tangga, senjata, alat-alat produksi, transfortasi dan sebagainya), Kesenian (seni rupa, seni suara, seni gerak, dan sebagainya), Kesehatan, Sistem kemasyarakatan (sistem kekerabatan, organisasi politik, sistem hukum).

Perubahan sosial dapat diartikan sebagai segala perubahan pada lembaga-lembaga sosial dalam suatu masyarakat mempengaruhi sistem-sistem sosial, termasuk nilai-nilai, pola- pola perilaku ataupun sikap-sikap dalam masyarakat yang terdiri dari berbagai kelompok sosial.6Perubahan sosial merupakan suatu proses yang berkembang di pranata- pranata sosial. Perubahan tersebut akan mempengaruhi sistem sosial masyarakat termasuk pada perubahan sistem nilai sosial, adat sikap dan pola perilaku kelompok didalam masyarakat yang bersangkutan.

Menurut Koentjaraningrat masyarakat adalah kesatuan hidup manusia yang berinteraksi menurut suatu sistem adat istiadat tertentu yang bersifat kontinue dan terikat oleh suatu rasa identitas bersama.7

Suku adalah suatu golongan manusia yang terikat oleh suatu kesadaran akan ‘’ kesatuan budaya ‘’ sedangkan kesadaran dan identitas tadi sering kali di kuatkan juga oleh kesatuan bangsa.

Studi Relevan

Mengenai masalah sosial budaya suku Talang Mamak antara lain ditulis oleh Bani (2014) dengan judul “ Dinamika Interaksi

4Soejono Soekanto. Sosiologi Suatu Pengantar, (Jakarta. Rajawali, 1990), hlm 154

5Ibid, hal 154

6 Haryanto,Dani dan DKK. Pengantar Sosiologi Dasar. (Jakarta: PT Prestasi Pustakakarya), hal 237

7Koenjaraningrat, Pengantar Antropologi jilid I (Jakarta: PT, Asdi Mahasatya 2005 ), hal 119-122

Suku Talang Mamak di Desa Talang Perigi Kecamatan Rakit Kulim Kabupaten Indragiri Hulu Riau”. Penelitian selanjutnya oleh Budi Harsono yang berjudul “ Sistem Perawatan Kesehatan (Berdukun Berbara) Pada Suku Talang Mamak”.Irni Oktavia yang berjudul “ Transformasi Upacara Bulen Suku Talang Mamak Menjadi Tari Rentak Bulen Pada Masyarakat Indragiri Hulu Provinsi Riau”.

Laila Sari Masyhur yang berjudul” Menjadi Beragama : Konversi Agama dan Relasi Kuasa Pada Indigenous Community di Siak, Riau”. Nurman yang berjudul “ Kearifan Lokal Masyarakat Talang Mamak Dalam Berladang”.

METODE PENELITIAN

Metode yang digunakan dalam penulisan ini adalah metode sejarah, yaitu melalui beberapa tahap, adapun tahap yang dilalui yaitu terdiri 4 tahap heuristik (pengumpulan data), kritik sumber (pengujian), interpretasi dan historiografi (penulisan).

PEMBAHASAN

Perubahan Sosial Budaya Pada Suku Talang Mamak Di Desa Talang Perigi Tahun 1990-2000

Semenjak adanya HPH (Hak Kepemilikan Hutan) tahun 1990 yang dibuat oleh pemerintahan kabupaten Indragiri Hulu.

Jumlah pemegang HPH di Propinsi Riau sampai dengan tahun 1993/1994 sebanyak 69 HPH luas areal 6.293.00 Ha sekalipun jumlah kebun kelapa sawit ternyata dalam statistik 1996 hanya 556.064 Ha akan tetapi banyak perkiraan perkebunan kelapa sawit di Riau ini telah melebihi angka 1.7 Ha. Hutan tanaman industri atau yang lebih dikenal HTI yang diberi kepada perkebunan Pulp dan kertas 700 ribu Ha untuk dua pabrik RAPP yang mulai beroperasi tahun 1992.8

Pada tahun 1994-1995 dilihat dari pendidikan mereka sangat memprihatinkan ini disebabkan belum adanya pembanguan sekolah. Penyebab lainnya adalah kurangnya kesadaran orang tua untuk menyekolahkan anaknya, disamping masalah biaya khusunya

8Tabrani Rab. Nasib Suku Asli Di Riau. ( Pekanbaru. Riau Cultural Institute. 2002), hal 77

(4)

bagi anak yang ingin melanjutkan sekolah ketingkat yang lebih tinggi.9

Sejak masuk dan beroperasinya HPH perusahaan di propinsi Riau tahun 1990-1992 kehidupan suku Talang Mamak di desa Talang Perigi cukup memprihatinkan dengan keberadaannya belum lagi orang pendatang yang menghabiskan hutan seperti etnis Batak, Jawa.10 Tetapi pada saat yang bersamaan orang suku Asli juga menawarkan formulasi yang memungkinkan perubahan sosial di bidang keberagamaan mereka dari ruang perjumpaan yang melintas iman. Karena itu, dalam momen-momen tersebut, orang Suku Asli tetap berusaha menyisipkan tradisi lokal ke dalam aktivitas keseharian mereka.11 Faktor Pendorong Terjadinya Perubahan Sosial Budaya Pada Suku Talang Mamak Di Desa Talang Perigi Tahun 1990-2000

Masyarakat suku Talang Mamak pada awalnya sangat tertutup dengan dunia luar bahkan tidak adanya interaksi dengan suku yang ada dikecamatan Rakit Kulim selain suku Talang Mamak dan adanya larangan oleh kepala suku.12

Ketika adanya HPH (Hak Kepemilikan Hutan) disuku Talang Mamak oleh pemerintahan Indragiri Hulu sehingga ketenteraman masyarakat menjadi terganggu.13

Sebenarnya yang membuat masyarakat Talang Mamak terjadinya perubahan karena banyak terjadi dalam kehidupannya salah contohnya yaitu ada orang selain suku Talang Mamak yang menebang hutan sehingga membuat mereka sudah tidak nyaman lagi dan tersudutkan sehingga orang Talang Mamak memprotes kepada pemerintahan kebupaten Indragiri Hulu sehingga dibuatlah kesepakatan

9 UU Hamidy. Masyarakat dan Kebudayaan Daerah Riau. (Pekanbaru. 1990), hal 29-31

10 Tabrani Tab. Nasib Suku Asli di Riau.(Pekanbaru : Riau Cultural Institute.

2002), hal. 29-30

11Laila Sari Masyhur. Konversi Agama Relasi Kuasa Pada Indigenous Community di Siak Riau. Jurnal UIN Sultan Syarif Kasim, Pekanbaru

12 M.Simanjuntak.DKK. Budaya Pengobatan Masyarakat Talang Mamak (Indragiri Hulu, 2012), hal 03

13 Wawancara dengan Tarisan ( Kepada desa) di Talang Perigi, pada 23 Juni 2015

perjanjian tertulis yang isi perjanjiannya pemerintahan akan menjaga dan mempertahankan hutan tempat tinggal mereka, ternyata buktinya hutan tempat mereka hidup tetap dilakukan penebangan dan dijadikan sebagai perkebunan sawit dan didatangkan orang Melayu, Jawa, dan Batak. Namun orang Talang Mamak tidak bisa berbuat apa-apa dan terpaksa menerimah dan berinteraksi dengan mereka.”14

Jadi faktor yang mendorong terjadinya perubahan kehidupan sosial dan budaya disebabkan beberapa faktor ada yang dari luar yaitu peran orang lain selain masyarakat suku Talang Mamak dan pemerintahan yang menebang hutan tempat tinggalnya, tujuan pemerintahan adalah memperbaiki kehidupan mereka yang sangat memperhatinkan jauh tertinggal dibandingkan dengan masyarakat lain. faktor dari dalam bertambahnya jumlah anggota kelompok atau penduduk membuat mereka sadar akan kehidupan anak cucu kedapannya melihat keadaan hutan yang semakin lama semakin berkurang, sehingga membuat masyarakat suku Talang Mamak menerima perubahan dan berbaur dengan masyarakat lainnya.

Kondisi Sosial Budaya Suku Talang Mamak di Desa Talang Perigi Setelah Mendapat Pengaruh Dari Luar Tahun 1990-2000

1. Pendidikan

Tabel 2. Jumlah sekolah di desa Talang Perigi Tahun 1990-2000

Jenis Pendidikan

Tahun 1990-

1995

1996- 2000 Taman kanak-

kanak

- -

Sekolah Dasar - 1

SLTP/SMP - -

SLTA/SMA - -

Jumlah - 1

Sumber : Kantor Camat Rakit Kulim 1990- 2000

Pendidikan anak suku Talang Mamak di desa Talang Perigi sudah terjadi perubahan kearah lebih baik, dengan adanya Sekolah Dasar di desanya memudahkan untuk memberikan dan meyekolahkan anak-anaknya,

14 Wawancara dengan Muin (kepada adat) di Talang Perigi, pada 26 Juni 2015

(5)

kuatnya dorongan dari orang tua untuk memberikan pendidikan walaupun jarak tempuh yang jauh dari tempat tinggalnya, sehingga membuat anaknya terkadang malas untuk pergi kesekolah belum lagi untuk biaya pendidikannya dan keadaan ekonomi masyarakat, tapi peran orang tuanya sangat kuat untuk memberikan pendidikan anaknya agar tidak menjadi seperti orang tuanya.

2. Agama

Berdasarkan hasil data statistik pada Talang Mamak di desa Talang Perigi kecamatan rakit Kulim beragama Islam sebagai mayoritas. Namun dalam kehidupan sehari-hari baik dalam tradisi, upacara pernikahan dan acara yang lainya masyarakat masih menggunakan kepercayaan yang lama yaitu animisme. Perubahan yang terjadi pada tahun 1990 hingga tahun 2000 dapat terlihat setelah mendapatkan pengaruh dari luar yaitu bahwa untuk memeluk agama Islam tidak ada paksa masuk dalam ajaran islam baik dalam keluarganya maupun anggotanya dan tidak ada larangan untuk mengikuti ajaran islam.

3. Mata Pencarian

Sistem mata pencarian masyarakat Talang Mamak di desa Talang Perigi adalah pertani, berkebun sawit, karet dan berladang. Pada tahun 1990-2000 berjumlah 1.149 orang yang bermata pencarian sebagai petani kelapa sawit sebanyak 11 orang, petani karet sebanyak 57 orang dan ladang berpindah 172 orang.

Perkebunan karet dengan jumlah luas lahan 1- 2 Ha perkelapa keluarga dan sawit hanya 1 Ha karena kurangnya kemapuan tentang tanaman perkebunan sawit dan karet hanya sebagian masyarakat saja dan lebih mengutamakan ladang berpindah dalam bidang ekonomi karena masih kurangnya pengetahuan tentang pengelolahan kelapa sawit dan karet.15Namun seiringnya waktu masyarakat selalu saling berinteraksi dengan masyarakat lain sehingga mereka dapat belajar cara pengelolah tanaman baru sperti kelapa sawit dan karet.

Dengan begitu akan berdampak terhadap kehidupan ekonomi yang lebih baik, jadi mereka mulai membeli bermacam peralatan rumah tangga seperti TV, sepeda motor dan peralatan dapur bahkan berpengaruh terhadap

15 Wawancara dengan Tarisan (kepala desa), di desa Perigi, pada 23 Juni 2015

pendidikan anaknya juga akan lebih baik karena ekonominya mulai membaik.

4. Peralatan dan Teknologi

Penggunaan dalam kehidupan keseharian masyarakat Talang Mamak sudah mengenal teknologi dalam bentuk yang sederhana terutama yang dipergunakan untuk mengolah pertanian, perkebunan, ladang dan memasak.

Dalam mengolah pertanian menggunakan cangkul, beliung (sejenis kampak kecil yang lentur), parang dan pisau (semua berbahan dasar besi). Alat untuk memasak menggunakan kuali, sendok nasi yang terbuat dari kayu dan ujungnya menggunakan batok kelapa.16 Masyarakat Talang Mamak pada umumnya bisa menerima pembaharuan dalam penggunaan alat-alat teknologi modern, baik alat rumah tangga, alat telekomunikasi dan trasportasi.17 5. Kesenian

Kesenian yang ada pada masyarakat suku Talang Mamak diantaranya adalah berdendang dan bernyayi, nyayian dinyayikan bersama- sama dan sangat tergantung pada situasi (sedih, senang dan riang) biasanya disampaikan dalam bentuk pantun bahkan ada juga tarian Rentak Bulian yang biasa yang dilakukan bersama-sama baik perempuan dan laki-laki saat melakukan Begawai (pernikahan) dan pengobatan.18 Di saat persepsi pernikah masyarakat suku Talang Mamak berbeda dengan masyarakat yang ada disekitar tempat tinggal atau masyarakat Melayu, Batak, dan Jawa, mereka banyak melakukan semacam tradisi dan upacara lainya berbaur dengan mistis yang dianggap sebagai warisan nenek moyang.

Tradisi perkawinan sudah ada percampuran atau perubahan terutama penggunaan keyboard ( orgen tunggal) diakhir acara, dan dalam melaksanakan menyambung ayam, pada awalnya sambung ayam merupakan kegiatan simbolis sebagai persyaratan dalam suatu upacara pernikahan, akan tetapi semuanya terjadi perubahan

16 M.Simanjuntak. DKK. Budaya Pengobatan Masyarakat Talang Mamak.

(Indragiri Hulu 2012), hal 43

17 Wawancara dengan Tarisan (kepala Desa), di Talang Perigi, pada 23 Juni 2015

18 Hamidy, Hilai Suatu Kajian Awal, (Pekanbaru : UIR Press), hal 77-81

(6)

sekarang menjadi arena perjudian dan pelaku dalam tradisi sambung ayam bukan saja orang Talang Mamak melainkan ada yang dari suku Jawa dan suku lainnya.19

6. Kesehatan

Kesehatan merupakan salah satu hal yang penting bagi masyarakat khususnya suku Talang Mamak di desa Talang Perigi untuk melakukan aktifitas sehari-hari. Masyarakat suku Talang Mamak yang ada di desa Talang Perigi lebih memilih pengobatan yang diwariskan nenek moyang sejak dahulu mereka yakini yaitu pergi kedukun kampung.

faktor laian yaitu tempat untuk berobat seperti puskesmas sangat jauh mereka tempuh sehingga membuat mereka menggunakan dukun kampung.

7. Sistem Masyarakat dan Organisasi a. Sistem Kekerabatan

Sistem yang terdapat dalam masyarakat suku Talang Mamak terdapat sistem kekerabat dimana orang Talang Mamak di desa Talang Perigi sebelum terjadinya perubahan, masyarakat mengenal hidup secara bersama yaitu hidup berkelompok diantara yang berdasarkan atas sistem Matrilinial, prinsip ini juga yang melandasi berbagai kerja sama dalam kegiatan mata pencarian dan tolong menolong. Hubungan antara pribadi berlangsung dengan baik diantara orang Talang Mamak dengan seseorang yang bukan komunitasnya.

Dampak setelah terjadinya perubahan dalam lingkungan tempat tinggalnya orang Talang Mamak di desa Talang Perigi kekerabatan sudah mulai luntur karena masing-masing mementingkan diri sendiri atu keluarganya. Apalagi mereka sudah mengenal ekonomi pasar dan prinsip ekonomi keluarga sehingga lebih meprioritas kebutuhan rumah tangganya.

b. Sistem Sosial (Interaksi)

Menurut Daryanto interaksi adalah akibat dari adanya proses komunikasi yaitu saling memengharui antara individu satu individu yang lainnya di dalam masyarakat yang mengakibat terjadinya perubahan dalam

19ibid

masyarakat ataupun proses sosial.20 Masyarakat suku Talang Mamak pada awalnya memang tertutup dengan dunia luar namun seiring perkembangan zaman dan lingkungan berubah mereka semakin lama semakin terusik dan terpojokan membuat mereka hingga berinteraksi dengan orang lain selain dengan anggota kelompoknya. intereksinya dapat di lihat dalam keseharian, dalam upacara – upacara bahkan dalam bidang ekonomi mereka sering terjadi interaksi apalagi mau melakukan transaksi jual beli hasi bumi seperti karet dan madu.

Interaksinya terjalin dengan baik hidup saling ketergantungan sesama mereka baik dalam bidang ekonomi dan sosial dan budaya, tidak berlaku lagi tentang peraturan yang dibuat oleh kepala suku sehingga hidup seperti saudara dengan suku yang lainnya biak suku Melayu, batak dan Jawa. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa interaksi pada suku Talang Mamak khususnya yang tinggal di desa Talang Perigi berjalan dengan baik.

c. Sistem Organisasi Dalam Masyarakat Pada masyarakat suku Talang Mamak dikenal adanya stuktur kepemimpinan, pimpinan tertinggi adalah Patih atau Batin (dikenal sebagai kepala suku). Patih atau Batin ini merupakan penguasa wilaya dalam suatu daerah (dalam pemerintahan yang kita kenal) dalam keseharian Patih mendapat tempat tertinggi dan sangat dihormati bahkan sebagai pengambil keputusan dalam suatu perkara masalah yang terjadi dalam suatu daerahnya.21 KESIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian yang telah penulis kemukakan dapat di ambil kesimpulan:

Kehidupan sosial budaya suku Talang Mamak di desa Talang Perigi ketika nomaden mereka sangat kental akan tradisi –tradisi yang lama baik tentan agama, perkawinan dan ladang berpindah walaupun keadaan secara sosial dengan dunia luar tertutup akan mereka menjaga kelestarian lingkungan alam.

20 Daryanto, Perubahan Pendidikan Dalam Masyarakat Sosial Budaya, ( Bandung : Satu Nusa ), hal 119

21 M.Simanjuntak. DKK. Budaya Pengobatan Masyarakat Talang Mamak, (Indragiri Hulu Riau 2012), hal 8-10

(7)

Faktor pendorong terjadinya perubahan sosial budaya masyarakat disebabkan adanya peren pemerintahan yang ingin menguasai hutan masyarakat suku Talang Mamak yang dikenal Hak Kepemilikan Hutan dan masuknya perusahan yang ingin hutannya dijadikan perkebunan kelapa sawit sehingga berdampak terhadap masyarakat suku Talang Mamak yang secara tidak lansung harus menyesuaikan diri dengan lingkuannya.

Kondisi setelah terjadinya perubahan, dapat dilihat dari aspek pendidikan, orang tua sudah peduli dengan pendidikan anaknya, kemudian dari aspek agama sebagian besar masyarakat sudah memeluk agama Islam, dan dari aspek mata pencarian, masyarakat sudah berkebun sawit, karet dan berladang berpindah. Serta dari aspek kesenian masih mempertahankan budaya yang lama yaitu Begawai, namun dari segi kesehatan, masyarakat masih rendahnya menggunakan sarana kesehatan yang disediakan pemerintahan dan interaksi sesama suku Talang Mamak dengan suku yang lain seperti Melayu, Batak, Jawa berjalan dengan baik.

SARAN

1. Keadaan masyarakat suku Talang Mamak di desa Talang Perigi cukup mendapatkan perhatikan dari pemerintahan, namun penulis menyarankan kepada pemerintahan baik dari Kabupaten maupun kecamatan untuk diperhatikan lagi kepada suku Talang Mamak sehingga lebih meningkatkan kehidupannya yang lebih.

2. Untuk memajukan suatu daerah maka perlu menigkatkan pendidikan dan memberikan motivasi kepada anak-anak yang mempunyai latar belakang kurang baik sebab mereka hanya mendapatkan pendidikan untuk bertahan hidup.

3. Bagi masyarakat yang berada di desa Talang Perigi supaya selalu menonjokan budaya kepada dunia luar dan menjalin hubungan interaksi yang baik dengan masyarakat lainyan.

DAFTAR PUSTAKA A. Arsip :

BPS Jumlah Penduduk Kabupaten Indragiri Hulu Rengat Riau. 1990-2000

B. Buku

Daryanto, Perubahan Penidikan Dalam Masyarakat Sosial Budaya, ( Bandung : Satu Nusa)

Haryanto, DKK. Pengantar Sosiologi Dasar.

(Jakarta: PT Prestasi Pustakakarya) Koentjaraningrat, Manusia dan Kebudayaandi

Indonesia, (Jakarta: Djambatan 2004) Louis Gottscshlk, Mengerti Sejarah, (Jakarta :

UI Press, 1989)

Mestika Zed dan Emizal Ambri. Sejarah Sosial dan Ekonomi. (Ikip Padang Press.

1994)

M.Simanjuntak. DKK. Budaya Pengobatan Masyarakat Talang Mamak. (Indragiri Hulu Riau. 2012)

Neobarhriji Yoesoef. Masyarakat Terasing dan Kebudayaan di Provinsi Riau (Pekanbaru. 1992)

Sartono Kartodirdjo. Pendekatan Ilmu Sosial Dalam Metodologi Sejarah. (Jakarta:

Gramedia. 1993)

Soejono Soekanto. Sosiologi Suatu Pengantar.

(Jakarta : Rajawali. 1990) Tabrani Tab. Nasib Suku Asli di Riau.

C. Skripsi :

Bani,“ Dinamika Interaksi Suku Talang Mamak di Desa Perigi Kecamatan Rakit Kulim Kabupaten Indragiri Hulu , Riau”,Skripsi (Padang : Program Studi Pendidikan Sosiologi STKIP PGRI Sumtra Barat, 2014)

D. Jurnal

Budi Harsono. Sistem Perawatan Kesehatan (Berdukun Berbara) Pada Suku Talang Mamak. Jurnal ( Pekanbaru : Jurusan Sosiologi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politi Universitas Riau).

Irni Oktavia dan Erlinda. (2013). Transfortasi Upacara Bulen Suku Talang Mamak Menjadi Tari Rentak Bulen Pada Masyarakat Indragiri Hulu Provinsi Riau. jurnal pengkajian dan penciptaan seni.

Laila Sari Masyhur. (2014). Menjadi Beragama : Konversi Agama dan Relasi Kuasa Pada Indigenous Community di Siak, Riau. Jurnal UIN Sultan Syarif Kasim, Pekanbaru.

Nurman. (2014).” Kearifan Lokal Masyarakat Talang Mamak Dalam Ladang Berpindah” Jurnal Universitas Riau Pekanbaru.

Referensi

Dokumen terkait

Dengan kurangnya sarana didalam perpustakaan, maka siswa tidak bersemangat untuk datang keperpustakaan, hal yang diutarakan oleh siswa yang berinisial IEP 4-08-2015 pukul 11.10 “Sarana