• Tidak ada hasil yang ditemukan

Untitled - Jurnal Ilmiah Mahasiswa STKIP PGRI Sumbar

N/A
N/A
Nguyễn Gia Hào

Academic year: 2023

Membagikan "Untitled - Jurnal Ilmiah Mahasiswa STKIP PGRI Sumbar"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

0

(2)

Peran Guru dalam Membantu Perkembangan Bahasa Anak Usia Dini dengan Menggunakan Metode Bermain Peran

(Studi di TK Pembina Sungai Rumbai Kabupaten Dharmasraya) Oleh

Cindy Hayudjas Novika Tianis

*

Program Studi Bimbingan dan Konseling Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan

(STKIP) PGRI Sumatera Barat Padang

ABSTRACK

This research is motivated by, there are still many children who communicate substandard caused because of language mixing. The focus of this study were (1) the role of teachers to help early childhood language development using the method of playing the role of the macro, (2) the role of teachers to help early childhood language development using the method of playing the role of micronutrients. This research is a qualitative descriptive study. This study takes the teacher as key informants and parents additional informants. Data were collected through interviews and analyzed by three stages: 1 data reduction, 2. Presentation of data, 3. Withdrawal conclusion. The results of this study revealed that: (1) The role of teachers in helping early childhood language development through role play macros. (2) The role of teachers in helping early childhood language development through role play micro. Recommended to: teachers to pay attention to children's development and persistent in giving a lesson so that children are able to communicate well. Parents are expected to monitor and pay attention to the development of children so that children easily communicate and interact with the language properly. Child, expected to be more enterprising and active learning to communicate better with people older or peers.

Keywords: The Role Of Theachers, Development Of Language, Methods Play A Role

PENDAHULUAN

Pendidikan anak usia dini merupakan wahana pendidikan yang sangat penting dan menjadi dasar untuk proses pendidikan selanjutnya. Semua keberhasilan pendidikan pada masa ini begitu menjadi acuan untuk pendidikan yang akan dilalui anak selanjutnya. Keberhasilan penyelenggaraan pendidikan pada lembaga pendidikan anak usia dini seperti: Kelompok Bermain, Taman Penitipan Anak, dan Taman Kanak-kanak (TK) sangat tergantung pada sistem dan proses pendidikan yang dijalankan.

Penyelenggaraan pendidikan pada anak usia dini menitik beratkan pada peletakkan dasar kearah pertumbuhan dan perkembangan fisik, kecerdasan, keterampilan anak dalam belajar dan bermain, bahasa dan komunikasi,

berinteraksi dengan lingkungan, mengasah kreativitas sesuai dengan keunikan dan tahap- tahap perkembangan yang dilalui oleh anak usia dini.

Anak usia dini adalah sosok individu yang sedang menjalani suatu proses perkembangan dengan pesat dan fundamental bagi kehidupan selanjutnya, pada masa ini proses pertumbuhan dan perkembangan dalam berbagai aspek sedang mengalami masa yang cepat dalam rentang perkembangan hidup manusia. Proses pembelajaran sebagai bentuk perlakuan yang diberikan pada anak harus memperhatikan karakteristik yang dimiliki setiap tahapan perkembangan anak.

Menurut Havigurs (Sumatri, dkk.

2009:116) menjelaskan tugas perkembangan anak merupakan:Sebagian tugas yang muncul 1

(3)

2

pada periode tertentu dalam kehidupan individu, yang merupakan keberhasilan yang dapat memberikan kebahagian serta memberi jalan bagi tugas-tugas berikutnya. Kegagalan akan menimbulkan kekecewaan bagi individu, penolakan oleh masyarakat dan kesulitan untuk tugas perkembangan berikutnya.

Perkembangan bahasa anak juga bisa melalui bermain. Susanto (2011:36) menyatakan bahwa bahasa yang dimiliki anak adalah bahasa yang telah dimiliki dari hasil pengolahan dan telah berkembang. Anak telah banyak memperoleh masukan dan pengetahuan tentang bahasa ini dari lingkungan, baik dari lingkungan keluarga, masyarakat dan juga lingkungan pergaulan teman sebaya.

Guru sangat berperan dalam kegiatan di sekolah. Bjorkland (Patmonodewo 2003:108) menyatakan bahwa peran guru dalam kegiatan bermain dalam tatanan sekolah atau kelas sangat penting. Guru harus berperan sebagai pengamat, melakukan elaborasi, sebagai model, melakukan evaluasi dan melakukan perencanaan.

Kegiatan yang dilakukan untuk mengembangkan bahasa anak usia dini bisa melalui bermain peran atau dikenal dengan sosio-dramatik. Bermain peran banyak diminati oleh para peneliti. Menurut Smilansky, dkk (Patmonodewo 2003:107) sosio-dramatik atau bermain peran memiliki beberapa elemen: 1) Bermain dengan melakukan imitasi. Anak bermain pura-pura dengan melakukan peran orang disekitarnya, dengan menirukan tingkah laku dan pembicarannya. 2) Bermain pura-pura seperti suatu objek. Anak melakukan gerakan dan menirukan suara yang sesuai dengan objeknya, misalnya anak berpura-pura menjadi mobil sambil lari dan menirukan suara mobil. 3) Bermain peran dengan menirukan gerakan. Misalnya: anak bermain menirukan pembicaraan antara guru dan murid atau orang tua dengan anak. 4) Persisten. Anak melakukan kegiatan bermain dengan tekun sedikitnya selam 10 menit. 5) Interaksi. Paling sedikit ada 2 orang dalam satu adegan. Komuniksi verbal. Pada setiap adegan ada interaksi verbal antar anak yang bermain.

Berdasarkan wawancara penulis pada tanggal 2 Februari 2015 yang dilakukan dengan kepala sekolah yang juga memegang

satu kelas binaan di TK Pembina Nagari Sungai Rumbai Kabupaten Dharmasraya, beliau mengatakan bahwa di samping metode lain yang memang meminta anak untuk berani mengungkapkan hal-hal menarik sambil melatih berbicara dan berkomunikasi, metode bermain peran juga telah diajarkan kepada anak dan hasilnya memang anak mengalami kemajuan dalam berkomunikasi, kosa kata bertambah, bahkan bagi anak yang memiliki keaktifan dan rasa ingin tahu begitu tinggi tidak segan-segan menanyakan bahasa baku yang baru mereka kenal namun sulit untuk mengingat tapi familiar untuk dikatakan setelah belajar memerankan tokoh atau jenis permainan yang diberikan kepada anak. Namun ada juga beberapa anak yang memang sulit untuk berbahasa dengan baik, sehingga komunikasi dengan teman- temannya tersendat dan begitupun saat belajar.

Seiring dengan wawancara yang telah dilakukan, berdasarkan hasil observasi yang serentak dilakukan pada tanggal 2 Februari 2015 di TK Pembina Nagari Sungai Rumbai Kabupaten Dharmasraya, masih banyak anak- anak di TK tersebut yang berkomunikasi kurang lancar dan tersendat diakibatkan banyaknya percampuran bahasa, hal ini dilatarbelakangi oleh masyarakat sekitar yang memiliki budaya yang berbeda, contohnya seperti anak keturunan jawa dan berdomisili pada tempat orang-orang yang transmigrasi dan sesama jawa, otomatis bahasa yang digunakan adalah bahasa jawa. Begitu juga dengan masyarakat minang dan anak berasal dari minang maka bahasa yang digunakan adalah bahasa minang, dan cenderung anak- anak tersebut menggunakan bahasa dalam lingkungan sehari-hari (bahasa Ibu) sebagai bahasa untuk berkomunikasi, bahkan banyak anak yang tidak biasa berbahasa Indonesia.

Berdasarkan masalah yang terjadi penulis tertarik untuk melakukan penelitian yang lebih lanjut terhadap temuan kasus tersebut. Adapun judul penelitian ini adalah

“Peran Guru dalam Membantu Perkembangan Bahasa Anak Usia Dini dengan Menggunakan Metode Bermain Peran (Studi di TK Pembina Sungai Rumbai Kabupaten Dharmasraya)”.

Sehubungan dengan rumusan masalah diatas, maka tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan: 1) Peran guru dalam membantu perkembangan bahasa anak usia

(4)

dini melalui bermain peran makro. 2) Peran guru dalam membantu perkembangan bahasa anak usia dini melalui bermain peran mikro.

METODE PENELITIAN

Penelitian ini dilaksanakan dengan menggunakan metode penelitian kualitatif dengan pendekatan deskriptif. Menurut Bungin, 2007 (Defriani, 2014:46) penelitian deskriptif kualitatif adalah penelitian yang bertujuan utuk menggambarkan, meringkaskan berbagai kondisi, atau berbagai fenomena sosial yang ada di masyarakat yang menjadi objek penelitian, dan berupaya menarik realitas itu ke permukaan sebagai suatu ciri, karakter, sifat, model dan tanda atau gambaran tentang kondisi, situasi ataupun fenomena tertentu.

Sedangkan menurut Noor (2011:34) penelitian deskriptif adalah penelitian yang berusaha mendeskripsikan suatu gejala atau, peristiwa, kejadian yang terjadi saat sekarang.

Penelitian deskriptif memusatkan perhatian pada masalah aktual sebagaimana adanya pada saat penelitian berlangsung.

Informan penelitian adalah orang yang memberikan data dan informasi mengenai hal-hal yang dibutuhkan oleh peneliti yang berhubungan dengan masalah penelitian.

Menurut Moleong (2010:132) informan penelitian adalah: Orang yang dimanfaatkan untuk memberi informasi tentang situasi dan kondisi latar penelitian.

Jadi, ia harus mempunyai banyak pengalaman tentang latar penelitian. Orang tersebut secara suka rela jadi menjadi anggota tim penelitian walaupun hanya bersifat informal. Sebagai anggota tim dengan kebaikannya dan dengan kesukarelaannya ia dapat memberikan pandangan dari segi orang dalam tentang nilai-nilai, sikap, bangunan, proses, dan kebudayaan yang menjadi latar penelitian tersebut. Pada penelitian ini, terdapat dua jenis informan yaitu informan kunci dan informan tambahan. Menurut Idrus (Maulina, 2014:50) informan kunci adalah orang yang paling tahu tentang dirinya dan tema penelitian yang sedang diteliti.

Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah wawancara. Menurut Moleong (2010:186) “wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu.

Percakapan itu dilakukan oleh dua pihak, yaitu pewawancara (interviewer) yang

mengajukan pertanyaan dan terwawancara (interviewee) yang memberikan jawaban atas pertanyaan itu.

Menurut Sugiyono (2013:366) dalam menjamin keabsahan data dan kepercayaan data penelitian dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut: 1) Kepercayaan (Credibility) perpanjangan pengamatan, meningkatkan ketekunan pengamatan, melakukan traingulasi, terbagi atas:

triangulasi sumber data, triangulasi waktu, triangulasi metode atau teknik, menggunakan bahan referensi, mengadakan membercheck.

2) Keteralihan (Transferability) nilai transfer bergantung pada pemakai, hingga jika hasil penelitian tersebut dapat digunakan dalam konteks dan situasi. 3) Dapat Dipercaya (Depenability) Depenability dilakukan dengan cara melakukan audit terhadap keseluruhan hasil penelitian.

Miles dan Huberman (Sugiyono, 2013:337) mengemukakan bahwa aktivitas dalam analisis data kualitatif dilakukan secara interaktif dan berlangsung secara terus menerus melalui tiga tahap yaitu: 1) Reduksi data (Data Reduction). 2) Penyajian data (Dispaly Data). 3) Penarikan kesimpulan (Verifikasi).

Penelitian ini telah dilaksanakan pada tanggal 9-16 Oktober 2015. Penelitian ini dilaksanakan di TK Pembina Sungai Rumbai Kabupaten Dharmasraya.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Berdasarkan hasil temuan yang penulis dapatkan dari wawancara mengenai peran guru membantu perkembangan bahasa anak usia dini menggunakan metode bermain peran makro adalah sebagai berikut:

a. Peran Guru Membantu Perkembangan Bahasa Anak Usia Dini Menggunakan Metode Bermain Peran Makro Dilihat dari Cara yang Digunakan Guru

Hasil wawancara dengan informan kunci dan informan tambahan bahwa cara guru membantu perkembangan bahasa anak di TK Pembina yaitu dengan memberikan metode belajar melalui proses bermain. Proses bermain tersebut seperti bercerita, belajar, berdialog serta memainkan tokoh, menggunakan cara apapun yang bisa membuat anak lebih cepat mengerti dan pintar dalam mengembangkan bahasa.

(5)

4

b. Peran Guru Membantu Perkembangan Bahasa Anak Usia Dini Menggunakan Metode Bermain Peran Makro Dilihat dari Interaksi Guru dengan Anak dalam Peran

Kegiatan wawancara yang dilakukan dengan Informan kunci dan informan tambahan diperoleh hasil bahwa interaksi guru dengan anak dalam peran yaitu memberikan pengarahan, contoh serta bimbingan kepada anak agar anak bisa berbicara dengan lancar ketika memainkan peran yang ditampilkan di depan kelas sehingga anak bisa mencontoh serta merekam dan menirukan apa yang telah diberikan guru sampai nantinya anak berkreasi sendiri dalam segi berbicara ketika memainkan perannya. Meskipun terkadang masih terdapat anak yang mengalami kendala dalam berbicara ketika memainkan peran yang diberikan guru, dengan adanya arahan serta bimbingan dari guru anak dapat memahami dan anak yang tadinya ragu dalam berbicara, akhirnya terbiasa berinteraksi dengan lawan mainnya baik itu teman anak tersebut ataupun guru yang berperan langsung menjadi lawan main anak.

Menurut Slamet (2005:56) guru harus memberi penjelasan umum kepada anak-anak yang mengunjungi sentra sesuai tema yang dipelajari, memberikah pengarahan, mengawasi, dan memperhatikan anak ketika menggunakan alat-alat sesuai dengan materi yang dipelajari, selanjutnya menanyakan kesulitan yang dialami oleh anak dalam mengerjakan materi tersebut.

c. Peran Guru Membantu Perkembangan Bahasa Anak Usia Dini Menggunakan Metode Bermain Peran Makro Dilihat dari Tugas Anak dalam Peran

Melihat tugas yang dimainkan anak dalam peran bisa tergambar dengan pemaparan informan kunci dan informan tambahan diperoleh hasil bahwa tugas anak dalam peran adalah memainkan peran dengan menggunakan bahasa yang baik dan bahasa yang anak ketahui, memahami ketika menjadi seorang tokoh anak harus berbicara sesuai dengan peran yang dimainkannya. Setelah itu anak berimajinasi dan berekspresi sesuai dengan pengetahuan yang anak miliki

mengenai peran tersebut. Guru mengarahkan anak pada tugasnya dalam bermain peran dengan memberikan contoh dengan kata-kata yang difahami dan mudah dimengerti oleh anak.

Menurut solehuddin (2000:87) setiap anak akan mendapat tugas dan penjelasan secara klasikal. Masing- masing anak dapat memilih sentra yang akan diikutinya. Ia bebas menentukan waktu dan alat-alat untuk menyelesaikan tugasnya.

d. Peran Guru Membantu Perkembangan Bahasa Anak Usia Dini Menggunakan Metode Bermain Peran Makro Dilihat dari Bentuk Peran yang Dimainkan Anak

Dari hasil temuan di lapangan melalui wawancara dengan informan kunci dan informan tambahan diperoleh hasil bahwa bentuk peran yang dimainkan anak adalah dokter, polisi, pengamen, bajak laut serta peran lainnya yang disukai anak, namun tetap sesuai tema yang diberikan guru. Anak saat memainkan peran dituntut untuk lebih pintar berbicara dalam berkomunikasi dengan lawan bermain.

Erik Erikson (Latif dan Zukhairina, dkk 2013:207) menyatakan anak bermain menjadi tokoh menggunakan alat berukuran seperti sesungguhnya, yang digunakan untuk menciptakan dan memainkan peran-peran.

e. Peran Guru Membantu Perkembangan Bahasa Anak Usia Dini Menggunakan Metode Bermain Peran Makro Dilihat dari Interaksi Anak dengan Teman Ketika Memerankan Tokoh

Untuk melihat interaksi anak dengan teman ketika memerankan tokoh, peneliti melakukan wawancara dengan informan kunci dan Informan diperoleh hasil bahwa interaksi anak dengan teman ketika memerankan tokoh ada sebagian kecil dari anak yang kurang lancar dalam berbicara, namun dengan contoh yang diberikan guru terkait dengan kosa kata atau ucapan guru, lalu anak mencobakan lagi hingga anak mampu berbicara dengan lancar. Guru bersyukur dengan kelas yang diajarnya karena anak cepat tanggap ketika diberikan arahan saat diminta memainkan peran. Bahasa yang digunakan anak dalam memainkan peran

(6)

sering campur aduk, namun guru mengarahkan pada bahasa Indonesia yang baik ketika memerankan tokoh yang dimainkan anak.

Interaksi dan komunikasi dalam bermain peran merupakan komunikasi timbal balik dari pemeran tokoh yang dimainkan, berupa komunikasi verbal.

f. Peran Guru Membantu Perkembangan Bahasa Anak Usia Dini Menggunakan Metode Bermain Peran Makro Dilihat dari Fasilitas atau Alat yang Tersedia

Demi memperoleh informasi mengenai fasilitas dan alat yang tersedia di sekolah, peneliti melakukan wawancara dan diperoleh hasil bahwa dalam tema tertentu yang akan diberikan oleh guru, guru tersebut di sekolah menyediakan fasilitas berupa baju dokter, polwan, dan polisi, yang bisa digunakan anak dalam memainkan peran sesungguhnya. Dan fasilitas itu sangat menunjang proses belajar serta mempermudah guru dalam mengajar.

g. Peran Guru Membantu Perkembangan Bahasa Anak Usia Dini Menggunakan Metode Bermain Peran Makro Dilihat dari Peran Favorit Anak Saat Bermain

Hasil wawancara dengan informan kunci dan informan tambahan diperoleh hasil bahwa dari berbagai macam tema yang diberikan, dan guru memberikan bantuan dengan alat yang tersedia, anak senang memainkan peran sebagai dokter dan polwan.

Erik Erikson (Latif dan Zukhairina, dkk 2013:206) menyatakan bermain peran mikro melalui alat bermain atau benda yang berukuran kecil. Contohnya:

1. Rumah boneka: Perabot dan Ruang.

2. Kereta api: Rel lokomotif, gerbong- gerbongnya.

3. Bandar udara: Pesawat, boneka- boneka dan truk-truk.

4. Kebun binatang: Boneka-boneka binatang liar, boneka pengunjung.

5. Jalan-jalan kota: Jalan, orang, kota, mobil.

h. Peran Guru Membantu Perkembangan Bahasa Anak Usdsia Dini Menggunakan Metode Bermain Peran Makro Dilihat dari kelancaran anak berbahasa ketika bermain

Wawancara dengan informan kunci dan informan tambahan yang dilaksanakan diperoleh hasil bahwa kelancaran berbahasa anak ketika bermain masih ada yang mengalami kesulitan dalam berbicara, namun juga tidak kalah dengan anak yang lebih banyak lancar dalam memainkan peran. Namun, guru selalu membimbing dan mengarahkan anak terutama anak yang berasal dari daerah yang mempunyai latar belakang berbeda dan agak sedikit sulit berbahasa Indonesia. Arahan dan bimbingan guru selalu diberikan hingga anak mampu mengalami peningkatan bahasa yang baik dari sebelumnya. Terutama dalam bermain peran, dan anak juga sudah berbahasa dengan baik. Respon anak ketika bermain peran sudah bagus, dan banyak yang membuat guru terkejut dengan respon lucu dan celoteh anak yang mereka ungkapkan ketika memainkan peran.

Menurut Tarigan (1990:15) berbicara adalah kemampuan mengucapkan bunyi-bunyi artikulasi atau kata-kata untuk mengekspresikan, menyatakan, serta menyampaikan gagasan atau perasaan.

Berdasarkan hasil temuan yang penulis dapatkan dari wawancara mengenai peran guru membantu perkembangan bahasa anak usia dini menggunakan metode bermain peran mikro adalah sebagai berikut:

a. Peran Guru Membantu Perkembangan Bahasa Anak Usia Dini Menggunakan Metode Bermain Peran Mikro Dilihat dari Cara Yang Digunakan Guru

Hasil wawancara dengan informan kunci dan informan tambahan diperoleh hasil bahwa membantu perkembangan bahasa anak, guru menggunakan cara meminta anak untuk maju kedepan kelas, bermain seperti bercerita dan berdialog serta berekspresi dan berkomunikasi dengan tema tertentu yang telah ditentukan guru sebagai pengajar, dan anak bisa memilih perannya sendiri menggunakan boneka tangan atau boneka jari yang berbentuk berbagai macam hewan

(7)

6

b. Peran Guru Membantu Perkembangan Bahasa Anak Usia Dini Menggunakan Metode Bermain Peran Mikro Dilihat dari Interaksi Guru dengan Anak dalam Peran

Kegiatan wawancara yang dilakukan dengan Informan kunci dan informan diperoleh hasil bahwa mengawali kegiatan dengan contoh yang diberikan guru lalu pengarahan. Anak lebih leluasa berinteraksi dengan guru sebagai lawan bermain perannya. Kadang ada kata-kata yang bingung namun guru cepat mengarahkan dengan baik, tiang komunikasi terdapat pada guru, dan jika sudah mampu berbicara dan berkomunikasi bisa diciptakan.

komunikasi yang dimainkan dalam peran adalah komunikasi yang dilakukan sehari- hari dan ekspresi yang lucu-lucu sering dikeluarkan anak ketika memainkan peran memakai alat kecil tersebut

c. Peran Guru Membantu Perkembangan Bahasa Anak Usia Dini Menggunakan Metode Bermain Peran Mikro Dilihat dari Tugas Anak dalam Peran

Melihat tugas yang dimainkan anak dalam peran bisa tergambar dengan pemaparan informan kunci dan informan tambahan diperoleh hasil bahwa tugas anak dalam peran adalah memainkan peran dengan menggunakan bahasa yang baik dan bahasa yang anak ketahui, memahami ketika menjadi seorang tokoh anak harus berbicara sesuai dengan peran yang dimainkannya. Setelah itu anak berimajinasi dan berekspresi sesuai dengan pengetahuan yang anak miliki mengenai peran tersebut. Guru mengarahkan anak pada tugasnya dalam bermain peran dengan memberikan contoh dengan kata-kata yang difahami dan mudah dimengerti oleh anak.

d. Peran Guru Membantu Perkembangan Bahasa Anak Usia Dini Menggunakan Metode Bermain Peran Makro Dilihat dari Bentuk Peran yang Dimainkan Anak

Dari hasil temuan di lapangan melalui wawancara dengan informan kunci dan informan tambahan yang dilaksanakan diperoleh hasil bahwa anak bermain menggunakan boneka binatang tangan atau jari, bercakap-cakap dengan apa yang dicontohkan guru terlebih

dahulu sebelum memulai kegiatan, dan anak melanjutkan dengan ide yang mereka miliki. Kadang anak awalnya bingung, dan guru mengarahkan serta membimbing anak hingga annak bisa dan memahaminya

Erik Erikson (Latif dan Zukhairina, dkk 2013:207) menyatakan anak bermain menjadi tokoh menggunakan alat berukuran seperti sesungguhnya, yang digunakan untuk menciptakan dan memainkan peran-peran.

e. Peran Guru Membantu Perkembangan Bahasa Anak Usia Dini Menggunakan Metode Bermain Peran Mikro Dilihat dari Interaksi Anak dengan Teman Ketika Memerankan Tokoh

Untuk melihat interaksi anak dengan teman ketika memerankan tokoh, peneliti melakukan wawancara dengan informan kunci dan Informan tambahan yang dilaksanakan diperoleh hasil bahwa ketika dengan teman anak banyak tertawa, namun diarahkan lagi oleh gurunya.

Termasuk dengan bahasa yang kerap kali bercampur. Guru meluruskan kembali kata-kata dengan baik dalam kegiatan anak menjadi gajah, ayam, tikus, dan lain- lain.

f. Peran Guru Membantu Perkembangan Bahasa Anak Usia Dini Menggunakan Metode Bermain Peran Mikro Dilihat dari Fasilitas atau Alat yang Tersedia

Demi memperoleh informasi mengenai fasilitas dan alat yang tersedia di sekolah, peneliti melakukan wawancara dan diperoleh hasil bahwa fasilitas sangat menunjang dan fasilitas mempermudah proses belajar mengajar serta lebih diminati anak, alam metode ini fasilitas yang tersedia berupa boneka tangan dan boneka jari serta balok rumah-rumahan atau rubrik.

g. Peran Guru Membantu Perkembangan Bahasa Anak Usia Dini Menggunakan Metode Bermain Peran Mikro Dilihat dari Peran Favorit Anak Saat Bermain

Hasil wawancara dengan informan kunci dan informan tambahan diperoleh hasil bahwa dari berbagai macam tema yang diberikan, guru menyediakan benda atau alat yang bisa digunakan anak berupa boneka kecil berbentuk hewan yang diberikan guru

(8)

h. Peran Guru Membantu Perkembangan Bahasa Anak Usia Dini Menggunakan Metode Bermain Peran Mikro Dilihat dari kelancaran anak berbahasa ketika bermain

Wawancara dengan informan kunci dan informan tambahan yang dilaksanakan diperoleh hasil bahwa komunikasi anak baik, meskipun masih ada yang terbata-bata. Guru memberikan arahan lebih dan menjuru kepada berbahasa Indonesia, yang lebih diutamakan kepada anak yang memiliki latar belakang budaya yang berbeda, dengan arahan serta bimbingan guru anak yang tadinya malu bertanya atau masih kurang bisa berbahasa dengan baik sudah mulai tanggap bercakap dalam bermain peran.

SIMPULAN

1. Peran guru membantu perkembangan bahasa anak usia dini menggunakan metode bermain peran makro

Penelitian yang dilakukan di TK Pembina Sungai Rumbai Kabupaten Dharmasraya maka dapat disimpulkan bahwa peran guru dalam membantu perkembangan bahasa anak usia dini dengan menggunakan metode bermain peran makro adalah mengarahkan dalam pelaksanaan kegiatan belajar dan bermain peran makro, meyediakan fasilitas berupa baju tokoh-tokoh tertentu sesuai tema, membimbing dan mengatur jalannya proses bermain peran, mendidik anak sehingga diperoleh hasil anak berbahasa dengan baik dan benar, berkomunikasi aktif dalam bermain menjadi bentuk sebenarnya sesuai metode bermain peran makro.

2. Peran Guru Membantu Perkembangan Bahasa Anak Usia Dini Menggunakan Metode Bermain Peran Mikro

Berdasarkan hasil penelitan mengenai peran guru dalam peran mikro, maka dapat disimpulkan bahwa peran guru dalam membantu perkembangan bahasa anak usia dini dengan menggunakan metode bermain peran mikro tidak jauh beda dengan makro yaitu mengarahkan.anak dalam permainan peran mikro, menjadi model bagi anak, pengajar yang aktif dan mengontrol jalannya kegiatan, guru menyediakan

fasilitas dalam menunjang pelaksanaan kegiatan belajar peran mikro berupa boneka tangan dan jari serta rubrik dan rumah-rumahan yang bisa digunakan untuk membantu perkembangan bahasa anak.

SARAN

Berdasarkan hasil penelitian yang telah diuraikan, maka diajukan saran kepada berbagai pihak, sebagai berikut:

1. Guru

Diharapkan kepada guru untuk memperhatikan perkembangan dan kebutuhan anak serta gigih dalam memberikan pelajaran kepada anak agar anak mampu berkomunikasi dan berbahasa dengan baik dimanapun anak berada.

2. Orang Tua

Diharapkan kepada orang tua agar tetap memantau dan memperhatikan perkembangan anak dirumah agar anak mudah dalam berkomunikasi dan berinteraksi dengan orang disekitarnya dengan bahasa yang baik dan benar.

3. Anak Usia Dini

Diharapkan kepada anak agar lebih giat belajar dan aktif dalam berkomunikasi baik dengan orang yang lebih tua maupun teman sebaya.

4. Pengelola Program Studi Bimbingan dan Konseling

Diharapkan kepada pengelola program studi agar lebih dijadikan bahan masukan dalam mengembangkan mata kuliah yang berhubungan dengan pengkajian peran guru membantu perkembangan bahasa anak usia dini menggunakan metode bermain peran.

5. Peneliti selanjutnya

Agar dapat melakukan penelitian lanjutan yang lebih mendalam tentang peran guru dalam membantu perkembangan bahasa anak usia dini dalam aspek atau variabel lain.

KEPUSTAKAAN

Defriani, Gusri. 2014. Upaya Guru BK dalam Mengatasi Peserta Didik yang Under Achiever di SMP Negeri 12 Padang.

Skripsi tidak Diterbitkan, STKIP.

(9)

8

Latif Mukhtar dan Zukhairina, dkk. 2013.

Orientasi Baru Pendidikan Anak Usia Dini. Jakarta: Prenada Media Group.

Maulina, Yosita. 2014. Upaya Guru Kelas dalam Membantu Peserta Didik yang Mengalami Kesulitan Belajar. Skripsi tidak Diterbitkan. STKIP.

Moleong, Lexy J. 2010. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung:

Remaja Rosdakarya.

Noor, Juliansyah. 2011. Metodologi Penelitian: Skripsi, Tesis, Disertasi, dan Karya Ilmiah. Jakarta: Kencana.

Patmonodewo, S. 2003. Pendidikan Anak Prasekolah. Jakarta: Bineka Cipta.

Slamet, Suyanto. 2005. Dasar-dasar Pendidikan Anak Usia Dini.

Yogyakarta: Hikayat Publishing Sugiyono. 2013. Metodologi Penelitian

Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D.

Bandung: Alfabeta.

Sumantri, M. dkk. 2009. Perkembangan Peserta Didik. Jakarta: Universitas Terbuka

Susanto, A. 2011. Perkembangan Anak Usia Dini Pengantar dalam Berbagai Aspeknya. Jakarta: Kencana Predana Media Group.

Tarigan, Hendri Guntur. 1990. Berbicara Sebagai Sesuatu Keterampilan Berbahasa. Bandung: Angkasa.

Referensi

Dokumen terkait

Dari hasil penelitian ini dapat disimpulkan dari hasil wawancara dari beberapa informan bahwasannya perkembangan aksesisbilitas pantai gandoriah dari tahun 2009-2014 sudah dapat di