COMMUNITY EFFORTS AND OBSTACLES IN MANAGING LIVESTOCK GOATS IN KOTO KENAGARIAN BERINGIN
SUBDISTRICT TIUMANG DHARMASRAYA Oleh:
Winda Murni*Slamet Rianto**Yuherman**
Geography Education Student STKIP PGRI West Sumatra*
Lectrurer in Geography Education STKIP PGRI West Sumatra**
ABSRTACT
Goat farm in Koto Kenagarian Beringin is one of the principal livestock sector for people, but the quality of management is still limited with system maintenance and breeding traditionally. This study aims to gain an overview of: 1) the community's efforts in the management of livestock goats in Kenagarian Koto subdistrict Beringin Tiumang Dharmasraya district, 2) the constraints of society in the management of livestock goats in Kenagarian Koto subdistrict Beringin Tiumang Dharmasraya district.
This type of research is qualitative, the subject of this research through snowball sampling, data were collected through: 1) observation, 2) interviews, 3) documentation. Informants in this study are the people who manage a goat farm in Koto Kenagarian Beringin 25 people. And key informants in this study were Dharmasraya district Animal Husbandry Department. Testing the validity of the data in this study used data analysis techniques, data validity and triangulation.
Based on the analysis of data and discussion concluded that: 1) the community's efforts in the management of livestock goats in Kenagarian Koto subdistrict Beringin district Tiumang Dharmasraya not run well because the farmers have not been up in the care, feeding and drinking, perkandangan shape and control of the disease. 2) Constraints communities in the management of livestock goats in Kenagarian Koto subdistrict Beringin district Tiumang Dharmasraya is limited seeds, goat eaten by other animals (dogs) and goat diseases, such as bloating, abdominal pain, itching, ringworm and hot inside.
Keywords: Effort, Contraints, Bredding Goats
PENDAHULUAN
Indonesia merupakan negara sedang berkembang yang memiliki karakteristik laju ekonomi yang cukup baik dibarengi dengan laju pertumbuhan yang pesat. Peningkatan penduduk saat ini memberikan dampak yang besar terhadap peningkatan permintaan produk pangan masyarakat. Selain itu, perkembangan masyarakat saat ini lebih ke arah yang lebih maju baik dari segi pendapatan maupun tingkat pengetahuan masyarakat mengenai pentingnya nilai gizi pangan.
Hal ini membuat masyarakat cendrung lebih meningkatkan konsumsi pangan yang mengandung gizi tinggi. Salah satu produk pangan yang terus pengalami peningkatan setiap tahunnya adalah daging.
Perkembangan sektor peternakan khususnya usaha ternak kambing di Indonesia, saat ini perlu dikembangkan agar masyakarat menyadari tentang pentingnya gizi daging dan pentingnya pemberdayaan masyarakat dalam usaha meningkatkan perkekonomian dan memberantas kemiskinan.
Menurut Kartasasminta (dalam Alfitri, 2011), menyatakan pemberdayaan adalah suatu upaya untuk meningkatkan harkat dan martabat lapisan masyarakat yang berada dalam kondisi tidak mampu melepaskan diri dari perangkap kemiskinan dan keterbelakangan.
Dengan kata lain, memberdayakan berarti memampukan dan memandirikan masyarakat dengan cara memotivasi, mengembangkan
kesadaran, serta memperkuat potensi yang dimilikinya dan berupaya mengembangkannya. Jadi memberdayakan masyarakat itu sangat penting dalam kehidupan sehari-hari untuk memenuhi kelangsungan hidup manusia.
Masyarakat merupakan kumpulan manusia atau penduduk yang mempunyai suatu kebudayaan yang selalu berjuang untuk tetap hidup. Setiap orang mempunyai naluri untuk terus berupaya mempertahankan hidup dan meningkatkan kesejahteraan, terutama dalam memenuhi kebutuhan pokok yaitu pangan, sandang dan papan. Apalagi biaya hidup sekarang semakin tinggi, lapangan pekerjaan terbatas, semakin banyak angkatan kerja yang menganggur, sehingga setiap orang harus benar-benar jeli dalam memanfaatkan peluang yang ada untuk menciptakan suatu inovasi guna memenuhi kebutuhan hidup.
Banyak cara yang ditempuh untuk dapat mempertahankan hidup dan meningkatkan kesejahteraan, diantaranya dengan memanfaatkan lahan yang ada dipermukaan bumi.
Lahan memiliki arti penting dalam kehidupan manusia.
Lahan adalah modal utama dalam berbagai kegiatan pemenuhan kebutuhan manusia untuk tetap bertahan hidup dan meningkatkan kesejahteraan. Namun lahan antara satu tempat dengan tempat lain memiliki karakteristik dan kualitas yang berbeda-beda, baik dari segi geologi, hidrologi, geomorfologi, iklim, vegetasi, topografi, potensi
sumber daya alam bahkan sampai pemanfaatannya. Salah satu usaha pemanfaatan lahan adalah melalui kegiatan pertanian, yang didalamnya mencakup bercocok tanam dan beternak.
Mengingat kondisi geografis, ekologi, dan kesuburan lahan dibeberapa wilayah Indonesia memiliki karakteristik yang cocok dalam pengembangan peternakan.
Peternakan merupakan salah satu usaha pemanfaatan lahan yang perlu mendapat perhatian. Selama ini perhatian pemerintah pada sektor peternakan lebih banyak diarahkan kepada program peningkatan produksi hasil peternakan yang melibatkan para pemodal besar yang sarat akan subsidi, padahal dibalik itu ada peran peternak dari segi pengelolaan dan kondisi alam yang lebih dominan. Masyarakat harus bisa memilih peternakan yang memiliki resiko yang relatif lebih kecil dalam hal kerugian, dan salah satu contohnya adalah peternakan kambing.
Kambing merupakan ternak yang pempunyai kemampuan hidup yang baik dengan berbagai kondisi iklim dan dapat hidup pada lahan dengan berbagai topografi baik dataran rendah maupun dataran tinggi. Jadi, pengelolaan yang bagus pada peternakan kambing adalah upaya meningkatkan keadaan perekonomian masyarakat agar mampu membebaskan diri dari kemiskinan dengan memandirikan mereka baik melalui motivasi, penyadaran serta penguatan potensi
yang dimiliki sehingga masyarakat terutama para peternak mampu terus berkembang dan meninggalkan keterbelakangannya.
Pengelolaan hewan ternak kambing merupakan salah satu hal yang cukup menjanjikan, disamping perawatannya cukup mudah, ternak kambing juga memiliki potensi sebagai komponen usaha tani yang penting diberbagai agroekosistem, diantaranya bisa menghasilkan susu dan daging. kambing adalah hewan dwi guna, yaitu sebagai penghasil susu dan sebagai penghasil daging.
Kambing sebagai salah satu sumber protein hewani memiliki posisi istimewa bagi masyarakat Indonesia (Andoko dan Warsito, 2013). Ternak kambing memiliki kapasitas adaptasi yang relatif lebih baik dibandingkan dengan beberapa etnis ternak ruminansia lain seperti sapi, kerbau dan domba.
Salah satu jenis kambing yang banyak dikelola oleh masyarakat Indonesia adalah kambing kacang. Kambing kacang merupakan kambing asli Indonesia dan Malaysia (Mulyono dan Sarwono, 2004). Sifatnya lincah, tahan terhadap berbagai kondisi dan mampu beradaptasi dengan baik di berbagai lingkungan alam setempat, termasuk dalam kondisi pemeliharaan yang sangat sederhana.
Kambing kacang sangat cepat berkembang biak karena pada umur 15-18 bulan sudah bisa menghasilkan keturunan. Kambing ini cocok untuk penghasil daging karena sangat prolifik (sering
melahirkan anak kembar dua).
Terkadang dalam satu kelahiran menghasilkan keturunan kembar tiga setiap induknya. Kambing jenis ini berkembang biak sepanjang tahun.
Dengan karakter yang mampu bertahan pada kondisi apapun, ternak ini sering menjadi pilihan utama diberbagai komunitas petani salah satunya yaitu di kenagarian Koto Beringin kecamatan Tiumang kabupaten Dharmasraya.
Berdasarkan observasi awal penulis tanggal 25 November 2015, kenagarian Koto Beringin merupakan daerah yang memiliki ternak kambing cukup banyak.
Penulis mendapatkan informasi bahwa di Kenagarian Koto Beringin Kecamatan Tiumang Kabupaten Dharmasraya ada 25 KK peternak yang sudah melakukan pengelolaan hewan ternak kambing. Diantaranya ada beberapa data tentang peternak kambing di Kenagarian Koto Beringin, seperti yang tergambar pada tabel berikut:
N o
Nama Peterna
k/
Inisial
Jenis Hewan Ternak
Jumla h Terna
k
1 EN
Kambin g Kacang
7 Ekor
2 MD
Kambin g Kacang
6 Ekor
3 NM
Kambin g Kacang
13 Ekor
4 BA
Kambin g Kacang
9 Ekor
5 HD
Kambin g Kacang
8 Ekor
Table I.I Data Observasi Peternak Kambing di Kenagarian
Koto Beringin
Berdasarkan tabel di atas, dapat disimpulkan bahwa di Kenagarian Koto Beringin Kecamatan Tiumang Kabupaten Dharmasraya memang telah banyak peternak yang telah melakukan pengelolaan hewan ternak kambing, akan tetapi cara pengelolaannya belum dilakukan secara benar.
Menurut asumsi penulis, masyarakat di Kenagarian Koto Beringin Kecamatan Tiumang masih melakukan pemeliharaan kambing secara tradisional dan pengelolaan peternakan kambing belum mendapatkan perhatian ksusus dari peternak serta masyarakat mengalami banyak kendala dalam mengelola hewan ternak kambing.
Seperti semakin sempitnya lahan pertanian sehingga peternak kesulitan mencari pakan. Dan kambing memiliki bau khas, sehingga masyarakat tidak bisa kompromi dengan bau tersebut.
Serta adanya penyakit
ternak yang terjangkit, seperti: kudis, perut kembung, diare, belatungan. Peternak tidak menyediakan kandang dengan baik, sehingga ada kandang yang sudah
tidak layak akibatnya kambing berkeliaran kemana-mana. Hal itu berdampak pada kesehatan kambing dan juga bisa merugikan masyarakat sekitar seperti merusak tanaman, mengotori halaman rumah, dan juga berdampak buruk bagi kesehatan manusia kalau di konsumsi karena pengelolaanya kurang baik.
Berdasarkan observasi tersebut di atas, maka penulis tertarik untuk meneliti tentang “Upaya dan Kendala Masyarakat dalam Pengelolaan Hewan Ternak Kambing di Kenagarian Koto Beringin Kecamatan Tiumang Kabupaten Dharmasraya”.
METODOLOGI PENELITIAN
Sesuai dengan permasalahan yang diajukan dalam penelitian ini, maka Penelitian ini tergolong kepada jenis penelitian kualitatif. Penelitian kualitatif adalah penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian misalnya prilaku, persepsi, motivasi, tindakan, dan lain sebagainya, secara holistik dan dengan cara deskripsi dalam bentuk kata- kata dan bahasa, pada suatu konteks khusus yang alamiah dan dengan memanfaatkan berbagai metode alamiah (Moleong, 2010:6). Upaya dan kendala masyarakat dalam pengelolaan hewan ternak kambing di Kenagarian Koto Beringin Kecamatan Tiumang Kabupaten Dharmasraya yang menjadi fokus masalah dalam penelitian ini adalah upaya dan kendala masyarakat dalam pengelolaan hewan ternak kambing di Kenagarian Koto Beringin Kecamatan
Tiumang Kabupaten Dharmasraya. Yang menjadi informan dalam penelitian ini adalah masyarakat yang mengelola peternakan kambing di kenagarian Koto Beringin, Adapun metode yang di gunakan untuk penelitian informan adalah metode snowball sampling maksudnya teknik penentuan sampel yang mula-mula jumlahnya kecil, kemudian disuruh memilih teman- temannya untuk dijadikan sampel begitu seterusnya, sehingga jumlah sampel semakin banyak. Ibarat bola salju yang menggelinding semakin lama semakin besar.
PEMBAHASAN
Pertama, Berdasarkan hasil wawancara penulis dengan peternak hewan ternak kambing di Kenagarian Koto Beringin dari segi upaya masyarakat dalam pengelolaan hewan ternak kambing belum melakukan pengelolaan secara maksimal, baik itu cara perawatan, cara pemberian pakan dan minum, perkandangan, maupun pengendalian penyakit.
Hal itu akan dibahas lebih lanjut dalam uraian pembahasan berikut:
1. Perawatan kambing. Peternak kambing di Kenagarian Koto Beringin sudah ada melakukan perawatan kambing dengan baik, namun masih banyak peternak yang belum melakukan perawatan kambing secara maksimal, mereka hanya melepaskan kambing pada pagi hari dan mengurungnya pada sore hari, setelah di lepaskan lalu
dibiarkan lepas kemana saja, sehingga kadang-kadang anak kambing yang masih kecil bisa mati di mangsa binatang lain, seperti anjing. Dan kadang-kadang kambing masuk ke rumah warga untuk mencari makan, mengotori rumah warga di karenakan kotoran kambing berceceran di teras rumah. Kambing juga memakan tamanan yang ada di pekarangan. Pemotongan kuku tidak pernah di lakukan dan kambing tidak ada dimandikan sama sekali.
2. Pemberian pakan dan minum.
Masih banyak peternak yang tidak menyediakan makan dan minum untuk kambing mereka. Kebanyakan peternak hanya membiarkan kambing mencari makan dan minum sendiri. Dari 25 orang peternak hanya 2 orang peternak yang memberi minum susu pada kambingnya. Bahkan ada peternak yang tidak pernah memberi nutrisi pada kambing.
3. Perkandangan Kambing.
Peternak membuat kandang menghadap ke matahari terbit, cara membersihkan kandang kambing sudah dilakukan dengan baik. Peternak membersihkan kandang dengan cara di sapu, ada yang menyapu lantainya sekali seminggu, dua kali seminggu, tiga kali seminggu, bahkan ada yang membersihkan tiap hari.
Peternak mengatakan bahwa kandangnya harus dibersihkan,
karena kotorannya
mengeluarkan bau, dan juga agar kotoran nya tidak menempel di bulu kambing yang dapat mengakibatkan penyakit pada kambing.
4. Pengendalian penyakit.
Peternak sudah melakukan pengendalian terhadap penyakit, seperti pemberian obat-obatan pada kambing.
Namun belum maksimal di lakukan, karena masih banyak peternak yang tidak berusaha mencari solusi dari penyakit kambing, bahkan ada yang membiarkan kambing mati begitu saja.
Disini perlu adanya kerja sama antara Dinas Peternakan dengan peternak secara khusus, baik itu berupa pelatihan, pembinaan maupun pengobatan. Agar tercipta nya peternak yang mandiri dan sukses dalam pengelolaan hewan ternak kambing tersebut, sehingga apa yang diharapkan dapat tercapai sesuai dengan hasil yang memuaskan.
Menurut Wasis dan Irianto (2014), Upaya merupakan usaha manusia untuk melakukan sesuatu mencapai tujuan tertentu.
Upaya yang dimaksud disini adalah bagaimana usaha masyarakat khususnya peternak dalam mengelola hewan ternak kambing di Kenagarian Koto Beringin Kecamatan Tiumang.
Pengelolaan tersebut termasuk cara perawatan, cara pemberian pakan dan minum, perkandangan kambing, pengendalian penyakit maupun sistem pemeliharaan.
Kedua, Dilihat dari kendala yang dihadapi peternak dalam pengelolaan hewan ternak kambing adalah keterbatasan bibit dan penyakit pada kambing yaitu kembung, sakit perut, gatal-gatal, panas dalam dan kurap. Sejauh ini sudah ada upaya untuk melakukan pengendalian penyakit secara tradisional, namun hasilnya belum maksimal. Seperti pada penyakit kembung, peternak menghidupkan api di bawah kandangnya dengan kayu bakar dan serabut kelapa. Agar kambing tubuh kambing hangat dan tidak masuk angin atau tidak terjadi kembung. Ada juga peternak yang memberi obat- obatan seperti pil dan suntikan.
Bahkan ada peternak yang menggunakan oli kotor untuk obat kurap pada kambing. Namun pengendalian tersebut belum dilakukan oleh semua peternak, hanya beberapa orang saja yang melakukan hal tersebut.
Disini sangat perlu adanya penyuluhan dari pihak Dinas Peternakan dalam pengobatan, pengendalian penyakit serta mengetahui gejala dan mengantisipasi agar tidak terjadi penyakit tersebut.
Menurut Hansen dan Mowen (2001:606), Kata “kendala” terbagi dua, yaitu kendala internal (faktor- faktor yang membatasi sesuatu yang berasal dari dalam), dan kendala eksternal (faktor-faktor yang
membatasi sesuatu berasal dari luar).
Jadi kendala yaitu hambatan, halangan, rintangan, keadaan atau faktor yang membatasi, menghalangi atau mencegah pencapaian sasaran baik dari dalam maupun dari luar.
KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dibahas pada bab sebelumnya, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:
1. Upaya masyarakat dalam pengelolaan hewan ternak kambing di Kenagarian Koto Beringin Kecamatan Tiuman Kabupaten Dharmasraya belum berjalan dengan baik karena peternak belum sempurna dalam melakukan pengelolaan hewan ternak kambing, baik itu perawatan, perkandangan maupun pengobatan.
2. Kendala yang dihadapi peternak dalam pengelolaan hewan ternak kambing adalah penyakit yaitu kembung. Sejauh ini belum ada upaya untuk melakukan pengendalian penyakit atau belum ada solusi dari penyakit tersebut.
Disini sangat perlu adanya penyuluhan dari pihak Dinas Peternakan dalam pengobatan, pengendalian penyakit serta mengetahui gejala dan mengantisipasi agar tidak terjadi penyakit tersebut.
B. Saran
Adapun saran yang penulis kemukakan dalam penelitian ini adalah :
1. Disarankan kepada Dinas
Peternakan Kabupaten
Dharmasraya untuk lebih memperhatikan kebutuhan peternak, seperti perlu adanya kerja sama antara Dinas Peternakan dengan peternak secara khusus, baik itu berupa pelatihan, pembinaan maupun pengobatan.
Agar tercipta nya peternak yang mandiri dan sukses dalam pengelolaan hewan ternak kambing tersebut, sehingga apa yang diharapkan dapat tercapai sesuai dengan hasil yang memuaskan.
2. Disarankan kepada masyarakat yang beternak hewan kambing, agar meningkatkan cara pengelolaan hewan ternak kambing secara maksimal, baik itu di segi perawatan, pemberian pakan dan minum, perkandangan dan pengendalian penyakit. Agar terciptanya hasil yang dapat meningkatkan perekonomian masyarakat. Dan juga dapat mengurangi angka kemiskinan masyarakat Indonesia.
DAFTAR PUSTAKA
Alfitri. 2011. Community Development
“Teori dan Aplikasi”, Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Andoko, Agus dan Warsito. 2013.
Beternak Kambing Unggul.
Jakarta: Agromedia Pustaka.
Arikunto, Suharsimi. 2006. Posedur Penelitian Suatu pendekatan Praktek. Jakarta: PT. Rineka Cipta. Cet.ke-13, h. 6
_________ 2006. Metodologi Penelitian.
Jakarta: Rineka Cipta. h.129
Hansen & Mowen. 2001.Manajemen Biaya.Jakarta: Erlangga.
Http://academia.edu/7067165/Teori- Kendala-atau-theory-of- constrain.diakses tanggal 02 Maret 2016 pukul 16.00 WIB Http://dilihatya.com/1714/pengertian-
usaha-menurut-para-ahli di akses tanggal 14 April 2016 pukul 15.00 WIB
Http://id.wikipedia.org/wiki/peternakan diakses tanggal 25 Februari 2016 pukul 14.00 WIB
Http://jelajahinternet.com/2016/01/101p engertian-peternakan-
menurut-para.html diakses tanggal 12 April 2016 pukul 13.00 WIB
Http://sekolahdasar.net/2009/01/pengerti an-pengelolaan.html?m=1 diakses tanggal 10 April 2016 pukul 23.00 WIB
Http://Tutorialbudaya.blogspot.com/201 4/08/keuntungan-dan-kendala- beternak-kambing.html diakses tanggal 10 Februari 2016 pukul 23.00 WIB
Kanti, Surti. 2012. Upaya Petani Peternak Kambing Mandiri (KPPKM) dalam Meningkatkan Peternakan Kambing Peranakan Etawa (Studi Kasus), Yogyakarta : UIN Sunan Kalijaga. Skripsi.
Ketut, Sutama. 2007. Petunjuk teknis beternak kambing perah.
Yogyakarta: Kanisius.
Masruroh, Indah. 2014. Pemberdayaan Masyarakat melalui Kelompok Budidaya Ternak Kambing Peternakan Etawa. Yogyakarta.
Skripsi.
Moh. Nazir. 2005. Metode Penelitian.
Bogor: Ghalia Putera
Moleong, Lexy j. 2002. Metodologi Penelitian Kualitatif, Bandung:
Remaja Rosdakarya
Mulyono, S. dan Sarwono. 2004. Ternak Pembibitan Kambing dan Domba. Cetakan Ke-V. Jakarta : PT. Penebar Swadaya.
_________ 2012. Penggemukan Kambing Potong. Jakarta : PT.
Penebar Swadaya.
Nasution, S. 2003. Metode Research (Penelitian Ilmiah). Jakarta:
Bumi Aksara.
Pasaribu, M., 1999. Kebijakan dan Dukungan PSD-PU dalam Pengembangan Agropolitan.
Jakarta. Makalah
Profil Nagari Koto Beringin Tahun 2013 Sarwono, B. 2004. Beternak Kambing Unggul. Jakarta : PT. Penebar Swadaya.
Sodiq, A., dan Z. Abidin. 2008.
Meningkatkan Produksi Susu Kambing Peranakan Etawa Cetakan Pertama. Jakarta : Agromedia Pustaka.
Sudjana, Nana dan Ibrahim. 2007.
Penelitian Dan Penilaian Pendidikan. Bandung: Sinar Baru Al- Gesindo. h.102
Sugiyono. 2007. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif Kualitatif dan R&D.
Bandung: Pen. Alfabeta. hal.
373
________ 2009. Metode penelitian pendidikan (pendekatan
kuantitatif, kualitatif dan R&D.
Bandung: Alfabeta
Sumodiningrat, Gunawan, 2000.
Pembangunan Ekonomi Melalui Pengembangan Pertanian.
PT.Bina Rena Pariwisata.
Jakarta.
Sutama, I Ketut. 2004.Teknologi
Reproduksi Ternak
Kambing.Mataram.Makalah _________ 2011. Kambing Peranakan
Etawah Sumberdaya Ternak Penuh Berkah. Bogor.
Penelitian