Kendala Masyarakat Dalam Meningkatkan Produktivitas Padi Sawah Di Kenagarian Unggan Kecamatan Sumpur Kudus Kabupaten Sijunjung
Nengsih Desmawati*Erna Juita**Farida**
Mahasiswa Pendidikan Geografi STKIP PGRI Sumatera Barat*[email protected] Staf Pengajar Pendidikan Geografi STKIP PGRI Sumatera Barat**
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan data, mengolah, dan membahas data tentang Kendala Masyarakat dalam Meningkatkan Produktivitas Padi Sawah di Kenagarian Unggan Kecamatan Sumpur Kudus Kabupaten Sijunjung dilihat dari: 1) Persediaan Air, 2) Pengolahan Lahan, 3) Tenaga Kerja, 4) dan Modal.
Jenis penelitian ini adalah deskriptif yang menjadi populasi dalam penelitian ini adalah kepala keluarga masyarakat petani padi sawah di Kenagarian Unggan Kecamatan Sumpur Kudus Kabupaten Sijunjung yang berjumlah 684 kepala keluarga sampel diambil secara Proporsional Random Sampling yaitu sebesar 15%
sehingga jumlah sampel penelitian 102 kepala keluarga. Pengumpulan data menggunakan angket, analisa yang digunakan adalah statistic deskriptif dengan memakai formula persentase.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa: 1) persediaan air terdapat kendala keadaan debit air di waktu musim kemarau menyebabkan air irigasis menurun sebanyak 85 responden dengan persentase (83,34%), keadaan pengairan irigasi yang ada disekitar lahan sawah cukup baik sebanyak 76 responden dengan persentase 74,51%. 2) pengolahan lahan terdapat kendala yaitu tentang informasi cara-cara bertanam padi didapat dari kebiasan generasi terdahulu sebanyak 57 responden (55,88%). 3) tenaga kerja terdapat kendala yaitu jumlah tenaga kerja yang dibutuhkan dalam kelancaran produksi padi pada umumnya membutuhkan 5-10 orang sebanyak 77 responden dengan persentase (75,49%), pekerja yang diupahkan dalam produksi padi selama < 1 minggu dengan upah pekerja dalam sehari sebanyak Rp.35.000-Rp.45.000 dengan persentase 75,49%. 4) modal terdapat kendala yaitu petani padi sawah kesulitan dalam memperoleh modal untuk bercocok tanam sebanyak 84 responden dengan persentase (82,35%), petani padi sawah selalu menggunkan modal sendiri dalam bercocok tanam sebanyak 53 responden dengan persentase (51,96%) .
Keywords –Kendala, dan Produktivitas.
ABSTRACT
This study aims are to get the data, process, and discuss data on Constraints Society in Increasing Productivity of Rice in Kenagarian Unggan Kecamatan Sumpur Kudus Kabupaten Sijunjung : 1) Water Supply, 2) Land management, 3) Labor, 4) and Financial ,
This type of research is a descriptive the research population in this study are all the paddy rice house hold in the District Kenagarian Unggan Kecamatan Sumpur Kudus Kabupaten Sijunjung with of 684 samples were collected by family heads Proportional Random Sampling amounting to 15% so that the amount of sample 102 households. Collecting data using questionnaires, analysis used is descriptive statistics by using a percentage formula.
The results of this study show that: 1) the water supply situation there are obstacles in the water flow during the dry season causes water irigasis decreased by 85 respondents with a percentage (83.34%), the circumstances around the existing irrigation rice field is quite good as much as 76 respondents with a percentage 74.51%. 2) processing of land there are obstacles, such as on the ways information obtained from rice farming habits of previous generations as much as 57 respondents (55.88%). 3) labor constraints are the number of workers needed for the smooth production of rice generally takes 5-10 people a total of 77 respondents with a percentage (75.49%), workers who were hired in the production of rice for <1 week with the wage in a day as Rp.35.000-Rp.45.000 with the percentage of 75.49%. 4) capital there are obstacles, such as paddy rice farmers difficulties in obtaining capital for planting as many as 84 respondents with a percentage (82.35%), paddy rice farmers always use the equity in planting as many as 53 respondents with a percentage (51.96%).
Keywords – Constraints and Productivity
I. PENDAHULUAN
Indonesia merupakan negara agraris, yang memiliki variasi lahan pertanian sangat beragam, terutama di pengaruhi oleh faktor geografis. Kondisi geografis yang sangat beragam tersebut menentukan jenis pertanian yang diusahakan oleh masyarakat indonesia (Bonawati dan Sriyanto, 2013: 41).
Pertanian memegang peranan penting dari seluruh perekonomian nasional. Hal ini dapat ditunjukan dari banyaknya penduduk atau tenaga kerja yang yang hidup atau bekerja dari sektor pertanian.
Kebutuhan beras sebagai salah satu sumber pangan utama penduduk indonesia terus meningkat karena selain jumlah penduduk yang terus bertambah dengan laju peningkatan 2% per tahun, juga adanya perobahan pada konsumsi penduduk yang non beras ke beras (Azwir dan Ridwan, 2009:
123). Seiring dengan itu Indonesia sebagai negara yang mempunyai penduduk terbesar di Asia Tenggara, sebagian besar makanan pokoknya adalah beras, sejalan dengan perkembangan penduduk, maka kebutuhan akan beras semakin meningkat pula sedangkan kenyataannya produksi padi belum dapat memenuhi kebutuhan yang meningkat tersebut.
Terjadinya penurunan hasil padi sawah disebabkan oleh banyak faktor, antara lain iklim yang selalu berubah, ketersediaan air , kesuburn tanah, varietes, sistem pengelolaan tanaman, dan perkembangan hama dan penyakit (Azwir dan Ridwan, 2009: 123). Usaha tani tanaman padi sawah sangat rentan terhadap kegagalan panen atau penghasilan hal ini dapat disebabkan oleh hama dan penyakit juga faktor alam. Pada beberapa tempat serangan yang paling berat diantaranya serangan hama tikus, serangan hama wereng dan penyakit lainnya dimana serangan tersebut kadang kala tidak bisa dikendalikan lagi sehingga bukan mendapat keuntungan malah kerugian yang diterima.
Dilihat dari mata pencarian, penduduk di kenagarian Unggan, Kecamatan Sumpur Kudus pada umumnya bergerak dibidang pertanian, seperti sawah dan berladang. Nagari Unggan Kecamatan Sumpur Kudus Kabupaten Sijunjung memiliki lahan sawah yang luas. Namun kenyataannya masyarakat di nagari Unggan masih banyak beli beras untuk kebutuhan sehari-hari. para pemilik sawah akhir- akhir ini sering mengeluh karena hasil produksi padi yang tidak menentu. Kalau dilihat hasil panen di Nagari Unggan lebih sering terjadinya penurunan hasil produksi dibandingkan dengan kenaikan hasil produksi padi.
II. METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian
Berdasarkan batas masalah dan tujuan penelitian, maka penelitian ini tergolong penelitian deskriptif.
B. Populasi dan Sampel 1. Populasi
Menurut Arikunto (2010: 173) populasi adalah keseluruhan subjek penelitian, apabila seseorang ingin meneliti semua elemen yang ada dalam wilayah penelitian, maka penenlitiannya merupakan penelitian populasi. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh petani padi sawah di Nagari Unggan Kecamatan Sumpur Kudus Kabupaten Sijunjung yang berjumlah 684 KK.
Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada III.1 Tabel III.1 Besarnya populasi di Nagari
Unggan Kecamatan Sumpur Kudus Kabupaten Sijunjung
No Nama Jorong Jumlah petani padi sawah (KK) 1. Jorong Unggan
Bukit
169 2. Jorong Unggan
Koto
242 3. Jorong Lubuak
Batapuak
144 4. Jorong Unggan Aro 129
Total 684
Sumber : Kantor Wali Nagari Unggan tahun, 2015
2. Sampel
Sampel adalah sebagian dari populasi yang di teliti dengan batasan ini kiranya dapat dipahami bahwa sampel adalah bagian yang tidak terpisahkan dari populasi (Arikunto 2006: 117)
Berdasarkan populasi dalam penelitian maka responden penelitian diambil secara proporsional random sampling dengan proporsi sebesar 15% dari jumlah petani yang ada pada Nagari yang telah ditentukan dengan merujuk Arikunto (2006) yang menyatakan bahwa untuk sampel penelitian yang populasinya kurang dari 100, lebih baik diambil semua tetapi apabila lebih dari 100 maka jumlah sampel dapat diambil sebanyak 5% - 20% atau sesuai kemampuan penellitian dari segi waktu tenaga dan dana untuk lebih jelas dapat dilihat pada tabel III.2
Tabel III.2 Sampel Responden di Nagari Unggan Kecamatan Sumpur Kudus Kabupaten Sijunjung
N o
Nama Jorong
Jumla h Petani
Padi sawah
(KK)
Propor si
Jumlah Respon
den
1. Ungga n Bukit
169 15% 25
2. Ungga n Koto
242 15% 36
3. Lubua k Batpua k
144 15% 22
4. Ungga n Aro
129 15% 19
Jumlah 684 102
Sumber: Pengolahan Data Sekunder Tahun 2015
C. Teknik Analisa Data
Teknik data dan analisa yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisa deskriptif dengan menggunakan rumus formula persentase untuk melihat kecenderungan masing-masing variabel, yang mana rumus yang digunakan Arikunto, 2006 adalah sbb:
P= x 100%
Keterangan:
P= Persentase F= Frekuensi
N= Jumlah Responden (sampel)
III. HASIL DAN PEMBAHASAN
Berdasarkan hasil temuan di lapangan dan sesuai dengan tujuan penelitian maka Pada pembahasan ini akan dilihat hasil penelitian tentang Kendala Masyarakat dalam Meningkatkan produktivitas padi sawah di Kenagaraian Unggan Kecamatan Sumpur Kudus Kabupaten Sijunjung meliputi Persediaan Air, Pengolahan Lahan, Tenaga Kerja, dan Modal.
Pertama, dilihat dari petani yang menggunakan pengairan irigasi pada umumnya mengatakan Ya sebanyak 50 responden (49,02%), sumber air untuk mengairi lahan sawah petani pada umumnya menggunakan air irigasi sebanyak 61 responden (59,8%), tipe sawah yang digarap petani padi sawah pada umumnya menggunakan pengairan/ irigasi sebanyak 102 responden (100%), pembagian air yang dikelola petani padi sawah pada umumnya
mengatakan air irigasinya terus mengalir sebanyak 97 responden (95,1%), keadaan pengairan irigasi yang ada disekitar lahan sawah pada umumnya mengatakan cukup baik sebanyak 76 responden (74,51%), petak sawah terdapat pintu masukan dan pembuangan air lahan sawah pada umumnya mengatakan terdapat pintu masukan dan pembuangan air sebanyak 97 responden dengan persentase (95,1%), sistem irigasi menggunakan sistem buka tutup pada umumnya mengatakan tidak terdapat sistem buka tutup sebanyak 89 responden (87,3%), jenis pengairan sawah pada umumnya menggunakan irigasi desa sebanayak 97 responden (95,1%) keadaan debit air irigasi di waktu musim kemarau pada umumnya mengatakan air irigasi sedikit sebanyak 85 responden (83,34%).
Hal ini dapat di kemukakan Bonawati
& Sriyanto ( 2013: 36) Pertumbuhan tumbuh- tumbuhan sangat tergantung kepada jumlah air yang tersedia di dalam tanah. Pertumbuhan dipengaruhi oleh kandungan air sangat rendah atau sangat tinggi. Air dibutuhkan tanaman untuk pembentukan karbohidrat dan menjaga hidrasi dan sebagai pengangkut serta mentranslokasikan makanan dan unsur-unsur mineral. Berdasarkan pertanyaan penelitian didapatkan hasil pengolahan data tentang kendala masyarakat dalam meningkatkan produktivitas padi sawah dilihat dari ketersediaan air di Nagari Unggan Kecamatan Sumpur Kudus Kabupaten Sijunjung.
Kedua, dilihat dari alat yang digunakan dalam pengolahan lahan sawah pada umumnya menggunakan mesin traktor dan cangkul sebanyak 90 responden (88,2%), luas lahan petani padi sawah memiliki luas < 0,5 Ha sebanyak 50 responden (49,02%), kepemilikan lahan sawah yang digarap oleh petani padi sawah pada umumnya mengatakan milik sendiri sebanyak 87 responden (85,29%), waktu yang baik dalam pengolahan lahan sawah pada umumnya mengatakan kapan saja sebanyak 59 responden (57,84%), tingkat kesuburan tanah pada umumnya mengatakan subur sebanyak 67 responden dengan persentase (65,69%), warna tanah pada lahan sawah pada umumnya mengatakan mengatakan warna hitam sebanyak 50 responden (49,02%), informasi tentang cara- cara bertanam padi pada umumnya mengatakan dari kebiasan generasi terdahulu sebanyak 57 responden dengan persentase (55,88%), berapa kali melakukan pembajakan dalam pengolahan lahan pada umumnya mengatakan 2 kali sebanyak 88 responden (86,3%) kegiatan yang dilakukan dalam proses pengolahan lahan pada umumnya melakukan pembersihan + pencangkulan + mmembajak sebanyak 83 responden (81,73%), waktu yang tepat
pemberian pupuk pada padi setelah ditanam pada umumnya berumur 2 minggu sebanayak 54 responden (52,94%).
Hal ini dikemukakan oleh Andoko (2006: 20) penyiapan lahan pada dasarnya adalah pengolahan tanah sawah hingga siap untuk ditanami. Prinsip pengolahan tanah adalah pemecahan bongkahan-bongkahan tanah sawah sedemikian rupa hingga menjadi lumpur lunak dan sangat halus. Selain kehalusan tanah, ketersediaan air yang cukup diperhatikan. Bila air dalam areal penanaman cukup banyak maka akan makin banyak unsur hara dalam koloid (butiran tanah yang lunak dan halus) yang dapat larut. Keadaan ini akan berakibat makin banyak unsur hara yang dapat diserap unsur tanaman.
Berdasarkan pertanyaan penelitian didapatkan hasil pengolahan data tentang kendala masyarakat dalam meningkatkan produktivitas padi sawah dilihat dari pengolahan lahan di Nagari Unggan Kecamatan Sumpur Kudus Kabupaten Sijunjung.
Ketiga,dilihat dari dilihat dari jumlah tenaga kerja yang dibutuhkan dalam kelancaran produksi padi pada umumnya membutuhkan 5- 10 orang sebanyak 77 responden (75,49%), apakah jumlah tenaga kerja mempengaruhi hasil produksi pada umumnya mengatakan sangat mempengaruhi sebanyak 79 responden (77,45%) siapakah yang menjadi tenaga kerja umumnya mengatakan tetangga sebanyak 74 responden (72,55%), berapa hari bagi pekerja yang diupah dalam produksi padi pada umumnya mengatakan < 1 minggu sebanyak 61 responden (59,80%), upah pekerja sehari dalam proses produksi padi pada umumnya mengatakan Rp.35.000-Rp.45.000.000 sebanyak 77 responden (75,49%), informasi mengetahui bibit unggul pada umumnya menjawab dari PPL sebanyak (92,15%).
Menurut Bonawati dan Sriyanto (2013:
38) setiap usaha pertanian yang akan dilaksanakan pasti memerlukan tenaga kerja.
Oleh karena itu, dalam analisis ketenagakerjaan di bidang pertanian, penggunaan tenaga kerja dinyatakan oleh besarnya curahan tenaga kerja.
Curahan tenaga kerja yang dipakai adalah besarnya tenaga kerja efektif yang dipakai.
Penggunaan tenaga kerja tidak lepas dari kegiatan usaha tani. Berdasarkan pertanyaan penelitian didapatkan hasil pengolahan data tentang kendala masyarakat dalam meningkatkan produktivitas padi sawah dilihat dari tenaga kerja di Nagari Unggan Kecamatan Sumpur Kudus Kabupaten Sijunjung.
Keempat, dilihat dari pekerjaan berapa pendapatan dalam 1 bulan pada umumnya mengatakan Rp.2.000.000- Rp.3.000.000 sebanyk 56 responden (54,90%), pengeluaran untuk biaya pengolhan lahan
sampai panen pada umumnya mengatakan Rp.1.000.000-Rp.2.000.000 sebanyak 65 responden (63,73%), apakah petani menggunakan modal sendiri dalam bercocok tanam pada umumnya mengatakan selalu sebanyak 53 responden (51,96%), apakah ada kelompok/ organisasi yang bersedia memberikan modal kepada petani pada umumnya mengatakan jarang sebanyak 90 responden (88,3%), apakah petani kesulitan dalam memperoleh modal untuk usaha tanam padi pada umumnya mengatakan sulit sebanyak 84 responden (82,3%), apakah modal mempengaruhi pertanian padi sawah pada umumnya mengatakan selalu sebanyak 87 responden (85,29%).
Menurut Banowati dan Sriyanto (2013:39) Faktor modal merupakan unsur dalam pertanian yang sangat penting sebab tanpa modal segalanya tidak berjalan. Modal dibedakan menjadi dua, yaitu modal tetap dan modal berjalan. Modal tetap (misalnya tanah) tidak akan habis sekali pakai atau produksi.
Sedangkan modal bergerak (uang tunai, pupuk, dan tanaman) dianggap habis untuk satu kali produksi. Modal bisa diperoleh atau berasal dari pemilik, warisan atau kontrak (kredit).
Sering dijumpai adanya pemilik modal besar yang mampu mengusahakan usaha taninya dengan baik tanpa adanya bantuan kredit dari pihak lain. Berdasarkan pertanyaan penelitian didapatkan hasil pengolahan data tentang kendala masyarakat dalam meningkatkan produktivitas padi sawah dilihat dari Modal di Nagari Unggan Kecamatan Sumpur Kudus Kabupaten Sijunjung.
IV. PENUTUP A. Kesimpulan
1. Kendala masyarakat dalam meningkatkan produktivitas padi sawah di Kenagarian Unggan Kecamatan Sumpur Kudus Kabupaten Sijunjung dilihat dari persediaan air adalah keadaan debit air di waktu musim kemarau menyebabkan air irigasinya menurun sebanyak (83,34%).
Kemudian keadaan pengairan irigasi yang ada disekitar lahan sawah cukup baik persentasenya sebesar (74,51%).
2. Kendala masyarakat dalam meningkatkan produktivitas padi sawah di Kenagarian Unggan Kecamatan Sumpur Kudus Kabupaten Sijunjung dilihat dari pengolahan lahan yaitu tentang informasi cara-cara bertanam padi didapat dari kebiasan generasi terdahulu sebanyak (55,88%). Masyarakat masih kurang wawasan dalam bercocok tanam padi
sawah karna mereka masih berpedoman pada kebiasaan generasi terdahulu.
3. Kendala masyarakat dalam meningkatkan produktivitas padi sawah di Kenagarian Unggan Kecamatan Sumpur Kudus Kabupaten Sijunjung dilihat dari tenaga kerja yaitu jumlah tenaga kerja yang dibutuhkan dalam kelancaran produksi padi pada umumnya membutuhkan 5-10 orang (75,49%). Pekerja yang diupahkan dalam produksi padi selama < 1 minggu dengan upah pekerja dalam sehari sebanyak Rp.35.000-Rp.45.000 dengan persentase (75,49%).
4. Kendala masyarakat dalam meningkatkan produktivitas padi sawah di Kenagarian Unggan Kecamatan Sumpur Kudus Kabupaten Sijunjung dilihat dari modal adalah petani padi sawah kesulitan dalam memperoleh modal untuk bercocok tanam sebanyak (82,35%), kemudian petani padi sawah selalu menggunkan modal sendiri dalam bercocok tanam sebanyak (51,96%) yang mana kelompok atau organisasi jarang bersedia memberikan modal.
B. Saran
1. Diharapkan kepada masyarakat petani padi sawah agar dapat meningkatkan hasil pertaniannya dengan teknologi yang lebih baik.
2. Diharapkan kepada pemerintah setempat untuk memperhatikan masyarakat petani padi sawah di Kenegarian Unggan Kecamatan Sumpur Kudus Kabupaten Sijunjung. Juga diharapkan dapat memberikan bantuan/bimbingan kepada masyarakat padi sawah.
3. Bagi peneliti selanjutnya, penelitian ini bisa dijadikan bahan rujukan dan pedoman yang bermanfaat dan menambah wawasan pembaca dan peneliti sendiri.
DAFTAR PUSTAKA Bonawati, Eva dan Sriyanto.2013.Geografi
Pertanian.Yogyakarta: penerbit Ombak.
Azwir dan Ridwan. 2009. Peningkatan Produktivitas Padi Sawah Dengan Perbaikan Teknologi Budidaya. Jurnal Pengkajian Balai Teknologi Pertanian Sumatera Barat ISSN 1410-3354 Akta Agrosia vol 12 No 02 hlm 212 -218 juli Des 2009.
Arikunto.2006. Prosedur Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta.
Arikunto, Suharsimi.2010.Prosedur
Penelitian.Jakarta: Rineka Cipta.