• Tidak ada hasil yang ditemukan

Untitled - Jurnal Ilmiah Mahasiswa STKIP PGRI Sumbar

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "Untitled - Jurnal Ilmiah Mahasiswa STKIP PGRI Sumbar"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)
(2)
(3)

Study Habits of Students in SMP Muhammadiyah 6 of Padang By:

Restu Sari *

Dr. Yuzarion Zubir, S.Ag., S.Psi., M.Si **

Rici Kardo, M.Pd **

*Student

** lecturers

Development Guidance and Counseling, STKIP PGRI Sumatera Barat ABSTRACT

The background of this research were some students showed bad attitude toward their teacher,such as made a noise while the teaching learning process, redicule of teacher's performance, ignoring the teacher's advice moreover they did not like the teacher at school. This factor affect the students to get difficulties to repair their habitual of study. The purpose of and this research was to find out how was the student's habit in learning at class VII and VIII at SMP Muhammadiyah 6 padang. Design of this research was quantitative by descriptive method. The population are 325 students. And this research the researcher took by proportional random sampling. There were 180 students as sample. In collecting the data used questionare.it was done by 30 students at class VII pertiwi 2 padang. Technique of data analysis was used statistic descriptive by frequensi menu and precentase. The result of research are (1) The students habits at clas VII and VIII at smp muhammadiyah 6 Padang is good categorize (2) Motivation (3) Attitude to learn (4) Motivation in learning (5) The students habis is in good categorize. (6) Self-concept learning in habits of learn is good enough toward theor habits of learn. The result of this research was recomended to Conselor and headmaster to support and facility the activities of conseling esspecially for giving service to the students.

Keyword: Study habits, motivation, the attitude of learning.

Pendahuluan

Pendidikan merupakan sarana mutlak yang dipergunakan untuk mewujudkan masyarakat madani yang mampu

menguasai, mengembangkan,

mengendalikan dan memanfaatkan ilmu pengetahuan dan teknologi. Output pendidikan belum mampu berjalan seimbang dengan tuntutan zaman, hal ini disebabkan minimnya penguasaan terhadap disiplin ilmu yang diperoleh melalui proses pendidikan. Keadaan ini menjadi tantangan bagi para pendidik untuk mempersiapkan peserta didiknya dalam memasuki masa depan.

Menurut Slameto (2010:2) belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkahlaku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya. Aktivitas belajar bagi setiap individu, tidak selamanya dapat berlangsung secara wajar. Kadang-kadang lancar, kadang-kadang tidak, kadang- kadang cepat menangkap apa yang

dipelajari dan terkadang juga teramat sulit.

Dalam hal semangat terkadang semangat tinggi, tetapi juga terkadang sulit untuk konsentrasi.

Demikian kenyataan yang di jumpai pada setiap anak didik dalam kehidupan sehari-hari dalam kaitannya dengan aktivitas belajar. Setiap individu memang tidak ada yang sama, perbedaan individual ini yang menyebabkan perbedaan tingkah laku belajar di kalangan anak didik. Dalam keadaan dimana anak didik atau peserta didik tidak dapat belajar sebagai mana mestinya, itulah yang dinamakan kesulitan belajar.

Proses belajar mengajar di sini bukan sekedar upaya untuk memberikan pengetahuan yang berorientasi pada target penguasan materi (peserta didik lebih banyak menghafal dari pada menguasai keahlian) yang diberikan gurunya, akan tetapi juga memberikan sebuah pedoman hidup yang akan dapat bermanfaat bagi dirinya dan manusia lainnya, pembelajaran juga memberikan hiburan (edutainment) kepada peserta didik agar bisa menjalankan aktivitas pembelajaran dengan 1

(4)

menyenangkan bukan karena keterpakasaan. Proses pembelajaran yang dilaksanakan melibatkan orang tua dan masyarakat. Peran orang tua adalah sebagai pendukung sekaligus pengawas terhadap aktivitas belajar peserta didik di rumah.

Sedangkan masyarakat terlibat untuk menciptakan lingkungan yang tenang agar tidak mengganggu kegiatan proses belajar peserta didik.

Hal ini tentu saja berpengaruh dalam kemampuan peserta didik ketika mengerjakan soal-soal latihan, sehingga peserta didik mampu mengerjakan soal latihan berkat adanya perubahan pengetahuan didalam dirinya. Namun dalam kegiatan pembelajaran tersebut, tidak semua peserta didik mengalami perubahan sesuai dengan apa yang diharapkan. Masih banyak peserta didik yang mengalami perubahan dalam dirinya secara tidak optimal dalam kegiatan belajar mengajarnya. Baik itu perubahan dalam segi ilmu pengetahuan, kemampuannya, cara berpikir, keterampilan, dan kepribadian, dapat memotivasi diri sendiri menjadi lebih baik lagi dan perubahan lainnya. hal ini dapat dilihat dari banyaknya jumlah peserta didik yang nilainya belum mencapai ketuntasan minimal yang ditentukan oleh Guru. Ini menunjukkan masih adanya peserta didik yang mengalami permasalahan dalam kegiatan proses pembelajaran. Adapun penyebabnya dipengaruhi oleh faktor-faktor yang membangunkebiasaan belajar peserta didik tersebut yaitu faktor intern dan faktor ekstern.

Pencapaian tujuan belajar dari peserta didik diukur dari kebiasaan belajar. Salah satu yang membangunkebiasaan belajar yang baik, tergantung dari faktor-faktor belajar itu sendiri. Secara garis besar, faktor-faktor yang membangunkebiasaan belajar peserta didik dibedakan menjadi dua yaitu faktor eksternal dan faktor internal.

Menurut Syah (2011:129) faktor yang membangunbelajar ada tiga, yaitu faktor internal, eksternal, pendekatan belajar.

Faktor internal meliputi aspek fisiologis dan aspek psikologis yakni tingkat kecerdasan, sikap, bakat, minat, dan motivasi. Faktor eksternal antara lain lingkungan sosial seperti para guru, tenaga kependidikan, teman-teman, sedangkan lingkungan non sosial termasuk gedung sekolah dan letaknya, rumah tempat tinggal peserta didik dan letaknya, alat-alat belajar, keadaan cuaca dan waktu belajar yang

digunakan peserta didik. Sedangkan pendekatan belajar adalah jenis upaya peserta didik meliputi metode yang digunakan peserta didik untuk melakukan kegiatan mempelajari materi-materi pembelajaran. Namun menurut Djaali (2008:101) di dalam proses belajar tersebut, banyak faktor yang mempengaruhinya antara lain motivasi, sikap, minat, kebiasaan belajar dan konsep diri.

Melihat penjelasan di atas maka dapat di simpulkan bahwa kebiasaan belajar sangat di pengaruhi oleh bermacam-macam faktor. Faktor tersebut bisa berasal dari dalam peserta didik itu sendiri atau berasal dari luar lingkungan. Melihat dari teori yang ada tersebut, maka dalam penelitian ini penulis melakukan penelitian beradasarkan gagasan dan teori yang ada.

Oleh karena itu, dalam penelitian ini penulis lebih berfokus kepada faktor internal yang dapat dilihat dari motivasi, sikap, minat, kebiasaan belajar dan konsep diri bagaimana kebiasaan belajar peserta didik.

Berdasarkan hasil observasi dan wawancara penulis selama PPLBK sekolah tahun ajaran 2014/2015 dengan guru dan dengan peserta didik diketahui bahwa, masih adanya peserta didik yang mendapatkan nilai di bawah KKM dilihat dari hasil lapor dan ulangan harian, hal ini dipengaruhi oleh kurangnya motivasi belajar peserta didik, tidak adanya minat peserta didik dalam mengikuti pembelajaran. Ada juga sebagian peserta didik sudah tidak memiliki orang tua yang lengkap dan ada juga peserta didik yang tinggal dengan saudara dekatnya.

Selanjutnya beberapa peserta didik ada yang mengeluh karena kondisi keluarganya, sebab di dalam keluarganya terjadi pertengkaran baik antara kedua orang tuanya maupun peserta didik sendiri dengan orang tuanya. Di dalam suasana sekolah masih ada peserta didik yang mudah marah dan terpancing ketika dikucilkan oleh teman-teman, baik di lingkungan sekolah maupun di lingkungan masyarakat.

Beberapa peserta didik diejek oleh teman- temannya ketika mencoba untuk mengemukakan pendapat di depan kelas, sehingga di antara peserta didik ada yang marah, namun ada juga yang lebih memilih diam dalam belajar karena takut akan ditertawakan atau diejek lagi oleh temannya.

Peserta didik terkadang menunjukkan sikap yang kurang sopan terhadap guru,

(5)

seperti membuat keributan saat guru mengajar, menertawakan penampilan guru, mengacuhkan nasehat guru dan beberapa peserta didik juga tidak menyukai guru tertentu di sekolah. Selanjutnya masih terdapat beberapa peserta didik yang saling berkelompok dan antar kelompok tersebut bertengkar. Kondisi dari berbagai faktor yang dialami peserta didik menyebabkan sulit untuk menyerap pelajaran di sekolah.

Dari fenomena di atas peneliti tertarik untuk meneliti “Kebiasaan Belajar Peserta didik Kelas VII dan VIII Di SMP Muhammadiyah 6 Kota Padang”

Batasan masalah dalam penelitian ini terdiri dari:

1. Batasan Umum

Dilihat dari identifikasi masalah di atas maka dibatasi masalahnya secara umum yaitu kebiasaan belajar peserta didik.

2. Batasan Khusus

Berdasarkan batasan umum di atas, maka penulis memberikan batasan khusus masalah ini yaitu gambaran faktor :

a. Motivasi belajar terhadap kebiasaan belajar.

b. Sikap belajar terhadap kebiasaan belajar.

c. Minat belajar terhadap kebiasaan belajar.

d. Kebiasaan belajar terhadap kebiasaan belajar.

e.

Konsep diri belajar terhadap kebiasaan belajar

.

Berdasarkan uraian yang dikemukakan pada latar belakang masalah maka dapat dirumuskan permasalahan penelitian yaitu:

“Bagaimana kebiasaan belajar peserta didik di SMP Muhammadiyah 6 Kota Padang?”.

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengungkapkan:

1. Tujuan penelitian umum untuk : Mengungkapkan kebiasaan belajar peserta didik kelas VII dan VIII di SMP Muhammadiyah 6 Kota Padang.

2. Tujuan penelitian khusus untuk mengetahui gambaran faktor :

a. Motivasi belajar terhadap kebiasaan belajar.

b. Sikap belajar terhadap kebiasaan belajar.

c. Minat belajar terhadap kebiasaan belajar.

d. Kebiasaan belajar terhadap kebiasaan belajar.

Metode Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juli-Agustus 2015. Peneliti memilih tempat di SMP Muhammadiyah 6 Kota Padang karena, berdasarkan observasi peneliti menemukan masih adanya peserta didik yang memiliki kebiasaan belajar yang tidak baik

Desain penelitian ini masuk pada kelompok penelitian deskriptif kuantitatif, penelitian kuantitatif adalah pendekatan yang memungkinkan dilakukan pencatatan dan analisa data hasil penelitian secara ilmiah dan menganalisis datanya menggunakan perhitungan statistik.

Menurut Yusuf (2007:83) penelitian deskriptif adalah salah satu penelitian yang bertujuan mendeskripsikan secara sistematis, faktual, dan akurat mengetahui fakta-fakta dan sifat populasi tertentu atau mencoba menggambarkan fenomena secara detail.

Sedangkan menurut Sudjana dan Ibrahim (2010:64) penelitian deskriptif adalah penelitian yang berusaha mendeskripsikan suatu gejala, peristiwa, kejadian yang terjadi pada saat sekarang.

Berdasarkan penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa penelitian deskriptif bukan hanya terbatas menyimpulkan data saja, namun dapat dilihat, meninjau dan menggambarkan obyek yang akan diteliti sebagaimana adanya dan menarik kesimpulan setelah menemukan analisis terhadap data yang telah ditetapkan.

Dengan demikian penelitian ini akan mendeskripsikan tentang kebiasaan belajar peserta didik kelas VII dan VIII di SMP Muhammadiyah 6 Kota Padang.

Agar pengumpulan data berjalan dengan lancar maka peneliti menjalankan prosedur sebagai berikut:

1. Merumuskan tujuan yang akan dicapai dengan kuesioner.

2. Mengidentifikasi variabel yang akan dijadikan sasaran kuesioner.

3. Menjabarkan setiap variabel menjadi sub-variabel yang lebih spesifik dan tunggal.

4. Menentukan jenis data yang akan dikumpulkan, sekaligus untuk menentukan teknik analisis.

5. Untuk menguji validitas alat pengumpulan data atau instrumen, maka akan dilakukan judge oleh 2 orang dosen Program Studi Bimbingan dan Konseling STKIP PGRI Sumatera Barat.

(6)

6. Setelah dijudge, kemudian angket penelitian diperbaiki dan dikonsultasikan kembali kepada dosen pembimbing, lalu dilakukan uji coba angket terlebih dahulu kepada 30 peserta didik kelas VII di SMP Pertiwi 2 Kota Padang untuk mencari validitas dan reliabilitas.

7. Berdasarkan hasil uji coba validitas instrumen dapat diketahui ada 13 item pernyataan yang tidak valid dari 40 item pernyataan dan item pernyataan yang valid sebanyak 30 dari 40 item pernyataan sehingga item untuk penelitian adalah sebanyak 30 item pernyataan.

8. Pengujian validitas ini, peneliti menggunakan aplikasi Statistical Program For Social Science (SPSS) Versi 20.00,

9. Setelah itu dilakukan uji realibilitas.

Instrumen dikatakan reliabel jika instrumen tersebut cukup baik sehingga mampu mengungkapkan data yang bisa dipercaya.

Peneliti menggunakan analisis data dengan menggunakan bantuan Microsoft Excel 2010 dan Statistical Program For Social Science (SPSS) Versi 20.00.

Menganalisis Kebiasaan belajar menggunakan statistik deskriptif dan kebiasaan belajar peserta didik SMP Muhammadiyah 6 Padang.

Langkah-langkah analisis sebagai berikut :

1. Memeriksa kelengkapan isi angket yang telah diterima dari sampel penelitian.

2. Membuat tabel pengolahan berdasarkan pernyataan penelitian.

3. Menginput data mentah ke software SPSS 20 dan melakukan analisis 4. Menetapkan interval skor, untuk

mengetahui gambaran rumusan masalah khusus.

5. Menetapkan data mencari persentase.

Teknik analisis presentase menurut Yusuf (2005: 365) adalah:

P = 𝐹

𝑁 x 100

Keterangan:

P = Presentase F = Frekuensi N = Jumlah sampel 100 = Jumlah angka mutlak

Hasil dan Pembahasan

1. Kebiasaan belajar Peserta Didik Berdasarkan 180 orang responden terdapat jumlah yang berbeda-beda pada masing kategori.

Pada kategori pertama yaitu sangat tidak baik dengan frekuensi 5 orang responden dengan 2,78%. Kategori yang kedua yaitu tidak baik dengan frekuensi 30 orang responden dengan 16,67%. Kategori ketiga yaitu cukup baik dengan frekuensi 26 orang responden dengan 14,44%. Kategori yang keempat yaitu baik dengan frekuensi 72 orang responden dengan 40%. Dan terakhir, kategori sangat baik, dimana terdapat frekuensi sebanyak 47 orang responden dengan 26,11%.

Berdasarkan uraian di atas hasil analisis deskriptif menyatakan kebiasaan belajar peserta didik kelas VII dan VIII di SMP Muhammadiyah 6 Kota Padang baik terhadap kebiasaan belajar.

Menurut Djaali (2008: 101) kemampuan belajar peserta didik sangat menentukan keberhasilannya dalam proses belajar. Di dalam proses belajar tersebut, banyak faktor yang mempengaruhinya, antara lain motivasi, sikap, minat, kebiasaan belajar, dan konsep diri

Jadi, peserta didik kelas VII dan VIII di SMP Muhammadiyah 6 Kota Padang dikatakan baik terhadap kebiasaan belajar tersebut karena ketika peserta didik memiliki motivasi belajar, sikap belajar yang baik, minat belajar, adanya kebiasaan belajar serta konsep diri belajar.

2. Faktor Kebiasaan belajar Peserta Didik

a. Motivasi belajar

Berdasarkan 180 responden terdapat jumlah yang berbeda-beda pada masing kategori. Pada indikator motivasi belajar ada lima kategori dari jawaban responden. Pada kategori yang pertama sangat tidak baik, dimana terdapat frekuensi sebanyak 7 orang responden dengan 3,9%. Kategori yang kedua yaitu tidak baik dengan frekuensi 21 orang responden dengan 11,7%. Kategori yang ketiga yaitu cukup baik dengan frekuensi 38 orang responden denan 21,1%. Kategori yang keempat yaitu baik dengan frekuensi 63 orang

(7)

responden dengan 35%. Dan kategori yang terakhir yaitu sangat baik dengan frekuensi 51 orang dengan 28,3%.

Berdasarkan uraian di atas hasil deskriptif menyatakan motivasi belajar peserta didik kelas VII danVIII di SMP Muhammadiyah 6 Kota Padang baik dalam kebiasaan belajar.

Menurut Djaali (2008: 101) Motivasi adalah kondisi fisiologis dan psikologis yang terdapat dalam diri seseorang yang mendorongnya untuk melakukan aktivitas tertentu guna mencapai suatu tujuan (kebutuhan). Sehubungan dengan kebutuhan hidup manusia yang mendasari timbulnya motivasi, Maslow mengungkapkan bahwa kebutuhan dasar hidup manusia itu terbagi atas lima tingkatan, yaitu kebutuhan fisiologis, kebutuhan keamanan, kebutuhan sosial, kebutuhan akan harga diri, dan kebutuhan akan aktualisasi diri.

Berdasarkan temuan di lapangan bahwa peserta didik kelas VII dan VIII di SMP Muhammadiyah 6 Kota Padang motivasi belajar dikategorikan masih baik terhadap kebiasaan belajar peserta didik, artinya motivasi belajar pesertan memberikan pengaruh terhadap kebiasaan belajar peserta didik tersebut.

b. Sikap belajar

Berdasarkan 180 orang responden terdapat jumlah yang berbeda-beda pada masing kategori.

Pada indikator sikap belajar ada lima kategori yang keluar dari jawaban responden. Pada kategori yang pertama yaitu sangat tidak baik dimana terdapat frekeunsi 13 orang responden dengan 7,2%. Pada kategori yang kedua yaitu tidak baik dengan frekuensi 27 orang responden dengan 15%. Kategori yang ketiga yaitu cukup baik dengan frekuensi 17 orang responden dengan 9,4%. Kategori yang keempat yaitu baik dengan frekuensi 63 orang responden dengan 35%. Dan kategori yang terakhir yaitu sangat baik dengan frekuensi sebanyak 60 orang responden dengan 33,3%.

Menurut Djaali (2008: 115) Defenisi sikap adalah sebagai suatu

kesiapan mental atau emosional dalam beberapa jenis tindakan pada situasi yang tepat. Sikap belajar dapat diartikan sebagai kecenderungan perilaku seseorang tatkala ia mempelajari hal-hal yang bersifat akademik.

Sikap belajar ikut menentukan intensitas kegiatan belajar. sikap belajar yang positif akan menimbulkan intensitas kegiatan yang lebih tinggi dibanding dengan sikap belajar yang negatif. Peranan sikap bukan saja ikut menentukan apa yang dilihat seseorang, melainkan juga bagaimana ia melihatnya. Sikap belajar yang positif berkaitan erat dengan minat dan motivasi. Oleh karena itu, apabila faktor lainnya sama, siswa yang sikap belajarnya positif akan belajar lebih aktif dan dengan demikian akan memperoleh hasil yang lebih dibandingkan siswa yang sikap belajarnya negatif

Berdasarkan temuan di lapangan bahwa sikap belajar peserta didik kelas VII dan VIII di SMP Muhammadiyah 6 Kota Padang baik terhadap kebiasaan belajar peserta didik tersebut.

c. Minat belajar

Berdasarkan 180 orang responden terdapat jumlah yang berbeda-beda pada masing kategori.

Pada indikator minat belajar ada lima kategori dari jawaban responden. Pada kategori yang pertama sangat tidak baik, dimana terdapat frekuensi sebanyak 6 orang responden dengan 3,3%. Kategori yang kedua yaitu tidak baik sebanyak 30 orang responden dengan 16,7%. Kategori yang ketiga yaitu cukup baik dengan frekuensi sebanyak 40 orang responden dengan 22,2 %. Kategori yang keempat yaitu baik dengan frekuensi sebanyak 81 orang responden dengan 45%. Dan kategori yang terakhir yaitu sangat baik dengan frekuensi sebanyak 23 orang responden dengan 12,8%.

Menurut Slameto (1995:57) Minat adalah kecenderungan yang tetap untuk memperhatikan dan mengenal beberapa kegiatan. Kegiatan yang dimiliki seseorang diperhatikan terus menerus yang disertai dengan rasa sayang. Slameto mengemukakan bahwa minat adalah kecenderungan yang tetap untuk memperhatikan dan

(8)

mengenang beberapa kegiatan, kegiatan yang diminati seseorang, diperhatikan terus yang disertai dengan rasa kasih sayang. minat besar pengaruhnya terhadap belajar atau kegiatan. Bahkan pelajaran yang menarik minat peserta didik lebih mudah dipelajari dan disimpan karena minat menambah kegiatan belajar.

Untuk menambah minat seorang peserta didik di dalam menerima pelajaran di sekolah peserta didik diharapkan dapat mengembangkan minat untuk melakukannya sendiri.

Berdasarkan temuan di lapangan bahwa minat belajar peserta didik kelas VII dan VIII di SMP Muhammadiyah 6 Kota Padang baik terhadap kebiasaan belajar peserta didik tersebut.

d. Kebiasaan belajar

Berdasarkan 180 orang responden terdapat jumlah yang berbeda-beda pada masing kategori.

Pada indikator kebiasaan belajar terdapat lima kategori dari jawaban responden. Pada kategori yang pertama yaitu sangat tidak baik, dimana terdapat frekuensi sebanyak 5 orang responden dengan 2,8%.

Kategori yang kedua yaitu tidak baik dengan frekuensi 30 orang responden dengan 16,7%. Kategori yang ketiga yaitu cukup baik dengan frekuensi 33 orang responden dengan 18,3%.

Kategori yang keempat yaitu baik dengan frekuensi 65 orang responden dengan 36,1%. Dan kategori yang terakhir yaitu sangat baik dengan frekuensi sebanyak 47 orang responden dengan 26,1%.

Menurut Djaali (2008:128) Kebiasaan merupakan cara bertindak yang diperoleh melalui belajar secara berulang-ulang, yang pada akhirnya menjadi menetap dan bersifat otomatis. Perbuatan kebiasaan tidak memerlukan konsentrasi perhatian dan pikiran dalam melakukannya.

Kebiasaan dapat berjalan terus, sementara individu memikirkan atau memperhatikan hal-hal lain.

Kebiasaan belajar dapat diartikan sebagai cara atau teknik yang menetap pada diri siswa pada waktu menerima pelajaran, membaca buku, mengerjakan tugas, dan pengaturan waktu untuk menyelesaikan kegiatan.

Berdasarkan temuan di lapangan bahwa minat belajar peserta didik kelas VII dan VIII di SMP Muhammadiyah 6 Kota Padang baik terhadap kebiasaan belajar peserta didik tersebut.

e. Konsep diri belajar

Berdasarkan 180 orang responden terdapat jumlah yang berbeda-beda pada masing kategori.

Pada indikator konsep diri belajar hanya ada empat kategori dari jawaban responden. Pada kategori yang pertama yaitu sangat tidak baik, dimana terdapat frekuensi sebanyak 22 orang responden dengan 12,2%.

Kategori yang kedua yaitu tidak baik dengan frekuensi sebanyak 37 orang responden dengan 20,6%. Kategori yang ketiga yaitu cukup baik dengan frekuensi 63 orang responden dengan 35%. Dan kategori yang terakhir yaitu baik dengan frekuensi sebanyak 58 orang responden dengan 12,2%.

Sedangkan pada kategori berpengaruh tidak ada jawaban responden.

Menurut Djaali (2008 : 129) Konsep diri adalah pandangan seseorang tentang dirinya sendiri yang menyangkut apa yang ia ketahui dan rasakan tentng perilakunya, isi pikiran dan perasaannya, serta bagaimana perilakunya tersebut berpengaruh terhadap orang lain. Di sini konsep diri yang dimaksud adalah bayangan seseorang tentang keadaan dirinya sendiri pada saat ini dan bukanlah bayangan ideal dari dirinya sendiri sebagaimana yang diharapkan atau yang disukai oleh individu bersangkutan. Konsep diri berkembang dari pengalaman seseorang tentang berbagai hal mengenai dirinya sejak ia kecil, terutama yang berkaitan dengan perlakuan orang lain terhadap dirinya.

Berdasarkan temuan di lapangan bahwa konsep diri belajar peserta didik kelas VII dan VIII di SMP Muhammadiyah 6 Kota Padang cukup baik terhadap kebiasaan belajar peserta didik tersebut.

Simpulan

Berdasarkan analisis data dan pembahasan maka dapat diambil kesimpulan mengenai kebiasaan belajar peserta didik kelas VII dan VII di SMP Muhammadiyah 6 Kota Padang. Temuan

(9)

penelitian ini dapat disimpulkan sebagai berikut:.

1. Kebiasaan belajar peserta didik kelas VII dan VIII di SMP Muhammadiyah 6 Kota Padang dapat disimpulkan bahwa berada pada kategori “baik”.

2. Motivasi belajar peserta didik kelas VII dan VIII di SMP Muhammadiyah 6 Padang dapat disimpulkan bahwa kebiasaan belajar peserta didik baik.

3. Sikap belajar peserta didik kelas VII dan VIII di SMP Muhammadiyah 6 Padang dapat disimpulkan bahwa kebiasaan belajar peserta didik baik.

4. Minat belajar peserta didik kelas VII dan VIII di SMP Muhammadiyah 6 Padang dapat disimpulkan bahwa kebiasaan belajar peserta didik baik.

5. Kebiasaan belajar peserta didik kelas VII dan VIII di SMP Muhammadiyah 6 Padang dapat disimpulkan bahwa kebiasaan belajar peserta didik baik.

6. Konsep Diri peserta didik kelas VII dan VIII di SMP Muhammadiyah 6 Padang dapat disimpulkan dalam kebiasaan belajar peserta didik cukup baik.

Saran

Berdasarkan hasil penelitian maka peneliti mengemukakan beberapa saran bagi:

1. Peserta didik, peserta didik dapat mengetahui gambaran kebiasaan belajar peserta didik kelas VII dan VIII di SMP Muhammadiyah 6 Kota Padang.

2. Guru Bimbingan dan Konseling, setelah mengetahui kebiasaan belajar peserta didik, guru bimbingan dan konseling dapat memberi layanan berkaitan dengan materi bagaimana cara mengurangi kebiasaan belajar yang tidak baik.

3. Kepala SMP Muhammadiyah 6 Kota Padang, agar dapat mendukung dan memfasilitasi pelaksanaan kegiatan bimbingan dan konseling terutama dalam kegiatan pemberian layanan kepada peserta didik.

4. Pengelola program studi bimbingan dan konseling STKIP PGRI Sumatera barat, agar dapat lebih meningkatkan potensi dan kemampuan calon guru bimbingan dan konseling untuk kedepannya.

5. Penelitian selanjutnya, agar dapat menjadikan penelitian ini sebagai pedoman dan acuan serta dapat melanjutkan penelitian ini dengan melihat variabel yang berbeda.

Kepustakaan

Djaali. (2008). Psikologi Pendidikan.

Jakarta: Bumi Aksara.

Slameto. (2010). Belajar Dan Faktor- Faktor Yang Mempengaruhinya . Surabaya : Rineka Cipta.

Sudjana, Nana dan Ibrahim. (2010).

Penelitian dan Penilaian Pendidikan. Bandung: Sinar Baru Algensindo.

Syah, Muhibbin. (2011). Psikologi Pendidikan . Bandung : Remaja Rosdakarya.

Yusuf A. Muri. (2007). Metodologi Penelitian. Padang: UNP Press.

Referensi

Dokumen terkait

Harga lokan batang alin lebih tinggi sedikit dibanding lokan-lokan lainnya namun untuk mendapatkan jenis lokan batang alin penyelam harus menggunakan teknik yaitu penyelam harus