• Tidak ada hasil yang ditemukan

Untitled - Jurnal Ilmiah Mahasiswa STKIP PGRI Sumbar

N/A
N/A
Nguyễn Gia Hào

Academic year: 2023

Membagikan "Untitled - Jurnal Ilmiah Mahasiswa STKIP PGRI Sumbar"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)
(2)

ANALYSIS OF POPULATION GROWTH AND LAND USE SUBDISTRICT KOTO TANGAH PADANG CITY

By :

Pipin Meilia*, Dasrizal**, Elvi Zuriyani**

Geography Education College Student of STKIP PGRI Western Sumatera*) Geography Education Lecturers of STKIP PGRI Western Sumatera**)

ABSTRACT

Subdistrict Koto Tangah is widest among the 11 districts in the city of Padang with a total area of 232.2 km2, the District's land area equivalent to 33.85 percent of the land area of the city of Padang, which consists of 13 village and most population.This study aims to get the data, process and analyze on Analysis of Population Growth and Land Use Subdistrict Koto Tangah seen from the city of Padang: The rate of population growth and land use changes. This type of research is quantitative descriptive. To take this research data is generally collected by using the method of documentation of secondary data time series, two (2) points different years (t0 and t1) sourced from a variety of official publications issued by the Department / Government Agencies that have relevance with the aim of this study. Results of the study explained that: (1) The rate of overall population growth urban village within a period of 7 years experience changes varying from high levels, moderate to low and the rate of overall population growth in the district of Koto Tangah of Padang classified into the category of being (2) Experiencing rise residential land use amounted to 85.26%

and for the use of shrub land in 2006 as much as 23 hectares in 2013 more than 44 ha increased by 91.30%. (3) Changes in land use overall in District Tangah Koto Padang City in 2006 to 2013 was as much as 22:19%

Keywords: Population Growth and Land Use Change

(3)

PENDAHULUAN

Dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 52 tahun 2009 tentang perkembangan kependudukan dan pembangunan keluarga tertuang bahwa pembangunan nasional mencakup semua aspek dan dimensi kehidupan termasuk perkembangan kependudukan dan pembangunan keluarga untuk mewujudkan masyarakat adil dan makmur yang dilaksanakan berdasarkan Pancasila dan Undang- Undang Dasar Negara Republik Indonesia tahun 1945. Indonesia merupakan Negara dengan jumlah penduduk yang besar, dengan jumlah penduduk yang besarnya mencapai 259.940.857 juta jiwa terhitung 31 Desember 2010. Jumlah ini terdiri atas 132.240.055 laki-laki dan 127.700.802 perempuan (Endah,2013).

Laju pertumbuhan penduduk dipengaruhi oleh Kelahiran atau fertilitas yakni kelahiran bayi hidup yang terjadi pada suatu daerah dalam jangka waktu tertentu. Kalau angka kelahiran di suatu daerah tinggi, maka jumlah penduduk berusia muda lebih banyak dari pada yang berusia dewasa.

Sebaliknya, kalau angka kelahirannya rendah, maka jumlah penduduk dewasa lebih banyak dari pada yang berusia muda. Negara yang mempunyai angka kelahiran 20 ke bawah termasuk rendah. Pada tahun 1985 , jumlah kelahiran per seribu penduduk Indonesia adalah 27.

Masalah kependudukan adalah masalah yang timbul sebagai akibat keadaan penduduk itu sendiri didalam pertumbuhannya. Oleh karena jumlah

penduduk terus bertambah, maka banyak yang harus dicanangkan untuk mengatasi keadaan jumlah penduduk yang semakin bertambah. Pertumbuhan penduduk yang semakin cepat tersebut, mengundang banyak masalah. Tetapi ini tidak berarti pada zaman dahulu masalah kependudukan tidak ada.

Sejalan dengan perkembangan penduduk dunia, Indonesia juga sebagai Negara berkembang yang tidak terlepas dari pertambahan penduduk yang cepat.

Pertumbuhan penduduk yang besar dari tahun ke tahun ini memerlukan tambahan investasi dan sarana untuk mendukung kesejahteraan rakyat seperti sarana pendidikan, kesehatan, perekonomian dan lain sebagai lainnya. Hal ini tentu saja merupakan masalah bagi pemerintah dalam usahanya membangun dan meningkatkan taraf hidup rakyatnya demi untuk menuju masyarakat yang sesuai dengan isi UUD 1945.

Pertumbuhan penduduk yang begitu pesat sekarang ini sangat mempengaruhi perekonomian suatu bangsa, karena kita lihat sekarang ini kepadatan penduduk di Kota-Kota besar di Indonesia mempengaruhi tingkat pendapatan penduduk, jumlah lowongan kerja yang semakin sedikit menyebabkan di Indonesia pada tahun- tahun terakhir banyak perilaku kriminalitas yang terjadi akibat penyimpangan status penduduk yang satu dengan yang lain dan ini menimbulkan status sosial antar masyarakat.

Masalah kependudukan sangat mempengaruhi kesejahteraan dan

(4)

perkembangan suatu daerah dan Negara sehingga di Tahun mendatang Pemerintah dapat mengambil langkah–

langkah atau tindakan yang akan dilaksanakan ditahun-tahun berikutnya dalam mengatasi pertumbuhan penduduk, sehingga terciptanya penduduk yang berpotensi dan sejahtera (Jurnal Laju Pertumbuhan di Indonesia).

Berdasarkan observasi di lapangan peneliti melihat beberapa Kelurahan seperti di Kelurahan Dadok Tunggul Hitam, Kelurahan Lubuk Buaya, Kelurahan Lubuk Minturun Sungai Lareh dan Kelurahan Air Pacah terdapat Kompleks Perumahan yang menunjukkan banyaknya penduduk yang tinggal diwilayah tersebut. Di Kelurahan Air Pacah adalah pusat tempatnya pemerintahan Kota Padang di wilayah tersebut. Banyak berdiri bangunan seperti perkantoran, perguruan tinggi dan rumah sakit.

Fenomena kebutuhan terhadap lahan cenderung terus meningkat yang merupakan resultan dari perkembangan ekonomi dan pertumbuhan penduduk.

Pada gilirannya hal tersebut akan melahirkan gejala persaingan penggunaan lahan, yang sesungguhnya merupakan manifestasi dari berlakunya hukum permintaan (demand) dan penawaran (supply ). Hal tersebut dapat dipahami, mengingat lahan merupakan sumberdaya alam yang amat penting. Hampir semua aspek kehidupan dan pembangunan, baik langsung maupun tidak langsung berkaitan dengan permasalahan lahan.

Seiring dengan terjadinya pertumbuhan wilayah termasuk di dalamnya pertumbuhan kota, kebutuhan (demand) akan sumberdaya lahan cenderung meningkat.

Sementara itu dilihat dari ketersediaannya dalam arti luasan lahan dalam batas administratif bersifat terbatas (in-elastic). Oleh karena itu dengan terjadinya perubahan struktur ekonomi, yang ditandai oleh perkembangan sektor industri, meningkatnya aktivitas dan ragam spesialisasi di luar bidang pertanian serta pertambahan jumlah penduduk yang antara lain disebabkan oleh adanya urbanisasi, diduga akan mengakibatkan tekanan-tekanan terhadap lahan pertanian dan memicu terjadinya pergeseran pola penggunaan lahan, terlebih- lebih di wilayah perkotaan dan sekitarnya. Kondisi tersebut pada gilirannya mengakibatkan peranan sektor pertanian yang semula mendominasi perekonomian wilayah, telah bergeser ke sektor industri, sehingga permintaan lahan meningkat (Anwar dalam Utoyo, 2012).

Hal tersebut pada gilirannya akan berimplikasi pada struktur tata ruang wilayah. Mengingat, struktur tata ruang merupakan manifestasi dari alokasi pemanfaatan sumberdaya yang akan berimplikasi pada keragaan perekonomian wilayah dan kesejahteraan masyarakat.Adapun faktor- faktor yang mempengaruhi arah perkembangan dan laju penggunaan lahan pertanian di perkotaan dan wilayah sekitarnya antara lain: indeks aksesibilitas, faktor sosial, faktor lingkungan fisik dan kebijakan fisik Infrastruktur (Owen dalam Utoyo, 2012).

Melihat dari uraian latar belakang tersebut, penulis tertarik untuk mengkaji permasalahan kependudukan dan penggunaan lahan di Kota Padang khusus di Kecamatan Koto Tangah. Dengan mengangkat

(5)

judul “Analisis Tingkat Laju Pertumbuhan Penduduk dan Penggunaan Lahan Di Kecamatan Koto Tangah Kota Padang”.

METODOLOGI PENELITIAN

Penelitian ini tergolong dalam metode deskriptif kuantitatif dengan menggunakan pendekatan interprestasi citra secara visual dan digital, karena penelitian ini tertuju kepada mengungkapkan masalah yang terjadi sebagaimana adanya. Dengan fokus utamanya adalah Analisis Tingkat Laju Pertumbuhan Penduduk dan Penggunaan Lahan.

penelitian deskriptif merupakan penelitian yang benar-benar hanya memaparkan apa yang terdapat atau terjadi dalam kancah, lapangan, atau wilayah tertentu. Data yang terkumpul diklasifikasikan atau dikelompok- kelompokkan menurut jenis, sifat, atau kondisinya. Sesudah datanya lengkap, kemudian dibuat kesimpulan.

Objek dan Subjek Penelitian

Objek penelitian adalah tempat yang digunakan dalam melakukan penelitian untuk memperoleh data yang diinginkan, penelitian ini dilaksanakan di Kecamatan Koto Tangah, data sekunder diambil melalui Kantor Camat, Kantor Bappeda Kota Padang dan BPS Kota Padang. Untuk mengambil data penelitian ini secara umum di kumpulkan dengan menggunakan metode dokumentasi terhadap data sekunder secara time series, pada 2 (dua) titik tahun yang berbeda (t0dan t1) yang bersumber dari berbagai publikasi resmi yang dikeluarkan oleh Dinas/Instansi Pemerintah yang memiliki keterkaitan dengan tujuan penelitian ini.

Teknik Analisis Data

a. Analisis untuk menentukan laju pertumbuhan penduduk

digunakan rumus sebagai berikut:

Pertumbuhan Penduduk Geometri

Rumus: Pt =Po(1+ r)n Keterangan:

Pt= Jumlah penduduk pada akhir tahun

Po= Jumlah penduduk pada awal tahun

r = Angka pertumbuhan penduduk

n = Lamanya waktu antara Po

dan Pt

b. analisis perubahan penggunaan lahan di kawasan penelitian, yaitu untuk mengetahui presentase perubahan

penggunaan lahan tahun 2006 dan 2013 yang terjadi di masing-masing kawasan penelitian dapat dihitung dengan rumus persentase sebagai berikut: Perubahan (%)

=

(Fonataba, 2010)

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Gambaran Umum Daerah Penelitian Kecamatan Koto Tangah merupakan kecamatan terluas diantara 11 Kecamatan yang ada di Kota Padang. Posisi astronomis Kecamatan Koto Tangah terletak antara 10001722BT - 1000 29’22’’BT dan 00 4410 LS - 005410’’ LS, dengan luas wilayah sekitar 232,25 Km2 temperatur 22,00C- 31,70C curah hujan 384.88 mm/bulan dengan ketinggian 0-1600 m dari atas permukaan air laut. Topografi wilayah ini dibelah oleh tiga sungai

(6)

besar yaitu: Batang Air Dingin, Batang Kandis dan Batang Sungai Tarung.

Luas daratan Kecamatan ini setara dengan 33, 85 persen dari luas daratan wilayah Kota Padang. (Statistik Kecamatan Koto Tangah Tahun 2012).

Pada saat ini domisili kantor Pemerintah (Sekretariat) Kecamatan Koto Tangah berada di jalan Adinegoro Km 17 Kelurahan Lubuk Buaya.

Secara administrasi Pemerintah Kecamatan Koto Tangah terdiri dari 13 Kelurahan, 659 RT dan 171 RW, dan berbatasan langsung dengan wilayah sebagai berikut:

- SebelahUtara: Berbatasan dengan Kecamatan Batang Anai Kabupaten Padang Pariaman - Sebelah Selatan:Berbatasan

dengan Kecamatan Padang Utara dan Kecamatan. Nanggalo

- Sebelah Timur dengan Kabupaten Solok dan Kecamatan Kuranji - Sebelah Baratdengan Samudera

Hindia Hasil Penelitian

Data yang akan dikemukakan yaitu hasil penelitian yang berkaitan dengan Analisis Tingkat Laju Pertumbuhan Penduduk dan Penggunaan Lahan Di Kecamatan Koto Tangah Kota Padang.

Setelah data diperoleh data diolah sesuai dengan teknis analisis data secara deskriptif kuantitatif

Laju Pertumbuhan Penduduk Kecamatan Koto Tangah Kota Padang Pada Tahun 2006 dan 2013 Untuk mendapatkan hasil laju pertumbuhan penduduk di Kecamatan

Koto Tangah, maka digunakan rumus pertumbuhan penduduk geometri Rumus: Pt =Po(1+ r)n

Keterangan:

Pt= Jumlah penduduk pada akhir tahun Po= Jumlah penduduk pada awal tahun r = Angka pertumbuhan penduduk n = Lamanya waktu antara Podan Pt

(Lembaga Demografi Fakultas Ekonomi UI, 2007)

Untuk menghitung laju pertumbuhan penduduk dihitung perKelurahan yang ada di Kecamatan Koto Tangah Kota Padang sebanyak 13 Kelurahan pada tabel berikut dapat dilihat hasil perhitungan laju pertumbuhan penduduk Kecamatan Koto Tangah Kota Padang.

Tabel. Laju Pertumbuhan Penduduk Kecamatan Koto Tangah Kota Padang Pada Tahun 2006 dan 2013

N

o Kelurahan

Pendudu k Tahun 2006

Pendudu k Tahun 2013

Laju Pertu mbuha

n

Klasifika si

1 Dadok

Tung.Hitam

14.484 16.515 1,89 % Sedang

2 Air Pacah 6.133 8.868 5,41 % Tinggi

3 Lubuk Min. sung.

lareh

7.012 8.397 2,61 % Tinggi 4 Koto Pjg. Ikua

Koto

8.693 10.746 3,08 % Tinggi 5 Bungo Pasang 12.483 12.256 -0,26

%

Rendah 6 Parupuk tabing 22.637 21.066 -1,04

%

Rendah 7 Pasir nan tigo 11.882 9.707 -2,85

%

Rendah 8 Batang Kabung

Ganting

11.385 12.675 1,55 % Sedang

9 Koto pulai 2.209 2.447 1,47 % Sedang

10 Batipuh Panjang 11.302 13.168 2,21 % Tinggi 11 Balai Gadang 10.823 14.112 3,86 % Tinggi 12 Lubuk buaya 18.724 20.900 1,58 % Sedang 13 Padang Sarai 15.308 17.337 1,79 % Sedang

Jumlah 153.075 168.613 1,39 % Sedang

Sumber: Penggolahan Data Sekunder 2015

Dari hasil tabel IV.VIII tingkat laju pertumbuhan penduduk di Kecamatan Koto Tangah Kota Padang dari tahun

2006 sampai dengan 2013 selama kurun waktu 7 tahun bahwa terjadi perbedaan laju pertumbuhan penduduk

(7)

di setiap masing- masing Kelurahan.

Dari 13 Kelurahan yang ada di Kecamatan Koto Tangah Kota Padang terdiri dari pertama Kelurahan Dadok Tunggul Hitam jumlah penduduknya ditahun 2006 sebesar 14.484 jiwa pada tahun 2013 sebasar 16.515 jiwa dengan laju pertumbuhannya sebesar 1,89%

diklasifikasikan kedalam tingkatan sedang, kedua Kelurahan Air Pacah jumlah penduduknya ditahun 2006 sebesar 6.133 jiwa pada tahun 2013 sebesar 8.868 jiwa dengan laju pertumbuhan penduduknya sebesar 5,41% diklasifikasikan kedalam tingkatan tinggi, ketiga Kelurahan Lubuk Minturun Sungai Lareh jumlah penduduknya ditahun 2006 sebesar 7.012 jiwa pada tahun 2013 sebesar 8.397 dengan laju pertumbuhan penduduknya sebesar 2,61%

diklasifikasikan kedalam tingkatan tinggi.

Keempat Kelurahan Koto Panjang Ikua Koto jumlah penduduknya ditahun 2006 sebesar 8.693 jiwa pada tahun 2013 sebesar 10.746 jiwa dengan laju pertumbuhan penduduknya sebesar 3,08% diklasifikasikan kedalam tingkatan tinggi, kelima Kelurahan Bungo Pasang jumlah penduduknya ditahun 2006 sebesar 12.483 jiwa pada tahun 2013 sebesar 12.256 jiwa dengan laju pertumbuhan penduduknya sebesar -0.26% diklasifikasikan kedalam tingkatan rendah, keenam Kelurahan Parupuk Tabing jumlah penduduknya ditahun 2006 sebesar 22.637 jiwa pada tahun 2013 sebesar 21.066 jiwa dengan laju pertumbuhan penduduknya sebesar -1,04% diklasifikasikan kedalam tingkatan rendah, ketujuh Kelurahan Pasir Nan Tigo jumlah penduduknya ditahun 2006 sebesar 11.882 jiwa pada tahun 2013 sebesar 9.707 jiwa dengan laju pertumbuhan penduduknya sebesar

-2,85% diklasifikasikan kedalam tingkatan rendah.

Kedelapan Kelurahn Batang Kabung Ganting jumlah penduduknya ditahun 2006 sebesar 11.385 jiwa pada tahun 2013 sebesar 12.675 jiwa dengan laju pertumbuhan penduduknya sebesar 1,55% diklasifikasikan kedalam tingkatan Sedang, kesembilan Kelurahan Koto Pulai jumlah penduduk ditahun 2006 sebesar 2.209 jiwa pada tahun 2013 sebesar 2.447 jiwa dengan laju pertumbuhan penduduknya sebesar 1,47 % diklasifikasikan kedalam tingkatan sedang, kesepuluh Kelurahan Batipuh Panjang jumlah penduduk ditahun 2006 sebesar 11.302 jiwa pada tahun 2013 jiwa 13.168 jiwa dengan laju pertumbuhan penduduknya sebesar 2,21% diklasifikasikan kedalam tingkatan tinggi, kesebelas Kelurahan Balai Gadang jumlah penduduknya ditahun 2006 sebesar 10.823 jiwa pada tahun 2013 sebesar 14.112 jiwa dengan laju pertumbuhan penduduknya sebesar 3,86% diklasifikasikan kedalam tingkatan tinggi.

Keduabelas Kelurahan Lubuk Buaya jumlah penduduknya ditahun 2006 sebesar 18.724 jiwa pada tahun 2013 sebesar 20.900 jiwa dengan laju pertumbuhan penduduknya sebesar 1,58% diklasifikasikan kedalam tingkatan sedang, ketigabelas Kelurahan Padang Sarai jumlah penduduknya ditahun 2006 sebesar 15.308 jiwa pada tahun 2013 sebesar 17.337 jiwa dengan laju pertumbuhan penduduknya sebesar 1,79%

diklasifikasikan kedalam tingkatan sedang, jumlah penduduk secara keseluruhan di Kecamatan Koto Tangah Kota Padang ditahun 2006 sebesar 153.075 jiwa pada tahun 2013 sebesar 168.613 jiwa dengan laju pertumbuhan penduduknya sebesar

(8)

1,39% diklasifikasikan kedalam tingkatan sedang.

Penggunaan lahan di Kecamatan Koto Tangah Kota Padang pada Tahun 2006 sampai dengan Tahun 2013

Untuk melihat perubahan penggunaan lahan di Kecamatan Koto Tangah Kota Padang pada tahun 2006- 2013 pada masing – masing jenis penggunaan lahan digunakan rumus presentase untuk menganalisis datanya:

Perubahan (%) =

. 100%

(Fonataba, 2010) Tabel: Perubahan Penggunaan Lahan di Kecamatan Koto Tangah Kota Padang Tahun 2006 dan Tahun 2013

Sumber: Pengolahan Data Sekunder 2015

Dari hasil tabel IV.IX perubahan penggunaan lahan di Kecamatan Koto Tangah Kota Padang tahun 2006 sampai tahun 2013 selama kurun waktu 7 tahun yang terdiri dari jenis penggunaan lahan pemukiman dengan luas lahan pada tahun 2006 sebanyak 11.204 Ha ditahun 2013 sebanyak 20.757 Ha mengalami perubahan penggunaan lahan sebesar 85, 26% , lahan sawah pada tahun 2006

luas lahan sebanyak 1.287,50 Ha ditahun 2013 sebanyak 1.295 Ha mengalami perubahan penggunaan lahan sebesar 0,59%, lahan tegalan/kebun luas lahan pada tahun 2006 sebanyak 93 Ha ditahun 2013 93 Ha tidak mengalami perubahan penggunaan lahan, lahan semak belukar luas lahan pada tahun 2006 sebanyak 23 Ha ditahun 2013 sebanyak 44 Ha mengalami perubahan penggunaan lahan sebesar 91,30%, lahan hutan luas lahan pada tahun 2006 sebanyak 9.221 pada tahun 2013 sebanyak 9.221 tidak mengalami perubahan penggunaan lahan untuk secara keseluruhan jenis penggunaan lahan pada tahun 2006 luas lahan 137.7125 Ha ditahun 2013 sebanyak 168.273 mengalami perubahan penggunaan lahan sebesar 22,19%.

Untuk lebih jelasnya, perubahan penggunaan lahan yang terjadi di Kecamatan Koto Tangah Kota Padang pada tahun 2006 sampai dengan 2013 dapat digambarkan pada peta berikut ini:

PEMBAHASAN

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, pertama mengenai tingkat laju pertumbuhan penduduk di Kecamatan Koto Tangah Kota Padang selama kurun waktu 7 tahun dari tahun 2006 sampai tahun

No Jenis Penggu

naan Lahan

Luas Lahan Ha Tahun

2006

Tahun 2013

Perubaha n % 1. Pemuki

man

11.204 20.757 85.26 % 2. Sawah 1.287.5

0

1.295 0.59 % 3. Tegalan

/ Kebun

93. 93 0%

4. Semak Belukar

23 44 91.30 %

5. Hutan 9.221 9.221 0 %

Jumlah 137.712 5

168.273 22.19 %

1,39% diklasifikasikan kedalam tingkatan sedang.

Penggunaan lahan di Kecamatan Koto Tangah Kota Padang pada Tahun 2006 sampai dengan Tahun 2013

Untuk melihat perubahan penggunaan lahan di Kecamatan Koto Tangah Kota Padang pada tahun 2006- 2013 pada masing – masing jenis penggunaan lahan digunakan rumus presentase untuk menganalisis datanya:

Perubahan (%) =

. 100%

(Fonataba, 2010) Tabel: Perubahan Penggunaan Lahan di Kecamatan Koto Tangah Kota Padang Tahun 2006 dan Tahun 2013

Sumber: Pengolahan Data Sekunder 2015

Dari hasil tabel IV.IX perubahan penggunaan lahan di Kecamatan Koto Tangah Kota Padang tahun 2006 sampai tahun 2013 selama kurun waktu 7 tahun yang terdiri dari jenis penggunaan lahan pemukiman dengan luas lahan pada tahun 2006 sebanyak 11.204 Ha ditahun 2013 sebanyak 20.757 Ha mengalami perubahan penggunaan lahan sebesar 85, 26% , lahan sawah pada tahun 2006

luas lahan sebanyak 1.287,50 Ha ditahun 2013 sebanyak 1.295 Ha mengalami perubahan penggunaan lahan sebesar 0,59%, lahan tegalan/kebun luas lahan pada tahun 2006 sebanyak 93 Ha ditahun 2013 93 Ha tidak mengalami perubahan penggunaan lahan, lahan semak belukar luas lahan pada tahun 2006 sebanyak 23 Ha ditahun 2013 sebanyak 44 Ha mengalami perubahan penggunaan lahan sebesar 91,30%, lahan hutan luas lahan pada tahun 2006 sebanyak 9.221 pada tahun 2013 sebanyak 9.221 tidak mengalami perubahan penggunaan lahan untuk secara keseluruhan jenis penggunaan lahan pada tahun 2006 luas lahan 137.7125 Ha ditahun 2013 sebanyak 168.273 mengalami perubahan penggunaan lahan sebesar 22,19%.

Untuk lebih jelasnya, perubahan penggunaan lahan yang terjadi di Kecamatan Koto Tangah Kota Padang pada tahun 2006 sampai dengan 2013 dapat digambarkan pada peta berikut ini:

PEMBAHASAN

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, pertama mengenai tingkat laju pertumbuhan penduduk di Kecamatan Koto Tangah Kota Padang selama kurun waktu 7 tahun dari tahun 2006 sampai tahun

No Jenis Penggu

naan Lahan

Luas Lahan Ha Tahun

2006

Tahun 2013

Perubaha n % 1. Pemuki

man

11.204 20.757 85.26 % 2. Sawah 1.287.5

0

1.295 0.59 % 3. Tegalan

/ Kebun

93. 93 0%

4. Semak Belukar

23 44 91.30 %

5. Hutan 9.221 9.221 0 %

Jumlah 137.712 5

168.273 22.19 %

1,39% diklasifikasikan kedalam tingkatan sedang.

Penggunaan lahan di Kecamatan Koto Tangah Kota Padang pada Tahun 2006 sampai dengan Tahun 2013

Untuk melihat perubahan penggunaan lahan di Kecamatan Koto Tangah Kota Padang pada tahun 2006- 2013 pada masing – masing jenis penggunaan lahan digunakan rumus presentase untuk menganalisis datanya:

Perubahan (%) =

. 100%

(Fonataba, 2010) Tabel: Perubahan Penggunaan Lahan di Kecamatan Koto Tangah Kota Padang Tahun 2006 dan Tahun 2013

Sumber: Pengolahan Data Sekunder 2015

Dari hasil tabel IV.IX perubahan penggunaan lahan di Kecamatan Koto Tangah Kota Padang tahun 2006 sampai tahun 2013 selama kurun waktu 7 tahun yang terdiri dari jenis penggunaan lahan pemukiman dengan luas lahan pada tahun 2006 sebanyak 11.204 Ha ditahun 2013 sebanyak 20.757 Ha mengalami perubahan penggunaan lahan sebesar 85, 26% , lahan sawah pada tahun 2006

luas lahan sebanyak 1.287,50 Ha ditahun 2013 sebanyak 1.295 Ha mengalami perubahan penggunaan lahan sebesar 0,59%, lahan tegalan/kebun luas lahan pada tahun 2006 sebanyak 93 Ha ditahun 2013 93 Ha tidak mengalami perubahan penggunaan lahan, lahan semak belukar luas lahan pada tahun 2006 sebanyak 23 Ha ditahun 2013 sebanyak 44 Ha mengalami perubahan penggunaan lahan sebesar 91,30%, lahan hutan luas lahan pada tahun 2006 sebanyak 9.221 pada tahun 2013 sebanyak 9.221 tidak mengalami perubahan penggunaan lahan untuk secara keseluruhan jenis penggunaan lahan pada tahun 2006 luas lahan 137.7125 Ha ditahun 2013 sebanyak 168.273 mengalami perubahan penggunaan lahan sebesar 22,19%.

Untuk lebih jelasnya, perubahan penggunaan lahan yang terjadi di Kecamatan Koto Tangah Kota Padang pada tahun 2006 sampai dengan 2013 dapat digambarkan pada peta berikut ini:

PEMBAHASAN

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, pertama mengenai tingkat laju pertumbuhan penduduk di Kecamatan Koto Tangah Kota Padang selama kurun waktu 7 tahun dari tahun 2006 sampai tahun

No Jenis Penggu

naan Lahan

Luas Lahan Ha Tahun

2006

Tahun 2013

Perubaha n % 1. Pemuki

man

11.204 20.757 85.26 % 2. Sawah 1.287.5

0

1.295 0.59 % 3. Tegalan

/ Kebun

93. 93 0%

4. Semak Belukar

23 44 91.30 %

5. Hutan 9.221 9.221 0 %

Jumlah 137.712 5

168.273 22.19 %

(9)

2013 yang terdiri dari 13 Kelurahan maka masing- masing kelurahan memiliki tingkat laju pertumbuhan penduduk yang berbeda-beda. Dari 13 Kelurahan yang termasuk tingkat laju pertumbuhan penduduk yang rendah adalah Kelurahan Bungo Pasang, Kelurahan Parupuk Tabing dan Kelurahan Pasir Nan Tigo.

Sedangkan yang termasuk tingkat laju pertumbuhan penduduk yang tinggi adalah Kelurahan Air Pacah, Kelurahan Lubuk Minturun Sungai Lareh, Kelurahan Koto Panjang Ikua Koto, Kelurahan Batipuh Panjang, dan Kelurahan Balai Gadang, dan yang termasuk tingkat laju pertumbuhan penduduk sedang adalah Kelurahan Batang Kabung Ganting, Kelurahan Koto Pulai, Kelurahan Dadok Tunggul Hitam, Kelurahan Lubuk Buaya, Kelurahan Padang Sarai.

Perkembangan kependudukan adalah segala kegiatan yang berhubungan dengan perubahan keadaan penduduk yang meliputi kuantitas, kualitas dan mobilitas yang mempunyai pengaruh terhadap pembangunan dilingkungan hidup (Prawira dalam konsep dasar demografi, 2009). Tinggi rendahnya tingkat laju pertumbuhan penduduk suatu wilayah dipengaruhi beberapa faktor yaitu fertilitas, mortalitas dan migrasi. Selain 3 faktor itu ada beberapa faktor lain yang mempengaruhi tinggi rendahnya laju pertumbuhan penduduk yaitu banyaknya usia muda, tingkat perkawinan yang tinggi, keadaan ekonomi dan tingkat pendidikan. Dan adanya isu bencana alam khususnya gempa yang sering melanda di Kota Padang membuat masyarakat yang tinggal dipinggiran pantai untuk menjauh daerah tepi pantai dan

mencari tempat tinggal di zona aman.

Untuk menghindar tsunami yang telah diisukan akan melanda Kota Padang jika terjadi gempa yang kuat.

Yang kedua, perubahan penggunaan lahan di Kecamatan Koto Tangah Kota Padang, pada lahan pemukiman pada tahun 2006 sebanyak 11.204 Ha dan pada tahun 2013 sebanyak 20.757 Ha. Berdasarkan data tersebut mengalami kenaikan penggunaan lahan pemukiman sebesar 85.26 % dan untuk penggunaan lahan semak belukar pada tahun 2006 sebanyak 23 Ha pada tahun 2013 sebanyak 44 Ha. Berdasarkan data tersebut mengalami kenaikan sebesar 91.30%.

Perubahan penggunaan lahan yang begitu besar pada lahan pemukiman dan semak belukar akibat dari keterbatasan lahan di wilayah pusat kota, maka terjadi pergeseran penggunaan lahan dipinggiran kota serta adanya kebijakan dari pemerintah daerah setempat yang memindahkan pusat pemerintahan Kota Padang ke Daerah pinggiran Kota pada tahun 2011. Berdasarkan PP NO 26 Tahun 2011 Tentang Pemindahan Pusat Pemerintahan Kota Padang Dari wilayah Kecamatan Padang Barat Ke Wilayah Kecamatan Koto Tangah Kota Padang Provinsi Sumatera Barat.

Perubahan penggunaan lahan juga dipengaruhi oleh sarana dan prasarana serta aksesbilitas yang lengkap dan mudah dijangkau oleh masyarakat setempat untuk melakukan akitvitas sehari-hari. Faktor pertumbuhan penduduk diwilayah tersebut yang mempengaruhi perubahan penggunaan lahan.

Membutuhkan tempat tinggal untuk membangun rumah mereka. Dari hasil penelitian Wibiseno tahun 2002, yang

(10)

berkaitan dengan Kajian Perubahan Penggunaan Lahan Kecamatan Mranggen Kabupaten Demak sebagai Kawasan Pinggiran Kota Semarang, bahwa perubahan penggunaan lahan di Kecamatan Mranggen merupakan perubahan fisik yang ditandai dengan pertumbuhan lahan terbangun sebagai konsekwensi dari pertumbuhan penduduk dan pertumbuhan aktivitas non pertanian atau dengan kata lain terjadi perubahan aktivitas agraris menjadi non agraris. Dari pertumbuhan lahan terbangun dapat diketahui hanya sembilan Desa (Desa Batursari, Kebonbatur, Kembangarum, Mranggen, Bandungrejo, Karangsono, Menur, Wringinjajar dan Candasari) yang mengalami perubahan fisik (ektensifikasi lahan), sedangkan lainnya baru mengalami perubahan non fisik ( seperti pertumbuhan penduduk dan perubahan aktivitas sosial-ekonomi perdesaan menjadi perkotaan).

Dari sembilan Desa tersebut

pada umumnya mempunyai

karakteristik dekat dengan jalan Semarang-Purwodadi dan dekat dengan batas wilayah Kota Semarang. Jadi berdasarkan penelitian tentang perubahan penggunaan lahan di Kecamatan Koto Tangah, terlihat bahwa perubahannya cukup signifikan selama 7 tahun terkahir. Hal ini diakibatkan oleh Pertumbuhan penduduk, perkembangan pusat pemerintahan dan perkembangan sarana dan prasarana di wilayah Kecamatan Koto Tangah.

KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:

1. Tingkat laju pertumbuhan penduduk secara keseluruhan di 13 Kelurahan dalam kurun waktu 7 tahun mengalami perubahan yang berbeda dari tingkatan tinggi, sedang, sampai dengan rendah dari laju pertumbuhan penduduk secara keseluruhan di Kecamatan Koto Tangah Kota Padang diklasifikasikan kedalam kategori sedang.

2. Mengalami kenaikan penggunaan lahan pemukiman sebesar 85.26 % dan untuk penggunaan lahan semak belukar pada tahun 2006 sebanyak 23 Ha pada tahun 2013 sebanyak 44 Ha mengalami kenaikan sebesar 91.30%.

3. Perubahan Penggunaan lahan secara keseluruhan di Kecamatan Koto Tangah Kota Padang pada tahun 2006 sampai dengan tahun 2013 adalah sebanyak 22.19 %.

B. Saran

Beberapa saran yang dapat diajukan berdasarkan hasil penelitian ini adalah:

1. Diharapkan kepada

masyarakat untuk mengikuti program ataupun kebijakan pemerintah dalam rangka penekanan laju pertumbuhan penduduk.

2. Diharapkan kepada pihak pemerintah, khususnya Kecamatan Koto Tangah beserta jajarannya baik itu Kelurahan, RT dan RW mampu memanfaatkan lahan sebaik mungkin untuk

(11)

kepentingan masyarakat bersama.

DAFTAR KEPUSTAKAAN

Arikunto, Suharsimi. (2010). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta.

Badan Pusat Statistik Provinsi Sumatera Barat. Kecamatan Koto Dalam Angka Tahun 2012

Badan Pusat Statistik Provinsi Sumatera Barat Kecamatan Koto Tangah Dalam Angka Tahun 2013.

George Marthen, Fonataba. (2010).

Pengaruh Perkembangan Guna Lahan Terhadap Kinerja Jalan Di Sepanajang Koridor Jalan antara Pelabuhan Laut dan Bandar Udara Dominie Edward

Ossok (DEO)Kota

Sorong.Tesis. Program Magister Teknik Pembangunan Wilayah dan Kota. Program Pascasarjana Universitas Diponegoro Semarang.

Lembaga Demografi Fakultas Ekonomi UI. (2007). Dasar-Dasar Demografi. Jakarta: Fakultas Ekonomi UI.

Nopriadi, Diki, Dasrizal, Elvi Zuriyani (2013). Alih Fungsi Lahan Pertanian Menjadi Tempat Permukiman Di Kelurahan Jati Hilir Kecamatan Pariaman Tengah Kota Pariaman.

http://ejournal-s1.stkip-pgri- sumbar.ac.id/index.php/geografi /search/titles. Di akses 26 Oktober 2015.

Razak, Rusli. (2010). Jurnal ilmiah Mangku IPDN Kampus Sulawesi Selatan. Pertumbuhan Penduduk, Dampak dan Solusinya.

Sulistyanigsih, Endah (2013). Strategi

Sosialisasi Badan

Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Provinsi Kalimantan Tengah dalam Meningkatkan Penggunaan Program Keluarga Berencana (KB) Di Kota Samarinda. E journal Ilmu Komunikasi (Nomor 1 tahun 3).

Hlm. 367.

Statistik Daerah Kecamatan Koto Tangah Dalam Angka 2012.

Utoyo. Bambang. S. (2012). Dinamika Penggunaan Lahan Di Wilayah Perkotaan (Studi Di Kota Bandar Lampung). Dies Natalis FISIP. Universitas Lampung.

Wibiseno, Tatag. (2002). Kajian Perubahan Penggunaan Lahan

Kecamatan Mranggen

Kabupaten Demak Sebagai Kawasan Pinggiran Kota Semarang. Tesis. Program Studi Magister Teknik Pembangunan Kota. Program Pascasarjana Universitas Diponegoro

Referensi

Dokumen terkait

Karena itu, dalam momen-momen tersebut, orang Suku Asli tetap berusaha menyisipkan tradisi lokal ke dalam aktivitas keseharian mereka.11 Faktor Pendorong Terjadinya Perubahan Sosial