1
2
SOCIAL SCIENCES TEACHER STRATEGIES TO IMPLANT DISCIPLINE VALUE FOR VII STUDENTS AT SMP N 3 BATANG ANAI
Helmi Saputra Liza Husnita
Meldawati
Program Studi Pendidikan Sejarah STKIP PGRI Sumatra Barat Email : [email protected]
ABSTRAK
Penelitian ini dilatarbelakangi oleh banyaknya peserta didik SMPN 3 Batang Anai yang masih melanggar dan belum tertanamnya nilai-nilai disiplin terhadap peserta didik. mendeskripsikan Strategi Guru IPS dalam Menanamkan nilai-nilai disiplin pada peserta didik Kelas VIII Di SMPN 3 Batang Anai Kabupaten Padang Pariaman.Jenis penelitian ini adalah jenis penelitian deskriftif kualitatif yang bertujuan untuk memperoleh informasi mengenai suatu keadaan dan melibatkan kaitan antara variabel-variabel yang ada, kemudian mendeskripsikan informasi dengan variabel yang diteliti. Informan dalam penelitian ini adalah Guru IPS kelas VIII SMPN 3. Hasil penelitian menunjukan bahwa terdapat Strategi Guru IPS dalam Menanamkan Nilai-Nilai Disiplin Pada Peserta Didik Kelas VIII di SMPN 3 Batang Anai Kabupaten Padang Pariaman berdasarkan temuan lapangan bahwa: 1) Strategi Guru IPS menanamkan nilai disiplin agar peserta didik tidak telambat, 2) Strategi Guru IPS menanamkan nilai disiplin agar peserta didik membawah buku pelajaran ketika jam pelajaran IPS, 3) Strategi Guru IPS menanamkan nilai disiplin bagi peserta didik agar peserta didik tidak keluar ketika pergantian jam, 4) Strategi Guru IPS menanamkan nilai disiplin agar peserta didik tidak cabut. Dapat disimpulkan Guru dalam menanamkan nilai- nilai disiplin kepada peserta didik dengan strategi dengan mengadakan kuis dimulai dari 10 menit diawal jam pelajaran. Guru dalam menanamkan nilai-nilai disiplin kepada peserta didik dengan Strategi peserta didik di haruskan membawah buku catatan
Kata Kunci : strategi guru, menanamkan nilai disiplin
3
ABSTRACT
This research that had background by SMP N 3 Batang Anai that still contravene and discipline value to students. Describe IPS teacher strategies to implant discipline value for VII students at SMP N 3 Batang Anai Kab,Padang Pariaman.
Type of this research is descriptive qualitative research that have to get information about the situation involve connection variables and then describe information with variable clearly.
Information in this research is IPS teacher’s VIII grade of SMP N 3. Students of VIII SMP N 3 Batang Anai, take one students in every class that have low discipline value. Sources is primary and secondary data. Data collection is observation, interview, and documentation. Data analysis used data collection process, data reduction, data presentation, and drawing conclusion.
The result of this research got IPS teachers strategies in involve discipline value at students of VIII class at SMP N 3 Batang Anai Kab.Padang Pariaman based on range of activity: 1 ) IPS teachers strategies involved discipline value toward nobody to late into the class. 2 ) IPS teacher strategies involved discipline value toward students the must carry the book when they learn. 3 ) IPS teachers strategies involved discipline value to prevent no body leave the class at the time. Got the conclusion teacher in involved discipline value for students with strategies give quiz start from 10 minutes at the beginning. Teacher in involved discipline value for the students should have a note book. Teacher involved discipline value to students with strategies two minutes before changed the class. Teacher in involved discipline value for students used system queue strategies.
4) IPS teachers strategies involued value for students that from the class. In conclusion teacher involued diciplinevalue to students that used strategies by give quis start from io minute in the beginning. Teacher involued dicipiline value to students with strategi that strdent should bring the nete book. Teader involued for students by should be attend mfrout of class. Teacher muolued discipline valme for students should gueve.
Keyword : strategies teachers,
involve discipline value4
STRATEGI GURU IPS DALAM MENANAMKAN NILAI-NILAI DISIPLIN PADA PESERTA SISWA KELAS VIII DI SMPN 3 BATANG ANAI
Helmi Saputra Liza Husnita
Meldawati
Program Studi Pendidikan Sejarah STKIP PGRI Sumatra Barat Email : [email protected]
ABSTRACT
This research that had background by SMP N 3 Batang Anai that still contravene and discipline value to students. Describe social sciences teacher strategies to implant discipline value for VII students at SMP N 3 Batang Anai Kab,Padang Pariaman.Type of this research is descriptive qualitative research that have to get information about the situation involve connection variables and then describe information with variable clearly. Information in this research is social sciences teacher’s VIII grade of SMP N 3. The result of this research got social sciences teachers strategies in involve discipline value at students of VIII class at SMP N 3 Batang Anai Kab.Padang Pariaman based on range of activity: 1 ) social scienes teachers strategies involved discipline value toward nobody to late into the class. 2 ) social scienes teacher strategies involved discipline value toward students the must carry the book when they learn. 3 ) social scienes teachers strategies involved discipline value to prevent no body leave the class at the time. Got the conclusion teacher in involved discipline value for students with strategies give quiz start from 10 minutes at the beginning. Teacher in involved discipline value for the students should have a note book. Teacher involved discipline value to students with strategies two minutes before changed the class. Teacher in involved discipline value for students used system queue strategies. 4) social scienes teachers strategies involued value for students that from the class. In conclusion teacher involued diciplinevalue to students that used strategies by give quis start from io minute in the beginning.
Keyword : strategies teachers,
involve discipline value5
PENDAHULUAN
menyiapkan manusia-manusia yang mampu mempertahankan dan mempertinggi kualitas kehidupannya, sehingga dapat meningkatkan pembangunan manusia seutuhnya. Pendidikan adalah usaha sadar untuk menumbuh kembangkan potensi sumber daya manusia (SDM) melalui kegiatan pembelajaran. Sesuai dengan isi pembukaan UUD Pendidikan merupakan hal yang penting dalam kehidupan dimana pendidikan dapat 1945 alenia IV yang menegaskan bahwa salah satu tujuan pendidikan bangsa Indonesia untuk mencerdaskan kehidupan bangsa ( UU sisdiknas No 20 Tahun 2003 ).
Guru adalah salah satu tenaga kependidikan yang mempunyai peran sebagai salah satu faktor penentu keberhasilan tujuan pendidikan, karena guru yang langsung bersinggungan dengan peserta didik, untuk memberikan bimbingan yang akan menghasilkan tamatan yang diharapkan. Guru merupakan tulang punggung dalam kegiatan pendidikan terutama yang berkaitan dengan kegiatan proses belajar dan juga menumbuhkan nilai-nilai kedisiplinan pada peserta didik.
Umumnya Karakter peserta didik SMP, pada usia remaja merupakan suatu usia sering terjadi gejolak-gejolak batin dalam proses menuju kedewasaan. Dalam usaha pencarian jati diri tersebut, kebanyakan remaja yang gagal sering mengekspresikannya ke dalam bentuk kekecewaan yang bersifat negatif. Dalam penyesuaian diri terhadap lingkungannya, kebanyakan remaja cenderung mengikuti orang lain bahkan sesuatu yang diikuti tersebut mengarah pada hal yang bersifat negatif dan hal ini sering terjadi pada peserta didik. Dalam penyimpangan yang dilakukan oleh remaja laki-laki ini, lingkungan sosial dapat dijadikan sebagai indikator dalam mengubah ataupun pembentuk perilaku. Untuk mencegah lebih parahnya krisis akhlak, upaya tersebut mulai dirintis melalui pendidikan karakter bangsa. Dalam pendidikan karakter bangsa di sekolah, penanaman nilai-nilai karakter melalui karakter disiplin diberikan secara terintegrasi di dalam proses pembelajaran pada mata pelajaran. Yang dimaksud dengan penanaman nilai karakter secara terintegrasi di dalam proses pembelajaran adalah dengan pengenalan nilai- nilai, fasilitas diperolehnya kesadaran akan
pentingnya nilai-nilai, dan penginternalisasian nilai-nilai ke dalam tingkah laku peserta didik sehari-hari melalui proses pembelajaran baik yang berlangsung di dalam maupun di luar kelas.
Berdasarkan observasi di lapangan pada semester ganjil tahun ajaran 2016/2017, peserta didik di sekolah SMPN 3 Batang Anai masih belum tertanamkan nilai kedisiplinan pada dirinya, hal itu diketahui berdasarkan apa yang dilihat sekaligus sesuai dengan apa yang disampaikan oleh dua orang guru ilmu pengetahuan sosial (IPS) yang ada di SMPN 3 Batang Anai tersebut, berdasarkan pengamatan dan penuturan guru IPS terlihat peserta didik banyak yang tidak disiplin, dalam hal sering melanggar peraturan di sekolah seperti : cabut dalam belajar sehingga peseta didik tidak dapat mengikuti proses pembelajaran dengan baik, peserta didik beranggapan bahwa pada semester I ini tidak apa-apa cabut sebab masih bisa diperbaiki pada semester II. Peserta didik banyak tidak masuk tanpa izin, padahal pada saat orangtua mereka dipanggil ke sekolah orangtua peserta didik menyatakan bahwa anak mereka berangkat dari rumah untuk pergi ke sekolah. Peserta didik banyak keluar ketika jam belajar, hal ini disebabkan guru sering keluar kelas padahal sebelumnya guru sudah mengingatkan kepada peserta didik bahwa tidak ada peserta didik yang keluar masuk selama guru tidak ada di dalam kelas namun kenyataannya masih banyak peserta didik yang keluar pada saat jam pelajaran, selain itu peserta didik sering merasa bosan di dalam kelas.
Peserta didik berkelahi dengan sekolah lain dan juga berkelahi sesama peserta didik di sekolah SMPN 3 Batang Anai, hanya karena persoalan sepele. Emosi peserta didik mudah sekali terpancing dengan ha-hal yang sepele sehingga karena perkelahian tersebut peserta didik sering dipanggil ke ruangan BK untuk menjelaskan apa yang terjadi, namun pada saat di ruangan BK peserta didik hanya mengangguk-anggukkan kepala seperti menyadari apa kesalahan peserta didik, tapi pada kenyataannya setelah keluar dari ruangan BK peserta didik kembali seperti perbuatan semula. Pada saat guru melakukan razia ke tempat perbatasan kota, rel kareta api dan di kantin-kantin dekat sekolah yang biasa peserta didik cabut guru menemukan banyak peserta
6
didik yang merokok padahal sebagai pelajar merokok merupakan hal yang dilarang.
Mengingat banyaknya masalah yang akan diteliti maka peneliti membatasi masalah penelitiannya yaitu Strategi Guru IPS dalam Menanamkan Nilai-Nilai Disiplin pada peserta didik Kelas VIII di SMPN 3 Batang Anai Kabupaten Padang Pariaman.
Berdasarkan batasan masalah diatas, maka dapat dirumuskan masalah dalam penelitian ini adalah bagaimana Strategi Guru IPS dalam menanamkan nilai-nilai disiplin pada peserta didik kelas VIII di SMPN 3 Batang Anai Kabupaten Padang Pariaman
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan Strategi Guru IPS dalam Menanamkan Nilai-Nilai Disiplin Pada peserta didik Kelas VIII di SMPN 3 Batang Anai Kabupaten Padang Pariaman
.
TINJAUAN PUSTAKA
Menurut Winton (2010) dalam Muchlas Samani (2011:43) mendefinisikan pendidikan disiplin dengan pendidikan yang menanamkan dan mengembangkan kedisiplinan luhur kepada anak didik, menerapkan dan mempraktikkan kepada masyarakat dan negara. Disisi lain, untuk memiliki kedisiplinan yang baik dan benar, seseorang tidak cukup sekadar telah melakukan tindakan yang dapat dinilai baik dan benar.
Seseorang dapat dikatakan sungguh- sungguh bermoral apabila tindakannya disertai dengan keyakinan dan pemahaman akan kebaikan yang tertanam dalam tindakan tersebut. Untuk dapat memahami dan meyakininya, seseorang perlu mengalami proses pengolahan atas peristiwa dan pengalaman hidup yang berkaitan dengan dirinya maupun dengan orang lain. Ia berbuat baik karena tahu dan yakin akan apa yang ia lakukan melalui pengalaman hidupnya
Menurut Pandangan Lickona (2009) dalam Sutarjo Adisusilo (2012:6-8) tersebut dikenal dengan Educating for Character atau pendidikan kedisiplinan untuk membangun karakter atau watak anak. Dalam hal ini, Lickona mengacu pada pemikiran filosofi Michael Novak yang berpendapat bahwa watak atau disiplin seseorang dibentuk melalui tiga aspek yaitu, moral knowing, moral feeling, dan moral behavior, yang satu sama lain saling berhubungan dan terkait. Konsep moral (moral knowing) mencakup kesadaran moral (moral awarness), pengetahuan nilai moral (knowing
moral value), pandangan ke depan (perspective talking), penalaran moral (reasoning), pengambilan keputusan (decision making), dan pengetahuan diri (self knowledge). Sikap moral (moral feeling) mencakup kata hati (conscience), rasa percaya diri (self esteem), empati (emphaty), cinta kebaikan (loving the good), pengendalian diri (self control), dan kerendahan hati (and huminity). Perilaku moral (moral behavior) mencakup kemampuan (compalance), kemauan (will) dan kebiasaan (s).
Pendapat Djahari dalam Gunawan (2012 : 31) yang mengatakan, bahwa nilai adalah suatu jenis kepercayaan seseorang tentang bagaimana seseorang sepatutnya, atau tidak sepatutnya dalam melakukan sesuatu, atau tentang apa yang berharga dan tidak yang berharga, banyak pendapat-pendapat yang menyatakan tentang nilai disiplin yang harus dimiliki oleh seorang, menurut kemendiknas dalam Gunawan ( 2012:32-35)
Menurut Eka prihatin (2010 : 88) Strategi guru dalam meningkatkan kedesiplinan peserta didik terhadap berbagai peraturan sekolah. Segalah aktivitas yang dilakukan yang dilakukan oleh suatu instusi pendidikan, dalam hal ini sekolah, pada hakekatnya terkait dengan norma-norma. Artinya, kegiatan pendidikan yang meliputi suasana sekolah, guru dan peserta didik yang berpegang kepada ukuran norma di dalam pendidikan. Sekolah sebagai lembaga pendidikan, berfungsi dan bertujuan untuk mengembangkan potensi manusia, baik dalam peningkatan pengetahuan umum, maupun peningkatan pendidikan keimanan dan ketakwaan, hal itu menjadi tugas utama sekolah, bukan hanya tanggung jawab guru Agama atau PPKN, tetapi juga tugas seluruh warga sekolah
Menurut Eka prihatin (2010 : 93) pembinaan disiplin peserta didik merupakan salah satu kajian dalam memahami manajemen peserta didik. Dalam mempelajari pembinaan peserta didik, kita dapat menganalisis di antaranya yaitu : (1) disiplin kelas; (2) tahapan untuk membantu mengembangkan disiplin yang baik dikelas; (3) penanggulangan pelanggaran disiplin; (4) membentuk disiplin disekolah.
Berdasarkan definisi ini, dapat difahami bahwa pendidikan nasional berfungsi sebagai proses untuk membentuk kecakapan hidup dan karakter bagi warga negaranya
7
dalam rangka mewujudkan peradaban bangsa Indonesia yang bermartabat. Jika dikaitkan dengan siswa sebagai objek kajian utama
dalam penelitian ini, maka
UU No.20/2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (Sisdiknas) ini telah menuntut guru untuk lebih maksimal lagi dalam usaha pembentukan siswa yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab sehingga kasus-kasus seperti siswa merokok, bermain di warung internet saat proses pembelajaran berlangsung maupun sikap menyimpang siswa yang bermain domino itu pun dapat diatasi.
Peserta didik mendapat pendidikan dan perlakuan yang lebih ekstra dalam hal penanaman nilai-nilai moral. Hal ini dikarenakan, secara sosiologis, remaja pria umumnya memang amat rentan terhadap pengaruh-pengaruh eksternal. Karena proses pencarian jati diri, mereka mudah sekali terombang-ambing, dan masih merasa sulit menentukan tokoh panutannya. Mereka juga mudah terpengaruh oleh gaya hidup masyarakat di sekitarnya. Karena kondisi kejiwaan yang labil, remaja mudah terpengaruh dan terbawa arus sesuai dengan keadaan lingkungannya. Mereka cenderung mengambil jalan pintas dan tidak mau pusing-pusing memikirkan dampak negatifnya. Seperti halnya dengan teori kenakalan remaja oleh Albert K. Cohen, dimana fokus perhatian teori ini terarah pada suatu pemahaman bahwa perilaku delinkuen (menyimpang) banyak terjadi di kalangan laki-laki kelas bawah yang kemudian membentuk ‘gang’.
METODOLOGI PENELITIAN
Jenis penelitian ini adalah jenis penelitian deskriftif kualitatif yang bertujuan untuk memperoleh informasi mengenai suatu keadaan dan melibatkan kaitan antara variabel- variabel yang ada, kemudian mendeskripsikan informasi dengan variabel yang diteliti ( Mardalis, 2012 : 30 ). Pendekatan kualitatif diharapkan mampu menghasilkan suatu uraian mendalam tentang sikap dan tingkah laku yang dapat diamati dari seorang individu, kelompok masyarakat, organisasi dalam suatu konteks setting tertentu yang dikaji dari sudut pandang yang utuh, komprehensif dan holistik ( Bogdan dan Taylor, ( Moleong 2012 ).
Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode deskriptif bertujuan untuk memberikan gambaran secermat mungkin mengenai berbagai strategi yang digunakan oleh subjek penelitian dalam menanamkan nilai disiplin pada peserta didik SMP N 3 Batang Anai.
Informan penelitian adalah orang yang memberikan informasi baik tentang dirinya atau orang lain atau kejadian kepada peneliti mereka tidak dipahami sebagai objek, sebagai orang yang memberikan respon terhadap hal- hal yang di luar diri mereka melainkan sebagai subjek penelitian. Terdapat dua mekanisme yang dapat dipilih untuk mencari informan- informan penelitian yaitu, mekanisme disengaja (purposive) dan mekanisme gelinding bola salju (snowballing).
Penelitian yang digunakan adalah purposive sampling ( sengaja ), purposive sampling adalah teknik pengambilan sampel dengan sumber data berdasarkan pertimbangan tertentu. Misalnya orang tersebut yang dianggap paling tahu tentang apa yang diharapkan atau mungkin dia sebagai penguasa sehingga akan memudahkan peneliti subjek atau situasi yang akan diteliti ( Sugiyono, 2012 : 53 ). Maka informan dalam penelitian ini adalah Guru IPS kelas VIII, wakil kurikulum SMPN 3 Batang Anai, dan peserta didik kelas VIII SMPN 3 Batang Anai, di ambil satu orang per lokalnya dari kelas VIII1 – VIII8 yang memiliki nilai-nilai kedisiplinan yang rendah.
Data penelitian ini terdiri dari data primer dan data sekunder. Data primer adalah data yang diperoleh langsung dari objek penelitian perorangan, kelompok organisasi dan penelitian ini yang menjadi data primer adalah pendapat guru IPS tentang bagaimana strategi yang dilakukan dalam usaha penanaman nilai-nilai disiplin terhadap peserta didik di SMPN 3 Batang Anai, serta pendapat peserta didik yang termasuk dalam kategori objek penelitian, berbagai indikator yang menyebabkan mereka melakukan penyimpangan dan berbagai kenakalan remaja lainnya. Sedangkan data sekunder data yang sudah jadi ( tersedia ), dalam penelitian ini yang menjadi data sekundernya adalah data yang diperoleh dari sekolah yang mengandung berbagai informasi yang akan menunjang penelitian yang dilakukan.
Dimana pengamatan ini dilaksanakan dengan melihat kegiatan pembelajaran yang
8
dilaksanakan oleh Guru dan peserta didik di dalam kelas. Bagaimana peserta didik dalam berperilaku dalam kesehariannya di lingkungan sekolah, apakah peserta didik menunjukkan nilai-nilai disiplin yang baik atau tidak, selain itu pengamatan ini dilaksanakan dengan melihat bagaimana strategi guru IPS dalam menanamkan nilai-nilai disiplin. Dengan demikian penulis dapat mengamati secara bebas dan mendapatkan informasi yang detil, karena diketahui subjek penelitian, peneliti melakukan pengamatan mengenai kedisiplinan peserta didik di SMPN 3 Batang Anai.
Validitas Data Agar data dipercaya, maka penelitian ini menggunakan triangulasi.
menurut Iskandar ( 2009 :230 ), triangulasi adalah teknik pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu di luar data itu untuk keperluan pengecekan atau sebagai bahan perbandingan terhadap data. berdasarkan hal di atas, maka teknik yang digunakan dalam penelitian ini adalah triangulasi sumber.
triangulasi sumber menurut Moleong yang dikutip oleh Iskandar ( 2009 : 230 ) maksudnya adalah membandingkan dan mengecek kembali derajat kepercayaan suatu informasi yang diperoleh melalui waktu dan alat yang berbeda.
Teknik triangulasi sumber dalam penelitian ini adalah dengan cara mengajukan pertanyaan- pertanyaan kepada kepala sekolah, guru IPS dan peserta didik. Kemudian membandingkan hasil wawancara dengan semua pihak yang terkait dalam penelitian ini.
Setelah melewati rangkaian teknik pengumpulan data di atas, maka data yang diperoleh kemudian akan dianalisis oleh penulis secara deskriptif kualitatif analisa yaitu suatu analisa yang berusaha memberikan gambaran terperinci berdasarkan kenyataan yang penulis temui di lapangan. Dalam penelitian ini data dianalisis dengan metode yang dikemukakan oleh Miles dan Hubermen yang dikutip oleh Sugiyono ( 2012 )
HASIL PENELITIAN
Sekolah Menengah Pertama SMPN Negeri 3 Batang Anai yang berlamatkan Jl.
Merdeka duku Kasang SMPN 3 Batang Anai berdiri pada tanggal 29 Februari 1999 dan SMPN 3 Batang Anai mulai Operasional pada tanggal 20 Oktober 1999 dengan akte No.20 tahun 1999 dan tanah sekolah sepenuhnya milik pemerintahan daerah Kabupaten Padang
Pariaman kemudian SMPN 3 Batang Anai pada tanggal 17 maret 2006 baru akreditasinya .
Penelitian mengenai strategi guru IPS dalam menanamkan nilai-nilai disiplin pada peserta didik kelas VIII di SMP Negeri 3 Batang Anai dimulai tanggal 14 November 2016. Untuk mendapat data dari informan penelitian salah satu cara adalah dengan cara observasi dan mengamati guru dan peserta didik dalam melakukan PBM ( proses belajar mengajar ) didalam kelas.
1. Strategi Guru IPS Menanamkan Nilai Disiplin Agar peserta didik Tidak Terlambat
Berdasarkan observasi di temukan yang dilakukan oleh peneliti di lapangan pada tanggal 14 November 2016 terlihat bahwa masih banyaknya peserta didik kurangnya kedisiplinan pada mata pelajaran IPS terutama datang ke sekolah terlihat guru sudah masuk kedalam kelas peserta didik masih banyak yang belum datang ke sekolah padahal jam pelajaran sudah berlangsung. Ketika peserta didik terlambat datang kesekolah maka peserta didik memberikan alasan ke guru rumahnya jauh dari sekolah dan berbagai alasan yang dilakukan peserta didik agar guru bisa percaya.
Berdasarkan obsevasi di atas yang idealnya peserta didik seharus nya disiplin dengan waktu agar tidak terlambat datang kesekolah apa lagi sebelum guru masuk kedalam kelas, semakin peserta didik disiplin baik karakternya.
2 Strategi Guru IPS Menanamkan Nilai Disiplin Agar peserta didik membawah buku pelajaran ketika jam pelajaran IPS.
Berdasarkan tabel di atas terlihat bahwa peserta didik yang tidak membawa buku catatan diantaranya yaitu kelas VIII2 ada empat orang yang tidak membawah buku catatan dalam proses belajar mengajar dengan guru IPS, kelas VIII7 ada tujuh orang yang tidak membawa buku catatan dalam proses belajar mengajar dengan guru IPS, dan kelas VIII4 ada tiga orang yang tidak membawa buku catatan dalam proses belajar mengajar dengan guru IPS. Di antara tiga kelas di atas peserta didik yang banyak tidak membawa buku catatan dalam proses belajar mengajar dengan guru IPS
9
adalah kelas VIII3. Berdasarkan observasi yang dilakukan pada tanggal 14 November 2016 terlihat dalam proses mengajar peserta didik harus membawa perlengkapan untuk belajar seperti buku tulis, buku cetak, buku tugas dan alat-alat tulis untuk menunjang proses belajar mengajar namun peserta didik tidak membawah peralatan untuk belajar, berbagai alasan diberikan oleh peserta didik, mereka mengatakan lupa membawah tugas, dipinjam sama teman.
Berdasarkan pengamatan yang peserta didik sebelum berangkat ke sekolah mempersiapkan segala sesuatu yang dibutuhkan untuk belajar di sekolah sehingga tidak ada lagi alasan untuk tinggal ataupun di pinjam sama teman, namun kenyataannya banyaknya peserta didik tidak memperhatikan hal tersebuk.
3. Strategi Guru IPS Menanamkan Nilai Disiplin Bagi peserta didik Agar peserta didik tidak keluar ketika pergantian jam.
Berdasarkan tabel di atas terlihat bahwa peserta didik masih kurang nilai disiplinya dalam mengikuti proses belajar mengajar, peserta diddik yang keluar masuk dalam proses belajar yaitu kelas VIII7 empat orang yang keluar masuk pada proses belajar mengajar dengan guru IPS, kelas VIII8 ada satu orang yang keluar masuk pada proses belajar mengajar dengan guru IPS, dan kelas VIII5 ada satu orang yang keluar masuk pada proses belajar mengajar dengan guru IPS. Di mana peserta didik di SMPN 3 Btang Anai masih kurangnya disiplin dalam mengkuti proses beljar mengajar.
Berdasarkan observasi dilapangan pada tanggal 14 November 2016 saat proses belajar mengajar berlangsung banyaknya peserta didik kurangnya mengikuti proses belajar mengajar dengan baik. Terlihat peserta didik sering keluar masuk saat proses belajar mengajar berlangsung berbagai, alasan di berikan kepada guru seperti buang air besar agar supaya diperbolehkan keluar. Padahal itu cuma alasan agar bisa keluar kelas.
Dari obsevasi diatas yang idealnya peserta didik seharusnya proses belajar mengajar berlangsung peserta didik harus fokus di dalam kelas, saat belajar sehingga
materi yang disampaikan guru, agar bisa dipahami namun dengan kurangnya kedisplinan peserta didik, peserta didik mencari alasan untuk keluar kelas.
4. Strategi Guru IPS Menanamkan Nilai Disiplin Agar peserta didik Tidak Cabut.
beberapa kelas peserta didik yang cabut di antaranya yaitu kelas VIII5 ada tiga orang yang cabut pada proses belajar mengajar dengan guru IPS, kelas VIII6 ada dua orang yang cabu ketika pada proses belajar mengajar dengan guru IPS, kelas VIII7 ada tiga orang yang cabu ketika pada proses belajar mengajar dengan guru IPS, dan kelas VIII8 ada tiga orang yang cabut pada proses belajar mengajar dengan guru IPS. Berdasarkan observasi peneliti pada tanggal 14 November 2016 terlihat peserta didik kurang disiplin saat proses belajar mengajar berlangsung, terlihat peserta didik berkeliaran diluar pada jam belajar berlangsung seperti duduk di warung, bermain sama teman-teman diluar perkarangan sekolah peserta didik hanya mengambil absen, setelah itu beberapa peserta didik keluar dan tidak masuk jam pelajaran selesai.
Berdasarkan pengamatan di atas idealnya peserta didik tidak seenaknya saja keluar masuk pada jam pelajaran berlangsung, apa lagi ada guru di dalam kelas. Seharusnya peserta didik belajar mengerjakan tugas, seharusnya peserta didik bisa membagi waktu bermain dan waktu untuk belajar. Namun kenyataannya peserta didik mencari kesenangan dan mencari teman saja di sekolah.
PENUTUP Kesimpulan
Berdasarkan dari hasil dari penelitian, dapat diketahui strategi guru IPS dalam menanamkan nilai-nilai disiplin pada peserta didik kelas VIII di SMPN 3 Batang Anai Kabupaten Padang Pariaman, adalah sebagai berikut:
1. Guru dalam menanamkan nilai-nilai disiplin kepada peserta didik dengan strategi dengan mengadakan kuis dimulai dari 10 menit diawal jam pelajaran sehingga peserta didik akan berasa untuk lebih cepat datang ke sekolah agar dapat mengikuti kuis tersebut.
10
2. Guru dalam menanamkan nilai-nilai disiplin kepada peserta didik dengan Strategi peserta didik diharuskan membawa buku catatan karena dengan mencatat peserta didik bisa belajar di rumah lagi dan peserta didik juga bisa nambah nilai dengan nilai catatan.
3. Guru dalam memanamkan nilai-nilai disiplin kepada peserta didik dengan strategi dua menit sebelum penggantian jam habis guru IPS sudah ada di depan kelas sehingga peserta didik tidak bisah keluar masuk begitu saja kalau gurunya sudah ada di kelas.
4. Guru dalam menanakan nilai-nilai disiplin kepada pesertadidik dengan strategi mengadakan sistem antrian saat keluar kelas sehingga akan menghambat peserta didik untuk melakukan cabut saat jam pelajaran berlangsung.
DAFTAR PUSTAKA Buku
Bonner. (2007). Karakter siswa Dalam pendidikan. Bandung : PT remaja rosdakarya.
Buchori. (2008). Karakter peserta didik.
Bandung: PT remaja rosdakarya.
Heri Gunawan.(2012). Pendidikan karakter Kajian teori dan praktek di sekolah. Bandung : PT. Remaja Rosdakarya.
Eka prihatin. (2011). Manajemen peserta didik, Bandung : Alfabeta
Iskandar .(2009). Metode penelitian pendidikan dan sosial(kualitatif dan kuantitatif). Jakarta:
Gunung Persada Press.
Lexy J. Moleong.(2010). Metode penelitian kualitatif. Bandung : PT Remaja rosdakarya . Mardalis. (2012). Penelitian Deskriptif Kualitatif . Bandung : PT remaja rosdakarya.
Muchlas Samani.(2011). Pendidikan karakter.
Bandung : PT remaja rosdakarya.
Paul Suparno. (2002). Pedoman karakter bagi pendidik. Bandung : PT remaja rosdakarya.
Sutarjo Adisusilo.(2013).Pembelajaran Nilai- karakter.jakarta: PT rajagrafindo persada.
Selly Tokan, (2007). Penetapan peserta dan pelaksanaa karakter pendidik. Jakarta: Dep
Nasional Direktorat pendidikanntahun 2007.
Stephanie K. Marrus.(2009). Strategi Guru.Jakarta: PT. Remaja rosdakarya.
Sugiyono. (2012). Metode penelitian kualitatif,kuantitatif dan R&D.Bandung:
Alvabeta.
A. SKRIPSI
Dita, afila mahesi rani, 2015. Pran guru dalam penanaman pendidikan krakter sebagai upaya penanggulangan perilaku menyimpang pada siswa SMA N 1 koto baru kabupatn dhamsyaraya. Skripsi. STKIP PGRI sumatra barat.
Susi, susanti, 2011 . Pembelajaran sejarah dalam pendidikan karakter pada peserta didik di SMA Nagari I Ampek Nagari kecamatan Ampek Nagari Kabupaten Agam, skripsi, STKIP PGRI sumatra barat.
Deza, Puspita Sari, 2015, Upaya Guru Sejarah Dalam Mengimplitasikan pendidikan karakter di SMA N 1 Kota Solok, skripsi , . STKIP PGRI sumatera barat.
B. Jurnal
Alfaiz. (2014). Pembelajaran aktif merupakan salah satu strategi dalam pembentukan karakter peserta didik. Jurnal pelangi STKIP PGRI sumatera barat. (Nomor 1 tahun 7).
Hlm. 94-105
M. Mifta. (2013). Pengembangan karakter anak melalui pembelajaran ilmu social. Jurnal pendidikan karakter. ( Nomor 2 Tahub 3 ).
Hlm. 204-217.